PEMBIMBING:
DR.RIA MEKARWANGI, SP.M
PENYUSUN:
MEILINDA VITTA SARI
030.10.173
PENDAHULUAN
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cidera
Anatomi Mata
A. Definisi
B. Epidemiologi
C. Etilogi
1. Hifema traumatik
D. Patofisiologi
E. Klasifikasi
Menurut Sheppard berdasarkan
tampilan klinisnya menjadi:
F. Manifestasi Klinis
Nyeri pada mata
G. Diagnosis
1. Anamnesis
H. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan hifema ialah :
1. Menghentikan perdarahan
Penatalaksanaan
1. Perawatan
2.
PerawatanHifema
Konsevatif/Tanpa
dengan Operasi Operasi
Perawatan Operasi
Indikasinya adalah sebagai berikut :
Empat hari setelah onset hifema total
Mikroskopik kornea bloodstaining (setiap waktu)
Total dengan dengan tekanan intra okular 50 mmHg atau lebih
selama 4 hari (untuk mencegah atrofi optik)
Hifema total atau hifema yang mengisi lebih dari COA selama
6 hari dengan tekanan 25 mmHg (untuk mencegah kornea
bloodstaining)
Hifema mengisi lebih dari COA yang menetap lebih dari 8-9
hari (untuk mencegah peripheral anterior sinekia)
Pada pasien dengan sickle cell disease dengan hifema berapapun
ukurannya dengan tekanan intra okular lebih dari 35 mmHg
lebih dari 24 jam.
Tindakan operasi:
I. Komplikasi
1
J. Prognosis
Prognosis pada kasus hifema ditentukan
berdasarkan pulihnya tajam penglihatan pasien.
Fungsi penglihatan harus merupakan goal dalam
penatalaksanaan pasien dengan hifema. Dalam
menentukan kasus hifema perlu dipertimbangkan:
Kerusakan struktur mata lain
Perdarahan sekunder
Komplikasi lain: glaukoma, corneal blood staining, serta atrofi
optik