MODUL
PEMBIMBING
: Kompressor
: Ir. Yunus Tonapa Sarungu, MT
PEMBUATAN
PENYERAHAN
: 25 Mei 2015
: 9 Juni 2015
OLEH
KELOMPOK
FITRA FIRMANSYAH H.
HIDNIATI SHAFIRA
NURISYABAN AZIEZAH
KELAS
5
131411008
131411010
131411021
2A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan utilitas dimana terjadi perubahan energy listrik ke energy mekanik dalam bentuk
gerakan teratur yang bertujuan mendapatkan dan mengumpulkan tekanan udara untuk
digunakan pada beberapa kebutuhan pneumatic. Secara garis besar ada tiga tipe compressor
berdasarkan mekanisme kompresi yang diterapkan yaitu tipe positive displacement tanpa
kompresi internal (tipe Roots Blower), tipe positive displacement dengan kompresi internal
(screw, vane, water-ring, piston), tipe turbo (compressor turbin jenis negative displacement).
Kompressor tipe positive displacement tanpa kompresi internal banyak digunakan pada
compressor kecil yang portable dengan kebutuhan tekanan yang juga kecil biasanya
digunakan untuk pengisi angin kendaraan bermotor kecil, proses pengecatan, dan lain-lain,
tipe positive displacement dengan kompresi internal sering digunakan di industry dan tipe
Turbo seperti pada aerator dan lain-lain.
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan selalu mempertimbangkan efisiensi konversi energy
dan harus memperhatikan factor kompresibilitas dan sifat fisika dari udara sebagai fluida
yang dikelola. Pengaturan atau pengendalian tekanan baik secara mekanis maupun elektronis
menjadi hal penting untuk mecapai efisiensi dan keselamatan yang tinggi.
1.2 Tujuan Percobaan
Kemampuan penerapan pengetahuan akan proses kompresi berbasis penggerak motor listrik
dan kemungkinan kesalahan yang terjadi
Peningkatan daya piker dalam meningkatkan logika mekanik dalam suatu proses secara
umum.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Kompresor
Kompresor adalah mesin untuk memapatkan udara atau gas. Kompresor udara
biasanya menghisap udara dari atmosfer. Namun ada pula yang menghisap udara atau gas
yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Dalam hal ini kompresor bekerja
sebagai penguat ( Booster ). Sebaliknya kompresor ada yang menghisap gas yang
bertekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosfer. Dalam hal ini kompresor disebut
Pompa Vakum.
2.2
2.2.2
Azas Kompresor
Azas kerja kompresor jika suatu zat di dalam sebuah ruangan tertutup
diperkecil
volumenya,
maka
gas
akan
mengalami
kompresi.
Adapun
2.3
Teori Kompresi
2.3.1
2.4
Proses Kompresi
2.4.1
Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini ada energi mekanik yang diberikan
dari luar pada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperature
gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun jika proses kompresi ini juga
dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, temperature dapat
4
dijaga tetap. Kompresor secara ini disebut kompresor Isotermal ( temperatur tetap
). Hubungan antara P dan V untuk T tetap dapat diperoleh dari persamaan :
P1V1 = P2V2 = tetap ...............................................
2.4.2
(1)
Kompresi Adiabatik
Yaitu kompresi yang berlangsung tanpa ada panas yang keluar/ masuk dari
gas. Dalam praktek proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena
isolasi didalam silinder tidak pernah dapat sempurna pula.
2.4.3
Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
Isotermal, namun juga bukan proses adiabatik, namun proses yang sesungguhnya
ada diantara keduannya dan disebut Kompresi Politropik.
Hubungan antara P dan V pada politropik ini dapat dirumuskan sebagai :
P. Vn = tetap ..........................................................
(2)
( proses
Efisiensi Volumetrik
(3)
Perpindahan torak :
Vs x N = ( /4 ) D2 x S x N ( cm3 / min )...........................
(4)
Seperti pada gambar 4. torak memuai langkah kompresinya pada titik ( 1 ) ( dalam
diagram P-V ). Torak bergerak ke kiri dan gas dimampatkan hingga tekanan naik ketitik (
2 ) pada titik ini tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan P d yang lebih tinggi
dari pada tekanan di dalam pipa keluar ( atau tanki tekan ), sehingga katup keluar pada
kepala silinder akan terbuka. Jika torak terus bergerak ke kiri maka gas akan didorong
keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd di titik
yaitu titik mati akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini antara sisi atas torak dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya Vc. Volume ini idealnya harus sama dengan
0 agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Namun dalam praktek
harus ada jarak ( Clearance ) diatas torak agar torak tidak membentur kepala silinder.
Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah kompresinya diatas
torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar V c, dan tekanan sebesar Pd, jika
kemudian torak memuai langkah isapnya ( bergerak kekanan ), katup isap tidak dapat
terbuka sebelum sisa gas diatas torak berekspansi sampai tekanannya turun dari P d
menjadi Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini
berlangsung sampai titik mati bawah.
Adapun efisiensi volumetric dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 v ( Efisiensi volumetris )
Perbandingan
Kompresi
Tinggi
Putaran
Rendah
P2/ P1
2
%
92
%
85
86
80
84
76
78
71
10
75
66
12
72
60
Adapun harga v yang sesungguhnya adalah sedikit lebih kecil dari harga yang
diperoleh dari rumus diatas karena adanya kebocoran melalui cincin torak, katup serta
tahanan pada katup.
Untuk volume langkah torak ( VL ) adalah jumlah volume yang diisap dikurangi dengan
volume sisa. Maka rumus dari volume langkah torak dapat didefisinikan sebagai berikut :
VL = /4 .D2.S.N ................................................................
Dimana VL = Volume Langkah Torak ( cm3 )
D = Diameter Torak ( cm )
7
(5)
N = Jumlah Silinder
Dengan diketahuinya volume langkah dari torak maka kita dapat mengetahui volume
yang diisap oleh kompresor ( Va ). Volume yang dihisap oleh kompresor ( Va ) adalah
volume langkah yang dilakukan di kalikan dengan efisiensi volumetrik dari kompresor.
Va = VL x v x N ................................................................
(6)
P2 k-1 - 1 .....................( 7 )
P1 k
Ni = Nth .....................................................................
m
(8)
Ne = Ni ......................................................................
m
(9)
Keterangan :
Nth = Daya teoritis yang digunakan untuk menggerakkan Kompresor
( HP )
P1 = Tekanan Gas awal ( kg/ cm2 )
P2 = Tekanan akhir kompresi ( kg/ cm2 )
k
= Eksponen adiabatik
Ni = Daya Indikator
Ne = Daya Efektif
Nm = Daya Mekanis
Diasumsikan untuk eksponen adiabatik udara adalah k: 1,4
( 1 TK = 1 HP dan 1 HP = 0,746 kW )
Untuk efisiensi volumetrik dan efisiensi adiabatik keseluruhan sebenarnya tidak tetap
harganya berubah- ubah menurut konstruksi dan tekanan keluar kompresor. Karena itu
perhitungan daya tidak dapat dilakukan semudah cara diatas. Namun untuk perhitungan
8
efisiensi adiabatik dapat diambil kira- kira 80 85% untuk kompresor besar, 75 80%
untuk kompresor sedang dan 65 70% untuk kompresor kecil.
Dengan diketahuinya daya yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor
( Wc ), kita dapat menghitung daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan
kompresor.
2.7
Motor Listrik
Motor listrik dapat diklasifikasikan secara kasar atas motor induksi dan
motor sinkron. Motor induksi mempunyai faktor daya efisiensi yang lebih rendah
dari pada motor sinkron. Arus awal motor induksi juga sangat besar. Namun
motor induksi sampai 600 KW banyak dipakai karena harganya relative murah
dan pemeliharaannya mudah. Motor induksi ada dua jenis sangkar bajing
( squirrel cage ) dan jenis rotor lilit ( wound rotor). Akhir- akhir ini jenis motor
sangkar bajing lebih banya dipakai karena mudah pemeliharaannya. Meskipun
motor sinkron mempunyai faktor daya dan efisiensi yang tinggi, namun harganya
mahal. Dengan demikian motor ini hanya dipakai bila diperlukan daya besar
dimana pemakaian daya merupakan faktor yang sangat menentukan.
2.7.2
2.7.3
2.8
Kapasitas
10
Pada kompresor torak, angka kapasitas yang tertulis didalam katalog menyatakan
perpindahan torak dan bukan laju volume yang dihasilkan. Untuk kompresor putar, yang
tertulis dalam katalog pada umumnya menyatakan volume yang sesungguhnya
dihasilkan. Pada kapasitas normal, kompresor mempunyai efisiensi adiabatik keseluruhan
yang maksimum.
Apabila kompresor dioperasikan pada kapasitas atau beban yang lebih rendah,
maka efisiensinya menurun. Karena itu pemilihan kapasitas kompresor harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga dalam pemakaianya nanti kompresor akan dapat dioperasikan
pada atau disekitar titik normalnya. Selain itu, apabila kebutuhan udara atau gas sangat
fluktuasi sebaiknya dipilih kompresor dengan kapasitas normal sebesar puncak
kebutuhan.
2.9
Isap
Bila proses engkol berputar dalam arah panah, torak bergerak ke bawah oleh
tarikan engkol. Maka terjadilah tekanan negative ( di bawah tekanan atmosfer
) di dalam silinder, dan katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan, sehingga
udara terhisap.
Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah persentase pemasukan udara yang diisap terhadap
volume ruang bakar yang tersedia.
Kompresi
Bila torak bergerak dari titik mati bawah ketitik mati atas, katup isap tertutup
dan udara di dalam silinder dimampatkan.
Piston bergerak dari BDC ke TDC
Kedua valve menutup
Udara dikompresikan Panas ( karena ruangnya dipersempit )
Power Stroke
Gas sisa pembakaran mengembang ( ekspansi karena panas, yang
menyebabkan gaya dorong )
Kedua valve menutup
Piston terdorong turun ke BDC
Bila torak bergerak keatas, tekanan didalam silinder akan naik, maka katup
keluar akan terbuka oleh tekanan udara atau gas, dan udara atau gas akan
keluar.
Piston bergerak dari BDC ke TDC
Exhaust valve membuka
Sisa pembakaran terbuang ( melalui exhaust valve & exhaust manifold )
13
14
BAB III
15
METODOLOGI PERCOBAAN
Nama Alat
Kompressor
Termometer Infra Red
Tachometer
Spesifikasi
Jumlah
1
1
1
Membuka katup
udara
BAB IV
16
Data Pengamatan
1
= 24C
Pulley Motor
Nin
Nout
Pulley piston
Nin
Nout
(rpm
(rpm
Pin
Pout
Qin
Qout
(cmH2O
(cmH2O
(L/min
(L/min
1.
31
39
70
80
)
225.3
)
225.2
2.
49
55.5
65
75
225.4
3.
65
72
60
75
225.2
No
.
T di Vin (oC)
T di Vout (oC)
(rpm
Masuk
Keluar
)
225.5
)
225.3
225.5
225.6
253.2
225.8
225
I
II
31.
41.
9
8
52.
43.
4
3
54.
42.
9
2
Rata rata:
I
28.3
225.7
I
II
28.
27.
1
2
25.
32.
2
5
27.
28.
5
9
Rata-rata :
III
28.
8
28.8
28.
4
29.6
28.
1
1
Rata-rata :
I
II
40. 45.2
5
40. 33.4
6
54. 37.2
6
Rata-rata :
27.65
36.85
28.55
42.85
28.85
47.85
28.6
37
28.2
48.55
28.855
45.9
(rpm
Masuk
Keluar
= 24C
No
Pin
Pout
Qin
Qout
Pulley Motor
Nin
Nout
Pulley piston
Nin
Nout
(cmH2O
(cmH2O
(L/min
(L/min
(rpm
(rpm
(rpm
(rpm
1.
31
43
75
85
)
1209
)
1217
)
1485
)
1482
2.
63.6
67.8
70
80
2975
1625
1465
1031
3.
25.5
32
75
90
1049
1620
1015
1485
PENGOLAHAN DATA
1. Perhitungan Suhu Keluaran (T2) secara Teoritis
18
T di Vin (oC)
T di Vout (oC)
Masuk
I
II
Keluar
I
II
Masuk
I
III
36.
32.
7
6
32.
35.
9
6
34.
40.
2
4
Rata-rata :
37.
44.
3
9
54.
41.
9
6
48.
41.
3
5
Rata rata:
36.
3
36.
1
31.
39.
4
4
Rata-rata :
35. 39.6
6
48. 41.4
8
48. 45.8
5
Rata-rata :
34.65
41.1
32.25
37.6
34.25
48.25
33.05
45.1
37.3
44.9
35.4
47.15
28.
2
30
Keluar
I
II
n=1.25-1.4
1 C = 273 K
pulley 1
No.
1
2
3
Pin
Pout
(Pa)
(Pa)
T1 (K)
T2 Teoritis
(K)
4123
6517
8645
5187
7381.5
9576
300.65
301.85
301.2
314.776129 301.55
309.464304
301.6
307.424727 301.855
Pin
Pout
(Pa)
(Pa)
T1 (K)
T2 Teoritis
(K)
4123
8458.8
3391.5
5719
9017.4
4256
307.65
307.25
310.3
328.456811
311.204886
324.716035
305.25
306.05
308.4
T1 (K)
T2 Teoritis
(K)
315.718416
309.207997
308.093263
Pulley 2
No.
1
2
3
V1 = 1L = 0.001 m3
1 Pa = 1 kg/m2
pulley 1
No.
1
2
Pin
Pout
2
(kg/m ) (kg/m2)
4123
6517
5187
7381.5
V2
(m3)
0.08411247
0.07181098
19
325.894495
309.98944
322.727764
8645
9576
0.06511583
pulley 2
No.
Pin
Pout
2
(kg/m ) (kg/m2)
1
2
3
4123
8458.8
3391.5
5719
9017.4
4256
V2
(m3)
0.09744211
0.07367431
0.08993922
pulley
1
No.
Qin
(L/min)
Qout
(L/min)
vol
1
2
3
70
80
65
75
60
75
0.875
0.86667
0.8
Qin
(L/min)
Qout
(L/min)
pulley
2
No.
vol
75
85
1
0.88235
70
80
2
0.875
75
90
3
0.83333
4. Perhitungan Efisiensi Volumetrik pada kondisi standar (SSL)
vol (SSL) =
20
pulley 1
Pin
(kg/m2)
Tin (K)
vol (SSL)
4123
6517
8645
300.65
301.85
301.2
0.28566837
0.44546194
0.54664073
pulley
2
Pin (kg/m2)
Tin (K)
vol (SSL)
4123
8458.8
3391.5
307.65
307.25
310.3
0.28151447
0.57349137
0.21683569
Pulley
D1
D2
I
II
(cm)
7.5
7.5
(cm)
33
27.5
N1 (rpm)
Var I
225.5
1485
N2 aktual (rpm)
Var II
225.5
1465
Var III
225.8
1015
HASIL PERBANDINGAN
a. Pulley 1
21
Var I
992.2
5445
Var II
Var III
992.2
993.52
5371.66667 3721.67
T2 (K)
T2 Teoritis (K)
T2 (K)
T2 Teoritis (K)
309.85
320.85
321.55
314.776129
309.464304
307.424727
315.85
310
318.9
315.718416
309.207997
308.093263
V2
percobaan
(m3)
V2
(m3)
0.08
0.075
0.075
0.08411247
0.07181098
0.06511583
Nout
percobaan
(rpm)
N2out
aktual
(rpm)
225.3
992.2
992.2
993.52
225.6
225
b. Pulley 2
Pada Laju Alir Masuk
T2(K)
T2 Teoritis (K)
T2 (K)
T2 Teoritis (K)
314.1
321.25
317.9
328.456811
311.204886
324.716035
310.6
318.1
320.15
325.894495
309.98944
322.727764
22
V2
percobaan
(m3)
V2
(m3)
0.085
0.08
0.09
0.09744211
0.07367431
0.08993922
Nout
percobaan
(rpm)
N2out
aktual
(rpm)
1482
5445
5371.66667
3721.66667
1031
1485
BAB V
23
dikarenakan tekanan yang masuk kedalam kompresor terlalu besar dan mendorong air terlalu
kuat hingga keluar dari manometer sehingga manometer u tidak dapat digunakan dan dilakukan
perbaikan terlebih dahulu agar manometer u dapat digunakan kembali.
SIMPULAN
25
Semakin kecil diameter pulley maka kecepatan putaran (RPM) maka akan semakin besar.
terjadi proses peningkatan suhu udara karena udara hasil pengompresian dari piston
satu mengalir ke arah keluaran udara kompresi dua se hingga suhu yang terukur
T2 pulley 1(K)
T2 pulley 2 (K)
T2 pulley 1(K)
T2 pulley 2 (K)
314.776129
309.464304
307.424727
328.456811
311.204886
324.716035
315.718416
309.207997
308.093263
325.894495
309.98944
322.727764
Volume Keluaran
V2 pulley 1 V2 pulley 2
(m3)
(m3)
0.08411247
0.07181098
0.06511583
0.09744211
0.07367431
0.08993922
Efisiensi Volumetrik
vol
vol
pulley 1
pulley 2
0.875
0.8666
7
0.8
0.88235
0.875
0.83333
0.28566837
0.44546194
0.54664073
0.28151447
0.57349137
0.21683569
DAFTAR PUSTAKA
27
(Online)
Tersedia
:
:
September 2012.
Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 2 Politeknik Negeri Bandung
28