Anda di halaman 1dari 7

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Fatiha Sri Utami Tamad


No. ID dan Nama Wahana : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Topik : Kasus Medis
Tanggal (kasus) : 23 Maret 2014
Presentan : dr. Fatiha Sri Utami Tamad
Nama Pasien : An. B
No. RM : 261349
Tanggal Presentasi : Mei 2014
Pendamping : dr. Nur Hidayani
Tempat Presentasi : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja


Dewasa
Lansia Bumil
Deskripsi : Anak, 2 tahun, Kejang dengan riwayat demam dan diare sebelumnya
Tujuan : menegakkan diagnosis dan menetapkan manajemen pasien kejang demam
sederhana dan diare akut dehidrasi ringan sedang
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset
Kasus Audit
bahasan :
Cara
Diskusi
Presentasi dan
E-mail Pos
membahas :
diskusi
Data pasien :
Nama : An. B
No CM :
261349
Nama klinik : RS PKU Muhammadiyah Telp :
Terdaftar sejak
Gombong
:
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran klinis :
Pasien anak-anak 2 tahun datang diantar keluarga ke IGD dengan
keluhan 3 hari ini BAB cair 10 kali perhari 1/4 GB ampas (+) lendir (-)
darah (-) rewel saat BAB (-), mual (-), muntah (-), rewel (+), ma (+), mi
(+) >>, demam sejak 2 hari yang lalu, batuk (-), pilek (-), BAK (+) N. 8
menit setelah sampai di IGD pasien kejang seluruh tubuh 1x 2 menit
saat kejang pasien tidak sadar sesaat dan sebelum kejang pasien
sadar .
2. Riwayat Pengobatan :
3. Riwayat kesehatan/penyakit :
Riwayat penyakit serupa (-)
4. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa (-)
5. Riwayat pekerjaan :
6. Lain-lain
PEMERIKSAAN FISIK (sebelum kejang) :
KU : Rewel, Compos mentis
Vital signs
N : 100 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup

R : 28x/menit
S : 38,3 C aksilla
Berat badan : 13kg
Kepala : UUB sudah menutup
Mata : CA -/-, SI -/-, RC +/+, PBI 3mm/3mm, air mata +/+, mata cekung -/Mulut : faring tidak hiperemis, tonsil T0=T0, tidak hiperemis, mukosa basah (+)
Leher : limfonodi ttb, kaku kuduk (-), meningeal sign (-)

Thoraks :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)


: P/ taktil fremitus kanan = kiri
C/ ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
: P/ Sonor di seluruh lapang paru
C/ batas jantung-paru dbn
: P/ vesikuler +/+, ST (-)
C/ S1-2 reguler, ST (-)

Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas

: datar
: peristaltik (+) meningkat
: timpani diseluruh lapang abdomen
: supel, NT (-), turgor kulit <1detik, Lien dan Hepar ttb

Akral dingin -/-/-/- RF +/+/+/+ RP-/-/-/PEMERIKSAAN PENUNJANG :


Hemoglobin
: 12 g/dl
(N)
Leukosit
: 7850/ul
(N)
Hematokrit
: 36 %
(N)
6
Eritrosit
: 4,7x10 /ul (N)
Trombosit
: 165.000/ul (N)
Feses rutin
: makroskopis: warna kuning, konsistensi lembek, bau
khas, lendir(-), darah (-), lain-lain(-). mikroskopis: telur cacing(-),
larva(-), eritrosit(-), lekosit 2-3, sisa makanan (+)
TERAPI IGD
- 02 2 lpm (NK)
- Stesolid 10 mg supp ketika kejang
- Paracetamol syr 1,5 CTH
- Observasi KU, Kesadaran dan VS
TERAPI Rawat Inap
- 02 2 lpm (NK)
- IVFD RL 20 tpm (makro)
- Inj diazepam 6,5 mg iv bolus pelan jika kejang
- Diazepam puyer 3x2,5 mg jika suhu diatas 38 C

Paracetamol syr 3X1,5 CTH


Dialac 2x1/2 sachet
Zinc 1x20 mg
Konsul SpA diruangan
Observasi KU, Kesadaran, VS dan Balance cairan

Daftar Pustaka :
1. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2006
2. Naskah lengkap Simposium Tatalaksana Awal Kegawatan Pediatri. Update
penatalaksanaan kejang demam. Pediatric Update III. 2012
Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis KDS dan DADRS melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penentuan terapi KDS dan DADRS
3. Edukasi mengenai tatalaksana penyakit KDS dan DADRS
SUBJEKTIF :

Pasien anak-anak 2 tahun datang diantar keluarga ke IGD dengan


keluhan 3 hari ini BAB cair 10 kali perhari 1/4 GB ampas (+) lendir (-)
darah (-) rewel saat BAB (-), mual (-), muntah (-), rewel (+), ma (+), mi
(+) >>, demam sejak 2 hari yang lalu, batuk (-), pilek (-), BAK (+) N. 8
menit setelah sampai di IGD pasien kejang seluruh tubuh 1x 2 menit saat
kejang pasien tidak sadar sesaat dan sebelum kejang pasien sadar.
OBJEKTIF:

Dari hasil pemeriksaaan didapat keluhan utama pasien adalah kejang seluruh tubuh
1x 2 menit saat kejang pasien tidak sadar sesaat dan sebelum kejang
pasien sadar. Saat kejang dan sejak 2 hari SMRS pasien menderita demam (38,3C).
Selain hal tersebut, sejak 3 hari SMRS pasien mengeluhkan BAB cair 10 kali perhari
1/4 GB ampas (+), rewel (+), ma (+), mi (+) >> dan dari pemeriksaan
abdomen didapatkan BU (+) meningkat.
ASSESSMENT :

Diagnosis KDS ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kejang terjadi
akibat kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam
biasanya terjadi pada usia antara 3 bulan dan 5 tahun dan tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu.
Klasifikasi kejang demam:
1 Kejang demam sederhana (simpleks) harus memenuhi kriteria sebagai kejang
umum, kurang dari 15 menit dan terjadi 1 kali dalam 24 jam.
2 Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan
1 Kejang lama > 15 menit. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih
dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam dan diantara
bangkitan kejang anak tidak sadar.
2 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial.
3 Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan bahwa pada
keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan demikian reaksi-reaksi
oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih cepat habis, terjadilah keadaan
hipoksia. Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu, sehingga Na intrasel dan K
ekstrasel meningkat yang akan menyebabkan potensial membran cendrung turun atau
kepekaan sel saraf meningkat, sehingga eksitasi melebihi inhibisi dan terjadilah kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak akan meninggalkan gejala
sisa. Pada kejang yang lama (lebih dari 15 menit) biasanya diikuti dengan apneu, hipoksemia,
(disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet),
asidosis laktat (disebabkan oleh metabolism anaerobic), hiperkapnea, hipoksia arterial dan
selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian di atas
menyebabkan gangguan peredaran darah di otak, sehingga terjadi hipoksemia dan edema otak,
pada akhirnya terjadi kerusakan sel neuron.
Pada pasien ini, kejang yang terjadi berlangsung singkat 2 menit, pada suhu 38,3 C, ini
merupakan kejang pertama kali dan kejang bersifat umum yang mengarahkan diagnosis
kepada kejang demam sederhana.
Diagnosis DADRS ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diare akut
(3 hari) ditandai dengan BAB cair 10 kali perhari. Banyaknya cairan yang
keluar menyebabkan terjadinya dehidrasi ringan sedang yang ditandai
dengan kondisi pasien yang rewel dan jumlah minum yang lebih dari
biasanya. Kondisi dehidrasi seperti ini yang membuat suhu tubuh pasien
meningkat.
PLAN:

Diagnosis
Kejang Demam Sederhana
Diare akut dehidrasi ringan sedang

Pengobatan
1. TERAPI IGD
02 2 lpm (NK) untuk memenuhi suplai oksigen akibat hipoksia yg dapat
ditimbulkan dari kondisi kejang.
Stesolid 10 mg supp ketika kejang
Paracetamol syr 1,5 CTH digunakan untuk menurunkan suhu tubuh pasien
Observasi KU, Kesadaran dan VS setelah kejang
2. TERAPI Rawat Inap
02 2 lpm (NK) untuk memenuhi suplai oksigen akibat hipoksia yg dapat
ditimbulkan setelah kondisi kejang.
Rehidrasi dengan
IVFD RL 25 tpm (makro) dalam 24 jam jika dehidrasi sudah teratasi
tetesan dapat diturunkan menjadi 12 tpm.
Oralit 150 cc/BAB
Inj diazepam 6,5 mg iv bolus pelan jika kejang.
Diazepam puyer 3x2,5 mg jika suhu diatas 38 C diberikan sebagai pencegah
terjadinya kejang.
Paracetamol syr 3X1,5 CTH diberikan untuk menurunkan suhu tubuh
Dialac 2x1/2 sachet diberikan sebagai probiotik

Zinc 1x20 mg diberikan untuk membantu memperbaiki vili usus yang


terganggu akibat diare.
Konsul SpA diruangan
Observasi KU, Kesadaran, VS dan Balance cairan

Pendidikan
Edukasi diberikan untuk keluarga pasien mengenai pemberian susu sebaiknya yang
LLM atau soya, asupan makanan yang diberikan sebaiknya rendah serat, serta edukasi
mengenai kondisi anaknya yang rentan mengalami kejang berulang jika mengalami
peningkatan suhu tubuh sehingga keluarga pasien membantu dalam mengontrol
kondisi anaknya.

Konsultasi
Konsultasi ditujukan kepada dokter spesialis bedah (Sp.A) untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
Kegiatan
Memantau gejala,
keadaan umum pasien,
suhu tubuh, status
rehidrasi
Kontrol rutin

Periode
3 hari

3 hari setelah perawatan


atau jika ada keluhan

Hasil yang diharapkan


Suhu tubuh kembali normal
Tidak kejang kembali
Diare tertangani
Pasien terehidrasi
Mengevaluasi kondisi pasien
setelah pengobatan

KASUS MEDIS
Kejang Demam Sederhana dan Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang

Disusun oleh :
dr. Fatiha Sri Utami Tamad
Dokter Internship RS PKU Muhammadiyah Gombong

Pendamping :
Dr. Nur Hidayani

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
KEBUMEN JAWA TENGAH
2014

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari

Mei 2014 telah dipresentasikan kasus portofolio oleh :

Nama

: dr. Fatiha Sri Utami Tamad

Judul/topik

: KDS dan DADRS

Nama Pendamping

: dr. Nur Hidayani

Nama wahana

: RS PKU Muhammadiyah Gombong

Daftar peserta yang hadir :


No.

Nama peserta presentasi

Keterangan

1.

dr. Fatiha Sri Utami Tamad

2.

dr. Dimas Gatra Diantoro

Dokter internship

3.

dr. Suli Astuti

Dokter internship

4.

dr. Ema Supriyatin

Dokter internship

5.

dr. Akhmad Faudzan

Dokter internship

Tanda tangan

Presentan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan sesungguhnya.


Dokter Pendamping

dr. Nur Hidayani

Presentan

dr. Fatiha Sri Utami Tamad

Anda mungkin juga menyukai