Jurnal Virus
Jurnal Virus
di Kabupaten Manggarai,
Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008
Ira Indriaty P.B Sopi*
*Loka Penelitian dan Pengembangan Bersumber Binatang (P2B2) Waikabubak,
Email : indriantibule@yahoo.co.id
The Distribution Of Animal Transmitting Rabies Bite Cases In Manggarai District, East Nusa
Tenggara Province 2008
Abstract. Rabies is an acute infection disease in center nervous system that caused by virus
rhabdovirusi family and genus Lyssavirus with zoonosis characteristic. Rabies spread in Manggarai
District since 2001 was found 5 cases. This paper aims to describe the distribution of animal
transmitting rabies bite cases in Manggarai District, East Nusa Tenggara Province in 2008. This
study was a cross sectional study. The data was cases of bite according to people, place and time,
collected in July, 2008 using questionnaire and check list. The data were analyze by comparing
number of animal transmitting rabies bite cases and the population of animal transmitting rabies in
2006-2008, presented in narration and table. Animal transmitting rabies bite cases in 2006 was quite
high in people age of > 15 years, 188 cases, most of them are male (291 cases). In same year, theres
only one case of mortality. The most of animal transmitting rabies bite cases per health center was in
2007, at Health Center Kota, about 183 cases, the most cases were on April, 66 cases. A median case
per month on February was 37 cases and on July there were 38 cases. The most of animal
transmitting rabies population was in 2006 at Bomba Residential Area, about 6.872 animal
transmitting rabies. It is need to held a health education intensively to people guarantee the success of
rabies eradication program at Manggarai District.
Keywords : Distribution, Bite Case, Animal Transmitting Rabies, Rabies.
Abstrak. Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat disebabkan oleh virus famili
rhabdovirus dan genus Lyssavirus yang bersifat zoonosis. Penyebaran rabies di Kabupaten Manggarai
sejak tahun 2001 ditemukan 5 kasus. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran
distribusi kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) di Kabupaten Manggarai Propinsi NTT Tahun
2008. Desain studi cross sectional, pengumpulan data bulan Juli 2008, berupa data kasus gigitan
menurut orang, tempat dan waktu. Instrumen menggunakan kuesioner dan chek list, cara
pengumpulan data dengan telaah dokumen data kasus gigitan HPR. Analisis data dengan
membandingkan jumlah kasus gigitan HPR dan populasi HPR tahun 2006 s/d 2008, disajikan dalam
bentuk narasi dan tabel. Kasus gigitan HPR tahun 2006 cukup tinggi pada golongan umur 15 tahun
sebanyak 188 kasus, terbanyak jenis kelamin laki-laki 291 kasus, pada tahun yang sama kasus
meninggal pada penderita umur 5-9 tahun sebanyak 1 kasus. Kasus gigitan HPR per puskesmas
tertinggi tahun 2007 di Puskesmas Kota sebanyak 183 kasus, puncak kasus tertinggi bulan April 66
kasus. Median kasus per bulan pada bulan Februari 37 kasus dan Juli 38 kasus. Populasi HPR
tertinggi tahun 2006 di Kecamatan Kota Bomba sebanyak 6.872 HPR. Perlunya melakukan
penyuluhan secara intensif kepada masyarakat guna keberhasilan program pemberantasan dan
pengendalian rabies di Kabupaten Manggarai.
Kata Kunci : Distribusi, Kasus Gigitan, Hewan Penular Rabies (HPR), Rabies.
25
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit rabies adalah penyakit hewan
menular yang akut dari susunan syaraf pusat
disebabkan oleh virus rabies dan merupakan
penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat
menular kepada manusia yang sangat ditakuti
dan
mengganggu
ketentraman
hidup
masyarakat).8 Virus rabies merupakan virus
RNA, termasuk dalam familia Rhabdoviridae,
genus Lyssa. Virus berbentuk peluru dengan
26
Hasil
Kasus gigitan HPR menurut umur di
Kabupaten Manggarai menunjukkan bahwa
kasus gigitan HPR tahun 2006 cukup tinggi pada
golongan umur 15 tahun sebanyak 188 kasus,
sedangkan tahun 2007 kasus gigitan tersebut
cukup tinggi pada umur 5-9 tahun sebanyak 137
kasus. Kasus meninggal terjadi tahun 2006 pada
penderita umur 5-9 tahun sebanyak satu kasus,
sedangkan pada golongan usia lainnya tidak
terdapat kematian seperti terlihat pada Gambar 1
berikut :
200
1,2
1
Kasus
0,8
0,6
100
Meninggal
150
0,4
50
0,2
0
4 thn
5-9 thn
KG
82
151
KM
Umur
15 thn
4 thn
5-9 thn
70
188
71
137
89
127
10-14 thn
2006
Gambar 1.
10-14 thn
15 thn
2007
27
350
300
Jumlah
250
200
150
100
50
Sex
Laki-laki
Perempuan
2006
291
218
2007
281
229
Gambar 2
200
180
160
Jumlah
140
120
100
80
60
40
20
0
Pusk. Ketang Cancar Nanu
Watual
Beames Waeco
Timung Pagal
o
e
di
12
24
43
20
2007
16
183
2008
13
102
2006
Gambar 3
28
Kota
Reo
36
54
18
21
12
10
14
per
Puskesmas
di
Waekaj
Langke
Iteng Narang
ong
Majok
30
19
16
30
24
29
13
48
15
13
Kabupaten
Manggarai
70
60
50
Kasus
40
30
20
10
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2006
30
29
36
66
35
28
27
32
29
37
23
2007
17
37
26
23
39
43
23
52
42
25
21
2008
35
45
18
17
30
23
38
41
11
Gambar 4
Kasus gigitan HPR per bulan di Kabupaten Manggarai tahun 2006 s/d Bulan
September tahun 2008
40
35
30
Kasus
25
20
15
10
5
Bulan
Median
Gambar 5
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
30
37
26
17
30
28
38
32
29
25
31
22
Median kasus gigitan HPR per Bulan di Kabupaten Manggarai tahun 2006,
2007 dan 2008
29
8.000
7.000
6.000
Jumlah
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
Ruteng
Langke
Rembong
Wairi'i
Cibal
Reok
Satar
Mese
Poco
Ranaka
Sambi
Rampas
Elar
Kota
Bomba
Borong
Lamba
Leda
2005
2.718
2.401
2.569
5.864
2.508
5.769
4.230
2.393
4.193
6.704
5.382
4.285
2006
2.424
2.589
2.458
5.773
2.478
5.505
4.176
2.041
4.010
6.872
5.279
4.314
2007
1.612
2.454
2.005
5.031
2.015
4.372
3.673
1.563
3.321
5.613
3.751
2.648
Kecamatan
Gambar 6
PEMBAHASAN
Status daerah penyebaran penyakit
rabies di Indonesia telah dibagi menjadi tiga
kriteria daerah yakni daerah bebas, daerah
tertular/ endemik dan daerah rawan/ terancam.
Menurut Siregar (2009) pada tahun 2008 dari 33
propinsi di Indonesia hanya delapan propinsi
yang dinyatakan bebas rabies antara lain Papua,
Maluku kecuali Ambon, Nusa Tenggara Timur
kecuali Flores, Nusa Tenggara Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan DKI
Jakarta.11 Daerah tertular/ endemik meliputi
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa Barat,
Jakarta, pulau Flores dan Pulau Lembata.
Sedangkan daerah yang rawan yaitu semua
pulau-pulau
disekitar
daerah
endemik.8
Berdasarkan pembagian status daerah rabies,
Kabupaten Manggarai termasuk dalam daerah
tertular rabies dengan jumlah kasus gigitan HPR
di daerah ini selama 3 (tiga) tahun dari tahun
2006 s/d 2008 sebanyak 995 kasus gigitan
(gambar 4) dan di kabupaten tersebut terdapat
30
31
Daftar Pustaka
1. Soeharsono, Zoonosis Penyakit Menular Dari
Hewan Ke Manusia, Penerbit Kanisius,
Jogjakarta, 2002.
3.
32
8. Direktorat Kesehatan Hewan, Pedoman 14. KING, A., Rabies-A Review. In: Recent
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
advances and current concepts in Tropical
Hewan Menular. Jakarta: Departemen
Veterinary Medicine,Course notes, Centre for
Pertanian, Jakarta, 2004.
Tropical Veterinary Medicine, Edinburg,1992
9. Subronto, Penyakit Infeksi Parasit dan 15. Departemen
Kesehatan
RI,
Petujuk
Mikroba pada Anjing dan Kucing,
Perencanaan dan Penatalaksanaan Kasus
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
Gigitan
Hewan
Tersangka
Rabiesdi
2006.
Indonesia, Ditjen PPM & PL, Jakarta, 2000.
10. Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Buku Saku Penyakit Rabies Pedoman 16. Direktorat Kesehatan Hewan, Kiat Vetindo
Teknis Bagi Petugas Kesehatan Hewan, Dinas
Rabies
Kesiagaan
Darurat
Veteriner
Peternakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Indonesia Penyakit Rabies, Jakarta, 2007.
Kupang, 2007
17. Greene Craig E, Infectious Diseases of T he
11. Siregar AA., Rabies and Its Control in
Dog and Cat. Philadelphia: W. B. Saunders
Indonesia. Bahan Kuliah E-learning. Program
Company, 1990.
Hibah
Kompetisi
Institusi.
Fakultas
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, 18. Antonius dkk, Studi Penyakit Rabies di
2009.
Daerah Endemik : Prevalensi Infeksi Virus
Rabies Pada Anjing, Kucing dan Tikus di
12. Fridolina dkk, Survei Data Dasar Kasus rabies
Kodya Padang, Sumatera Barat, Seminar
di Pulau Flores Propinsi Nusa Tenggara
Nasional Peternakan dan Veteriner, 2000
Timur Tahap I. Loka Penelitian dan
pengembangan P2B2 Waikabubak. Laporan. 19. Elfira M, Pengaruh Karakteristik Pemiliki
Sumba Barat, 2008
Anjing Terhadap Partisipasinya Dalam
Program Pencegahan Penyakit Rabies di
13. Budi Akoso, Pencegahan dan Pengendalian
Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan
Rabies (Penyakit Menular Pada Hewan dan
Johor Kota Medan Tahun 2009-2010, Skripsi,
Manusia), Penerbit Kanisius, Jakarta, 2007
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2009
33