NOMOR: ........
Tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSUD BALARAJA
keseluruhan
maka
diperlukan
penyelenggaraan
infeksi
landasan
bagi
penyelenggaraan pelayanan.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a, b dan c, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Mengingat
Direktur .
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
1
3. Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
382/
Kedua
PENGENDALIAN
Balaraja
sebagaimana
tercantum
Keputusan ini;
Pembinaan dan
pengawasan
penyelenggaraan
pencegahan
Keempat
DAN
INFEKSI.RSUD Balaraja;
Kebijakan pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
RSUD
Ketiga
PENCEGAHAN
dan
pengendalian
infeksi
dalam
Lampiran
pelayanan
RSUD
Balaraja
Kelima
Ditetapkan
Tanggal
: di Balaraja
:
KEBIJAKAN PELAYANAN
3
KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan
cinta kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan memperhatikan
mereka yang lemah dan kurang mendapat perhatian (option for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada
mutu layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
bagi pasien, keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, Misi,
Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi.
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada
pasien (patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan
kontinuitas pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien,
pemberian pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien,
keluarga dan masyarakat.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali
beberapa unit pelayanan tertentu
5. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui
kegiatan Plan-Do-Check-Action (PDCA).
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau setiap
pelayanan di rumah sakit dan melibatkan berbagai individu.
7. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungut uang
muka.
8. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang kurang
mampu.
9. Setiap
pimpinan
unit
pelayanan
harus
mampu
memberikan
arahan,
dan cedera, dan memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam
penggunaan alat pelindung diri (APD).
11. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6
(enam) sasaran Keselamatan Pasien.
12. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam kondisi siap
pakai.
13. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
14. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/ sertifikasi sesuai dengan
profesi dan ketentuan yang berlaku.
15. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar
kompetensi, standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit
dan semua peraturan rumah sakit yang berlaku.
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan
manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
17. Setiap
unit
pelayanan
harus
berupaya
memperoleh,
mengolah
dan
23. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak bersedia di rumah sakit, maka
pasien harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa melayani setelah mendapat
persetujuan pasien / keluarga
24. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani.
25. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi rahasia
medis pasien yang dilayani.
26. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik internal
ataupun eksternal untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.
B.
KEBIJAKAN KHUSUS :
1.
Sakitdan
fasilitas
kesehatan
lainnya
yang
dikeluarkan
oleh
pengendalian
infeksi
yang
meliputi
gugus
tugas
perawatan,IPSRS,Farmasi,Gizi,Administrasi,Igd,Laboratorium,.
f) Dalam
melaksanakan
tugasnya
IPCN
dibantu
oleh
IPCLN
tatalaksana
linen,
penatalaksanaan
limbah
dan
benda
batuk,praktek
lumbal
punksi,perawatan
peralatan
tertentu
pada
pasien
yang
sama
dimana
tangan
tangan
dengan
air
mengalir
dan
sabun
antiseptik
chlorhexidine 2% (aseptik)
Kebersihan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol (handrub)
Kebersihan tangan sebelum pembedahan dengan larutan antiseptik
chlorhexidine 4 % (surgical).
dan3) : poli rawat jalan, ICU, kamar bayi, hemodialisa, UGD (area non
tindakan),
ruang
keperawatan,
unit
penunjang
medik
sanitasi,
kamar
jenazah)
sesuai
indikasi
Dilakukan
monitoring
kepatuhan
kebersihan
tangan
petugas
akses
mempersingkatwaktu
diagnosis,
pelayanan
pemisahan
di
rumah
penempatan
sakit,
pasien,
penyediaan
paket
negatif , namun saat ini kita menyiapkan ruang kohort untuk perawatan
pasien airbone disease, dengan sistem HEPA fillter dan pertukaran udara
12 kali per jam, yang terpisah dari pasien non infeksidan khususnya
terpisah dari pasien dengan kondisi imunocompromise.
d) Tatalaksana perawatan pasien infeksi diterapkan berdasarkan prinsip
kewaspadaan
isolasi
sesuai
cara
transmisi
spesifiknya.
Petugas
11
e) Transportasi pasien infeksi dari satu unit ke unit lain harus dibatasi
seminimal mungkin dan bila terpaksa harus memperhatikan prinsip
kewaspadaan isolasi.
f) Pembersihan
ruang
kohort
dilakukan
setelah
pembersihan
ruang
12
rangkap 2.
f) Tim K3 RS melakukan monitoring dan audit ketepatan penggunaan APD
sebagaibahan dalam evaluasi dan rekomendasi peningkatan efektivitasnya.
7. SURVEILANS INFEKSI RS (IRS)
Dilakukan secara sistematik aktif oleh IPCN (Infection Prevention Control Nurse
perawat pengendali infeksi purna waktu) dan IPCLN (link nurse perawat
penghubungpengendali infeksi) untuk menggambarkan tingkat kejadian berbagai
penyakit infeksitarget sesuai Pedoman Surveilans Infeksi Rumah Sakit, Kemenkes
dan penyakit endemisdi rumah sakit.Target surveilans yaitu : Infeksi Saluran Kemih
(ISK) terkait kateterisasi, Infeksi DaerahOperasi (IDO), Infeksi Luka Infus (ILI) pada
pasien berisiko, Pneumonia terkait ventilator (VAP)
a) Melakukan surveilens PPIRS
b) Melakukan Analisis, evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut data infeksi
dilakukan Komite PPIRS di bawah koordinator. Dokter Penanggung jawab
PPI (IPCO) untuk tujuanpengendalian, manajemen risiko dan kewaspadaan
terhadap kejadian luar biasa(KLB)
c) Pengendalian angka IRS menggunakan target sasaran seuai program PPI.
Sasaranangka IRS dievaluasi setiap 3 tahun.
d) Kejadian
luar
biasa
pertimbanganKomite
IRS
PPI
ditetapkan
RS
pada
oleh
hasil
direktur
RS
evaluasi
berdasarkan
epidemiologik
14
perendaman
labeling,indikatorisasi,
dan
sterilisasi,
pembilasan),
penyimpanan,
pengeringan,
distribusi
pengemasan,
diikuti
dengan
memiliki spektrum luas dengan daya bunuh kuman yang tinggi dengan
toksisitasrendah, waktu disinfeksi singkat, stabil dalam penyimpanan, tidak
merusak bahandan efisien. Unit kerja yang bertanggung jawab terhadap
penyediaan desinfektandan antiseptik di RS sesuai rekomendasi Komite PPI
RS Panti Rahayu Purwodadi melalui instalasi farmasi.
3. Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi (CSSD) bertanggung jawab menyusun
panduandan prosedur tetap, mengkoordinasikan serta melakukan monitoring
15
11.
penyehatan
air,
pengendalian
serangga
dan
binatang
makanan,
pemantauan
penyehatan
linen,
disinfeksi
16
limbah
harus
menggunakan
troli
yang
PENGELOLAAN LINEN
a) Jenis linen di RSUD Balaraja dikualifikasikan menjadi linen bersih, linen
kotor infeksius, linen kotor non infeksius
17
desinfeksi
kereta
linen,
pengepelan/disinfeksi
lantai,
PENGELOLAAN MAKANAN
Pengelolaan makanan di instalasi gizi memperhatikan standar sanitasi
makanan minuman, alat, lingkungan produksi dan higiene perorangan
penjamah makanan.
a. Semua bahan makanan yang disiapkan sampai dengan disajikan kepada
pasien, pegawai atau pengunjung dikelola sesuai pedoman dan standar
prosedur pelayanan instalasi gizi agat terhindar dari pencemaran dan
penularan infeksi melalui makanan
b. Penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam
keadaan bersih,terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya dan hewan
lain serta suhupenyimpanan disesuaikan dengan jenis bahan makanan.
c. Penjamah makanan yang kontak langsung dengan makanan mulai dari
proses
penyiapan
bahan
sampai
dengan
penyajiannya
dilakukan
b)
Untuk
mengepel/membersihkan
lantai dan wc menggunakan :
creolin
1:100
(permukaan
logam),
Chlorine
0.05
d)
ISI
Isopropyl, ethil
MERK
Alkohol 70 %, Softa-
PENGGUNAAN
Antiseptik kulit
alkohol
Chlorhexidine 2%
man
Acetron
Antiseptik kebersihan
tangan ruang
perawatan,
antiseptik kulit pre
20
Chlorhexidine 4%
operasi
Antiseptik kulit
Cutisoft
kebersihan
4
Povidone Iodine
7.5%
Chlorin
Bethadine Solotion
Bycline
operasi
Disinfektan tumpahan
darah dan cairan tubuh
lainnya.
penggunaan di kamar
bersalin
untuk wabah (mis ;C
difficile)
Multi Drug Resisten
Organisem (Mis MRSA)
Gluteraldehyde
Steranios 2%,
3.4%
Propanol,
Stabimed
Primasept
8
9
biphenylol 2.0 g
Ethanol
Chlorhexidin
Lysol
Desmanol handrub
bedah
Low level Disinfeksi
Antiseptik kulit
Terralin protect
digluconate
10
solution
Benzalkonium
chloride,
phenoxyethanol
22
g) Pasien
dapat
mengingatkan
petugas
kesehatan
Dokter, Perawat,
surveilans
diolah
oleh
komite
PPIRS,
disertai
analisis,
e) Penanganan KLB IRS harus dilakukan dengan segera dan secara terpadu
olehseluruh unsur yang terkait, dikoordinasikan oleh Komite PPIRS. Selama
terjadiKLB, Petugas Ruangan/Bagian terkait, Kepala Bagian, dan IPCLN,
harusberkoordinasi secara intensif dengan Tim dan Komite PPI Rumah Sakit
untuk menangani KLB tersebut.
f) Setelah menerima laporan dugaan adanya KLB, Komite PPIRS bersama
IPCN/IPCO melakukan investigasi bersama di tempat terjadinya KLB,
meliputi:
23
infeksi
rumah
sakit,
penegakan
diagnosis
IRS
dan
kemungkinan
sumber
penularan,
cara
penularan
dan
label
di
tempat
penampungan
bahan
menanggulangi
KLB
Komite
PPIRS
berkoordinasi
dengan
langkah-langkah
dengan cara:
24
pencegahan
dan
pembatasan
jenazah
dengan
menggunakan
cairan
formaldehide
pembersihan
menyeluruh
dan
dekontaminasi
semua
28
29
Pasien
Pasien ganti baju sebelum ditolong persalinan
Keluarga yang masuk ke kamar bersalin dibatasi.
Pasien dengan infeksi harus ditempatkan diruang tersendiri (isolasi)
Bayi
Perawat/bidan yang menerima bayi baru lahir harus menggunakan APD
lengkap.
Penghisap lendir bayi harus menggunakan yang sekali pakai.
Bayi lahir, tali pusat diikat dengan klem tali pusat steril dan diberi
alkohol70%/povidine iodine7.5% pada ujung tali pusat.
Bayi baru lahir dibersihkan, kemudian bayi dimandikan dengan air hangat.
c) Lingkungan
Ruang Bersalin
Pembersihan ruang bersalin dilakukan 2x sehari dan setiap selesai
tindakan.
Pembersihan umum dilakukan seminggu sekali pada hari tidak ada
tindakan/persalinan.
Semua tumpahan darah dan cairan tubuh harus dibersihkan dengan
menggunakandesinfektan chlorine.
Tempat
tidur,
meja
pasien,
lemari
harus
dibersihkan
dengan
30
31
dan
desinfeksi
dilakukan
segera
setelah
alat-alat
SPO.
e) Pasien
Pasien berhenti merokok 1 bulan sebelum operasi.
Mandi pasien dengan antiseptik malam dan pagi hari sebelum operasi.
Cukur rambut, dilakukan bila benar-benar diperlukan segera sebelum
operasidengan menggunakan clipper bukan razor.
Post operasi, meliputi pencegahan dan rawatan pasien sebelum,
selamapasien dan sesudah pasien operasi.
Penderita TB sewaktu dibawa masuk kamar operasi segera langsung
masuk kamar operasi tidak diperbolehkan menunggu di lingkungan kamar
operasi.Masker bedah harus dipakai pasien selama pasien dipindah ke
kamar operasi
Pasien TB harus dipulihkan kesadarannya diruang kamar operasi /
ruanganastesi, tidak boleh diruangan pemulihan.
f) Petugas
Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada petugas kamar bedah
Memberikan motivasi kepada petugas.
Petugas tidak memakai jam tangan, gelang, cincin.
Tidak berkuku panjang dan memakai kutek
Petugas yang sakit menular dilarang untuk bekerja di kamar bedah.
28. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI INTENSIVE CARE
UNIT (ICU)
a) Petunjuk Umum :
33
selesaimelakukan
perasat
untuk
meminimalkan
terjadinya
terhadap
prosedur
sterilisasi
dan
desinfeksi
35
36
harus
disiapkan
dengan
menggunakan
teknik
tanpa
Petugas
Semua staff yang bertugas di ICU harus memakai seragam yang bersih.
StafICU tidak diperbolehkan memakai perhiasan termasuk cincin kawin
saatmereka tugas, hal ini karena potensial menyebarkan kuman atau
mengakibatkan kolonisasi kuman.Staf yang diketahui mengidap penyakit
menular baik melalui pembuluh darahmaupun melalui udara harus berobat
dan melaporkan ke supervisor.
h) Pengendalian lalu lintas di ICU
Dalam kasus tertentu pengunjung harus dibatasi sesuai dengan
keperluannya,hal ini untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pasien. Jika pasien dirawat di kamar isolasi ICU, maka pengunjung harus
diberi penjelasan untuk menerapkan kewaspadaan standar termasuk
pengunaan APD, dan anak-anak di bawah umurtidak boleh masuk ke
dalam ICU, khusus untuk bayi pengunjung yangdiperbolehkan hanya
orang tua.
Pengunjung wajib melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
mengunjungi pasien ICU.
Pengunjung tidak perlu memakai baju ganti pada saat mengunjungi pasien
diICU.
i) Pengendalian Lingkungan
Penanganan sampah
Semua pembuangan sampah harus mengikuti tatacara penanganan
danpembuangan sampah harus sesuai dengan kategori sampah
(klinis dannon klinis)
Jarum bekas dan benda tajam lainnya harus dibuang ke dalam
tempatyang telah disediakan (sharp container).
Bekas balutan yang terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh
harusdibuang ke dalam kantong sampah warna kuning.
sewaktu-waktu.
Pembongkaran : dilakukan 1 bulan sekali atau melihat jumlah pasien
29. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI POLI KLINIK GIGI
a) Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek dokter gigi adalah
melalui :
Kontak langsung dengan luka infeksi atau saliva dan darah yang terinfeksi
Kontak tidak langsungdari alat-alat yang terkontaminasi
Percikan darah, saliva atau sekresi nasofaring langsung pada kulit yang
terluka maupun utuh atau mukosa
Aerosol atau penyebaran mikroorganisme melalui udara.
b) Semua pasien yang datang harus dianggap carrier dari mikroorganisme
patogen.
Evaluasi pasien : mengetahui riwayat kesehatan yang lengkap
Perlindungan diri :
Hindari memegang sesuatu yang tidak dibutuhkan pada waktu
Tutupi luka atau lecet-lecet pada jari dengan plester kedap air.
Melakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah merawat pasien
dengan chlorhexidine 2 %.
Dokter gigi memakai baju praktek yang bersih dan berlengan pendek.
Dokter gigi dan perawat gigi harus menggunakan :
Sarung tangan : sarung tangan lateks bersih digunakan pada saat
memeriksa pasien tanpa kemungkinan terjadinya perdarahan,
sarung tangan steril digunakan pada saat melakukan tindakan
bedah, sarung tangan rumah tangga digunkan pada saat
membersihkan alat/permukaan kerja atau bila menggunakan
bahan kimia.
Kacamata pelindung : melindungi mata dari splatter dan debris
39
40
perbandingan
data
dasar
infeksi
internal
maupun
eksternal
Balaraja,
2015
41