> Protap
PROSEDUR TETAP PENANGANAN SARS
1.
TUJUAN
2.
RUANG
LINGKUP
: Seluruh Petugas Medis dan Paramedis dan tenaga pendukung lainnya dalam
lingkungan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta.
URAIAN
UMUM
3.
DEFINISI :
( CAP ).
4.
: 4.1.
PROSEDUR
RUJUKAN :
4.2.
AMBULANCE : ( EMERGENCY MEDICAL TRANSPORT / EMT )
4.3.
DATANG SENDIRI :
4.4.
TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN ( TPP ) :
4.5.
GEJALA SARS :
4.7.
RAWAT JALAN :
4.8.
LABORATORIUM : ( pemeriksaan yang dilakukan / sesuai indikasi )
(")
RUTIN :
o Darah Rutin : Limfosit,Trombosit,leukosit,Hb.
o Albumin/Globulin,SGOT/SGPT
o Creatine Kinase
o A G D.
o CPK. - LDH.
o Aspartat Aminotransferase, Alanine Aminotransferase
Mikrobiologi :
o Kultur Sputum
o Sputum Acid Fast Bacilli.
o Nasopharyngeal Aspirate for Rapid Viral Antigen
Detection.
o Serologic analysis :
C.Penumoniae,C.Psittaci,M.Pneumoniae
o Urinary Antigen Detection:
S.Pneumoniae,L.Pneumophilae.
4.9.
RADIOLOGI :
4.10.
RAWAT SUSPECT CASE :
4.11.
RAWAT PROBABLE CASE :
Hidrasi
4.12.
ICU ISOLASI : ( CAP Berat )
4.13.
PULANG KERUMAH : (indikasi pulang perawatan)
Tidak batuk.
4.14.
ISOLASI RUMAH : (HOME ISOLATION)
4.15.
KEMBALI KE TRIAGE RUMAH SAKIT.
4.16.
KAMAR MAYAT :
4.17.
TEMPAT PEMAKAMAN UMUM :
5.
: 5.1. Jadwal dokter jaga triage, daftar jaga dokter konsulen jaga
DOKUMEN
TERKAIT
5.2. Daftar jaga perawat Instalasi Rawat Darurat / Instalasi Rawat Inap/
Instalasi Laboratorium dan Instalasi Radiologi
5.3. FORMULIS SARS adalah formulir yang telah disiapkan dalam
rangka pencatatan dan pelaporan kasus SARS, terdiri dari Form
Sars.01, Form Sars 02, Form Sars.03,Form Sars.04 dan Form Sars.
05.Form Sars.06
5.4. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr.Sulianti Saroso Jakarta tentang Tim Penanganan SARS di Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
Kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa SARS ( kontak erat
adalah orang yang merawat, serumah dengan yang merawat SARS, atau
secara langsung telah terkontak dengan cairan pernapasan dan cairan tubuh
penderita SARS )
Ya
Tidak
Hasil :
1. Jika jawaban Ya pada pertanyaan 1,2, dan 3 maka dianjurkan untuk dilakukan perawatan pada
ruang perawatan observasi / ISOLASI
2. Jika jawaban ya pada seluruh pertanyaan maka penderita harus dirawat di ruang Isolasi
SUSPECT CASE.
3. Jika ada hasil Thoraks foto ( Pneumonia + ), maka penderita harus dirawat diruang Isolasi
PROBABLE CASE .
KUESIONER SKRINING
PASIEN SUSPECT CASE SARS
Untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap wabah kasus SARS, dimana setiap pasien
yang datang ke RSPI - SS akan melakukan/dilakukan pemeriksaan terhadap suspek SARS/Probable
SARS maka akan dilakukan anamnesa dengan menggunakan kuesioner ini, kuesioner yang telah diisi
sebaiknya dilampirkan dalam status penderita Suspek/Probable SARS.
Nama Penderita :
Tanggal Pengisian :
Nomor Rekam Medis :
- Probable SARS
10. Tindakan petugas terhadap pasien ini : ?
- Dirawat langsung di ruang isolasi suspek SARS.
- Dirawat langsung diruang isolasi Probable SARS
- Dirawat langsung diruang ICU Isolasi SARS
- Penderita disuruh pulang, dengan edukasi.
- Pasien disuruh pulang, tanpa edukasi.
Catatan :
Lembaran ini dilampirkan dalam status penderita
Dokter Triase
Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah / cairan tubuh, selaput lendir, kulit yang
terbuka
Cuci tangan dengan air dan sabun 10-15 detik dan keringkan dengan handuk
kertas/kain sekali pakai atau pengering
Kenakan kedua sarung tangan. Sepasang sarung tangan bersih untuk prosedur yang
memerlukan sentuhan halus (seperti pengambilan sampel darah) atau sepasang
sarung tangan rumah tangga untuk membersihkan permukaan yang terkontaminasi
dengan desinfektan.
Dekontaminasi sarung tangan dengan merendam dalam larutan klorin 0.5% selama
10 menit bila sarung tangan akan dipakai lagi. Bila tidak dipakai ulang, buang
kedalam tempat sampah terkontaminasi yang anti bocor.
Cuci tangan dengan air dan sabun 10-15 detik dan keringkan dengan handuk
kertas/kain sekali pakai atau pengering udara sebelum kontak dengan pasien berikut
atau petugas.
Selalu cuci tangan dengan air dan sabun sebelum mengenakan masker
Selalu cuci tangan dengan air dan sabun serta mengeringkannya setelah menyentuh atau
melepaskan masker
Buang masker yang sudah dipakai ketempat sampah yang disediakan untuk bahan
terkontaminasi
CUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit
dan tangan.
Mencuci Tangan sebaiknya dilakukan, sebelum:
Memeriksa pasien
atau sesudah:
Pada daerah triase / penapisan di fasilitas pelayanan, perlu disediakan paling tidak:
Handuk/lap sekali pakai (kertas, atau kain yang dicuci setelah sekali pakai)
Bila kulit lecet atau perlu sering-sering cuci tangan karena banyak kasus, bisa dipakai sabun
lunak (tanpa antiseptik) untuk mengangkat kotoran. Krim dan lotion pelembab bisa dipakai
untuk menghindari iritasi kulit.
Bila diperlukan antimikroba (a.l. kontak dengan pasien suspek SARS), dan bila tangan
tampak tidak kotor, maka sebagai altrernatif bisa dipakai antiseptik gel setelah kontak.
MEMBUAT LARUTAN GEL ALKOHOL UNTUK ANTISEPTIK
TANGAN
Gosok benar-benar pada tangan, diantara jari, dan bawah kuku sampai
kering.
Dekontaminasi dan mencuci merupakan dua langah pencegahan infeksi yang sangat efektif
untuk mengurangi risiko terkena infeksi bagi petugas kesehatan, termasuk petugas kebersihan dan
rumah tangga bila mereka menangani alat medis, sarung tangan dan lain-lain. Sterilisasi atau DTT
(desinfeksi tingkat tinggi) dilakukan setelah deontaminasi dan pencucian selesai dilakukan.
Dekontaminasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk memproses alat dan
sarung tangan yang kotor, dimana alat-alat yang telah kontak dengan darah atau cairan tubuh
direndam dulu dalam larutan klorin 0.5 % selama 10menit. Tindakan ini akan mematikan berbagai
virus sehingga aman untuk ditangani oleh petugas yang mencuci.
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN 0.5 %
Menggunakan plastik atau wadah besi dengan tutup yang dapat dipasang dengan rapat
Pisahkan sampah terkontaminasi dan tak terkontaminasi. Beri tanda pada wadah untuk
sampah terkontaminasi.
Taruh tempat sampah di tempat yang memerlukan dan nyaman bagi pemakai
Perlengkapan yang digunakan untuk menampung dan membawa sampah tidak boleh
digunakan untuk keperluan lain
Cuci semua wadah/tempat sampah dengan larutan disinfektan (klorin 0.5%) dan bilas dengan
air secara teratur. Petugas pembersih harus memakai Barier Protektif (pelindung wajah,
apron, sarung tangan rumah tangga dan sepatu boot).
Petugas kebersihan harus memakai Barier Protektif ketika membuang sampah, kemudian
setelah selesai dan melepaskan sarung tangan, cuci tangan atau gunakan antiseptik tangan
berbahan dasar alcohol .
Sanitasi Lingkungan
Urusan kebersihan di rumah sakit dan klinik, meliputi lantai, dinding, beberapa perlengkapan
tertentu, meja dan permukaan lain. Tujuan dari kegiatan kebersihan adalah untuk::
dan masyarakat
Menciptakan suasana yang bersih dan menyenangkan bagi pasien dan petugas
Saat pagi hari semua permukaan yang rata harus dibersihkan dengan kain bersih yang telah
dibasahi untuk menghapus debu
Pembersihan total / bongkar (mengepel lantai dan menggosok semua permukaan dari atas
sampai bawah) dilakukan pada:
o Akhir hari atau pergantian shift (area penerimaan pasien)
o o Setelah transfer kasus Suspek SARS (ruang isolir)
Pembersihan
Petugas yang ditunjuk harus memakai sarana pelindung (sarung tangan rumah tangga/utility
dan sepatu boot)
Ambil wadah/ember dekontaminasi yang tertutup kemudian ganti dengan wadah/ember berisi
larutan klorin 0.5% baru
Ambil tempat untuk sampah terkontaminasi dan ganti dengan tempat sampah bersih
Rendam kain lap ke dalam larutan disinfektan dan gunakan untuk membersihkan semua
permukaan termasuk tempat penerimaan, meja, wastafek, lampu, dll. Bersihkan dari atas ke
bawah, sehingga debu yang jatuh ke lantai dibersihkan paling akhir.
Permukaan ventilasi AC harus dibersihkan dengan kain basah, sabun dan air. Penyaring udara
harus diperiksa dan dibersihkan setiap bulan.
Lantai harus dibersihkan dengan kain / alat pel menggunakan larutan pembersih 0.5%
Untuk setiap noda tetesan atau ekskresi cairan tubuh, bersihkan dengan larutan klorin 0.5%
Kesehatan.
Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan dini
untuk mencegah terjadinya infeksi. Jenis spesimen yang diambil dapat berupa : usap nasopharynx,
usap oropharynx, bilasan broncheoalveolar, aspirat tracheal atau pleural, darah (serum atau darah),
urin, tinja, dan jaringan. Dianjurkan untuk mengambil / mengirimkan lebih dari satu macam
spesimen.
Pengiriman Spesimen
Untuk sementara ini, pemeriksaan laboratorium masih akan dilakukan di CDC Atlanta, Amerika
Serikat. Pengiriman spesimen dilaksanakan secara kolektif oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, bekerja sama dengan US NAMRU-2, Jakarta. Untuk bulan pertama, pengiriman akan
dilakukan seminggu sekali atau seminggu dua kali. Frekuensi pengiriman selanjutnya akan
ditentukan kemudian, sesuai dengan perkembangan epidemiologi SARS di Indonesia, perkembangan
teknologi laboratorium global, dan kebijakan Departemen Kesehatan RI.
Spesimen dari daerah dibawa ke atau dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
setiap kali ada kasus Suspect atau probable SARS dengan alamat sebagai berikut:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no.29
Jakarta 10560
Up. Drh. Gendro Wahyuhono,MTH.
Tilpon: 021-426-1088 ext. 126 / 021-425-9860
Fax: 021-424-5386
e-mail: gendro@litbang.depkes.go.id
Prosedur Cara Pengambilan Spesimen Yang Berhubungan Dengan Kasus SARS
Persiapan Petugas Pengambil Spesimen
Petugas pengambil spesimen diharuskan memakai :
- Laboratorium jas (lengan panjang)
- Sarung tangan (karet)
- Kaca mata plastik (goggle)
- Masker (N 95 untuk petugas dan penderita atau masker bedah sebanyak 3 lapis)
- Tutup kepala (plastik)
- Pakai sepatu boot (disediakan oleh RS di ruang isolasi).
Macam/ Jenis Spesimen
1. Cairan Tubuh Spesimen Dari Saluran Pernafasan
2. Spesimen Saluran Pernafasan Atas
Spesimen harus diambil segera pada waktu pasien masih dalam keadaan sakit. Virus akan hilang
dalam waktu 72 jam setelah gejala penyakit timbul, sedangkan kuman patogen lain akan dapat
diisolasi setelah lewat 72 jam.
Tiga jenis spesimen dapat diambil untuk isolasi bakteri atau virus dan pemeriksaan dengan PCR.
Spesimen tersebut meliputi :
Usap nasopharynx
Bilasan nasopharynx
Usap uropharynx
Bilasan nasopharynx merupakan spesimen untuk mendeteksi virus saluran nafas, terutama pada
anak-anak berumur 2 tahun atau kurang.
Usap Nasopharynx atau Oropharynx
Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik. Jangan menggunakan
kapas yang mengandung kalsium alginat atau kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin
mengandung substansi yang dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat menghambat
pemeriksaan PCR. Untuk usap nasopharynx: masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan
rahang atas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap. Lakukan usapan pada kedua lubang
hidung. Untuk usap oropharynx: lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah tonsil,
hindarkan menyentuh bagian lidah. Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube
(tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotik).
Putuskan gagang plastik di daerah mulut botol/tabung agar botol/tabung dapat ditutup dengan rapat.
Bungkus tabung ini dengan tissue bersih atau kertas koran yang telah diremas-remas agar
menghindarkan terjadinya beturan-benturan pada tabung saat pengiriman. Masukkan tabung ini
kedalam kotak pengiriman primer (bahan boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).
Spesimen Dari Saluran Pernafasan Bagian Bawah
Spesimen yang diambil dapat berupa bilasan bronkhoalveolar, aspirasi trakheal, atau cairan pleural.
Setelah itu, separuh cairan disentrifugasi dan endapan selnya difiksasi dalam formalin. Sisa cairan
yang belum disentrifugasi ditampung dalam botol dengan tutup luar yang bagian dalamnya
mengandung ring untuk penahan. Semua spesimen ini masukkan dalam kotak pengiriman spesimen
primer seperti diatas.
Komponen Darah
Darah fase akut harus diambil dan dikirim sesegera mungkin. Jika mungkin spesimen fase
konvalesen (3-4 minggu setelah pengambilan darah primer).
Cara pengambilan sampel:
Diambil 510 ml darah vena dalam tabung steril (5 ml dari anak-anak dan 10 ml dari orang dewasa)
secara lege artis (memperhatikan kewaspadaan universal secara ketat).
Pengambilan darah pakai jarum suntik biasa.
Masukkan separuh dari darah yang diperoleh kedalam tabung darah bertutup karet warna
merah (tabung steril vacum tanpa bahan pencegahan pembekuan darah) dan separuh lagi
masukkan kedalam tabung darah bertutup karet ungu (tabung steril vacuum berisi EDTAbahan pencegahan pembekuan darah).
Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah
Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung
ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.
Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau
kertas koran diremas di masukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
Darah ditampung lebih dahulu pada tabung darah bertutup karet ungu sebanyak 2,5 ml dari
anak-anak dan 5 ml dari orang dewasa, lalu gantikan tabung ini dengan tabung darah bertutup
karet merah dan biarkan darah masuk sebesar 2,5 ml dari penderita anak-anak dan 5 ml dari
penderita orang dewasa.
Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah
membeku dengan baik.
Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung
ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.
Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau
kertas koran diremas dimasukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
Urine
Urine hanya diambil pada fase akut. Untuk mendapatkan virus yang optimal, 50 ml urin
disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi hanya dilakukan di Badan
Litbangkes/NAMRU-2, Jakarta. Spesimen disimpan dalam tabung poli propilen 50 ml. Tutup rapatrapat dan lapis dengan para film. Masukkan dalam kotak pengiriman primer setelah dilindungi
dengan kertas tissu atau kertas koran yang diremas.
Tinja
Tinja sebanyak 10-50 gram ditempatkan dalam konteiner tinja transparan. Ditutup rapat-rapat dan
dilapisi dengan parafilm. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak pengriman primer. Spesimen harus
dikirim dalam keadaan dingin (4o C).
Spesimen Jaringan
Jaringan dapat diambil dari semua organ tubuh (paru, trakhea, jantung, limpa, hati, otak, ginjal,
kelenjar adrenal). Jarinagn difiksasi dalam formalin/paraffin. Jaringan yang telah difiksasi tidak
dinyatakan sebagai biohazard. Jaringan disimpan dan dikirim dalam suhu kamar. Diberi tulisan: *Do
not freeze fixed tissues*.
Jaringan segar beku dari paru dan saluran nafas atas harus diambil secara aseptic secepat mungkin.
Cara dan waktu pengambilan akan berpengaruh terhadap kontaminasi.
Gunakan instrumen steril secara terpisah untuk setiap pengambilan di daerah tubuh tertentu.
Letakkan setiap spesimen dalam wadah yang terpisah yang berisi media transport virus (Hanks
BSS/PBS). Simpan dan kirim dalam keadaan beku.
Wadah spesimen yang pertama harus kedap air, jika tutupnya berulir harus dilapisi dengan
parafilm atau sejenisnya.
Jika terdiri dari beberapa wadah harus dibungkus secara terpisah untuk mencegah pecah
akibat berhimpitan.
Gunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap untuk
menghisap seluruh isi yang terdapat dalam wadah pertama, apabila terjadi kebocoran atau
pecah.
Pada saat menentukan besarnya volume spesimen yang dikirim sertakan besarnya volume
media transport yang digunakan.
Dalam wadah yang pertama tidak boleh berisi lebih dari 500 ml atau 500 gram bahan.
Seluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.
Pekerjaan berikut dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas Biosafety Level (BSL)-2 yang
disertifikasi dan menggunakan tatakerja BSL-2 (sesuai manual CDC/NIH Biosafety untuk
Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedik):
o Pemeriksaan patologi dan pengolahan jaringan/organ yang difiksasi formalin ataupun
jaringan yang telah diinaktifasi
o Ekstraksi asam nukleat untuk keperluan analisis molekuler
o Pengolahan spesimen untuk pemeriksaan mikroskop elektron
o Pemeriksaan rutin untuk perbenihan bakteri dan jamur
o Pewarnaan rutin untuk pemeriksaan mikroskopis ataupun sediaan apus yang telah
difiksasi
o Pengepakan akhir spesimen untuk dikirim ke laboratorium lain guna pemeriksaan
laboratorium yang lainnya. Spesimen harus sudah disimpan dalam kontaimer primer
yang telah di-sealed dan telah disterilkan lebih dulu.
Pekerjaaan yang meliputi pengolahan spesimen dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas
BSL-2, tapi dengan tata kerja lebih ketat seperti pada BSL-3. Semua pengolahan spesimen
harus dilakukan di dalam biosafety cabinet. Petugas laboratorium mengenakan perlengkapan
pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai, baju laboratorium lengan panjang,
pelindung mata, dan pelindung pernapasan. Alat pelindung pernapasan yang dianjurkan
adalah NIOSH yang dilengkapi dengan filter N-95 atau yang dengan pori lebih halus lagi,
pelindung pernapasan yang dilengkapi dengan udara bersih yang disaring dengan HEPA filter.
Petugas yang tidak dapat mengenakan respirator karena gangguan rambut di wajah ataupun
gangguan lainnya, diharuskan memakai helm respirator. Sentrifugasi harus menggunakan
tabung sentrifus tertutup atau memakai rotor yang dipasang ataupun dibuka di dalam
biosafety cabinet.
Pekerjaan-pekerjaan itu mencakup:
(a) Membagi atau mengencerkan spesimen.
(b) Inokulasi bakteri atau jamur pada media kultur.
(c) Melakukan diagnosis selain membiakkan virus baik secara in vitro ataupun in vivi.
(d) Ekstraksi asam nukleat dari spesimen yang belum diolah.
(e) Pembuatan sediaan apus pemeriksaan mikroskopis, baik dengan fiksasi kimia ataupun
pemanas.
Pekerjaan berikut memerlukan ruangan dengan fasilitas BSL-3 dan tata kerja BSL-3 :
(a) Pembiakan virus pada sel/biakan sel.
(b) Identifikasi awal isolat yang berasal dari kultur spesimen SARS
Pekerjaan berikut memerlukan fasilitas BSL-3 hewan dan tata kerja BSL-3 hewan:
(a) Inokulasi hewan percobaan untuk membiakkan mikroorganisme yang berasal dari
spesimen SARS.
(b) Tatakerja yang mencakup inokulasi hewan percobaan untuk karakterisasi mikroorganisme
SARS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepmenkes Nomor 424/MENKES/SK/IV/2003, tentang Penetapan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan pedoman
penanggulangannya, 2003.
2. WHO Western Pacific Regional Office, Interim guidelines for national SARS preparedness,
2003
3. Website : WHO int, SARS, 2003
4. Website : CDC s int, SARS, 2003
5. Website : RSPI SS ( http//www.infeksi.com )
email : info@infeksi.com