Anda di halaman 1dari 33

Skizofrenia Paranoid

Disusun oleh:
Aziz Rahman Muis
2010730017
Pembimbing:
Dr. Rusdi Effendi, SpKJ

IDENTITAS

Nama

: Tn. TM

Usia

: 34 tahun

TTL

: Jakarta, 12 Maret 1981

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Cipulir

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

Masuk RS

: 25 Maret 2015

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Tidak bekerja

: SMA

Anamnesis
Keluhan

utama: Pasien gaduh gelisah dan marahmarah sejak 3 hari SMRS


Keluhan tambahan: Sulit tidur, suka bicara sendiri,
perasaan kesal, perasaan sedih dan murung, curiga,
merasa dibenci orang lain, tidak nafsu makan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke RSJ Islam Klender dibawa oleh ayah dan keluarganya
dengan keluhan bertambah gaduh gelisah dan marah-marah sejak 3
hari SMRS.

1 bulan SMRS pasien sudah berobat jalan namun pasien tidak rutin
minum obat. Pada saat di rumah pasien merasa sedih dan hanya
berdiam diri di kamar. Pasien suka berbicara sendiri. Pasien tidak
nafsu makan dan sulit tidur.

1 minggu SMRS ibu pasien mengatakan pasien masih sedih dan habya
berdiam diri dikamar. Pasien merasa sedih karena berpikir bahwa
orang tuanya tidak memberikan uang untuk dia makan. Pasien juga
marah karena dijodohkan untuk menikah.

Pasien berangsur-angsur mulai terlihat gejala gelisah dan mudah


marah. Akhirnya pasien dibawa ke RSJI Klender karena keluhan
bertambah gaduh gelisah dan marah-marah.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien pernah dirawat di RSJ Dharmawangsa pada


tahun 2002 dengan keluhan ngamuk dan marahmarah. Menurut ibu pasien, keluhan tersebut muncul
sejak pasien mulai menyukai hobi naik gunung. Pasien
memang tergabung dalam organisasi pecinta alam di
kampusnya. Pasien menjadi suka berbicara sendiri.
Menurut ibu pasien, pasien marah karena ada bisikanbisikan yang menyuruhnya. Setelah pasien selesai
perawatan, pasien dapat beraktivitas kembali secara
normal.
Pasienpun
mulai
mencoba
mencari
pekerjaan. Pasien akhirnya mulai bekerja sebagai
teknisi elektronik. Pasien tidak terlalu lama bekerja
sebagai teknisi elektronik. Pasien memang termasuk
sering pindah-pindah pekerjaan.

Pada tahun 2013, pasien kembali dirawat di RSJ


Dharmawangsa karena kembali marah-marah dan
mengamuk. Pasien kembali ngamuk dan suka
berbicara sendiri. Setelah perawatan, pasien lebih
suka berdiam di rumah. Pasien lebih suka menyendiri
dan tidak bekerja. Setelah 1 tahun (2014) tidak
bekerja, keluarga mencoba mencarikan pasien isteri
dengan menjodohkannya. Pasien mengaku tidak
menyukai pilihan keluarganya. Pernikahan pasienpun
tidak berjalan tentram. Setelah 3 bulan, isteri pasien
kabur dari rumah kembali ke rumah orang tuanya
karena mengaku sering dipukuli oleh pasien.

Pada

Februari 2015, pasien dibawa ke poliklinik


RSJ Klender, karena sering marah-marah. Pasien
diperbolehkan rawat jalan dan diberi obat untuk
satu bulan. Di rumah pasien tidak teratur minum
obat. Pasien marah dan menolak untuk minum
obat. Akhirnya pada 26 Maret
2015, pasien
mengamuk dan memukuli ayahnya. Pasien
akhirnya dibawa ke RSJI Klender diantar ayah dan
empat orang tetangganya.

Skema

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

RIWAYAT PRIBADI

Masa Prenatal
Pasien dilahirkan secara normal dibantu oleh bidan. Pasien merupakan
anak yang dikehendaki orang tuanya dan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Tidak ada masalah saat persalinannya.

Masa kanak-kanak dini (0-3 tahun)


Menurut pasien, saat usia ini pasien seperti anak seusianya. Tidak
pernah ada riwayat cedera kepala, kejang ataupun sakit sampai
dirawat. Pola makan cukup baik.

Masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)


Pasien mulai masuk sekolah dasar saat usianya 7 tahun. Awalnya
pasien merupakan anak yang pemalu. Orang tua pasien memasukkan
pasien ke kursus menari. Pasienpun akhirnya memiliki percaya diri
tinggi. Pasien selalu naik kelas setiap kelulusannya. Tidak pernah
berkelahi dengan teman sekelasnya.

Masa pubertas
Pasien mempunyai beberapa teman di lingkungannya dan tidak pernah
terlibat perkelahian dengan temannya. Pasien mempunyai bebeapa
teman akrab. Dalam perkembangAn fisik, pasien tumbuh sesuai
dengan usianya, dan dalam perkembanagn kognitif pun tidak terdapat
gangguan. Pasien tidak menemukan kesulitan dalam belajar, karena
pada dasarnya intelgensinya cukup. Dalam perkembangan motoriknya
pasien merasa tidak mengalami gangguan.

Masa Dewasa
Riwayat

pendidikan

Pasien kuliah di politeknik teknik Bandung. Kuliah pasien tidak selesai


karena pasien sakit dan dirawat di RSJI Dharmawangsa.
Riwayat

Pekerjaaan

Pasien bekerja sebagai teknisi komputer dari tahun 2004 2006. Pasien
mengaku menyukai pekerjaannya. Pasien berhenti dari pekerjaan ini
karena tidak menyukai majikan tempat dia bekerja. Pasien kembali
bekerja sebagai pengukur luas tanah dari tahun 2006 2013. Pasien
menyukai pekerjaannya dan memiliki hubungan yang baik dengan temanteman kerjanya. Pasien mengaku berhenti dari pekerjaanya karena gaji
yang terlalu kecil. Pasien selanjutnya bekerja sebagai tukang kredit dari
tahun 2013 2014. Sejak bekerja sebagai tukang kredit, pasien menjadi
sering marah-marah. Pasien mengaku pekerjaan sebagai tukang kredit
menuntutnya untuk menjadi lebih tegas.

Riwayat pernikahan
Pasien menikah pada akhir 2014. Pasien menikah dengan isteri yang dijodohkan oleh orang
tuanya. Pernikahan pasien tidak berjalan harmonis. Setelah 3 bulan, isteri pasien kabur
kembali ke rumah orang tuanya karena mengaku sering dipukuli oleh pasien. Pasien belum
memiliki anak.

Riwayat keagamaan

Menurut ibu pasien, pendidikan agama di lingkungan keluarga pasien cukup, Dalam
menjalankan ibadah saat ini pasien tergolong sering tidak menjalankan shalat 5 waktu.

Riwayat psikoseksual

Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual, pasien mengetahui tentang seks dengan
cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak memberikan pengetahuan tentang seks.

Riwayat pelanggaran hukum

Pasien tidak pernah terlibat kasus hukum. Pasien tidak pernah ditahan atau dipenjara.

Mimpi, fantasi dan nilai-nilai


Mimpi : Tidak ada
Fantasi : Ingin membina hubungan yang baru dan menikah lagi
Nilai-nilai : Penilaian baik buruk. Baik

Riwayat keluarga

STATUS MENTAL
Gambaran Umum
Penampilan

Pasien adalah seorang laki-laki dengan tinggi


badan sekitar 170 cm dan berat badan sekitar 50
kg. Pasien berkulit sawo matang, berambut hitam
ikal pendek. Kulit. Pasien terlihat sesuai dengan
usianya.
Pada
saat
diwawancara
pasien
mengenakan baju kaos berwarna hijau dan celana
pendek hitam, dan tidak menggunakan alas kaki.
Pasien tampak tenang. Pada saat di wawancarai
pasien tidak cemas.

Perilaku

Sebelum wawancara pasien sedang tiduran dengan


tenang sambil melihat keadaan sekitar. Selama
wawancara, pasien merubah posisi tubuhnya
dengan duduk melihat pewawancara, pasien
menunjukkan
sikap
yang
kooperatif
dan
bersahabat untuk diajak bicara.
Sikap

Pasien menunjukkan
wawancara.

sikap

kooperatif

saat

Mood dan Afek

Mood

: Cemas

Afek

: Serasi

Kesesuaian

: Serasi

Bicara

Cara bicara : Spontan

Volume

: Sedang

Irama

: Teratur

Kelancaran

: Lancar

Kecepatan

: Sedang

Persepsi
-Halusinasi :

Auditorik

: Tidak ada

Visual

: Tidak ada

Taktil

: Tidak ada

Olfaktorik

: Tidak ada

Ilusi

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi

: Tidak ada
: Tidak ada

Isi pikiran

Pikiran

Produktivitas

: Normal

-Kontinuitas

Gangguan isi pikir


-Waham

Waham Bizarre

: Tidak ada

Flight of ideas

: Tidak ada

Waham Kebesaran

: Tidak ada

Blocking

: Tidak ada

Waham Kejar

: Tidak ada

Asosiasi longgar : Tidak ada

Waham rujukan

: Ada

Thought Echo

: Tidak ada

Thought Withdrawal

Thought Insertion

Inkoherensi

: Tidak ada

Word salad

: Tidak ada

Neologisme

: Tidak ada

Thought Control

: Tidak ada

Sirkumstansial

: Tidak ada

Delusion of Passivity

: Tidak ada

Tangensialitas

Gagasan bunuh diri

: Tidak ada

Obsesi

: Tidak ada

: Tidak ada

: Tidak ada
: Tidak ada

Sensorium dan Kognitif

Kesadaran
mentis

Orientasi

Waktu

Tempat

Orang

:Compos

:Baik

Daya Nilai

Penilaian Sosial : Cukup baik

Uji Daya Nilai : Baik

Tilikan
: Tilikan 2 (Mempunyai sedikit
pemahaman tentang penyakitnya tapi
sekaligus menyangkalnya disaat yang
bersamaan)

Taraf dapat
dipercaya

:Baik
:Baik

Daya ingat

Jangka pendek

: Baik

Jangka panjang

: Baik

Segera

Konsentrasi

Perhatian

: Baik

Visospasial

: Baik

: Baik
: Baik

dipercaya:

Cukup

bisa

STATUS GENERALIS

Status Neurologis

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Mata

Suhu

: 36,5 C

Gerakan

: Baik ke segala arah

Nadi

: 84 x/menit

Persepsi

: Tidak ada

Pernafasan : 18x/menit

Bentuk pupil

: Bulat, isokor

Tinggi badan

Rangsang cahaya

: Positif +/+

Kepala : Normocephal, rambut hitam,


tidak rontok

: 170 cm

Thorax :
Paru

: Vesikuler

Jantung: Reguler

Abdomen

: Tidak ada kelainan

Rangsang meningeal

: Negatif

Motorik

Tonus

: Baik

Turgor

: Baik

Kekuatan

: 5555/5555
5555/5555

Refleks

: (Normal

DIAGNOSIS
Aksis I: Kasus ini dapat di golongkan ke dalam Skizofrenia Paranoid (F20.0)
sesuai dengan kriteria diagnosis PPDGJ 3 sebagai berikut:
Memenuhi

kriteria umum diagnosis skizofrenia.

Sebagai

tambahan (halusinasi dan/atau waham harus menonjol):

Waham

berupa keyakinan dibenci oleh orang tuanya

Aksis

II

: Tidak ada

Aksis

III

: Tidak ada

Aksis

IV

: Tidak ada

Aksis

: GAF scale 40 - 31

DIAGNOSIS BANDING

Skizofrenia tipe manik (F25.0)

TERAPI
Psikofarmaka:

Risperidon 2 x 2 mg

Psikoterapi:

Psikoterapi edukatif

Terapi berorientasi keluarga

Sosial budaya

Religius

PROGNOSIS
Quo

ad vitam

: ad bonam

Quo

ad functionam : dubia ad bonam

Quo

ad sanactionam

: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia berasal dari
bahasa Yunani,
schizein yang berarti
terpisah atau
pecah, dan phren
yang artinya jiwa.

Di Amerika Serikat,
prevalensi skizofrenia
seumur hidup dilaporkan
secara bervariasi
terentang dari 1 sampai
1,5%

Di Indonesia
diperkirakan 1-2%
penduduk atau sekitar 24 juta jiwa

ETIOLOGI
Metabolisme:
Skizofrenia
disebabkan oleh
suatu gangguan
metabolisme

Genetik: Potensi
untuk
mendapatkan
skizofrenia
diturunkan

Susunan Saraf
Pusat: Kelainan
pada diensefalon
atau korteks otak

Biokimia:
Ketidakseimbangan
neurotransmitter

Skizofrenia

GAMBARAN KLINIS
Fase prodromal:
Gejala-gejala nonspesifik mulai muncul.
Sosial, pekerjaan,
perawatan diri

Fase residual: Gejalagejalanya sama dengan


fase prodromal tetapi
gejala psikotiknya
sudah berkurang

Fase aktif: Gejala


psikotik menjadi jelas
seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi,
waham, halusinasi
disertai gangguan afek

DIAGNOSIS
Menurut PPDGJ-III
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas atau kurang tajam) :
Isi

Pikiran:

thought

eco

thought

insertion or withdrawl

thought

broadcasting

Waham
Halusinasi

auditorik

Adanya gejala gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)

Kriteria DSM-IV untuk Skizofrenia


Gejala karakteristik: dua (atau lebih) berikut,
masing-masing ditemukan untuk bagian waktu yang
bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika
diobati dengan berhasil):
Waham
Halusinasi
Bicara

terdisorganisasi (misalnya, sering


menyimpang atau inkoheren)

Perilaku
Gejala

terdisorganisasi atau katatonik yang jelas

negatif, yaitu, pendataran afektif, alogia,


atau tidak ada kemauan (avolition)

KLASIFIKASI
Skizofrenia

Paranoid (F 20.0)

Skizofrenia

Hebefrenik (F 20.1)

Skizofrenia

Katatonik (F 20.2)

Skizofrenia

Tak Terinci (Undifferentiated) (F 20.3)

Depresi

Pasca-skizofrenia (F 20.4)

Skizofrenia

Residual ( F 20.5)

Skizofrenia

Simpleks (F. 20.6)

Skizofrenia

lainnya (F20.8) dan Skizofrenia YTT

(F20.9)

TERAPI
Psikofarmaka

Pada umumnya pemberian obat anti psikosis sebaiknya dipertahankan selama


minimal 2 tahun untuk pasien skizofrenia akut setelah semua gejala psikosis
reda sama sekali. pasien skizofrenia berulang, lama pemberian obat minimal
5 tahun

Generasi Pertama (Typical):


Haloperidol, chlorpromazine, fluphenazine, droperidol, pimozine, sulpiride,
perphenazine, flupenthixol, zuclopenthixol, dan trifluoperazine mengobati
gejala positif skizofrenia) kurang efektif terhadap gejala negatif skizofrenia

Generasi kedua (Atypical) :


Obat antipsikotik baru ini dikenal sebagai antipsikotik atipikal atau antipsikotik
Obat baru ini meliputi aripiprazole, clozapine, olanzapine, paliperidone Obat ini
efektif untuk mengobati gejala positif, dapat juga membantu dalam mengobati
gejala negatif.

CARA PEMBERIAN
Dosis awal
dinaikkan setiap
2-3 hari sampai
mencapai

Dosis efektif
Dievaluasi

2 minggu bila
perlu dinaikkan
sampai dosis
optimal

8-12 minggu
(stabilisasi)

Maintenance 6
bulan 2 tahun

Tappering off

EFEK SAMPING
Efek

samping Ekstra Piramidal (EEP).


Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih
lambat dan kaku

tremor
tardive

pada tangan dan kaki.


dyskinesia

Peningkatan

berat badan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai