DEFINISI
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan
penyempitan arteri koroner, mulai terjadinya arterosklerosis (kekakuan arteri) maupun
yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada diding arteri koroner,
baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun (Peter Kabo, 2008).
Peter Kabo, Prof.Dr.2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
B. ETIOLOGI
C. WOC
D. MANIFESTASI KLINIS
E. KLASIFIKASI
1. Manifestasi klinik
a. Angina pectoris
Angina pectoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan
sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya
iskemik miokard. (Madjid, 2007)
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,
tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang
luar biasa pada dada. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina
,maka ia tahu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya
sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard
akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat , sering pada jam-jam awal
dipagi hari (Anwar, 2004).
Rasa
sakitnya
adalah
diffus
dan
bersifat
mencekam,
mencekik,
F. FAKTOR RESIKO
beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung koroner.
a. Faktor yang Tidak Dapat Diubah
Faktor resiko yang termasuk dalam faktor ini adalah jenis kelamin, usia (di atas 40
tahun), dan riwayat keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner. Berikut
penjelasan dari ketiga faktor resiko tersebut.
1. Jenis kelamin. Pria lebih berpotensi terkena serangan jantung dibandingkan
dengan wanita. Walaupun begitu, bukan berarti wanita terbebas sepenuhnya dari
resiko penyakit jantung koroner. Pada usia muda, memang lebih sedikit wanita
terkena penyakit jantung koroner. Namun, pada wanita usia 65 tahun lebih atau
wanita usia menopause, besarnya resiko terserang penyakit ini sama dengan pria.
Resiko lebih tinggi akan dialami pula oleh wanita berusia di atas 35 tahun yang
memiliki kebiasaan merokok.
2. Usia. Jika usia di atas 40 tahun, semua faktor resiko akan semakin meningkat.
3. Keturunan. Keturunan atau genetik tidak bisa diabaikan sebagai faktor resiko
terkena penyakit jantung koroner. Dengan mengetahui riwayat keluarga yang lebih
berisiko terkena penyakit jantung koroner akan menolong penderita lebih waspada
dalam mengantisipasi terjadinya serangan.
b. Faktor yang Dapat Diubah
Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan, artinya kita dapat melakukan
tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung. Berikut faktor resiko yang
dapat diubah untuk mencegah terkena penyakit jantung koroner.
1. Kelebihan berat badan (obesitas)
Kegemukan menyebabkan beban jantung semakin berat. Selain itu, timbunan
lemak dalam otot jantung dapat mengganggu efisiensi gerakan jantung.
2. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor utama terkena penyakit jantung koroner. Hipertensi
dapat merusak bagian dalam pembuluh arteri, sehingga kemungkinan dapat
menyebabkan pembekuan darah. Jika hal ini terjadi pada jantung, maka akan
menyebabkan serangan jantung.
3. Diabetes Melitus
Penyakit ini memiliki peran besar sebagai pemicu terjadinya penyakit jantung dan
stroke. Diabetes tipe 2 umumnya dihubungkan dengan obesitas dan dapat dicegah
dengan menjaga berat badan ideal melalui olahraga dan gizi yang seimbang.
Adanya penyakit diabetes juga memicu resiko terjadinya penyempitan pembuluh
darah dan arteriosklerosis.
4. Kadar Lemak Darah (Kolesterol) Tinggi
Peningkatan kadar kolesterol dalam darah berhubungan dengan peningkatan
resiko penyakit jantung koroner. Resiko terjadinya arteriosklerosis dan serangan
jantung juga dipengaruhi oleh kadar kolesterol LDL tau kolesterol jahat. Jika
kolesterol yang tersedia lebih banyak dari yang dibutuhkan, LDL akan beredar
dalam aliran darah dan akhirnya akan berakumulasi di dinding arteri. Akibatnya,
akan terbentuk semacam plak yang yang menyebabkan dinding arteri menjadi
kaku dan rongga pembuluh darah menyempit.
5. Merokok
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
I. PENGKAJIAN DATA FOKUS
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN