Anda di halaman 1dari 14

1.

Mencegah kambuhnya infeksi herpes simpleks rekurens pada penderita dengan


imunokompeten. Mencegah infeksi herpers simpleks pada penderita dengan
gangguan ...
medicastore.com/index.php?mod=obat&id=11724 - 42k - Tembolok - Halaman
sejenis

2. Sariawan dan Oral Sex


Bila terdapat infeksi sekunder gambarannya mungkin menjadi tidak jelas. Infeksi
yang berulang (rekurens) terjadi apabila Virus Herpes Simpleks pada ganglion ...
www.mer-c.org/penyakit-kulit/33-sariawan-dan-oral-sex.html?
tmpl=component&print=1&page= - 12k - Tembolok - Halaman sejenis

3. PEDOMAN PENGOBATAN PENYAKIT: Herpes Simpleks


Karena itu sebagian besar infeksi herpes simpleks yang terjadi merupakan .....
Pada pengobatan herpes genital rekurens, Famcyclovir 3 x 500 mg selama 5 hari
...
exdeath-health.blogspot.com/2008/02/herpes-simpleks.html - 93k - Tembolok Halaman sejenis

4. Yahoo! Answers - Apakah bintil-bintil kecil pada pangkal kelamin ...


Infeksi dapat berlangsung primer, laten, maupun rekurens. ... Pengobatan infeksi
herpes simpleks dilakukan dengan melakukan perawatan pada luka pada kulit ...
id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081205020608AAdKyP4 - 28k Tembolok - Halaman sejenis

5. Tips Praktis Membedakan Herpes Simpleks dan Herpes Zoster |


HOKI ...
Penyebab: Virus herpes simpleks (Herpes Virus Hominis/HVH) tipe I atau tipe II,
... Infeksi rekurens: gejala yang timbul lebih ringan dari infeksi primer ...
www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20071202123012 - 40k Tembolok - Halaman sejenis

6. Herpes Genitalis -- Jumat, 9 November 2001


Jenis yang kedua adalah herpes simpleks, yang disebabkan oleh Herpes Simplex
... Sedangkan infeksi rekurens terjadi apabila HSV yang sudah ada dalam tubuh ...
www2.kompas.com/kompas-cetak/0111/09/dikbud/herp41.htm - 18k - Tembolok Halaman sejenis

7. SANGGAR MEWAH - DOMPO

Tips Praktis Membedakan Herpes Simpleks dan Herpes Zoster ... Infeksi rekurens:
gejala yang timbul lebih ringan dari infeksi primer berupa rasa panas, ...
elfarid.multiply.com/journal/item/302/DOMPO?
&item_id=302&view:replies=reverse - 30k - Tembolok - Halaman sejenis

8. Hemofilia Indonesia
Infeksi virus herpes simpleks di mukokutan lebih dari 1 bulan atau di alat dalam ...
tuberculosis (46,1%), infeksi virus sitomegalo, pneumonia rekurens, ...
www.hemofilia.or.id/artikel.php?col_id=4&coldtl_id=7 - 29k - Tembolok Halaman sejenis

9. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ULKUS


KORNEA | Gudang ...
Infeksi ulkus kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila ada
faktor penceus sebelumnya seperti keratopati bulosa, infeksi herpes simpleks ...
www.myrank.web.id/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-ulkus-kornea.html
- 80k - Tembolok - Halaman sejenis

10.Kajian Kasus
power point + infeksi virus + herpes zoster pengobatan herpes simpleks tipe 1 ...
Primer e Laten ksi Rekurens gsung kira-kira 3 minggu gejala sistemik, ...
www.scribd.com/doc/3025620/Kajian-Kasus - 113k - Tembolok - Halaman sejenis

1. Tips Praktis Mengenali Herpes Simpleks | HOKI | Harian Online ...


Penyebab: virus herpes simpleks (Herpes Virus Hominis/HVH) tipe I atau tipe II,
merupakan virus DNA. ... Infeksi rekurens: gejala yang timbul lebih ringan ...
www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20081117055953 - 39k Tembolok - Halaman sejenis

2. Microsoft Word - 87_Mata.doc


b) Infeksi Virus Herpes Simpleks. Infeksi Herpes Simpleks baikprimer maupun
sekunder yang ... Rekurens sangat scring. Perjalanan penyakit lama. ...
www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06KelainanMata087.pdf/06KelainanMata087.html
- 87k - Tembolok - Halaman sejenis
3. [PDF]

BAB II

Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - Versi HTML


yang terdapat pada keratitis herpes simpleks. Virus herpes zooster dapat
memberikan infeksi pada ganglion. Gaseri nervus trigeminus. ...
fkuii.org/tiki-download_wiki_attachment.php?attId=2277&page=LEM%20FK
%20UII - Halaman sejenis

4. Buletin Mingguan Melsa


Infeksi virus sitomegalo 15-34,1. Pneumonia rekurens 14-31,8. Ensefalitis
toksoplasma 8-18,2. Pneumonia P. Carinii 6-13,6. Infeksi virus herpes simpleks 49 ...
buletin.melsa.net.id/news/aids.html - 18k - Tembolok - Halaman sejenis

5. Pusat Data & Informasi PERSI


Infeksi rekurens dan nyeri pelvis kronik ... dapat berlangsung secara kontak dalam
persalinan seperti herpes simplek yang berada di serviks atau vagina. ...
pusdiknakes.or.id/persi/?show=detailnews&kode=460&tbl=artikel - 59k Tembolok - Halaman sejenis

6. Herpes Zoster atau dumpo bukan disembur cakmoki Blog


Kedua adalah @ Herpes simpleks type 2 (HSV 2) atau disebut virus of love.
...... 3) infeksi rekurens. Ato kambuhan, yakni infeksi laten yg menjadi infeksi ...
cakmoki86.wordpress.com/2007/01/28/herpes-zoster-atau-dumpo-bukandisembur/ - 289k - Tembolok - Halaman sejenis

7. Apa yang perlu kita ketahui tentang AIDS?


13 Nov 2008 ... Pneumonia rekurens. 14. 31,8. Ensefalitis toksoplasma. 8. 18,2.
Pneumonia P. Carinii. 6. 13,6. Infeksi virus herpes simpleks ...
www.mer-c.org/component/content/article/25-artikel-kesehatan/269-apa-yangperlu-kita-ketahui-tentang-aids.html - 84k - Tembolok - Halaman sejenis

8. katarsis Artikel
Infeksi jamur - Virus Herpes Simpleks tipe 2 - Virus Papiloma (HPV) ..... Pada
beberapa kasus KVV rekurens (infeksi berulang 4 episode berturut-turut) akan ...
pinkforeva.blog.friendster.com/category/artikel/ - 37k - Tembolok - Halaman
sejenis

9. cdk_087_mata
penyakit pada ibu dan ank yang di sebabkan oleh infeksi mikroba visus pada
katarak ... mengapa herpes zoster rekurens (berulang) pada hiv ...
www.scribd.com/doc/8309828/cdk087mata - 432k - Tembolok - Halaman sejenis

10.Torch Akibat & Solusinya - Hasil Google Books


Penderita rekurens Herpes Simpleks pun setelah dievaluasi, ternyata apabila titer
Antibody-anti HSV mereka telah melebihi 1/25.600 atau 1/102.400 semuanya ...
books.google.co.id/books?isbn=9793000007...
Penyebab:
Virus, nama virusnya adalah varisela-zoster, masih satu keluarga dengan virus varisela
(penyebab penyakit cacar air).
Bedanya, bila cacar air menyerang kulit seluruh tubuh sedangkan virus varisela-zoster
menyebabkan penyakit herpes zoster yang meyerang sebagian tubuh.
Maksud sebagian tubuh adalah bagian tertentu dari tubuh kita dan hanya menyerang satu
sisi, kanan atau kiri.
Misalnya terkena daerah kepala, maka akan timbul seperti gambar tetapi letaknya di
kepala, mulai ujung rambut sampai ujung dagu, kadang juga leher. Bukan hanya kulitnya
lho, tetapi termasuk telinga,hidung, mulut dan mata. Wah, nyerinya bukan main, bisa
nagis saking nyerinya.
Bila terkena bagian bokong, otomatis alat kelamin juga kena, bagian kiri atau kanan,
terserah penyakitnya suka yang mana. Bagian ini juga nyeri teramat sangat, karena
sarafnya peka terhadap nyeri seperti daerah kepala.
Mengapa hanya mengenai salah satu sisi bagian badan,
hanya kiri atau kanan saja ?
Di atas sudah disinggung bahwa yang diserang adalah
saraf kulit. Saraf-saraf tersebut terbentuk secara melingkar
dari induk saraf di dalam tulang belakang (medulla
spinalis) dan kepala menyusuri bagian tubuh kanan dan
kiri. Ujung-ujungnya ada di bagian depan depan tubuh kita
dan tidak bersambung satu dengan lainnya.
Mengapa hanya menyerang satu sisi saja (unilateral ), koq
tidak sekalian saja menyerang dua sisi kanan dan kiri
(bilateral) ?
Nah, yang ini belum diketahui.
Ada kepercayaan, bila menyerang dua sisi atau bila sampai
bercak-bercak tersebut menyambung antara kiri dan kanan
atau sebaliknya, dikatakan bahaya atau bisa mati.
Penjelasan:
Jelas tidak akan nyambung, wong ujung saraf antara kanan dan kiri tidak nyambung.
Gejala:
Mula-mula penderita mengalami demam atau panas, disertai nyeri di bagian tubuh yang
nantinya timbul bercak.

Beberapa hari kemudian ( setiap orang tidak sama), muncul bercak kemerahan di bagian
tubuh yang neri tadi. makin hari menyebar dan membesar sampai sebesar biji jagung.
( lihat gambar saja, daripada membayangkan )
Makin lama, mengelupas (bahasa jawa: mlonyoh) dan tetap nyeri.
Setelah kering (ada yang seminggu, ada pula 2 atau 3 minggu) dan sembuh, kadang
masih menyisakan nyeri. Sisa-sisa nteri adakalanya masih muncul bertahun-tahun
kemudian. Keadaan ini disebut nyeri post herpetic.
Pengobatan:
Hingga kini belum ada obat spesifik. Pemakaian anti virus yang oleh beberapa ahli
dikatakan bisa menghilangkan nyeri post herpetic ternyata masih memerlukan penelitian.
Pengobatan lebih diarahkan untuk mengurangi gejala, misalnya pemberian antinyeri atau
penurun panas atau obat untuk mengurangi rasa gatal pada periode masa penyembuhan.
Obat antivirus sendiri masih kontroversial, artinya belum dapat dibuktikan bahwa
pemakaiannya benar-benar bisa menyembuhkan.
Antibiotika diberikan bila ada infeksi sekunder, misalnya kulit jadi bernanah atau
terkelupas (mlonyoh).
inga inga obatnya: BUKAN DISEMBUR, bukan, bukan, bukaaannnn.
Masa penyembuhan.
Setiap orang tidak sama, tergantung daya tahan tubuhnya. Ada yang sembuh hanya
seminggu, adapula hingga 3 minggu.
Makanan.
Makanan bebas, tidak ada pantangan lho ya.
Mau makan soto, sate, gule, semur, nasi goreng, bakso, gado-gado, pecel, pangsit,
koloke, cap jai, semua boleh, asalkan bayar bila makan di rumah makan.
Tips Praktis Mengenali Herpes Simpleks
Oleh : Dito Anurogo, S. Ked.
17-Nov-2008, 09:34:05 WIB

- [www.kabarindonesia.com]

Herpes Simpleks (HS)


Sinonim:
herpes febrilis, herpes labialis, herpes
progenitalis (genitalis), fever blister, cold sore.
Penyebab:
virus herpes simpleks (Herpes Virus
Hominis/HVH) tipe I atau tipe II, merupakan virus
DNA.

Faktor pencetus:
Emosional, menstruasi, senggama,
stres psikis, minuman beralkohol, makanan yang
pedas, daging kambing.
Gejala klinis:
Ada 3 tingkat
1. Infeksi primer: malaise (rasa tak enak badan),
demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah
bening regional. Dijumpai vesikel (gelembung berisi
cairan, berdiameter < 1 cm) berisi cairan jernih,
menggerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan.
Sebelum timbul vesikel, biasanya didahului oleh rasa
gatal, atau seperti terbakar. Berlangsung 2-6 minggu.
Salah satu manifestasinya herpetic whitlow (terjadi
pada orang yang kebiasaannya menggigit jari).
2. Fase Laten: tidak ditemukan gejala klinis.
3. Infeksi rekurens: gejala yang timbul lebih ringan
dari infeksi primer berupa rasa panas, gatal, nyeri.
Berlangsung 7-10 hari.
Terapi:
asiklovir 5 x 200 mg sehari selama 5 hari.
Untuk mencegah kambuh lagi (recurrence), diberi
preparat Lupidon H (untuk tipe I), dan Lupidon G
(untuk tipe II).
Tahukah Anda?
Virus ditularkan melalui udara dan kontak kulit
langsung, termasuk hubungan seks.
Virus herpes dapat menyerang janin in utero (dalam kandungan).

HS tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak.


Lokasi di daerah pinggang ke atas, terutama mulut
dan hidung.
HS tipe II (virus of love) biasanya terjadi pada
dekade II atau III, dan berhubungan dengan
peningkatan aktivitas seksual. Lokasi di daerah
pinggang ke bawah, terutama daerah genital.

Tentang Penulis
Dito Anurogo
- A Student in School of Medicine, Sultan Agung Islamic
University (FK UNISSULA), Semarang, Central Java.
- A member of Center for Indonesian Medical Students' Activities
(CIMSA).
- A member of International Federation of Medical Students'
Associations (IFMSA).

farmakoterapi-info
Entries RSS | Comments RSS
Search

Blog Stats
o

Archives
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

153,092 hits

December 2008
November 2008
October 2008
September 2008
June 2008
May 2008
April 2008
March 2008
January 2008
December 2007
August 2007

Klik tertinggi
o

istiarto.wordpress.com/ni

pemberian antikonvulsan pada komplikasi ensefalitis


Posted on December 29, 2007 by farmakoterapi-info
Pemberian Antikonvulsan pada Komplikasi Ensefalitis
(Maria Rosa Irma Budi Cahyani, S.Farm/078115020)

Ensefalitis adalah proses inflamasi akibat infeksi pada


susunan saraf pusat yang melibatkan parenkim otak yang dapat
bermanifestasi sebagai gangguan neurofisiologis difus dan / atau
fokal. Secara klinis ensefalitis dapat dijumpai muncul
bersamaan dengan meningitis, disebut meningoensefalitis,
dengan tanda dan gejala yang menunjukkan adanya inflamasi
pada meninges seperti kaku kuduk, nyeri kepala, atau fotofobia.
Ensefalitis biasanya timbul sebagai akibat proses inflamasi akut

tapi dapat juga berupa reaksi inflamasi pasca infeksi penyakit


lain

(postinfeksius

ensefalomyelitis),

penyakit

kronik

degeneratif, atau akibat infeksi slow virus. Ensefalitis biasanya


disebabkan oleh virus secara langsung melalui 2 jalur yakni
hematogen atau secara neuronal ( saraf perifer atau saraf
kranialis).
Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obat antikonvulsan. Obat-obat antikonvulsan yang dapat
diberikan adalah :
1. Fenobarbital (Luminal)
Generik: Phenobarbital, tablet 30 mg, 50 mg; cairan injeksi 100
mg/ml.
Merek dagang (brand name): Indikasi: epilepsy, semua jenis, kecuali petit mal, status
epileptikus.
Kontraindikasi: depresi pernapasan berat, porfiria.
Dosis dan aturan pakai: oral : 60-180 mg (malam). Anak 5-8
mg/kg/hari. Injeksi i.m/i.v. 50-200 mg, ulang setelah 6 jam
bila perlu, maksimal 600 mg/hari. Encerkan dalam air 1:10
untuk i.v. status epileptikus (tersedia di ICU): i.v

kecepatan tidak lebih dari 100 mg/menit, sampai


bangkitan teratasi atau sampai maksimal 15 mg/kg/hari
tercapai.
Efek samping: mengantuk, letargi, depresi mental, ataksia,
nistagmus, irritabel dan hiperaktif pada anak, agitasi, resah
dan bingung pada usia lanjut, reaksi alergi pada kulit,
hipoprotom bunemia, anemia megaloblastik.
Risiko khusus:
- Kehamilan : faktor risiko D
- Menyusui : dapat memasuki air susu ibu (tidak
direkomendasikan/dapat

terus

diberikan

dengan perhatian khusus)


- Penderita dengan ganggan fungsi hati dan ginjal perlu
mendapatkan perhatian khusus.
DEFINISI
Uveitis anterior adalah proses radang yang mengenai uvea bagian
anterior. Struktur uvea terdiri dari 3 bagian, yaitu iris, badan silier,
dan koroid yang merupakan jaringan vaskuler di dalam mata,
terletak antara retina dan sklera.
Secara anatomis uvea dapat dibedakan menjadi uvea anterior yang
terdiri dari iris dan badan silier, serta uvea posterior yang terdiri
dari koroid
Sesuai dengan pembagian anatomisnya tersebut, maka uveitis juga

dibedakan menjadi:
Uveitis anterior
Apabila mengenai iris (iritis), badan silier (siklitis), atau keduaduanya (iridosiklitis).
Uveitis posterior
Apabila mengenai jaringan koroid (koroiditis). Sering disertai
dengan retinitis, disebut korioretinitis.
Panuveitis
Apabila mengenai ketiga lokasi tersebut diatas.
TERAPI
Tujuan utama dari pengobatan uveitis anterior adalah untuk
mengembalikan atau memperbaiki fungsi penglihatan mata.
Apabila sudah terlambat dan fungsi penglihatan tidak dapat lagi
dipulihkan seperti semula, pengobatan tetap perlu diberikan untuk
mencegah memburuknya penyakit dan terjadinya komplikasi yang
tidak diharapkan.
Adapun terapi uveitis anterior dapat dikelompokkan menjadi:
Terapi non spesifik
1.Penggunaan kacamata hitam
Kacamata hitam bertujuan untuk mengurangi fotofobi, terutama
akibat pemberian midriatikum.
2.Kompres hangat
Dengan kompres hangat, diharapkan rasa nyeri akan berkurang,
sekaligus untuk meningkatkan aliran darah sehingga resorbsi selsel radang dapat lebih cepat.
3.Midritikum/ sikloplegik
Tujuan pemberian midriatikum adalah agar otot-otot iris dan badan
silier relaks, sehingga dapat mengurangi nyeri dan mempercepat
panyembuhan. Selain itu, midriatikum sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya sinekia, ataupun melepaskan sinekia yang
telah ada.
Midriatikum yang biasanya digunakan adalah:
- Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes

- Homatropin 2% sehari 3 kali tetes


- Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
4.Anti inflamasi
Anti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid,
dengan dosis sebagai berikut:
Dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone
1 %.
Bila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau
periokuler :
dexamethasone phosphate 4 mg (1 ml)
prednisolone succinate 25 mg (1 ml)
triamcinolone acetonide 4 mg (1 ml)
methylprednisolone acetate 20 mg
Bila belum berhasil dapat diberikan sistemik prednisone oral mulai
80 mg per hari sampai tanda radang berkurang, lalu diturunkan 5
mg tiap hari.
Anak : prednison 0,5 mg/kgbb sehari 3 kali
Pada pemberian kortikosteroid, perlu diwaspadai komplikasikomplikasi yang mungkin terjadi, yaitu glaukoma sekunder pada
penggunaan lokal selama lebih dari dua minggu, dan komplikasi
lain pada penggunaan sistemik.
Terapi spesifik
Terapi yang spesifik dapat diberikan apabila penyebab pasti dari
uveitis anterior telah diketahui. Karena penyebab yang tersering
adalah bakteri, maka obat yang sering diberikan berupa antibiotik:
Dewasa : Lokal berupa tetes mata kadang dikombinasi dengan
steroid
Subkonjungtiva kadang juga dikombinasi dengan steroid
Per oral dengan Chloramphenicol 3 kali sehari 2 kapsul
Anak : Chloramphenicol 25 mg/kgbb sehari 3-4 kali
Walaupun diberikan terapi spesifik, tetapi terapi non spesifik
seperti disebutkan diatas harus tetap diberikan, sebab proses
radang yang terjadi adalah sama tanpa memandang penyebabnya.

Herpes Simpleks (HS)


Sinonim:
Herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis (genitalis),
fever blister, cold sore.
Penyebab:
Virus herpes simpleks (Herpes Virus Hominis/HVH) tipe I atau
tipe II, merupakan virus DNA.
Faktor pencetus:
Emosional, menstruasi, senggama, stres psikis, minuman
beralkohol, makanan yang pedas, daging kambing.
Gejala klinis:
Ada 3 tingkat
1. Infeksi primer: malaise (rasa tak enak badan), demam, nyeri
otot, pembengkakan kelenjar getah bening regional. Dijumpai
vesikel (gelembung berisi cairan, berdiameter <1 cm) berisi cairan
jernih, menggerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan.
Sebelum timbul vesikel, biasanya didahului oleh rasa gatal, atau
seperti terbakar. Berlangsung 2-6 minggu. Salah satu
manifestasinya herpetic whitlow (terjadi pada orang yang
kebiasaannya menggigit jari).
2. Fase Laten: tidak ditemukan gejala klinis.
3. Infeksi rekurens: gejala yang timbul lebih ringan dari infeksi
primer berupa rasa panas, gatal, nyeri. Berlangsung 7-10 hari.
Terapi:
Asiklovir 5 x 200 mg sehari selama 5 hari. Untuk mencegah
kambuh lagi (recurrence), diberi preparat Lupidon H (untuk tipe I),
dan Lupidon G (untuk tipe II).

Catatan:
Virus ditularkan melalui udara dan kontak kulit langsung, termasuk
hubungan seks. Virus herpes dapat menyerang janin in utero
(dalam kandungan).
HS tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak. Lokasi di daerah
pinggang ke atas, terutama mulut dan hidung.
HS tipe II (virus of love) biasanya terjadi pada dekade II atau III,
dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. Lokasi di
daerah pinggang ke bawah, terutama daerah genital.

Anda mungkin juga menyukai