A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Jangkrik (Gryllus testaceus) merupakan salah satu sumber kekayaan
alam di Indonesia yang dapat dibudidayakan, Di Indonesia terdapat kurang
lebih 123 jenis jangkrik, diantaranya jenis G. Testaceus dan G. mitratus
yang sekarang banyak dibudidayakan (paimin et 01., 1999).
Berdasarkan Borror et al (1979). Jangkrik termasuk dalam :
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Mandibulata
Kelas
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Famili
: Gryllidae
Genus
: Gryllus
Spesies
: Gryllus testaceus
Menurut Subyanto dan Sulthoni (1991) jangkrik dewasa umumnya
berwarna hitam, nimfa kuning pucat dengan garis-garis coklat. Antena
panjang dan halus seperti rambut, Jangkrik jantan mempunyai gambaran
cincin di sayap depan, betina mempunyai ovipositor panjang berbentuk
jarum atau silindris. Sedangkan jangkrik jantan memiliki alat genital
yang disebut clesper
ini
nimfa
hingga
Binatang ini biasa mengeluarkan suara yang merdu pada malam hari,
bahan yang dapat dibuat sarang dan isolasi panas (Green, 1968).
Bahan alas kandang harus dapat dengan cepat tersedia, mudah disimpan
dan setelah digunakan dapat dibuang dengan cepat. Selain
itu
alas
jagung
sebagai
bahan
alas
kandang
Sedangkan
Green
(1968)
3. Batasan Masalah
Beberapa hal yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian ini dilakukan dengan alas kadang yang sudah ditentukan
seperti pada alas daun kering, alas kertas koran, alas pasir dan alas
serbuk gergaji.
b. Penelitian ini dilakukan dengan perbandingan jantan 2 ekor dan
betina 8 ekor di dalam satu kotak yang diisi satu alas kandang.
4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang jadi tujuan
dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui Pengaruh macam alas kandang terhadap
pertumbuhan jangkrik ( Gryllus testaceus ) dan jumlah telurnya.
b. Untuk mengetahui pertumbuhan dan jumlah telurnya terhadap
macam alas kandang seperti alas daun pisang kering, alas kertas
koran, alas pasir dan alas serbuk gergaji
c. Untuk mengetahui hasil pertumbuhan dan jumlah telur pada alas
daun pisang kering, alas kertas koran, alas pasir dan alas serbuk
gergaji.
d. Untuk mengetahui Alas manakah yang paling baik terhadap
pertumbuhan dan jumlah telur jangkrik.
5. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
bagi peternak maupun masyarakat, manfaat tersebut antara lain:
a. Dapat di jadikan acuan dasar penerapan perternakan jangkrik sebagai
bahan pertimbangan bagi peternak untuk memilih alas yang terbaik
digunakan untuk perternakan jangkrik.
b. Dapat digunakan sebagai alternatif makanan burung untuk masyarakat
luas.
6. Hipotesis
Merupakan suatu pernyataan sementara Hipotesis penelitian dalam
karangan ilmiah disajikan bergantung pada pendekatan penelitian sehingg a
dapat diubah disesuaikan dengan temuan data dan fakta yang diperoleh dari
hasil penelitian atau kajian. ( Suherli, 2010 : 84)
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis
untuk penelitian ini adalah:
Ha : Tidak Terdapat Pengaruh Alas Kandang Terhadap Pertumbuhan
Jangkrik ( Gryllus testaceus ) Dan Jumlah Telur.
Ho : Terdapat Pengaruh Alas Kandang Terhadap Pertumbuhan Jangkrik
( Gryllus testaceus ) Dan Jumlah Telur
B. Tinjauan Pustaka
1. Morfologi Jangkrik
Tubuh jangkrik mempunyai rangka luar dari bahan kitin yang disebut
eksoskeleton. Jangkrik bersayap dua pasang, sepasang sayap depan dan
sepasang sayap belakang, namun ada juga jenis jangkrik yang tidak
bersayap, meskipun demikian jangkrik yang diternakkan pada umumnya
mempunyai sayap jika telah dewasa (imago). Sayap depan diistilahkan
dengan nama tegmina, yaitu sayap yang berbentuk seperti kertas perkamen
dengan venasi atau alur-alur pembuluh darah yang sangat kompleks pada
sayap. Tubuh jangkrik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu caput
(kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Pada kepala jangkrik terdapat sepasang antena, mata majemuk, mata
oseli, labrum (bibir atas), labium (bibir bawah), mandibula (gigi), dan alat
tambahan lain yang berfungsi sebagai lidah yaitu palpus maksilaris dan
palpus labialis. Di dalam kepala jangkrik terdapat otak yang terdiri atas
otak depan, otak tengah, dan otak belakang dengan fungsi masing-masing
yang berbeda, namun semuanya berkaitan dengan sistem indera dan
hormon yang ada pada tubuh jangkrik.
Antena digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata
majemuk digunakan sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk
melihat bentuk dan warna, sedangkan mata tunggal digunakan untuk
membedakan intensitas cahaya.
Bagian toraks terdapat alat-alat gerak yang berupa dua pasang sayap,
tiga pasang kaki, dan terdapat pronotum yang keras, menutup bagian
dorsal hingga lateral toraks.
Sayap depan (tegmina) jangkrik jantan berbentuk gelombang, yaitu
permukaannya tidak rata dapat memproduksi suara dengan cara
menggesekkan antar sayap depan tersebut.
dengan baik yang memacu pada prinsip ideal yang senantiasa memberi
perhatian pada temperatur lingkungan, kelembaban udara dan sirkulasi atau
pertukaran udara (Pattilesano dan Sangle, 2011).
C. Metodologi Penelitian
1. Defenisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang
digunakan dalam penelitian ini, maka diberi penjelasan dari masingmasing variabel sebagai berikut :
a. Alas kandang
Alas kandang adalah bahan yang diletakkan di dalam kandang
untuk
menyerap
kotoran (Woodnot,
1969), penyerap
urin
yaitu
prosedur
penelitian
yang
dilakukan
untuk
untuk alas pasir label P III dan untuk alas serbuk gergaji label P IV.
Kemudian masukan 2 ekor jantan dan 8 ekor betina pada setiap kotak.
Dan tulis perkembangannya setiap minggu sampai 6 minggu. Selain itu
dilakukan beberapa perlakuan dalam penelitian dengan sampel sama
sehingga diterapkannya Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap
terdiri
dari
Setiap
empat
ulangan
macam
terdiri
betina
yang
dipelihara
dan
betina
dengan perbandingan 2 ekor jantan dan 8 ekor betina pada setiap wadah
atau kotak. Jumlah wadah atau kotak yang digunakan sebanyak 12 buah.
Pertumbuhan
disini diartikan
sebagai
pertambahan panjang
dan bobot belalang hijau pada saat dewasa. Selain itu perubahan yang
diamati
telur
hingga
dewasa
abdomen
sampai
dilakukan
berumur
90 hari.
analitik.
A1
B1
C1
B6
B3
A2
A3
C2
C6
B2
B5
D3
A4
D1
C5
D4
B4
D6
A5
D5
C3
A6
C4
D2
Keterangan :
10
Perlakuan
A
B
C
D
Alas Kandang
Daun pisang kering
Kertas koran
Pasir
Serbuk gergaji
1,2,3,4,5,6 = pengulangan ke -
Sampel
Alat
Bahan
Pakan jangkrik
11
Penggaris
Timbangan
Kertas koran
Pasir
Kapas
Pertumbuhan
disini
diartikan
sebagai
pertambahan
pengukuran
12
ada
beberapa
dilakukan,yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi:
a) Menentukan masalah penelitian
b) Studi literatur
c) Menyusun proposal penelitian
d) Seminar proposal
e) Revisi proposal dan mengurus perizinan
2. Tahap pelaksanaan, yaitu melaksanakan
tahap
penelitian
yang
dengan
b. Alur Penelitian
Berdasarkan penelitian di atas, dapat di gambarkan alur penelitian
sebagai berikut:
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Menyusun Proposal Penelitian
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Penelitian
Analisis Data
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
67-
Kanisius.