PENDAHULUAN
Pada kasus ini pasien didiagnosis kista ovarium, dalam presentasi ini akan
dibahas mengenai kista ovarium dan pembahasan mengenai kondisi pasien dan
penatalaksanaan pada pasien ini.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Ovarium
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
(Sjamsuhidayat, 1998)
Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan
tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. (Sjamsuhidayat,
1998)
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum (Wiknjosastro, 1999)
dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi,
karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati
apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat
fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami
menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista
folikular, kista teka-lutein.4
2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya
bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini
disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia
belum diketahui dengan pasti (Sjamsuhidayat, 1998)
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang
tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala
seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak
enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah
demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi. (Wiknjosastro, 1999)
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat
ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.Kista ganas
yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak
teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal
memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.
(Wiknjosastro, 1999)
E. Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi
dalam tumor kistik dan solid (Sjamsuhidayat, 1998)
A. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo ovarial
iii. Kista tubo ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
B. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i.
Kistoma ovarii simpleks
ii.
Kistadenoma ovarii musinosum
iii.
Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i.
Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
ii.
Tumor Brenner
iii.
Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).
1. Kista Ovarium Non-Neoplastik
a. Tumor Akibat Radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi
pada adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini
korpus
albikans.
Kadang-kadang
korpus
luteum
akan
terdiri
atas
sel-sel
luteum
yang
berasal
dari
sel-sel
e.
kistanya
permukaannya
penuh dengan
ada
gejala
proliferatif. Kebanyakan
klasik
yang
menyertai
ditemukan
pada
pemeriksaan
tumor
rutin
serosa
dari
dan
berwarna
kuning
sampai
coklat
tergantung
dari
semua tumor ovarium.Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke
yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada
pembelahan berwarna kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil.
Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar
mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang
yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan
padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika
masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus
tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.1,2,6
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan
perubahan suara.
II.6 Etiologi
Penyebab
terjadinya
kista
ovarium
yaitu
terjadinya
gangguan
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang
tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.
II.7 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat
terbentuk
karena
stimulasi
germinal
embrional;
ektodermal,
endodermal,
dan
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga
perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4
II.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun
biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka
kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista
ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi
kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak,
kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadangkadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding
yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak
bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau
multilokuler (bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus
(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemenelemen darah di dalam kista.
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun
diagnosis apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut
pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista
ovarium.
Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan
untuk screening awal apakah wanita tersebut hamil atau
tidak.
Pemeriksaan
ini
dapat
menyingkirkan
Untuk
sebuah
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape
Reference
Ovarium
Anatomy,
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last
Ovarian
Last