Anda di halaman 1dari 4

Mikroskop

Nama

: Fikri Hardiansayh

Kelas

: XI 2 Farmasi

Mikroskop
1. Sejarah Mikroskop
Sejarah asal-usul penemuan dan Perkembanganya Mikroskop - Mikroskop secara sederhana diartikan
sebagai sebuah alat yang memungkinkan manusia untuk mengamati suatu benda atau makhluk hidup yang
berukuran terlampau kecil sehingga tidak bisa dilihat dan diamati hanya dengan menggunakan mata telanjang.
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans
Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan
lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan
mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo.
Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari
lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit
difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini
hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran
di bawah 200 nanometer.
2. Cara kerja alat
1. Peganglah lengan mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan lain menyangga kaki mikroskop.
Letakkan mikroskop di atas meja pengamatan dengan bagian lengan tepat berada di hadapanmu. Lalu,
lensa dan cermin dengan menggunakan kertas tisu. Setelah dibersihkan, pasangkan lensa okuler dengan
perbesaran lemah.
2. Agar didapat medan penglihatan yang baik, putarlah revolver sehingga diperoleh perbesaran terkecil
pada lensa objektif yang searah dengan lensa okuler dan tubus okuler.
3. Putarlah cermin mikroskop ke arah sumber cahaya sambil melihat melalui lensa okuler sehingga
diperoleh medan yang terang tanpa bayangan benda lain.
4. Letakkan preparat yang akan kalian amati di atas meja benda, lalu jepitlah dengan penjepitnya sehingga
cahaya yang terkumpul dalam kondensor menembus kaca benda.
5. Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini.

Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif dengan perbesaran 10
kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan perbesaran 50 kali. Dengan cara menurunkan
lensa okuler serendah mungkin, lensa objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari

kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke lubang lensa okuler sambil memutarmutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.
Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif dengan perbesaran 60 kali
sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran 750 kali. Mulailah dengan menutup preparat
dengan kaca penutup, lalu naikkan kondensor sampai mau menyentuh kaca preparat (objek),
kemudian bukalah diafragma selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif sampai hampir
menyentuh kaca penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan lensa objektif sampai
diperoleh gambaran preparat yang jelas.
6. Setelah mikroskop selesai digunakan, bersihkanlah lensa objektif dengan menggunakan xylol.

3. Teori yang menunjang


Mikroskop merupakan penemuan yang luar biasa dan berjasa mengembangkan multidisiplin
ilmu. Sejarah mikroskop tak bisa lepas dari penemuan lensa oleh seorang ilmuan Thonius Philips Van
Leewenhoek (1632-1723). Sejak belia, ia memang sudah terpesona dengan lensa. Hal ini yang menjadikan
ia begitu giat mempelajari lensa selama hidupnya. Leewenhoek terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Ilmu
Pengetahuan Alam yang lahir dan besar di Belanda. Ia dipenuhi dengan imajinasi tentang makhluk
berukuran mikro yang hidup bebas dan luput dari perhatian manusia. Imajinasi ini, serta ketertarikannya
pada lensa juga cermin yang kemudian mengilhami ia menciptaka sebuah alat yang kini kita kenal dengan
nama Mikroskop.
Pada awal kemunculannya, mikroskop hanya memiliki satu lensa saja yakni jenis lensa okuler. Hal ini
kemudian membuat para ahli banyak yang mengecilkan peranan Leewenhoek dalam sejarah mikroskop
sebab mereka beranggapan alat yang dibuat oleh Leewenhoek bukan mikroskop melainkan lensa dengan
corong yang tak lebih dari sebuah kaca pembesar saja. Terlepas dari polemik sejarah yang ada, pastinya
Leewenhoek telah membuat sekitar 250 buah dengan pembesaran lensa 200 sampai 300 kali dari

pembesaran awalnya. Dengan menggunakan alat yang ia temukan, Leewenhoek berhasil mengamati
mikroba yang yang ada pada tetesan air danau.
Perkembangan selanjutnya dalam sejarah mikroskop dimulai secara revolusioner dengan campur tangan
seorang ilmuan dari Berlin University bernama Dr. Ernest Ruska. Ia menggembangkan penemuan Thonius
Philips Van Leewenhoek yang hanya menggunakan satu lensa dan kemudian menciptakan mikroskop
transmisi electron atau TEM pada tahun 1931. Berkat penemuan ini, lembaga pemberi Nobel di Norwegia
menganugerahkan Nobel Fisika padanya di tahun 1986. Mikroskop yang dikembangakan oleh Dr. Ernest
Ruska menggunakan dua lensa dengan medan magnet. Selanjutnya, 3 tahun berelang, ia kemudian
menciptakan mikroskop dengan tiga buah lensa yang mampu membidik dengan resolusi sampai 100 nm.
Angka ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan jenis mikroskop cahaya yang saat itu lazim digunakan.
Dalam perkembangan sejarah mikroskop, perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kajian mengenai
mikroorganisme menjadi lebih mudah dan berdampak baik pada berbagai bidang salah satunya adalah
medis. Dengan mikroskop, peneliti lebih bisa mengamati berbagai bakteri juga virus yang menyebabkan
sejumlah oenyakit serius untuk kemudian mencari kelemahannya dan menciptakan formula untuk
membasminya. Semua keajaiban tersebut tak bisa dipisahkan dari keberadaan Mikroskop. Dan bukan hal
yang berlebihan jika generasi saat ini berterimakasih pada ilmuan cerdas bernama Thonius Philips Van
Leewenhoek.

4. Kegunaan bagi manusia


Untuk meneliti benda mikroskopis
Untuk melakukan identifikasi

Anda mungkin juga menyukai