Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT

UMUM PUSAT
H. ADAM MALIK

SMF
ANESTESIOLOGI
DAN TERAPI
INTENSIF

PENGERTIAN

TUJUAN

Identifikasi dan Penanganan Bone Cement Implantation


Syndrome (BCIS) di Ruang Operasi
No. Dokumen
OT.01.01/VI.161/01/2013

Tanggal Terbit
06 Mei 2013

No. Revisi
0

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh
Direktur Utama

Dr. Lukmanul Hakim Nasution, SpKK


NIP. 19541120 198403 1 004
BCIS Merupakan sindroma kegawatdaruratan intraoperatif
yang merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas
perioperatif pada pasien yang menjalani cemented hip
arthroplasty, femoral reaming, acetabular cement implantation,
femoral cement implantation, insersi prosthesis atau joint
reduction.
Identifikasi dini dan penanganan tepat BCIS untuk dapat
mengoptimalkan pelayanan berkualitas dan menyelamatkan
jiwa.

KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur Utama RSUP. H. Adam Malik
tentang Penetapan Standar Asuhan Pelayanan dan Asuhan
Kebidanan 2009
2. SK DIrektur Utama No. YM. 01.14/I/323/2012 Tentang
Kebijakan Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan di RSUP. H. Adam Malik
PROSEDUR

Identifikasi Pasien
Faktor Resiko:
1. Usia tua
2. Gangguan fungsi jantung paru
3. Hipertensi pulmonal
4. Osteoporosis
5. Metastase tulang (penyakit metastasis/keganasan)
6. Fraktur concomitant HIP
7. Fraktur patologis
8. Fraktur intertrochanter
9. Defek foramen oval atau arterial-septal

Gambaran Klinis:
1. Penurunan Kesadaran
2. Penurunan saturasi oksigen (hipoksia)

RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT
H. ADAM MALIK

Bone Cement Implantation Syndrome (BCIS)


No. Dokumen
OT.01.01/VI.161/01/2013

PROSEDUR

No. Revisi
0

Halaman
2/3

3. Penurunan mean arterial pressure (MAP) <65 mmHg


(hipotensi)
4. Cardiac aritmia
5. Cardiac arrest

Klasifikasi BCIS berdasarkan tingkat keparahan:


1. Grade 1: hipoksia menengah (SpO2 <95%) atau
hipotensi dengan penurunan tekanan darah sistolik:
>20%
2. Grade 2: hipoksia berat (SpO2 <88%) atau hipotensi
dengan penurunan tekanan darah sistolik >40% atau
kehilangan kesadaran yang tidak terduga
3. Grade 3: kardiovaskular kolaps yang membutuhkan
resusitasi jantung, paru dan otak.

Persiapan
1. Pasien
Jika terjadi penurunan kesadaran posisi pasien diatur
dengan telentang datar
2. Alat
a. Mesin anestesi terhubung dengan oksigen dengan
baik
b. Airway equipment: Sungkup NRM, guedel sesuai
ukuran, pipa trakea sesuai ukuran, Laringoskope dan
blade sesuai ukuran
c. Obat-obatan emergency: Sulfas Atropin, Epinefrin,

Efedrin, Norepinefrin dan Dobutamine.

Prosedur
1. Pasien dengan penurunan kesadaran, diposisikan
dengan terlentang datar
RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT
H. ADAM MALIK

Bone Cement Implantation Syndrome (BCIS)


No. Dokumen
OT.01.01/VI.161/01/2013

No. Revisi
0

Halaman
3/3

2. Pertahankan jalan nafas dengan triple airway manouver


3. Jika terjadi durante operasi, minta kepada operator
untuk memberhentikan tindakan operasi
4. Tingkatkan konsentrasi oksigen sampai 100%, berikan
oksigen sungkup nonrebreathing 6 L/menit, jika perlu
lakukan intubasi. Pemberian oksigen harus
berkelanjutan sampai postoperatif.
5. Resusitasi cairan intra vena secara agresif dengan
cairan kristaloid 30 ml/kgBB, sampai tercapai euvolemia
6. Pemberian obat inotropic, Dobutamin 2-20
mcg/kgBB/menit,
7. Pemberian vasopressor, Norepinefrin 2-20 mcg/menit
hingga tercapai MAP 65-90 mmHg
8. Jika terjadi henti jantung segera lakukan resusitasi
jantung, paru dan otak.
9. Pasien perawatan selanjutnya di ICU
10. Pemeriksaan penunjang meliputi: Pemeriksaan
echocardiografi; SVR dapat menurun atau meningkat,
penurunan stroke volume dan cardiac output, dapat
dijumpai gambaran emboli di atrium kanan, ventrakel
kanan dan arteri pulmonal.
UNIT TERKAIT

1. Instalasi Terkait
2. SMF Terkait
3. Bidang Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai