Anda di halaman 1dari 15

Analisis Pendapatan Dan Belanja Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur

Hermawati Ariana (ema_ariana91@yahoo.com)


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Suharyono (suharyono@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Dwi Risma Devianti (dwi_risma@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

ABSTRAK
Hermawati Ariana, Analisis Pendapatan Dan Belanja Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur
. dibawah bimbingan Bapak Suharyono dan Ibu Dwi Risma Devianti.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang nilai efisiensi,efektifitas, dan ekonomis dari anggaran
pendapatan dan belanja pada pemerintah daerah kabupaten kutai timur. Analisis ini menggunakan beberapa alat
analisis diantaranya Analisis varians pendapatan,Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan
Daerah, Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD, Analisis varians belanja, Rasio efisiensi belanja, Rasio belanja
daerah terhadap PDRB.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 pemerintah daerah
kabupaten kutai timur telah melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja daerah secara efisien , efektif dan
ekonomis yang di lihat dari persentasi yang diperoleh sesuai dengan karakteristik yang ada pada alat analisis
tersebut.
Kata kunci: pendapatan dan pengeluaran di pemerintah daerah
ABSTRACT
Hermawati Ariana, An Analysis Of Revenues And Spending At The Local Government Of East Kutai
Regency .Supervised by Mr. Suharyono and Mrs. Dwi Risma Devianti.
This research was conducted to find out about the value of efficiency, effectiveness and economical than the
budget revenue and spending on local Government of East kutai Regency. This analysis using multiple analysis
tools such as analysis of variance of income, the degree of decentralization, regional financial dependency
ratio, the ratio of the effectiveness and efficiency of the PAD, analysis of variance, the ratio of spending
efficiency of shopping, shopping area ratio to GDP.the results of this research indicate that in 2011 the local
government district of East kutai, has been implementing the budget revenue and shopping area in an efficient,
effective and economical that seen from the percentage obtained in accordance with the characteristics of the
analysis tool.
Keywords : revenues and spending at the local Government

.
I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan
adanya era baru dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah
sangat besar pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah yang kuat
dan berkuasa serta mampu mengembangkan kebesarannya atau menjadi tidak berdaya tergantung
pada cara mengelola keuangannya. Pengelolaan daerah yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan
efektif atau memenuhi value for money serta partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan keadilan akan
23

mendorong pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi jumlah pengangguran serta


menurunkan tingkat kemiskinan. Untuk pengelolaan daerah tidak hanya dibutuhkan sumber daya
manusia, tetapi juga sumber daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran
pemerintah daerah. Keuangan daerah merupakan dokumen publik yang berhak diketahui oleh
masyarakat. Pemerintah daerah wajib mempubllikasikan setiap laporan keuangan daerah
kemasyarakat. Empat laporan keuangan yang wajib dipublikasikan adalah laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Namun untuk melihat efisiensi, dan
efektifitas (value of money) dari pemerintah daerah, maka kita dapat melihat kinerjanya melalui
laporan realisasi anggaran. Dalam laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya dalam suatu periode pelaporan. Tujuan pelaporan realisasi anggaran
adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelpaoan secara tersanding.
Penyandingan antara anggaran dan realisaisnya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang
telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang- undangan.laporan
realisasi anggaran terdiri atas beberapa elemen (pos) utama yaitu: pendapatan, transfer, belanja,
surplus atau defisit, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto dan, siasa
lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).
Laporan Realisasi anggaran merupakan jenis laporan keuangan daerah yang lebih dahulu dihasilkan
sebelum kemudian diisyaratkan untuk membuat laporan neraca dan laporan arus kas. Anggaran dalam
pemerintahan merupakan tulang punggung (back-bone) penyelenggaraan pemerintahan. Usaha
pemerintah daerah dalam menggali sumber dana yang berasal darimpotensi daerah yang dimiliki serta
kemampuan mengelola dan memanfaatkan sumber dana yang ada tercermin dalam anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran memiliki peran penting sebagai alat stabilisasi,
distribusi, alokasi sumber daya publik, perencanaan dan pengendalian organisasi serta penilaian
kinerja. Oleh karena itu laporan realisasi anggaran menjadi salah satu laporan pertanggung jawaban
keuangan daerah yang utama. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang jujur, demokratis,
efektif, efisien, ekonomis dan akuntabel, analisis rasio keuangan terhadap pendapatan dan belanja
daerah perlu dilaksanakan meskipun terdapat perbedaan kaidah pengakuntansiannya dengan laporan
keuangan yang dimiliki perusahaan swasta.
Dengan memperhatikan keadaan pemerintah daerah, maka penulis merasa tertarik untuk
mengemukakan masalah dalam menganalisis realisasi anggaran pendapatan dan belanja pemerintah
daerah. Semua masalah inilah yang menjadi latar belakang penulisan skripsi sehingga penulis
mencoba mengambil judul ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA PADA PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang maka permasalahan yang
timbul pada garis besarnya dirumuskan sebagai berikut Apakah pemerintah daerah Kabupaten Kutai
Timur telah menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah secara ekonomis, efisien, dan
efektif (value of money)
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah secara ekonomis, efisien dan efektif (value of money).
II.

TINJAUAN TEORITIS

A. DASAR TEORITIS
1.

Pengertian Akuntansi Keuangan daerah

24

2.

3.

4.

Pengertian akuntansi keuangan daerah, yaitu suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,


pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemda (kabupaten, kota,
atau provinsi). (Abdul halim 2008: 36)
Anggaran
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fugsi perencanaan dan pengawasan dapat
berjalan dengan baik maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran
harus dilakukan dengan cermat dan sistematis. Pemerintah menggunakan anggaran sebagai alat
untuk merancang program kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan setiapa aktivitas
dapat terarah dan terkontrol dengan baik. Anggaran sektor publik menjadi kendali dan tolok ukur
untuk setiap aktivitas yang dilkukan. Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik
telah mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran sektor publik berkembang
dan berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan
tuntutan yang muncul dimasyarakat. Ada beberapa pendekatan dalam penyusunan anggaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2004:76-83) bahwa pendekatan dalam penyusunan
anggaran sebagai berikut :
1. Anggaran Tradisional
a. Line Item Budgeting
b. Incremental Budgeting
2. New Public Managemen
a. Anggaran Berbasis Kinerja (Perfomance Budgeting)
b. Zero Based Budgeting (ZBB)
c. Programming and Budgetig System (PPBS).
Laporan Keuangan
Laporan keuangan daerah merupakan informasi yang memuat data sebagai elemen struktur
kekayaan dan struktur finansial yang merupakan pencerminan hasil aktivitas ekonomi suatu
organisasi pemerintah daerah. Adapun tujuan Pelaporan Keuangan daerah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Adapun yang
mencakup Laporan Kaeungan daerah adalah:
1. Laporan Keuangan Daerah
2. Neraca Daerah
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mendefinisikan pendapatan sebagai semua penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah. Secara umum pendapatan daerah dapat dipahami sebagai hak pemerintah daerah
yang menambah kekayaan bersih yang terjadi akibat transaksi masa lalu. Pendapatan pemerintah
daerah berbeda dengan penerimaan daerah. Penerimaan daerah adalah semua jenis penerimaan
kas yang masuk ke rekening kas daerah baik yang murni berasal dari pendapatan daerah maupun
dari penerimaan pembiayaan.
Berdasarkan standar akuntansi pemerintahan, belanja daerah dapat didefinisikan sebagai semua
pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
daerah. (Mahmudi: 2010). Definisi belanja menurut peraturan pemerintah no.71 tahun 2010
adalah sebagai berikut :Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Definisi lain
dari belanja ini adalah seperti yang di jelaskan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 sebagai berikut: Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Sedangkan belanja di lingkungan akuntansi pemerintahan di
Indonesia diartikan sebagai semua pengeluaran bendahara umum negara/ daerah yang

25

5.

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak
akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.(Nordiawan: 2007)
Analisis Pendapatan dan Belanja Daerah
Analisisis pendapatan dan belanja daerah secara umum terlihat dari laporan realisasi Anggaran.
Melalui laporan realisasi anggaran, kita dapat melakukan analisis pendapatan untuk menilai
efektifitas, efisiensi, dan ekonomi dari pendapatan daerah antara lain dengan cara :
1. Analisis varians pendapatan
2. Derajat Desentralisasi
3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
4. Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD
5. Analisis varians belanja
6. Rasio efisiensi belanja
7. Rasio belanja daerah terhadap PDRB

B. RERANGKA PIKIR
Alur dari kerangka konsep penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Anggaran Belanja
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur
Gambar 2.1. Rerangka Pikir
Rumusan masalah:
Apakah pemerintah daerah Kabupaten Kutai Timur telah
menggunakan anggaran belanja daerah secara ekonomis, efisien, dan
efektif (value of money)?
Alat analisis:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Analisis varians pendapatan


Derajat Desentralisasi
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD
Analisis varians belanja
Rasio efisiensi belanja
Rasio belanja daerah terhadap PDRB

Hasil Analisis:
Anggaran Belanja Daerah Telah Dilakukan
Secara Ekonomis, Efisien, Dan Efektif

C. RINCIAN DATA YANG DIPERLUKAN


Untuk mempermudah penelitian yang dilakukan, maka data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Gambaran umum kabupaten kutai timur
2. Struktur anggaran dan realisasi anggaran pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten kutai timur.
3. Data-data untuk perhitungan analisis belanja yang berasal dari laporan keuangan kabupaten kutai
timur yaitu Laporan Realisasi APBD tahun 2010 dan 2011
4. Data lainnya yang relevan dengan penulisan ini.

26

D. JANGKAUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Timur
yang berlokasi di Jl. Prof. DR. Wirjono Projodikoro, No.01 (Pusat Pemerintahan Bukit Pelangi)
Sangata Utara. Penelitian ini berfokus pada, anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah
Kabupaten Kutai Timur tahun anggaran 2010 dan 2011.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Work Research), yaitu kegiatan pengumpulan data yang didasarkan
atas keadaan sesungguhnya di lapangan. . Field Work Research dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Wawancara, yaitu suatu cara untuk untuk memperoleh data dengan mengadakan wawancara
langsung kepada pimpinan perusahaan dan bagian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Teknik Observasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan melakukan pencatatan
secara tertulis terhadap setiap kejadian yang berkaitan dengan penelitian pada penulisan ini.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penilitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari teori dan informasi yang erat hubungannya dengan objek penelitian sebagai pedoman
pokok dalam pengumpulan data di lapangan.
F. ALAT ANALISIS
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Varians (selisih) anggaran pendapatan
Analisis varians anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitungselisih antara realisasi
pendapatan dengan yang dianggarkan. Dalam analisis selisih anggaran pendapatan, hal utama
yang perlu dilakukan oleh pembaca laporan adalah:
1. Melihat besarnya selisih anggaran pendapatan dengan realisasinya baik secara nominal maupun
persentase.
2. Menetapkan tingkat selisih yang dapat ditoleransi atau dianggap wajar
3. Menilai signifikan tidaknya selisih tersebut jika dilihat dari total pendapatan
4. Menganalisis penyebab terjadinya selisih anggaran pendapatan
Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh
pendapatan yang melebihi jumlah yang dianggarkan. Sebaliknya apabila realisasi pendapatan
dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan
dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang
seharusnya demikian. Tetapi jika target pendapatan tidak tercapai, hal ini butuh penelaahan lebih
lanjut terkait dengan penyebab tidak tercapainya target.
2. Derajat Desentralisasi
Derajat dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah Pendapatan Asli daerah dengan total
penerimaan daerah. Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan
daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kontribusi maka semakin tinggi
kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :

3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah


Rasio ketergantungan keuangan daerah dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan
transfer yang diterima oleh penerimaan daerah dengan total penerimaan daerah. Semakin tinggi
rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat
dan/ atau pemerintah propinsi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

27

4. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah


Rasio efektifitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi penerimaan PAD dengan
target penerimaan PAD (dianggarkan). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Rasio efektivitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam memobilisasi


penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Secara umum, nilai efektivits PAD dapat
dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 3.1
KATEGORI
PREDIKAT
Sangat Efektif
>100%
Efektif
100%
Cukup Efektif
90% - 99%
Kurang Efektif
75% - 89%
Tidak Efektif
<75%
Untuk mengukur kinerja pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD, indikator rasio
efekivitas PAD saja belum cukup, sebab meskipun jika dilihat dari rasio efektivitasnya sudah baik
tetapi bila ternyata biaya untuk mencapai target tersebut sangat besar, maka berarti pemungutan
PAD tersebut tidak efisien. Untuk dapat menghitung rasio efisiensi PAD ini diperlukan data
tambahan yang tidak tersedia di Laporan Realisasi Anggaran, yaitu data tentang biaya pemungutan
PAD.

Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin efisiensi kinerja pemerintah daerah dalam melakukan
pemungutan Pendapatan Asli Daerah. Secara umum, nilai efisien PAD dapat di kategorikan
sebagai berikut :
Tabel 3.2
KATEGORI
PREDIKAT
Sangat efisien
<10%
Efisien
10%-20%
Cukup Efisien
21%-30%
Kurang Efisien
31%-40%
Tidak Efisien
>40%
5. Analisis Varians Belanja
Analisis varians merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja
dengan anggaran. Analisis varians cukup sederhana namun dapat memberikan informasi yang
sangat berarti. Hal penting yang harus diperhatikan dalam analisis varians ini adalah :
1. Mempertanyakan alasan terjadinya varians. Apakah selisih tersebut cukup beralasan dan dapat
dipertanggungjawabkan?
2. Berapa besarnya varians, apakah jumlahnya signifikan atau tidak ?
3. Berapa tingkat selisih (varians) yang bisa di toleransi?
6. Rasio Efisiensi Belanja
Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja.
Rasio efisiensi belanja ini di gunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang
dilakukan pemerintah. Rasio efisiensi belanja dirumuskan sebagai berikut :

28

7. Rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB


Rasio Belanja daerah terhadap PDRB merupakan perbandingan antara total belanja daerah dengan
PDRB yang dihasilkan daerah. Rasio ini menunjukkan produktivitas dan efektivitas belanja
daerah. Selain itu kita juga dapat melihat tingkat ekonomis pemerintah daerah dalam rasio ini.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Belanja Daerah thd PDRB = Total Realisasi Belanja Daerah
Total PDRB

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. ANALISIS
Setelah melakukan penelitian pada badan pembangunan dan perencanaan daerah kabupaten kutai
timur, penulis memperoleh data yang diperlukan untuk perhitungan analisis pendapatan dan belanja
pemerintah daerah kabupaten kutai timur. Data-data tersebut telah dicantumkan oleh pemerintah
daerah pada bab sebelumnya. Berdasarkan data-data keuangan yang telah diperoleh tersebut, maka
perhitungan analisis pendapatan dan belanja pendapatan dan belanja pemerintah daerah kabupaten
kutai timur adalah sebagagi berikut :
1. Analisis Varians Pendapatan
Tabel 4.2 : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2010

Uraian

Anggaran 2010

Realisasi 2010

SELISIH ANTARA ANGGARAN


DAN REALISASI

REALISASI TAHUN 2009

%
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Penglolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasli pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Pemerintah Pusat
lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian

66,330,458,900.00
4,005,000,000.00
7,231,000,000.00

62,998,716,993.08
4,772,008,197.00
7,644,419,829.99

(3.331.741.906,92)
767008.197
413.419.829,99

94.98
119.15
105.72

70,263,856,526.81
7,679,497,861.04
9,490,554,858.15

28,094,458,900.00

28,147,906,144.91

53.447.244,91

100.19

4,612,275,602.51

27,000,000,000.00

22,434,382,821.18

(456.617.178,82)

83.09

49,481,528,205.11

1,633,400,000,000.00

1,571,962,829,024.23

(61.437.170.975,77)

96.24

1,428,082,631,716.88

1,513,300,000,000.00
250,000,000,000.00

1,450,754,435,524.23
230,686,415,073.00

(62.545.564.475,77)
(19.313.584.927)

95.87
92.27

1,428,082,631,716.88
196,643,015,605.00

1,174,880,889,000.00
68,978,701,000.00
19,440,400,000.00

1,125,123,999,851.23
75,503,620,600.00
19,440,400,000.00

(49.576.889.148,77)
6.524.919.600
0

95.76
109.46
100.00

997,880,086,843.88
191,392,527,000.00
42,167,002,268.00

7,889,984,000.00
7,889,984,000.00

120,100,000,000.00
120,100,000,000.00

113,318,409,500.00
113,318,409,500.00

(6.781.590.500)
(6.781.590.500)

Transfer Pemerintah Provinsi


Pendapatan Bagi Hasil Pajak
LAIN LAIN PENDAPATAN

29

94.35
94.35

YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Bagi Hasil
Pendapatan lainnya
JUMLAH PENDAPATAN

72,531,444,600.00
12,958,444,600.00
59,573,000,000.00
1,772,261,903,500.00

58,573,000,000.00
58,573,000,000.00
1,693,534,546,017.31

(1.395.8444.600)
(1.000.000.000)
(20.154.357.482,69)

80,76

98.32
95.56

187,670,132,900.00
6,750,000,000.00
109,194,427,900.00
71,725,705,000.00
1,687,016,621,143.69

Tabel 4.3 : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2011


Uraian

Anggaran 2011

SELISIH ANTARA ANGGARAN DAN


REALISASI

Realisasi 2011

REALISASI TAHUN 2011

%
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Penglolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah

54,890,317,483.96
28,860,000.000.00
6,629,000,000.00

53,188,370,526.32
22,904,548,111.25
6,454,706,227.74

(1,701,946,957.64)
(5,955,451,888.75)
(174,293,772.26)

96.90
79.36
97.37

62,998,716,993.08
4,772,008,197.00
7,644,419,829.99

3,401,317.483.96

3,151,317,483.96

(3,086,180,000)

92,65

28,147,906,144.91

16,000,000,000.00

20,677,798,703.37

4,677,798,703.37

PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus

1,672,349,650,000.00

1,907,784,136,345.00

235,434,486,345.00

114.08

1,571,962,829,024.23

1,672,349,650,000.00

1,907,784,136,345.00

235,434,486,345.00

114.08

1,571,962,829,024.23

1,347,030,563,000.00
311,401,287,000.00
13,917,800,000.00

1,582,346,072,345.00
311,466,164,000.00
13,971,900,000.00

235,315,509,345.00
64,877,000.00
54,100,000.00

117.47
100.02
100.39

1,125,1223,999,851.23
75,503,620,600.00
19,440,400,000.00

Transfer Pemerintah Provinsi


Pendapatan Bagi Hasil Pajak

58,383,500,000.00
58,383,500,000.00

58,383,500,000.00
58,383,500,000.00

0
0

100.00
100.00

113,318,409,500.00
113,318,409,500.00

306,850,736,200
20,748,057,000.00
261,250,123,200.00
24,853,656,600.00
2,092,475,304,283,96

272,555,874,600
0.00
226,475,017,000.00
46,080,857,600.00
2,291,911,921,471,32

(34,294,861,600.00)
(34,775,106,200.00)
21,227,201,000.00
199,436,617,187.36

88.82
0.00
86.69
185.41
109.53

58,573,000,000.00
58,573,000,000.00
1,693,534,546,017.31

LAIN LAIN PENDAPATAN


YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Bagi Hasil
Pendapatan lainnya
JUMLAH PENDAPATAN

2. Derajat Desentralisasi

= 4%

= 2%
3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

= 93%

30

129.24

22,434,382,821.18

= 83 %
4. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah

= 95 %

= 97 %
5. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

=6%

=7%
6. Analisis Varians Belanja
Tabel 4.4 : Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2010
Uraian

Anggaran 2010

Realisasi 2010

SELISIH ANTARA ANGGARAN


DAN REALISASI

REALISASI TAHUN
2009

1,772,261,903,500.00

1,693,534,546,017.31

(20.154.357.482,69)

%
95.56 1,687,016,621,143.69

1,482,483,698,246.72

1,226,660,232,426.50

(255.823.465.820.22)

82.74 1,117,498,789,224.96

Belanja Pegawai
Belanja barang
Belanja bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan Keuangan

616,675,198,095.00
634,500,749,329.72
0.00
5,800,000,000
99,862,252,822.00
80,632,498,000.00
45,013,000,000.00

493,711,720,911.00
509,870,194,897.50
0.00
5,737,707,588.00
99,762,000,000.00
75,836,424,125.00
41,742,184,905.00

(122,963,477,184.00)
(124,630,554,432.22)
(62,292,412.00)
(100,252,822.00)
(4,796,073,875.00)
(3,270,815,095.00)

80.06
80.36
98.93
99.90
94.05
92.73

401,767,382,916.96
458,577,291,663.00
12,633,654,000.00
38,925,000,000.00
96,729,360,645.00
108,866,100,000.00

BELANJA MODAL

881,518,470,080.28

821,412,717,333.39

(60,105,752,746.89)

93.18

677,632,244,158.22

2,000,000,000.00
2,000,000,000.00

2,000,000,000.00
2,000,000,000.00

100.00
100.00

2,051,952,300.00
2,051,952,300.00

102,000,000,000.00
102,000,000,000.00
102,000,000,000.00

91,984,453,383.00
91,984,453,383.00
91,984,453,383.00

(10,015.546,617.00)
(10,015.546,617.00)
(10,015.546,617.00)

90.18
90.18
90.18

PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI

BELANJA TIDAK TERDUGA


Belanja Tidak Terduga
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KEDESA
Bagi hasil Pajak
JUMLAH BELANJA DAN
TRANSFER
SURPLUS/(DEFISIT)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN

2,468,002,168,327.00
(695,740,264,827.00)
727,740,264,827.00

2,142,057,403,142.89 (32,594,476,518,411.00)
(448,522,857,125.58)
728,510,299,550.93

31

770,034,729.93

86.79 1,797,182,985,683.18
(110,166,364,539.49)
100.11

845,906,629,366.90

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran


(SILPA)
Jumlah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
Jumlah
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA)

727,740,264,827.00
727,740,264,827.00
32,000,000,000.00

728,510,299,550.93
728,510,299,550.93
12,000,000,000.00

770,034,729.93
770,034,729.93
(20,000,000,000.00)

100.11
100.11
37.50

845,906,629,366.90
845,906,629,366.90
8,000,000,000.00

32,000,000,000.00
32,000,000,000.00
695,740,264,827.00

12,000,000,000.00
12,000,000,000.00
716,510,299,550.93

(20,000,000,000.00)
(20,000,000,000.00)
20,770,034,723.93

37.50
37.50
102.99

8,000,000,000.00
8,000,000,000.00
837,906,629,366.90

0.00

267,987,442,425.35

727,740,264,827.41

Tabel 4.5 :Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2011


Uraian

Anggaran 2011

Realisasi 2011

SELISIH ANTARA ANGGARAN


DAN REALISASI

REALISASI TAHUN
2010

2,092,475,304,283,96

2,291,911,921,471,32

(199,436,617,187.36)

%
109.53

1,693,534,546,017.31

1,425,578,483,668,31

1,304,236,515,130.00

(121,341,968,538.31)

91.48

1,226,660,232,426.50

Belanja Pegawai
Belanja barang
Belanja bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan Keuangan

655,848,333,043,81
547,368,016,404.50
0.00
3,129,262,000.00
95,950,000,000.00
122,712,382,220.00
490,500,000.00

576,204,233,741,00
510,821,541,790.00
0.00
3,059,362,000.00
92,612,236,200.00
121,085,050,000.00
454,091,400.00

(7,944,099,302.81)
(36,546,474,614.50)
(3,337,763,800.00)
(1,627,332,220.00)
(36,408,600.00)

87.86
93.32
97.77
96.52
98.67
92.58

493,711,720,911.00
509,870,194,897.50
0.00
5,737,707,588.00
99,762,000,000.00
75,836,424,125.00
41,742,184,905.00

BELANJA MODAL

804,920,285,261.00

755,981,516,474.10

(48,938,768,786.90)

93.92

821,412,717,333.39

1,543,967,780.00
1,543,967,780.00

1,543,967,780.00
1,543,967,780.00

0
0

100.00
100.00

2,000,000,000.00
2,000,000,000.00

96,000,000,000.00
96,000,000,000.00

95,569,954,839.00
95,569,954,839.00

(430,045,161.00)
(430,045,161.00)

99.55
99.55

91,984,453,383.00
91,984,453,383.00
91,984,453,383.00

2,327,962,746,709.31
(235,487,442,425.35)

2,157,331,954,224.10
134,579,967,247.22

(170,630,792,485.21)

92.67
57.15

2,142,057,403,142.89
(448,522,857,125.58)

267,987,442,425.35

267,987,442,425.35

100.00
100.00

728,510,299,550.93

267,987,442,425.35
267,987,442,425.35
32,500,000,000.00

267,987,442,425.35
267,987,442,425.35
32,500,000,000.00

0
0
0

32,500,000,000.00
32,500,000,000.00
238,487,,442,425.35

32,500,000,000.00
32,500,000,000.00
235,487,442,425.35

0
0
0

PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI

BELANJA TIDAK TERDUGA


Belanja Tidak Terduga
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KEDESA
Bagi hasil Pajak
JUMLAH BELANJA DAN
TRANSFER
SURPLUS/(DEFISIT)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
Jumlah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
Jumlah
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA)

370,067,409,672.57

7. Rasio Efisiensi Belanja

32

100.00
100.00
100.00
100.00
100.00

728,510,299,550.93
728,510,299,550.93
12,000,000,000.00
12,000,000,000.00
12,000,000,000.00
716,510,299,550.93
267,987,442,425.35

= 87%

= 92%
8. Rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB

= 6%

=5%
B. PEMBAHASAN
Dari hasil analisis tersebut, maka diberikan uraian yang tertuang dalam pembahasan Hasil Analisis
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2011 Kabupaten Kutai
Timur sebagai berikut:
1. Analisis Varians Pendapatan
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran diatas, pada tahun 2010 secara umum terdapat selisih
anggaran pendapatan dengan realisasi yang bersaldo negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa
kinerja pendapatan yang cukup baik walaupun masih belum mampu memperoleh pendapatan yang
sesuai dengan jumlah yang dianggarkan. Selisih anggaran pendapatan yang dapat terealisasi pada
tahun 2010 sebesar 20.154.357.482,69 atau sebesar 95.56% dari total APBD. Jumlah realisasi
tersebut jika dilihat dari nominalnya memang tidak begitu besar, namun jika dilihat nilai
persentasinya cukup signifikan. Meskipun secara nominal cukup besar, tetapi jika secara persentasi
cukup signifikan, maka dapat dikatakan kinerjanya baik dan memililiki tingkat efektifitas yang
cukup baik. hal ini terlihat dari perbandingan realisasi penerimaan pendapatan dengan target
penerimaan pendapatan sebesar 95.56% Tetapi pada tahun 2011 terjadi perubahan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2011 selisih anggaran pendapatan bersaldo positif. Hal ini mengindikasikan
bahwa kinerja pendapatan sangat baik dan sangat efektif. Realisasi pendapatan pada tahun ini
melebihi jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar 199,436,617,187.36 atau 109.53% dari total
APBD. Hal ini dikarenakan meningkatnya pendapatan transfer yang diperoleh pemerintah daerah
Kutai Timur. Selisih realisasi ini merupakan selisih yang diharapkan (favorable variance) oleh
pemerintah daerah.
2. Derajat Desentralisasi
Derajat desentralisasi pada pemerintah kabupaten Kutai Timur pada tahun anggaran 2010 sebesar
4% sedangkan pada tahun anggaran 2011 sebesar 2 %. Dari perhitungan tersebut dapat kita ketahui
bahwa derajat desentralisasi pemerintah kabupaten mengalami penurunan, maka semakin menurun
pula kemampuan pemerintah dalam penyelenggaraan desentralisasi.
3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Rasio ketergantungan keuangan daerah pada tahun 2010 sebesar 93% dan tahun 2011 sebesar
83%. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 pemerintah dalam
melaksanakan kegiatannya masih sangat bergantung terhadap pemerintah pusat/propinsi. Namun
pada tahun 2011 rasio ketergantungan keuangan daerah mulai menurun menjadi 83% karena
meningkatnya total pendapatan daerah menjadi 2.291.911.921.471,32. Dampak potensial dari
analisis rasio ketergantungan keuangan daerah bagi keuangan daerah, dengan adanya hasil

33

4.

5.

6.

7.

8.

perhitungan rasio ini dapat diketahui bahwa keuangan daerah pemerintah Kabupaten Kutai Timur
masih sangat tergantung pada pemerintah pusat dan/ atau pemerintah propinsi.
Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah
Rasio efektifitas PAD pada tahun anggaran 2010 sebesar 95% dapat dikatakan cukup efektif
karena berada pada predikat 90%-99%. Jika dibandingkan tahun 2011 kemampuan daerah dalam
menjalankan tugasnya pada tahun 2011 ini mengalami sedikit peningkatan menjadi 97%, hal ini
terjadi karena perbandingan jumlah antara target anggaran dan realisasinya tidak terlalu jauh
perbedaannya yaitu sebesar Rp 1.701.946..955,64 (Rp 54.90.317.483,96 Rp 53.188.370.528,32 ).
Pada tahun 2011 ini walaupun tejadi peningkatan sebesar 97% tetap saja kemampuan pemerintah
daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD masih dikatakan cukup efektif karena rasio
efektifitas PAD tahun anggaran 2011 berada pada predikat 90%-99%.Dampak positif perhitungan
rasio efektifitas PAD ini bagi keuangan yaitu dari perhitungan analisis rasionya dapat diketahui
dengan cermat bagaimana perbandingan antara target dan realisasi PAD pada tiap tahunnya
sehingga dapat dinilai oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kapan target dan realisasinya ini
berada di posisi paling efektif bagi keuangan daerahnya. Dampak negatif dari perhitungan rasio
efektifitas PAD ini bagi keuangan yaitu walaupun rasio efektifitasnya sudah sangat baik tetapi
apabila ternyata biaya pemungutan PAD sangat besar, maka pemerintah dianggapa tidak efisien
dalam menjalankan kegiatannya.
Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio efisiensi PAD pada tahun anggaran 2010 sebesar 6% dapat dikatakan sangat efisien karena
berada pada predikat dibawah 10%. Jika dibandingkan tahun 2011 perhitungan efisiensi PAD
mengalami peningkatan sebesar 7%. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi PAD mengalami
penurunan karena pendapatan daerah mengalami penurunan sebesar Rp 53.188.370.528,32
sementara biaya pemerolehan PAD Setiap tahunnya tidak mengalami penurunan. Pada tahun 2011
ini walaupun tejadi peningkatan sebesar 7% tetap saja kemampuan pemerintah daerah dalam hal
efisiensi penerimaan PAD masih dikatakan sangat efisien karena rasio efisiensi PAD tahun
anggaran 2011 berada pada predikat dibawah 10%.Dengan melihat nilai analisis rasio efisiensi
pemerintah dapat membandingkan tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan didalam memungut
PAD dibandingkan dengan PAD yang diperoleh
Analisis Varians Belanja
Berdasarkian laporan realisasi anggaran tahun 2010, secara umum terdapat selisih anggaran
belanja bersaldo negatif. Hal ini mengindikasikan adanya efisiensi atau penghematan anggaran.
Anggaran belanja terserap 86.79%, penghematan anggaran belanja yang dilakukan dalam tahun
2010 sebesar 32,594,476,518,411 atau 13,21% dari total APBD. Jumlah penghematan tersebut jika
dilihat dari persentasenya memang tidak begitu besar, namun jika dilihat dari nominalnya cukup
signifikan dan dapat dikatan pemerintah daerah kutai timur memiliki kinerja yang cukup baik
dalam penghematan anggaran belanja. Hal ini cukup berbeda pada laporan realisasi anggaran tahun
2011. Pada tahun ini persentasi efisiensi atau penghematan anggaran cukup meningkat sebesar
92.67%. Penghematan belanja pada tahun 2011 sebesar 170,630,792,485.21 atau 7,33% dari total
APBD. Dalam analisis ini hendaknya tidak terpaku pada persentase pengehematan yang yang
berhasil dilakukan tetapi juga jumlah nominalnya. Meskipun secara persentase kecil, tetapi jika
secara cukup signifikan, maka dapat dikatakan kinerjanya baik.
Rasio Efisiensi Belanja
Rasio efisiensi belanja pada tahun 2010 sebesar 87% hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun
ini pemerintah telah melakukan efisiensi anggaran belanja sedangkan pada tahun 2011 pemerintah
mengalami penurunan dalam hal efisiensi anggaran belanja hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya persentase dari perhitungan analisis rasio anggaran belanja sebesar 92%. Hal ini
dikarenakan karena selisih antara anggaran dan realisasi belanja tidak jauh berbeda. Kinerja
pemerintah daerah dinilai baik apabila pemerintah daerah mampu melakukan efisiensi belanja.
Sebaliknya jika realisasi belanja lebih besar dari jumlah yang dianggarkan maka hal itu
mengindikasikan adanya kinerja anggaran yang kurang baik.
Rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB
Rasio Belanja daerah terhadap PDRB merupakan perbandingan antara total belanja daerah dengan
PDRB yang dihasilkan daerah. Rasio ini menunjukkan produktivitas dan efektivitas belanja
daerah. Selain itu kita juga dapat melihat tingkat ekonomis pemerintah daerah dalam rasio ini.
34

Rasio belanja daerah terhadap PDRB pada tahun 2010 sebesar 6% hal ini menunjukkan bahwa
produktivitas dan efektiivitas belanja daerah cukup baik karena selisih antara pendapatan domestik
regional bruto dengan belanja daerah cukup signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah
daerah memiliki produktivitas dan efektifitas yang baik. Kemudian pada tahun 2011 produktifitas
dan efektifitas belanja daerah mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari peresentase sebesar
5% hal ini dikarenakan realisasi belanja daerah yang tidak mengalami peningkatan yang tidak
cukup signifikan tetapi berbading terbalik dengan PDRB daerah yang mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.
IV. PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka
penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah Kutai Timur dalam menggunakan anggaran pendapatan dan belanja dapat
dikatakan cukup efektif hal ini terlihat dalam rasio efektifitas pendapatan asli daerah yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pemerintah dapat melakukan efektifitas sebesar 95%, dan
pada tahun 2011 meningkat menjadi 97%. Dalam analisis varians juga dapat terlihat bahwa
pemerintah daerah cukup efektif dalam menggunakan anggaran pendapatan daerah pada tahun
2010 sebesar 95,56% dan meningkat menjadi 109,53% hal ini jika dilihat dari tahun sebelumnya
maka pemerintah daerah dapat meningkatkan efektifitas dan kinerjanya dalam menggunakan
anggaran.
2. Pemerintah daerah Kutai Timur dalam menggunakan anggaran pendapatan dan belanja dapat
diakatakan sangat efisien hal ini terlihat dalam analisis efisiensi pendapatan asli daerah yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pemerintah daerah dapat melakukan efisiensi pendapatan
asli daerah sebesar 6% namun pada tahun 2011 mengalami kenaikan persentasi sebesar 7% yang
menandakan bahwa pemerintah daerah mengalami penurunan dalam melakukan efisiensi
anggaran namun tidak terjadi secara signifikan. Dalam anggaran belanja daerah efisiensi juga
dapat terlihat dalam analisis efisiensi belanja daerah dan analisis varians belanja daerah yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pemerintah daerah dalam melaksanakan anggaran belanja
sangat efisien sebesar 87% sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan persentase
sebesar 92,67% yang mengindikasikan pemerintah daerah dalam melakukan anggaran belanja
daerah mengalami penurunan efisiensi.Pada tahun 2011 efisiensi dan pendapatan dan belanja
daerah mengalami penigkatan yang baik namun peningkatan yang terjadi tidak cukup signifikan .
3. Pemerintah daerah Kutai Timur dalam menggunakan anggaran pendapatan dan belanja dapat
diakatakan produktif dan efektif. Hal ini terlihat dalam analisis belanja daerah terhadap PDRB
cukup baik karena perbandingan antara pendapatan domestik regional bruto dengan belanja
daerah pada tahun 2010 sebesar 6% dan mengalami penurunan presentase sebesar 5% hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mengalami peningkatan dalam produktifitas,
efektifitas dan ekonomis. Karena semakin kecil persentasi yang diperoleh, maka semakin
meningkat pula produktifitas, efektifitas dan ekonomis belanja daerah. Selain itu kita juga dapat
melihat kemandirian daerah dalam melaksanakan anggaran pendapatan daerah pada analisis
derajat desentralisasi dan Rasio Ketergantungan daerah yang menunjukkan bahwa pemerintah
daerah kutai timur masih sangat bergantung pada pihak eksternal.
B.

SARAN

Berdasarkan uraian-uraian pada bab terdahulu, maka penulis akan memberikan saran-saran sebagai
bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur, adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya perhitungan analisis pendapatan dan belanja daearah yang telah dianalisis oleh
penulis, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih melaksanakan anggaran secara efektif, efisien
, dan ekonomis.

35

2.

Dengan adanya perhitungan rasio-rasio keuangan daerah yang telah dianalisis oleh penulis,
diharapkan pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan kecendrungan yang terjadi sebagai
bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan pada waktu yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE
Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Jakarta: Penerbit
Indeks.
Maria, Evi.2007. Akuntansi untuk Perusahaan Jasa, Yogyakarta :Gava media
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta : Salemba
Empat
Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta : Andi.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Nordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang retribusi daerah.
Peraturan pemerintah no.71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang Nomor 58 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan Atas Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
www.kabkutim.go.id diakses tanggal 23/10/2012

36

Yadiati, Wiwin. Wahyudi, Ilham. 2006. Pengantar Akuntansi. Prenada Media Group:Jakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai