ABSTRAK
Hermawati Ariana, Analisis Pendapatan Dan Belanja Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur
. dibawah bimbingan Bapak Suharyono dan Ibu Dwi Risma Devianti.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang nilai efisiensi,efektifitas, dan ekonomis dari anggaran
pendapatan dan belanja pada pemerintah daerah kabupaten kutai timur. Analisis ini menggunakan beberapa alat
analisis diantaranya Analisis varians pendapatan,Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan
Daerah, Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD, Analisis varians belanja, Rasio efisiensi belanja, Rasio belanja
daerah terhadap PDRB.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 pemerintah daerah
kabupaten kutai timur telah melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja daerah secara efisien , efektif dan
ekonomis yang di lihat dari persentasi yang diperoleh sesuai dengan karakteristik yang ada pada alat analisis
tersebut.
Kata kunci: pendapatan dan pengeluaran di pemerintah daerah
ABSTRACT
Hermawati Ariana, An Analysis Of Revenues And Spending At The Local Government Of East Kutai
Regency .Supervised by Mr. Suharyono and Mrs. Dwi Risma Devianti.
This research was conducted to find out about the value of efficiency, effectiveness and economical than the
budget revenue and spending on local Government of East kutai Regency. This analysis using multiple analysis
tools such as analysis of variance of income, the degree of decentralization, regional financial dependency
ratio, the ratio of the effectiveness and efficiency of the PAD, analysis of variance, the ratio of spending
efficiency of shopping, shopping area ratio to GDP.the results of this research indicate that in 2011 the local
government district of East kutai, has been implementing the budget revenue and shopping area in an efficient,
effective and economical that seen from the percentage obtained in accordance with the characteristics of the
analysis tool.
Keywords : revenues and spending at the local Government
.
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan
adanya era baru dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah
sangat besar pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah yang kuat
dan berkuasa serta mampu mengembangkan kebesarannya atau menjadi tidak berdaya tergantung
pada cara mengelola keuangannya. Pengelolaan daerah yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan
efektif atau memenuhi value for money serta partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan keadilan akan
23
TINJAUAN TEORITIS
A. DASAR TEORITIS
1.
24
2.
3.
4.
25
5.
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak
akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.(Nordiawan: 2007)
Analisis Pendapatan dan Belanja Daerah
Analisisis pendapatan dan belanja daerah secara umum terlihat dari laporan realisasi Anggaran.
Melalui laporan realisasi anggaran, kita dapat melakukan analisis pendapatan untuk menilai
efektifitas, efisiensi, dan ekonomi dari pendapatan daerah antara lain dengan cara :
1. Analisis varians pendapatan
2. Derajat Desentralisasi
3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
4. Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD
5. Analisis varians belanja
6. Rasio efisiensi belanja
7. Rasio belanja daerah terhadap PDRB
B. RERANGKA PIKIR
Alur dari kerangka konsep penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Anggaran Belanja
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur
Gambar 2.1. Rerangka Pikir
Rumusan masalah:
Apakah pemerintah daerah Kabupaten Kutai Timur telah
menggunakan anggaran belanja daerah secara ekonomis, efisien, dan
efektif (value of money)?
Alat analisis:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hasil Analisis:
Anggaran Belanja Daerah Telah Dilakukan
Secara Ekonomis, Efisien, Dan Efektif
26
D. JANGKAUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Timur
yang berlokasi di Jl. Prof. DR. Wirjono Projodikoro, No.01 (Pusat Pemerintahan Bukit Pelangi)
Sangata Utara. Penelitian ini berfokus pada, anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah
Kabupaten Kutai Timur tahun anggaran 2010 dan 2011.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Work Research), yaitu kegiatan pengumpulan data yang didasarkan
atas keadaan sesungguhnya di lapangan. . Field Work Research dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Wawancara, yaitu suatu cara untuk untuk memperoleh data dengan mengadakan wawancara
langsung kepada pimpinan perusahaan dan bagian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Teknik Observasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan melakukan pencatatan
secara tertulis terhadap setiap kejadian yang berkaitan dengan penelitian pada penulisan ini.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penilitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari teori dan informasi yang erat hubungannya dengan objek penelitian sebagai pedoman
pokok dalam pengumpulan data di lapangan.
F. ALAT ANALISIS
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Varians (selisih) anggaran pendapatan
Analisis varians anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitungselisih antara realisasi
pendapatan dengan yang dianggarkan. Dalam analisis selisih anggaran pendapatan, hal utama
yang perlu dilakukan oleh pembaca laporan adalah:
1. Melihat besarnya selisih anggaran pendapatan dengan realisasinya baik secara nominal maupun
persentase.
2. Menetapkan tingkat selisih yang dapat ditoleransi atau dianggap wajar
3. Menilai signifikan tidaknya selisih tersebut jika dilihat dari total pendapatan
4. Menganalisis penyebab terjadinya selisih anggaran pendapatan
Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh
pendapatan yang melebihi jumlah yang dianggarkan. Sebaliknya apabila realisasi pendapatan
dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan
dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang
seharusnya demikian. Tetapi jika target pendapatan tidak tercapai, hal ini butuh penelaahan lebih
lanjut terkait dengan penyebab tidak tercapainya target.
2. Derajat Desentralisasi
Derajat dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah Pendapatan Asli daerah dengan total
penerimaan daerah. Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan
daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kontribusi maka semakin tinggi
kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :
27
Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin efisiensi kinerja pemerintah daerah dalam melakukan
pemungutan Pendapatan Asli Daerah. Secara umum, nilai efisien PAD dapat di kategorikan
sebagai berikut :
Tabel 3.2
KATEGORI
PREDIKAT
Sangat efisien
<10%
Efisien
10%-20%
Cukup Efisien
21%-30%
Kurang Efisien
31%-40%
Tidak Efisien
>40%
5. Analisis Varians Belanja
Analisis varians merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja
dengan anggaran. Analisis varians cukup sederhana namun dapat memberikan informasi yang
sangat berarti. Hal penting yang harus diperhatikan dalam analisis varians ini adalah :
1. Mempertanyakan alasan terjadinya varians. Apakah selisih tersebut cukup beralasan dan dapat
dipertanggungjawabkan?
2. Berapa besarnya varians, apakah jumlahnya signifikan atau tidak ?
3. Berapa tingkat selisih (varians) yang bisa di toleransi?
6. Rasio Efisiensi Belanja
Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja.
Rasio efisiensi belanja ini di gunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang
dilakukan pemerintah. Rasio efisiensi belanja dirumuskan sebagai berikut :
28
Uraian
Anggaran 2010
Realisasi 2010
%
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Penglolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasli pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Pemerintah Pusat
lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
66,330,458,900.00
4,005,000,000.00
7,231,000,000.00
62,998,716,993.08
4,772,008,197.00
7,644,419,829.99
(3.331.741.906,92)
767008.197
413.419.829,99
94.98
119.15
105.72
70,263,856,526.81
7,679,497,861.04
9,490,554,858.15
28,094,458,900.00
28,147,906,144.91
53.447.244,91
100.19
4,612,275,602.51
27,000,000,000.00
22,434,382,821.18
(456.617.178,82)
83.09
49,481,528,205.11
1,633,400,000,000.00
1,571,962,829,024.23
(61.437.170.975,77)
96.24
1,428,082,631,716.88
1,513,300,000,000.00
250,000,000,000.00
1,450,754,435,524.23
230,686,415,073.00
(62.545.564.475,77)
(19.313.584.927)
95.87
92.27
1,428,082,631,716.88
196,643,015,605.00
1,174,880,889,000.00
68,978,701,000.00
19,440,400,000.00
1,125,123,999,851.23
75,503,620,600.00
19,440,400,000.00
(49.576.889.148,77)
6.524.919.600
0
95.76
109.46
100.00
997,880,086,843.88
191,392,527,000.00
42,167,002,268.00
7,889,984,000.00
7,889,984,000.00
120,100,000,000.00
120,100,000,000.00
113,318,409,500.00
113,318,409,500.00
(6.781.590.500)
(6.781.590.500)
29
94.35
94.35
YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Bagi Hasil
Pendapatan lainnya
JUMLAH PENDAPATAN
72,531,444,600.00
12,958,444,600.00
59,573,000,000.00
1,772,261,903,500.00
58,573,000,000.00
58,573,000,000.00
1,693,534,546,017.31
(1.395.8444.600)
(1.000.000.000)
(20.154.357.482,69)
80,76
98.32
95.56
187,670,132,900.00
6,750,000,000.00
109,194,427,900.00
71,725,705,000.00
1,687,016,621,143.69
Anggaran 2011
Realisasi 2011
%
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Penglolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
54,890,317,483.96
28,860,000.000.00
6,629,000,000.00
53,188,370,526.32
22,904,548,111.25
6,454,706,227.74
(1,701,946,957.64)
(5,955,451,888.75)
(174,293,772.26)
96.90
79.36
97.37
62,998,716,993.08
4,772,008,197.00
7,644,419,829.99
3,401,317.483.96
3,151,317,483.96
(3,086,180,000)
92,65
28,147,906,144.91
16,000,000,000.00
20,677,798,703.37
4,677,798,703.37
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1,672,349,650,000.00
1,907,784,136,345.00
235,434,486,345.00
114.08
1,571,962,829,024.23
1,672,349,650,000.00
1,907,784,136,345.00
235,434,486,345.00
114.08
1,571,962,829,024.23
1,347,030,563,000.00
311,401,287,000.00
13,917,800,000.00
1,582,346,072,345.00
311,466,164,000.00
13,971,900,000.00
235,315,509,345.00
64,877,000.00
54,100,000.00
117.47
100.02
100.39
1,125,1223,999,851.23
75,503,620,600.00
19,440,400,000.00
58,383,500,000.00
58,383,500,000.00
58,383,500,000.00
58,383,500,000.00
0
0
100.00
100.00
113,318,409,500.00
113,318,409,500.00
306,850,736,200
20,748,057,000.00
261,250,123,200.00
24,853,656,600.00
2,092,475,304,283,96
272,555,874,600
0.00
226,475,017,000.00
46,080,857,600.00
2,291,911,921,471,32
(34,294,861,600.00)
(34,775,106,200.00)
21,227,201,000.00
199,436,617,187.36
88.82
0.00
86.69
185.41
109.53
58,573,000,000.00
58,573,000,000.00
1,693,534,546,017.31
2. Derajat Desentralisasi
= 4%
= 2%
3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
= 93%
30
129.24
22,434,382,821.18
= 83 %
4. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah
= 95 %
= 97 %
5. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
=6%
=7%
6. Analisis Varians Belanja
Tabel 4.4 : Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2010
Uraian
Anggaran 2010
Realisasi 2010
REALISASI TAHUN
2009
1,772,261,903,500.00
1,693,534,546,017.31
(20.154.357.482,69)
%
95.56 1,687,016,621,143.69
1,482,483,698,246.72
1,226,660,232,426.50
(255.823.465.820.22)
82.74 1,117,498,789,224.96
Belanja Pegawai
Belanja barang
Belanja bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan Keuangan
616,675,198,095.00
634,500,749,329.72
0.00
5,800,000,000
99,862,252,822.00
80,632,498,000.00
45,013,000,000.00
493,711,720,911.00
509,870,194,897.50
0.00
5,737,707,588.00
99,762,000,000.00
75,836,424,125.00
41,742,184,905.00
(122,963,477,184.00)
(124,630,554,432.22)
(62,292,412.00)
(100,252,822.00)
(4,796,073,875.00)
(3,270,815,095.00)
80.06
80.36
98.93
99.90
94.05
92.73
401,767,382,916.96
458,577,291,663.00
12,633,654,000.00
38,925,000,000.00
96,729,360,645.00
108,866,100,000.00
BELANJA MODAL
881,518,470,080.28
821,412,717,333.39
(60,105,752,746.89)
93.18
677,632,244,158.22
2,000,000,000.00
2,000,000,000.00
2,000,000,000.00
2,000,000,000.00
100.00
100.00
2,051,952,300.00
2,051,952,300.00
102,000,000,000.00
102,000,000,000.00
102,000,000,000.00
91,984,453,383.00
91,984,453,383.00
91,984,453,383.00
(10,015.546,617.00)
(10,015.546,617.00)
(10,015.546,617.00)
90.18
90.18
90.18
PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
2,468,002,168,327.00
(695,740,264,827.00)
727,740,264,827.00
2,142,057,403,142.89 (32,594,476,518,411.00)
(448,522,857,125.58)
728,510,299,550.93
31
770,034,729.93
86.79 1,797,182,985,683.18
(110,166,364,539.49)
100.11
845,906,629,366.90
727,740,264,827.00
727,740,264,827.00
32,000,000,000.00
728,510,299,550.93
728,510,299,550.93
12,000,000,000.00
770,034,729.93
770,034,729.93
(20,000,000,000.00)
100.11
100.11
37.50
845,906,629,366.90
845,906,629,366.90
8,000,000,000.00
32,000,000,000.00
32,000,000,000.00
695,740,264,827.00
12,000,000,000.00
12,000,000,000.00
716,510,299,550.93
(20,000,000,000.00)
(20,000,000,000.00)
20,770,034,723.93
37.50
37.50
102.99
8,000,000,000.00
8,000,000,000.00
837,906,629,366.90
0.00
267,987,442,425.35
727,740,264,827.41
Anggaran 2011
Realisasi 2011
REALISASI TAHUN
2010
2,092,475,304,283,96
2,291,911,921,471,32
(199,436,617,187.36)
%
109.53
1,693,534,546,017.31
1,425,578,483,668,31
1,304,236,515,130.00
(121,341,968,538.31)
91.48
1,226,660,232,426.50
Belanja Pegawai
Belanja barang
Belanja bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan Keuangan
655,848,333,043,81
547,368,016,404.50
0.00
3,129,262,000.00
95,950,000,000.00
122,712,382,220.00
490,500,000.00
576,204,233,741,00
510,821,541,790.00
0.00
3,059,362,000.00
92,612,236,200.00
121,085,050,000.00
454,091,400.00
(7,944,099,302.81)
(36,546,474,614.50)
(3,337,763,800.00)
(1,627,332,220.00)
(36,408,600.00)
87.86
93.32
97.77
96.52
98.67
92.58
493,711,720,911.00
509,870,194,897.50
0.00
5,737,707,588.00
99,762,000,000.00
75,836,424,125.00
41,742,184,905.00
BELANJA MODAL
804,920,285,261.00
755,981,516,474.10
(48,938,768,786.90)
93.92
821,412,717,333.39
1,543,967,780.00
1,543,967,780.00
1,543,967,780.00
1,543,967,780.00
0
0
100.00
100.00
2,000,000,000.00
2,000,000,000.00
96,000,000,000.00
96,000,000,000.00
95,569,954,839.00
95,569,954,839.00
(430,045,161.00)
(430,045,161.00)
99.55
99.55
91,984,453,383.00
91,984,453,383.00
91,984,453,383.00
2,327,962,746,709.31
(235,487,442,425.35)
2,157,331,954,224.10
134,579,967,247.22
(170,630,792,485.21)
92.67
57.15
2,142,057,403,142.89
(448,522,857,125.58)
267,987,442,425.35
267,987,442,425.35
100.00
100.00
728,510,299,550.93
267,987,442,425.35
267,987,442,425.35
32,500,000,000.00
267,987,442,425.35
267,987,442,425.35
32,500,000,000.00
0
0
0
32,500,000,000.00
32,500,000,000.00
238,487,,442,425.35
32,500,000,000.00
32,500,000,000.00
235,487,442,425.35
0
0
0
PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
370,067,409,672.57
32
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
728,510,299,550.93
728,510,299,550.93
12,000,000,000.00
12,000,000,000.00
12,000,000,000.00
716,510,299,550.93
267,987,442,425.35
= 87%
= 92%
8. Rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB
= 6%
=5%
B. PEMBAHASAN
Dari hasil analisis tersebut, maka diberikan uraian yang tertuang dalam pembahasan Hasil Analisis
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2011 Kabupaten Kutai
Timur sebagai berikut:
1. Analisis Varians Pendapatan
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran diatas, pada tahun 2010 secara umum terdapat selisih
anggaran pendapatan dengan realisasi yang bersaldo negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa
kinerja pendapatan yang cukup baik walaupun masih belum mampu memperoleh pendapatan yang
sesuai dengan jumlah yang dianggarkan. Selisih anggaran pendapatan yang dapat terealisasi pada
tahun 2010 sebesar 20.154.357.482,69 atau sebesar 95.56% dari total APBD. Jumlah realisasi
tersebut jika dilihat dari nominalnya memang tidak begitu besar, namun jika dilihat nilai
persentasinya cukup signifikan. Meskipun secara nominal cukup besar, tetapi jika secara persentasi
cukup signifikan, maka dapat dikatakan kinerjanya baik dan memililiki tingkat efektifitas yang
cukup baik. hal ini terlihat dari perbandingan realisasi penerimaan pendapatan dengan target
penerimaan pendapatan sebesar 95.56% Tetapi pada tahun 2011 terjadi perubahan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2011 selisih anggaran pendapatan bersaldo positif. Hal ini mengindikasikan
bahwa kinerja pendapatan sangat baik dan sangat efektif. Realisasi pendapatan pada tahun ini
melebihi jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar 199,436,617,187.36 atau 109.53% dari total
APBD. Hal ini dikarenakan meningkatnya pendapatan transfer yang diperoleh pemerintah daerah
Kutai Timur. Selisih realisasi ini merupakan selisih yang diharapkan (favorable variance) oleh
pemerintah daerah.
2. Derajat Desentralisasi
Derajat desentralisasi pada pemerintah kabupaten Kutai Timur pada tahun anggaran 2010 sebesar
4% sedangkan pada tahun anggaran 2011 sebesar 2 %. Dari perhitungan tersebut dapat kita ketahui
bahwa derajat desentralisasi pemerintah kabupaten mengalami penurunan, maka semakin menurun
pula kemampuan pemerintah dalam penyelenggaraan desentralisasi.
3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Rasio ketergantungan keuangan daerah pada tahun 2010 sebesar 93% dan tahun 2011 sebesar
83%. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 pemerintah dalam
melaksanakan kegiatannya masih sangat bergantung terhadap pemerintah pusat/propinsi. Namun
pada tahun 2011 rasio ketergantungan keuangan daerah mulai menurun menjadi 83% karena
meningkatnya total pendapatan daerah menjadi 2.291.911.921.471,32. Dampak potensial dari
analisis rasio ketergantungan keuangan daerah bagi keuangan daerah, dengan adanya hasil
33
4.
5.
6.
7.
8.
perhitungan rasio ini dapat diketahui bahwa keuangan daerah pemerintah Kabupaten Kutai Timur
masih sangat tergantung pada pemerintah pusat dan/ atau pemerintah propinsi.
Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah
Rasio efektifitas PAD pada tahun anggaran 2010 sebesar 95% dapat dikatakan cukup efektif
karena berada pada predikat 90%-99%. Jika dibandingkan tahun 2011 kemampuan daerah dalam
menjalankan tugasnya pada tahun 2011 ini mengalami sedikit peningkatan menjadi 97%, hal ini
terjadi karena perbandingan jumlah antara target anggaran dan realisasinya tidak terlalu jauh
perbedaannya yaitu sebesar Rp 1.701.946..955,64 (Rp 54.90.317.483,96 Rp 53.188.370.528,32 ).
Pada tahun 2011 ini walaupun tejadi peningkatan sebesar 97% tetap saja kemampuan pemerintah
daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD masih dikatakan cukup efektif karena rasio
efektifitas PAD tahun anggaran 2011 berada pada predikat 90%-99%.Dampak positif perhitungan
rasio efektifitas PAD ini bagi keuangan yaitu dari perhitungan analisis rasionya dapat diketahui
dengan cermat bagaimana perbandingan antara target dan realisasi PAD pada tiap tahunnya
sehingga dapat dinilai oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kapan target dan realisasinya ini
berada di posisi paling efektif bagi keuangan daerahnya. Dampak negatif dari perhitungan rasio
efektifitas PAD ini bagi keuangan yaitu walaupun rasio efektifitasnya sudah sangat baik tetapi
apabila ternyata biaya pemungutan PAD sangat besar, maka pemerintah dianggapa tidak efisien
dalam menjalankan kegiatannya.
Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio efisiensi PAD pada tahun anggaran 2010 sebesar 6% dapat dikatakan sangat efisien karena
berada pada predikat dibawah 10%. Jika dibandingkan tahun 2011 perhitungan efisiensi PAD
mengalami peningkatan sebesar 7%. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi PAD mengalami
penurunan karena pendapatan daerah mengalami penurunan sebesar Rp 53.188.370.528,32
sementara biaya pemerolehan PAD Setiap tahunnya tidak mengalami penurunan. Pada tahun 2011
ini walaupun tejadi peningkatan sebesar 7% tetap saja kemampuan pemerintah daerah dalam hal
efisiensi penerimaan PAD masih dikatakan sangat efisien karena rasio efisiensi PAD tahun
anggaran 2011 berada pada predikat dibawah 10%.Dengan melihat nilai analisis rasio efisiensi
pemerintah dapat membandingkan tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan didalam memungut
PAD dibandingkan dengan PAD yang diperoleh
Analisis Varians Belanja
Berdasarkian laporan realisasi anggaran tahun 2010, secara umum terdapat selisih anggaran
belanja bersaldo negatif. Hal ini mengindikasikan adanya efisiensi atau penghematan anggaran.
Anggaran belanja terserap 86.79%, penghematan anggaran belanja yang dilakukan dalam tahun
2010 sebesar 32,594,476,518,411 atau 13,21% dari total APBD. Jumlah penghematan tersebut jika
dilihat dari persentasenya memang tidak begitu besar, namun jika dilihat dari nominalnya cukup
signifikan dan dapat dikatan pemerintah daerah kutai timur memiliki kinerja yang cukup baik
dalam penghematan anggaran belanja. Hal ini cukup berbeda pada laporan realisasi anggaran tahun
2011. Pada tahun ini persentasi efisiensi atau penghematan anggaran cukup meningkat sebesar
92.67%. Penghematan belanja pada tahun 2011 sebesar 170,630,792,485.21 atau 7,33% dari total
APBD. Dalam analisis ini hendaknya tidak terpaku pada persentase pengehematan yang yang
berhasil dilakukan tetapi juga jumlah nominalnya. Meskipun secara persentase kecil, tetapi jika
secara cukup signifikan, maka dapat dikatakan kinerjanya baik.
Rasio Efisiensi Belanja
Rasio efisiensi belanja pada tahun 2010 sebesar 87% hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun
ini pemerintah telah melakukan efisiensi anggaran belanja sedangkan pada tahun 2011 pemerintah
mengalami penurunan dalam hal efisiensi anggaran belanja hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya persentase dari perhitungan analisis rasio anggaran belanja sebesar 92%. Hal ini
dikarenakan karena selisih antara anggaran dan realisasi belanja tidak jauh berbeda. Kinerja
pemerintah daerah dinilai baik apabila pemerintah daerah mampu melakukan efisiensi belanja.
Sebaliknya jika realisasi belanja lebih besar dari jumlah yang dianggarkan maka hal itu
mengindikasikan adanya kinerja anggaran yang kurang baik.
Rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB
Rasio Belanja daerah terhadap PDRB merupakan perbandingan antara total belanja daerah dengan
PDRB yang dihasilkan daerah. Rasio ini menunjukkan produktivitas dan efektivitas belanja
daerah. Selain itu kita juga dapat melihat tingkat ekonomis pemerintah daerah dalam rasio ini.
34
Rasio belanja daerah terhadap PDRB pada tahun 2010 sebesar 6% hal ini menunjukkan bahwa
produktivitas dan efektiivitas belanja daerah cukup baik karena selisih antara pendapatan domestik
regional bruto dengan belanja daerah cukup signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah
daerah memiliki produktivitas dan efektifitas yang baik. Kemudian pada tahun 2011 produktifitas
dan efektifitas belanja daerah mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari peresentase sebesar
5% hal ini dikarenakan realisasi belanja daerah yang tidak mengalami peningkatan yang tidak
cukup signifikan tetapi berbading terbalik dengan PDRB daerah yang mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.
IV. PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka
penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah Kutai Timur dalam menggunakan anggaran pendapatan dan belanja dapat
dikatakan cukup efektif hal ini terlihat dalam rasio efektifitas pendapatan asli daerah yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pemerintah dapat melakukan efektifitas sebesar 95%, dan
pada tahun 2011 meningkat menjadi 97%. Dalam analisis varians juga dapat terlihat bahwa
pemerintah daerah cukup efektif dalam menggunakan anggaran pendapatan daerah pada tahun
2010 sebesar 95,56% dan meningkat menjadi 109,53% hal ini jika dilihat dari tahun sebelumnya
maka pemerintah daerah dapat meningkatkan efektifitas dan kinerjanya dalam menggunakan
anggaran.
2. Pemerintah daerah Kutai Timur dalam menggunakan anggaran pendapatan dan belanja dapat
diakatakan sangat efisien hal ini terlihat dalam analisis efisiensi pendapatan asli daerah yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pemerintah daerah dapat melakukan efisiensi pendapatan
asli daerah sebesar 6% namun pada tahun 2011 mengalami kenaikan persentasi sebesar 7% yang
menandakan bahwa pemerintah daerah mengalami penurunan dalam melakukan efisiensi
anggaran namun tidak terjadi secara signifikan. Dalam anggaran belanja daerah efisiensi juga
dapat terlihat dalam analisis efisiensi belanja daerah dan analisis varians belanja daerah yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pemerintah daerah dalam melaksanakan anggaran belanja
sangat efisien sebesar 87% sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan persentase
sebesar 92,67% yang mengindikasikan pemerintah daerah dalam melakukan anggaran belanja
daerah mengalami penurunan efisiensi.Pada tahun 2011 efisiensi dan pendapatan dan belanja
daerah mengalami penigkatan yang baik namun peningkatan yang terjadi tidak cukup signifikan .
3. Pemerintah daerah Kutai Timur dalam menggunakan anggaran pendapatan dan belanja dapat
diakatakan produktif dan efektif. Hal ini terlihat dalam analisis belanja daerah terhadap PDRB
cukup baik karena perbandingan antara pendapatan domestik regional bruto dengan belanja
daerah pada tahun 2010 sebesar 6% dan mengalami penurunan presentase sebesar 5% hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mengalami peningkatan dalam produktifitas,
efektifitas dan ekonomis. Karena semakin kecil persentasi yang diperoleh, maka semakin
meningkat pula produktifitas, efektifitas dan ekonomis belanja daerah. Selain itu kita juga dapat
melihat kemandirian daerah dalam melaksanakan anggaran pendapatan daerah pada analisis
derajat desentralisasi dan Rasio Ketergantungan daerah yang menunjukkan bahwa pemerintah
daerah kutai timur masih sangat bergantung pada pihak eksternal.
B.
SARAN
Berdasarkan uraian-uraian pada bab terdahulu, maka penulis akan memberikan saran-saran sebagai
bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur, adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya perhitungan analisis pendapatan dan belanja daearah yang telah dianalisis oleh
penulis, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih melaksanakan anggaran secara efektif, efisien
, dan ekonomis.
35
2.
Dengan adanya perhitungan rasio-rasio keuangan daerah yang telah dianalisis oleh penulis,
diharapkan pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan kecendrungan yang terjadi sebagai
bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan pada waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE
Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Jakarta: Penerbit
Indeks.
Maria, Evi.2007. Akuntansi untuk Perusahaan Jasa, Yogyakarta :Gava media
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta : Salemba
Empat
Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta : Andi.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Nordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang retribusi daerah.
Peraturan pemerintah no.71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang Nomor 58 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan Atas Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
www.kabkutim.go.id diakses tanggal 23/10/2012
36
Yadiati, Wiwin. Wahyudi, Ilham. 2006. Pengantar Akuntansi. Prenada Media Group:Jakarta.
37