Perda Jatim PDF
Perda Jatim PDF
Menimbang:
Mengingat:
Nomor
Tahun
1950
tentang
Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan PeraturanPeraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang
Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950
(Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
4. Undang-Undang
Nomor
Tahun
1984
tentang
-2-
Nomor
19
Tahun
2004
tentang
Penetapan
Lembaran
Negara
Republik
-3-
13. Undang-Undang
Nomor
18
Tahun
2004
tentang
Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4411);
14. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
15. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
16. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
17. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
18. Undang-Undang
Perkeretaapian
Nomor
(Lembaran
23
Tahun
Negara
2007
Republik
tentang
Indonesia
Nomor
24
Tahun
2007
tentang
-4-
-5-
30. Undang-Undang
Nomor
Tahun
2009
tentang
Nomor
(Lembaran
10
Tahun
Negara
2009
Republik
tentang
Indonesia
Nomor
30
Tahun
2009
tentang
Nomor
dan
32
Tahun
Pengelolaan
2009
Lingkungan
tentang
Hidup
Nomor
Lahan
41
Pertanian
Tahun
2009
Pangan
tentang
Berkelanjutan
130,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
2011
Nomor
7,
Tambahan
Lembaran
Negara
-6-
39. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
40. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5280);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3934);
42. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan
Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242);
43. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4385);
44. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056);
45. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan
Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4489) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan
Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5019);
46. Peraturan
-7-
-8-
Pengelolaan
Republik
Kawasan
Indonesia
Perkotaan
Tahun
2009
(Lembaran
Nomor
68,
Perkeretaapian
(Lembaran
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
63. Peraturan
-9-
Pertambangan
(Lembaran
Negara
Republik
71. Peraturan
- 10 -
118,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Republik
Indonesia
Tahun
2011
Nomor
2,
2005
tentang
- 11 -
tentang
Tahun
1990
tentang
Tahun
2011
tentang
Dengan Persetujuan
- 12 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Pusat,
selanjutnya
disebut
Pemerintah,
8. Struktur
- 13 -
adalah
ruang
yang
merupakan
kesatuan
yang
ditentukan
berdasarkan
aspek
ruang,
pemanfaatan
ruang,
dan
pengendalian
pemanfaatan ruang.
13. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk
menentukan
struktur
ruang
dan
pola
ruang
yang
ruang
melalui
penyusunan
dan
pelaksanaan
kawasan
ruang
strategis
wilayah
provinsi;
provinsi;
dan
arahan
arahan
- 14 -
- 15 -
26. Pusat
Kegiatan
disingkat
Wilayah
PKWP
Promosi
adalah
yang
pusat
selanjutnya
kegiatan
yang
kawasan
perkotaan
yang
berfungsi
untuk
sebagai
tempat
permukiman
perkotaan,
permukiman
perdesaan,
pelayanan
jasa
secara
keseluruhan
sekurang-kurangnya
34. Kawasan
- 16 -
diarahkan
untuk
mendorong
pesisir
adalah
kawasan
yang
merupakan
adalah
diprioritaskan
wilayah
karena
yang
penataan
mempunyai
ruangnya
pengaruh
sangat
adalah
diprioritaskan
wilayah
karena
yang
penataan
mempunyai
ruangnya
pengaruh
sangat
40. Bahan
- 17 -
39. Bahan
berbahaya
dan
beracun
yang
selanjutnya
langsung
maupun
tidak
langsung,
dapat
lingkungan
hidup,
kesehatan,
serta
adalah
suatu
kesatuan
ekosistem
berupa
pepohonan
dalam
persekutuan
alam
ditetapkan
oleh
pemerintah
untuk
baik
secara
struktur
atau
fisik
melalui
atau
nonfisik
melalui
peningkatan
suatu
hidrogeologis,
wilayah
tempat
yang
semua
dibatasi
kejadian
oleh
batas
hidrogeologis
mengelompok
yang
penggunaannya
lebih
48. Kawasan
- 18 -
produksi,
perikanan,
pengolahan,
pelayanan
pemasaran
komoditas
dan/atau
kegiatan
jasa,
pendukung lainnya.
48. Kawasan peruntukan pertambangan adalah wilayah yang
memiliki potensi sumber daya bahan tambang yang
berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data
geologi dan merupakan tempat dilakukannya sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang
meliputi
penelitian,
penyidikan
umum,
eksplorasi,
pertahanan
secara
negara
nasional
adalah
yang
wilayah
digunakan
yang
untuk
kepentingan pertahanan.
50. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan
dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
51. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang
selanjutnya disingkat BKPRD adalah badan bersifat adhoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan
tugas Gubernur dalam koordinasi penataan ruang di
Provinsi Jawa Timur.
52. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
53. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang
termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau
pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam
penataan ruang.
54. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat
dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
BAB II
- 19 -
BAB II
RUANG LINGKUP DAN FUNGSI
RTRW PROVINSI JAWA TIMUR
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup
Pasal 2
(1) Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Provinsi
Jawa
Timur
memuat:
a. visi, misi, tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah provinsi;
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi;
c. rencana pola ruang wilayah provinsi;
d. penetapan kawasan strategis provinsi;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan
f. arahan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
wilayah
provinsi.
(2) Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
mencakup perencanaan seluruh wilayah administrasi
Provinsi Jawa Timur, yang meliputi daratan seluas kurang
lebih 4.779.975 Ha terdiri dari 38 Kabupaten/Kota,
wilayah pesisir dan laut sejauh 12 mil dari garis pantai,
ruang di dalam bumi serta wilayah udara, dengan batasbatas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa - Pulau
Kalimantan (Provinsi Kalimantan Selatan)
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali - Pulau
Bali
c. Sebelah
Selatan
berbatasan
dengan
Samudera
Indonesia
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah
Bagian kedua
- 20 -
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 3
Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
sebagai pedoman:
a. penyusunan
rencana
pembangunan
jangka
panjang
daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah provinsi;
d. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan
antarwilayah
kabupaten/kota,
serta
keserasian antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f. penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan
g. penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI
PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Visi dan Misi Penataan Ruang
Pasal 4
Visi Penataan Ruang Provinsi adalah terwujudnya ruang
wilayah Provinsi berbasis agribisnis dan jasa komersial yang
berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan.
Pasal 5
- 21 -
Pasal 5
Misi penataan ruang adalah mewujudkan:
a. keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah
dan pertumbuhan ekonomi;
b. pengembangan
pusat
pertumbuhan
wilayah
dalam
sarana
dan
prasarana
wilayah
secara
Bagian Kedua
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 6
Penataan
Ruang
Wilayah
Provinsi
bertujuan
untuk
Bagian Ketiga
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 7
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
meliputi pengembangan:
a. wilayah
- 22 -
a. wilayah;
b. struktur ruang;
c. pola ruang; dan
d. kawasan strategis.
Paragraf 1
Pengembangan Wilayah
Pasal 8
keterkaitan
kantong-kantong
produksi
sebagai
inti
pengembangan
sistem
agropolitan.
(2) Strategi untuk memantapkan sistem perkotaan PKN
sebagai kawasan metropolitan di Jawa Timur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pengembangan
ekonomi
wilayah
berbasis
strategi
pemasaran kota;
b. pemantapan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala
nasional dan internasional;
c. pengembangan
infrastruktur
transportasi
dan
kemudahan
investasi
untuk
- 23 -
(3) Strategi
untuk
meningkatkan
keterkaitan
kantong-
sentra-sentra
sebagai
produksi
penunjang
pertanian
agrobisnis
dan
agroindustri;
b. pengembangan
sarana
dan
prasarana
produksi
pertanian
dan
kawasan
perdesaan
berbasis eco-region.
Paragraf 2
Pengembangan Struktur Ruang
Pasal 9
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah
provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
meliputi:
a. kebijakan
dan
strategi
pengembangan
sistem
pusat
pelayanan; dan
b. kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan
prasarana wilayah.
Pasal 10
(1) Kebijakan
pengembangan
sistem
pusat
pelayanan
- 24 -
untuk
pembentukan
sistem
perkotaan
Timur
yang
didukung
oleh
pusat-pusat
kawasan
perkotaan
sesuai
dengan
untuk
pengembangan
sistem
perdesaan
pusat-pusat
pertumbuhan
pada
kawasan
perdesaan
berbasis
kualitas
dan
kuantitas
infrastruktur,
untuk
pembentukan
sistem
dan
fungsi
WP
berdasarkan
potensi
dan
permasalahan;
b. pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan
pada setiap WP; dan
c. pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya.
Pasal 11
- 25 -
Pasal 11
(1) Kebijakan
pengembangan
sistem
jaringan
prasarana
pemantapan
penyediaan
prasarana
wilayah
serta
sistem
interkonektivitas
dan
pengembangan
sistem
jaringan
transportasi
laut,
dan
udara
yang
terintegrasi
dengan
sistem
jaringan
transportasi
turut
pengembangan
sistem
jaringan
energi
- 26 -
pemanfaatan
sungai,
danau,
air
rawa,
permukaan
dan
yang
sumber
air
permukaan lainnya;
b. perlindungan dan pelestarian sumber air melalui
konservasi kawasan lindung;
c. peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air;
d. pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
e. pengembangan
sarana
pengendali
banjir
yang
Provinsi,
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota;
f. pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada
sungai, danau, waduk, dan/atau bendungan, rawa,
cekungan air tanah, sistem irigasi yang mencakup
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan
g. penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi
informasi
kondisi
hidrologis,
hidrometeorologis,
pengembangan
sistem
jaringan
prasarana
dan
pemfasilitasan
kerja
sama
- 27 -
pencemaran
di
sekitar
tempat
Pasal 13
perlindungan
lingkungan
sumber
daya
kerentanan
bencana,
mengurangi
efek
- 28 -
perubahan
fungsi
kawasan
hutan
batas
lapangan
suaka
alam,
c. mempertahankan
- 29 -
c. mempertahankan
dan
keanekaragaman
hayati
peningkatan
yang
masih
kelestarian
berkembang
beserta ekosistemnya;
d. peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap
mempertahankan fungsi lindung kawasan; dan
e. peningkatan
keterpaduan
pembangunan
kawasan
untuk
kawasan
rawan
bencana
alam
pengembangan
kawasan
lindung
geologi
manajemen
pengelolaan
pada
- 30 -
karang
pada
kawasan-
Pasal 14
(1) Kebijakan
pengembangan
kawasan
budi
daya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b dilakukan
melalui upaya pengembangan kawasan budi daya sesuai
dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki, terutama
untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan
sistem
agropolitan
dalam
rangka
peningkatan
pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat,
meliputi:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan peternakan;
f. kawasan peruntukan perikanan;
g. kawasan peruntukan pertambangan;
h. kawasan peruntukan industri;
i. kawasan peruntukan pariwisata;
j. kawasan peruntukan permukiman;
k. kawasan andalan; dan
l. peruntukan kawasan budi daya lainnya.
(2) Strategi pengembangan kawasan peruntukan hutan
produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan dengan:
a. mengembangkan kawasan hutan produksi dengan
pemanfaatan secara lestari dan partisipatif;
b. membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan
di luar kehutanan; dan
c. mengawasi pemanfaatan hutan produksi.
(3) Strategi
- 31 -
(3) Strategi
pengembangan
kawasan
hutan
rakyat
pangan
berkelanjutan
dengan
pengolahan
hasil
dan
produksi
peningkatan
nilai
pertanian
melalui
terintegrasi
dengan
pengembangan agropolitan;
d. peningkatan
pemasaran
yang
kawasan agropolitan;
e. peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan
untuk pengembangan pertanian;
f. pengembangan
kemitraan
antarpemangku
kepentingan; dan
g. pengembangan
sarana
dan
prasarana
pendukung
kawasan agropolitan.
(5) Strategi pengembangan kawasan peruntukan perkebunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan
dengan:
a. mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di
wilayah potensial dan prospektif; dan
b. mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai
tambah
hasil
perkebunan
melalui
pengembangan
agropolitan.
(6) Strategi pengembangan kawasan peruntukan peternakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan
dengan:
a. mengembangkan
- 32 -
a. mengembangkan
komoditas
unggulan
peternakan
kualitas
dan
kuantitas
produksi
perikanan;
b. membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk
mendukung
pengoptimalan
pengolahan
dan
peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui
pengembangan minapolitan;
c. menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai
dengan daya dukung yang dimiliki untuk menjamin
keberlangsungan ekosistem pada wilayah tersebut;
d. pemantapan kawasan tambak garam;
e. pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak
garam; dan
f. pengoptimalan
pengembangan
produksi
serta
kerja
garam
dan
peluang
sama
produksi
garam
dengan investor.
(8) Strategi
pengembangan
kawasan
peruntukan
pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
g
dilakukan
dengan
mengembangkan
kawasan
pertambangan yang meliputi pertambangan mineral,
minyak dan gas bumi (migas) serta panas bumi secara
berkelanjutan dan dilakukan melalui:
a. pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;
b. peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak
dan gas bumi dengan berwawasan lingkungan; dan
c. pengembangan kawasan pertambangan berdasarkan
potensi bahan galian, kondisi geologi, dan geohidrologi
dengan prinsip kelestarian lingkungan.
(9) Strategi
- 33 -
sarana
dan
prasarana
pendukung
pengembangan
pengembangan
wisata yang
infrastruktur
- 34 -
dan/atau
penegasan
batas
lapangan
dengan
guna
lahan
lainnya,
terutama
permukiman;
c. pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan secara ketat;
d. mendukung penetapan kawasan strategis nasional
dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;
e. mengembangkan
- 35 -
aset-aset
Pasal 15
(1) Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulaupulau kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf
c meliputi:
a. peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil yang menjadi fungsi perlindungan,
baik perlindungan bagi kawasan bawahannya,
kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam;
dan
b. pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil.
(2) Strategi peningkatan konservasi ekosistem kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil yang menjadi fungsi
perlindungan,
baik
perlindungan
bagi
kawasan
bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun
cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. penetapan zonasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir
dan pulau-pulau kecil melalui penetapan batas-batas
fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan
daya dukung serta proses ekologis yang berlangsung
sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir;
b. pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
c. pembatasan
kegiatan
yang
mengakibatkan
terganggunya ekosistem di kawasan pesisir dan pulaupulau kecil.
(3) Strategi
- 36 -
pemanfaatan
kecil
kawasan
sebagai
pesisir
kawasan
dan
permukiman,
operasionalisasi
pengembangan
kawasan
perwujudan
andalan
laut
melalui
Paragraf 4
Pengembangan Kawasan Strategis
Pasal 16
(1) Kebijakan
pengembangan
kawasan
strategis
provinsi
untuk
mengurangi
kesenjangan
tingkat
perkembangan antarkawasan;
c. pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan wilayah nasional di provinsi;
d. pemantapan
dan
peningkatan
fungsi
dan
peran
secara
optimal
untuk
meningkatkan
f. pelestarian
- 37 -
hidup
untuk
mempertahankan
dan
hayati,
mempertahankan
dan
agropolitan,
kawasan
perbatasan
kawasan
koridor
antarprovinsi,
metropolitan,
dan
kawasan
pengembangan
kawasan
melalui
komoditas
unggulan,
sarana,
dan
kerja
sama
pertumbuhan
antarkabupaten/antarkota
antardaerah
daerah
di
untuk
perbatasan,
Jawa
Timur
- 38 -
(3) Strategi
kawasan
tingkat
percepatan
tertinggal
perkembangan
untuk
perkembangan
dan
mengurangi
antarkawasan
kemajuan
kesenjangan
sebagaimana
perkembangan
lahan
terbangun
di
sekitar kawasan;
c. peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain
pemanfaatan sebagai aset wisata, penelitian, dan
pendidikan; dan
d. pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan
dalam menjaga peninggalan sejarah.
(6) Strategi
- 39 -
(6) Strategi
pemanfaatan
sumber
daya
alam
dan/atau
pengembangan
kawasan
melalui
dan/atau
teknologi
tinggi
terhadap
fungsi
keseimbangan
keanekaragaman
meningkatkan
melestarikan
hayati,
fungsi
keunikan
ekosistem,
melestarikan
mempertahankan
perlindungan
bentang
kawasan,
alam
dan
serta
sebagaimana
e. pengoptimalan
- 40 -
e.
pengoptimalan
pengembangan
kawasan
dengan
g.
pengembalian
kegiatan
yang
mendorong
keanekaragaman
hayati
kawasan
lindung; dan
i.
BAB IV
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 17
Bagian Kedua
- 41 -
Bagian Kedua
Rencana Sistem Pusat Pelayanan
Pasal 18
dengan
penetapan
fungsi
WP-nya
dan
sistem
perdesaan.
Paragraf 1
Rencana Sistem Perkotaan
Pasal 19
(1) Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,
meliputi:
a. PKN
: Kawasan
Perkotaan
GresikBangkalan
MojokertoSurabayaSidoarjoLamongan
(Gerbangkertosusila) dan Malang;
b. PKW
: Probolinggo,
Tuban,
Kediri,
Madiun,
Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan,
Bojonegoro, dan Pacitan;
: Jombang,
Ponorogo,
Ngawi,
Nganjuk,
Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan,
Situbondo,
Trenggalek,
Bondowoso,
Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan,
Kanigoro, dan Bangil; dan
- 42 -
- 43 -
f.
Pasal 20
(5) Pengembangan
- 44 -
Bagian Ketiga
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
Pasal 21
Paragraf 1
Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Pasal 22
(1) Rencana sistem jaringan transportasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf a terdiri atas:
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan transportasi laut; dan
c. sistem jaringan transportasi udara.
(2) Rencana sistem jaringan transportasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk:
a. mengembangkan
sistem
transportasi
mengintegrasikan antarpusat pengembangan;
yang
- 45 -
Pasal 25
- 46 -
(1)
b.
(2)
- 47 -
b.
(3)
SurabayaMalang;
b.
SurabayaMojokertoJombangKertosonoNganjuk
CarubanNgawiMantingan;
c.
SurabayaLamonganWidangTubanBulu
(Batas
Jateng);
d.
SurabayaSidoarjoGempolPasuruanProbolinggo
SitubondoBanyuwangi; dan
e.
KamalBangkalanSampangPamekasanSumenep
Kalianget.
(4)
Jalan
nasional
kolektor
primer
sebagaimana
GresikSadangTuban;
b.
BabatBojonegoroPadanganNgawi;
c.
NgawiMaospatiMadiunCaruban;
d.
MojokertoMojosariGempol;
e.
GlonggongPacitanPanggulDurenanTulungagung
BlitarKepanjenTurenLumajangWonorejoJember
GentengkulonJajagBenculukRogojampi
Banyuwangi;
(5)
f.
TulungagungKediriKertosono;
g.
MalangKepanjen;
h.
WonorejoProbolinggo;
i.
SronoMuncar; dan
j.
PlosoPacitanHadiwarno.
Jalan
strategis
nasional
rencana
sebagaimana
- 48 -
g. PonorogoDengok;
h. Jalan Diponegoro (Ponorogo);
i.
j.
s. PrigiNgrejo;
t.
NgrejoBatas
Kabupaten
Tulungagung/Kabupaten
Blitar;
u. Batas
Kabupaten
Tulungagung/Kabupaten
Blitar
Pantai Serang;
v. Pantai SerangBatas Kabupaten Malang;
w. Batas Kabupaten MalangWonogoro;
x. WonogoroSendangbiru;
y. SendangbiruTalok;
z. JaritBatas Jember;
aa. Batas JemberPuger;
bb. PugerSumberejo;
cc. SumberejoTengkinol;
dd. TengkinolGlenmore;
ee. SitubondoGarduatak;
ff. GarduatakSilapak;
gg. SilapakPaltuding;
hh. PaltudingBanyuwangi;
ii. Bangkalan
- 49 -
BulupandanKetapangSotabar
Sumenep; dan
pp. KamalKwanyarModungSampang.
Pasal 27
Jawa
Tengah;
b. PoncoPakah;
c. KandanganPulorejoJombangPlosoBabat;
d. MojokertoGedekLamongan;
e. MojokertoMliripLegundiDriyorejoWonokromo;
f.
GedekPloso;
g. PadanganCepu;
h. TurenMalangPendemKandanganPareKediri;
i.
BatuPacetMojosariKrianLegundiBunder;
j.
KarangloPendem;
k. ParePulorejo;
l.
PandaanTretes;
m. PurwodadiNongkojajar;
n. PurwosariKejayanPasuruan;
o. KejayanTosari;
p. PilangSukapura;
q. LumajangKencongKasihanBalungAmbuluMangli;
r.
KasihanPuger;
s. Jember
- 50 -
s. JemberBondowosoSitubondo;
t.
GentengkulonWonoreksoRogojampi;
u. DengokTrenggalek;
v. BlitarSrengatKediriNganjuk;
w. ArjosariNawangan;
x. PacitanArjosariDengokPonorogoMadiun;
y. MaospatiMagetanCemorosewu;
z. BangkalanTanjung BumiKetapangSotobarSumenep
Lumbang;
aa. PonorogoBiting;
bb. NgantruSrengat;
cc. GemekanGondangPacetTrawas;
dd. TalokDrujuSendang Biru;
ee. GroboganPondok Dalem;
ff. BalungRambipuji;
gg. SitubondoBuduan;
hh. MaesanKalisatSempolan;
ii. GentengTemuguruhWonorekso;
jj. JajagBangorejoPasanggaran;
kk. BenculukGrajagan;
ll. GlagahagungTegaldlimo;
mm. SampangKetapang;
nn. SampangOmbenPamekasan; dan
oo. PamekasanSotabar.
(2) Rencana
pengembangan
jalan
strategis
provinsi
- 51 -
h. BlitarPantai Serang;
i.
j.
KarangrejoYosowilangun;
s. AsembagusJangkar;
t.
RogungTorjun;
u. SampangRogung;
v. KedungpringMantup; dan
w. SlopengLombang.
Pasal 28
- 52 -
Kepanjen
dan
Terminal
Dampit
di
Kabupaten Malang;
4) Terminal Minak Koncar di Kabupaten Lumajang;
5) Terminal Arjasa di Kabupaten Jember;
6) Terminal
Wiroguno
dan
Terminal
Brawijaya
di
Kabupaten Banyuwangi;
7) Terminal Bondowoso di Kabupaten Bondowoso;
8) Terminal
Situbondo
dan
Terminal
Besuki
di
Kabupaten Situbondo;
9) Terminal Larangan di Kabupaten Sidoarjo;
10) Terminal Kepuhsari di Kabupaten Jombang;
11) Terminal Anjuk Ladang dan Terminal Kertosono di
Kabupaten Nganjuk;
12) Terminal Caruban di Kabupaten Madiun;
13) Terminal Magetan di Kabupaten Magetan;
14) Terminal Padangan di Kabupaten Bojonegoro;
15) Terminal
Lamongan
dan
Terminal
Babat
di
Kabupaten Lamongan;
16) Terminal Bunder di Kabupaten Gresik;
17) Terminal Sampang di Kabupaten Sampang;
18) Terminal Landungsari dan Terminal Hamid Rusdi di
Kota Malang;
19) Terminal Untung Suropati di Kota Pasuruan;
20) Terminal
- 53 -
pengembangan
terminal
selain
sebagaimana
dengan
mengikuti
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 29
(1) Jalur perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (2) huruf a yang sudah ada meliputi:
a. Jalur
- 54 -
a. Jalur Utara
: Surabaya
(Pasar
Turi)Lamongan
BabatBojonegoroCepu;
b. Jalur Tengah : Surabaya
(Semut)Surabaya
(Gubeng)Surabaya
(Wonokromo)
JombangKertosonoNganjuk
MadiunSolo;
c. Jalur Timur
: Surabaya
(Semut)Surabaya
(Gubeng)Surabaya
(Wonokromo)
SidoarjoBangilPasuruan
ProbolinggoJemberBanyuwangi; dan
d. Jalur Lingkar : Surabaya
(Semut)Surabaya
(Gubeng)Surabaya
(Wonokromo)
SidoarjoBangilLawangMalang
BlitarTulungagungKediriKertosono
Surabaya.
(2) Rencana
pengembangan
jalur
kereta
api
umum
(Semut)Surabaya
(Gubeng)Surabaya
(Wonokromo)
JombangKertosonoNganjuk
MadiunSolo;
3) Jalur Timur
: Surabaya
(Semut)Surabaya
(Gubeng)Surabaya
(Wonokromo)
SidoarjoBangilPasuruan
ProbolinggoJemberBanyuwangi;
4) Jalur Lingkar : Surabaya
(Semut)Surabaya
(Gubeng)Surabaya
(Wonokromo)
SidoarjoBangilLawangMalang
BlitarTulungagungKediri
KertosonoSurabaya;
5)
SidoarjoTulanganTarik; dan
6)
GubengJuanda.
c. konservasi
- 55 -
menghubungkan
PamekasanSumenep
BangkalanKamalSampang
yang
terintegrasi
dengan
revitalisasi
di seluruh
- 56 -
f.
j.
Sidotopo,
Wonokromo,
Stasiun
Stasiun
Surabaya
Kalimas,
Gubeng
Stasiun
di
Kota
Surabaya;
q. Stasiun Probolinggo di Kota Probolinggo;
r.
Pasal 30
(2) Rencana
- 57 -
Pasal 31
(1)
dengan
pelayanan
- 58 -
dan
Pelabuhan
Bawean
di
(2) Rencana
pengembangan
pelabuhan
penyeberangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) terdiri
atas:
a. pelabuhan
penyeberangan
antarprovinsi, meliputi:
dengan
pelayanan
Pasal 33
(1) Rencana pengembangan sistem transportasi darat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 didukung oleh
pengembangan sistem angkutan umum massal yang
terdiri atas:
a. angkutan umum perkotaan; dan
b. angkutan umum antarkota.
(2) Sistem
- 59 -
Pasal 34
Pasal 35
dan
Pelabuhan
Wangi
di
Gresik
di
Kabupaten
dan
Banyuwangi di Kabupaten
b) Pelabuhan
- 60 -
Wangi
di
Kabupaten
Sampang/Taddan
di
Kabupaten
- 61 -
Pasal 36
Pasal 37
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi
udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)
huruf c terdiri atas:
a. tatanan kebandarudaraan; dan
b. ruang udara untuk penerbangan.
(2) Rencana
pengembangan
tatanan
kebandarudaraan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. bandar udara umum; dan
b. bandar udara khusus.
(3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, terdiri atas kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D, kelas E, kelas F, dan kelas G.
Pasal 38
(1) Bandar udara umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37 ayat (2) huruf a yang sudah ada meliputi:
a. bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan
primer, yaitu bandar udara Juanda di Kabupaten
Sidoarjo untuk penggunaan internasional utama,
regional, dan haji.
b. bandar
- 62 -
Blimbingsari
di
Kabupaten
Noto
Hadinegoro
di
Kabupaten
udara
udara
Trunojoyo
Blimbingsari
di
di
bandar
udara
di
Kabupaten
- 63 -
TNI
AL
Raci
di
Kabupaten
sistem
jaringan
energi
sebagaimana
Kabupaten
Kabupaten
Nganjuk,
Kabupaten
Bojonegoro,
Banyuwangi,
Kabupaten
Situbondo,
- 64 -
b. energi
angin
Trenggalek,
Blitar,
di
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Tulungagung,
Kabupaten
Malang,
Jember,
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bondowoso,
Kabupaten
Sampang,
Kabupaten
Pacitan,
Banyuwangi,
Kabupaten
Bangkalan,
Kabupaten
Sumenep,
Lumajang,
Kabupaten
Pamekasan,
Tuban,
dan
Kabupaten
Nganjuk,
Gunung
Mojokerto,
Bojonegoro,
dan
Arjuno Welirang
Kabupaten
Pasuruan,
Kabupaten
di Kabupaten
dan
Kabupaten
Argopuro
di
Kabupaten
Probolinggo,
Jember,
Tiris
(Gunung
Lamongan)
di
energi
gelombang
Kabupaten
Kabupaten
Lumajang,
Banyuwangi,
Bangkalan,
laut
Trenggalek,
Blitar,
di
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Pacitan,
Tulungagung,
Malang,
Kabupaten
Jember,
Kabupaten
Tuban,
Kabupaten
Sampang,
Kabupaten
- 65 -
Pasal 40
(1) Pengembangan
sistem
jaringan
energi
sebagaimana
pengembangan
jaringan
transmisi
untuk
- 66 -
di
sistem
Jawa
Bali
dalam
rangka
sistem
transmisi
500
kV
di
PS-Kebonagung,
Kapal
JB
Crossing-
Paiton, Grati-Kediri 1st, Kebonagung-Inc. (GratiKediri) 1st, Ngoro-Inc (Paiton-Kediri) 2nd, dan
Tanjung Pelang PLTU-Kediri;
2) pengembangan sistem transmisi 150 kV di BabatTuban, Bambe/Bringkang-Karangpilang, Buduran
II/Sedati-Inc (Bangil-Waru), CermeInc (SgmduLmgan), Grati-Gondangwetan, Jatim Selatan PLTUPacitan II, Jatim Selatan PLTU-Wonogiri, JombangJayakertas,
Kabel
Kalisari-Surabaya
Jawa
Madura-Suramadu,
Selatan,
Ketapang-Gilimanuk,
New-Paiton
Kerep/Tandes
Old,
II-Inc
Perak-Ujung,
Sambi
(Waru-Gresik),
- 67 -
Wlingi
II-Kediri,
Banyuwangi-Gilimanuk,
Banyuwangi-Ketapang,
Blimbing
II-Inc.
(PIER-
(PIER-Pakis),
Waru-Darmo
Granti,
New
II,
Arjuno
PLTP-Mojokerto,
PLTP-Probolinggo,
dan
Turen
Iyang
II-Inc.
Surabaya
Selatan,
Grati,
Krian,
gardu
induk
150/70
kV
di
- 68 -
Gembong,
Jayakertas,
Kalisari,
Sampang,
Sedati/Buduran II, Turen II, Babadan, Baturiti,
Darmogrand, Pacitan II, dan Wlingi; dan
4) pengembangan gardu induk 70/20 di Blimbing,
Tarik, Trenggalek, Nganjuk, Turen, Dolopo, Selorejo
PLTA, Pare, Sengguruh PLTA, Magetan, Siman,
Blitar Baru, Ponorogo, Caruban, Mranggen,
Polehan, Tulungagung PLTA, dan Sukorejo.
(5) Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas
bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
meliputi:
a. BejiGunung GangsirPandaan dengan panjang 5,37
km;
b. WunutR/S Porong dengan panjang 8,7 km;
c. WunutTaman dengan panjang 28,8 km;
d. R/S PorongKota Sidoarjo dengan panjang 15,3 km;
e. CermeLegundi dengan panjang 20,67 km;
f.
j.
Sidoaarjo)
- 69 -
w. jaringan gas ke
Mojokerto;
Kabupaten Sidoarjo;
g. Kabupaten Sampang;
h. Kabupaten Sumenep;
i.
j.
Paragraf 3
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi dan Informatika
Pasal 41
(1) Sistem
jaringan
telekomunikasi
dan
informatika
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c
merupakan perangkat komunikasi dan pertukaran
informasi yang dikembangkan untuk tujuan pengambilan
keputusan dan peningkatan kualitas pelayanan publik
ataupun privat.
(2) Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika yang
dikembangkan meliputi:
a. jaringan
- 70 -
Pasal 42
air
di
wilayah
provinsi
serta
mendukung
Pasal 43
- 71 -
Pasal 43
(1) Pengembangan
jaringan
sumber
daya
air
untuk
Ngebel
Dam,
Waduk
Bendo,
Waduk
Genteng
I,
Bendungan
Lesti
III,
- 72 -
Klabang,
Karanganyar,
Waduk
Waduk
Tegalampel,
Sukokerto,
Waduk
Waduk
dan
Embung
Nogosromo
di
Kabupaten Situbondo;
e. di Wilayah Sungai Baru Bajulmati meliputi Embung
Singolatri,
Waduk
Kedawang,
Waduk
Bajulmati,
- 73 -
Ringin
Bandulan
di
Kabupaten
Blitar
dan
Pasal 45
e. Jaringan
- 74 -
Pasal 46
tanggul
dan
Jabung
retarding
basin
di
tersebar
di
Kabupaten
Gresik,
Kabupaten
sistem pengendali banjir Kali Kedunglarangan dan sungaisungai di Wilayah Sungai Welang Rejoso di Kota Pasuruan
dan Kabupaten Pasuruan;
43
sampai
dengan
Pasal
46,
terdapat
rencana
b. WS
- 75 -
Paragraf 5
Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Pasal 48
(1) Rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf
e berupa:
a. kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu
yang disebut sebagai Kawasan Daur Ulang Ramah
Lingkungan; dan
b. sistem drainase perkotaan.
(2) Rencana
pengembangan
prasarana
lingkungan
pengembangan
sebagaimana
dimaksud
sistem
pada
drainase
ayat
(1)
perkotaan
huruf
pemanfaatan
limbah
untuk
energi
yang
- 76 -
dimaksud
dimaksudkan
untuk
pada
ayat
memenuhi
(1)
kebutuhan
huruf
sanitasi
yang
melayani
Kota
Mojokerto
dan
Kabupaten Mojokerto;
d. Madiun yang melayani Kota Madiun dan Kabupaten
Madiun;
e. Kediri yang melayani Kota Kediri dan Kabupaten
Kediri;
f.
g. Pasuruan
yang
melayani
Kota
Pasuruan
dan
Kota
Probolinggo
dan
yang
melayani
Kabupaten Probolinggo.
BAB V
RENCANA POLA RUANG WILAYAH PROVINSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 49
(1) Rencana pola ruang wilayah provinsi terdiri atas:
a. rencana kawasan lindung;
b. rencana kawasan budi daya; dan
c. rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
(2) Rencana pola ruang wilayah provinsi digambarkan dengan
ketelitian peta skala 1:250.000 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
- 77 -
Bagian Kedua
Rencana Kawasan Lindung
Pasal 50
Rencana kawasan lindung provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f.
Kabupaten Jember;
g. Kabupaten Jombang;
h. Kabupaten Kediri;
i.
Kabupaten Lamongan;
j.
Kabupaten Lumajang;
k. Kabupaten Madiun;
l.
Kabupaten Magetan;
m. Kabupaten Malang;
n. Kabupaten Mojokerto;
o. Kabupaten Nganjuk;
p. Kabupaten
- 78 -
p. Kabupaten Ngawi;
q. Kabupaten Pacitan;
r. Kabupaten Pamekasan;
s. Kabupaten Pasuruan;
t. Kabupaten Ponorogo;
u. Kabupaten Probolinggo;
v. Kabupaten Situbondo;
w. Kabupaten Sumenep;
x. Kabupaten Trenggalek;
y. Kabupaten Tuban;
z. Kabupaten Tulungagung;
aa. Kota Batu; dan
bb. Kota Kediri.
(2) Arahan pengelolaan kawasan hutan lindung meliputi:
a. pengawasan
dan
pemantauan
untuk
pelestarian
kerja
sama
antarwilayah
dalam
rehabilitasi
hutan
dan
lahan
yang
perlindungan
kawasan
bawahannya
yang
pemanfaatan
jalur
wisata
alam
jelajah/pendakian
kawasan
lindung
untuk
sarana
- 79 -
Paragraf 2
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 52
(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf b meliputi:
a. sempadan pantai;
b. sempadan sungai;
c. kawasan sekitar danau atau waduk;
d. kawasan sekitar mata air; dan
e. kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal.
(2) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. wilayah pesisir kepulauan Jawa Timur;
b. sempadan pantai utara Jawa Timur;
c. sempadan pantai timur Jawa Timur; dan
d. sempadan pantai selatan Jawa Timur.
(3) Arahan pengelolaan kawasan sempadan pantai meliputi:
a. perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter
dari pasang tertinggi dan dilarang melakukan alih
fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas
pantai;
b. perlindungan sempadan pantai dan sebagian kawasan
pantai yang merupakan pesisir terdapat ekosistem
bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria
dari kerusakan;
c. pengaturan reorientasi pembangunan di kawasan
permukiman, baik di kawasan perdesaan maupun
perkotaan dengan menjadikan pantai dan laut sebagai
bagian dari latar depan;
d. penanaman bakau di kawasan yang potensial untuk
menambah luasan area bakau;
e. pemanfaatan kawasan sepanjang pantai di dalam
kawasan lindung disesuaikan dengan rencana tata
ruang kawasan pesisir;
f.
penyediaan
sistem
peringatan
kemungkinan terjadinya bencana;
dini
terhadap
- 80 -
- 81 -
budaya
suku
Samin
di
suku
Osing
di
lindung
spiritual
dan
- 82 -
Pasal 53
Krucil,
Sukorambi,
Sumber
Kabupaten
Malang,
Situbondo,
Panti,
dan
Kabupaten
Margasatwa
Kecamatan
Pulau
Sangkapura
dan
Bawean
terletak
Kecamatan
di
Tambak,
patroli
untuk
menghindari
adanya
tersebut,
terutama
dalam
melakukan
- 83 -
Pasal 55
j.
- 84 -
kegiatan
secara
karakteristik
lebih
kawasan
spesifik
dengan
dengan
luas
sekurangc. Taman
- 85 -
dengan
luas
spesifik
dengan
Pasal 58
dengan
melakukan
penanaman
pohon
jalur
wisata
alam
jelajah/pendakian
- 86 -
dengan
reboisasi
sesuai
dengan
jenis
Pasal 60
(1) Kawasan
cagar
budaya
dan
ilmu
pengetahuan
- 87 -
j.
Sarchopagus
dan
Megalith
di
Kabupaten
Bondowoso; dan
r.
- 88 -
museum
purbakala
sebagai
sarana
bangunan
gedung
dan
halamannya
bangunan
pabrik
gula
di
Kabupaten
Bondowoso,
Kabupaten
Kediri,
dan
Kabupaten Malang;
c. Makam Proklamator, Museum Bung Karno, Istana
Gebang, Petilasan Aryo Blitar, dan Monumen PETA
(Soeprijadi) di Kota Blitar; dan
d. bangunan bersejarah dan cagar budaya di Kota
Surabaya.
(7) Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan berupa lingkungan bangunan gedung dan
halamannya meliputi:
a. pelestarian bangunan kuno;
b. penjagaan keaslian bangunan;
c. pemfungsian
bangunan
tersebut
sehingga
dapat
- 89 -
Pasal 61
Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 huruf d meliputi:
a. kawasan rawan tanah longsor;
b. kawasan rawan gelombang pasang;
c. kawasan rawan banjir;
d. kawasan rawan bencana kebakaran hutan; dan
e. kawasan rawan angin kencang dan puting beliung.
Pasal 62
Kabupaten Kediri;
g. Kabupaten Lumajang;
h. Kabupaten Madiun;
i.
Kabupaten Magetan;
j.
Kabupaten Malang;
k. Kabupaten Nganjuk;
l.
Kabupaten Ngawi;
m. Kabupaten Pacitan;
n. Kabupaten Pasuruan;
o. Kabupaten Ponorogo;
p. Kabupaten Probolinggo;
q. Kabupaten Situbondo;
r.
Kabupaten Trenggalek;
s. Kabupaten Tuban;
t.
u. Kota Batu.
(2) Arahan
- 90 -
kawasan
rawan
tanah
longsor
daerah
rawan
bencana
permukiman dan fasilitas
untuk
utama
e. penghijauan
dengan
tanaman
yang
sistem
perakarannya dalam dan jarak tanamnya tepat.
(4) Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor melalui
rekayasa teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi:
a. perbaikan drainase tanah;
b. pembangunan berbagai pekerjaan struktur;
c. pembangunan terasering dengan sistem drainase yang
tepat;
d. pembuatan tanggul penahan, khusus untuk runtuhan
batu; dan
e. peningkatan dan pemeliharaan drainase, baik air
permukaan maupun air tanah.
Pasal 63
(1) Kawasan rawan gelombang pasang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 huruf b di kawasan pesisir sepanjang
pantai adalah kawasan yang berbatasan dengan Laut
Jawa, Selat Bali, Selat Madura, Samudera Hindia, atau
dengan kawasan kepulauan.
(2) Arahan pengelolaan kawasan rawan gelombang pasang
meliputi:
a. reklamasi pantai;
b. pembangunan pemecah ombak;
c. penataan
- 91 -
Kabupaten Gresik;
g. Kabupaten Jember;
h. Kabupaten Jombang;
i.
Kabupaten Kediri;
j.
Kabupaten Lamongan;
k. Kabupaten Lumajang;
l.
Kabupaten Madiun
m. Kabupaten Magetan;
n. Kabupaten Malang;
o. Kabupaten Mojokerto;
p. Kabupaten Nganjuk;
q. Kabupaten Ngawi;
r. Kabupaten Pacitan;
s. Kabupaten Pasuruan;
t. Kabupaten Ponorogo;
u. Kabupaten Probolinggo;
v. Kabupaten Sampang;
w. Kabupaten Sumenep;
x. Kabupaten Sidoarjo;
y. Kabupaten Situbondo;
z. Kabupaten
- 92 -
z. Kabupaten Trenggalek;
aa. Kabupaten Tuban;
bb.Kabupaten Tulungagung;
cc. Kota Malang;
dd.Kota Pasuruan; dan
ee. Kota Surabaya.
(2) Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir meliputi:
a. penataan ruang; dan
b. mitigasi struktural.
(3) Arahan
pengelolaan
kawasan
rawan
banjir
melalui
evakuasi
yang
(4) Arahan
pengelolaan
kawasan
rawan
bencana
banjir
tembok
penahan
dan
tanggul
di
daerah
hulu
sangat
membantu
mengurangi
saluran
terbuka
maupun
tertutup
atau
terowongan.
Pasal 65
- 93 -
Pasal 65
kampanye
dan
sosialisasi
kebijakan
pasukan
pemadaman
kebakaran,
sekat
bakar,
terutama
antara
lahan,
dengan
cara
pencegahan
pembukaan
lahan
pembakaran;
g. pencegahan
penanaman
tanaman
sejenis
untuk
penanaman
kembali
daerah
yang
telah
terbakar
k. pengembangan
teknologi
pembukaan
lahan
tanpa
membakar; dan
l.
- 94 -
Pasal 66
(1) Kawasan rawan bencana angin kencang dan puting
beliung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf e
meliputi seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.
(2) Arahan pengelolaan kawasan rawan
kencang dan puting beliung meliputi:
bencana
angin
yang
- 95 -
e. Kabupaten Pacitan;
f.
Kabupaten Pamekasan;
g. Kabupaten Ponorogo;
h. Kabupaten Sampang;
i.
Kabupaten Sumenep;
j.
Kabupaten Trenggalek;
Kabupaten Tulungagung.
keunikan
batuan
dan
fosil
sebagaimana
geologiarkeologi
(geoarkeologi)
Trowulan
di
Perning
di
Kabupaten Mojokerto;
b. Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember;
c. Kabuh di Kabupaten Jombang;
d. situs
geologiarkeologi
(geoarkeologi)
Kabupaten Mojokerto;
e. situs geologiarkeologi (geoarkeologi) Wringanom di
Kabupaten Gresik;
f.
situs
geologiarkeologi
(geoarkeologi)
Trinil
di
Kabupaten Ngawi;
g. formasi kujung Kecamatan Panceng di Kabupaten
Gresik;
h. Pantai Popoh di Kabupaten Tulungagung;
i.
j.
- 96 -
menunjukkan
Bangkalan,
Gununganyar
di
Kota
diizinkan
untuk
melakukan
kegiatan
papan
nama
yang
menunjukkan
rawan
bencana
alam
geologi
sebagaimana
- 97 -
rawan
letusan
gunung
api
sebagaimana
yang
- 98 -
e. Kabupaten Jombang;
f.
Kabupaten Kediri;
g. Kabupaten Lumajang;
h. Kabupaten Madiun;
i.
Kabupaten Magetan;
j.
Kabupaten Malang;
k. Kabupaten Mojokerto;
l.
Kabupaten Nganjuk;
m. Kabupaten Ngawi;
n. Kabupaten Pacitan;
o. Kabupaten Pasuruan;
p. Kabupaten Ponorogo;
q. Kabupaten Probolinggo;
r.
Kabupaten Situbondo;
Kabupaten Tulungagung.
struktur
bangunan
sesuai
dengan
sistem
dan
jalur
evakuasi
yang
peningkatan
kesiapan
dan
koordinasi
seluruh
- 99 -
kapabilitas
bangunan
dan
pekerjaan
evakuasi
yang
- 100 -
dengan
pengerukan
di
muara
sungai,
untuk
mengendalikan
memanfaatkan
sebagian
aliran
lumpur,
lumpur
dan
untuk
infrastruktur
sekitar
semburan
lumpur
saluran
drainase
baru
agar
dapat
- 101 -
relokasi
pipa
air
baku
PDAM
Kota
Surabaya.
(16) Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan
pengamanan Kali Porong sebagaimana dimaksud pada
ayat (13) huruf c meliputi:
a. penjagaan kapasitas pengaliran Kali Porong; dan
b. penjagaan keamanan tanggul dan tebing
dengan
memasang
perlindungan
sungai/tanggul.
sungai
tebing
Pasal 70
Lintas
Provinsi
yaitu
CAT
Lasem,
CAT
- 102 -
b. CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT SurabayaLamongan, CAT Tuban, CAT Panceng, CAT Brantas,
CAT Bulukawang, CAT Pasuruan, CAT Probolinggo,
CAT Jember-Lumajang, CAT Besuki, CAT BondowosoSitubondo,
CAT
Wonorejo,
CAT
Ketapang,
CAT
Kabupaten
yaitu
CAT
Sumberbening,
CAT
pengelolaan
kawasan
imbuhan
air
tanah
kegiatan
pengeboran,
penggalian
atau
Pasal 71
Kabupaten Pacitan;
g. Kabupaten Probolinggo;
h. Kabupaten Situbondo; dan
i.
Kabupaten Sumenep.
(3) Arahan
- 103 -
(3) Arahan
pengelolaan
kawasan
terumbu
karang
Pasal 72
- 104 -
j.
Pasal 73
Kabupaten Bangkalan;
b.
Kabupaten Banyuwangi;
c.
Kabupaten Blitar;
d.
Kabupaten Bojonegoro;
e.
Kabupaten Bondowoso;
f.
Kabupaten Gresik;
g.
Kabupaten Jember;
h.
Kabupaten Jombang;
i.
Kabupaten Kediri;
j.
Kabupaten Lamongan;
k.
Kabupaten Lumajang;
l.
Kabupaten Madiun;
m.
Kabupaten Magetan;
n.
Kabupaten Malang;
o.
Kabupaten Mojokerto;
p.
Kabupaten Nganjuk;
q.
Kabupaten Ngawi;
r.
Kabupaten Pacitan;
s.
Kabupaten Pamekasan;
t.
Kabupaten Pasuruan;
u.
Kabupaten Ponorogo;
v.
Kabupaten Probolinggo;
w. Kabupaten
- 105 -
w.
Kabupaten Sampang;
x.
Kabupaten Situbondo;
y.
Kabupaten Sumenep;
z.
Kabupaten Trenggalek;
aa.
Kabupaten Tuban;
bb.
Kabupaten Tulungagung;
cc.
dd.
Kota Kediri.
reboisasi
dan
pengayaan
tanaman
di
ditetapkan
dengan
luas
sekurang-kurangnya
425.570,43 ha meliputi:
a. Kabupaten Bangkalan;
b. Kabupaten Banyuwangi;
c. Kabupaten
- 106 -
c. Kabupaten Blitar;
d. Kabupaten Bojonegoro;
e. Kabupaten Bondowoso;
f.
Kabupaten Gresik;
g. Kabupaten Jember;
h. Kabupaten Jombang;
i.
Kabupaten Kediri;
j.
Kabupaten Lamongan;
k. Kabupaten Lumajang;
l.
Kabupaten Madiun;
m. Kabupaten Magetan;
n. Kabupaten Malang;
o. Kabupaten Mojokerto;
p. Kabupaten Nganjuk;
q. Kabupaten Ngawi;
r.
Kabupaten Pacitan;
s. Kabupaten Pamekasan;
t.
Kabupaten Pasuruan;
u. Kabupaten Ponorogo;
v. Kabupaten Probolinggo;
w. Kabupaten Sampang;
x. Kabupaten Sidoarjo;
y. Kabupaten Situbondo;
z. Kabupaten Sumenep;
aa. Kabupaten Trenggalek;
bb. Kabupaten Tuban;
cc. Kabupaten Tulungagung; dan
dd. Kota Batu.
Pasal 75
(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 huruf c meliputi:
a. pertanian lahan basah;
b. pertanian
- 107 -
Kabupaten Gresik;
g. Kabupaten Jember;
h. Kabupaten Jombang;
i.
Kabupaten Kediri;
j.
Kabupaten Lamongan;
k. Kabupaten Lumajang;
l.
Kabupaten Madiun;
m. Kabupaten Magetan;
n. Kabupaten Malang;
o. Kabupaten Mojokerto;
p. Kabupaten Nganjuk;
q. Kabupaten Ngawi;
r.
Kabupaten Pacitan;
s. Kabupaten Pamekasan;
t.
Kabupaten Pasuruan;
u. Kabupaten Ponorogo;
v. Kabupaten Probolinggo;
w. Kabupaten Sampang;
x. Kabupaten Sidoarjo;
y. Kabupaten Situbondo;
z. Kabupaten Sumenep;
aa. Kabupaten Trenggalek;
bb. Kabupaten Tuban;
cc. Kabupaten Tulungagung;
dd. Kota
- 108 -
Kota Batu.
- 109 -
2) Kabupaten Blitar;
3) Kabupaten Jember;
4) Kabupaten Lumajang;
5) Kabupaten Magetan;
6) Kabupaten Malang;
7) Kabupaten Pacitan;
8) Kabupaten Trenggalek; dan
9) Kabupaten Tulungagung.
b. jeruk dikembangkan di wilayah:
1) Kabupaten Banyuwangi;
2) Kabupaten Jember;
3) Kabupaten Jombang
4) Kabupaten Madiun;
5) Kabupaten Magetan;
6) Kabupaten Malang;
7) Kabupaten Pacitan;
8) Kabupaten Pamekasan;
9) Kabupaten Tuban; dan
10) Kota Batu.
c. rambutan dikembangkan di wilayah:
1) Kabupaten Bangkalan;
2) Kabupaten Blitar; dan
3) Kabupaten Jember.
d. mangga dikembangkan di wilayah:
1) Kabupaten Bondowoso;
2) Kabupaten Gresik;
3) Kabupaten Kediri;
4) Kabupaten Magetan;
5) Kabupaten Nganjuk.
6) Kabupaten Pasuruan;
7) Kabupaten Probolinggo; dan
8) Kabupaten Situbondo.
e. apel dikembangkan di wilayah:
1) Kabupaten Malang;
2) Kabupaten
- 110 -
alpukat
dikembangkan
Lumajang.
di
j.
wilayah
Kabupaten
1) Kabupaten Bondowoso;
2) Kabupaten Jember;
3) Kabupaten Jombang;
4) Kabupaten Madiun;
5) Kabupaten Malang;
6) Kabupaten Pasuruan; dan
7) Kabupaten Trenggalek.
k. manggis dikembangkan di wilayah:
1) Kabupaten Banyuwangi;
2) Kabupaten Blitar;
3) Kabupaten Jember;
4) Kabupaten Ponorogo;
5) Kabupaten Probolinggo; dan
6) Kabupaten Trenggalek.
(8) Pengembangan
- 111 -
kawasan
peruntukkan
pertanian
produksi
dan
produktivitas
tanaman
lahan
pertanian
yang
dialihfungsikan
yang
dialihfungsikan
merupakan
lahan
yang
dialihfungsikan
merupakan
lahan
c. apabila
- 112 -
c. apabila
yang
dialihfungsikan
adalah
lahan
tidak
Pasal 76
(1) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 huruf d direncanakan dengan luas
sekurang-kurangnya 398.036 ha yang meliputi:
a. Kabupaten Bangkalan;
b. Kabupaten Banyuwangi;
c. Kabupaten Blitar;
d. Kabupaten Bojonegoro;
e. Kabupaten Bondowoso;
f.
Kabupaten Gresik;
g. Kabupaten Jember;
h. Kabupaten Jombang;
i.
Kabupaten Kediri;
j.
Kabupaten Lamongan;
k. Kabupaten Lumajang;
l.
Kabupaten Madiun;
m. Kabupaten Magetan;
n. Kabupaten Malang;
o. Kabupaten Mojokerto;
p. Kabupaten Nganjuk;
q. Kabupaten Ngawi;
r.
Kabupaten Pacitan;
s. Kabupaten Pamekasan;
t.
Kabupaten Pasuruan;
u. Kabupaten Ponorogo;
v. Kabupaten Probolinggo;
w. Kabupaten Sampang;
x. Kabupaten Sidoarjo;
y. Kabupaten Situbondo;
z. Kabupaten Sumenep;
aa. Kabupaten
- 113 -
- 114 -
8) Kabupaten Kediri;
9) Kabupaten Lamongan;
10) Kabupaten Lumajang;
11) Kabupaten Madiun;
12) Kabupaten Magetan;
13) Kabupaten Malang;
14) Kabupaten Mojokerto;
15) Kabupaten Ngawi;
16) Kabupaten Probolinggo;
17) Kabupaten Sampang;
18) Kabupaten Sidoarjo;
19) Kabupaten Situbondo;
20) Kabupaten Tuban; dan
21) Kabupaten Tulungagung.
(4) Perkebunan tanaman tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. kapas meliputi:
1) Kabupaten Lamongan;
2) Kabupaten Mojokerto;
3) Kabupaten Pasuruan; dan
4) Kabupaten Ponorogo.
b. jambu mete meliputi:
1) Kabupaten Bangkalan;
2) Kabupaten Ngawi;
3) Kabupaten Pamekasan;
4) Kabupaten Ponorogo;
5) Kabupaten Sampang;
6) Kabupaten Sumenep; dan
7) Kabupaten Tuban.
c. kopi meliputi:
1) Kabupaten Banyuwangi;
2) Kabupaten Blitar;
3) Kabupaten Bondowoso;
4) Kabupaten Jember;
5) Kabupaten
- 115 -
5) Kabupaten Kediri;
6) Kabupaten Lumajang.
7) Kabupaten Magetan;
8) Kabupaten Malang;
9) Kabupaten Pacitan;
10) Kabupaten Pasuruan;
11) Kabupaten Probolinggo; dan
12) Kabupaten Situbondo.
d. cengkeh meliputi:
1) Kabupaten Jombang;
2) Kabupaten Nganjuk;
3) Kabupaten Ponorogo; dan
4) Kabupaten Trenggalek.
e. teh meliputi:
1) Kabupaten Malang;
2) Kabupaten Mojokerto;
3) Kabupaten Ngawi;
4) Kabupaten Pasuruan; dan
5) Kota Batu.
f.
karet meliputi:
1) Kabupaten Banyuwangi.
2) Kabupaten Bondowoso; dan
3) Kabupaten Jember;
g. kakao meliputi:
1) Kabupaten Banyuwangi;
2) Kabupaten Blitar;
3) Kabupaten Jombang;
4) Kabupaten Madiun;
5) Kabupaten Malang;
6) Kabupaten Nganjuk;
7) Kabupaten Ngawi;
8) Kabupaten Pacitan;
9) Kabupaten Ponorogo; dan
10) Kabupaten Trenggalek.
h. panili meliputi:
1) Kabupaten Jombang;
2) Kabupaten
- 116 -
kelapa meliputi:
1) Kabupaten Bangkalan;
2) Kabupaten Banyuwangi;
3) Kabupaten Blitar;
4) Kabupaten Bojonegoro;
5) Kabupaten Gresik;
6) Kabupaten Jember;
7) Kabupaten Kediri;
8) Kabupaten Lumajang;
9) Kabupaten Madiun;
10) Kabupaten Malang;
11) Kabupaten Nganjuk;
12) Kabupaten Ngawi;
13) Kabupaten Pacitan;
14) Kabupaten Pamekasan;
15) Kabupaten Ponorogo;
16) Kabupaten Sidoarjo;
17) Kabupaten Situbondo;
18) Kabupaten Sumenep;
19) Kabupaten Trenggalek;
20) Kabupaten Tuban; dan
21) Kabupaten Tulungagung.
j.
nilam meliputi:
1) Kabupaten Blitar;
2) Kabupaten Malang; dan
3) Kabupaten Nganjuk.
- 117 -
b.
c.
21) Kabupaten
- 118 -
ayat
(1)
huruf
dikembangkan
di
seluruh
kabupaten.
(4) Sentra peternakan unggas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c meliputi:
a. Kabupaten Blitar;
b. Kabupaten Jombang;
c. Kabupaten Kediri;
d. Kabupaten Mojokerto;
e. Kabupaten Pasuruan;
f.
g. Kabupaten Tulungagung.
(5) Pengembangan kawasan peruntukan peternakan yang
memerlukan persyaratan khusus diatur oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota masing-masing.
(6) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan peternakan
meliputi:
a. pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai
keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak dan
sektor industri pendukung lainnya;
b. pemertahanan ternak plasma nuftah sebagai potensi
daerah;
c. pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada
pengembangan komoditas ternak unggulan;
d. kawasan
- 119 -
d. kawasan
budi
daya
ternak
yang
berpotensi
pada
permukiman
padat
penduduk
berusaha
dan
melindungi
daerah
Pasal 78
(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 huruf f merupakan kawasan minapolitan
meliputi:
a. peruntukan perikanan tangkap;
b. peruntukan perikanan budi daya; dan
c. pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
(2) Pengembangan kawasan peruntukan perikanan tangkap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pengembangan komoditi utama perikanan meliputi
Tamperan di Kabupaten Pacitan, Prigi di Kabupaten
Trenggalek, Sendangbiru di Kabupaten Malang, Puger
di Kabupaten Jember, Ujungpangkah di Kabupaten
Gresik,
Brondong
di
Kabupaten
Lamongan,
- 120 -
Pelabuhan
Perikanan
Pantai
(PPP)
Jember,
Pondokdadap
di
Kabupaten
Pangkalan
Pendaratan
Ikan
(PPI)
Kabupaten Bangkalan;
2)
Kabupaten Banyuwangi;
3)
Kabupaten Blitar;
4)
Kabupaten Gresik;
5)
Kabupaten Jember;
6)
Kabupaten Lamongan;
7)
Kabupaten Lumajang;
8)
Kabupaten Malang;
9)
Kabupaten Pacitan;
- 121 -
Kabupaten Bangkalan;
2)
Kabupaten Gresik;
3)
Kabupaten Lamongan;
4)
Kabupaten Pamekasan;
5)
Kabupaten Pasuruan;
6)
Kabupaten Probolinggo;
7)
Kabupaten Sampang;
8)
Kabupaten Sumenep;
9)
Kabupaten Tuban;
- 122 -
Kabupaten Lamongan;
g. Kabupaten Lumajang;
h. Kabupaten Malang;
i.
Kabupaten Pacitan;
j.
Kabupaten Pamekasan;
k. Kabupaten Pasuruan;
l.
Kabupaten Probolinggo;
m. Kabupaten Sampang;
n. Kabupaten Situbondo;
o. Kabupaten Sumenep;
p. Kabupaten Trenggalek;
q. Kabupaten Tuban; dan
r.
Kabupaten Tulungagung.
Kabupaten Pacitan;
g. Kabupaten
- 123 -
g. Kabupaten Pasuruan;
h. Kabupaten Sidoarjo;
i.
Kabupaten Sumenep;
j.
Kabupaten Trenggalek;
Kota Probolinggo.
kawasan
peruntukan
perikanan
daya
air
terhadap
sarana
dan
prasarana
pendukung
peningkatan
nilai
ekonomi
perikanan
dengan
meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan;
j.
Pasal 79
- 124 -
Pasal 79
(1) Kawasan
peruntukan
pertambangan
dimaksud dalam Pasal 71 huruf g meliputi:
sebagaimana
a. pertambangan mineral;
b. pertambangan minyak dan gas bumi; dan
c. pertambangan panas bumi.
(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a meliputi:
a. pertambangan mineral logam;
b. pertambangan mineral bukan logam; dan
c. pertambangan batuan.
(3) Pertambangan mineral logam sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a meliputi:
a. Kabupaten Banyuwangi;
b. Kabupaten Blitar;
c. Kabupaten Jember;
d. Kabupaten Lumajang;
e. Kabupaten Malang;
f.
Kabupaten Pacitan;
mineral
bukan
logam
sebagaimana
minyak
dan
gas
bumi
sebagaimana
Kabupaten Mojokerto;
g. Kabupaten
- 125 -
g. Kabupaten Nganjuk;
h. Kabupaten Pamekasan;
i.
Kabupaten Sampang;
j.
Kabupaten Sidoarjo;
k. Kabupaten Sumenep;
l.
m. Kota Surabaya.
(7) Pertambangan panas bumi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c meliputi:
a. Argopuro
Jember,
di
Kabupaten
Kabupaten
Bondowoso,
Probolinggo,
dan
Kabupaten
Kabupaten
Situbondo;
b. Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo;
c. Cangar dan Songgoriti di Kabupaten Malang dan Kota
Batu;
d. Gunung
Arjuno-Welirang
di
Kabupaten
Malang,
j.
kawasan
pertambangan
dengan
- 126 -
Pasal 80
(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 huruf h direncanakan dengan luas
sekurang-kurangnya 69.288,52 Ha meliputi:
a. kawasan industri;
b. kawasan
peruntukan
industri
di
luar
kawasan
industri; dan
c. sentra industri.
(2) Kawasan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a berada di seluruh wilayah kabupaten/kota di
Jawa Timur dengan prioritas pengembangan meliputi:
a. Kabupaten Bangkalan;
b. Kabupaten Banyuwangi;
c. Kabupaten Gresik;
d. Kabupaten Jombang;
e. Kabupaten Lamongan;
f.
Kabupaten Malang;
g. Kabupaten Mojokerto;
h. Kabupaten Pasuruan;
i.
Kabupaten Probolinggo;
j.
Kabupaten Sidoarjo;
k. Kabupaten Tuban;
l.
m. Kota Surabaya.
(3) Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Kabupaten Bangkalan;
b. Kabupaten Bojonegoro;
c. Kabupaten Gresik;
d. Kabupaten
- 127 -
d. Kabupaten Jember;
e. Kabupaten Jombang;
f.
Kabupaten Lamongan;
g. Kabupaten Madiun;
h. Kabupaten Malang;
i.
Kabupaten Mojokerto;
j.
Kabupaten Nganjuk;
k. Kabupaten Ngawi;
l.
Kabupaten Pasuruan;
m. Kabupaten Probolinggo;
n. Kabupaten Sidoarjo;
o. Kabupaten Situbondo;
p. Kabupaten Tuban;
q. Kota Kediri;
r.
s. Kota Surabaya.
(4) Sentra industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c direncanakan di seluruh kabupaten/kota.
(5) Arahan pengelolaan
meliputi:
kawasan
peruntukan
industri
- 128 -
j.
- 129 -
m. Gua
Maharani
dan
Pantai
Tanjung
Kodok
di
Kabupaten Lamongan;
n. Gunung Kelud di Kabupaten Blitar dan Kabupaten
Kediri;
o. Gunung Wilis di Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun,
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten
Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung;
p. Hutan Bambu, Pantai Watu Godeg, Ranu Bedali, Ranu
Klakah, dan Ranu Pane di Kabupaten Lumajang;
q. Hutan Surya, Pemandian Talun, dan Waduk Pondok di
Kabupaten Ngawi;
r.
Nasional
BromoTenggerSemeru
(BTS)
di
- 130 -
Gereja
Poh
Sarang
dan
Petilasan
Jayabaya
di
Kabupaten Kediri;
g. Gua Akbar, Makam Bekti Harjo, Makam Ibrahim
Asmorokondi,
dan
Makam
Sunan
Bonang
di
Kabupaten Tuban;
h. Kompleks Makam K.H. Hasyim Asyari, K.H. Wachid
Hasyim, Gus Dur, dan Sayid Sulaiman di Kabupaten
Jombang;
i.
j.
Kaki
Jembatan
Suramadu
(KKJS)
di
- 131 -
j.
pengelolaan
kawasan
peruntukan
pariwisata
meliputi:
a. pelengkapan sarana dan prasarana pariwisata sesuai
dengan
kebutuhan,
rencana
pengembangan,
dan
pemasaran
pariwisata
melalui
pemasaran
pariwisata,
dan
perwakilan
promosi pariwisata.
(6) Rencana pengembangan koridor pariwisata sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf b terdiri atas:
a. Jalur Pengembangan Koridor A;
b. Jalur Pengembangan Koridor B;
c. Jalur
- 132 -
dan
Makam
Sunan
Bonang
di
Kabupaten Tuban;
d. Gua Maharani, Makam Sunan Drajat, Pantai Tanjung
Kodok, Waduk Gondang, dan Wisata Bahari Lamongan
(WBL) di Kabupaten Lamongan;
e. Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS), Kebun
Binatang Surabaya, dan Makam Sunan Ampel di Kota
Surabaya;
f.
Taman
Kosala
Tirta,
Taman
Manunggal,
Telaga
- 133 -
Kota Malang.
Kawah
Sukamade,
dan
Ijen,
Pantai
Taman
Plengkung,
Suruh
di
Pantai
Kabupaten
Banyuwangi;
d. Gunung Bromo, Kakek Bodo, Kebun Raya Purwodadi,
Pemandian Banyubiru, dan Taman Safari di Kabupaten
Pasuruan;
e. Hutan Bambu, Pantai Watu Godeg, Pura Mandara Giri
Semeru Agung, Ranu Bedali, Ranu Klakah, dan Ranu
Pane di Kabupaten Lumajang; dan
f.
- 134 -
pengembangan
koridor
dengan
pusat
pengembangan
koridor
dengan
pusat
pengembangan
koridor
dengan
pusat
pengembangan
pelayanan
di
koridor
Kabupaten
dengan
Banyuwangi,
pusat
Kabupaten
pengelolaan
kawasan
permukiman
perdesaan
meliputi:
a. pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang
sudah ada;
b. pengembangan
permukiman
perdesaan
sedapat
kawasan
permukiman
kumuh
di
- 135 -
(5) Arahan
pengelolaan
kawasan
permukiman
perkotaan
meliputi:
a. pengaturan perkembangan pembangunan permukiman
perkotaan baru;
b. pengembangan
permukiman
memperhitungkan
daya
perkotaan
tampung
dengan
perkembangan
pengembangan
kawasan
permukiman
yang
- 136 -
Magetan,
- 137 -
Batu
Poron
di
Posal
Muncar
di
Kabupaten
8) instalasi militer:
Banyuwangi;
Posal
Pancer
di
Kabupaten
9) instalasi militer:
Probolinggo;
Posal
Paiton
di
Kabupaten
militer:
Lanal
Malang
di
Kabupaten
13) instalasi
- 138 -
militer:
Grati
di
Kabupaten
Paiton
(Sukodadi)
di
Puslatpur
Baluran
di
militer:
Gunung
Bentar
di
Selogiri
di
Kabupaten
di
Kabupaten
Tanjung
Jangkar
di
c. TNI AU meliputi:
1) Lanud Iswahyudi di Magetan beserta jajarannya;
2) Lanud Abdurrahman Saleh di Malang beserta
jajarannya;
3) instalasi militer Pangkalan Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan;
4) instalasi
militer
Pangkalan
Desa
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan;
Keldokan
Rejo
- 139 -
Suren
Kaponan
Nitikan
Dengkol
militer
Sumber
Air
Desa
Kemiri
- 140 -
militer
AWR
Desa
Pandan
Wangi
militer
Anom
Pelepasan
Tekanan
Kecamatan
Air
Tawang
Desa
Anom
Kabupaten Magetan;
30) instalasi
militer
Pelepasan
Tekanan
Air
Desa
militer
Pelepasan
Tekanan
Air
Desa
antara
pertahanan
lahan
terbangun
keamanan
di
dengan
sekitar
kawasan
kawasan
pertahanan
keamanan
Paragraf 2
- 141 -
Paragraf 2
Rencana Kawasan Andalan
Pasal 84
- 142 -
Pasal 86
strategis
dari
sudut
kepentingan
- 143 -
peta
sebagaimana
dengan
tingkat
tercantum
ketelitian
dalam
1:250.000
Lampiran
III
yang
Pasal 87
Rencana
pengembangan
kawasan
strategis
dari
sudut
pemerintah
Gerbangkertosusila
pusat
(Gresik,
yaitu
Bangkalan,
kawasan
Mojokerto,
industri
berteknologi
tinggi
Surabaya
Pelabuhan
sekitarnya
di
Tanjung
Kabupaten
Bulupandan
Bangkalan,
dan
Pelabuhan
3) kawasan
- 144 -
agroindustri,
yaitu
Agroindustri
Gelang
Suramadu
di
Kabupaten
Bangkalan,
pusat
bisnis
Kota
Surabaya,
kawasan
perbatasan
antarprovinsi,
yaitu
Provinsi
Blora,
Kabupaten
dan
Tuban,
Kabupaten
Kabupaten
Bojonegoro),
Ponorogo,
Kabupaten
Trenggalek,
- 145 -
(GKS)
dan
segitiga
emas
yang
di dalamnya
Kabupaten
Bondowoso,
Kabupaten
pengembangan
kepentingan
pertahanan
kawasan
dan
strategis
keamanan
dari
sudut
sebagaimana
Barung
di
Kecamatan
Gumukmas
Kabupaten
Sekel
di
Kecamatan
Munjungan
Kabupaten
Pasal 89
Rencana
pengembangan
kawasan
strategis
dari
sudut
- 146 -
pengembangan
kawasan
strategis
dari
sudut
dan
sekitarnya,
Sidoarjo
dan
sekitarnya,
Gresik,
dan
Tanjung
pengembangan
potensial
Argopuro
Kabupaten
Awar-awar
di
Jember,
Kabupaten Situbondo;
di
Kabupaten
panas
bumi,
Bondowoso,
Probolinggo,
dan
Belawan-Ijen di Kabupaten
- 147 -
Pasal 91
Rencana
pengembangan
kepentingan
fungsi
kawasan
dan
daya
strategis
dukung
dari
sudut
lingkungan
- 148 -
f.
- 149 -
berupa
penetapan
keputusan
kepala
ruang
untuk
kawasan
lindung
dan
ketentuan
persyaratan
teknis
yang
umum
Paragraf 2
Program Pembiayaan dan Prioritas Pembangunan
Pasal 95
(1) Program pembiayaan terdiri atas:
a. program utama;
b. lokasi;
c. instansi pelaksana;
d. sumber pembiayaan: APBN, APBD Provinsi, APBD
kota/kabupaten, investasi swasta, dan/atau kerja
sama pendanaan; dan
e. jangka waktu pelaksanaan 5 tahunan.
(2) Prioritas pelaksanaan pembangunan disusun berdasarkan
atas perkiraan kemampuan pembiayaan dan kegiatan
yang mempunyai efek pengganda (multiplier effects) sesuai
dengan arahan umum pembangunan daerah.
(3) Indikasi
- 150 -
(3) Indikasi
pemanfaatan
ruang
lima
tahunan
provinsi
BAB VIII
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 96
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui
penetapan indikasi:
a. arahan peraturan zonasi;
b. arahan perizinan;
c. arahan insentif dan disinsentif; dan
d. arahan pengenaan sanksi.
Paragraf 1
Arahan Peraturan Zonasi
Pasal 97
(1) Indikasi arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
96
huruf
a,
disusun
sebagai
dasar
ruang
peruntukan
yang
fungsi
diperbolehkan
sama,
ruang
dengan
syarat,
dan
yang
dan
sebagai
arahan
diperbolehkan,
dilarang,
serta
arahan
peraturan
zonasi
untuk
sistem
(3) Indikasi
- 151 -
arahan
peraturan
zonasi
sistem
jaringan
arahan
peraturan
zonasi
sistem
jaringan
- 152 -
arahan
peraturan
zonasi
sistem
jaringan
pengembangan
kegiatan
pemanfaatan
operasional
jalan
bebas
hambatan,
dan
dilengkapi
dengan
fasilitas
- 153 -
bebas
hambatan,
diharuskan
penyediaan
sarana
komunikasi,
sarana
deteksi
jalan
arteri
primer
dengan
wajib
tidak
saling
mengganggu
fungsi
antarprasarana; dan
4) dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali
untuk pergerakan orang/barang dan kendaraan.
b. ketentuan
- 154 -
dengan
wajib
menyediakan
jalur
lambat
(frontage road);
3) diizinkan peletakan jaringan utilitas secara paralel
dengan
tidak
saling
mengganggu
fungsi
antarprasarana; dan
4) dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali
untuk pergerakan orang/barang dan kendaraan.
b. ketentuan prasarana dan sarana minimum terdiri dari:
1) jalan kolektor primer dengan 4 lajur atau lebih
dilengkapi median jalan; dan
2) mempunyai perlengkapan jalan yang cukup, antara
lain rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas,
lampu penerangan jalan, dan lain-lain.
(6) Indikasi
- 155 -
kereta
api
dengan
persyaratan
tidak
pengembangan
kegiatan
yang
dapat
- 156 -
Pasal 100
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi
laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) huruf b
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di sekitar
jaringan transportasi laut meliputi:
1) diizinkan pengembangan kegiatan yang menunjang
operasionalisasi transportasi laut berupa pelabuhan
dan prasarana penunjang;
2) diizinkan
pengembangan
kegiatan
yang
dapat
yang
berdampak
pada
keberadaan
jalur
transportasi laut.
b. ketentuan prasarana dan sarana minimum meliputi:
1) dilengkapi dengan tanda batasan yang jelas pada
daerah lingkungan kerja pelabuhan; dan
2) dilengkapi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,
penumpang, dan barang serta jasa terkait dengan
kepelabuhanan.
Pasal 101
- 157 -
Pasal 101
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi
udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) huruf c
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di sekitar
jaringan transportasi udara terdiri dari:
1) diizinkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
bandara pada kawasan sekitar bandara;
2) diizinkan mendirikan, mengubah, atau melestarikan
bangunan,
serta
menanam
atau
memelihara
pepohonan di dalam kawasan keselamatan operasi
penerbangan dengan syarat tidak boleh melebihi batas
ketinggian kawasan keselamatan operasi penerbangan;
3) Dilarang pengembangan kegiatan yang mengurangi
fungsi keselamatan pada Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan; dan
4) Setiap orang dilarang berada di daerah tertentu di
bandar udara, membuat halangan (obstacle), dan/atau
melakukankegiatan lain di kawasan keselamatan
operasi penerbangan yang dapat membahayakan
keselamatan dan keamananpenerbangan, kecuali
memperoleh izin dari otoritas bandar udara.
b. ketentuan prasarana dan sarana minimum meliputi:
1) fasilitas penunjang pelayanan jasa kebandarudaraan
meliputi pelayanan jasa pesawat udara, penumpang,
barang, dan pos; dan
2) fasilitas penunjang pelayanan jasa terkait bandar
udara.
Pasal 102
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan energi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (3) huruf a
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di sekitar
jaringan energi terdiri dari:
1) diizinkan pengembangan pertanian dan perkebunan di
zona penyangga selama tidak mengganggu operasional
dan keselamatan sistem jaringan energi;
2) diizinkan
- 158 -
2) diizinkan
pengembangan
perumahan,
perdagangan
kegiatan
yang
beresiko
menimbulkan
penanda
dan
batasan
yang
jelas
pada
masing-masing,
berupa
daerah
arahan
telekomunikasi
peraturan
dan
zonasi
informatika
sistem
sebagaimana
jaringan
dimaksud
di
sekitar
fasilitas
dan
jaringan
- 159 -
pemanfaatan
berupa
ruang
pertanian,
budidaya
non
perkebunan
pada
pemanfaatan
lahan
yang
mengganggu
(2) Indikasi
- 160 -
dan
peraturan
zonasi
kawasan
perlindungan
setempat.
Pasal 105
Indikasi
arahan
peraturan
zonasi
sistem
prasarana
semua
pengelolaan
kegiatan
sampah
yang
antara
terkait
lain
dengan
industri
terkait
dan
perumahan
penunjang
kegiatan
pengelolaan sampah;
3) diizinkan kegiatan budidaya perumahan pada zona
budidaya; dan
4) dilarang
kegiatan
yang
beresiko
terganggu
oleh
fasilitas
pemilahan,
pengemasan,
dan
penyimpanan sementara.
Pasal 106
- 161 -
Pasal 106
(1) Indikasi arahan peraturan zonasi pola ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 97 ayat (2) huruf b meliputi:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung;
dan
b. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan budidaya.
(2) Indikasi
arahan
peraturan
zonasi
kawasan
lindung
arahan
peraturan
zonasi
kawasan
perlindungan setempat;
c. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan suaka
alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
d. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan rawan
bencana alam;
e. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung
geologi; dan
f.
- 162 -
j.
Pasal 107
Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan hutan lindung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) huruf a
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan
pemanfaatan
hutan
lindung
berupa
tidak
merusak
lingkungan
dan
tidak
penggunaan
kawasan
hutan
untuk
penggunaan
kawasan
hutan
untuk
luas
dan
jangka
waktu
tertentu
serta
kelestarian lingkungan;
5) dilarang kegiatan yang berpotensi mengurangi fungsi
utama kawasan dan luas kawasan hutan;
6) dilarang
kegiatan
pertambangan
dengan
pola
- 163 -
Pasal 108
(1) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan perlindungan
setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2)
huruf b terdiri atas:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sempadan
pantai;
b. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sempadan
sungai;
c. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sekitar
danau atau waduk;
d. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sekitar
mata air; dan
e. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung
spritual dan kearifan lokal.
(2) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sempadan
pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan penanaman tanaman hutan bakau di
pantai yang landai dan berlumpur atau tanaman
keras pada pantai yang terjal/bertebing curam
serta aktivitas konservasi lainnya;
2) diizinkan pembangunan bangunan pelindung atau
pengaman
pantai
pantai/cerucuk
antara
lain
tanggul-tanggul
pantai/pemecah
gelombang
pemenuhan
kebutuhan
jalan
dan
- 164 -
mengganggu
fungsi
lindung
kawasan
kegiatan
budidaya
yang
mengganggu
pemanfaatan
ruang
berupa
kegiatan
kawasan
perdesaan,
50%
pada
kawasan
perkotaan.
c. ketentuan khusus untuk menunjang sinergi antara
fungsi lindung dan budidaya yang diperbolehkan perlu
dilengkapi dengan bangunan dan fasilitas pelindung
atau pengaman terhadap kemungkinan abrasi pantai
antara
lain
tanggul-tanggul
pantai/cerucuk
pantai/pemecah gelombang.
(3) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sempadan
sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan
untuk
budidaya
perikanan,
hutan
pemancangan
tiang
atau
pondasi
jalan/jembatan
baik
umum
maupun
kereta api;
5) diizinkan
- 165 -
kegiatan
pertambangan
bahan
galian
pendirian
bangunan
yang
tidak
kegiatan
budidaya
yang
berpotensi
pemanfaatan
ruang
berupa
kegiatan
maksimum
terbangun
selain
90%
untuk
pertambangan
kegiatan
dan
30%
non
pada
kegiatan terbangun.
(4) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan sekitar danau
atau waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdiri atas:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan
untuk
budidaya
perikanan,
hutan
- 166 -
intensitas
kegiatan
budidaya
diizinkan
adalah
pemanfaatan
pada
sebesar
ruang
sempadan
berupa
sungai
maksimum
90%
yang
untuk
untuk
budidaya
perikanan,
hutan
intensitas
pemanfaatan
ruang
berupa
selain
pertambangan
dan
10%
pada
kegiatan terbangun.
(6) Indikasi
arahan
peraturan
zonasi
kawasan
lindung
Pasal 109
- 167 -
Pasal 109
(1) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan suaka alam,
pelestarian
alam,
dan
cagar
budaya
sebagaimana
arahan
peraturan
zonasi
kawasan
suaka
atau
zona
pemanfataan
dan
kawasan
penyangga;
2) diizinkan kegiatan budidaya berupa permukiman
penduduk yang telah ada dengan metode enclave;
dan
3) dilarang pemanfaatan pada blok inti bagi kegiatan
selain
penelitian
dan
pengembangan
ilmu
pengetahuan.
b. ketentuan
intensitas
pemanfaatan
ruang
berupa
- 168 -
pemanfaatan
ruang
hanya
untuk
pengembangan
kegiatan
wisata
alam
secara terbatas;
3) dilarang memasukkan jenis tumbuhan dan satwa
yang
bukan
asli
ke
kawasan
yang
merusak
- 169 -
pengetahuan,
pendidikan,
penunjang
fungsi
lindung
dan
kelestarian
lingkungan hidup.
b. ketentuan
intensitas
pemanfaatan
ruang
berupa
aktivitas
pendidikan,
penelitian,
dan
wisata alam;
2) diizinkan pendirian bangunan dibatasi hanya untuk
menunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan
wisata alam;
3) dilarang
- 170 -
3) dilarang
kegiatan
lainnya
yang
merusak
atau
intensitas
pemanfaatan
ruang
berupa
untuk
wisata
alam,
penelitian
dan
bangunan
penunjang
pariwisata
dan
intensitas
pemanfaatan
ruang
berupa
yang
mempunyai
manfaat
untuk
- 171 -
kegiatan
lingkungan
bangunan
di
yang
mengganggu
sekitar
arkeologi,
kelestarian
peninggalan
monumen
sejarah,
nasional,
serta
intensitas
pemanfaatan
ruang
berupa
bangunan
dan
kegiatan
untuk
3) dilarang
- 172 -
kegiatan
berupa
kawasan
pemanfaatan
yang beresiko
meningkatkan
- 173 -
kepentingan
kepentingan
pemantauan
bencana
bencana
khususnya
mitigasi
dan
di
bangunan
peternakan
dan
pendukung
perikanan
pengembangan
dengan
intensitas
rendah;
4) diizinkan
pengembangan
permukiman
dengan
oleh
bencana
banjir
dan
tidak
perkotaan
pengembangan
sistem
harus
drainase
disertai
yang
dengan
terintegrasi
pengembangan
kegiatan
yang
dapat
semua
kegiatan
budidaya
terutama
- 174 -
keselamatan
terhadap
resiko
pengembangan
terbangun
dengan
pemanfaatan
dilengkapi
sistem
lahan
struktur
mengubah
bentang
alam
yang
dapat
angin
dikembangkan
kencang
dan
kegiatan
yang
puting
dapat
beliung
mengurangi
dampak bencana.
Pasal 111
(1) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung geologi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) huruf e
terdiri atas:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan cagar alam
geologi; dan
b. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan rawan
bencana alam geologi.
(2) Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan cagar alam
geologi sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) huruf
a terdiri atas:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan
kegiatan
yang
dapat
membantu
pemanfaatan
ruang
hanya
untuk
pengembangan
kegiatan
wisata
alam
secara terbatas.
b. ketentuan
- 175 -
berupa
situs
adalah
keseluruhannya
berupa
area
atau
kawasan
adalah
kegiatan
permukiman
terbatas
yang
pengembangan
pemanfataan
lahan
pengembangan
pemanfaatan
lahan
pengembangan
pemanfaatan
lahan
intensitas
pemanfaatan
ruang
sesuai
- 176 -
Pasal 112
Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung lainnya
berupa kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (2) huruf f meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan kegiatan perikanan dengan memperhatikan
aspek kelestarian sumber daya kelautan;
2) diizinkan kegiatan wisata dan pendidikan dengan
memperhatikan aspek kelestarian terumbu karang;
3) dilarang kegiatan pembuangan dan penyaluran air
buangan permukiman dan industri tanpa disertai
pengelolaan sesuai baku mutu air buangan; dan
4) dilarang pengembangan kegiatan yang mengganggu
ekosistem terumbu karang.
b. ketentuan
khusus
berupa
penyediaan
tanda
pada
Pasal 113
Indikasi arahan zonasi kawasan peruntukan hutan produksi
dan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
ayat (3) huruf a meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan aktivitas yang tidak mengolah tanah secara
intensif seperti pertanian tumpang sari;
2) diizinkan kegiatan pertambangan melalui pemberian
izin
pinjam
pakai
memperhatikan
oleh
batasan
Menteri
luas
terkait
dan
jangka
dengan
waktu
secara
terbatas
kegiatan
wisata
alam
pemanfaatan
selain
peruntukan
hutan
- 177 -
- 178 -
- 179 -
secara
terbatas
kegiatan
penunjang
Pasal 117
Indikasi
arahan
zonasi
kawasan
peruntukan
perikanan
pemanfaatan
dengan
ruang
kepadatan
untuk
permukiman
rendah,
kegiatan
dengan
fungsi
wisata
berbasis
- 180 -
5) dilarang
segala
aktivitas
budidaya
yang
akan
kawasan
lainnya
yang
berpotensi
untuk
semua
mengancam
kegiatan
penurunan
dan
bangunan
kuantitas
dan
yang
kualitas
ketentuan
pada
kawasan
perlindungan
klasifikasi
non
tambak
garam
adalah
khusus
bagian
bagi
tidak
sekitar
kawasan
terpisahkan
dari
perikanan
kawasan
perlindungan setempat.
Pasal 118
Indikasi arahan zonasi kawasan peruntukan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 106 ayat (3) huruf f
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan pemanfaatan ruang untuk mengembangkan
aktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan
kehutanan pada zona penyangga;
2) diizinkan secara terbatas kegiatan budi daya lainnya di
kawasan pertambangan dengan menyesuaikan dengan
rencana
pengembangan
dan
reklamasi,
tidak
mendirikan bangunan permanen, tidak mengganggu
aktivitas
penambangan,
serta
memperhatikan
ketentuan yang berlaku dalam lingkungan kegiatan
eksploitasi;
3) diizinkan
- 181 -
c. Ketentuan
- 182 -
arahan
zonasi
kawasan
peruntukan
pariwisata
pengembangan
aktivitas
dan
bangunan
secara
permukiman
terbatas
dengan
pengembangan
syarat
di
luar
aktivitas
zona
utama
kegiatan
dan
penggunaan
lahan
yang
mendirikan
bangunan
selain
untuk
- 183 -
6) dilarang
pengembangan
aktivitas
industri
dan
di
kawasan
pariwisata
mengikuti
jenis
dan
khusus
pada
kawasan
pariwisata
yang
Pasal 121
Indikasi arahan zonasi kawasan peruntukan permukiman
sebagaimana dimaksud Pasal 106 ayat (3) huruf i meliputi:
a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan terdiri dari:
1) diizinkan pengembangan kawasan lindung setempat;
2) diizinkan
pendukung
pengembangan
permukiman
sarana
seperti
dan
prasarana
fasilitas
umum,
pengembangan
kegiatan
industri
dan
pengembangan
kawasan
permukiman
2) diizinkan
- 184 -
rawan
bencana,
kawasan
perlindungan
Pasal 122
(1) Indikasi arahan zonasi kawasan peruntukan budidaya
lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 106 ayat (3) huruf j
adalah berupa kawasan pertahanan keamanan, meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di sekitar
kawasan pertahanan keamanan terdiri dari:
1) diizinkan pengembangan kegiatan budidaya non
terbangun di sekitar zona penyangga; dan
2) dilarang
menyelenggarakan
kegiatan
yang
menyebabkan terganggunya fungsi pertahanan
keamanan seperti pengembangan industri yang
menyerap banyak tenaga kerja sehingga berpotensi
mengganggu mobilisasi kepentingan hankam.
b. ketentuan
klasifikasi
intensitas
kawasan
pemanfaatan
pertahanan
ruang
untuk
keamanan
diatur
keamanan
keamanan
dan
memperhatikan
resiko
konflik
karakter,
yang
tingkat
ditimbulkan
Paragraf 2
Arahan Perizinan
Pasal 123
(1) Arahan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96
huruf b
- 185 -
dalam
- 186 -
Pasal 124
dan
mempertahankan
dibatasi
daya
pemanfaatannya
dukung,
mencegah
untuk
dampak
j.
- 187 -
atau
upaya
untuk
memberikan
imbalan
penyusunan
perangkat
untuk
mendorong
- 188 -
b. arahan
insentif
nonfiskal
yang
berupa
penambahan
dana
alokasi
khusus,
kompensasi,
subsidi
silang,
kemudahan
perizinan,
imbalan,
sewa
pembangunan
dan
pengurangan
retribusi,
ruang,
pengadaan
arahan
pemberian
prosedur
urun
saham,
infrastruktur,
prasarana
dan
sarana,
dan/atau
pemerintah
daerah
provinsi,
insentif
dari
pemerintah
pemerintah
daerah
daerah
provinsi
kabupaten/kota
atau
kompensasi
dari
pemerintah
daerah
penyediaan
sarana
dan
prasarana;
serta
insentif
dari
Pemerintah
Daerah
Provinsi
retribusi;
arahan
untuk
pemberian
sarana
dan
prasarana,
pemberian
(7) Arahan
- 189 -
besarnya
mengatasi
biaya
dampak
yang
yang
dibutuhkan
untuk
ditimbulkan
akibat
penyediaan
infrastruktur,
pengenaan
kompensasi
dari
Pemerintah
Daerah
ruang
yang
berdampak
pada
wilayah
arahan
disinsentif,
untuk
arahan
untuk
pemberian
ketentuan
kompensasi
persyaratan
untuk
ketentuan
dan/atau
arahan
kewajiban
untuk
membayar
pembatasan
diatur
Gubernur.
Paragraf 4
- 190 -
Paragraf 4
Arahan Sanksi
Pasal 126
(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96
huruf d merupakan tindakan penertiban yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang dan peraturan zonasi.
(2) Apabila terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan
penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pihak yang melakukan penyimpangan dapat dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak hanya diberikan kepada pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan
ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah
yang berwenang yang menerbitkan izin pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
BAB IX
KELEMBAGAAN
Pasal 127
(1) Dalam
rangka
mengoordinasikan
penyelenggaraan
penataan ruang dan kerja sama antarsektor dan
antardaerah bidang penataan ruang dibentuk Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), yang bersifat
ad hoc.
(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan
Gubernur.
BAB X
- 191 -
BAB X
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM
PENATAAN RUANG
Pasal 128
pertambahan
nilai
ruang
sebagai
akibat
penataan ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang
timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
sesuai dengan rencana tata ruang;
d. mengajukan
keberatan
kepada
pejabat
berwenang
Pasal 129
- 192 -
Pasal 130
(1) Penyelenggaraan
penataan
ruang
dilakukan
pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat.
oleh
arah
pengembangan
wilayah
3) pengidentifikasian
potensi
dan
pembangunan wilayah atau kawasan;
atau
masalah
pemerintah
daerah dan/atau
sesama
unsur
masyarakat
dalam
pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan
kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan;
d. peningkatan
efisiensi,
efektivitas,
dan
keserasian
dan
ruang
di
dalam
bumi
dengan
- 193 -
e. kegiatan
menjaga
keamanan
serta
kepentingan
memelihara
pertahanan
dan
dan
meningkatkan
(5) Bentuk
peran
masyarakat
dalam
pengendalian
dalam
memantau
dan
mengawasi
dalam
hal
menemukan
dugaan
Pasal 131
(1) Peran
masyarakat
di
bidang
penataan
ruang
dapat
untuk
rencana
tata
ruang
provinsi;
dan/atau
b. bupati/walikota,
untuk
rencana
tata
ruang
kabupaten/kota.
(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
juga dapat disampaikan melalui unit kerja terkait pada
gubernur/bupati/walikota.
Pasal 132
- 194 -
Pasal 132
Provinsi
membangun
sistem
informasi
dan
Pasal 133
Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan
ruang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 134
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 129 dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f.
pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i.
denda administratif.
(4) Ketentuan
- 195 -
BAB XII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 135
(1) Pejabat
pegawai
Pemerintah
negeri
Daerah
melaksanakan
sipil
Provinsi
penyidikan
tertentu
diberi
di
lingkungan
wewenang
terhadap
untuk
pelanggaran
- 196 -
j.
Pasal 136
BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 137
- 197 -
(2) Dalam
kondisi
lingkungan
strategis
tertentu
yang
batas
teritorial
wilayah
provinsi
yang
dilakukan
apabila
terjadi
perubahan
kebijakan
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 138
(1) Dengan
berlakunya
Peraturan
Daerah
ini,
maka
- 198 -
tidak
memungkinkan
untuk
dilakukan
untuk
mendapatkan
izin
yang
diperlukan.
(3)
(4)
BAB XVI
- 199 -
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 139
paling
lama
(enam)
bulan
sejak
daerah
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 21 Juni 2012
- 200 -
Diundangkan di Surabaya
Pada tanggal 22 Juni 2012
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
ttd.
Dr. H. RASIYO, M.Si
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2012 NOMOR 3 SERI D.
Sesuai dengan aslinya
a.n. SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
Kepala Biro Hukum
ttd.
SUPRIANTO, SH, MH
Pembina Utama Muda
NIP 19590501 198003 1 010
-1PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
TAHUN 20112031
I.
UMUM
Sesuai dengan amanat Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Provinsi
merupakan
pedoman
untuk
penyusunan
rencana
menengah
daerah;
pemanfaatan
ruang
dan
pengendalian
tantangan
eksternal
berupa
isu
globalisasi,
isu
dampak
di
segala
sektor
pembangunan
yang
secara
spasial
pemanfaatan
sumber
daya
secara
berkelanjutan
dengan
RTRW Provinsi
mewujudkan
misi
penataan
ruang
wilayah
provinsi,
yaitu
lindung
dan
kelestarian
sumber
daya
alam
dan
buatan;
masyarakat
dalam
persaingan
global;
mewujudkan
didukung
seluruh
pemangku
kepentingan;
dan
mewujudkan
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
-3-
Pasal 4
Yang dimaksud dengan agribisnis adalah sistem dan usaha kegiatan
pembangunan pertanian di kawasan agropolitan (kawasan sentra
produksi pangan) dan wilayah sekitarnya. Agribisnis meliputi:
a. subsistem
agribisnis
hulu
(up
stream
agribusiness)
yang
subsistem
meliputi:
agribisnis
industri
hilir
(down
pengolahan
dan
stream
agribusiness)
pemasarannya,
yang
termasuk
lingkungan
hidup
serta
keselamatan,
kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan;
atau
upaya
memenuhi
kebutuhan
sekarang
tanpa
Pasal 5
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pusat pertumbuhan wilayah (regional
growth centre) adalah suatu daerah tertentu yang potensial
direncanakan untuk pengembangan perencanaan ekonomi, sosial,
dan fisik; yang bertujuan menghidupkan (lebih lanjut) wilayah
permukiman (kota dan desa) agar dapat mengangkat
pertumbuhan daerah yang bersangkutan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan berkeadilan adalah sesuai dengan
memacu
pertumbuhan
wilayah
dan
memberi
efek
pengganda.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 6
Yang dimaksud dengan sistem agropolitan adalah satu kesatuan
yang
terdiri atas
-5Yang dimaksud
-6-
perdagangan,
administrasi,
bersama-sama
daerah
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan strategi pemasaran kota (city
marketing) adalah strategi promosi kota atau bagian
wilayah
kota
dengan
tujuan
untuk
mendorong
menciptakan
persepsi
eksternal
terhadap
kota
Ayat (3)
-7Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan eco-region adalah suatu wilayah
yang secara ekologi dan geografi lebih besar dari ekosistem,
yang
terdiri
atas
perairan
dan/atau
daratan
yang
secara
kualitas,
kesehatan,
dan
integritas
Pasal 9
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem pusat pelayanan adalah bagian
dari struktur ruang yang terdiri atas rencana sistem perkotaan
yang
disertai
dengan
penetapan
fungsi
wilayah
Pasal 10
Ayat (1)
Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan
wilayah dan pemerataan pelayanan di perdesaan dan perkotaan
agar terjadi efisiensi fungsi
Ayat (2)
-8Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan energi mikrohidro adalah energi
yang berasal dari aliran air yang memiliki perbedaan
ketinggian tertentu. Energi mikrohidro dapat dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik (PLTMH).
Yang dimaksud dengan energi biogas adalah energi yang
berasal dari gas hasil aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan organik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan atau untuk menghasilkan listrik.
Yang dimaksud dengan energi biomassa adalah energi
yang berasal dari bahan organik, seperti kayu, tanaman,
pupuk, dan beberapa jenis sampah. Limbah kayu
atau
-9-
kondisi
hidrometeorologis,
misalnya
tentang
- 10 Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan hutan lindung adalah
kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu
memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, dan
pencegah erosi serta yang mampu memelihara kesuburan
tanah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat
adalah kawasan lindung yang melindungi kawasan tertentu
yang ada di sekitarnya, antara lain sempadan sungai,
sempadan pantai, kawasan sekitar mata air, kawasan
sekitar waduk/danau, kawasan lindung spiritual, dan
kearifan lokal.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan suaka alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun
di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan.
Yang dimaksud dengan kawasan pelestarian alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun
di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Yang dimaksud dengan kawasan cagar budaya adalah
kawasan yang memiliki hasil budaya manusia bernilai tinggi
dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan
ilmu pengetahuan.
huruf d
- 11 -
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam
adalah
kawasan
yang
sering
atau
berpotensi
tinggi
Pasal 14
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
- 12 -
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Yang dimaksud dengan peruntukan kawasan budi daya
lainnya adalah kawasan pertahanan dan keamanan.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kegiatan di luar kehutanan adalah
kegiatan untuk tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan,
antara lain kegiatan pertambangan, pembangunan jaringan
listrik,
telepon,
instalasi
air,
kepentingan
religi,
dan
- 13 Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan minapolitan adalah konsepsi
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis
kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi,
berkualitas, dan percepatan.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan industri berteknologi tinggi dan
ramah lingkungan adalah industri yang menggunakan
teknologi tinggi dalam proses produksi dan/atau yang
menghasilkan produk berteknologi tinggi dengan
meminimalkan limbah
- 14 meminimalkan
industri
limbah
komponen
dan/atau
elektronika,
polusi,
antara
bioteknologi,
lain:
peralatan
dilengkapi
dengan
kebutuhan
dan
sarana
dan
- 15 -
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kawasan ekonomi unggulan adalah
kawasan dengan perlakuan regulasi yang khusus dalam rangka
insentif pengembangan kawasan untuk pengembangan suatu
komoditas atau sektor unggulan tertentu.
Yang dimaksud dengan kawasan koridor metropolitan adalah
sabuk pengembangan ekonomi antara Kabupaten Bangkalan,
Kota Surabaya, hingga Kabupaten Malang yang dicirikan oleh
aktivitas perkotaan atau metropolitan.
Yang dimaksud dengan kawasan perbatasan antarprovinsi
adalah kawasan perbatasan Provinsi Jawa Timur-Jawa TengahDI Yogyakarta yang memiliki potensi kerja sama regional.
Yang dimaksud dengan kawasan perbatasan antarkabupaten/
kota adalah kawasan perbatasan antarkabupaten/antarkota di
Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi kerja sama daerah.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan kawasan tertinggal adalah kawasan
yang
cenderung
tertinggal
dibandingkan
kawasan
lain
di
tertinggi
di
kabupaten/kota
masing-masing
dan
- 16 Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan instrumen insentif adalah suatu
instrumen
yang
dimaksudkan
untuk
merangsang
di
antaranya
berupa
keringanan
pajak
dan
Pasal 17
Ayat (1)
Yang
dimaksud
dengan
rencana
struktur
ruang
adalah
Pasal 18
Pengembangan sistem pusat pelayanan dibangun oleh konstelasi
sistem perkotaan yang berhierarki satu sama lain dan berkaitan
dengan sistem
- 17 -
Pasal 19
Ayat (1)
Sistem perkotaan disusun secara berhierarki menurut fungsi dan
besarannya meliputi penetapan fungsi kota dan hubungan
hierarkisnya
berdasarkan
penilaian
kondisi
sekarang
dan
perkotaan
wilayah
provinsi
merupakan
pusat
pengembangan
(WP)
disusun
dengan
kedalaman
pengembangan,
fungsi
wilayah,
dan
pusat
dan
setiap
cluster
terdiri
atas
beberapa
kawasan
stimulator
bagi
perkembangan
pembangunan
dan
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Pengembangan
sistem
agropolitan
dan
sistem
agroindustri
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
- 19 Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan dryport adalah fasilitas di darat
untuk
menerima
dan
memindahkan
barang
dalam
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
- 20 Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Huruf a
Yang dimaksud dengan pelabuhan utama adalah pelabuhan
yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri
dan internasional dalam jumlah besar, sebagai tempat asal
tujuan
penumpang
dan/atau
barang,
serta
angkutan
dimaksud
dengan
pelabuhan
pengumpul
adalah
barang,
serta
angkutan
penyeberangan
dengan
dimaksud
dengan
pelabuhan
pengumpan
adalah
dan pelabuhan
sebagai
internasional,
pengumpan
pelabuhan
pelabuhan
internasional
hub
pelabuhan
nasional;
b. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan
barang
dari/ke
pelabuhan
utarna
dan
pelabuhan
pengumpan:
c. berperan melayani angkutan taut antar Kabupaten/Kota
dalam propinsi;
d. berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau 25
mil:
e. kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS:
f. memiliki dermaga minimal panjang 70 m; dan
g. jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 - 50 mil.
2. Pelabuhan
pengumpan
lokal
yang
ditetapkan
dengan
memperhatikan:
a. berperan
sebagai
internasional,
pengumpan
pelabuhan
pelabuhan
internasional,
hub
pelabuhan
Pasal 36
- 22 Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan tatanan kebandarudaraan adalah
suatu sistem kebandarudaraan nasional yang memuat
hierarki, peran, fungsi, klasifikasi, jenis penyelenggaraan
kegiatan, keterpaduan intramoda dan antarmoda, serta
keterpaduan dengan sektor lainnya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ruang udara untuk penerbangan
adalah ruang udara yang dimanfaatkan untuk kegiatan
transportasi udara atau kegiatan penerbangan sebagai
salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi
nasional.
Ruang
transportasi
udara
ditunjukkan
oleh
informasi
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
separasi
dengan
kaidah
penerbangan
instrumen; dan
2) layanan informasi lalu lintas penerbangan antarkaidah
penerbangan visual.
c. tidak ada pembatasan kecepatan;
d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan
e. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan
kepada pilot.
2.
separasi
antara
penerbangan
visual
dan
penerbangan instrumen;
b. pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan;
c. kecepatan dibatasi 250 knot pada ketinggian di bawah
10.000 kaki di atas permukaan laut;
d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan
e. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan
kepada pilot.
Yang dimaksud dengan kelas D adalah ruang udara yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1.
2.
bantuan
penerbangan
atau
layanan
pemanduan
lalu
lintas
informasi
lalu
lintas
layanan
penerbangan;
c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000
kaki di atas permukaan laut;
d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan
e. tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu
lintas penerbangan kepada pilot.
2.
2.
- 26 Pasal 38
Yang dimaksud dengan bandar udara pengumpul (hub) adalah
bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari
berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau kargo
dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi
secara nasional atau berbagai provinsi.
Bandar udara pengumpul (hub) terdiri atas bandar udara pengumpul
dengan skala pelayanan primer, sekunder, dan tersier.
Yang dimaksud dengan bandar udara pengumpul (hub) dengan skala
pelayanan primer adalah bandar udara sebagai salah satu prasarana
penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani
penumpang dengan jumlah lebih besar atau sama dengan 5.000.000
(lima juta) orang per tahun.
Yang dimaksud dengan bandar udara pengumpul (hub) dengan skala
pelayanan tersier adalah bandar udara sebagai salah satu prasarana
penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) yang melayani penumpang dengan jumlah
lebih besar dari atau sama dengan 500.000 (lima ratus) dan lebih kecil
dari 1.000.000 (satu juta) orang per tahun.
Yang dimaksud dengan "bandar udara pengumpan (spoke) adalah
bandar
udara
yang
mempunyai
cakupan
pelayanan
dan
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik adalah
fasilitas untuk kegiatan memproduksi tenaga listrik.
Huruf b
Yang dimaksud dengan jaringan transmisi tenaga listrik
adalah jaringan yang menyalurkan tenaga listrik untuk
kepentingan umum yang dapat berupa jaringan transmisi
tegangan tinggi, ekstra tinggi, dan/atau ultra tinggi.
Huruf c
- 27 -
Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan pipa minyak dan gas bumi
adalah jaringan yang terdiri atas pipa transmisi dan
distribusi minyak dan gas bumi yang dikembangkan untuk
menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke
kilang pengolahan dan/atau penyimpanan, atau dari kilang
pengolahan
fasilitas
atau
produksi,
penyimpanan
kilang
ke
konsumen
pengolahan,
sebagai
dan
tempat
trafo
penghubung
(IBT)
bus
adalah
jaringan
transformator
untuk
(terkait
dengan
- 28 -
Angka 3)
Cukup jelas.
Angka 4)
Overhead
line
adalah
saluran
transmisi
yang
Pasal 41
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah jaringan
mikro digital, serat optik (fiber optic), mikro analog, dan
kabel laut.
Huruf b
Yang dimaksud dengan jaringan satelit adalah peranti
komunikasi yang memanfaatkan teknologi satelit.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
- 29 -
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Daerah
irigasi
meliputi:
1. DI Colo seluas 24.961 ha sebagai DI Lintas Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi Jawa Timur (BBWS Bengawan Solo).
Provinsi Jawa Timur seluas 500 ha di Kabupaten Ngawi;
dan
2. DI Semen/Krinjo seluas 929 ha sebagai DI Lintas
Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur (BBWS
Jratunseluna). Provinsi Jawa Timur seluas 365 ha di
Kabupaten Tuban.
Huruf b
Daerah Irigasi kewenangan pusat lintas kabupaten/kota
meliputi:
1. DI
Is
Kedung
Kandang
seluas
5.183
ha
meliputi
- 31 -
Kabupaten
Kabupaten
Kaliboto
seluas
165
ha
meliputi
Kabupaten
Paingan
seluas
551
ha
meliputi
Kabupaten
Widoro
seluas
2.962
ha
meliputi
Kabupaten
- 33 -
Tawangsari
seluas
62
ha
meliputi
Kabupaten
- 34 48. DI
Subantoro
seluas
618
ha
meliputi
Kabupaten
Waduk
Sumengko
seluas
1.146
ha
meliputi
Nurbiha
seluas
298
ha
meliputi
Kabupaten
Gumpolo/Dawuhan
seluas
378
ha
meliputi
- 36 -
Bajulmati
seluas
711
ha
meliputi
Kabupaten
IS
Pakis
seluas
188
ha
meliputi
Kabupaten
Lontong
seluas
140
ha
meliputi
Kabupaten
Warujinggo
seluas
62
ha
meliputi
Kabupaten
Taposan
seluas
714
ha
meliputi
Kabupaten
Mbok
Siti
seluas
445
ha
meliputi
Kabupaten
- 37 -
Huruf e
Daerah Irigasi
meliputi:
1. DI Gelang seluas 1.381 ha di Kabupaten Tulungagung;
2. DI Ketandan seluas 1.637 ha, DI Pohblembem seluas
1.086 ha, DI Demo seluas 2.557 ha, DI Kalasan seluas
1.754 ha, DI Sbr Ampomangiran seluas 1.628 ha, DI
Sukorejo seluas 1.558 ha, DI Sempu seluas 1.291 ha, DI
Toyoaning seluas 1.286 ha, DI Keling seluas 1.201 ha, DI
Lanang seluas 1.038 ha, dan DI Hardisingat seluas 1.008
ha di Kabupaten Kediri;
3. DI Bulakmojo seluas 1.225 ha, DI Kedung Gerit seluas
1.470 ha, dan DI Ngrambe seluas 1.201 ha di Kabupaten
Nganjuk;
4. DI Slumbung seluas 1.184 ha dan DI Jatimlerek seluas
1.711 ha di Kabupaten Jombang;
5. DI Kromong II seluas 1.055 ha di Kabupaten Mojokerto;
6. DI Sewu seluas 1.332 ha, DI Bedilan seluas 1.058 ha, DI
Wates seluas 1.045 ha, DI Sarangan seluas 1.273 ha,
dan DI Notopuro seluas 2.433 ha di Kabupaten Madiun;
7. DI Dalem seluas 1.403 ha, DI Cepogo seluas 1.000 ha, DI
Wilangan seluas 1.727 ha, DI Watu Putih seluas 1.096
ha, DI Sumorobangun seluas 1.787 ha, dan DI Sampung
seluas 1.370 ha di Kabupaten Ponorogo;
8. DI Kedung Bendo seluas 1.341 ha, DI Waduk Sangiran
seluas 1.468 ha, DI Gurdo seluas 1.593 ha, DI Bekoh
seluas 1.921 ha, DI Teguhan seluas 1.337 ha, DI
Kedungputri seluas 1.896 ha, DI Guyung seluas 1.258
ha, dan DI Widodaren seluas 1.375 ha di Kabupaten
Ngawi;
9. DI Wd. Laren seluas 1.144 ha, DI Pirang seluas 1.347 ha,
dan DI Cawak Bojonegoro seluas 1.733 ha di Kabupaten
Bojonegoro;
10. DI Maibit seluas 1.229 ha, DI Nglirip seluas 1.292 ha, DI
Merak Urak seluas 1.475 ha, dan DI Kening seluas 2.522
ha di Kabupaten Tuban;
11.DI
- 38 -
- 39 -
Tekung
seluas
1.920
ha,
DI
Curah
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Dalam rangka peningkatan pelayanan air minum yang efesien, efektif,
ekonomis, dan merata dalam penyelenggaraan maupun operasional,
dikembangkan jaringan air baku untuk air minum regional meliputi:
1. SPAM Regional PANTURA yang memanfaatkan Sungai Bengawan
Solo
(Kabupaten
Bojonegoro,
Kabupaten
Tuban,
Kabupaten
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
- 41 Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan rehabilitasi adalah usaha untuk
mengembalikan fungsi lindung dengan mengubah fungsi
ruang eksisting kepada fungsi lindung dengan melakukan
penanaman kembali pohon-pohon yang dapat mendukung
fungsi lindung.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 52
- 42 -
Pasal 52
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan sempadan pantai adalah
kawasan
tertentu
sepanjang
pantai
yang
mempunyai
atau
berpengaruh
untuk
mempertahankan
- 43 Huruf b
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Bangunan yang harus ada di sempadan pantai antara lain
dermaga, mercusuar, serta menara penjaga keselamatan
pelayaran dan pengunjung pantai.
Huruf i
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
- 44 -
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Pasal 53
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan suaka margasatwa adalah
kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas yang berupa
keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk
kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan cagar alam adalah kawasan
suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan pantai berhutan bakau adalah
kawasan tempat tumbuhnya tanaman mangrove di wilayah
pesisir dan laut yang berfungsi untuk melindungi habitat,
ekosistem,
dan
aneka
biota
laut,
melindungi
pantai
dari
dimaksud
dengan
kawasan
taman
nasional
adalah
dengan
sistem
zonasi
yang
dimanfaatkan
untuk
Huruf e
- 45 -
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan taman hutan raya adalah
kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan
dan/atau satwa yang alamiah atau bukan alamiah, jenis asli
dan/atau bukan jenis asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan
penelitian,
ilmu
pengetahuan,
dan
pendidikan,
serta
pelestarian
alam
dengan
tujuan
utama
untuk
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup jelas.
- 46 Ayat (2)
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Pengelolaan tahura partisipatif dengan masyarakat desa
penyangga
bertujuan
untuk
memberikan
pemahaman
Pasal 59
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Kegiatan pariwisata alam, antara lain, adalah pengamatan
pengembangbiakkan
rusa,
peningkatan
atraksi
dengan
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam adalah
kawasan yang terpengaruh oleh keadaan rawan bencana karena faktor
alam.
- 47 Pasal 62
Pasal 62
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Lokasi yang rawan longsor antara lain area yang rawan
getaran gempa bumi, area pegunungan terutama yang
memiliki kemiringan lereng yang curam, area dengan
degradasi lahan yang parah, area yang tertutup butir-butir
pasir yang lembut, dan area dengan curah hujan tinggi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari
40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak
terlalu rapat serta diselingi dengan tanaman yang lebih
pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumput,
sebaiknya dipilih tanaman lokal yang digemari masyarakat,
dan tanaman tersebut harus secara teratur dipangkas
rantingnya/cabangnya atau dipanen.
Ayat (4)
Huruf a
Perbaikan
drainase
tanah,
seperti
perbaikan
sistem
stone
pitching,
installation of geotextile.
retaining
wall,
gabion
wall,
- 48 Huruf c
Huruf c
Sistem drainase yang tepat adalah drainase pada teras-teras
dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapnya air ke dalam
tanah.
Huruf d
Tanggul
penahan
dapat
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
berupa
bangunan
konstruksi,
- 49 Pasal 71
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Kawasan
peruntukan
hutan
rakyat
dimaksudkan
untuk
- 50 Pasal 74
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pertanian lahan kering adalah
pertanian dengan mendayagunakan hamparan lahan tanpa
penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman
dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
- 51 -
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Komoditas jambu air di Kabupaten Jombang berupa Jambu
Darsono.
Huruf g
Komoditas blimbing di Kabupaten Tuban berupa Blimbing
Tasikmadu.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang
dimaksud
(cooperative
dengan
farming)
dikembAngkan
dengan
kawasan
adalah
pertanian
kawasan
memberdayakan
terpadu
pertanian
kelompok
yang
tani
- 52 Suatu
kawasan
cooperative
dapat
farming
ditentukan
apabila
sebagai
memenuhi
kawasan
syarat
sebagai
berikut:
1. memiliki hamparan minimal 50 ha dan terdapat dalam
satu jaringan irigasi tersier;
2. memiliki kelompok cooperative farming yang merupakan
penyempurnaan kelompok tani sebelumnya;
3. memiliki sarana/prasarana cooperative farming, antara
lain kantor kelompok, kios saprodi, alat mesin, dan modal
usaha pertanian.
Yang
dimaksud
dengan
kawasan
pertanian
ramah
kelembagaan
kelompok
tani
dilakukan
pasar,
kemitraan,
serta
pemberdayaan
asosiasi
petani.
Ayat (10)
Huruf a
Yang dimaksud dengan lahan beririgasi, yaitu sawah
beririgasi teknis, sawah beririgasi setengah teknis, sawah
beririgasi sederhana, dan sawah perdesaan/non-PU.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 76
Ayat (1)
Pengembangan komoditas perkebunan tidak hanya di kawasan
perkebunan, tetapi juga dapat dikembangkan di areal pertanian
lahan basah maupun lahan kering. Luasan rencana lahan
perkebunan yang disebutkan adalah rencana lahan untuk
pengembangan komoditas ekspor perkebunan.
Ayat (2)
- 53 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 77
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan ternak besar adalah sapi, kerbau,
dan kuda.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ternak kecil adalah kambing,
domba, dan babi.
Huruf c
Selain ternak unggas terdapat ternak lainnya antara lain
kelinci
yang
dikembAngkan
sesuai
dengan
potensi
kabupaten/kota masing-masing.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
- 54 -
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 78
Ayat (1)
Kawasan minapolitan berdasarkan turunan kawasan agropolitan
merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi
perikanan dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang
ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis.
Penerapan kriteria kawasan peruntukan perikanan secara tepat
diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan perikanan
yang dapat memberikan manfaat berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
- 55 -
Ayat (3)
Huruf a
Komoditas perikanan budi daya air payau terdiri atas
komoditas perikanan air payau dan komoditas garam.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
- 56 -
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Pengembangan kelembagaan kelompok nelayan dilakukan
melalui upaya penguatan modal, kewirausahaan, membuka
akses
pasar,
kemitraan,
serta
pemberdayaan
asosiasi
nelayan.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
- 57 -
Pasal 84
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Kawasan andalan laut ditetapkan dengan kriteria:
1. memiliki sumber daya kelautan;
2. memiliki pusat pengolahan hasil laut; dan
3. memiliki
akses
menuju
pasar
nasional
atau
internasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 85
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Kawasan perlindungan ekosistem terdiri atas hutan bakau
dan terumbu karang.
Huruf b
Kegiatan budi daya yang bersinergi dengan potensi kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil dapat berupa
kegiatan
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87
- 58 -
Pasal 87
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1)
Lingkup kawasan industri berteknologi tinggi meliputi
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Angka 2)
Cukup jelas.
Angka 3)
Cukup jelas.
Angka 4)
Cukup jelas.
Angka 5)
Cukup jelas.
Angka 6)
Cukup jelas.
Angka 7)
Cukup jelas.
Angka 8)
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
- 59 -
Pasal 91
Cukup jelas.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97
Cukup jelas.
Pasal 98
Cukup jelas.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Cukup jelas.
Pasal 101
Cukup jelas.
Pasal 102
- 60 -
Pasal 102
Cukup jelas.
Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107
Cukup jelas.
Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
Pasal 111
Cukup jelas.
Pasal 112
Cukup jelas.
Pasal 113
Cukup jelas.
Pasal 114
- 61 -
Pasal 114
Cukup jelas.
Pasal 115
Cukup jelas.
Pasal 116
Cukup jelas.
Pasal 117
Cukup jelas.
Pasal 118
Cukup jelas.
Pasal 119
Cukup jelas.
Pasal 120
Cukup jelas.
Pasal 121
Cukup jelas.
Pasal 122
Cukup jelas.
Pasal 123
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
- 62 -
Ayat (3)
Dalam hal pemberian izin, diterbitkan pertimbangan teknis
pertanahan dalam rangka izin lokasi, penetapan lokasi, dan izin
perubahan
penggunaan
tanah
sebagai
persyaratan
dalam
izin lokasi;
2.
3.
4.
5.
izin gangguan;
6.
7.
izin usaha;
8.
izin trayek;
9.
10.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 124
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
- 63 -
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan jaringan jalan meliputi
jaringan jalan dengan kewenangan nasional dan provinsi,
jaringan jalan dengan fungsi arteri dan kolektor, jaringan
jalan bebas hambatan, jaringan jalan strategis provinsi dan
nasional.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Yang dimaksud dengan kegiatan yang menggunakan bahan
baku dan/atau mempunyai pengaruh antarwilayah di Jawa
Timur adalah kegiatan dan produksi yang dianggap
berpengaruh secara luas lintas kabupaten/kota.
Kegiatan tersebut perlu dikendalikan untuk menciptakan
sinergitas dan efisiensi antarkegiatan, antarfungsi, ataupun
antarkawasan.
Di
antaranya
adalah
untuk
menjamin
dilakukan
permintaan
dan
agar
terjadi
keseimbangan
persaingan
usaha
pasokan-
sehat
yang
menguntungkan petani.
Huruf k
Yang dimaksud kegiatan yang mengubah rona (bentuk)
wilayah dan administratif Jawa Timur meliputi kegiatan
yang mencakup wilayah lintas kota/kabupaten dan/atau
wilayah dengan lingkup kewenangan provinsi, serta dapat
juga
berupa
kegiatan
yang
berdampak
lintas
dalam
rangka
antarkota/antarkabupaten
menjaga
yang
keterhubungan
memperhatikan
aspek
- 64 1. kegiatan
1. kegiatan
perubahan
reklamasi
rona
kota/kabupaten
kota/kabupaten
yang
berpengaruh
terhadap
wilayah
dan/atau
administrasi
ataupun
batas
kewenangan
dan
provinsi
serta
berpengaruh
Pasal 125
Cukup jelas.
Pasal 126
Cukup jelas.
Pasal 127
Cukup jelas.
Pasal 128
Huruf a
Masyarakat dapat mengetahui rencana tata ruang melalui
lembaran
lembaran
daerah,
pengumuman,
dan/atau
Pengumuman atau
- 65 -
- 66 -
Pasal 129
Huruf a
Yang dimaksud dengan menaati rencana tata ruang yang telah
ditetapkan adalah kewajiban setiap orang untuk memiliki izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebelum
pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Huruf b
Yang dimaksud dengan memanfaatkan ruang sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang adalah kewajiban setiap orang untuk
melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang
yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan mematuhi ketentuan yang ditetapkan
dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang adalah kewajiban
setiap orang untuk memenuhi ketentuan amplop ruang dan
kualitas ruang.
Huruf d
Pemberian akses dimaksudkan untuk menjamin agar masyarakat
dapat mencapai kawasan yang dinyatakan dalam peraturan
perundang-undangan
sebagai
milik
umum.
Kewajiban
b.
Pasal 130
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Masukan dapat berupa informasi, bantuan pemikiran, usul,
saran, pendapat, pertimbangan, dan/atau tanggapan.
Angka 1)
- 67 -
Angka 1)
Persiapan penyusunan rencana tata ruang merupakan
kegiatan untuk mempersiapkan penyusunan rencana
tata ruang dalam satu wilayah tertentu termasuk
penyusunan kerangka acuan (Terms of Reference) yang
memuat latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup,
jadwal
pelaksanaan,
serta
sumber
pembiayaan.
Angka 2)
Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan
merupakan
kegiatan
untuk
menentukan
arah
kegiatan
untuk
mengidentifikasikan
dan
pengembangan,
penyelenggaraan
forum
kerja
sama,
masyarakat
antara
lain
dapat
antara
lain
dapat
berbentuk
public
private
kerja
sama,
masyarakat
antara
lain
dapat
- 68 -
Huruf c
Yang dimaksud dengan kearifan lokal adalah nilai-nilai
luhur
yang
masih
berlaku
dalam
tata
kehidupan
masyarakat.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang
dimaksud
dengan
dugaan
penyimpangan
atau
memanfaatkan
ruang
tanpa
izin
Pasal 132
Cukup jelas
Pasal 133
Cukup jelas.
Pasal 133
- 69 Pasal 134
Cukup jelas.
Pasal 135
Cukup jelas.
Pasal 136
Cukup jelas.
Pasal 137
Cukup jelas.
Pasal 138
Cukup jelas.
Pasal 139
Cukup jelas.
Pasal 140
Cukup jelas.
Pasal 141
Cukup jelas.
LAMPIRAN I
B. KAWASAN
-4-
B.
KAWASAN STRATEGIS (PERTAHANAN DAN KEAMANAN, KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA, PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA ALAM/TEKNOLOGI TINGGI,
KEPENTINGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN) PROVINSI JAWA TIMUR
LAMPIRAN IV
No
A.
1.
2.
Program Utama
Perwujudan Struktur Ruang
Perwujudan Sistem Perkotaan
Perencanaan tata ruang dan
zonasi kawasan perkotaan
PKN
Pengembangan perdagangan
dan jasa
Pengembangan
industri,
pariwisata, dan pendidikan
Perencanaan tata ruang dan
zonasi kawasan perkotaan
PKW
Lokasi
Kawasan
Perkotaan
Gerbangkertosusila
dan
Malang
Kawasan
Perkotaan
Gerbangkertosusila
Kawasan Perkotaan Malang
Besaran
Sumber
Dana
2
unit APBN,
masterplan
APBD
Provinsi
Dept.
PU,
Bapeda Provinsi,
Dinas PU Cipta
Karya dan Tata
Ruang Provinsi
Instansi
Pelaksana
5,4 km
1. 27,00 km
2. 84,00 km
3. 38,00 km
APBN,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
PU,
Bapeda Provinsi,
Dinas PU Cipta
Karya dan Tata
Ruang Provinsi
Ditjen
Bina
Marga Dept. PU,
Dinas
Bina
Marga Provinsi
dan Kab/Kota,
BPN
Provinsi
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-2-
No
Program Utama
hambatan antarkota
Lokasi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mojokerto Surabaya
Gempol Pandaan
Pandaan Malang
Gempol Pasuruan
Pasuruan Probolinggo
Probolinggo
Banyuwangi
10. Gresik Tuban
11. Demak Tuban
12. Surabaya Suramadu
Tanjung Bulupandan
Pemantapan jaringan 1. Surabaya Gempol
jalan bebas hambatan 2. Surabaya Gresik
dalam kota
3. Simpang Susun (SS)
Waru Bandara Juanda
Pengembangan
1. Waru
(Aloha)
Tanjung Perak
Percepatan
Porong Gempol
penyelesaian jaringan
jalan bebas hambatan
antarkota
yang
strategis
Pemantapan
jalan 1. SurabayaMalang
nasional
sebagai 2. Surabaya Mojokerto
jaringan jalan arteri
Jombang Kertosono
primer
Nganjuk Caruban
Ngawi Mantingan
3. Surabaya Lamongan
Besaran
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Sumber
Dana
37,00 km
14,00 km
30,00 km
32,00 km
40,00 km
156,00 km
Instansi
Pelaksana
dan Kab/Kota,
Jasa Marga
1. 49,00 km
2. 20,70 km
3. 13,50 km
1. 18,40 km
2. 23,00 km
APBN,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Ditjen
Bina
Marga Dept. PU,
Dinas
Bina
Marga Provinsi
dan Kab/Kota,
BPN
Provinsi
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-3-
No
Program Utama
Lokasi
4.
5.
Pemantapan
jalan
nasional
sebagai
jaringan jalan kolektor
primer
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pacitan
Hadiwarno
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
dan Kab/Kota
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-4-
No
Program Utama
Lokasi
Pemantapan jaringan 1.
jalan strategis nasional
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Jalan
Merr
II-C
(Surabaya)
Jalan Lingkar Timur
Sidoarjo (Sidoarjo)
Jalan
Airlangga
(Mojosari)
Padangan Batas Jawa
Tengah (Cepu)
Madiun
Batas
Kabupaten Ponorogo;
Batas
Kabupaten
Madiun Ponorogo
Ponorogo Dengok
Jalan
Diponegoro
(Ponorogo)
Jalan Alun-alun Barat
(Ponorogo)
Jalan
Gatot
Subroto
(Ponorogo)
Dengok
Batas
Kabupaten Trenggalek
Trenggalek
Batas
Kabupaten Ponorogo
Jalan Soekarno Hatta
(Trenggalek)
Jalan
Panglima
Sudirman (Trenggalek)
Jalan
Yos
Sudarso
(Trenggalek)
Jalan Mayjen Sungkono
(Trenggalek)
Panggul Manjungan
Besaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
6,45 km
10,9 km
0,25 km
2,138 km
15,762
km
4,986 km
2,879 km
0,57 km
0,21 km
0,63 km
28,478
km
12,95 km
2,010 km
0,55 km
0,7 km
4,06 km
45 km
25 km
46,93 km
30,17 km
19,2 km
45,3 km
37,8 km
15,5 km
41,84 km
31,5 km
35 km
15 km
45,7 km
34,9 km
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-5-
No
Program Utama
Lokasi
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Prigi
Durenan (Jalan Raya
Tulungagung) Prigi
Prigi Ngrejo
Ngrejo
Batas
Kabupaten
Tulungagung/Kabupate
n Blitar
Batas
Kabupaten
Tulungagung/Kabupate
n Blitar Pantai Serang
Pantai Serang Batas
Kabupaten Malang
Batas
Kabupaten
Malang Wonogoro
Wonogoro Sendangbiru
Sendangbiru Talok
Jarit Batas Jember
Batas Jember Puger
Puger Sumberejo
Sumberejo Tengkinol
Tengkinol Glenmore
Situbondo Garduatak
Garduatak Silapak
Silapak Paltuding
Paltuding Banyuwangi
Bangkalan Pelabuhan
Tanjung Bumi
Krian By Pass Legundi
Legundi
Pertigaan
Bunder
Ponorogo Biting
Besaran
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
22,9 km
33 km
21,22 km
28,468
km
12 km
1,95 km
25,5 km
15,72 km
1,11 km
2,61 km
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-6-
No
Program Utama
Lokasi
39. Jalan
Trunojoyo
(Ponorogo)
40. Jalan Hayam Wuruk
(Ponorogo)
41. Bangkalan Tanjung
Bulupandan Ketapang
Sotabar Sumenep
42. Kamal Kwanyar
Modung Sampang
Pemantapan
jalan 1. Nganjuk Bojonegoro
provinsi
sebagai
Ponco Jatirogo Batas
jaringan jalan kolektor
Jawa Tengah
primer
2. Ponco Pakah
3. Kandangan Pulorejo
Jombang
Ploso
Babat
4. Mojokerto Gedek
Lamongan
5. Mojokerto Mlirip
Legundi Driyorejo
Wonokormo
6. Gedek Ploso
7. Pandangan Cepu
8. Turen
Malang
Pendem Kandangan
Pare Kediri
9. Batu Pacet Mojosari
Krian
Legundi
Bunder
10. Karanglo Pendem
11. Pare Pulorejo
12. Pandaan Tretes
Besaran
Sumber
Dana
APBD
Provinsi,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Instansi
Pelaksana
Dinas
Bina
Marga Provinsi
dan Kab/Kota,
BPN
Provinsi
dan Kab/Kota
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-7-
No
Program Utama
Lokasi
13. Purwodadi Nongkojajar
14. Purwosari Kejayan
Pasuruan
15. Kejayan Tosari
16. Pilang Sukapura
17. Lumajang Kencong
Kasihan Balung
Ambulu Mangli
18. Kasihan Puger
19. Jember Bondowoso
Situbondo
20. Gentengkulon
Wonorekso Rogojampi
21. Dengok Trenggalek
22. Blitar Srengat Kediri
Nganjuk
23. Arjosari Nawangan
24. Pacitan Arjosari
Dengok Ponorogo
Madiun
25. Maospati Magetan
Cemorosewu
26. Bangkalan
Tanjung
Bumi
Ketapang
Sotobar Sumenep
Lumbang
27. Ponorogo Biting
28. Ngantru Srengat
29. Gemekan Gondang
Pacet Trawas
30. Talok Druju Sendang
Biru
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-8-
No
Program Utama
Lokasi
31. Grobogan
Pondok
Dalem
32. Balung Rambipuji
33. Situbondo Buduan
34. Maesan Kalisat
Sempolan
35. Genteng Temuguru
Wonorekso
36. Jajag Bangorejo
Pasanggaran
37. Benculuk Grajagan
38. Glagahagung
Tegaldimo
39. Sampang Ketapang
40. Sampang Omben
Pamekasan
41. Pamekasan Sotabar
Pengembangan
1. Lakarsantri Bringkang
jaringan jalan strategis 2. Jalan Raya Menganti
provinsi
(Kota Surabaya)
3. Cemeng
Kalang
Sukodono
4. Sukodono Dungus
5. Dungus Kletek
6. Ploso Batas Kabupaten
Nganjuk
7. Batas
Kabupaten
Jombang Kertosono
8. Blitar Pantai Serang
9. Jalan Bali (Kota Blitar)
10. Batas Kota Malang
Bandara
Abdul
Besaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
7,3 km
9,18 km
5,9 km
1,25 km
4 km
8,4 km
21,71 km
43,9 km
0,15 km
4,9 km
2,05 km
4,6 km
4,384 km
3,99 km
13,2 km
Sumber
Dana
APBD
Provinsi,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
-9-
No
Program Utama
Lokasi
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Pemantapan prasarana
terminal
penumpang
tipe A
19.
20.
21.
22.
23.
1.
2.
3.
4.
5.
Rachman Saleh
Jalan Laksda Adisucipto
(Kota Malang)
Karangploso
Giri
Purwo (Batas Kota Batu)
Batas
Kabupaten
Malang Simpang Tiga
Jalan
Brantas
(Kota
Batu)
Sukapura Lambang
Kuning
Sukapura Ngadisari
Tempeh Kunir
Kunir Karangrejo
Karangrejo
Yosowilangun
Asembagus Jangkar
Rogung Torjun
Sampang Rogung
Kedungpring Mantup
Slopeng Lombang
Terminal
Pacitan
di
Kabupaten Pacitan
Terminal
Seloaji
di
Kabupaten Ponorogo
Terminal
Tulungagung
di
Kabupaten
Tulungagung
Terminal Tawangalun di
Kabupaten Jember
Terminal Brawijaya dan
Terminal Sri Tanjung di
Besaran
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
6,1 km
4,6 km
6,7 km
3,8 km
8,92 km
14, 01
20
terminal
(19
Kabupaten/Ko
ta)
APBD
Provinsi,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 10 -
No
Program Utama
Lokasi
Kabupaten Banyuwangi
6. Terminal
Ngawi
di
Kabupaten Ngawi
7. Terminal Kambang Putih
di Kabupaten Tuban
8. Terminal Aryawiraraja
di
Sumenep
Kabupaten
9. Terminal Tamanan di
Kota Kediri
10. Terminal Patria di Kota
Blitar
11. Terminal Arjosari di Kota
Malang
12. Terminal Bayuangga di
Kota Probolinggo
13. Terminal
Purbaya
di
Kota Madiun
14. Terminal Purabaya di
Kabupaten Sidoarjo
15. Terminal Tambak Oso
Wilangun
di
Kota
Surabaya
16. Terminal Pandaan di
Kabupaten Pasuruan
17. Terminal Rejakwesi di
Kabupaten Bojonegoro
18. Terminal Bangkalan di
Kabupaten Bangkalan
19. Terminal
Ceguk
di
Kabupaten Pamekasan
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 11 -
No
Program Utama
Pemantapan prasarana
terminal
penumpang
tipe B
Lokasi
Besaran
1. Terminal Purwoasri di
Kabupaten Kediri
2. Terminal Kepanjen dan
Terminal
Dampit
di
Kabupaten Malang
3. Terminal
Arjasa
di
Kabupaten Jember
4. Terminal Wiroguno dan
Terminal Brawijaya di
Kabupaten Banyuwangi
5. Terminal Bondowoso di
Kabupaten Bondowoso
6. Terminal
Besuki
di
Kabupaten Situbondo
7. Terminal Larangan di
Kabupaten Sidoarjo
8. Terminal Kepuhsari di
Kabupaten Jombang
9. Terminal Anjuk Ladang
dan Terminal Kertosono
di Kabupaten Nganjuk
10. Terminal Caruban di
Kabupaten Madiun
11. Terminal Magetan di
Kabupaten Magetan
12. Terminal Padangan di
Kabupaten Bojonegoro
13. Terminal Lamongan dan
Terminal
Babat
di
Kabupaten Lamongan
14. Terminal
Bunder
di
Kabupaten Gresik
27
terminal
(22
Kabupaten/Ko
ta)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 12 -
No
Program Utama
Lokasi
Pengembangan
terminal
penumpang
tipe A
Peningkatan
prasarana
penumpang
tipe A
kelas
terminal
menjadi
Besaran
7 terminal (7
Kabupaten/Ko
ta)
5 terminal (5
Kabupaten/
Kota)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 13 -
No
Program Utama
Pengembangan/
Peningkatan
kelas
prasarana
terminal
penumpang
menjadi
tipe B
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Surabaya (Gubeng)
Surabaya (Wonokromo)
Jombang Kertosono
Nganjuk Madiun Solo
3. Surabaya
(Semut)
Surabaya (Gubeng)
Surabaya (Wonokromo)
Sidoarjo Bangil
Pasuruan Probolinggo
Jember Banyuwangi
4. Surabaya
(Semut)
Surabaya (Gubeng)
APBN,
APBD
Provinsi,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
Perhubungan,
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
KAI
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 14 -
No
Program Utama
Pengembangan
kereta api ganda
Lokasi
jalur
Revitalisasi
jaringan
kereta api di Pulau
Madura, dalam satu
jaringan transportasi
massal kereta api yang
Besaran
Surabaya (Wonokromo)
Sidoarjo Bangil
Lawang Malang Blitar
Tulungagung Kediri
Kertosono Surabaya
1. Surabaya (Pasar Turi) 5 rute
Lamongan Babat
Bojonegoro Cepu
2. Surabaya
(Semut)
Surabaya
(Gubeng)
Surabaya (Wonokromo)
Jombang Kertosono
Nganjuk Madiun Solo
3. Surabaya
(Semut)
Surabaya
(Gubeng)
Surabaya (Wonokromo)
Sidoarjo
Bangil
Pasuruan Probolinggo
Jember Banyuwangi
4. Surabaya
(Semut)
Surabaya
(Gubeng)
Surabaya (Wonokromo)
Sidoarjo
Bangil
Kamal
1 rute
Sampang Pamekasan Sumenep
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 15 -
No
Program Utama
terintegrasi
dengan
jaringan
perkeretaapian
di
Surabaya
Optimalisasi
konservasi
jalur
perkeretaapian
mati
sebagai alternatif jalur
kereta api bila jalur
Porong ditutup
Percepatan
pembangunan
baru
jaringan
jalur
KA
Porong
Gempol
akibat luapan lumpur
lapindo
Konservasi
jalur
perkeretaapian mati
Lokasi
Besaran
Sidoarjo
(Tulangan)
Gunung Gangsir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bojonegoro Jatirogo
Madiun Ponorogo
Slahung
Mojokerto Mojosari
Porong
Ploso Mojokerto
Krian
Malang
Turen
Dampit
Malang
Pakis
Tumpang
Babat Jombang
Babat Tuban
Kamal Bangkalan
Sampang Pamekasan
1 rute
1 rute
15 rute
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 16 -
No
Program Utama
Lokasi
Sumenep
10. Jati Probolinggo
Paiton
11. Klakah Lumajang
Pasirian
12. Lumajang Gumukmas
Balung Rambipuji
13. Panarukan Situbondo
Bondowoso Kalisat
Jember
14. Rogojampi Benculuk
15. Perak
Wonokromo
(bekas jalur Trem)
Pengembangan
jalur Kota
Surabaya
dan
kereta api melayang
sekitarnya
Pemantapan
dan 1. Stasiun Nganjuk dan
pengembangan
Stasiun Kertosono di
prasarana
stasiun
Kabupaten Nganjuk
kereta api
2. Stasiun
Jombang
di
Kabupaten Jombang
3. Stasiun Tulungagung di
Kabupaten Tulungagung
4. Stasiun Bojonegoro di
Kabupaten Bojonegoro
5. Stasiun Lamongan di
Kabupaten Lamongan
6. Stasiun
Sidoarjo
di
Kabupaten Sidoarjo
7. Stasiun
Bangil
di
Kabupaten Pasuruan
8. Stasiun
Klakah
di
Kabupaten Lumajang
Besaran
1 rute
26 stasiun (19
Kabupaten/Ko
ta)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 17 -
No
Program Utama
Pembangunan stasiun
kereta api di Pulau
Lokasi
Besaran
9. Stasiun
Jember
di
Kabupaten Jember
10. Stasiun
Banyuwangi
Baru
di
Kabupaten
Banyuwangi
11. Stasiun
Lawang
di
Kabupaten Malang
12. Stasiun Madiun di Kota
Madiun
13. Stasiun Kediri di Kota
Kediri
14. Stasiun Blitar di Kota
Blitar
15. Stasiun Mojokerto di
Kota Mojokerto
16. Stasiun Surabaya Pasar
Turi, Stasiun Surabaya
Kota, Stasiun Sidotopo,
Stasiun
Kalimas,
Stasiun
Wonokromo,
Stasiun
Surabaya
Gubeng
di
Kota
Surabaya
17. Stasiun Probolinggo di
Kota Probolinggo
18. Stasiun Pasuruan di
Kota Pasuruan
19. Stasiun Kota Baru dan
Kota Lama di Kota
Malang
1. Stasiun
Kamal
dan 5 stasiun (4
Stasiun Bangkalan di Kabupaten)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 18 -
No
Program Utama
Lokasi
Kabupaten Bangkalan
2. Stasiun
Sampang
di
Kabupaten Sampang
3. Stasiun Pamekasan di
Kabupaten Pamekasan
4. Stasiun
Sumenep
di
Kabupaten Sumenep
Pemantapan prasarana Rambipuji
di
Kabupaten
dryport
Jember
Pengembangan
1. Kota Malang
prasarana dryport
2. Kota Madiun
3. Kota Kediri
Pemantapan prasarana 1. Terminal barang Waru di
terminal barang
Kabupaten Sidoarjo
2. Terminal barang Babat
di Kabupaten Lamongan
3. Terminal barang Pasar
Turi di Kota Surabaya
Pengembangan
Terminal barang Kalimas di
prasarana
terminal Kota Surabaya
barang
C. Pelabuhan
Penyeberangan
Pemantapan
Pelabuhan Tanjung Perak di
pelabuhan pelayanan Kota Surabaya
penyeberangan
antarprovinsi
Pengembangan
1. Pelabuhan Ketapang di
pelabuhan pelayanan
Kabupaten Banyuwangi
penyeberangan
2. Pelabuhan Paciran di
antarprovinsi
Kabupaten Lamongan
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Madura
1 lokasi
3 lokasi
3 terminal (3
Kabupaten/Ko
ta)
1 terminal (1
Kota)
1
pelabuhan APBN,
(1 Kota)
Investasi
Swasta,
dan/atau
2
pelabuhan Kerjasama
(2 Kabupaten) Pendanaan
Dept.
Perhubungan,
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
Pellindo
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 19 -
No
Program Utama
Pengembangan
pelabuhan pelayanan
penyeberangan
antarkabupaten/kota
Pemantapan
pelabuhan
penyeberangan dalam
wilayah
kabupaten/kota
Lokasi
Besaran
11 pelabuhan
(8
Kabupaten/Ko
ta)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBD
Provinsi,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
Pellindo
3
pelabuhan APBD
(2 kabupaten)
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
Pellindo
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 20 -
No
Program Utama
2.1.2. Transportasi Laut
A. Pelabuhan
angkutan
laut
Pemantapan
pelabuhan utama
Pengembangan
pelabuhan
utama
Tanjung Perak dalam
satu sistem dengan
rencana
pengembangan
pelabuhan
di
sekitarnya
Pengembangan
pelabuhan utama
Pemantapan
pelabuhan pengumpul
Pengembangan
pelabuhan pengumpul
Lokasi
Besaran
1
pelabuhan
(1 Kota)
3
pelabuhan
(3 Kabupaten)
2
pelabuhan
(2 Kota)
1
pelabuhan
(1 Kabupaten)
5
pelabuhan
(5
Kabupaten/Ko
ta)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
Perhubungan,
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
Pellindo
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 21 -
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kota Pasuruan
Pemantapan
pelabuhan pengumpan
regional
Pengembangan
pelabuhan pengumpan
lokal
Pelabuhan
Tuban
Kabupaten Tuban
di 1
pelabuhan
(1 kabupaten)
Pelabuhan
Dungkek, 3
pelabuhan
Pelabuhan Pagerungan dan (1 kabupaten)
Pelabuhan Nunggunung di
Kabupaten Sumenep
1
bandar APBN,
udara
(1 APBD
kabupaten)
Provinsi dan
Kab/ Kota,
1
bandar Investasi
udara
(1 Swasta,
dan/atau
kabupaten)
Kerjasama
1
bandar Pendanaan
udara
(1
kabupaten)
6
bandar APBD
udara
(6 Provinsi dan
kabupaten)
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
Perhubungan,
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Angkasa Pura
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 22 -
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
PLN,
Dinas
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral, Swasta
Hadinegoro
di
Kabupaten Jember
5. Bandar
udara
di
Kabupaten Blitar
6. Bandar
udara
di
Kabupaten Bojonegoro
B. Bandar Udara Khusus
Pemantapan
bandar
udara khusus militer
4
bandar
udara
(4
kabupaten)
1 lokasi (1
kabupaten)
21
kabupaten/ko
ta
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 23 -
No
Program Utama
Pengembangan
angin
Lokasi
energi
9. Kabupaten Probolinggo,
10. Kabupaten Blitar
11. Kabupaten Tulungagung
12. Kabupaten Trenggalek
13. Kabupaten Pacitan
14. Kabupaten Madiun
15. Kabupaten Magetan
16. Kabupaten Pasuruan
17. Kabupaten Mojokerto
18. Kabupaten Ponorogo
19. Kabupaten Jombang
20. Kabupaten Gresik
21. Kota Batu
1. Kabupaten Pacitan
2. Kabupaten Trenggalek
3. Kabupaten Tulungagung
4. Kabupaten Blitar
5. Kabupaten Malang
6. Kabupaten Lumajang
7. Kabupaten Jember
8. Kabupaten Banyuwangi
9. Kabupaten Bondowoso
10. Kabupaten Bangkalan
11. Kabupaten Sampang
12. Kabupaten Pamekasan
13. Kabupaten Sumenep
14. Kabupaten Tuban
1. Karangkates, Wlingi
2. Ledoyo
3. Selorejo
4. Sengguruh
5. Tulungagung
Besaran
14 kabupaten
11 lokasi
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 24 -
No
Program Utama
Lokasi
Pengembangan
surya
energi
Pengembangan
panas bumi
energi
Besaran
6. Mendalan
7. Siman
8. Madiun
9. Kesamben
10. Kalikonto
Seluruh kabupaten/kota di 38
Jawa Timur
kabupaten/ko
ta
1. Melati dan Arjosari di 10 lokasi
Kabupaten Pacitan
2. Telaga Ngebel - Wilis di
Kabupaten Ponorogo dan
Kabupaten Madiun
3. Gunung
Pandan
di
Kabupaten
Madiun,
Kabupaten Bojonegoro,
dan Kabupaten Nganjuk
4. Gunung Arjuno Welirang
di Kabupaten Mojokerto,
Kabupaten
Pasuruan,
dan Kabupaten Malang
5. Cangar dan Songgoriti di
Kota
Batu
dan
Kabupaten Malang
6. Aeng Panas Tirtosari di
Kabupaten Sumenep
7. Argopuro di Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten
Situbondo,
Kabupaten
Bondowoso,
dan
Kabupaten Jember)
8. Tiris
(Gunung
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
ESDM,
Dinas
ESDM
Provinsi
dan
Kab/Kota, PLN
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 25 -
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Lamongan) di Kabupaten
Probolinggo
dan
Kabupaten Lumajang
9. Belawan-Ijen
di
Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten
Situbondo,
dan
Kabupaten
Banyuwangi
10. Gunung
Lawu
di
Kabupaten Magetan
Pengembangan
gelombang laut
Dept. Kelautan
dan Perikanan,
Dinas Kelautan
dan
Perikanan
Provinsi
dan
Kab/Kota, PLN
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 26 -
No
Program Utama
2.1.5. Kelistrikan
Pengembangan
pembangkit
untuk
peningkatan
kapasitas
tenaga listrik di Jawa Bali
(termasuk Pulau Madura)
Pengembangan jaringan
transmisi 500 kV
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Dept. Kelautan
dan Perikanan,
Dinas Kelautan
dan
Perikanan
Provinsi
dan
Kab/Kota, PLN
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 27 -
No
Program Utama
Pengembangan jaringan
transmisi 150 kV
Lokasi
Besaran
1. BabatTuban
40 lokasi
2. Bambe/Bringkang
Karangpilang
3. Buduran
II/SedatiInc
(BangilWaru)
4. Cerme-Inc(Sgmdu
Lmgan)
5. GratiGondangwetan
6. Jatim Selatan PLTU
Pacitan II
7. Jatim Selatan PLTU
Wonogiri
8. JombangJayakertas
9. Kabel Jawa Madura
Suramadu
10. KalisariSurabaya
Selatan
11. KetapangGilimanuk
12. KraksaanProbolinggo
13. New NgimbangBabat
14. New Ngimbang-Mliwang
15. PaciranBrondong
Lamongan
16. Pacitan IIPonorogo
17. Padangsambian
Pesanggaran
18. Paiton NewPaiton Old
19. PerakUjung
20. Sambi Kerep/Tandes II
Inc. (WaruGresik)
21. Simogunung/Gsari
(SwhanWaru)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 28 -
No
Program Utama
Pengembangan jaringan
transmisi 70 kV
Lokasi
Besaran
22. Tanjung
Awar-awar
PLTUTuban
23. Tulungagung IIKediri
24. Wlingi IIKediri
25. BanyuwangiGilimanuk
26. BanyuwangiKetapang
27. Blimbing IIInc. (PIER
Pakis)
28. Ponorogo IIManisrejo
29. Purwosari/Sukorejo II
Inc. (PIER-Pakis)
30. WaruDarmo Granti
31. New
PorongNgoro
Sidoarjo/Porong IBangil
32. Ijen PLTPBanyuwangi
33. New
Banyuwangi
Genteng
34. Ponorogo
IINew
Tulungagung
35. Madura
PLTUInc.
(Spang-Pksan)
36. Kalikonto
PLTABumi
Cokro
37. Wilis/Ngebel
PLTP
Pacitan II
38. Arjuno PLTPMojokerto
39. Iyang Argopuro PLTP
Probolinggo
40. Turen
II-Inc.
(Kbagn
Pakis)
Driyorejo-Miwon
1 lokasi
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 29 -
No
Program Utama
Lokasi
Pengembangan
induk 500/150
gardu
Pengembangan
induk 150/70
Pembangunan
induk 150/20 kV
gardu
gardu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kediri
Paiton
Surabaya Selatan
Grati
Krian
Kebonagung
Ngoro
Sekarputih
Bangil (GIS)
Bondowoso
Buduran
Driyorejo
Segoromadu
Sekarputih
Sengkaling
Situbondo
Sumenep
Tulungagung II
Wlingi II
Blimbing II
Gondang Wetan
Ponorogo II
Purwosari/Sukorejo II
Sidoarjo
Ujung
Kebonagung
New Porong
Buduran I/Sedati
Petrokimia
Banyuwangi
Genteng
Kedinding
Besaran
7 lokasi
2 lokasi
86 lokasi
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 30 -
No
Program Utama
Lokasi
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
Kraksaan
Kupang
Lawang
Manyar
Surabaya Selatan
Tuban
Wlingi I
Cerme
Jombang
Paiton
PIER
PLTP Ijen
Simpang
Undaan
Rungkut
Wonokromo
Bangkalan
Bojonegoro
Jember
Perak
PLTA Kesamben
PLTA Kalikonto
Tanggul
Babat
Lamongan
Mojoagung
Ngawi
Balongbendo
Bangil
Kasih Jatim
Lumajang
Ngagel
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 31 -
No
Program Utama
Lokasi
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
Ngoro
Pamekasan
Pemaron
Sawahan
Gunungsari/
Simogunung
Karangkates
Karangpilang
Kediri Baru
Kertosono II
Krian
Ngimbang
Paciran/Brondong
Padang Sambian
PLTP Iyang Argopuro
Probolinggo
Simpang
Sukolilo
Waru
Bringkang/Bambe
Bulukandang
Gembong
Jayakertas
Kalisari
Sampang
Sedati/Buduran II
Turen II
Babadan
Baturiti
Darmogrand
Pacitan II
Wlingi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 32 -
No
Program Utama
penambahan
trafo
distribusi 70/20 kV
2.2.3. Migas
Pemantapan
pipa minyak
bumi
Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Blimbing
Tarik
Trenggalek
Nganjuk
Turen
Dolopo
Selorejo PLTA
Pare
Sengguruh PLTA
Magetan
Siman
Blitar Baru
Ponorogo
Caruban
Mranggen
Polehan
Tulungagung PLTA
Sukorejo
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
18 lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5,37 Km
8,7 Km
28,8 Km
15,3 Km
20,67 Km
30,13 Km
11,08 Km
Dept.
ESDM,
Dinas
ESDM
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Pertamina
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 33 -
No
Program Utama
Lokasi
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Manyar Panceng
Kota Pasuruan
Pandaan
Jetis
Mojokerto Jombang
Panceng Tuban
Jombang Nganjuk
Kertosono Kediri
Bunder Lamongan
Lamongan Babat
Pandaan Purwodadi
Babat Bojonegoro
Purwodadi Lawang
Nganjuk Madiun
Kangean - R/S Porong
(Kabupaten Sidoaarjo) Kecamatan
Bungah
(Kabupaten Gresik)
Jaringan gas ke arah
utara
menjangkau
Kecamatan Bungah dan
Pulau
Bawean
di
Kabupaten Gresik
jaringan gas ke arah
selatan terbatas pada
Kecamatan
Pandaan,
Kabupaten Pasuruan
jaringan gas ke arah
barat terbatas pada Kota
Mojokerto
jaringan gas ke arah
timur
menjangkau
Besaran
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
5,6 Km
20,1 Km
50,09 Km
70,2 Km
40,1 Km
40,3 Km
30,08 Km
29,16 Km
35,07 Km
35,16 Km
15,08 Km
50,07 Km
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 34 -
No
Program Utama
Lokasi
25.
Pengembangan
dan prasarana
dan gas bumi
sumber
minyak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Depkominfo,
Dinas Informasi
dan Komunikasi,
PT. Telkom
Seluruh
wilayah
kabupaten/kota
sampai
wilayah terpencil
Seluruh kabupaten/kota di 38
Jawa Timur
kabupaten/
kota
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 35 -
No
Program Utama
Pengembangan
jaringan
satelit, dapat menggunakan
tower maupun non tower
2.4 Sistem Jaringan Sumber
Daya Air
Pengelolaan sumber daya air
di wilayah sungai
Lokasi
Wilayah
terpencil
kabupaten/kota di
Timur
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dinas PU Cipta
karya
dan
Pengairan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PDAM,
Jasa
Tirta
di
Jawa
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 36 -
No
Program Utama
Lokasi
Kabupaten Madiun
6. Waduk
Tawun
dan
Waduk
Ngampon
di
Kabupaten Tuban
7. Bendung
Gerak
Sembayat,
Waduk
Gondang, dan Waduk
Cawak di Kabupaten
Lamongan
8. Waduk
Gonggang
di
Kabupaten Magetan
b.Wilayah Sungai Brantas :
1. Bendungan Genteng I,
Bendungan
Lesti
III,
Bendungan
Kepanjen,
Bendungan
Lumbangsari,
Bendungan Kesamben,
Bendungan Kunto II,
dan Karangkates III, IV
di Kabupaten Malang
2. Bendungan
Tugu
di
Kabupaten Trenggalek
3. Bendungan Beng dan
Bendungan
Kedungwarok
di
Kabupaten Jombang
4. Bendungan
Ketandan,
Bendungan
Semantok
dan Bendungan Kuncir
di Kabupaten Nganjuk
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 37 -
No
Program Utama
Lokasi
5. Bendungan Babadan di
Kabupaten Kediri
6. Bendungan Wonorejo di
Kabupaten Tulungagung
c.Wilayah Sungai Welang
Rejoso :
1. Bendung
Licin
di
Kabupaten Pasuruan
2. Waduk Suko, Waduk
Kuripan, Embung Boto
di
Kabupaten
Probolinggo
d.Wilayah Sungai Pekalen
Sampean :
1. Waduk Taman, Embung
Pace, Embung Gubri,
Embung
Klabang,
Waduk
Tegalampel,
Waduk
Karanganyar,
Waduk
Sukokerto,
Waduk
Botolinggo,
Embung Blimbing dan
Embung
Krasak
di
Kabupaten Bondowoso
2. Embung
Banyuputih,
Embung
Tunjang,
Embung
Wringinanom
dan Embung Nogosromo
di Kabupaten Situbondo
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 38 -
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
e.Wilayah
Sungai
Baru
Bajulmati :
1. Embung
Singolatri,
Waduk
Kedawang,
Waduk
Bajulmati,
Embung
Bomo
dan
Embung
Sumber
Mangaran di Kabupaten
Banyuwangi
f.Wilayah Sungai Bondoyudo
Bedadung :
1. Waduk
Antrogan
di
Kabupaten Jember
g.Wilayah Sungai Kepulauan
Madura :
1. Waduk
Nipah
di
Kabupaten Sampang
2. Waduk
Blega
di
Kabupaten Bangkalan
3. Waduk
Samiran
di
Kabupaten Pamekasan
4. Waduk Tambak Agung
di Kabupaten Sumenep
Pengembangan sistem irigasi 1. DAS Kondang Merak di 3 lokasi
teknis
Kabupaten Malang
2. DAS Ringin Bandulan di
Kabupaten Blitar dan
Tulungagung
3. DAS
Tengah
di
Kabupaten Situbondo
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 39 -
No
Program Utama
Optimalisasi pengembangan
jaringan air baku untuk
industri
Optimalisasi pengembangan
jaringan air baku untuk air
minum regional
Optimalisasi pengembangan
jaringan pengendali banjir
Lokasi
1. Jaringan
Telaga
Sarangan - Magetan
2. Sumber
mata
air
Umbulan
1. SPAM
Regional
PANTURA
(Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten
Tuban,
Kabupaten
Lamongan,
Kabupaten
Gresik, dan Kabupaten
Bangkalan)
2. SPAM Regional Lintas
Tengah
(Kabupaten
Nganjuk,
Kabupaten
Kediri, dan Kabupaten
Jombang)
3. SPAM Regional Malang
Raya (Kota Malang, Kota
Batu, dan Kabupaten
Malang)
4. SPAM Regional Umbulan
(Kabupaten
Pasuruan,
Kota
Pasuruan,
Kabupaten
Sidoarjo,
Kota
Surabaya,
dan
Kabupaten Gresik)
1. Pengaturan sungai dan
sistem Pompa banjir
DAS
Kali
Madiun
tersebar di Kabupaten
Madiun, Kota Madiun,
Kabupaten Ngawi dan
Besaran
-
4
klaster
jaringan
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 40 -
No
Program Utama
Lokasi
2.
3.
4.
5.
6.
Optimalisasi pengembangan WS
WS Strategis Nasional
Optimalisasi pengembangan WS
WS Lintas Provinsi
Besaran
Kabupaten Ponorogo
Pintu
darurat
banjir
floodway Pelangwot
Sedayu
Lawas
di
Kabupaten Lamongan
Perkuatan tanggul dan
Jabung retarding basin
di Kabupaten Bojonegoro
dan
Kabupaten
Lamongan
Pengaturan sungai dan
sistem pengendali banjir
Kali Lamong tersebar di
Kabupaten
Gresik,
Kabupaten
Mojokerto
dan Kota Surabaya;
Sistem pengendali banjir
Kali
Kemuning
di
Kabupaten Sampang
Sistem pengendali banjir
Kali
Kedunglarangan
dan sungai-sungai di
Wilayah Sungai Welang
Rejoso di Kota Pasuruan
dan
Kabupaten
Pasuruan
Brantas
1
lokasi
Wilayah
Sungai (WS)
Bengawan Solo
1
lokasi
Wilayah
Sungai (WS)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 41 -
No
Program Utama
Lokasi
Optimalisasi pengembangan 1.
WS Lintas Kabupaten/Kota
2.
3.
4.
5.
2.5 Sistem
Prasarana
Pengelolaan Lingkungan
Pengembangan TPA regional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Bapeda Provinsi
dan Kab/Kota,
Dinas
Persampahan
dan pertamanan
WS Welang Rejoso
5
lokasi
WS Pekalen Sampean
Wilayah
WS Baru Bajulmati
Sungai (WS)
WS
Bondoyudo
Bedadung
WS Kepulauan Madura.
Waktu Pelaksanaan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM-4
- 42 -
a ruang
Waktu Pelaksanaan
No
B
1
Program Utama
Perwujudan Pola Ruang
Perwujudan Kawasan Lindung
1.1
Hutan Lindung
Penetapan sistem deliniasi
persebaran hutan lindung
Penetapan wilayah prioritas
rehabilitasi hutan
Peningkatan
kapasitas
kelembagaan, sarana dan
prasarana rehabilitasi hutan
Peningkatan
teknologi
konservasi
Perencanaan
wilayah
prioritas rehabilitasi hutan
Pengembangan
kawasan
hutan
lindung
untuk
mendukung
fungsi
perlindungan lingkungan
Lokasi
1. Kabupaten Bangkalan
2. Kabupaten Banyuwangi
3. Kabupaten Blitar
4. Kabupaten Bojonegoro
5. Kabupaten Bondowoso
6. Kabupaten Jember
7. Kabupaten Jombang
8. Kabupaten Kediri
9. Kabupaten Lamongan
10. Kabupaten Lumajang
11. Kabupaten Madiun
12. Kabupaten Magetan
13. Kabupaten Malang
14. Kabupaten Mojokerto
15. Kabupaten Nganjuk
16. Kabupaten Ngawi
17. Kabupaten Pacitan
18. Kabupaten Pamekasan
19. Kabupaten Pasuruan
20. Kabupaten Ponorogo
21. Kabupaten Probolinggo
22. Kabupaten Situbondo
23. Kabupaten Sumenep
24. Kabupaten Trenggalek
Besaran
28
wilayah
kabupaten/k
ota
314.720 Ha
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan Perhutani
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 43 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Blitar
Kabupaten Malang
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Jember
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Pasuruan
Kota Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo
Kota Surabaya
Kabupaten Gresik
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Tuban
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
21
kabupaten/k
ota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kelautan
dan
Perikanan,
dan Dinas PU
Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 44 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
1.2.2
Lokasi
Besaran
danau/waduk
di
Jawa -
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas
PU
Pengairan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas
PU
Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 45 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
dengan
perlindungan
kawasan
sekitar
danau/waduk
Pengembangan kawasan
sekitar
danau/waduk
untuk peningkatan nilai
ekonomis kawasan
1.2.4 Kawasan sekitar mata
air
Penetapan
delineasi Sekitar mata air di Jawa Timur
kawasan
perlindungan
sekitar mata air
Perencanaan
fungsi
perlindungan
sekitar
mata air secara alami
ataupun buatan
Pembatasan
kegiatan
yang
tidak berkaitan
dengan
perlindungan
kawasan sekitar mata air
Pengembangan kawasan
untuk peningkatan nilai
ekonomis kawasan
1.2.5 Kawasan
lindung
spiritual dan kearifan
lokal
Penetapan
kawasan 1. Kawasan permukiman budaya 4 lokasi
Suku Samin di Kabupaten
lindung spiritual dan
Bojonegoro
kearifan lokal sebagai
aset
budaya
local 2. Kawasan permukiman budaya
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kehutanan,
Perhutani
dan
Dinas
PU
Pengairan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas
Kebudayaan dan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 46 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
heritage
yang
Suku Tengger di Kabupaten
dipreservasi
Probolinggo,
Kabupaten
Malang, Kabupaten Pasuruan,
Perencanaan
dan Kabupaten Lumajang
pembatasan perubahan
3.
Kawasan permukiman budaya
keaslian
kawasan
suku Osing di Kabupaten
dengan modernisasi ke
Banyuwangi
bentuk lain.
4.
Kawasan permukiman budaya
Perlindungan
terhadap
di Gunung Kawi
kawasan
lindung
spiritual dan kearifan
lokal
1.3 Kawasan
Suaka
Alam,
Pelestarian Alam dan Cagar
Budaya
1.3.1 Kawasan
suaka
margasatwa
Margasatwa
Dataran
Rehabilitasi
suaka 1. Suaka
Tinggi Yang di Kecamatan Krucil,
margasatwa
Sumber Malang, Panti dan
Konservasi sumberdaya
Sukorambi,
Kabupaten
hutan, flora-fauna serta
Situbondo,
Kabupaten
ekosistemnya
Bondowoso,
Kabupaten
Pengembangan
Probolinggo
dan
Kabupaten
kerjasama
pengelolaan
Jember.
kawasan suaka alam
Margasatwa
Pulau
lintas
kabupaten/kota 2. Suaka
Bawean
di
Kecamatan
dan provinsi
Sangkapura
dan
Kecamatan
Tambak, Kabupaten Gresik.
Besaran
1. 14.177 Ha
2. 3.832 Ha
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Pariwisata
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 47 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
1.3.2 Kawasan cagar alam
Rehabilitasi cagar alam
Pengembangan
fungsi
ekonomi dan pendidikan
untuk
kepariwisataan
dan penelitian
Lokasi
1. Besowo
Gadungan
di
Kabupaten Kediri
2. Cagar
Alam
Ceding
di
Kabupaten Bondowoso
3. Cagar Alam Sungai Kolbu
Iyang Plateu di Kabupaten
Bondowoso
4. Cagar Alam Watangan Puger I
di Kabupaten Jember
5. Curah Manis I VIII di
Kabupaten Jember
6. Gunung Abang di Kabupaten
Pasuruan
7. Gunung Picis di Kabupaten
Ponorogo
8. Gunung Sigogor di Kabupaten
Ponorogo
9. Guwo
Lowo/Nglirip
di
Kabupaten Tuban
10. Kawah Ijen Merapi UnggupUnggup
di
Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten
Banyuwangi
11. Manggis
Gadungan
di
Kabupaten Kediri
12. Nusa Barong di Kabupaten
Jember
13. Pancuran Ijen I dan II di
Kabupaten Bondowoso
14. Pulau Bawean di Kabupaten
Besaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
7 Ha
2 Ha
19 Ha
2 Ha
17 Ha
50 Ha
28 Ha
190,50
Ha
9. 3 Ha
10. 2.468 Ha
11. 12 Ha
12. 6100 Ha
13. 9 Ha
14. 725 Ha
15. 15 Ha
16. 430 Ha
17. 877 Ha
18. 7,50 Ha
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 48 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
15.
16.
17.
18.
1.3.3 Kawasan
pantai
berhutan bakau
Rehabilitasi
ekosistem
dan habitat yang rusak
di
kawasan
hutan,
pesisir (terumbu karang,
mangrove,
padang
lamun, dan estuaria),
perairan, bekas kawasan
pertambangan
Perencanaan
pengembangan kawasan
hutan bakau/mangrove
untuk
kegiatan
perlindungan ekosistem
dan lingkungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Gresik
Pulau Noko dan Pulau Nusa di
Kabupaten Gresik
Pulau Saobi di Kepulauan
Kangean Kabupaten Sumenep
Pulau Sempu di Kabupaten
Malang
Janggangan Rogojampi I/II di
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Blitar
Kabupaten Malang
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Jember
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Pasuruan
Kota Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo
Kota Surabaya
Kabupaten Gresik
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Tuban
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
21
Kabupaten/K
ota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kelautan
dan
Perikanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 49 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
1. Taman
Nasional
Bromo
Tengger Semeru di Kabupaten
Malang, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Probolinggo dan
Kabupaten Lumajang
2. Taman Nasional Baluran di
Kecamatan
Banyuputih
Kabupaten
Situbondo
dan
Kecamatan
Wongsorejo
Kabupaten Banyuwangi
3. Taman Nasional Meru Betiri di
perbatasan Kabupaten Jember
dan Kabupaten Banyuwangi
(Selatan)
4. Taman Nasional Alas Purwo di
Kecamatan
Tegal
Dlimo,
Kabupaten
Bayuwangi
(Selatan)
5. Taman
Nasional
Perairan
Baluran
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
27. 868 Ha
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kota Batu
Mojokerto
Pasuruan
Malang
Jombang
50.276 Ha
25.000 Ha
58.000 Ha
43.420 Ha
3.506 Ha
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 50 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Perencanaan
kawasan
untuk
pengembangan
fungsi
ekonomi
dan
pendidikan
untuk
kepariwisataan
dan
penelitian
1.3.6 Taman Wisata Alam
Pemantapan
dan 1. Taman Wisata Alam Tretes di 1. 10 Ha
Kabupaten Pasuruan
2. 195 Ha
rehabilitasi fungsi taman
2. Taman Wisata Gunung Baung di 3. 92 Ha
wisata alam
Kabupaten Pasuruan
Perencanaan
taman
wisata
alam
dengan 3. Taman Wisata Alam Ijen Merapi
Unggup-Unggup di Kabupaten
partisipasi masyarakat
Bondowoso
dan
Kabupaten
Pengembangan kegiatan
Banyuwangi
pariwisata
alam,
meningkatkan
atraksi
dengan mengembangkan
fasilitas penelitian flora,
dan
pengembangan
fasilitas perkemahan
1.3.7 Kawasan Cagar Budaya
dan Ilmu Pengetahuan
32 lokasi
Penetapan
batas 1. Lingkungan nonbangunan:
a) Monumen keganasan PKI di
lapangan yang jelas
Kabupaten Madiun
b) Monumen
Trisula
di
Kabupaten Blitar
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Pendidikan dan
Dinas
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 51 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Pemeliharaan
kawasan
cagar budaya dan ilmu
pengetahuan
Pemantapan
pengembangan sebagai
daya tarik wisata sejarah
serta
untuk
pengembangan
penelitian
dan
pendidikan
bagi
masyarakat
Lokasi
c) Petilasan
Gunung
Kawi
Kabupaten Malang
d) Petilasan Sri Aji Joyoboyo di
Kabupaten Kediri
e) Situs Purbakala Trinil di
Kabupaten Ngawi
2. Lingkungan
bangunan
nongedung:
a) Arca
Totok
Kerot
di
Kabupaten Kediri
b) Candi
Cungkup,
Makam
Gayatri, dan Candi Dadi di
Kabupaten Tulungagung
c) Candi Jawi di Kabupaten
Pasuruan
d) Candi
Jolotundo
di
Kabupaten Mojokerto
e) Candi Penataran dan Candi
Simping di Kabupaten Blitar
f) Candi Singosari, Candi Jago,
Candi Kidal, dan Candi Badut
di Kabupaten Malang
g) Kawasan
Trowulan
di
Kabupaten Mojokerto
h) Kompleks
Makam
K.H.
Hasyim Asyari, K.H. Wachid
Hasyim, Gus Dur, dan Sayyid
Sulaiman
di
Kabupaten
Jombang
i) Makam
Asta
Tinggi
di
Kabupaten Sumenep
j) Makam Batoro Katong di
Besaran
Sumber
Dana
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Kebudayaan dan
Pariwisata
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 52 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
Kabupaten Ponorogo
Makam
Batu
Ampar
di
Kabupaten Pameksan
Makam
Maulana
Malik
Ibrahim, Makam Sunan Giri
(Giri
Kedaton),
Makam
Fatimah
Binti
Maimun,
Makam Kanjeng Sepuh, dan
Kawasan Gunung Surowiti di
Kabupaten Gresik
Makam Sunan Bonang di
Kabupaten Tuban
Makam Sunan Drajat di
Kabupaten Lamongan
Makam Syaikona Kholil dan
Pesarean Aer mata Ebu
Kabupaten Bangkalan
Recolanang
di
Kabupaten
Mojokerto
Situs
Sarchopagus
dan
Megalith
di
Kabupaten
Bondowoso
Makam Sunan Ampel dan
Mbah
Bungkul
di
Kota
Surabaya
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 53 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten
Madiun,
Kabupaten
Magetan,
Kabupaten
Bondowoso,
Kabupaten
Kediri
dan
Kabupaten Malang
c) Makam Proklamator, Museum
Bung Karno, Istana Gebang,
Petilasan Aryo Blitar, dan
Monumen PETA (Soeprijadi) di
Kota Blitar
d) bangunan bersejarah dan
cagar
budaya
di
Kota
Surabaya
4. Kebun
Raya
Purwodadi
Kabupaten Pasuruan
Kawasan Rawan Bencana
Alam
1.4.1 Kawasan rawan tanah
longsor
Penetapan
zona-zona 1.
bahaya
dan 2.
3.
tingkatannya
4.
5.
6.
7.
8.
Pemantapan
dan 9.
10.
penanggulangan
11.
bencana longsor
di
1.4
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Jember
Kediri
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Nganjuk
21
kabupaten/
kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan,
Dinas
PU
Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 54 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Penanganan
pasca 12.
13.
bencana longsor
Peningkatan
tanggap 14.
15.
darurat
16.
17.
18.
19.
20.
21.
1.4.2 Kawasan
rawan
gelombang pasang
Penetapan
zona-zona 1.
bahaya
dan 2.
3.
tingkatannya
Pemantapan
strategi 4.
mitigasi
bencana 5.
6.
gelombang pasang
7.
Penanganan
pasca 8.
bencana
gelombang 9.
10.
pasang
11.
Peningkatan
tanggap 12.
13.
darurat
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Lokasi
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kota Batu
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Ngawi
Pacitan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Situbondo
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Blitar
Kabupaten Malang
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Jember
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Gresik
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Tuban
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
Kota Pasuruan
21
kabupaten/
kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan,
Dinas
PU
Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 55 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Penanganan
bencana
Peningkatan
darurat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pasca 9.
10.
11.
12.
13.
tanggap 14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Sumenep
Sidoarjo
Situbondo
Trenggalek
31
kabupaten/
kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan,
Dinas
PU
Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 56 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
1.4.4 Kawasan
rawan
bencana
kebakaran
hutan
Penetapan
zona-zona
bahaya
dan
tingkatannya
Pemantapan
strategi
mitigasi bencana
Penanganan
pasca
bencana
Peningkatan
tanggap
darurat
1.4.5 Kawasan
rawan
bencana
angin
kencang dan puting
beliung
Pemantapan
strategi
mitigasi bencana
Penanganan
bencana
Peningkatan
darurat
pasca
tanggap
27.
28.
29.
30.
31.
Kabupaten Tuban
Kabupaten Tulungagung
Kota Malang
Kota Pasuruan
Kota Surabaya
1.
2.
3.
4.
5.
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
di Gunung Arjuno
di Gunung Kawi
di Gunung Welirang
di Gunung Kelud
Tahura R. Soeryo
Besaran
5 lokasi
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 57 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
1.5
Kawasan Lindung Geologi
1.5.1 Kawasan Cagar Alam
Geologi
1.5.1.1 Kawasan
Keunikan
Bentang Alam
Penetapan delineasi 1.
kawasan
yang 2.
3.
dilindungi
4.
5.
Perencanaan
dan 6.
pengembangan
7.
reboisasi
lahan 8.
yang rusak agar 9.
sifat peresapannya 10.
masih
tetap 11.
berfungsi
12.
Peningkatan
pengawasan
dan
pengendalian fungsi
kawasan
karst
lindung
1.5.1.2 Kawasan
Keunikan
Batuan dan fosil
Penetapan kawasan 1.
sebagai
kawasan
konservasi
Pembuatan papan 2.
nama
yang
3.
menunjukkan
4.
pentingnya
kawasan tersebut
Lokasi
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Blitar
Lamongan
Malang
Pacitan
Pamekasan
Ponorogo
Sampang
Sumenep
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
Besaran
12
kabupaten
situs
geologi
arkeologi 12 lokasi
(geoarkeologi)
Trowulan
di
Kabupaten Mojokerto
Pantai Watu Ulo di Kabupaten
Jember
Kabuh di Kabupaten Jombang
situs geologi
arkeologi
(geoarkeologi) Perning
di
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kehutanan,
Dinas
ESDM,
Dinas
PU
Pengairan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kehutanan,
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata, Dinas
PU Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 58 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Pembuatan papan
narasi geologi di
kawasan-kawasan
tersebut dan leaflet
sebagai
media
sosialisasi
ke
masyarakat
dan
pelajar/mahasiswa.
Lokasi
5.
6.
7.
8.
9.
Kabupaten Mojokerto
situs geologi
arkeologi
(geoarkeologi) Wringanom di
Kabupaten Gresik
situs
geologi
arkeologi
(geoarkeologi)
Trinil
di
Kabupaten Ngawi
formasi
kujung
Kecamatan
Panceng di Kabupaten Gresik
Pantai Popoh di Kabupaten
Tulungagung
Teluk Grajagan di Kabupaten
Banyuwangi;
10. Desa
Trinil di Kabupaten
Mojokerto, lokasi penemuan
pertama fosil manusia homo
erectus
11. Sepanjang Bengawan Solo di
sekitar Ngandong, lokasi
penemuan
homo
ngandongensis
12. Kedungbrubus di timur laut
Ngawi, lokasi penemuan fosil
vertebrata
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 59 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
1.5.1.3 Kawasan
Keunikan
Proses Geologi
Penetapan kawasan 1.
sebagai
kawasan
konservasi
Pembuatan papan
nama
yang
menunjukkan
2.
pentingnya
kawasan tersebut
Pembuatan papan
narasi geologi di
kawasan-kawasan
tersebut dan leaflet
sebagai
media
sosialisasi
ke
masyarakat
dan
pelajar/mahasiswa.
1.5.2 Kawasan Rawan Bencana
Geologi
Penetapan
zona-zona 1.
bahaya
dan
tingkatannya
Pemantapan
strategi
mitigasi bencana
Penanganan
pasca
bencana
Peningkatan
darurat
tanggap
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata, Dinas
ESDM
Kawasan
rawan
letusan gunung api:
a. Kawasan sekitar Gunung
Ijen
di
Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten
Banyuwangi
b. Kawasan sekitar Gunung
Semeru
di
Kabupaten
Malang dan Kabupaten
Lumajang
c. Kawasan sekitar Gunung
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan,
Dinas
PU
Pengairan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 60 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Bromo
di
Kabupaten
Malang,
Kabupaten
Lumajang,
Kabupaten
Probolinggo,
dan
Kabupaten Pasuruan
d. Kawasan sekitar Gunung
Lamongan di Kabupaten
Lumajang dan Kabupaten
Probolinggo
e. Kawasan sekitar Gunung
Arjuno-Welirang
di
Kabupaten Pasuruan dan
Kabupaten Mojokerto
f. Kawasan sekitar Gunung
Kelud di Kabupaten Kediri,
Kabupaten
Blitar
dan
Kabupaten Malang
g. Kawasan sekitar Gunung
Raung
di
Kabupaten
Banyuwangi,
Kabupaten
Bondowoso,
dan
Kabupaten Jember
2.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 61 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Besaran
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Situbondo
Trenggalek
Tulungagung
3.
4.
Kawan
luapan
lumpur
Kabupaten Sidoarjo
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 62 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
1.5.3 Kawasan Rawan Bencana
Geologi
Penetapan delineasi
kawasan Cekungan Air
Tanah
Pengoptimalan
pengembangan sumber
air tanah untuk
meningkatkan cadangan
air baku
Lokasi
Besaran
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Jember
Kabupaten Malang
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa Timur,
Dinas ESDM
7 kabupaten
APBN,
APBD
Provinsi,
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kelautan
a. CAT Lasem
b. CAT Randublatung
c. CAT Ngawi-Ponorogo
2. CAT Lintas Kabupaten/Kota:
a. CAT Surabaya-Lamongan
b. CAT Tuban
c. CAT Panceng
d. CAT Brantas
e. CAT Bulukawang
f. CAT Pasuruan
g. CAT Probolinggo
h. CAT Jember-Lumajang
i. CAT Besuki
j. CAT Bondowoso-Situbondo
k. CAT Wonorejo
l. CAT Ketapang
m. CAT Sampang-Pamekasan
n. CAT Sumenep.
3. CAT Kabupaten:
a. CAT Sumberbening
b. CAT Banyuwangi
c. CAT Blambangan
d. CAT Bangkalan,
e. CAT Toranggo.
Sumber
Dana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 63 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
karang
Perencanaan kawasan hulu
supaya
jernih
dan
mengurangi
sedimentasi
akibat
pencemaran
dan
perusakan lingkungan
Pengembangan
manfaat
kawasan untuk kegiatan
penelitian dan pariwisata
Lokasi
4.
5.
6.
7.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Pacitan
Probolinggo
Situbondo
Sumenep
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
dan
Perikanan,
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Dinas
Kehutanan,
Perhutani
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pengembangan hasil hutan 11.
non-kayu
dan
jasa 12.
lingkungan
13.
14.
15.
30
kabupaten/
kota
782.772 Ha
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 64 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Pengembangan
potensi
wilayah pedesaan di sekitar
hutan
dengan
mengembangkan
produk
unggulan kompetitif untuk
mendukung
terciptanya
lapangan kerja baru
Lokasi
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Ngawi
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Sampang
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Sumenep
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tuban
Kabupaten Tulungagung
Kota Batu
Kota Kediri
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 65 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
2.2
Kawasan Hutan Rakyat
Identifikasi, deliniasi dan
penetapan kawasan hutan
rakyat
Perencanaan
pemanfaatan
hutan rakyat dan penetapan
peraturan
pemanfaatan
hutan rakyat
Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Sidoarjo
Situbondo
Sumenep
Besaran
30
kabupaten/k
ota
612.000 Ha
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Dinas
Kehutanan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 66 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Pengembangan peningkatan
nilai
ekonomi
secara
terkendali dengan kemitraan
masyarakat sektor privat
27.
28.
29.
30.
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tuban
Kabupaten Tulungagung
Kota Batu
2.3 Kawasan
Peruntukan
Pertanian
2.3.1 Kawasan
pertanian
lahan basah
Delineasi dan penetapan
lahan pertanian lahan
basah
Pengembangan
dan
rehabilitasi infrastruktur
pertanian
Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi
pertanian
Peningkatan
akses
terhadap
sumberdaya
produktif,
terutama
permodalan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Besaran
29
kabupaten
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas Pertanian
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 67 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Pengembangan kawasan
pertanian di perdesaan
Lokasi
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Sidoarjo
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
2.3.2 Kawasan
pertanian
Lahan Kering
Pengembangan kawasan Daerah-daerah
yang
belum 849.033 Ha
pertanian lahan kering
terlayani jaringan irigasi di seluruh
wilayah kabupaten/kota di Jawa
Timur.
2.3.3 Kawasan
pertanian
hortikultura
Pengembangan kawasan sentra penghasil sayur : di pertanian holtikultura
kawasan pertanian lahan basah
Pengembangan jejaring
dan lahan kering di seluruh
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Pertanian
dan
Dinas
Perkebunan
APBN,
APBD
Provinsi,
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Pertanian
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 68 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
perdagangan
untuk
kabupaten/kota
mendorong
pengembangan
pasar Sentra penghasil bunga :
yang efisien, termasuk
1. Kabupaten Gresik
pengembangan
sarana
2. Kabupaten Magetan
prasarana perdagangan.
3. Kabupaten Malang
4. Kabupaten Mojokerto
5. Kabupaten Pasuruan
6. Kota Batu
Sentra penghasil buah :
a. Komoditas pisang:
1) Kabupaten Banyuwangi
2) Kabupaten Blitar
3) Kabupaten Jember
4) Kabupaten Lumajang
5) Kabupaten Magetan
6) Kabupaten Malang
7) Kabupaten Pacitan
8) Kabupaten Trenggalek
9) Kabupaten Tulungagung
b. Komoditas jeruk:
1) Kabupaten Banyuwangi
2) Kabupaten Jember
3) Kabupaten Jombang
4) Kabupaten Madiun
5) Kabupaten Magetan
6) Kabupaten Malang
7) Kabupaten Pacitan
8) Kabupaten Pamekasan
9) Kabupaten Tuban
10) Kota Batu
Besaran
Sumber
Dana
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
dan
Dinas
Perkebunan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 69 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
c. Komoditas rambutan:
1) Kabupaten Bangkalan
2) Kabupaten Blitar
3) Kabupaten Jember
d. Komoditas mangga:
1) Kabupaten Bondowoso
2) Kabupaten Gresik
3) Kabupaten Kediri
4) Kabupaten Magetan
5) Kabupaten Nganjuk
6) Kabupaten Pasuruan
7) Kabupaten Probolinggo
8) Kabupaten Situbondo
e. Komoditas apel:
1) Kabupaten Malang
2) Kabupaten Pasuruan
3) Kota Batu
f. Komoditas jambu air:
1) Kabupaten Jombang
2) Kabupaten Tuban
3) Kepulauan Madura
g. Komoditas blimbing :
1) Kabupaten Blitar
2) Kabupaten Tuban
3) Kota Blitar
h. Komoditas salak:
1) Kabupaten Bangkalan
2) Kabupaten Bojonegoro
3) Kabupaten Lumajang
4) Kabupaten Malang
5) Kabupaten Mojokerto
6) Kabupaten Pasuruan.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 70 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
i. Komoditas alpukat:
1) Kabupaten Lumajang
j. Komoditas durian:
1) Kabupaten Bondowoso
2) Kabupaten Jember
3) Kabupaten Jombang
4) Kabupaten Madiun
5) Kabupaten Malang
6) Kabupaten Pasuruan
7) Kabupaten Trenggalek.
k. Komoditas manggis:
1) Kabupaten Banyuwangi
2) Kabupaten Blitar
3) Kabupaten Jember
4) Kabupaten Ponorogo
5) Kabupaten Probolinggo
6) Kabupaten Trenggalek
sentra penghasil biofarmaka:
1) Kabupaten Pacitan
2) Kabupaten Ponorogo
3) Kabupaten Probolinggo
4) Kabupaten Trenggalek
2.4 Kawasan
Peruntukkan
Perkebunan
Pengembangan
kawasan 1. Tanaman semusim
perkebunan
pendukung
Tembakau
kawasan
strategis
1) Kabupaten Bangkalan
agropolitan
2) Kabupaten Bojonegoro
3) Kabupaten Bondowoso
34
kabupaten
398.036 Ha
APBN,
APBD
Propinsi,
investasi
swasta,
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Pertanian
dan
Dinas
Perkebunan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 71 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Tebu
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
8) Kabupaten
9) Kabupaten
10) Kabupaten
11) Kabupaten
12) Kabupaten
13) Kabupaten
14) Kabupaten
15) Kabupaten
16) Kabupaten
17) Kabupaten
18) Kabupaten
19) Kabupaten
20) Kabupaten
21) Kabupaten
Jember
Jombang
Lamongan
Pamekasan
Probolinggo
Sampang
Situbondo
Sumenep
Bangkalan
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Ngawi
Probolinggo
Sampang
Sidoarjo
Situbondo
Tuban
Tulungagung.
Besaran
Sumber
Dana
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 72 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
2. Tanaman tahunan
Kapas
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
Lamongan
Mojokerto
Pasuruan
Ponorogo.
Jambu mete
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
Bangkalan
Ngawi
Pamekasan
Ponorogo
Sampang
Sumenep
Tuban.
Kopi
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
8) Kabupaten
9) Kabupaten
10) Kabupaten
11) Kabupaten
12) Kabupaten
Banyuwangi
Blitar
Bondowoso
Jember
Kediri
Lumajang
Magetan
Malang
Pacitan
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 73 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Cengkeh
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
Teh
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kota Batu
Jombang
Nganjuk
Ponorogo
Trenggalek
Malang
Mojokerto
Ngawi
Pasuruan
Karet
1) Kabupaten Banyuwangi
2) Kabupaten Bondowoso
3) Kabupaten Jember
Kakao
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
8) Kabupaten
9) Kabupaten
10) Kabupaten
Banyuwangi
Blitar
Jombang
Madiun
Malang
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Ponorogo
Trenggalek.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 74 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Panili
1) Kabupaten Jombang
2) Kabupaten Malang
3) Kota Batu.
Kelapa
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
8) Kabupaten
9) Kabupaten
10) Kabupaten
11) Kabupaten
12) Kabupaten
13) Kabupaten
14) Kabupaten
15) Kabupaten
16) Kabupaten
17) Kabupaten
18) Kabupaten
19) Kabupaten
20) Kabupaten
21) Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Gresik
Jember
Kediri
Lumajang
Madiun
Malang
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Ponorogo
Sidoarjo
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Tuban
Tulungagung.
Nilam
1) Kabupaten Blitar
2) Kabupaten Malang
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 75 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
3)
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Nganjuk
2.5 Kawasan
Peruntukkan
Peternakan
Pengembangan
sentra 1. Sentra peternakan ternak besar:
Kawasan sentra ternak besar:
peternakan
pendukung
1. Kabupaten Bangkalan
agropolitan.
2. Kabupaten Banyuwangi
Peningkatan
kualitas
3. Kabupaten Blitar
bibit/benih,
kapasitas
4. Kabupaten Bojonegoro
produksi dan pengembangan
5. Kabupaten Bondowoso
komoditas
peternakan
6. Kabupaten Jember
bernilai ekonois tinggi dan
7. Kabupaten Jombang
berdaya saing tinggi
8. Kabupaten Kediri
9. Kabupaten Lamongan
10. Kabupaten Lumajang
11. Kabupaten Magetan
12. Kabupaten Malang
13. Kabupaten Mojokerto
14. Kabupaten Nganjuk
15. Kabupaten Ngawi
16. Kabupaten Pacitan
17. Kabupaten Pamekasan
18. Kabupaten Pasuruan
19. Kabupaten Ponorogo
20. Kabupaten Probolinggo
21. Kabupaten Sampang
22. Kabupaten Situbondo
23. Kabupaten Sumenep
3
sentra
peternakan
di
38
kabupaten/
kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas
Peternakan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 76 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
Bapedda, Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 77 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
prasarana
untuk
pengembangan
perikanan dan teknologi
penangkapan ikan yang
ramah lingkungan
Lokasi
c. Sendangbiru di Kabupaten
Malang
d. Puger di Kabupaten Jember
e. Ujungpangkah di Kabupaten
Gresik
f. Brondong
di
Kabupaten
Lamongan
g. Pondokmimbo di Kabupaten
Situbondo
h. Bulu di Kabupaten Tuban
i. Pasongsongan di Kabupaten
Sumenep
2. Pengembangan
Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN):
a. Prigi di Kabupaten Trenggalek
b. Brondong
di
Kabupaten
Lamongan
3. Pengembangan
Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) :
a. Muncar
di
Kabupaten
Banyuwangi
b. Puger di Kabupaten Jember
c. Pondokdadap di Kabupaten
Malang
d. Mayangan di Kota Probolinggo
e. Paiton
di
Kabupaten
Probolinggo
f. Lekok di Kabupaten Pasuruan
g. Tamperan
di
Kabupaten
Pacitan
Besaran
Sumber
Dana
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 78 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
11
Kabupaten/
Kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Dinas Kelautan
dan Perikanan
APBN,
APBD
Provinsi,
Bappeda, Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 79 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Pengembangan
sarana
dan prasarana untuk
pengembangan
perikanan dan teknologi
penangkapan ikan yang
ramah lingkungan
Lokasi
2) Kabupaten Banyuwangi
3) Kabupaten Blitar
4) Kabupaten Gresik
5) Kabupaten Jember
6) Kabupaten Lamongan
7) Kabupaten Lumajang
8) Kabupaten Malang
9) Kabupaten Pacitan
10) Kabupaten Pamekasan
11) Kabupaten Pasuruan
12) Kabupaten Probolinggo
13) Kabupaten Sampang
14) Kabupaten Sidoarjo
15) Kabupaten Situbondo
16) Kabupaten Sumenep
17) Kabupaten Trenggalek
18) Kabupaten Tuban
19) Kabupaten Tulungagung
20) Kota Pasuruan
21) Kota Probolinggo
22) Kota Surabaya.
2. Pengembangan
kawasan
perikanan budi daya air tawar:
A. ikan konsumsi di seluruh
wilayah kota/kabupaten.
B. Ikan hias:
a. Kabupaten Blitar
b. Kabupaten Kediri
c. Kabupaten Tulungagung
d. Kota Kediri
Besaran
Sumber
Dana
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 80 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
3. Pengembangan
kawasan
perikanan budi daya air laut:
a. Kabupaten Bangkalan
b. Kabupaten Banyuwangi
c. Kabupaten Blitar
d. Kabupaten Gresik
e. Kabupaten Jember
f. Kabupaten Lamongan
g. Kabupaten Lumajang
h. Kabupaten Malang
i. Kabupaten Pacitan
j. Kabupaten Pamekasan
k. Kabupaten Pasuruan
l. Kabupaten Probolinggo
m. Kabupaten Sampang
n. Kabupaten Situbondo
o. Kabupaten Sumenep
p. Kabupaten Trenggalek
q. Kabupaten Tuban
r. Kabupaten Tulungagung
4. Pengolahan
dan
pemasaran
hasil perikanan:
a. Kabupaten Banyuwangi
b. Kabupaten Blitar
c. Kabupaten Gresik
d. Kabupaten Lamongan
e. Kabupaten Malang
f. Kabupaten Pacitan
g. Kabupaten Pasuruan
h. Kabupaten Sidoarjo
i. Kabupaten Sumenep
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 81 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
j. Kabupaten Trenggalek
k. Kabupaten Tuban
l. Kota Probolinggo
2.7 Kawasan
Peruntukan
Pertambangan
2.7.1 Kawasan pertambangan
mineral
Pengembangan kawasan 1. Pertambangan mineral logam:
pertambangan
mineral
a. Kabupaten Banyuwangi
berdasarkan
potensi
b. Kabupaten Blitar
bahan galian, kondisi
c. Kabupaten Jember
geologi dan geohidrologi
d. Kabupaten Lumajang
dengan
prinsip
e. Kabupaten Malang
kelestarian lingkungan
f. Kabupaten Pacitan
Penetapan
wilayah
g. Kabupaten Trenggalek
prioritas
rehabilitasi
h. Kabupaten Tulungagung
pertambangan
Penetapan
kawasan 2. Pertambangan mineral bukan
andalan pertambangan
logam : di seluruh wilayah
dan pengolahannya
kabupaten di Jawa Timur
3. Pertambangan batuan : di
seluruh wilayah kabupaten di
Jawa Timur
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
ESDM
Dinas
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 82 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
2.7.2 Kawasan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
Pengembangan kawasan
pertambangan
minyak
dan gas bumi
Pengembangan
pemanfaatan
dan
konservasi air bawah
tanah
Peningkatan eksplorasi
dan eksploitasi potensi
minyak dan gas bumi
dengan
pengelolaan
mandiri dan berwawasan
lingkungan
Pemulihan
lingkungan
pasca tambang
2.7.3 Kawasan
Potensi
Daerah Panas Bumi
pengembangan kawasan
pertambangan dilakukan
Lokasi
Besaran
1. Kabupaten Bangkalan
2. Kabupaten Bojonegoro
3. Kabupaten Gresik
4. Kabupaten Jombang
5. Kabupaten Lamongan
6. Kabupaten Mojokerto
7. Kabupaten Nganjuk
8. Kabupaten Pamekasan
9. Kabupaten Sampang
10. Kabupaten Sidoarjo
11. Kabupaten Sumenep
12. Kabupaten Tuban
13. Kota Surabaya
Di seluruh area pertambangan
1. Argopuro
Bondowoso,
di
18
kabupaten
Kabupaten 10 lokasi
Kabupaten
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
ESDM
Dinas
APBN,
APBD
Bappeda,
ESDM
Dinas
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 83 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
dengan
mempertimbangkan
potensi bahan galian,
kondisi
geologi
dan
geohidrologi
dalam
kaitannya
dengan
kelestarian lingkungan
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 84 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Kawasan
Peruntukkan
Industri
2.8.1 Kawasan Industri
Perencanaan
kawasan
industri
Pengembangan industri
berteknologi tinggi dan
ramah lingkungan
Mendorong
pengembangan
dan
pemanfaatan manajemen
produksi
yang
memperhatikan
keseimbangan dan daya
dukung
lingkungan
hidup,
serta
teknik
produksi yang ramah
lingkugan
Pengembangan
infrastruktur
kelembagaan
standarisasi
produk
industri manufaktur
2.8.2 Kawasan
Peruntukan
Industri
di
Luar
Kawasan Industri
Delineasi dan penetapan
kawasan
peruntukkan
industri
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
2.8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Gresik
Kabupaten Jombang
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Malang
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Tuban
Kota Madiun
Kota Surabaya
13
kabupaten/k
ota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda, Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
1.
2.
3.
4.
5.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
19
Kabupaten/K
ota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
Bappeda, Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
Bangkalan
Bojonegoro
Gresik
Jember
Jombang
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 85 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Perencanaan
kawasan 6. Kabupaten Lamongan
7. Kabupaten Madiun
peruntukkan industri
8. Kabupaten Malang
9. Kabupaten Mojokerto
10. Kabupaten Nganjuk
11. Kabupaten Ngawi
12. Kabupaten Pasuruan
13. Kabupaten Probolinggo
14. Kabupaten Sidoarjo
15. Kabupaten Situbondo
16. Kabupaten Tuban
17. Kota Kediri
18. Kota Madiun
19. Kota Surabaya
2.8.3 Sentra Industri
Perencanaan
dan di seluruh kabupaten/kota di Jawa 38
kabupaten/k
pengembangan
sentra Timur
ota
industri
Penumbuhan
dan
pengembangan industri
berorientasi ekspor yang
memanfaatkan sumber
daya lokal
Pengembangan
dan
penerapan
layanan
informasi
yang
mencakup
peluang
usaha, kebutuhan bahan
baku, akses permodalan,
iklim usaha dan akses
peningkatan
kualitas
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
dan/atau
kerjasama
pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda, Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 86 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
2.9
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Bapedda, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 87 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
pengembangan
dan
peningkatan
kemudahan
aksesibilitas
(transportasi)
antardestinasi wisata dalam
satu koridor pariwisata
peningkatan
akselerasi
program
pengembangan
destinasi
pariwisata
unggulan (lead destination)
di masing-masing koridor
pengembangan
dan
peningkatan pemberdayaan
masyarakat pariwisata
intensifikasi
program
pemasaran
dan
promosi
untuk pasar utama, pasar
berkembang, dan pasar baru
Lokasi
Makam Sunan Ampel di Kota
Surabaya.
f. Kawasan
Kaki
Jembatan
Suramadu (KKJS), Makam
Aer Mata Ebu, dan Pantai
Rongkang
di
Kabupaten
Bangkalan
g. Makam Sunan Giri, Makam
Maulana Malik Ibrahim, dan
Fatimah Binti Maemun di
Kabupaten Gresik
h. Makam
Ratu
Ebu
di
Kabupaten Sampang
2. Jalur Pengembangan Koridor B :
a. Air Terjun Dlundung, Candi
Tikus, dan Kolam Renang
Ubalan
di
Kabupaten
Mojokerto
b. Air Terjun Sedudo dan
Pemandian Sumber Karya di
Kabupaten Nganjuk
c. Bendungan
Widas
dan
Taman Umbul di Kabupaten
Madiun
d. Hutan Surya, Pemandian
Talun, dan Waduk Pondok di
Kabupaten Ngawi
e. Sumber Boto dan Tirta
Wisata
di
Kabupaten
Jombang
f. Taman Kosala Tirta, Taman
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 88 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Manunggal,
Telaga
Sarangan, dan Tirtosari di
Kabupaten Magetan
g. Kota Surabaya
3. Jalur Pengembangan Koridor C :
a. Banyuanget, Gua Gong, Gua
Tabuhan, dan Pantai Teleng
Ria, di Kabupaten Pacitan
b. Candi
Penampihan
dan
Pantai Popoh di Kabupaten
Tulungagung
c. Candi
Penataran
di
Kabupaten Blitar
d. Coban
Glotak,
Pantai
Balekambang, Pantai Ngliyep,
Taman
Sengkaling,
dan
Waduk Selorejo di Kabupaten
Malang
e. Gereja Poh Sarang, Petilasan
Jayabaya,
dan
Ubalan
Kalasan di Kabupaten Kediri
f. Guo
Lowo,
Pantai
Karanggongso, Pantai Prigi,
dan
Tirta
Jualita
di
Kabupaten Trenggalek
g. Makam
Batoro
Katong,
Telaga Ngebel, dan Tirto
Manggolo
di
Kabupaten
Ponorogo
h. Makam Proklamator Bung
Karno di Kota Blitar
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 89 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
i. Kota Malang
4. Jalur Pengembangan Koridor D :
a. Arak-Arak, Bukit Bededung,
dan Pantai Pasir Putih di
Kabupaten Situbondo
b. Bromo-Ngadisan,
Candi
Jabung Tirto, dan Pantai
Bentar
di
Kabupaten
Probolinggo
c. Grajagan, Kawah Ijen, Pantai
Plengkung, Pantai Sukamade,
dan
Taman
Suruh
di
Kabupaten Banyuwangi
d. Gunung Bromo, Kakek Bodo,
Kebun
Raya
Purwodadi,
Pemandian Banyubiru, dan
Taman Safari di Kabupaten
Pasuruan
e. Hutan Bambu, Pantai Watu
Godeg, Pura Mandara Giri
Semeru Agung, Ranu Bedali,
Ranu Klakah, dan Ranu Pane
di Kabupaten Lumajang
f. Pantai Watu Ulo, Pemandian
Blambangan,
Pemandian
Kebon Agung, dan Pemandian
Petemon
di
Kabupaten
Jember
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 90 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
2.10 Kawasan
Peruntukan
Permukiman
Relokasi pemukiman yang Di seluruh kabupaten/kota
terkena
dan/atau
rawan
bencana alam
Fasilitasi kerjasama dengan
pengembang
dalam
pelaksaaan
pembangunan
perumahan yang layak, sehat
dengan harga terjangkau
Pengembangan
rusun
di Kawasan Gerbangkertosusila
Kawasan perkotaan lain
kawasan perkotaan
38
kabupaten/k
ota
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda, Dinas
PU Cipta Karya
APBN
Dept. Pertahanan
dan Keamanan
14
kabupaten/k
ota
2.11
Kawasan
Budidaya
Lainnya
Pemantapan
kawasan a. TNI AD, meliputi
_
pertahanan dan keamanan
1) Kodam V Brawijaya beserta
Badan Pelaksananya serta
Satuan Jajaran Kodam
2)
Brigif 16 Wirayudha
Mojoroto Kediri
di
3)
4)
daerah
latihan
militer
Dodilatpur:
Panarukan,
Situbondo,
Bondowoso,
Sumbergading,
Asembagus,
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 91 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Besaran
Tanjung
Sumber
Batok,
Blawan, Bajulmati, Tamanan,
Gunung Raung, Sumber Jati,
Kalibaru, Gunung Merapi, P.
Tabacan,
Rogojampi,
dan
Banyuwangi
5)
6)
daerah
latihan
Dodikjur: Kepanjen,
dan Tumpang
7)
8)
9)
militer
Turen,
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 92 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Wonorejo
12) daerah latihan militer Yonif521/DY: Gunung Klotok Desa
Kasijen Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri, dan Desa
Parang Kecamatan Grogol
Kabupaten Kediri
13) daerah latihan militer Yonif512: Semen Gresik Desa
Palang Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban
14) daerah
latihan
militer
Yonkav-3/Serbu:
Gunung
Unpuk Kecamatan Malang,
Dawar Blandong Mojokerto,
Bedali Lawang, Pandanwangi
Lumajang,
dan
Sumber
Manjing Kabupaten Malang
15) daerah
latihan
militer
Yonarmed-1/105:
Bedali
Lawang, Purwasari, Godang
Wetan, dan Pasuruan
16) daerah
latihan
militer
Yonhamudse-8:
Sidoarjo,
Pandanwangi, dan Lumajang
17) daerah
latihan
militer
Yonzipur-5/ABW: Kepanjen,
Gunung Kawi, Pagat, Turen,
dan Gunung Pegan
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 93 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
18) daerah militer, Konstrad Div2: Kecamatan Kemlagi Jetis
Kabupaten Mojokerto
19) daerah
latihan
militer,
Kostrad Div-2: Asem Bagus
Situbondo,
Pandanwangi
Lumajang, Seputih Jember,
Klucing
Bondowoso,
Kali
Tengah
Tanggul
Jember,
Kotakan
Situbondo,
Curanpoh Bondowoso, ArakArak Besuki dan Silosanen
Jember
20) daerah
latihan
militer,
Kostrad
Div-2:Gunung
Payung,
Warak
Komplek,
Tuntang Komplek dan Kedung
Ombo Komplek
21) daerah
latihan
militer,
Kostrad
Div-2:
Jabung
Malang,
Gunung
Buring
Malang,
Pandanwangi
Lumajang,
dan
Gunung
Arjuna Malang
22) daerah
latihan
militer,
Kostrad
Div-2:
Secaba
Rindam V/BRW Sukorejo,
Panyangan Ambulu Jember,
Pandanwangi
Lumajang,
Asembagus
Situbondo,
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 94 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Damar, Lantangan, Wuluhan
dan Lap Ambulu Jember
23) daerah
latihan
militer,
Kostrad Div-2: Lap. Yonarmed
12 Ngawi, Lapbak Ngantru
Kodim Ngawi, Pandanwangi
Lumajang,
dan
Ngawi
sekitarnya
24) daerah
latihan
militer,
Kostrad Div-2: Asembagus
Kabupaten Situbondo, Grati
Kabupaten Pasuruan, dan
Pantai
Pandanwangi
Lumajang
25) daerah
latihan
militer,
Kostrad
Div-2:
TumpangWajak,
Jabung,
TrajengSidorejo,
dan
Busu
Kabupaten Malang
26) Daerah Latihan Yonif 527 /
BY di Lumajang.
b. TNI AL, meliputi:
1) Instalasi Militer: Koarmatim
dan Ujung di Kota Surabaya
2) Instalasi Militer: Lanmar di
Kota Surabaya
3) Instalasi Militer: Lanudal
Juanda
di
Kabupaten
Sidoarjo
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 95 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 96 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
16) Daerah
Latihan
Militer
(Kobangdikal):
Sumber
Anyar
di
Kabupaten
Probolinggo
17) Daerah Latihan Militer: Laut
Jawa
18) Daerah
Latihan
Militer:
Puslatpur
Baluran
di
Kabupaten Situbondo
19) Daerah
Latihan
Militer:
Purboyo
di
Kabupaten
Malang
20) Daerah
Latihan
Militer:
Gunung
Bentar
di
Kabupaten Probolinggo
21) Daerah
Latihan
Militer:
Selogiri
di
Kabupaten
Banyuwangi
22) Daerah
Latihan
Militer:
Lampon
di
Kabupaten
Banyuwangi
23) Daerah
Latihan
Militer:
Wringinanom Asembagus di
Kabupaten Situbondo
24) Daerah
Latihan
Militer:
Tanjung
Jangkar
di
Kabupaten Situbondo
25) Daerah
Latihan
Militer:
Bancar di Kabupaten Tuban
26) Daerah Latihan Militer (uji
coba senjata dan amunisi):
Pengpanjung
Modung
di
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 97 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
Kabupaten Bangkalan
c. TNI AU meliputi:
1) Lanud Iswahyudi di Magetan
beserta jajarannya
2) Lanud Abdurrahman Saleh
di Malang beserta jajarannya
3) Instalasi Militer Pangkalan
Kecamatan
Maospati
Kabupaten Magetan
4) Instalasi Militer Pangkalan
Desa Keldokan Kecamatan
Bendo Kabupaten Magetan
5) Instalasi Militer Pemancar
Desa
Karang
Rejo
Kecamatan
Karang
Rejo
Kabupaten Magetan
6) Instalasi
Militer
Gudang
Ammo 60 Desa Nitikan
Kecamatan
Plaosan
Kabupaten Magetan
7) Instalasi Militer Poliklinik
Teratai
Desa
Kejoran
Kecamatan
Taman
Kabupaten Madiun
8) Instalasi
Militer
Pangkalan/Lanud
Pacitan
Desa Sidoharjo Kecamatan
Pacitan Kabupaten Pacitan
9) Instalasi Militer Demolisi
Desa
Poko
Kecamatan
Pringkuku
Kabupaten
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 98 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
Pacitan
Instalasi Militer AWR Pulung
Desa
Suren
Kecamatan
Mlarak Kabupaten Ponorogo
Instalasi
Militer
Gudang
Amunisi
Desa
Kaliwono
Kecamatan Kedung Gelar
Kabupaten Ngawi
Instalasi Militer AWR Pulung
Desa Kaponan Kecamatan
Mlarak Kabupaten Ponorogo
Instalasi
Militer
Gudang
Amunisi
Desa
Nitikan
Kecamatan
Plaosan
Kabupaten Magetan
Instalasi
Militer
Gudang
Bom
Desa
Nitikan
Kecamatan
Plaosan
Kabupaten Magetan
Instalasi
Militer
Desa
Durenan Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan
Instalasi Militer Pelepasan
Tekanan Air Desa Tambran
Kecamatan
Tambran
Kabupaten Magetan
Instalasi Militer Pangkalan
Desa Dengkol Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang
Instalasi Militer Pangkalan
Desa
Gunung
Jati
Kecamatan
Jagung
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 99 Waktu Pelaksanaan
No
Program Utama
Lokasi
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
Kabupaten Malang
Instalasi Militer Lapangan
Apel Desa Sapto Renggo
Kecamatan Pakis Kabupaten
Malang
Instalasi Militer Air Stip
Hellyped Desa Ngrancah
Senggren
Kecamatan
Sumber Pucung Kabupaten
Malang
Instalasi Militer Air Strip
Desa
Ponggok
Pojok
Kecamatan
Ponggok
Kabupaten Blitar
Instalasi
Militer
Gudang
Ammo Desa Gunung Jati
Kecamatan
Jabung
Kabupaten Malang
Instalasi Militer NDB Desa
Kali Rejo Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang
Instalasi Militer Sumber Air
Desa
Kemiri
Kecamatan
Jabung Pucung Kabupaten
Malang
Instalasi Militer Sumber Air
Desa
Lowok
Baru
Kecamatan
Lowok
Baru
Kabupaten Malang
Instalasi Militer Sumber Air
Desa
Kedung
Salam
Kecamatan Doyomulyo Baru
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
Program Utama
Lokasi
27)
28)
29)
30)
31)
32)
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Malang
Instalasi Militer Satrat 252
Desa Ngliyep Kecamatan
Donomulyo
Kabupaten
Malang
Instalasi Militer AWR Desa
Pandan Wangi Kecamatan
Tempeh
Kabupaten
Lumajang
Instalasi Militer Pelepasan
Tekanan Air Desa Tawang
Anom Kecamatan Tawang
Anom Kabupaten Magetan
Instalasi Militer Pelepasan
Tekanan Air Desa Kalang
Kecamatan
Kalang
Kabupaten Magetan
Instalasi Militer Pelepasan
Tekanan Air Desa Sidarejo
Kecamatan
Plaosan
Kabupaten Magetan
Instalasi Militer Pro Air
Bersih
Desa
Pancalan
Kecamatan
Plaosan
Kabupaten Magetan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
Program Utama
kawasan andalan
Lokasi
sekitarnya
Kawasan
ProbolinggoPasuruan, Lumajang
Kawasan Tuban-Bojonegoro
Kawasan Kediri-TulungagungBlitar
Kawasan
SitubondoBondowoso-Jember
Kawasan
Madiun
dan
sekitarnya
Kawasan
Banyuwangi
dan
sekitarnya
Kawasan
Madura
dan
Kepulauan
3.
Fasilitasi
pengembangan
sumber
daya
unggulan
4.
dalam
mendukung
5.
pengembangan
kawasan
andalan
6.
rintisan
penyusunan
perencanaan
kawasan
7.
andalan
pengembangan
dan/atau
8.
peningkatan
aksesibilitas
simpul
pergerakan
moda
9.
transportasi (pusat distribusi
dan
pintu
gerbang
transportasi
darat-laut- Kawasan andalan laut : Kawasan
udara)
dari
pusat-pusat
Andalan
Laut
Madura
dan
kawasan andalan
sekitarnya
pengembangan
dan/atau
peningkatan
infrastruktur
pendukung kawasan andalan
Integrasi
sistem
antarkomoditas
dan
antarwilayah
di
kawasan
andalan
Peningkatan
infrastruktur
fisik, institusional dan SDM
penunjang operasi kawasan
andalan
Regulasi
dan
tata
kepemerintahan
yang
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Dinas Kelautan
dan Perikanan
PJM-1
PJM-2
PJM-3
PJM4
- 103 -
No.
C.
1
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 104 -
No.
Program Utama
Lokasi
sekitarnya
di
Kabupaten
Malang
4. Pelabuhan Teluk Lamong dan
sekitarnya di Kota Surabaya
dan Kabupaten Gresik
Besaran
Perencanaan
dan Industri Perhiasan Gemopolis di 1 kabupaten
pengembangan
zonasi Kabupaten Sidoarjo
Kawasan Ekonomi Unggulan
(KEU)
berupa
zona
inti
produksi, zona koleksi, zona
outlet, zona pelayanan, zona
penyangga,
dan
zona
terpengaruh.
1.3. Kawasan
Agropolitan
Regional
Perencanaan
dan 1. Sistem Agropolitan Wilis : 4 Klaster
pengembangan
zonasi
di
Kabupaten Madiun, Kabupaten
kawasan agropolitan berupa
Magetan, Kabupaten Ngawi,
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kerjasama
Pendanaan
Marga
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Bapepam
APBN,
Dept. PU, Bapeda
APBD
Provinsi
dan
Provinsi dan Kab/Kota, Dinas
Kab/Kota,
PU Cipta Karya
Investasi
Provinsi
dan
Swasta,
Kab/Kota, Dinas
dan/atau
Bina
Marga
Kerjasama
Provinsi
dan
Pendanaan
Kab/Kota, Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
ESDM
Provinsi
dan
Kab/Kota
Bapepam,
Koperasi
dan
UMKM
APBN,
Dept. PU, Bapeda
APBD
Provinsi
dan
Provinsi dan Kab/Kota, Dinas
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 105 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
PU Cipta Karya
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
Bina
Marga
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
Pertanian
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
Perkebunan
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Bapepam,
Koperasi
dan
UMKM, BRI dan
Perbankan/Perkr
editan.
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 106 -
No.
Program Utama
1.5. Kawasan
Koridor
Metropolitan
Perencanaan
dan
pengembangan
zonasi
di
kawasan
koridor
metropolitan, berupa zona
pusat pertumbuhan, zona
penyangga, dan zona wilayah
pelayanan.
1.6. Kawasan
Perbatasan
antarprovinsi
pengembangan
dan
penguatan
sinergitas
kerjasama regional kawasan
perbatasan antarprovinsi
Lokasi
Besaran
Kawasan
Kaki
Jembatan 7 kab/kota
Suramadu
di
Kabupaten
Bangkalan,
Kawasan
Kaki
Jembatan Suramadu di Kota
Surabaya,
kawasan
pusat
bisnis
Surabaya,
kawasan
industri berteknologi tinggi di
Kota Surabaya dan Kabupaten
Sidoarjo,
Kawasan
Industri
Gempol di Kabupaten Pasuruan,
Kawasan Komersial Lawang di
Kabupaten
Malang
dan
perkotaan
Malang,
kawasan
pusat bisnis Kota Malang, pusat
pariwisata di Kota Batu
Ratubangnegoro
(Kabupaten 4 klaster
Blora,
Kabupaten
Tuban,
Kabupaten
Rembang,
dan
Kabupaten Bojonegoro)
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Pendanaan
Kab/Kota, Dinas
Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Bapepam,
BRI
dan Perbankan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Bapeda Provinsi
dan Kab/Kota di
lingkungan Jawa
Timur
dan
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 107 -
No.
Program Utama
peningkatan
akselerasi,
koordinasi, dan sinkronisasi
program di wilayah yang
berbatasan
pengembangan
dan
peningkatan
penelusuruan
aspek-aspek
yang
dapat
dikerjasamakan
1.7. Kawasan
Perbatasan
antarkabupaten/kota
pengembangan
dan
penguatan
sinergitas
kerjasama regional kawasan
perbatasan
antarkabupaten/kota
peningkatan
akselerasi,
koordinasi, dan sinkronisasi
program di wilayah yang
berbatasan
pengembangan
dan
peningkatan
penelusuruan
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Karismapawirogo (Kabupaten
Karanganyar,
Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Sragen,
Kabupaten
Magetan,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten
Ngawi,
dan
Kabupaten
Ponorogo)
Pawonsari (Kabupaten Pacitan,
Kabupaten
Wonogiri,
dan
Kabupaten Wonosari)
Golekpawon
(Kabupaten
Ponorogo,
Kabupaten
Trenggalek,
Kabupaten
Pacitan,
dan
Kabupaten
Wonogiri)
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Bapeda Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
Gerbangkertosusila (GKS)
2 klaster
segitiga emas pertumbuhan
Tuban-Lamongan-Bojonegoro
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Bapeda Provinsi
dan Kab/Kota di
lingkungan Jawa
Timur
dan
Bapeda Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 108 -
No.
Program Utama
1.8.
aspek-aspek
yang
dapat
dikerjasamakan
Kawasan tertinggal
Fasilitasi
perintisan
pengembangan
potensipotensi
sumber
daya,
lingkungan dan masyarakat
dalam
mendukung
pengembangan
kawasan
tertinggal
Fasilitas perencanaan dan
perintisan
pengembangan
sarana dan prasarana dasar
di kawasan tertinggal
Fasilitasi
pengembangan
usaha masyarakat (termasuk
UMKM)
Pengembangan
dan/atau
peningkatan sistem jaringan
transportasi
penghubung
(darat-laut-udara)
peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM)
pengembangan
dan
peningkatan
penelusuruan
potensi kawasan atau sub
sektor strategis yang dapat
dikembangkan
Peningkatan tanggungjawab
sosial perusahaan (Corporate
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 109 -
No.
3.
Program Utama
Social Responsibility) untuk
mendorong tumbuhnya usaha
masyarakat
(termasuk
UMKM)
Kawasan strategis dari sudut
kepentingan sosial dan budaya
Penataan
kawasan
dengan
optimasi
nilai
pengalaman
budaya dan penonjolan nilai
sejarah
Pelestarian dan aktualisasi aset
dan adat budaya daerah
Penyusunan
kawasan
Membangun
pengelolaan
antardaerah
4.
Lokasi
zoning
regulation
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
kemitraan
kebudayaan
Argopuro
di
Bondowoso,
Jember,
Probolinggo, dan
Situbondo
Belawan - Ijen di
Banyuwangi,
Bondowoso, dan
Situbondo
Kabupaten 6 klaster
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 110 -
No.
Program Utama
Pengembangan
dan
pengendalian
kawasan
pembangkit PLTG, PLTU, dan
PLTD
Pengembangan
dan
pengendalian
kawasan
pertambangan minyak dan gas
bumi
Pengembangan
program
kegiatan ekonomi penunjang
atau turunan dari kegiatan
ekonomi utama di kawasan
SDA/teknologi tinggi
Rehabilitasi
kawasan
pertambangan
Pengembangan perencananaan
peraturan zonasi kawasan
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Provinsi
dan
Kab/Kota, PLN, ,
Pertamina
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 111 -
No.
4.
Program Utama
Lokasi
3. Pengembangan
penghijauan/reboisasi
kegiatan
WS Bengawan Solo
WS Brantas
Besaran
2 WS
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 112 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kab/kota
Bapeda Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas Kehutanan
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
SDA Provinsi dan
Kab/kota
Dept. PU, Dept.
Kehutanan,
Dept.
Kelautan
dan
Perikanan,
Dinas PU Cipta
Karya dan Tata
Ruang
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Bapeda Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas Kehutanan
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Provinsi
dan
Kab/kota Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Provinsi
dan
Kab/Kota, Dinas
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
- 113 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
SDA Provinsi dan
Kab/Kota
Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM4
A.
1.
Program Utama
Sumber
Dana
2.
Besaran
Madiun, 5
unit APBD
dan masterplan
Provinsi
pengembangan
jaringan
jalan
bebas hambatan antarkota yang
strategis
APBN,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
Ditjen
Bina
Marga Dept. PU,
Dinas
Bina
Marga
Provinsi
dan
Kab/Kota,
BPN Provinsi dan
Kab/Kota, Jasa
Marga
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 115 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Penyelesaian
pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan
Pengembangan
jaringan
strategis provinsi
jalan
AntarKota
1. 27,00 km
1. Mantingan Ngawi
2. 84,00 km
2. Ngawi Kertosono
3. 38,00 km
3. Kertosono Mojokerto
4. 37,00 km
4. Mojokerto Surabaya
5. 14,00 km
5. Gempol Pandaan
6. 30,00 km
6. Pandaan Malang
7. 32,00 km
7. Gempol Pasuruan
8. 40,00 km
8. Pasuruan Probolinggo 9. 156,00 km
9. Probolinggo
10.
Banyuwangi
11.
10. Gresik Tuban
12.
11. Demak Tuban
12. Surabaya Suramadu 13. 18,40 km
Tanjung Bulupandan
14. 23,00 km
Dalam Kota
13. Waru
(Aloha)
Wonokromo Tanjung
Perak
14. Bandara
Juanda
Tanjung Perak
1. Lakarsantri Bringkang
2. Jalan Raya Menganti
(Kota Surabaya)
3. Cemeng
Kalang
Sukodono
4. Sukodono Dungus
5. Dungus Kletek
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
7,3 km
9,18 km
5,9 km
1,25 km
4 km
8,4 km
21,71 km
43,9 km
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Ditjen
Bina
Marga Dept. PU,
Dinas
Bina
Marga
Provinsi
dan
Kab/Kota,
BPN Provinsi dan
Kab/Kota, Jasa
Marga
APBD
Provinsi,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dinas
Bina
Marga
Provinsi
dan
Kab/Kota,
BPN Provinsi dan
Kab/Kota
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 116 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN, APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
Perhubungan,
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
KAI
Giri
Purwo (Batas Kota Batu);
13. Batas Kabupaten Malang
Simpang Tiga Jalan
Brantas (Kota Batu)
10.
11.
12.
13.
4,9 km
2,05 km
4,6 km
4,384 km
ganda
Surabaya (Wonokromo)
Sidoarjo Bangil Pasuruan
Probolinggo Jember
Banyuwangi
Kamal
Revitalisasi jaringan kereta api di Bangkalan
Pulau Madura, dari Bangkalan ke Sampang Pamekasan
Sumenep, dalam satu jaringan Sumenep
transportasi massal kereta api yang
terintegrasi
dengan
jaringan
1 rute
-
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 117 -
Lokasi
No.
Program Utama
Sumber
Dana
Besaran
perkeretaapian di Surabaya
Optimalisasi
konservasi
jalur Sidoarjo Tulangan Tarik
perkeretaapian
mati
sebagai
alternatif jalur kereta api bila jalur
Porong ditutup
(Tulangan)
Percepatan
pembangunan
baru Sidoarjo
jaringan jalur KA Porong Gempol Gunung Gangsir
akibat luapan lumpur lapindo
1 rute
1 rute
Ponorogo 2 rute
Slahung
2. Panarukan Situbondo
Bondowoso Kalisat
Jember
1. Madiun
1. Stasiun
Bangkalan
Kabupaten Bangkalan
2. Stasiun
Sampang
Kabupaten Sampang
di 2 lokasi
di
prasarana
terminal
2 terminal (2
kabupaten/ko
ta)
1 terminal
kota)
(1
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 118 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
dalam
APBD
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
Pellindo
APBN, APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
Perhubungan,
Dinas
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PT.
Pellindo
2.1.2.
1. pelabuhan
di
wilayah 3
pelabuhan
antara
Teluk
Lamong (3 kabupaten)
sampai Kabupaten Gresik
2. pelabuhan
Socah
di
Kabupaten Bangkalan
3. pelabuhan
Tanjung
Bulupan
dan
di
Kabupaten Bangkalan
1. Pelabuhan
Sendangbiru 2 lokasi (2
di Kabupaten Malang
kabupaten)
2. Pelabuhan Tanjung Wangi
di Kabupaten Banyuwangi
2.1.3
di 1
bandar APBN, APBD Dept.
udara
(1 Provinsi dan Perhubungan,
kabupaten)
Kab/Kota,
Dinas
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 119 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Sumber
Dana
udara 1
bandar Investasi
Peningkatan
bandar
udara Bandar
Saleh
di udara
(1 Swasta,
pengumpul (hub) skala pelayanan Abdurrachman
Kabupaten
Malang
kabupaten)
dan/atau
tersier
Kerjasama
1
bandar Pendanaan
Alternatif
pembangunan
baru Kabupaten Lamongan
udara
(1
bandar
udara
sebagai
kabupaten)
pengembangan
bandar
udara
Juanda
1. Bandar udara Trunojoyo
di Kabupaten Sumenep
2. Bandar
udara
Blimbingsari
di
Kabupaten Banyuwangi
3. bandar udara Bawean di
Kabupaten Gresik
4. Bandar
udara
Noto
Hadinegoro di Kabupaten
Jember
5. Bandar
udara
di
Kabupaten Blitar
6. Bandar
udara
di
Kabupaten Bojonegoro
Pemantapan bandar udara khusus Bandar udara Pagerungan di
Kabupaten Sumenep
sipil
Pengembangan
bandar
pengumpan (spoke)
udara
6
bandar
udara
(6
kabupaten)
1
bandar
udara
(1
kabupaten)
Instansi
Pelaksana
Perhubungan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Angkasa Pura
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 120 -
Lokasi
No.
Program Utama
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
21
kabupaten/ko
ta
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
PLN,
Dinas
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral, Swasta
14 kabupaten
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
PLN,
Dinas
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral, Swasta
Besaran
1. Kabupaten Nganjuk
2. Kabupaten Bojonegoro
3. Kabupaten Banyuwangi
4. Kabupaten Situbondo
5. Kabupaten Bondowoso
6. Kabupaten Jember
7. Kabupaten Lumajang
8. Kabupaten Malang
9. Kabupaten Probolinggo
10. Kabupaten Blitar
11. Kabupaten Tulungagung
12. Kabupaten Trenggalek
13. Kabupaten Pacitan
14. Kabupaten Madiun
15. Kabupaten Magetan
16. Kabupaten Pasuruan
17. Kabupaten Mojokerto
18. Kabupaten Ponorogo
19. Kabupaten Jombang
20. Kabupaten Gresik
21. Kota Batu.
1. Kabupaten Pacitan
2. Kabupaten Trenggalek
3. Kabupaten Tulungagung
4. Kabupaten Blitar
5. Kabupaten Malang
6. Kabupaten Lumajang
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 121 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
7. Kabupaten Jember
8. Kabupaten Banyuwangi
9. Kabupaten Bondowoso
10. Kabupaten Bangkalan
11. Kabupaten Sampang
12. Kabupaten Pamekasan
13. Kabupaten Sumenep
14. Kabupaten Tuban
Seluruh kabupaten/kota di 38
Pengembangan energi surya
Jawa Timur
kabupaten/ko
ta
11 lokasi
Pengembangan energi air untuk 1. Karangkates, Wlingi
2.
Ledoyo
PLTA
3. Selorejo
4. Sengguruh
5. Tulungagung
6. Mendalan
7. Siman
8. Madiun
9. Kesamben
10. Kalikonto
1. Argopuro di Kabupaten 3 lokasi
Pengembangan energi panas bumi
Bondowoso,
Kabupaten
Jember,
Kabupaten
Probolinggo,
dan
Kabupaten Situbondo
2. Telaga Ngebel Wilis di
Kabupaten Madiun dan
Kabupaten Ponorogo
Sumber
Dana
Kerjasama
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 122 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN, APBD
Provinsi dan
KaPengemba
ngab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
ESDM,
Dinas
ESDM
Provinsi
dan
Kab/Kota,, PLN
APBN, APBD
Provinsi dan
KaPengemb
angab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Depkominfo,
Dinas Informasi
dan Komunikasi,
PT. Telkom
2.2.2 Kelistrikan
Pengembangkan pembangkit untuk 1. Plant
Grindulu
PS 5 lokasi
peningkatan
kapasitas
tenaga
(4x250MW)
listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau 2. PLTU Tanjung Awar-Awar
Madura)
(2x350MW)
3. PLTU
Jatim
Selatan
(2x315MW)
4. PLTU
Paiton
Baru
(1x660MW)
5. Madura (2x100 MW)
2.3 Sistem Jaringan Telekomunikasi
dan Informatika
wilayah
Pengembangan jaringan terrestrial Seluruh
kabupaten/kota
sampai
yang menggunakan sistem kabel
wilayah terpencil
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 123 -
Lokasi
No.
Program Utama
terpencil
dan
Pengembangan
jaringan
satelit, wilayah
di
seluruh
dapat menggunakan tower maupun terisolir
kabupaten/kota di Jawa
non tower
Timur
2.4
Besaran
Sumber
Dana
Pendanaan
APBN, APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN, APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Instansi
Pelaksana
Depkominfo,
Dinas Informasi
dan Komunikasi,
PT. Telkom
Dinas PU Cipta
karya
dan
Pengairan
Provinsi
dan
Kab/Kota,
PDAM, Jasa Tirta
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 124 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
5.
6.
7.
8.
Karangnongko Barrage
Waduk Kedung Bendo,
Waduk Sonde, Waduk
Pakulon,
Waduk
Alastuwo
dan
Bendungan Genen di
Kabupaten Ngawi
Waduk
Kresek
dan
Waduk
Tugu
di
Kabupaten Madiun
Waduk
Tawun
dan
Waduk
Ngampon
di
Kabupaten Tuban
Bendung
Gerak
Sembayat,
Waduk
Gondang, dan Waduk
Cawak di Kabupaten
Lamongan
Waduk
Gonggang
di
Kabupaten Magetan
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 125 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
di Kabupaten Malang
2. Bendungan
Tugu
di
Kabupaten Trenggalek
3. Bendungan Beng dan
Bendungan
Kedungwarok
di
Kabupaten Jombang
4. Bendungan
Ketandan,
Bendungan
Semantok
dan Bendungan Kuncir
di Kabupaten Nganjuk
5. Bendungan Babadan di
Kabupaten Kediri
6. Bendungan Wonorejo di
Kabupaten Tulungagung
c.Wilayah Sungai Welang
Rejoso :
1. Bendung
Licin
di
Kabupaten Pasuruan,
2. Waduk Suko, Waduk
Kuripan, dan Embung
Boto
di
Kabupaten
Probolinggo,
d.Wilayah Sungai Pekalen
Sampean :
1. Waduk Taman, Embung
Pace, Embung Gubri,
Embung
Klabang,
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 126 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Waduk
Tegalampel,
Waduk
Karanganyar,
Waduk
Sukokerto,
Waduk
Botolinggo,
Embung Blimbing, dan
Embung
Krasak
di
Kabupaten Bondowoso,
2. Embung
Banyuputih,
Embung
Tunjang,
Embung Wringinanom,
dan Embung Nogosromo
di Kabupaten Situbondo.
e.Wilayah
Sungai
Baru
Bajulmati :
1. Embung
Singolatri,
Waduk
Kedawang,
Waduk
Bajulmati,
Embung
Bomo,
dan
Embung
Sumber
Mangaran di Kabupaten
Banyuwangi.
f.Wilayah Sungai Bondoyudo
Bedadung :
1. Waduk
Antrogan
di
Kabupaten Jember
g.Wilayah Sungai Kepulauan
Madura :
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 127 -
Lokasi
No.
Program Utama
Optimalisasi
pengembangan
jaringan air baku untuk industri
Optimalisasi
pengembangan
jaringan air baku untuk air minum
regional
Besaran
1. Waduk
Nipah
di
Kabupaten Sampang,
2. Waduk
Blega
di
Kabupaten Bangkalan
3. Waduk
Samiran
di
Kabupaten Pamekasan,
4. Waduk Tambak Agung
di Kabupaten Sumenep
1. DAS Kondang Merak di
Kabupaten Malang
2. DAS Ringin Bandulan di
Kabupaten
Blitar
dan
Kabupaten Tulungagung
3. DAS Tengah di Kabupaten
Situbondo
1. Jaringan Telaga Sarangan
- Magetan
2. Sumber
mata
air
Umbulan
1. SPAM Regional PANTURA
(Kabupaten
Bojonegoro,
Kabupaten
Tuban,
Kabupaten
Lamongan,
Kabupaten Gresik, dan
Kabupaten Bangkalan)
2. SPAM Regional Lintas
Tengah
(Kabupaten
Nganjuk,
Kabupaten
Kediri, dan Kabupaten
3 lokasi
4
klaster
jaringan
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 128 -
Lokasi
No.
Program Utama
Optimalisasi
pengembangan
jaringan pengendali banjir
Besaran
Jombang)
3. SPAM
Regional Malang
Raya (Kota Malang, Kota
Batu,
dan
Kabupaten
Malang)
4. SPAM Regional Umbulan
(Kabupaten
Pasuruan,
Kota
Pasuruan,
Kabupaten Sidoarjo, Kota
Surabaya, dan Kabupaten
Gresik)
1. Pengaturan sungai dan 4 lokasi
sistem Pompa banjir DAS
Kali Madiun tersebar di
Kabupaten Madiun, Kota
Madiun, Kabupaten Ngawi
dan Kabupaten Ponorogo
2. Pintu
darurat
banjir
floodway
Pelangwot
Sedayu
Lawas
di
Kabupaten Lamongan
3. Perkuatan tanggul dan
Jabung retarding basin di
Kabupaten
Bojonegoro
dan Kabupaten Lamongan
4. Pengaturan sungai dan
sistem pengendali banjir
Kali Lamong tersebar di
Kabupaten
Gresik,
Kabupaten Mojokerto dan
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 129 -
Lokasi
No.
Program Utama
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
APBN, APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Bapeda Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas
Persampahan
dan pertamanan
Kota Surabaya
2.5
Sistem
Prasarana
Pengolaan
lingkungan
Perencanaan pengelolaan secara
regional dan terpadu di 8 wilayah
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 130 -
No.
B
1
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Tuban
29
wilayah APBN,
kabupaten/ko APBD
ta 314.720 Ha Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan Perhutani
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 131 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Blitar
Kabupaten Malang
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Jember
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Pasuruan
Kota Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo
Kota Surabaya
Kabupaten Gresik
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Tuban
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
21
kabupaten/ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan,
dan Dinas PU
Pengairan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 132 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas
PU
Pengairan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan,
Perhutani
dan
Dinas
PU
Pengairan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 133 -
No.
Program Utama
Lokasi
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Besaran
Sumber
Dana
kerjasama
pendanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
7 Ha
2 Ha
19 Ha
2 Ha
17 Ha
50 Ha
28 Ha
190.50 Ha
3 Ha
2.468 Ha
12 Ha
6.100 Ha
9 Ha
725 Ha
15 Ha
430 Ha
877 Ha
7,50 Ha
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 134 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Pacitan
Trenggalek
Tulungagung
Blitar
Malang
Lumajang
21
Kabupaten/Ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan,
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 135 -
No.
Program Utama
pertambangan
Lokasi
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
2.
3.
Besaran
Kabupaten Jember
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Pasuruan
Kota Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo
Kota Surabaya
Kabupaten Gresik
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Tuban
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
Taman Nasional Bromo
Tengger
Semeru
di
Kabupaten
Malang,
Kabupaten
Pasuruan,
Kabupaten Probolinggo dan
Kabupaten Lumajang
Taman Nasional Baluran di
Kecamatan
Banyuputih
Kabupaten Situbondo dan
Kecamatan
Wongsorejo
Kabupaten Banyuwangi
Taman Nasional Meru Betiri
di perbatasan Kabupaten
1.
2.
3.
4.
5.
50.276 Ha
25.000 Ha
58.000 Ha
43.420 Ha
3.506 Ha
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
kerjasama
pendanaan
Pariwisata
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 136 -
No.
Program Utama
Lokasi
4.
5.
Besaran
3.
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Kehutanan
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 137 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 138 -
No.
Program Utama
Lokasi
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
Candi
Badut
di
Kabupaten Malang
Kawasan
Trowulan
di
Kabupaten Mojokerto
Kompleks Makam KH.
Hasyim
Asyari,
K.H.
Wachid Hasyim, Gus Dur,
dan Sayyid Sulaiman di
Kabupaten Jombang
Makam Asta Tinggi di
Kabupaten Sumenep
Makam Batoro Katong di
Kabupaten Ponorogo
Makam Batu Ampar di
Kabupaten Pameksan
Makam Maulana Malik
Ibrahim, Makam Sunan
Giri
(Giri
Kedaton),
Makam Fatimah Binti
Maimun, Makam Kanjeng
Sepuh
dan
Kawasan
Gunung
Surowiti
di
Kabupaten Gresik
Makam Sunan Bonang di
Kabupaten Tuban
Makam Sunan Drajat di
Kabupaten Lamongan
Makam Syaikona Kholil
dan Pesarean Aer mata
Ebu
di
Kabupaten
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 139 -
No.
Program Utama
Lokasi
Bangkalan
p) Recolanang di Kabupaten
Mojokerto
q) Situs Sarchopagus dan
Megalith di Kabupaten
Bondowoso
r) Makam Sunan Ampel dan
Mbah Bungkul di Kota
Surabaya
3. Lingkungan
bangunan
gedung dan halamannya:
a) Benteng Pendem Van den
Bosch
di
Kabupaten
Ngawi
b) Pelestarian
bangunan
pabrik gula di Kabupaten
Sidoarjo,
Kabupaten
Madiun,
Kabupaten
Magetan,
Kabupaten
Bondowoso,
Kabupaten
Kediri dan Kabupaten
Malang
c) Makam
Proklamator,
Museum Bung Karno,
Istana Gebang, Petilasan
Aryo
Blitar,
dan
Monumen
PETA
(Soeprijadi) di Kota Blitar
d) bangunan bersejarah dan
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 140 -
No.
Program Utama
Lokasi
cagar budaya
Surabaya
Besaran
di
Instansi
Pelaksana
Kota
Sumber
Dana
di
1.4.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Ngawi
Tuban
Bojonegoro
Magetan
Madiun
Nganjuk
Ponorogo
Pacitan
Trenggalek
Kediri
Tulungagung
Blitar
Malang
Lumajang
Pasuruan
Probolinggo
Jember
Situbondo
Bondowoso
21
kabupaten/ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan, Dinas
PU Pengairan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 141 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Blitar
Kabupaten Malang
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Jember
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Gresik
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Tuban
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
Kota Pasuruan
Kota Surabaya
21
kabupaten/ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan, Dinas
PU Pengairan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 142 -
No.
Program Utama
Lokasi
Pemantapan
bencana
strategi
mitigasi
1. Kabupaten
2. Kabupaten
3. Kabupaten
4. Kabupaten
5. Kabupaten
6. Kabupaten
7. Kabupaten
8. Kabupaten
9. Kabupaten
10. Kabupaten
11. Kabupaten
12. Kabupaten
13. Kabupaten
14. Kabupaten
15. Kabupaten
16. Kabupaten
17. Kabupaten
18. Kabupaten
19. Kabupaten
20. Kabupaten
21. Kabupaten
22. Kabupaten
23. Kabupaten
24. Kabupaten
25. Kabupaten
26. Kabupaten
27. Kabupaten
28. Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Sumenep
Sidoarjo
Situbondo
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
Besaran
31
kabupaten/ko
ta
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BNPB,
Dinas
Kehutanan, Dinas
PU Pengairan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 143 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Pemantapan
bencana
strategi
mitigasi
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
di Gunung Arjuno
di Gunung Kawi
di Gunung Welirang
di Gunung Kelud.
Tahura R.Soeryo
5 lokasi
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BPBD,
Dinas
Kehutanan, Dinas
PU Pengairan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BPBD,
Dinas
Kehutanan, Dinas
PU Pengairan
1.4.4.
1.
2.
3.
4.
5.
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 144 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
pendanaan
1.5 Kawasan Lindung Geologi
1.5.1. Kawasan Rawan Bencana
Alam Geologi
Penetapan zona-zona bahaya
dan tingkatannya
Pemantapan
bencana
strategi
mitigasi
1. Kawasan
rawan
letusan gunung api :
a) Kawasan sekitar Gunung
Ijen
di
Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten
Banyuwangi
b) Kawasan sekitar Gunung
Semeru
di
Kabupaten
Malang dan Kabupaten
Lumajang
c) Kawasan sekitar Gunung
Bromo
di
Kabupaten
Malang,
Kabupaten
Lumajang,
Kabupaten
Probolinggo,
dan
Kabupaten Pasuruan
d) Kawasan sekitar Gunung
Lamongan di Kabupaten
Lumajang dan Kabupaten
Probolinggo
e) Kawasan sekitar Gunung
Arjuno-Welirang
di
Kabupaten Pasuruan dan
Kabupaten Mojokerto
f) Kawasan sekitar Gunung
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
BPBD,
Dinas
Kehutanan, Dinas
PU Pengairan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 145 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 146 -
No.
Program Utama
Lokasi
q)
r)
s)
t)
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Probolinggo
Situbondo
Trenggalek
Tulungagung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Probolinggo
Situbondo
Banyuwangi
Jember
Malang
Pacitan
Sumenep
7 Kabupaten
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan,
dan
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 147 -
No.
Program Utama
Kawasan Budidaya
2.1 Kawasan Peruntukan Hutan
Produksi
Penetapan delineasi kawasan 1.
hutan produksi
2.
3.
Pengembangan hutan tanaman 4.
industri, terutama pada kawasan 5.
hutan non-produktif, termasuk 6.
kemudahan perijinan usaha dan 7.
permodalan/pinjaman
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Lokasi
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Besaran
30
kabupaten/ko
ta
782.772 Ha
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Dinas Kehutanan,
Perhutani
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 148 -
No.
Program Utama
Lokasi
27.
28.
29.
30.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Tuban
Kabupaten Tulungagung
Kota Batu
Kota Kediri
1. Kabupaten
2. Kabupaten
3. Kabupaten
4. Kabupaten
5. Kabupaten
6. Kabupaten
7. Kabupaten
8. Kabupaten
9. Kabupaten
10. Kabupaten
11. Kabupaten
12. Kabupaten
13. Kabupaten
14. Kabupaten
15. Kabupaten
16. Kabupaten
17. Kabupaten
18. Kabupaten
19. Kabupaten
20. Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
30
kabupaten/ko
ta
612.000 Ha
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Dinas Kehutanan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 149 -
No.
Program Utama
Lokasi
21. Kabupaten
22. Kabupaten
23. Kabupaten
24. Kabupaten
25. Kabupaten
26. Kabupaten
27. Kabupaten
28. Kabupaten
29. Kabupaten
30. Kota Batu
2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian
2.3.1. Kawasan pertanian lahan
basah
Delineasi dan penetapan lahan 1.
pertanian pangan berkelanjutan
2.
3.
4.
5.
Pengembangan
kawasan 6.
pertanian di perdesaaan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Sidoarjo
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Banyuwangi
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
Malang
Mojokerto
Nganjuk
29 kabupaten
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas Pertanian
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 150 -
No.
Program Utama
Lokasi
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Ngawi
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
Ponorogo
Probolinggo
Sampang
Sidoarjo
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
2.3.2.
Kawasan
pertanian
hortikultura
Pengembangan
kawasan sentra penghasil sayur : di pertanian holtikultura
kawasan
pertanian
lahan
basah dan lahan kering di
seluruh kabupaten/kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Pertanian
dan
Dinas
Perkebunan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Pertanian
dan
Dinas
2.3.3.
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 151 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Perkebunan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 152 -
No.
Program Utama
Lokasi
9) Kabupaten Tuban
10) Kota Batu
c. Komoditas rambutan:
1) Kabupaten Bangkalan
2) Kabupaten Blitar
3) Kabupaten Jember
d. Komoditas mangga:
1) Kabupaten Bondowoso
2) Kabupaten Gresik
3) Kabupaten Kediri
4) Kabupaten Magetan
5) Kabupaten Nganjuk
6) Kabupaten Pasuruan
7) Kabupaten Probolinggo
8) Kabupaten Situbondo
e. Komoditas apel:
1) Kabupaten Malang
2) Kabupaten Pasuruan
3) Kota Batu
f. Komoditas jambu air :
1) Kabupaten Jombang
2) Kabupaten Tuban
3) Kepulauan Madura
g. Komoditas blimbing :
1) Kabupaten Blitar
2) Kabupaten Tuban
3) Kota Blitar
h. Komoditas salak:
1) Kabupaten Bangkalan
2) Kabupaten Bojonegoro
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 153 -
No.
Program Utama
Lokasi
3) Kabupaten Lumajang
4) Kabupaten Malang
5) Kabupaten Mojokerto
6) Kabupaten Pasuruan
i. Komoditas alpukat:
1) Kabupaten Lumajang
j. Komoditas durian:
1) Kabupaten Bondowoso
2) Kabupaten Jember
3) Kabupaten Jombang
4) Kabupaten Madiun
5) Kabupaten Malang
6) Kabupaten Pasuruan
7) kabupaten Trenggalek
k. Komoditas manggis:
1) Kabupaten Banyuwangi
2) Kabupaten Blitar
3) Kabupaten Jember
4) Kabupaten Ponorogo
5) Kabupaten Probolinggo
6) kabupaten Trenggalek
sentra penghasil biofarmaka:
1) Kabupaten Pacitan
2) Kabupaten Ponorogo
3) Kabupaten Probolinggo
4) Kabupaten Trenggalek
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 154 -
No.
Program Utama
Kawasan
Peruntukkan
Perkebunan
Pengembangan
kawasan
perkebunan pendukung kawasan
strategis agropolitan
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
2.4.
1. Tanaman semusim
Tembakau
1) Kabupaten Bangkalan
2) Kabupaten Bojonegoro
3) Kabupaten Bondowoso
4) Kabupaten Jember
5) Kabupaten Jombang
6) Kabupaten Lamongan
7) Kabupaten Pamekasan
8) Kabupaten Probolinggo
9) Kabupaten Sampang
10) Kabupaten Situbondo
11) Kabupaten Sumenep
Tebu
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
8) Kabupaten
9) Kabupaten
10) Kabupaten
11) Kabupaten
12) Kabupaten
Bangkalan
Blitar
Bojonegoro
Bondowoso
Gresik
Jember
Jombang
Kediri
Lamongan
Lumajang
Madiun
Magetan
34 kabupaten
398.036 Ha
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa
Timur,
Dinas Pertanian
dan
Dinas
Perkebunan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 155 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
Kabupaten Malang
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Ngawi
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Sampang
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Tuban
Kabupaten
Tulungagung
2. Tanaman tahunan
Kapas
1) Kabupaten Lamongan
2) Kabupaten Mojokerto
3) Kabupaten Pasuruan
4) Kabupaten Ponorogo
Jambu mete
1) Kabupaten
2) Kabupaten
3) Kabupaten
4) Kabupaten
5) Kabupaten
6) Kabupaten
7) Kabupaten
Bangkalan
Ngawi
Pamekasan
Ponorogo
Sampang
Sumenep
Tuban
Kopi
1) Kabupaten Banyuwangi
2) Kabupaten Blitar
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 156 -
No.
Program Utama
Lokasi
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Besaran
Bondowoso
Jember
Kediri
Lumajang
Magetan
Malang
Pacitan
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo.
Cengkeh
1) Kabupaten Jombang
2) Kabupaten Nganjuk
3) Kabupaten Ponorogo
4) Kabupaten Trenggalek
Teh
1) Kabupaten Malang
2) Kabupaten Mojokerto
3) Kabupaten Ngawi
4) Kabupaten Pasuruan
5) Kota Batu
Karet
1) Kabupaten
Banyuwangi
2) Kabupaten Bondowoso
3) Kabupaten Jember
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 157 -
No.
Program Utama
Lokasi
Kakao
1) Kabupaten
Banyuwangi
2) Kabupaten Blitar
3) Kabupaten Jombang
4) Kabupaten Madiun
5) Kabupaten Malang
6) Kabupaten Nganjuk
7) Kabupaten Ngawi
8) Kabupaten Pacitan
9) Kabupaten Ponorogo
10) Kabupaten Trenggalek
Panili
1) Kabupaten Jombang
2) Kabupaten Malang
3) Kota Batu.
Kelapa
1) Kabupaten Bangkalan
2) Kabupaten Banyuwangi
3) Kabupaten Blitar
4) Kabupaten Bojonegoro
5) Kabupaten Gresik
6) Kabupaten Jember
7) Kabupaten Kediri
8) Kabupaten Lumajang
9) Kabupaten Madiun
10) Kabupaten Malang
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 158 -
No.
Program Utama
Lokasi
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Ngawi
Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Sumenep
Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Tuban
Kabupaten
Tulungagung
Nilam
1) Kabupaten Blitar
2) Kabupaten Malang
3) Kabupaten Nganjuk
2.5.
Kawasan
Peternakan
Pengembangan
peternakan
agropolitan.
Peruntukkan
sentra Sentra
peternakan
ternak
pendukung
besar:
a. Kawasan sentra ternak
besar :
1. Kabupaten Bangkalan
2. Kabupaten Banyuwangi
3. Kabupaten Blitar
4. Kabupaten Bojonegoro
5. Kabupaten Bondowoso
3
sentra
peternakan di
38
kabupaten/
kota
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda Provinsi
Jawa Timur dan
Dinas Peternakan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 159 -
No.
Program Utama
Lokasi
6. Kabupaten Jember
7. Kabupaten Jombang
8. Kabupaten Kediri
9. Kabupaten Lamongan
10. Kabupaten Lumajang
11. Kabupaten Magetan
12. Kabupaten Malang
13. Kabupaten Mojokerto
14. Kabupaten Nganjuk
15. Kabupaten Ngawi
16. Kabupaten Pacitan
17. Kabupaten Pamekasan
18. Kabupaten Pasuruan
19. Kabupaten Ponorogo
20. Kabupaten Probolinggo
21. Kabupaten Sampang
22. Kabupaten Situbondo
23. Kabupaten Sumenep
24. Kabupaten Trenggalek
25. Kabupaten Tuban
26. Kabupaten
Tulungagung
b. Pengembangan
Sapi
Madura sebagai genetik
ternak asli :
1. Kabupaten Bangkalan
2. Kabupaten Pamekasan
3. Kabupaten Sampang
4. Kabupaten Sumenep
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 160 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Sentra
peternakan
ternak
kecil: di seluruh Kabupaten
Sentra peternakan unggas:
1. Kabupaten Blitar
2. Kabupaten Jombang
3. Kabupaten Kediri
4. Kabupaten Mojokerto
5. Kabupaten Pasuruan
6. Kabupaten Sidoarjo
7. Kabupaten Tulungagung
2.6.
Kawasan
Perikanan
Pengembangan
tangkap
Peruntukkan
Komoditi perikanan 1. Pengembangan
Utama Perikanan :
a. Tamperan di Kabupaten
Pacitan
b. Prigi
di
Kabupaten
Trenggalek
c. Sendangbiru di Kabupaten
Malang
d. Puger
di
Kabupaten
Jember
e. Ujungpangkah
di
Kabupaten Gresik
f. Brondong di Kabupaten
Lamongan
g. Pondokmimbo
di
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
Kelautan
Perikanan
Dinas
dan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 161 -
No.
Program Utama
Lokasi
Kabupaten Situbondo
h. Bulu di Kabupaten Tuban
i. Pasongsongan
di
Kabupaten Sumenep
2. Pengembangan
Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) :
a. Prigi
di
Kabupaten
Trenggalek
b. Brondong di Kabupaten
Lamongan
3. Pengembangan
Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP):
a. Muncar
di
Kabupaten
Banyuwangi
b. Puger
di
Kabupaten
Jember
c. Pondokdadap di Kabupaten
Malang
d. Mayangan
di
Kota
Probolinggo
e. Paiton
di
Kabupaten
Probolinggo
f. Lekok
di
Kabupaten
Pasuruan
g. Tamperan di Kabupaten
Pacitan
h. Bawean
di
Kabupaten
Gresik
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 162 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
4. Pengembangan
Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) :
a. Pancer
di
Kabupaten
Banyuwangi
b. Bulu di Kabupaten Tuban
c. Pasongsongan
di
Kabupaten Sumenep
2.6.2Pengembangan
kawasan
perikanan budidaya
kawasan Pengembangan sentra perikanan 1. Pengembangan
perikanan
budi
daya
air
dan minapolitan
payau
berupa
komoditas
perikanan:
a. Kabupaten Bangkalan
b. Kabupaten Banyuwangi
c. Kabupaten Blitar
d. Kabupaten Gresik
e. Kabupaten Jember
f. Kabupaten Lamongan
g. Kabupaten Lumajang
h. Kabupaten Malang
i. Kabupaten Pacitan
j. Kabupaten Pamekasan
k. Kabupaten Pasuruan
l. Kabupaten Probolinggo
m.Kabupaten Sampang
n. Kabupaten Sidoarjo
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
Kelautan
Perikanan
Dinas
dan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 163 -
No.
Program Utama
Lokasi
o. Kabupaten Situbondo
p. Kabupaten Sumenep
q. Kabupaten Trenggalek
r. Kabupaten Tuban
s. Kabupaten Tulungagung
t. Kota Pasuruan
u. Kota Probolinggo
v. Kota Surabaya
2. Pengembangan
kawasan
perikanan budi daya air
tawar:
A. ikan konsumsi di seluruh
wilayah kabupaten/kota
B. Ikan hias:
a. Kabupaten Blitar
b. Kabupaten Kediri
c. Kabupaten
Tulungagung
d. Kota Kediri
3. Pengembangan
kawasan
perikanan budi daya air laut:
a. Kabupaten Bangkalan
b. Kabupaten Banyuwangi
c. Kabupaten Blitar
d. Kabupaten Gresik
e. Kabupaten Jember
f. Kabupaten Lamongan
g. Kabupaten Lumajang
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 164 -
No.
Program Utama
Lokasi
h. Kabupaten
i. Kabupaten
j. Kabupaten
k. Kabupaten
l. Kabupaten
m.Kabupaten
n. Kabupaten
o. Kabupaten
p. Kabupaten
q. Kabupaten
r. Kabupaten
Malang
Pacitan
Pamekasan
Pasuruan
Probolinggo
Sampang
Situbondo
Sumenep
Trenggalek
Tuban
Tulungagung
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 165 -
No.
Program Utama
2.7.
Kawasan
pertambangan
2.7.1.
Kawasan
Mineral
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
peruntukkan
Pertambangan
Pengembangan
kawasan 1. Pertambangan mineral logam:
pertambangan
mineral
a. Kabupaten Banyuwangi
berdasarkan
potensi
bahan
b. Kabupaten Blitar
galian, kondisi geologi dan
c. Kabupaten Jember
geohidrologi
dengan prinsip
d. Kabupaten Lumajang
kelestarian lingkungan
e. Kabupaten Malang
f. Kabupaten Pacitan
Penetapan wilayah prioritas
g. Kabupaten Trenggalek
rehabilitasi pertambangan
h. Kabupaten Tulungagung
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
ESDM
Dinas
18 kabupaten
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
Bappeda,
ESDM
Dinas
Kawasan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
Pengembangan
kawasan 1.
pertambangan minyak dan gas 2.
bumi
3.
4.
5.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Bojonegoro
Gresik
Jombang
Lamongan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 166 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
6.
Kabupaten Mojokerto
7.
Kabupaten Nganjuk
8.
Kabupaten Pamekasan
9.
Kabupaten Sampang
10. Kabupaten Sidoarjo
11. Kabupaten Sumenep
12. Kabupaten Tuban
13. Kota Surabaya
Pengembangan pemanfaatan dan Di seluruh area pertambangan
konservasi air bawah tanah
2.7.3. Kawasan Potensi Daerah
Panas Bumi
pengembangan
kawasan 1. Argopuro
di
Kabupaten 10 lokasi
pertambangan dilakukan dengan
Bondowoso,
Kabupaten
mempertimbangkan
potensi
Probolinggo, dan Kabupaten
bahan galian, kondisi geologi dan
Situbondo
geohidrologi dalam kaitannya 2. Belawan-Ijen di Kabupaten
dengan kelestarian lingkungan
Banyuwangi,
Kabupaten
Bondowoso, dan Kabupaten
Situbondo
3. Cangar dan Songgoriti di
Kabupaten Malang dan Kota
Batu
4. Gunung Arjuno-Welirang di
Kabupaten
Malang,
Kabupaten Mojokerto, dan
Kabupaten Pasuruan
5. Gunung Lawu di Kabupaten
Magetan
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
dan/atau
kerjasama
pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
ESDM
Dinas
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 167 -
No.
Program Utama
Lokasi
6. Gunung
Pandan
di
Kabupaten
Bojonegoro,
Kabupaten
Madiun,
dan
Kabupaten Nganjuk
7. Melati
dan
Arjosari
di
Kabupaten Pacitan
8. Telaga Ngebel di Kabupaten
Madiun
dan
Kabupaten
Ponorogo
9. Tiris (Gunung) Lamongan di
Kabupaten Lumajang dan
Kabupaten Probolinggo
10. Tirtosari
di
Kabupaten
Sumenep
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 168 -
No.
Program Utama
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Lokasi
Besaran
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Banyuwwangi
Kabupaten Gresik
Kabupaten Jombang
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Malang
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Tuban
Kota Surabaya
Kota Madiun
13
kabupaten/ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
19
Kabupaten/Ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
2.8.2.
Kawasan
Peruntukan
Industri di luar Kawasan
Industri
Delineasi
dan
penetapan
kawasan
peruntukkan
industri
Perencanaan
kawasan
peruntukkan industri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Bangkalan
Bojonegoro
Gresik
Jember
Jombang
Lamongan
Madiun
Malang
Mojokerto
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 169 -
No.
Program Utama
Lokasi
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Ngawi
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Tuban
Kota Kediri
Kota Madiun
Kota Surabaya
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
Bapedda,
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Perintisan
pengembangan
jejaring destinasi pariwisata
unggulan (lead destination)
dalam
bentuk
koridor
pariwisata
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 170 -
No.
Program Utama
Lokasi
Lombang,
dan
Pantai
Slopeng
di
Kabupaten
Sumenep
c. Gua Akbar, Makam Bekti
Harjo,
Makam
Ibrahim
Asmorokondi, dan Makam
Sunan
Bonang
di
Kabupaten Tuban
d. Gua Maharani, Makam
Sunan
Drajat,
Pantai
Tanjung Kodok, Waduk
Gondang,
dan
Wisata
Bahari Lamongan (WBL) di
Kabupaten Lamongan
e. Kawasan Kaki Jembatan
Suramadu (KKJS), Kebun
Binatang Surabaya, dan
Makam Sunan Ampel, di
Kota Surabaya
f. Kawasan Kaki Jembatan
Suramadu (KKJS), Makam
Aer Mata Ebu, dan Pantai
Rongkang, di Kabupaten
Bangkalan
g. Makam Sunan Giri, Makam
Maulana
Malik,
dan
Fatimah Binti Maemum di
Kabupaten Gresik
h. Makam
Ratu
Ebu
di
Kabupaten Sampang
Besaran
Sumber
Dana
kerjasama
pendanaan
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 171 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 172 -
No.
Program Utama
Lokasi
Pacitan
b. Candi Penampihan dan
Pantai Popoh di Kabupaten
Tulungagung
c. Candi
Penataran
di
Kabupaten Blitar
d. Coban
Glotak,
Pantai
Balekambang,
Pantai
Ngliyep,
Taman
Sengkaling,
dan Waduk
Selorejo
di
Kabupaten
Malang
e. Gereja
Poh
Sarang,
Petilasan Jayabaya, dan
Ubalan
Kalasan
di
Kabupaten Kediri
f. Guo
Lowo,
Pantai
Karanggongso,
Pantai
Prigi, dan Tirta Jualita di
Kabupaten Trenggalek
g. Makam Batoro Katong,
Telaga Ngebel, dan Tirto
Manggolo di Kabupaten
Ponorogo
h. Makam Proklamator Bung
Karno di Kota Blitar
i. Kota Malang
4. Jalur Pengembangan Koridor
D:
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 173 -
No.
Program Utama
Lokasi
a. Arak-Arak,
Bukit
Bededung, dan
Pantai
Pasir Putih di Kabupaten
Situbondo
b. Bromo-Ngadisan,
Candi
Jabung Tirto, dan Pantai
Bentar
di
Kabupaten
Probolinggo
c. Grajagan,
Kawah
Ijen,
Pantai Plengkung, Pantai
Sukamade, dan Taman
Suruh
di
Kabupaten
Banyuwangi
d. Gunung Bromo,
Kakek
Bodo,
Kebun
Raya
Purwodadi,
Pemandian
Banyubiru, dan Taman
Safari
di
Kabupaten
Pasuruan
e. Hutan
Bambu,
Pantai
Watu Godeg, Pura Mandara
Giri Semeru Agung, Ranu
Bedali, Ranu Klakah, dan
Ranu Pane di Kabupaten
Lumajang
f. Pantai
Watu
Ulo,
Pemandian
Blambangan,
Pemandian Kebon Agung,
dan Pemandian Petemon di
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 174 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
Kabupaten Jember
2.10.
Kawasan
Peruntukkan
Permukiman
Relokasi
pemukiman
yang seluruh kabupaten/kota
terkena dan/atau rawan bencana
alam
Pengembangan
rusun
di Kawasan Gerbangkertosusila
kawasan perkotaan
Kawasan perkotaan lain
38
kabupaten/ko
ta
14
kabupaten/ko
ta
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Bappeda,
Dinas
PU Cipta Karya
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 175 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
7. Kawasan
Madiun
dan
sekitarnya
8. Kawasan Banyuwangi dan
sekitarnya
9. Kawasan
Madura
dan
Kepulauan
Kawasan
andalan
laut
:
Kawasan Andalan Laut Madura
dan sekitarnya
3. Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
Pengembangan kota-kota pesisir Seluruh kawasan pesisir dan
di Kepulauan Provinsi Jawa pulau-pulau kecil di Provinsi
Timur
Jawa Timur
Peningkatan konservasi kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil
yang
menjadi
fungsi
perlindungan, baik perlindungan
bagi
kawasan
bawahannya,
kawasan perlindungan setempat,
maupun cagar alam
Pengoptimalan
pengembangan
kawasan pesisir dan pulau-pulau
kecil
APBN,
APBD
Provinsi,
investasi
swasta,
dan/atau
kerjasama
pendanaan
Dinas
Kelautan
dan Perikanan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 176 -
No.
Program Utama
C.
1
Perwujudan
Kawasan
Strategis
Provinsi
Kawasan
Strategis
dari
Sudut
Kepentingan Ekonomi
1.1. High Tech Industrial Park (HTIP)
Perencanaan dan pengembangan
zonasi di kawasan high tech
industrial park berupa : zona
pengembangan industri utama,
zona pengembangan research, zona
pendidikan
tinggi,
zona
multimedia.
Lokasi
Besaran
1.2. Kawasan
Ekonomi
Unggulan
(KEU)
Perencanaan dan Pengembangan 1. LIS (Lamongan Integrated 4 lokasi
zonasi
di
Kawasan
Ekonomi
Shorebase) dan sekitarnya di
Unggulan (KEU) berupa zona
Kabupaten Lamongan
pengembangan pelabuhan utama, 2. Pelabuhan
Tanjung
zona pengembangan logistik dan
Bulupandan dan sekitarnya
perdagangan,
zona
industri
di Kabupaten Bangkalan
pengolahan.
3. Pelabuhan Sendang Biru
dan sekitarnya di Kabupaten
Malang
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 177 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
dan
Perdagangan
Provinsi
dan
Kab/Kota, Bapepam
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 178 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
dan 2
kabupaten
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 179 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
1.6. Kawasan
Perbatasan
antarkabupaten/kota
pengembangan
dan
penguatan
sinergitas
kerjasama
regional
kawasan
perbatasan
antarkabupaten/kota
peningkatan akselerasi, koordinasi,
dan
sinkronisasi
program
di
wilayah yang berbatasan
pengembangan dan peningkatan
penelusuran aspek-aspek yang
Kawasan
Kaki
Jembatan 7 kab/kota
Suramadu
di
Kabupaten
Bangkalan,
Kawasan
Kaki
Jembatan Suramadu di Kota
Surabaya,
kawasan
pusat
bisnis
Surabaya,
kawasan
industri berteknologi tinggi di
Kota Surabaya dan Kabupaten
Sidoarjo,
Kawasan
Industri
Gempol
di
Kabupaten
Pasuruan, Kawasan Komersial
Lawang di Kabupaten Malang
dan
perkotaan
Malang,
kawasan pusat bisnis Kota
Malang, pusat-pusat pariwisata
di Kota Batu
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Gerbangkertosusila (GKS)
2 klaster
segitiga emas pertumbuhan
Tuban-LamonganBojonegoro
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 180 -
No.
Program Utama
1.7.
2.
dapat dikerjasamakan
Kawasan tertinggal
Fasilitasi
perintisan
pengembangan
potensi-potensi
sumber daya, lingkungan dan
masyarakat dalam mendukung
pengembangan
kawasan
tertinggal
Pengembangan
dan/atau
peningkatan
sistem
jaringan
transportasi penghubung (daratlaut-udara)
peningkatan
kualitas
sumber
daya manusia (SDM)
pengembangan dan peningkatan
penelusuruan potensi kawasan
atau sub sektor strategis yang
dapat dikembangkan
Peningkatan tanggungjawab sosial
perusahaan
(Corporate
Social
Responsibility) untuk mendorong
tumbuhnya usaha masyarakat
(termasuk UMKM)
Lokasi
Besaran
desa-desa
tertinggal
yang tersebar
di
Kabupaten
Bangkalan,
Kabupaten
Bondowoso,
Kabupaten
Pamekasan,
Kabupaten
Sampang,
dan
Kabupaten
Situbondo
Kawasan
strategis
dari
sudut
kepentingan sosial dan budaya
Penataan kawasan dengan optimasi
nilai
pengalaman
budaya
dan
penonjolan nilai sejarah
Mojopahit
Park
Kabupaten Mojokerto
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
PU,
Dept.
di 2 lokasi (5 APBN,
kabupaten)
APBD
Kebudayaan
dan
Provinsi dan Pariwisata, Dinas PU
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 181 -
No.
Program Utama
Lokasi
Kawasan
strategis
dari
sudut
kepentingan SDA dan/atau teknologi
tinggi
Pengembangan dan optimasi energi
panas bumi
Besaran
Bromo-Tengger-Semeru
beserta
pemukiman adat
suku Tengger di Kabupaten
Lumajang,
Kabupaten
Malang,
Kabupaten
Pasuruan, dan Kabupaten
Probolinggo
Wilis
di
Kabupaten Madiun dan
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Dept.
PU,
Dept.
ESDM, Dinas PU
Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi dan
Kab/Kota,
Bapeda
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas
ESDM Provinsi dan
Kab/Kota,
PLN,
Pertamina
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 182 -
No.
Program Utama
Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Besaran
Kabupaten Ponorogo
Tiris (Gunung) Lamongan
di Kabupaten Lumajang
dan Kabupaten Probolinggo
Lekok
di
Kabupaten 5 lokasi (5
Pasuruan
kabupaten)
Ngadirojo di Kabupaten
Pacitan
Paiton
di
Kabupaten
Probolinggo
Singosari di Kabupaten
Gresik
Tanjung
Awar-awar
di
Kabupaten Tuban
Bangkalan dan sekitarnya
Bojonegoro dan sekitarnya
Gresik dan sekitarnya
Sidoarjo dan sekitarnya
Sumenep dan sekitarnya
Tuban dan sekitarnya
6 klaster
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 183 -
No.
Program Utama
4.
Kawasan
strategis
dari
sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan
Pengembangan daya dukung dan
daya tampung lingkungan di kawasan
perlindungan
ekosistem
dan
lingkungan hidup.
Perlindungan sumber daya alam dari
pemanfaatan yang eksploitatif dan
tidak terkendali
Pengembangan
pelestarian
flora,
fauna, dan ekosistem unik kawasan
Lokasi
WS Bengawan Solo
WS Brantas
Besaran
2 WS
Sumber
Dana
APBN,
APBD
Provinsi dan
Kab/Kota,
Investasi
Swasta,
dan/atau
Kerjasama
Pendanaan
Instansi Pelaksana
Dept.
PU,
Dept.
Kehutanan,
Dept.
Kelautan
dan
Perikanan, Dinas PU
Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi dan
Kab/Kota,
Bapeda
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas
Kehutanan Provinsi
dan Kab/Kota, Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Provinsi
dan Kab/kota Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Provinsi
dan Kab/Kota, Dinas
SDA Provinsi dan
Kab/Kota
Dept.
PU,
Dept
Kehutanan,
Dept
Kelautan
dan
Perikanan, Dinas PU
Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi dan
Kab/Kota,
Bapeda
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
- 184 -
No.
Program Utama
Lokasi
Besaran
Sumber
Dana
Instansi Pelaksana
Waktu
Pelaksanaan
PJM I
(Tahun 20122016)
1 2 3 4 5
Provinsi
dan
Kab/Kota,
Dinas
Kehutanan Provinsi
dan Kab/Kota, Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Provinsi
dan Kab/kota, Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Provinsi
dan Kab/kota, Dinas
SDA Provinsi dan
Kab/kota
LAMPIRAN V