Anda di halaman 1dari 31

PERBEDAAN FREKUENSI DIARE PADA

BAYI UMUR 0-12 BULAN YANG


MENDAPAT ASI EKSLUSIF DAN ASI NON
EKSKLUSIF

NAMA : ANDI ASMITA ABRAR


NIM
: 10542019510
PEMBIMBING : drg.St.Maisarah Bachtiar,MARS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MAKASSAR
2013

LATAR BELAKANG

Menurut laporan tahun 2000 Organisasi Kesehatan Dunia (World


Health Organization), lebih kurang 1,5 juta anak meninggal
karena pemberian makanan yang tidak benar.
Hasil penelitian menunjukkan, gangguan pertumbuhan pada
awal masa kehidupan anak usia di bawah lima tahun (balita)
antara lain akibat kekurangan gizi sejak dalam kandungan
(pertumbuhan janin yang terhambat), pemberian makanan
pendamping ASI terlalu dini atau terlambat serta tidak cukup
mengandung energi dan zat gizi terutama mineral, dan tidak
berhasil memberikan ASI eksklusif.
Hasil survey program pemberantasan (P2) diare di Indonesia
menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada
tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk dengan episode
diare balita adalah 1,0-1,5 kali per tahun

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana perbedaan frekuensi diare pada bayi umur 012 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan bayi yang
ASI non eksklusif

Tujuan

Kerangka
Teori

DEFINISI OPERASIONAL
Variabel

Definisi

Cara ukur Alat


ukur

Hasil ukur Skala


ukur

Variabel
dependen:
diare

Diare adalah
penyakit yang
ditandai dengan
bertambahnya
frekuensi defekasi
lebih dari biasanya
(> 3 kali sehari)
disertai perubahan
konsistensi tinja
(menjadi cair),
dengan/tanpa
darah dan/atau
lendir

Wawancara

Kuesioner

Sering : >3 kali Kategorik


sebulan
ordinal
Jarang : <3 kali
sebulan
Tidak pernah

Variabel
independen:
Pola
pemberian
ASI

cara responden
memberikan asupan
kepada bayinya

Wawancara

Kuesioner

ASI ekslusif
ASI non
eksklusif

Kategorik
ordinal

Variabel
umur bayi

Umur responden saat


dilahirkan sampai

Wawancara

Kuesioner

0-6 bulan
6-12 bulan

Kategorik
ordinal

Definisi

Cara ukur

Alat ukur

Hasil ukur Skala


ukur

Variabel
independen:
Status
Pendidikan Ibu

pendidikan
formal yang
pernah dilalui
atau sedang
dijalanioleh
responden

Wawancara

Kuesioner

Rendah: tidak
sekolah dan
SD/sederajat
Menengah:
SMP/sederajat
Tinggi:
SMA/sederajat
dan perguruan
tinggi

Kategorik
ordinal

Variabel
independen:
Status ekonomi
keluarga/pengha
silan keluarga

penghasilan
Wawancara
keluarga jumlah
yang didapatkan
oleh anggota
keluarga setiap
bulannya dalam
bentuk uang
sebagai hasil
dari
pekerjaannya.

Kuesioner

Rendah < Rp
2.000.000
Menengah
2.000.0005.000.000
Berkecukupan
> Rp. 5.000.000

Kategorik
ordinal

Definisi

Cara ukur Alat ukur

Hasil ukur Skala


ukur

Pekerjaan
ibu

Profesi yang Wawancar


dijalani ibu
a
setiap hari

Kuesioner

Bekerja
Tidak
bekerja

Kategorik
ordinal

Jenis
kelamin
bayi

Jenis
wawancar
kelamin dari a
bayi

Kuesioner

Laki-laki
Perempuan

Kategorik
ordinal

HIPOTESIS PENELITIAN
HIPOTESIS NULL

HIPOTESIS ALTERNATIF

Tidak ada perbedaan frekuensi diare pada


bayi yang umur 0-12 bulan yang mendapat
ASI eksklusif

Ada perbedaan frekuensi diare pada bayi


yang umur 0-12 bulan yang mendapat ASI
eksklusif

Tidak ada perbedaan frekuensi diare pada


bayi yang umur 0-12 bulan yang ASI non
eksklusif

Ada perbedaan frekuensi diare pada bayi


yang umur 0-12 bulan yang ASI non
eksklusif

DESAIN PENELITIAN
a. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian
analitik observasional dengan pendekatan cross sectional
b. Tempat

penelitian
Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Maradekaya Jl. S.
saddang Baru Lr 27/ No 5 Kota Makassar.
c. Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan NovemberDesember 2013

Populasi

BESAR DAN RUMUS SAMPEL


Menggunakan rumus analitik kategorik tidak
berpasangan
Rumus yang digunakan:

Keterangan:
Z = Deviat Baku Alfa (Z=1,960 untuk = 0,05)
Z = Deviat Baku Beta (Z=0,842 untuk =0,20)
P2 = Proporsi dalam kelompok yang sudah diketahui nilainya
(0,50)
Q2 = 1-P2 =1-0,50=0,5
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan
judgement peneliti 0,70
Q1 = 1-P1 =1-0,70= 0,3
P1 P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
(0,70-0,5=0,2)
P = Proporsi total = (P1+P2)/2 = (0,70+0,50)/2 = 0,6
Q = 1-P = 1-0,6=0,4

82

Berdasarkan perhitungan rumus sampel di atas, diperoleh


jumlah sampel minimal adalah 82 sampel

a. Tehnik sampling

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling


b. Analisa data
Pada penelitian ini variable independentnya adalah kategorik ordinal dan dependent
variablenya adalah kategorik ordinal sehingga uji statistic yang dipakai adalah uji
statistic chisquare dan diolah dengan menggunakan SPSS 16, dengan pengambilan
keputusan sebagai berikut:
-

Bilamana Ha lebih besar >0,05 maka hipotesis alternative ditolak dan H0 diterima

Bilamana H0 lebih kecil<0,05 maka hipotesis alternative diterima dan H0 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2004. ASI Eksklusif Turunkan Kematian Bayi. http://www.pikas.bkkbn.go.id/print.php?tid=+2&rid=136-6k-sp. [Accessed 3 oktober 2013 ]
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2012. ASI Ekslusif. Available from: http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=620&Itemid=102. [Accessed 4 oktober 2013].
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2013. Kunci kesuksesan menyusui .Available from:http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=620&Itemid=102. [Accessed 4 oktober
2013].
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2012. Angka Kematian Bayi.Available from: http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=620&Itemid=102. [Accessed 10 oktober 2013].
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2008. Profil Kesehatan Sulsel .Available from: http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=620&Itemid=102. [Accessed 10 oktober 2013].
Hegar Badriul dan Sahetapy Magdalena,2013, Air Susu Ibu dan Kesehatan Saluran Cerna. In: IDAI. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI KMatondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008 Aspek Imunologi Air Susu Ibu. In: Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar
Alergi-Imunologi Anak, edisi II.Jakarta: Badan Penerbit IDAI, pp: 189-202.
Permatasari, Devina Putri. 2012, Perbedaan Durasi Penyembuhan Diare Dehidrasi Ringan-Sedang Balita yang Diberi ASI dan Seng di RSUP Dr.Kariadi, Skripsi S-1 Kedokteran: Universitas Diponegoro.
Pratiwi , Dessy. 2011. Perbedaan Kejadian Obesitas antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar kota Surakarta, Skripsi S-1 Kedokteran:
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Roesli , Utami. 2008, Manajemen Laktasi. In: IDAI. Bedah ASI: Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 17-30.
Sartika, Dewi. 2008. Hubungan lamanya pemberian susu formula dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak 2-6 tahun, Skripsi S-1 Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Sekartini, Rini. 2008, Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. In: IDAI. . Bedah ASI: Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 125-134.
Sinuhaji AB. (2006). Intoleransi laktosa. Majalah kedokteran nusantara .sumber
Sudoyo,Aru w. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Tumbelaka A.R. dan Karyanti M.R. 2008. Air Susu Ibu dan Pengendalian Infeksi. In: IDAI. Bedah ASI: Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 83-97.
UNICEF.2011. Infant and Young Child Feeding. Available from: http://www.unicef.org/nutrition/index_breastfeeding.html
Wijianti, Winda. 2010. Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Surakarta, Skripsi S-1 Kedokteran: Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Wulanda, Ayu Febri 2012. Biologi Reproduksi, Jakarta: Balai Penerbit Salemba Medika.
UNICEF.2011. Infant and Young Child Feeding. Available from: http://www.unicef.org/nutrition/index_breastfeeding.html
Wijianti, Winda. 2010. Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Surakarta, Skripsi S-1 Kedokteran: Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Wulanda, Ayu Febri 2012. Biologi Reproduksi, Jakarta: Balai Penerbit Salemba Medika.

PERBEDAAN FREKUENSI DIARE PADA BAYI


UMUR 0-12 BULAN YANG MENDAPAT ASI
EKSKLUSIF DAN BAYI YANG ASI NON EKSKLUSIF

HASIL PENELITIAN
OLEH
ANDI ASMITA ABRAR
10542 0195 10

ANALISIS UNIVARIAT

ANALISIS BIVARIAT

a.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat simpulkan bahwa :
. Persentase angka kejadian diare pada bayi umur 0-12 bulan yang diberi ASI
non eksklusif cukup tinggi yaitu sekitar 50,0% atau sekitar 41 bayi dari 46
bayi yang diberi ASI non eksklusif dibandingkan pada bayi yang diberi ASI
eksklusif yaitu 8,5% atau sekitar 7 bayi dari 36 bayi yang diberi ASI eksklusif
yang mengalami diare.
. Terdapat perbedaan frekuensi diare pada bayi yang ASI eksklusif dan bayi
yang ASI non eksklusif, ini dapat dilihat bahwa pada bayi yang diberi ASI non
eksklusif terdapat 40,2% atau sekitar 33 bayi yang mengalami frekuensi diare
yang sering dari 46 bayi yang diberi ASI non eksklusif,selebihnya terdapat
15,9% atau sekitar 13 bayi yang mengalami frekuensi diare yang jarang .
Sedangkan frekuensi diare pada bayi yang diberi ASI eksklusif yaitu tidak
terdapat bayi yang mengalami frekuensi diare yang sering, dan terdapat
sekitar 43,9% atau 36 bayi yang mengalami frekuensi diare yang jarang dan
tidak ada bayi yang mengalami diare dengan frekuensi yang sering.
. Terdapat hubungan pola pemberian ASI terhadap angka kejadian diare pada
bayi umur 0-12 bulan
. Tidak terdapat hubungan karakteristik ibu, diantaranya pendidikan
ibu,pekerjaan,dan penghasilan terhadap kejadian diare.
. Tidak terdapat hubungan karakteristik bayi, diantaranya umur bayi dan jenis
kelamin terhadap kejadian diare.

b. Saran
Bagi ibu
Tingkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 6
bulan dan hindari pemberian susu formula dalam rentan
usia tersebut.
Bagi peneliti
Diharapkan bagi peneliti dimasa yang akan datang agar
dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai
perbedaan frekuensi diare pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif
dengan jumlah sampel yang lebih memadai.
Bagi institusi pelayanan kesehatan (PUSKESMAS)
Dapat melakukan berbagai upaya penyuluhan atau
konseling semasa menjelang kelahiran bayi untuk
mempersiapkan kualitas dan kuantitas ASI serta kesiapan
ibu menjadi seorang ibu.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai