Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014-2015

MODUL
PEMBIMBING

: Kompressor
: Ir. Yunus Tonapa Sarungu, MT

PEMBUATAN
PENYERAHAN

: 25 Mei 2015
: 9 Juni 2015

OLEH
KELOMPOK
FITRA FIRMANSYAH H.
HIDNIATI SHAFIRA
NURISYABAN AZIEZAH
KELAS

5
131411008
131411010
131411021
2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan utilitas dimana terjadi perubahan energy listrik ke energy mekanik dalam bentuk
gerakan teratur yang bertujuan mendapatkan dan mengumpulkan tekanan udara untuk
digunakan pada beberapa kebutuhan pneumatic. Secara garis besar ada tiga tipe compressor
berdasarkan mekanisme kompresi yang diterapkan yaitu tipe positive displacement tanpa
kompresi internal (tipe Roots Blower), tipe positive displacement dengan kompresi internal
(screw, vane, water-ring, piston), tipe turbo (compressor turbin jenis negative displacement).
Kompressor tipe positive displacement tanpa kompresi internal banyak digunakan pada
compressor kecil yang portable dengan kebutuhan tekanan yang juga kecil biasanya
digunakan untuk pengisi angin kendaraan bermotor kecil, proses pengecatan, dan lain-lain,
tipe positive displacement dengan kompresi internal sering digunakan di industry dan tipe
Turbo seperti pada aerator dan lain-lain.
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan selalu mempertimbangkan efisiensi konversi energy
dan harus memperhatikan factor kompresibilitas dan sifat fisika dari udara sebagai fluida
yang dikelola. Pengaturan atau pengendalian tekanan baik secara mekanis maupun elektronis
menjadi hal penting untuk mecapai efisiensi dan keselamatan yang tinggi.
1.2 Tujuan Percobaan

Keterampilan mengoperasikan peralatan jenis pembangkit dan pengumpul tekanan


pneumatic tipe compressor positif displacement

Kemampuan penerapan pengetahuan akan proses kompresi berbasis penggerak motor listrik
dan kemungkinan kesalahan yang terjadi

Peningkatan daya piker dalam meningkatkan logika mekanik dalam suatu proses secara
umum.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Kompresor
Kompresor adalah mesin untuk memapatkan udara atau gas. Kompresor udara
biasanya menghisap udara dari atmosfer. Namun ada pula yang menghisap udara atau gas
yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Dalam hal ini kompresor bekerja
sebagai penguat ( Booster ). Sebaliknya kompresor ada yang menghisap gas yang
bertekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosfer. Dalam hal ini kompresor disebut
Pompa Vakum.

2.2

Asas Kerja dan Klasifikasi Kompresor


2.2.1

Azas Pemampatan Zat


Kompresor pada dasarnya bekerja memampatkan gas. Adapun gas yang
bisa dimapatkan bukan hanya gas saja melainkan juga zat padat. Benda padat
yang dapat dimapatkan dan dapat menyimpan energi, contohnya adalah pegas.
Energi regangan akan diperoleh kembali jika pegas diberi kesempatan memuai
kedalam semula. Namun energi rengangan benda padat tidak mudah disalurkan
ketempat lain yang memerlukan.

Gambar 1. Kompresi Fluida

2.2.2

Azas Kompresor
Azas kerja kompresor jika suatu zat di dalam sebuah ruangan tertutup
diperkecil

volumenya,

maka

gas

akan

mengalami

kompresi.

Adapun

pelaksanaannya dalam praktek memerlukan konstruksi seperti diperlihatkan pada


gambar 1. disini digunakan torak yang bekerja bolak- balik didalam sebuah
silinder untuk menghisap, menekan, dan mengeluarkan gas secara berulangulang. Dalam hal ini gas yang ditekan tidak boleh bocor melalui celah antara
dinding yang saling bergerak. Untuk itu digunakan cincin tolak sebagai perapat.
Pada kompresor ini torak tidak digerakkan dengan tangan melainkan
dengan motor melalui poros engkol seperti terlihat pada gambar 1. dalam hal ini
katup isap dan katup keluar dipasang pada kepala silinder. Adapun yang
digunakan sebagai penyimpan udara dipakai tanki udara. Kompresor semacam ini
dimana tolak bergerak bolak- balik disebut kompresor bolak- balik.

Gambar 2. Unit K ompresor

Kompresor bolak- balik banyak menimbulkan getaran yang terlalu keras


sehingga tidak sesuai untuk beroperasi pada putaran tinggi. Karena itu berbagai
kompresor putar ( rotary ) telah dikembangkan dan telah banyak dipasaran.

2.3

Teori Kompresi
2.3.1

Hubungan antara tekanan dan volume


Jika selama gas, temperatur gas dijaga tetap ( tidak bertambah panas ) maka
pengecilan volume menjadi kali akan menaikkan tekanan menjadi dua kali
lipat. Demikian juga volume manjadi 1/3 kali, tekanan akan menjadi tiga kali
lipat dan seterusnya. Jadi secara umum dapat dikatakan sebagai berikut jika gas
dikompresikan ( atau diekspansikan ) pada temperature tetap, maka tekanannya
akan berbanding terbalik dengan volumenya . Peryataan ini disebut Hukum
Boyle dan dapat dirumuskan pula sebagai berikut : jika suatu gas mempunyai
volume V1 dan tekanan P1 dan dimampatkan ( atau diekspansikan ) pada
temperature tetap hingga volumenya menjadi V2, maka tekanan akan menjadi P2
dimana :

P1V1 = P2V2 = tetap


Disini tekanan dapat dinyatakan dalam kgf/ cm2 ( atau Pa ) dan volume dalam m3.
2.3.2

Hubungan antara temperature dan volume


Seperti halnya pada zat cair. Gas akan mengembang jika dipanaskan pada
tekanan tetap. Dibandingkan dengan zat padat dan zat cair, gas memiliki koefisien
muai jauh lebih besar. Dari pengukuran koefisien muai berbagai gas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : semua macam gas apabila dinaikkan
temperaturnya sebesar 1oC pada tekanan tetap, akan mengalami pertambahan
volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0oC. Sebaliknya apabila diturunkan
temperaturnya sebesar 1oC akan mengalami jumlah yang sama.
Peryataan diatas disebut Hukum Charles.

2.4

Proses Kompresi
2.4.1

Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini ada energi mekanik yang diberikan
dari luar pada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperature
gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun jika proses kompresi ini juga
dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, temperature dapat
4

dijaga tetap. Kompresor secara ini disebut kompresor Isotermal ( temperatur tetap
). Hubungan antara P dan V untuk T tetap dapat diperoleh dari persamaan :
P1V1 = P2V2 = tetap ...............................................
2.4.2

(1)

Kompresi Adiabatik
Yaitu kompresi yang berlangsung tanpa ada panas yang keluar/ masuk dari
gas. Dalam praktek proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena
isolasi didalam silinder tidak pernah dapat sempurna pula.

2.4.3

Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
Isotermal, namun juga bukan proses adiabatik, namun proses yang sesungguhnya
ada diantara keduannya dan disebut Kompresi Politropik.
Hubungan antara P dan V pada politropik ini dapat dirumuskan sebagai :
P. Vn = tetap ..........................................................

(2)

Untuk n disebut indek politropik dan harganya terletak antara 1

( proses

isotermal ) dan k ( proses adiabatik ). Jadi 1<n<k. Untuk kompresor basanya, n =


1,25 1,4. yaitu kompresor yang terjadi karena adanya panas yang dipancarkan
keluar.
2.5

Efisiensi Volumetrik

Gambar 3. Langkah Torak Kerja Tunggal

Sebuah kompresor dengan silinder D ( cm ), langkah tolak S ( cm), dan putaran N (


rpm ) seperti terlihat pada gambar 2. dengan ukuran seperti ini kompresor akan
memampatkan volume gas sebesar Vs= ( /4 ) D2 x S ( cm3 ). Untuk setiap langkah
kompresor yang dikerjakan dalam setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang
dimampatkan per menit disebut perpindahan tolak. Jadi jika poros kompresor mempunyai
putaran N ( rpm ) maka :
Vs = ( /4 ) D2 x S ( cm3 ) ..................................................

(3)

Perpindahan torak :
Vs x N = ( /4 ) D2 x S x N ( cm3 / min )...........................

(4)

Seperti pada gambar 4. torak memuai langkah kompresinya pada titik ( 1 ) ( dalam
diagram P-V ). Torak bergerak ke kiri dan gas dimampatkan hingga tekanan naik ketitik (
2 ) pada titik ini tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan P d yang lebih tinggi
dari pada tekanan di dalam pipa keluar ( atau tanki tekan ), sehingga katup keluar pada
kepala silinder akan terbuka. Jika torak terus bergerak ke kiri maka gas akan didorong
keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd di titik

( 3 ) torak mencapai titik mati atas,

yaitu titik mati akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.

Gambar 4. Diagram P-V dari Kompresor

Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini antara sisi atas torak dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya Vc. Volume ini idealnya harus sama dengan
0 agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Namun dalam praktek
harus ada jarak ( Clearance ) diatas torak agar torak tidak membentur kepala silinder.
Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah kompresinya diatas
torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar V c, dan tekanan sebesar Pd, jika
kemudian torak memuai langkah isapnya ( bergerak kekanan ), katup isap tidak dapat
terbuka sebelum sisa gas diatas torak berekspansi sampai tekanannya turun dari P d
menjadi Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini
berlangsung sampai titik mati bawah.
Adapun efisiensi volumetric dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 v ( Efisiensi volumetris )
Perbandingan
Kompresi

Tinggi

Putaran
Rendah

P2/ P1
2

%
92

%
85

86

80

84

76

78

71

10

75

66

12

72

60

Adapun harga v yang sesungguhnya adalah sedikit lebih kecil dari harga yang
diperoleh dari rumus diatas karena adanya kebocoran melalui cincin torak, katup serta
tahanan pada katup.
Untuk volume langkah torak ( VL ) adalah jumlah volume yang diisap dikurangi dengan
volume sisa. Maka rumus dari volume langkah torak dapat didefisinikan sebagai berikut :
VL = /4 .D2.S.N ................................................................
Dimana VL = Volume Langkah Torak ( cm3 )
D = Diameter Torak ( cm )
7

(5)

N = Jumlah Silinder
Dengan diketahuinya volume langkah dari torak maka kita dapat mengetahui volume
yang diisap oleh kompresor ( Va ). Volume yang dihisap oleh kompresor ( Va ) adalah
volume langkah yang dilakukan di kalikan dengan efisiensi volumetrik dari kompresor.
Va = VL x v x N ................................................................

(6)

Dimana VL = Volume Langkah ( cm3/ detik )


v = Efisiensi Volumetrik ( % )
N = Jumlah Putaran ( Rpm )
2.6

Perhitungan Daya Pada Kompresi Adiabatik


Besarnya daya kompresor secara teoritis dapat kita hitung dengan menggunakan
rumus :
Nth = 0,037. P1 V1. k
k-1

P2 k-1 - 1 .....................( 7 )
P1 k

Ni = Nth .....................................................................
m

(8)

Ne = Ni ......................................................................
m

(9)

Keterangan :
Nth = Daya teoritis yang digunakan untuk menggerakkan Kompresor
( HP )
P1 = Tekanan Gas awal ( kg/ cm2 )
P2 = Tekanan akhir kompresi ( kg/ cm2 )
k

= Eksponen adiabatik

Ni = Daya Indikator
Ne = Daya Efektif
Nm = Daya Mekanis
Diasumsikan untuk eksponen adiabatik udara adalah k: 1,4
( 1 TK = 1 HP dan 1 HP = 0,746 kW )
Untuk efisiensi volumetrik dan efisiensi adiabatik keseluruhan sebenarnya tidak tetap
harganya berubah- ubah menurut konstruksi dan tekanan keluar kompresor. Karena itu
perhitungan daya tidak dapat dilakukan semudah cara diatas. Namun untuk perhitungan
8

efisiensi adiabatik dapat diambil kira- kira 80 85% untuk kompresor besar, 75 80%
untuk kompresor sedang dan 65 70% untuk kompresor kecil.
Dengan diketahuinya daya yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor
( Wc ), kita dapat menghitung daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan
kompresor.

2.7

Jenis Penggerak dan Transmisi Daya Poros


Sebagai penggerak kompresor umumnya dipakai motor listrik atau motor bakar
torak. Adapun macam, sifat dan penggunaan masing- masing jenis penggerak tersebut
adalah sebagai berikut :
2.7.1

Motor Listrik
Motor listrik dapat diklasifikasikan secara kasar atas motor induksi dan
motor sinkron. Motor induksi mempunyai faktor daya efisiensi yang lebih rendah
dari pada motor sinkron. Arus awal motor induksi juga sangat besar. Namun
motor induksi sampai 600 KW banyak dipakai karena harganya relative murah
dan pemeliharaannya mudah. Motor induksi ada dua jenis sangkar bajing
( squirrel cage ) dan jenis rotor lilit ( wound rotor). Akhir- akhir ini jenis motor
sangkar bajing lebih banya dipakai karena mudah pemeliharaannya. Meskipun
motor sinkron mempunyai faktor daya dan efisiensi yang tinggi, namun harganya
mahal. Dengan demikian motor ini hanya dipakai bila diperlukan daya besar
dimana pemakaian daya merupakan faktor yang sangat menentukan.

2.7.2

Motor Bakar Torak


Motor bakar torak dipergunakan untuk penggerak kompresor bila tidak
tersedia sumber listrik ditempat pemasangannya atau bila kompresor tersebut
merupakan kompresor portable. Untuk daya kecil sampai 5.5 kW dapat dipakai
motor bensin dan untuk daya yang lebih besar dipakai motor diesel.

2.7.3

Transmisi Daya Poros


9

Untuk mentranmisikan daya dari poros motor penggerak ke poros


kompresor ada beberapa cara yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Sabuk V
Keuntungan cara ini adalah pada putaran kompresor dapat lebih bebas
sehingga dapat dipakai motor putaran tinggi. Namun kerugiannya adalah pada
kerugian daya yang disebabkan oleh slip antara puli dan sabuk serta
kebutuhan ruangan yang lebih besar untuk pemasangan. Cara transmisi ini
sering dipergunakan untuk kompresor kecil dengan daya kurang dari 75 kW.
2. Kopling Tetap
Hubungan dengan kopling tetap memberikan efisiensi keseluruhan yang tinggi
serta pemeliharaan yang mudah. Namun cara ini memerlukan motor dengan
putaran rendah dan motor dengan putaran rendah adalah mahal. Karena itu,
cara ini hanya sesuai untuk kompresor berdaya antara 150 450 kW.
3. Rotor Terpadu ( Direct Rotor )
Pada cara ini poros engkol kompresor menjai satu dengan poros motor.
Dengan cara ini ukuran mesin dapat menjadi lebih ringkas sehingga tidak
memerlukan banyak ruang. Pemeliharaannyapun mudah.
4. Kopling Gesek
Cara ini dipakai untuk menggerakkan kompresor kecil dengan motor bahan
bakar torak. Disini motor dapat distart tanpa beban dengan membuka
hubungan kopling. Namun untuk kompresor dengan fluktuasi momen puter
yang besar diperlukan kopling yang dapat meneruskan momen puter yang
besar pula.

2.8

Kapasitas
10

Pada kompresor torak, angka kapasitas yang tertulis didalam katalog menyatakan
perpindahan torak dan bukan laju volume yang dihasilkan. Untuk kompresor putar, yang
tertulis dalam katalog pada umumnya menyatakan volume yang sesungguhnya
dihasilkan. Pada kapasitas normal, kompresor mempunyai efisiensi adiabatik keseluruhan
yang maksimum.
Apabila kompresor dioperasikan pada kapasitas atau beban yang lebih rendah,
maka efisiensinya menurun. Karena itu pemilihan kapasitas kompresor harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga dalam pemakaianya nanti kompresor akan dapat dioperasikan
pada atau disekitar titik normalnya. Selain itu, apabila kebutuhan udara atau gas sangat
fluktuasi sebaiknya dipilih kompresor dengan kapasitas normal sebesar puncak
kebutuhan.
2.9

Konstruksi Kompresor Torak


Kompresor torak atau kompresor bolak- balik dibuat sedemikian rupa sehingga
gerakan putar penggerak mula diubah menjadi gerak bolak- balik pada torak. Gerakan
torak ini akan menghisap torak udara didalam silinder dan memampatkannya.
2.9.1

Konstruksi Kompresor Torak


Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini, kompresor torak atau
kompresor bolak- balik pada dasarnya dibuat sedemikian rupa hingga gerakan
putar dari penggerak mula menjadi gerak bolak- balik. Gerakan ini diperoleh
dengan menggunakan poros engkol dan batang penggerak yang menghasilkan
gerak bolak- balik pada torak.
-

Isap
Bila proses engkol berputar dalam arah panah, torak bergerak ke bawah oleh
tarikan engkol. Maka terjadilah tekanan negative ( di bawah tekanan atmosfer
) di dalam silinder, dan katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan, sehingga
udara terhisap.

Piston bergerak dari TDC ke BDC

Intake valve membuka & exhaust valve menutup

Udara luar terisap ( karena didalam ruang bakar kevakumannya lebih


tinggi )
11

Gambar 5. Kompresor Langkah Isap


-

Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah persentase pemasukan udara yang diisap terhadap
volume ruang bakar yang tersedia.

Kompresi
Bila torak bergerak dari titik mati bawah ketitik mati atas, katup isap tertutup
dan udara di dalam silinder dimampatkan.
Piston bergerak dari BDC ke TDC
Kedua valve menutup
Udara dikompresikan Panas ( karena ruangnya dipersempit )

Gambar 6. Kompresor Langkah Kompresi


-

Power Stroke
Gas sisa pembakaran mengembang ( ekspansi karena panas, yang
menyebabkan gaya dorong )
Kedua valve menutup
Piston terdorong turun ke BDC

Keluar atau Buang


12

Bila torak bergerak keatas, tekanan didalam silinder akan naik, maka katup
keluar akan terbuka oleh tekanan udara atau gas, dan udara atau gas akan
keluar.
Piston bergerak dari BDC ke TDC
Exhaust valve membuka
Sisa pembakaran terbuang ( melalui exhaust valve & exhaust manifold )

Gambar 7. Kompresor Langkah Keluar


2.9.2

Silinder dan Kepala Silinder


Gambar berikut memberikan potongan kompresor torak kerja tunggal
dengan pendinginan udara. Silinder mempunyai bentuk silinder dan merupakan
bejana kedap udara dimana torak bergerak bolak- balik untuk menghisap dan
memampatkan udara.
Silinder harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang ada. Untuk tekanan yang
kurang dari 50 kgf/ cm2 ( 4.9 Mpa ) umumnya dipakai besi cor sebagai bahan
silinder. Permukaan dalam silinder harus disuperfinis sebab licin torak akan
meluncur pada permukaan ini. Untuk memancarkan panas yang timbul dari
proses kompresi, dinding luar silinder diberi sirip- sirip. Gunanya adalah untuk
memperluas permukaan yang memancarkan panas pada kompresor dengan
pendinginan udara.

13

Gambar 8. Silinder dan Kepala Silinder


Tutup silinder terbagi atas 2 ruangan, satu sebagai sisip isap dan sebagai sisip
keluar. Pada kompresor kerja ganda terdapat tutup atas silinder dan tutup bawah
silinder. Sebagai mana pada silinder, tutup silinder harus kuat, maka terbuat dari
besi cor dan dinding luarnya diberi sirip- sirip pemancar panas/ selubung air
pendingin.
2.9.3

Torak dan Cincin Torak


Torak harus cukup tebal untuk menahan tekanan dan terbuat dari bahan
yang cukup kuat. Untuk mengurangi gaya inersia dan getaran yang mungkin
ditimbulkan oleh getaran bolak- balik, harus dirancang seringan mungkin.

14

Gambar 9. Torak dari Kompresor Bebas Minyak


Cincin torak dipasang pada alur- alur dikeliling torak dan berfungsi mencegah
kebocoran antara permukaan torak dan silinder. Jumlah cincin torak bervariasi
tergantung pada perbedaan tekanan antara sisi atas dan sisi bawah torak. Tetapi
biasanya pemakaian 2 sampai 4 buah cincin dapat dipandang cukup untuk
kompesor dengan tekanan kurang dari 10 kgf/ cm2. dalam hal kompresor kerja
tunggal dengan silinder tegak, juga diperlukan cincin penyapu minyak yang
dipasang pada alur paling bawah dari alur cincin yang lain. Cincin ini tidak
dimaksud untuk mencegah kebocoran udara dan melulu untuk menyeka minyak
yang terpercik pada dinding dalam silinder.

BAB III
15

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan
No.
1.
2.
3.

Nama Alat
Kompressor
Termometer Infra Red
Tachometer

Spesifikasi

Jumlah
1
1
1

3.2 Skema Kerja

Persiapan Alat, menyambungkan alat ke stopkontak kontak

Membuka katup
udara

Mengamati dan mencatat


beda tekan

Mengukur suhu laju alir masuk dan laju alir keluar


menggunakan thermometer infrared

Mengukur putaran (rpm) pada pulley diameter kecil dan


diameter besar dengan mengggunakan tacho meter

BAB IV
16

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Data Pengamatan
1

Berikut adalah data pengamatan pada kompresor dengan Pulley I


Temperatur udara luar

= 24C

Diameter Motor Pulley = 33 cm

Diameter Piston Pulley = 75 cm

Pulley Motor
Nin
Nout

Pulley piston
Nin
Nout

(rpm

(rpm

Pin

Pout

Qin

Qout

(cmH2O

(cmH2O

(L/min

(L/min

1.

31

39

70

80

)
225.3

)
225.2

2.

49

55.5

65

75

225.4

3.

65

72

60

75

225.2

No
.

T di Vin (oC)

T di Vout (oC)

(rpm

Masuk

Keluar

)
225.5

)
225.3

225.5

225.6

253.2

225.8

225

I
II
31.
41.
9
8
52.
43.
4
3
54.
42.
9
2
Rata rata:

I
28.3

225.7

I
II
28.
27.
1
2
25.
32.
2
5
27.
28.
5
9
Rata-rata :

III
28.
8
28.8
28.
4
29.6
28.
1
1
Rata-rata :

I
II
40. 45.2
5
40. 33.4
6
54. 37.2
6
Rata-rata :

27.65

36.85

28.55

42.85

28.85

47.85

28.6

37

28.2

48.55

28.855

45.9

(rpm

Berikut adalah data pengamatan pada kompresor dengan Pulley II


17

Masuk

Keluar

Temperatur udara luar

= 24C

Diameter Motor Pulley = 27.5 cm

Diameter Piston Pulley = 7,5 cm

No

Pin

Pout

Qin

Qout

Pulley Motor
Nin
Nout

Pulley piston
Nin
Nout

(cmH2O

(cmH2O

(L/min

(L/min

(rpm

(rpm

(rpm

(rpm

1.

31

43

75

85

)
1209

)
1217

)
1485

)
1482

2.

63.6

67.8

70

80

2975

1625

1465

1031

3.

25.5

32

75

90

1049

1620

1015

1485

PENGOLAHAN DATA
1. Perhitungan Suhu Keluaran (T2) secara Teoritis

18

T di Vin (oC)

T di Vout (oC)

Masuk
I
II

Keluar
I
II

Masuk
I
III

36.
32.
7
6
32.
35.
9
6
34.
40.
2
4
Rata-rata :

37.
44.
3
9
54.
41.
9
6
48.
41.
3
5
Rata rata:

36.
3
36.
1
31.
39.
4
4
Rata-rata :

35. 39.6
6
48. 41.4
8
48. 45.8
5
Rata-rata :

34.65

41.1

32.25

37.6

34.25

48.25

33.05

45.1

37.3

44.9

35.4

47.15

28.
2
30

Keluar
I
II

1 cmH2O = 0.133 kPa = 133 Pa

n=1.25-1.4

1 C = 273 K
pulley 1

No.

1
2
3

Pin

Pout

Pada Laju Alir Masuk

Pada Laju Alir


Keluar

(Pa)

(Pa)

T1 (K)

T2 Teoritis
(K)

4123
6517
8645

5187
7381.5
9576

300.65
301.85
301.2

314.776129 301.55
309.464304
301.6
307.424727 301.855

Pin

Pout

(Pa)

(Pa)

T1 (K)

T2 Teoritis
(K)

Pada Laju Alir


Keluar
T1 (K)
T2 Teoritis
(K)

4123
8458.8
3391.5

5719
9017.4
4256

307.65
307.25
310.3

328.456811
311.204886
324.716035

305.25
306.05
308.4

T1 (K)

T2 Teoritis
(K)
315.718416
309.207997
308.093263

Pulley 2

No.

1
2
3

Pada Laju Alir Masuk

2. Perhitungan Volume Keluaran

V1 = 1L = 0.001 m3
1 Pa = 1 kg/m2

pulley 1

No.
1
2

Pin
Pout
2
(kg/m ) (kg/m2)
4123
6517

5187
7381.5

V2
(m3)
0.08411247
0.07181098
19

325.894495
309.98944
322.727764

8645

9576

0.06511583

pulley 2

No.

Pin
Pout
2
(kg/m ) (kg/m2)

1
2
3

4123
8458.8
3391.5

5719
9017.4
4256

V2
(m3)
0.09744211
0.07367431
0.08993922

3. Perhitungan Efisiensi Volumetrik


FAD actual per stroke = Qin
Pemindahan oleh kompresor = Qout

pulley
1

No.

Qin
(L/min)

Qout
(L/min)

vol

1
2
3

70

80

65

75

60

75

0.875
0.86667
0.8

Qin
(L/min)

Qout
(L/min)

pulley
2

No.

vol

75
85
1
0.88235
70
80
2
0.875
75
90
3
0.83333
4. Perhitungan Efisiensi Volumetrik pada kondisi standar (SSL)

Tekananstandar (Ps) = 93,8 cmH2O


Tstandar (Ts) = 297 K

vol (SSL) =

20

pulley 1

Pin
(kg/m2)

Tin (K)

vol (SSL)

4123
6517
8645

300.65
301.85
301.2

0.28566837
0.44546194
0.54664073

pulley
2

Pin (kg/m2)

Tin (K)

vol (SSL)

4123
8458.8
3391.5

307.65
307.25
310.3

0.28151447
0.57349137
0.21683569

5. Perhitungan Jumlah Putaran Motor Aktual (N2)


D1 = Diameter Piston; D2 = Diameter Motor; N1 = Jumlah putaran piston

Pulley

D1

D2

I
II

(cm)
7.5
7.5

(cm)
33
27.5

N1 (rpm)
Var I
225.5
1485

N2 aktual (rpm)

Var II
225.5
1465

Var III
225.8
1015

HASIL PERBANDINGAN
a. Pulley 1

21

Var I
992.2
5445

Var II
Var III
992.2
993.52
5371.66667 3721.67

Pada Laju Alir Masuk

Pada Laju Alir Keluar

T2 (K)

T2 Teoritis (K)

T2 (K)

T2 Teoritis (K)

309.85
320.85
321.55

314.776129
309.464304
307.424727

315.85
310
318.9

315.718416
309.207997
308.093263

V2
percobaan
(m3)

V2
(m3)

0.08
0.075
0.075

0.08411247
0.07181098
0.06511583

Nout
percobaan
(rpm)

N2out
aktual
(rpm)

225.3

992.2
992.2
993.52

225.6
225

b. Pulley 2
Pada Laju Alir Masuk

Pada Laju Alir Keluar

T2(K)

T2 Teoritis (K)

T2 (K)

T2 Teoritis (K)

314.1
321.25
317.9

328.456811
311.204886
324.716035

310.6
318.1
320.15

325.894495
309.98944
322.727764

22

V2
percobaan
(m3)

V2
(m3)

0.085
0.08
0.09

0.09744211
0.07367431
0.08993922

Nout
percobaan
(rpm)

N2out
aktual
(rpm)

1482

5445
5371.66667
3721.66667

1031
1485

BAB V
23

PEMBAHASAN dan SIMPULAN


Pada praktikum kali ini dilakukan proses kompresi secara politropic dengan kompresor
tipe positive displacement dengan dua piston. Dengan adanya dua piston, dapat diartikan bahwa
proses pengompresian dilakukan secara terus menerus karena saat katup masukkan di piston
terbuka maka katup keluaran di piston dua terbuka, begitupun sebaliknya.
Dalam praktikum kali ini digunakan 2 pulley yang berbeda dengan masing-masing
pulley menggunakan 3 variasi laju alir. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
karakteristik dari kompresor, mengetahui variable apa saja yang mempengaruhi efisiensi
volumetric kompresor dan dapat menentukan efisiensi volumetric dari kompresor.
Pada saat praktikum, energy listrik diubah menjadi mekanik oleh motor listrik agar dapat
menggerakkan motor pulley dan piston sehingga dapat memampatkan udara. Kecepatan putaran
motor pulley dan piston dipengaruhi oleh diameter pulley. Semakin kecil diameter pulley maka
kecepatan putaran (RPM) maka akan semakin besar. ketika udara masuk ke dalam piston, terjadi
proses peningkatan suhu udara, hal ini dapat terjadi karena udara hasil pengompresian dari
piston satu mengalir ke arah keluaran udara kompresi dua se hingga suhu yang terukur
menjadi lebih tinggi. Udara keluaran piston masuk ke dalam cooler untuk mendinginkan udara
keluaran piston.. Setelah melalui cooler, udara yang telah dingin disimpan didalam tangki
akumulator udara untuk selanjutnya dapat digunakan dengan mengeluarkannya melalui valve.
Untuk mengukur tekanan pada saat udara masuk dan keluar, dilakukan dengan menghubungkan
manometer u dengan udara masuk dan keluar. Perbedaan ketinggian yang dihasilkan oleh
manometer u dapat dinyatakan sebagai beda tekanan.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa laju alir yang masuk
mempengaruhi tekanan. Semakin kecil laju alir yang digunakan maka semakin besar tekanan
yang dibutuhkan. Hal ini terjadi karena jika laju alir kecil maka dibutuhkan tekanan yang lebih
besar untuk menarik udara luar masuk ke dalam piston dan mendorong udara keluar dari piston.
Dari hasil pengamatan dan pengolahan data terdapat beberapa perbedaan antara hasil
perhitungan secara teoritis dengan nilai yang diperoleh pada saat praktikum seperti pada variable
suhu, volume, dan putaran motor yang dihasilkan Hal ini dapat terjadi karena kurang tepatnya
pengambilan data dan pembacaan skala temperature menggunakan alat thermometer infra red
serta pengaganmbilan data putaran (RPM) menggunakan alat tachometer sehingga pengambilan
data kurang akurat. Selain itu, manometer u pada saat praktikum sempat mengalami gangguan
24

dikarenakan tekanan yang masuk kedalam kompresor terlalu besar dan mendorong air terlalu
kuat hingga keluar dari manometer sehingga manometer u tidak dapat digunakan dan dilakukan
perbaikan terlebih dahulu agar manometer u dapat digunakan kembali.

SIMPULAN
25

Dari hasil praktikum dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa:

Semakin kecil diameter pulley maka kecepatan putaran (RPM) maka akan semakin besar.
terjadi proses peningkatan suhu udara karena udara hasil pengompresian dari piston
satu mengalir ke arah keluaran udara kompresi dua se hingga suhu yang terukur

menjadi lebih tinggi.


Semakin kecil laju alir yang digunakan maka semakin besar tekanan yang dibutuhkan.
Temperatur Keluaran (T2) Teoritis
Pada Laju Alir Masuk

T2 pulley 1(K)

T2 pulley 2 (K)

T2 pulley 1(K)

T2 pulley 2 (K)

314.776129
309.464304
307.424727

328.456811
311.204886
324.716035

315.718416
309.207997
308.093263

325.894495
309.98944
322.727764

Volume Keluaran
V2 pulley 1 V2 pulley 2
(m3)
(m3)
0.08411247
0.07181098
0.06511583

0.09744211
0.07367431
0.08993922

Efisiensi Volumetrik
vol
vol
pulley 1
pulley 2
0.875
0.8666
7
0.8

Pada Laju Alir Keluar

0.88235
0.875
0.83333

Efisiensi Volumetrik pada kondisi standar


vol (SSL)
vol (SSL)
pulley 1
pulley 2
26

0.28566837
0.44546194
0.54664073

0.28151447
0.57349137
0.21683569

DAFTAR PUSTAKA

27

Anonim. (Online) Tersedia : http://www.scribd.com/doc/68359152/31/Prinsip-Kerja-

Kompresor. Diakses pada 25 April 2015.


Anonim.
Axial
Compressor.

http://en.wikipedia.org/wiki/Axial_compressor. Diakses pada 20 April 2015


Apriyahanda,
Onny.
Tipe-Tipe
Kompresor
Gas.
(Online)
Tersedia

http://onnyapriyahanda.com/tipe-tipe-kompresor-gas/. Diakses pada 20 April 2015.


Rahayu, Suparni Setyowati. Jenis Kompressor. (Online) Tersedia : http://www.chem-is-

(Online)

Tersedia

:
:

try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/jenis-kompresor. Diakses pada 08

September 2012.
Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 2 Politeknik Negeri Bandung

28

Anda mungkin juga menyukai