770 212
Ind
p
PROFIL
KESEHATAN INDONESIA
2006
TIM PENYUSUN
Pengarah
Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH
Sekretaris Jenderal Depkes
Ketua
DR Bambang Hartono, SKM, MSc
Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes
Sekretaris
Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
Anggota,
Sugito, SKM, MKes
Sunaryadi, SKM, MKes
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Boga Hardhana, SSi, MM
Evida Manullang, SSi
M. Syahrul Anam, Dr.
Fatta Hatta, Dr.
Wardah, SKM
Marlina Indah Susanti, SKM
Supriyono, SKM
Dewi Roro Kumbini, SPd
Istiqomah, SS
Rida Sagitarina, Dra.
Sariyono
Sondang Tambunan
Maryati
B.B Sigit
Kontributor
Badan Pusat Statistik
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Ditjen Pelayanan Medik
Ditjen PP-PL
Ditjen Yanfar & Alkes
Badan Litbangkes
Badan PPSDMKes
Biro Perencanaan dan Anggaran
Biro Kepegawaian
Biro Umum dan Humas
Pusat Promosi Kesehatan
Pusat Penanggulangan Krisis
1. HEALTH STATISTICS
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Indonesia 2005 merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun
sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data
dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal,
maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum.
Profil Kesehatan Indonesia 2006 selain memuat informasi seperti profil kesehatan
sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2006, antara lain desa
siaga, askeskin, flu burung dan gempa bumi di Yogyakarta. Namun demikian Profil
Kesehatan Indonesia 2006 masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih
belum bisa terkumpul. Untuk itu akan kami masukan data yang belum ada dalam Profil
Kesehatan 2006 ke dalam Profil Kesehatan berikutnya.
Profil Kesehatan Indonesia dengan segala keterbatasannya tetap diupayakan agar
dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Di samping terbit dalam versi
cetak, Profil Kesehatan 2006 dapat diakses lewat internet; http://www.depkes.go.id.
Mudah-mudahan Profil Kesehatan Indonesia 2006 ini bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.
Jakarta,
2007
ii
SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAL DEPKES
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2006 yang lebih
cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak
tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya
Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2006 dan menyusunnya menjadi
Profil Kesehatan Indonesia 2006.
Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak
kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi
secara lengkap. Dengan telah terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2006 yang juga memuat
kejadian-kejadian penting di tahun 2006, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta
digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga
memungkinkan tersusunnya Profil Kesehatan Indonesia 2006.
Jakarta,
2007
Sekretaris Jenderal
Departemen Kesehatan
iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I:
PENDAHULUAN
BAB II:
3
3
4
8
11
15
BAB III:
19
19
26
BAB IV:
59
59
72
81
99
101
BAB V:
104
104
115
122
BAB VI:
BAB VII:
125
125
134
PENUTUP
149
DAFTAR PUSTAKA
150
LAMPIRAN
153
***
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 2.3.a
Lampiran 2.3.b
Lampiran 2.4
Lampiran 2.5
Lampiran 2.6
Lampiran 2.7
Lampiran 2.8
Lampiran 2.8.a
Lampiran 2.8.b
Lampiran 2.9
Lampiran 2.9.a
Lampiran 2.9.b
Lampiran 2.10
Lampiran 2.10.a
Lampiran 2.10.b
Lampiran 2.11
Lampiran 2.12
Lampiran 2.12.a
Lampiran 2.12.b
Lampiran 2.13
Lampiran 2.14
Lampiran 2.15
Lampiran 2.16
Lampiran 2.17
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.20
viii
Lampiran 2.21
Lampiran 2.22
Lampiran 2.23
Lampiran 2.23.a
Lampiran 2.23.b
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
ix
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23
Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 3.27
Lampiran 3.28
Lampiran 3.29
Lampiran 3.30
Lampiran 3.31
Lampiran 3.32
Lampiran 3.33
Lampiran 3.34
Lampiran 3.35
Lampiran 3.36
Lampiran 3.37
Lampiran 3.38
Jumlah Kasus Baru AIDS Ditemukan dan Persentase Kasus Baru Per Tri
Wulan Menurut Provinsi Tahun 2006
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2006
Jumlah Kasus Pneumonia Balita Menurut Provinsi Tahun 2006
Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Baru Kusta dan Kecacatan Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
(PD3I) Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Campak di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah
Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Campak Menurut Provinsi Tahun 2006 (jumlah
yang divaksinasi)
Jumlah Kasus Penyakit Difteri di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah Sakit
dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Pertusis (Batuk Rejan) di Rawat Jalan, Rawat
Inap Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis Klinis di Rawat Jalan, Rawat Inap
Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis B di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah
Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus AFP Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Kasus AFP Menurut Kriteria Klinis dan Provinsi Tahun 2006
Perkembangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio Tahun 2006
Jumlah Kasus Penyakit Tetanus di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah
Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006
Frekuensi KLB Menurut Penyakit di Indonesia Tahun 2006
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Tahun 2001 - 2006
Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 20002006
Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2001 2006
Jumlah dan Persentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan
Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Spesimen Hewan
Menurut Provinsi Tahun 2006
Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2000 2006
Prevalensi Frambusia Menurut Provinsi Tahun 2006
Situasi Leptospirosis pada Manusia Menurut Provinsi Tahun 2006
x
Lampiran 3.39
Lampiran 3.40
Lampiran 3.41
Lampiran3.42
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.5.a
Lampiran 4.5.b
Lampiran 4.6
Lampiran 4.7
Lampiran 4.8
Lampiran 4.9
Lampiran 4.10
Lampiran 4.11
Lampiran 4.12
Lampiran 4.13.a
xi
Lampiran 4.13.b
Lampiran 4.14
Lampiran 4.15
Lampiran 4.16
Lampiran 4.17
Lampiran 4.18
Lampiran 4.19
Lampiran 4.20
Lampiran 4.21
Lampiran 4.22
Lampiran 4.23
Lampiran 4.24
Lampiran 4.25
Lampiran 5.1
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Lampiran 5.35
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
Lampiran 6.4
Lampiran 6.5
Lampiran 6.6
Lampiran 6.7
Lampiran 6.8
Lampiran 6.9
Lampiran 6.10
Lampiran 6.11
Lampiran 6.12
Lampiran 6.13
Lampiran 6.14
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan visi Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat, dan
mengemban misi Membuat Rakyat Sehat, tahun 2006 Departemen Kesehatan telah
membuat kebijakan "Pengembangan Desa Siaga" melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 546/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006. Untuk tahun
2006 ditarget sebanyak 12 ribu telah menjadi desa siaga. Kemudian diharapkan pada akhir
tahun 2008, lebih kurang 70.000 desa di Indonesia telah menjadi desa siaga.
Tahun 2005 hingga 2009, Departemen Kesehatan dalam periode tersebut menempatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas pertama pembangunan
kesehatan. Sesudahnya menyusul pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin,
pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis
kesehatan akibat bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil,
tertinggal, daerah perbatasan, dan pulau-pulau terluar. Program-program tersebut, sangat berkaitan untuk meningkatkan kesehatan rakyat.
Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006 ini berupaya untuk mengacu
kepada sasaran utama Departemen Kesehatan tersebut di atas. Menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat akan digambarkan pada Bab II dan Bab III,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas digambarkan
pada Bab IV dan Bab V, meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan digambarkan pada Bab III dan IV serta meningkatkan pembiayaan kesehatan
digambarkan pada Bab V.
Profil Kesehatan Indonesia 2006 ini terdiri dari 8 (delapan) bab, yaitu:
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Indonesia 2006 ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan
informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2006 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan
hidup dan angka kesakitan.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2006, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan
kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai
upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2006 ini. Gambaran tentang keadaan sumber
daya sampai dengan tahun 2006 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas
kesehatan yang ada sampai tahun 2006. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah dan
penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas
termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini
menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu meliputi data kependudukan, Angka
Kelahiran, Angka Kematian, Indeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis, angka
estimasi HIV/AIDS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, status gizi
buruk, gizi kurang, dan BBLR, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan.
Bab VII - Penutup.
***
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
tingkat inflasi turun secara signifikan menjadi 6,6%. Tingkat pengangguran juga menjadi
salah satu variabel yang dikaji dalam menilai keadaan ekonomi suatu negara. Dengan
merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran pada tahun 2004 sebesar 9,86%, lalu
merangkak naik menjadi 11,24% pada tahun 2005 hingga kemudian berada pada level
10,45% pada tahun 2006.
Kemiskinan merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi
ekonomi. Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah dan berbagai kalangan. Statistik Kesra Tahun 2006 menyajikan
persentase rumah tangga yang mendapatkan pelayanan gratis bidang kesehatan dan yang
membeli beras murah/raskin selama 6 bulan referensi. Persentase rumah tangga yang
mendapatkan pelayanan gratis menunjukkan angka 12,85%. Angka tersebut terdiri dari
Askeskin sebesar 54,2%, Kartu Kompensasi BBM sebesar 3,26%, Kartu Sehat sebesar
28,12% dan lainnya sebesar 14,41%. Rumah tangga yang membeli beras murah/raskin
selama 6 bulan referensi sebesar 45,01%. Rincian mengenai persentase rumah tangga
yang membeli beras murah/raskin selama 6 bulan referensi dan jumlah beras yang dibeli
menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 2.6
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, penduduk miskin adalah penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan
(GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM). Penentuan GKM dilakukan berdasarkan pengeluaran penduduk
untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan, sedangkan GKNM ditentukan
berdasarkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan perumahan, sandang, pendidikan
dan kesehatan. Pada Bulan Maret 2006, jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat
menjadi 39,3 juta dari 35,10 juta pada Februari 2005. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
pertambahan 4,2 juta penduduk miskin. Jika melihat persentase penduduk miskin,
peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2006. Persentase penduduk miskin yang
semula 15,97% pada tahun 2005 meningkat menjadi 17,75% pada tahun 2006. Persentase
penduduk miskin dari tahun 2002-2006 disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini.
GAMBAR 2.2
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
TAHUN 2002 - 2006
hampir miskin dan hampir tidak miskin. Sekitar 30,42% penduduk hampir miskin di
bulan Februari 2005 jatuh menjadi miskin pada bulan Maret 2006. Pada saat yang sama,
11,76% penduduk hampir tidak miskin di bulan Februari 2005 jatuh menjadi miskin pada
bulan Maret 2006.
TABEL 2.1
PERGESERAN PENDUDUK MENURUT STATUS KEMISKINAN
FEBRUARI 2005-MARET 2006 (%)
Kondisi
Februari 2005
Miskin
Hampir Miskin
Hampir Tidak
Miskin
Tidak Miskin
Jumlah
Miskin
56,58
30,42
11,76
2,32
17,75
21,76
27,64
Tidak Miskin
Jumlah
6,42
12,56
30,42
100
100
100
72,32
41,16
100
100
GAMBAR 2.4
PERSENTASE KABUPATEN TERTINGGAL
TAHUN 2006
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan
dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan
diuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat
kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional, persentase penduduk yang dapat
membaca huruf latin pada tahun 2006 sebesar 70,51%. Sedangkan mereka yang dapat
membaca huruf lainnya sebesar 2,06%, huruf latin dan lainnya sebesar 19,82% dan yang
buta huruf sebesar 7,61%. Dengan demikian persentase penduduk melek huruf yang
terdiri dari penduduk yang mampu membaca huruf latin, lainnya serta latin dan lainnya
adalah 92,39%. Persentase melek huruf pada laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan, yaitu 95,12% berbanding 89,66%. Daerah perkotaan memiliki persentase
melek huruf sebesar 95,76%. Angka ini lebih besar dibandingkan daerah perdesaan yang
hanya sebesar 89,76%.
Provinsi dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar
99,00%, diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 98,34% dan Riau 97,54%. Sedangkan
persentase melek huruf terendah adalah Provinsi Papua sebesar 71,58%, diikuti oleh
Nusa Tenggara Barat sebesar 81,66%, dan Bali sebesar 87,15%. Persentase kepandaian
membaca menulis pada penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut provinsi, jenis
kelamin dan tipe daerah tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 2.8, 2.8.a dan Lampiran
2.8.b.
GAMBAR 2.5
PERSENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS
YANG MELEK HURUF TAHUN 2006
Pada tahun 2006, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak
memiliki ijazah/STTB di Indonesia sebanyak 28,20%. Persentase ini lebih besar di
wilayah perdesaan yang sebesar 35,15% dibandingkan perkotaan yang sebesar 19,30%.
Sedangkan secara nasional, persentase penduduk yang sudah memiliki ijazah/STTB yang
dimiliki yaitu SD/MI sebanyak 31,67%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,56%, tamat
SMU/MA/SMK sebanyak 18,12%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas
sebesar 4,44%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas
yang memiliki ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 22,56%.
Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau
lebih tinggi adalah DKI Jakarta (47,56), DI Yogyakarta (36,97%) dan Kepulauan Riau
(36,77%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Sulawesi Barat (14,17%), Nusa Tenggara
Timur (14,20%), dan Kalimantan Barat (16,29%). Persentase penduduk berumur 10
tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.10.
TABEL 2.2
PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN STATUS PENDIDIKAN
TAHUN 2006
Daerah/Jenis
Kelamin
Tidak
Memiliki
SD/
MI
SLTP/
MTs
Dipl IV/
S1/S2/
S3
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
L+P
Perdesaan
16,88
21,69
19,30
24,02
26,11
25,07
19,29
19,30
19,29
22,78
20,30
21,53
8,24
5,36
6,79
0,83
1,29
1,06
1,92
1,91
1,91
6,05
4,04
5,04
100,00
100,00
100,00
Laki-laki
Perempuan
L+P
Perkotaan +
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
L+P
31,48
38,83
35,15
37,27
36,37
36,82
17,40
15,02
16,21
9,13
6,67
7,90
2,90
1,60
2,25
0,50
0,59
0,55
0,33
0,32
0,33
0,98
0,59
0,78
100,00
100,00
100,00
25,10
31,28
28,20
31,48
31,85
31,67
18,23
16,90
17,56
15,09
12,67
13,88
5,24
3,26
4,24
0,64
0,90
0,77
1,03
1,02
1,02
3,20
2,11
2,65
100,00
100,00
100,00
Perkotaan
10
TABEL 2.3
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PENDUDUK UMUR 7-18 TAHUN
MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
TAHUN 2006
Daerah/Jenis Kelamin
7 - 12
16 - 18
Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
Perdesaan
98,14
98,54
98,33
90,19
89,26
89,74
66,60
64,38
65,50
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
Perkotaan + Perdesaan
96,37
97,16
96,75
79,50
81,08
80,25
45,03
44,99
45,01
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
97,08
97,72
97,39
83,75
84,44
84,08
54,09
53,73
53,92
SD
SLTP
SMU
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
Perdesaan
93,36
92,76
93,07
73,62
73,50
73,56
57,95
56,39
57,17
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
Perkotaan + Perdesaan
94,10
93,60
93,86
61,86
61,65
61,76
33,50
33,42
33,47
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
93,80
93,26
93,54
66,53
66,51
66,52
43,77
43,78
43,77
Perkotaan
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus
dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan
masyarakat.
11
12
GAMBAR 2.6
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT
SUMBER AIR MINUM TAHUN 2006
13
GAMBAR 2.7
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN JARAK SUMBER AIR MINUM
KE TPA TINJA >10 METER TAHUN 2006
14
GAMBAR 2.8
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT
KEPEMILIKAN FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR
TAHUN 2006
4. Luas Lantai
Pertambahan penduduk baik di perkotaan maupun perdesaan berdampak negatif
terhadap terhadap perbandingan antara jumlah luas lantai hunian terhadap penghuni dan
berkurangnya ruang terbuka pada area pemukiman. Hal ini tentu saja memiliki implikasi
terhadap status kesehatan masyarakat penduduk. Jumlah penduduk sangat berpengaruh
terhadap jumlah koloni kuman. Kuman yang pada umumnya adalah penyebab penyakit
menular saluran napas semakin banyak bila penghuni semakin besar.
Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan diketahui juga dapat
mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak-anak. Anak-anak memerlukan
lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreatifitasnya.
Dengan kata lain, rumah bila terlampau padat di samping merupakan media yang cocok
untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran napas juga dapat
mempengaruhi perkembangan anak.
Statisik Kesra, BPS tahun 2006 menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga
memiliki luas lantai 50-99 m2, sebesar 41,63%, diikuti oleh rumah tangga dengan luas
lantai 20-49 m2, sebesar 39,11% dan rumah tangga dengan luas lantai 100-149 m2 sebesar
8,67%. Persentase rumah tangga menurut luas lantai tempat tinggal (m2), tipe daerah,
dan provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 2.11.
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: persentase penduduk yang
berobat jalan dan mengobati sendiri selama sebulan yang lalu, menurut tempat tinggal
(perkotaan dan perdesaan), persentase penduduk yang berobat jalan selama sebulan yang
lalu menurut tempat/cara berobat, dan persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui.
Indikator yang disajikan mengacu pada Statistik Kesra Tahun 2006.
15
16
GAMBAR 2.9
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN
KE PUSKESMAS/PUSTU TAHUN 2006
17
GAMBAR 2.10
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI
TAHUN 2006
Uraian di atas merupakan penjelasan secara umum tentang Indonesia tahun 2006
secara ringkas. Penjelasan yang diberikan melingkupi berbagai aspek, seperti
kependudukan, perekonomian, pendidikan, kesehatan lingkungan, dan beberapa perilaku
penduduk yang memiliki keterkaitan erat dengan sektor kesehatan.
***
18
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
19
GAMBAR 3.1
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
TAHUN 1995 S.D TAHUN 2005
Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup
besar meskipun pada tahun 2000 dan 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai
krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000
kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada
tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup. AKB menurut hasil SDKI 2002-2003
terjadi penurunan yang cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup
menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003.
AKB menurut Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025 terjadi penurunan yang cukup
besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 28 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2005. Provinsi dengan AKB terendah adalah DKI Jakarta (14 per 1.000
kelahiran hidup), DI Yogyakarta (14 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (16 per
1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di Nusa Tenggara Barat (51 per 1.000
kelahiran hidup), Maluku Utara (43 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tengah (40 per
1.000 kelahiran hidup).
Pada tahun 2002, AKB di rumah sakit 40,6 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2003,
AKB di rumah sakit mengalami penurunan berarti yaitu sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran
hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit kenaikan menjadi 29,4 per 1.000
kelahiran hidup. Tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan menjadi 23,7 per 1.000
kelahiran hidup dan 25,9 per 1.000 kelahiran hidup. Tabel 3.1 di bawah ini merupakan data
kematian bayi di rumah sakit selama tahun 20022006.
20
TABEL 3.1
ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2002 2006
Tahun
Jumlah RS
2002
2003
2004
2005
2006
1.215
1.234
1.246
1.268
1.292
Jumlah
Lahir Mati
5.381
3.160
3.321
3.220
3.041
Jumlah Kelahiran
Hidup di Rumah Sakit
127.053
135.094
109.297
132.745
116.991
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang
terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir
memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu
sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak
adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran
prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 38,94%. Sedangkan penyebab
lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia
intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian
perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan.
TABEL 3.2
DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT YANG BERMULA
PADA MASA PERINATAL DI INDONESIA TAHUN 2006
No
1
DTD
0.12
ICD -10
A33
245
P00 - P04
246
P05 - P 07
4
5
247
248
P10 - P 15
P20 - P 21
249
P22 - P 28
7
8
9
250
251
252
10
253.9
P35 - P 37
P38 - P39
P55
P08,P29,P50P54,
Jumlah
Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007
21
Mati
37
%
0,56
548
8,28
2.578
38,94
57
1.792
0,86
27,97
662
10,00
467
117
20
7,05
1,77
0,30
342
5,17
6.620
100,00
Penyebab Kematian
Neonatal
Pneumonia
Infeksi Berat
Diare
Masalah lain (termasuk
Gizi buruk dan BGM
Demam Berdarah Dengue
Muntah dehidrasi
Tifoid
Malaria
Campak komplikasi
Pertusis
Tanpa penyebab
%
44,5
22,3
10,6
9,1
5,5
1,7
1,4
1,3
1,2
0,8
0,8
0,3
0,6
Tahun
1995
1998
1999
2000
2001
2002-2003
57,61
53,05
39,00
64,28
59,55
44,71
Estimasi
SUSENAS
SDKI
2002 - 2003
73
64
64
46
22
Penyebab Kematian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pneumonia
Diare
Infeksi Berat
Masalah lain (termasuk kecelakaan)
Neonatal
Tifoid
Gizi buruk dan BGM
Malaria
Campak komplikasi
Muntah dehidrasi
Pertusis
Tanpa penyebab
23,6
15,3
15,1
14,7
11,2
3,8
3,6
2,9
2,9
1,6
0,2
0,05
Data angka kematian ibu maternal di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Bina
Yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000
kelahiran hidup dan penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.7 di bawah
ini.
23
TABEL 3.7
DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI
MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
DTD
234 - 236.9
237.0 - .1
238.0
238.9
241
242.1
242.2
237.9,238.1,
239.0-240,
242.0, 242.3,
242.9,244
ICD-10
O00 - O09
O14 - O15
O44
O46
O72
O60
O68
O10O3,O16,O20O25, O29O30,O40O43,
O45,O47,064O67,
O69,074O75,O81-O99
Jumlah
Kasus
42.354
7.848
4.409
1.940
7.376
3.063
3.709
63.580
134.279
%
31,5
5,8
3,3
1,4
5,5
2,3
2,8
47,3
Mati
205
166
36
8
43
34
11
250
CFR
0,4
2,1
0,8
0,4
0,6
1,1
0,3
0,3
753
0,56
Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2006
adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu 47,3%, diikuti
dengan kehamilan yang berakhir abortus (31,5%). Sedangkan jika dilihat dari nilai CFR
(Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah eklamsia dan preeklamsia dengan
CFR 2,1%, walaupun persentase kasusnya tidak tinggi yaitu 5,8% dari keseluruhan kasus
obstetri.
4. Angka Kematian Kasar (AKK)
Perkembangan angka kematian kasar di rumah sakit dalam kurun waktu 2001 2006
relatif stabil yaitu dalam kisaran 3,2 4,7, dimana angka kematian kasar tertinggi (4,7)
terjadi pada tahun 2004.
TABEL 3.8
ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA
TAHUN 2006
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Jumlah Kasus
2.597.512
2.346.136
2.270.657
2.140.954
2.561.106
2.233.204
Jumlah Mati
82.440
88.441
81.943
99.615
85.567
84.214
%
3,2
3,8
3,6
4,7
3,3
3,8
Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit
pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.
24
TABEL 3.9
10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006
No
1
DTD
155
ICD
I 64
2
3
153
55
I 60 - I 62
A 09
246
P 05 - P 07
5
6
17
214.9
7
8
9
10
278
169
104,9
032.1
A 40 - A 41
N 17.0-.2.9
- N 19
S 06
J 12 - J 18
E 14
A 91
Sebab Sakit
Stroke tidak menyebut perdarahan atau
infark
Perdarahan intrakranial
Diare dan gastroenteritis oleh penyebab
infeksi tertentu (kolitis infeksi)
Pertumbuhan janin lamban malnutrisi
janin dan gangguan yang berhubungan
dengan kehamilan pendek dan berat
badan lahir rendah
Septisemia
Gagal ginjal lainnya
Cedera intrakranial
Pneumonia
Diabetes melitus YTT
Demam berdarah dengue
Jumlah Mati
4.377
%[a]
5,20
3.677
2.716
4,37
3,23
2.578
3,06
2.539
2.521
3,01
2,99
2.519
2.459
2.384
2.223
2,99
2,92
2,83
2,64
Dari tabel tersebut di atas, penyebab kematian terbanyak disebabkan oleh stroke
5,20% (tanpa menyebut perdarahan atau infark), kemudian disebabkan perdarahan
intrakranial 4,37%, dan penyebab kematian No. 3 terbanyak adalah diare dan gastroenteritis
3,23%.
5. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
Penurunan AKB sangat berpengaruh pada kenaikan Angka Harapan Hidup waktu
lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan
AKB dan kenaikan Angka Harapan Hidup pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan
hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas
hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Angka Harapan Hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode tahun 1980-1995 dan
diperkirakan menjadi 66,2 tahun pada 2002 (SDKI 2002-2003). Berdasarkan Proyeksi
Penduduk Indonesia 2000-2025, estimasi angka harapan hidup yang sebesar 67,8 tahun 20002005 meningkat menjadi 69,8 tahun 2005-2010, dan diperkirakan akan menjadi 73,6 tahun
pada 2020-2025. Estimasi angka harapan hidup waktu lahir tahun 2000-2025 dapat dilihat
pada Tabel 3.10 berikut.
25
TABEL 3.10
ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)
TAHUN 2000 2025
Tahun
Eo
2000 2005
2005 - 2010
2010 - 2015
2015 - 2020
2020 - 2025
67,8
69,8
71,5
72,8
73,6
Rincian angka kematian bayi, angka harapan hidup waktu lahir, net reproduction rate
dan angka fertilitas total menurut provinsi tahun 2005 2010 dapat dilihat pada Lampiran
3.1.
B. MORBIDITAS
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data)
yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2006 disajikan pada Tabel 3.11 berikut ini.
TABEL 3.11
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006
No
1
2
3
4
5
DTD
167
145
268
199.9
270.9
Jumlah
Kunjungan
960.460
480.922
409.632
403.270
397.478
9,32
4,67
3,98
3,91
3,86
347.345
346.906
343.786
342.246
333.066
3,37
3,37
3,34
3,32
3,23
Pada tahun 2006 dari data 10 penyakit utama pasien rawat jalan di rumah sakit, yang
terbanyak adalah infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 9,32%, diikuti penyakit
hipertensi esensial (primer) 4,67% dan demam yang sebabnya tidak diketahui 3,98%.
Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun
2006 dapat dilihat pada Tabel 3.12 di bawah ini.
26
TABEL 3.12
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006
No
DTD
ICD
A 09
2
3
4
032.1
2
242.9
A 91
A 01
O 20-O 23, O 25-O 29,
O 61-O 63 O 67, O 6971, O 73-O 75, O81-O
83
S 06
R 50
5
278
Cedera intrakranial
6
268
Demam yang sebabnya tidak diketahui
7
281
Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan Multipel
8
169
J 12 J 18
Pneumonia
9
43
B 50 - B 54
Malaria (termasuk semua jenis malaria)
10
185
K 30
Dispepsia
Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007
Jumlah
Pasien
177.517
%
7,95
81.392
72.804
63.580
3,64
3,26
2,85
48.645
46.175
46.081
37.634
36.865
34.029
2,18
2,07
2,06
1,69
1,65
1,52
Dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2006, terbanyak
adalah Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (infeksi kolitis) 7,95%, diikuti
penyakit Demam Berdarah Dengue 3,64% dan penyakit Demam tifoid dan paratifoid 3,26%.
Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan
penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit,
walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera
juga termasuk 10 peringkat penyakit terbanyak di rumah sakit.
Distribusi pasien menurut Bab ICD-X pada pasien rawat jalan dan rawat inap di
rumah sakit Indonesia tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.5 dan 3.6.
Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu
mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB
Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis,
Frambusia, dan Antraks.
a. Penyakit Malaria
Situasi Angka Kesakitan malaria selama tahun 2001 2006 relatif cenderung
menurun dan bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai maka telah mencapai target
yang diinginkan yaitu pada tahun 2001 angka kesakitan malaria sebesar 44,7 per 1.000
penduduk dan menurun secara berarti menjadi 19,6 per 1.000 penduduk pada tahun 2006.
Target dan angka kesakitan malaria selama periode tahun 2001 2006 secara rinci dapat
dilihat pada grafik berikut.
27
GAMBAR 3.4
SITUASI ANGKA KESAKITAN MALARIA
TAHUN 2001 2006
Situasi Angka Kematian malaria selama tahun 2001 2006 relatif fluktuatif dimana
pada tahun 2001 angka kematian malaria sebesar 1,4% kemudian meningkat pada tahun 2003
menjadi 4,9% tetapi menurun kembali hingga pada tahun 2006 menjadi 0,42% dan bila
dibandingkan dengan target indikator yang ingin dicapai maka lebih baik yaitu lebih rendah
dari target 0,45%, secara rinci dapat dilihat pada grafik berikut.
GAMBAR 3.5
SITUASI ANGKA KEMATIAN MALARIA
TAHUN 2001 2006
Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk
Jawa-Bali dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada
Gambar 3.6 berikut ini.
28
GAMBAR 3.6
ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA ()
DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (), TAHUN 2001 2006
Peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode 1997 2000. Kemudian pada bulan
April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria). Pada
tahun 2001 2006 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun 2001 angka kesakitan
Malaria untuk Pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada tahun 2002 menjadi
0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk, tahun 2004-2005 menjadi 0,15 per 1.000
penduduk, tahun 2006 menjadi 0,19 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka
kesakitan Malaria (termasuk penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk
menjadi 22,30 pada tahun 2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003, 21,20 per 1.000
penduduk pada tahun 2004, 24,8 per 1.000 penduduk pada tahun 2005 dan 24,0 per 1.000
penduduk pada tahun 2006.
Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000
penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk
wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Wilayah Indonesia
Timur dengan AMI tertinggi antara lain Irian Jaya Barat (198,02), Papua (164,75) dan Nusa
Tenggara Timur (105,66). Untuk Kawasan Barat Indonesia, wilayah dengan AMI tertinggi antara
lain Kepulauan Bangka Belitung (43,05), Jambi (20,96), dan Sumatera Utara (20,29).
Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat
pada Lampiran 3.7 dan Lampiran 3.8.
b. Penyakit TB Paru
Pelaksanaan pengendalian Penyakit TBC sampai tahun 2006 telah dapat menurunkan
insiden kasus menular dari 130/100.000 penduduk (WHO-1995) menjadi 104/100.000
penduduk. Gambaran penurunan angka insidens kasus TB dapat dilihat dalam grafik di
bawah ini.
29
GAMBAR 3.7
ANGKA INSIDENS KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2002 - 2006
Pada tahun 2006, jumlah perkiraan kasus menular TB Paru sebanyak 304.373 kasus.
Cakupan penemuan semua kasus TB Paru sebanyak 277.589 kasus, dengan 175.320 kasus
TB Paru BTA Positif dan Angka Penemuan Penderita/Case Detection Rate (CDR) sebesar
75,68%. Hasil cakupan penemuan kasus dan evaluasi hasil pengobatan penyakit TB paru
tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.9.
Secara nasional Indonesia telah mencapai global target yaitu sebesar 75,7% (Global
target CDR 70%). Jumlah provinsi yang telah mencapai CDR 70% sebanyak 7 provinsi yaitu
Provinsi Sulawesi Utara (91,1%), Sumatera Utara (82,7%), Gorontalo (81,7%), DKI Jakarta
(77,9%), Banten (75,6%), Jawa Barat (71,7%) dan Sulawesi Tenggara (70,9%) sedangkan
provinsi yang mempunyai CDR terendah adalah Maluku Utara (31,9%).
GAMBAR 3.8
CAKUPAN PENEMUAN KASUS BARU TB BTA POSITIF (CDR)
PER PROVINSI TAHUN 2006
30
GAMBAR 3.9
PENEMUAN KASUS BARU DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB INDONESIA
TAHUN 2002 2006
TABEL 3.13
PROPORSI KASUS TBC MENURUT TIPE (JENIS)
TAHUN 2002-2006
Tolak Ukur
/Kegiatan
BTA Positif
BTA Negatif
Relaps/Kambuh
Ekstra Paru
Tahun
2002
0,49
0,47
0,02
0,02
2003
0,52
0,43
0,02
0,03
2004
0,60
0,36
0,02
0,02
2005
0,60
0,32
0,02
0,06
GAMBAR 3.10
PROPORSI KASUS TB PARU MENURUT TIPE (JENIS)
TAHUN 2006
31
2006
0,60
0,32
0,01
0,02
Pada tahun 2006, jumlah kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin terbanyak
pada laki-laki sebesar 59,12 %. Provinsi Jawa Barat adalah provinsi paling banyak jumlah
kasus BTA positif yaitu sebanyak 30.515 kasus. Laki-laki dengan umur 25-34 tahun paling
banyak ditemukan kasus baru BTA Positif yaitu 22.752 kasus, di Provinsi Jawa Barat
terbanyak dengan 3.579 kasus. Jumlah kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin,
kelompok umur, dan provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.10 dan Lampiran
3.11.
c. Penyakit HIV/AIDS
Berdasarkan hasil Surveilans Terpadu HIV-Perilaku 2006 (STHTP 2006) atau IBBS
(Integrated Bio Behavioral Survey) di Papua, diketahui prevalensi HIV pada penduduk Tanah
Papua lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk wilayah lain di Indonesia. Survei juga
menunjukkan persebaran kasus HIV tampaknya meluas ke semua wilayah Papua.
Pada tahun 2006, sebagaimana dilaporkan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), total kasus AIDS di Papua adalah 947 kasus, 221 di
antaranya meninggal. Rata-rata kasus (case rate) mencapai 51,42%. Sementara hasil estimasi
kasus HIV ditemukan di kelompok rawan tertular HIV di Papua mencapai 22.220. Hanya
sebagian kecil dari estimasi kasus HIV ditemukan di kelompok rawan seperti pengguna napza
suntik, wanita penjaja seks (WPS), pelanggan WPS, dan waria. Sementara sebagian besar
(21.110) ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) adalah bagian dari masyarakat umum.
Survei bertujuan mendapatkan gambaran epidemi yang terjadi, baik pada kelompok
resiko rawan maupun pada masyarakat umum. Survei Terpadu yang dilakukan pada tingkat
rumah tangga ini dirancang untuk lebih memahami prevalensi HIV serta dinamika penularan
guna memerangi infeksi HIV dan AIDS di tanah Papua. Harapannya dalam waktu dekat
Pemerintah Pusat maupun Daerah bersama-sama dengan semua sektor dapat merencanakan
respons yang sesuai dengan kecenderungan penyebaran.
Jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2006
sebanyak 8.194 kasus, dengan 1.871 kasus meninggal. Rate kumulatif kasus AIDS per
100.000 penduduk secara nasional sebesar 3,61. Rate tertinggi terjadi di Papua sebesar 51,42
(14,24 kali angka nasional), DKI Jakarta sebesar 28.15 (7,8 kali angka nasional), Kepulauan
Riau sebesar 16,94 (4,69 kali angka nasional), dan Kalimantan Barat sebesar 13,56 (3,76 kali
angka nasional). Kasus yang dilaporkan telah meninggal dunia sebesar 22,83%.
Pada tahun 2006 penularan terbanyak terkait dengan IDU terjadi pada 46,63% kasus
AIDS disusul penularan pada pelanggan WPS (Wanita Penjaja Seks) 14,69%, 14,23% terjadi
pada masyarakat umum, pada pasangan IDU 6,62% melalui hubungan homoseksual 4,85%,
pada WPS 4,62%, dan lain lain 8,36%. Persentase kasus AIDS yang menggunakan NAPZA
suntik (IDU) tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta (18,53%), Jawa Barat (11,82%) dan Jawa
Timur (11,50%).
Sepanjang tahun 2006, jumlah kasus baru AIDS yang ditemukan terbanyak adalah
pada triwulan IV sebanyak 1.207 kasus (42,01%).
Jumlah kumulatif kasus AIDS, meninggal, dan angka kumulatif kasus per 100.000
penduduk menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2006, persentase kasus AIDS yang
menggunakan NAPZA suntikan (IDU), persentase kasus baru per triwulan dan estimasi
populasi rawan tertular HIV dapat dilihat pada Lampiran 3.12, 3.13, 3.14 dan 3.15.
32
GAMBAR 3.11
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2006
GAMBAR 3.12
JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF
PENGIDAP HIV YANG TERDETEKSI DARI
BERBAGAI SARANA KESEHATAN
TAHUN 2001 2006
(0,45%), kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 22 penderita (0,27%) dan tidak diketahui
kelompok umurnya sebanyak 269 penderita (3,28%), sebagaimana disajikan pada Gambar
3.14 berikut ini.
GAMBAR 3.14
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2006
Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS
di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (89,83%). Seperti diketahui bahwa
penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum
suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang
aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat
diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam
jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan
menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS
menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.12.
Dari Gambar 3.15 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate
AIDS menurut provinsi tahun 2006.
GAMBAR 3.15
CASE RATE KUMULATIF KASUS AIDS PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
34
<500
500 - 2500
2501 7500
>7500
35
Secara nasional, angka cakupan penemuan penderita balita hingga saat ini masih
belum mencapai target, seperti tampak pada grafik di bawah ini.
GAMBAR 3.18
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA
TAHUN 2000 2006
Pada tahun 2006 didapatkan 642.700 kasus Pneumonia pada balita, lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penemuan penderita Pneumonia balita dalam 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut ini.
TABEL 3.14
HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA
TAHUN 2000 2006
Tahun
Penderita
2002
2003
2004
2005
2006
549.035
502.275
625.611
600.720
642.700
Jumlah kematian balita yang disebabkan Pneumonia pada tahun 2006 sebesar 145
balita yang terdiri dari 114 balita berumur di bawah 1 tahun dan 31 balita berumur 1-4 tahun.
e. Penyakit Kusta
Dalam kurun waktu 10 tahun (19912001), angka prevalensi penyakit Kusta secara
nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000
penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada
tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk, tahun 2004 meningkat
menjadi 0,93 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 0,98 per 10.000
penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni
2000.
36
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah
penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan
masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini
sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan
akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka
kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan
penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat
tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan.
Angka penemuan penderita baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan penderita baru
tahun 1997, 1998, 1999, yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi penemuan
penderita karena Leprosy Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109 kabupaten
endemik pada tahun tersebut.
Saat ini Indonesia masih merupakan salah satu negara penyumbang penyakit kusta
terbesar di dunia. Pada tahun 2006, WHO mencatat penderita baru di Indonesia menduduki
rangking ketiga terbanyak setelah India dan Brasil yaitu sebanyak 19.695 orang.
Pada tahun 2006, jumlah penderita penyakit Kusta yang tercatat sebanyak 22.384
kasus dengan 19.457 kasus (86,92%) di antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler
(MB) yang diketahui merupakan tipe yang menular dan 2.927 kasus (13,08%) merupakan
penderita Pausi Basiler (PB), dengan angka prevalensi 1.02/10.000 penduduk.
Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk yang tertinggi berada di Maluku Utara sebesar
9,49, disusul oleh Maluku sebesar 3,49 dan Papua sebesar 3,24 dan Gorontalo yang sebesar
3,24. Sedangkan provinsi dengan prevalensi Kusta per 10.000 penduduk terendah adalah
Bengkulu sebesar 0,04, disusul oleh DI Yogyakarta sebesar 0,10 dan Sumatera Utara sebesar
0,20.
Jumlah kasus baru Kusta yang ditemukan tahun 2006 sebanyak 18.300 kasus, di
antaranya 14.750 kasus merupakan penderita tipe Multi Basiler (80,6%) sedangkan kasus
Pausi Basiler sebesar 3.550 (19,4%). Secara nasional persentase cacat tingkat II, mencapai
8.67% . Persentase kecacatan terbesar ditemukan di Provinsi Bengkulu yaitu 393 kecacatan
(7,75%) Situasi penyakit Kusta, jumlah kasus baru Kusta, dan kecacatan menurut provinsi
tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.17 dan 3.18.
Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 3.15 berikut.
TABEL 3.15
JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE
DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (NCDR) PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2002 2006
Tahun
Jumlah Kasus
16.229
15.549
16.572
18.735
18.300
Tipe PB
3.853
3.594
3.615
3.859
3.550
Tipe MB
12.376
11.956
12.957
14.876
14.750
2002
2003
2004
2005
2006
Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI
Ket : CDR = Case Detection Rate, MB = Multi Basiler, PB = Pausi Basiler
Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,67% sudah mengalami kecacatan tingkat
II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program
37
yaitu 5%. Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya
kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaan cacat.
Provinsi yang mempunyai persentase penderita yang sudah mengalami kecacatan tingkat II
tertinggi tahun 2006 adalah Bengkulu 22,22%, diikuti Banten 20,22% dan Sumatera Selatan
17,84%.
Proporsi penderita anak berumur 0-14 tahun di antara penemuan kasus baru Kusta
adalah 10,41% yang juga masih di atas indikator program yaitu 5%. Provinsi yang
mempunyai persentase penderita anak berumur 0-14 tahun tertinggi tahun 2006 adalah Irian
Jaya Barat 26,58%, diikuti Maluku Utara 21,19% dan Nusa Tenggara Barat 17,38%.
Perkembangan proporsi kecacatan tingkat II dan perkembangan proporsi anak pada
penderita Kusta baru selama 5 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.19 dan Gambar 3.20 di
bawah ini.
GAMBAR 3.19
PROPORSI KECACATAN TINGKAT II
PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2002 2006
38
Meskipun Indonesia telah mencapai eliminasi pada pertengahan tahun 2000, penyakit
kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup besar, karena sampai akhir
tahun 2006 masih ada 14 provinsi dan 155 kabupaten yang belum dapat mencapai eliminasi.
Dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak menyimpan kantongkantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia.
GAMBAR 3.21
PREVALENSI KUSTA TAHUN 2006
39
GAMBAR 3.22
JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM
DI INDONESIA TAHUN 2000 2006
Jumlah kasus tetanus neonatorum menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada
Lampiran 3.19 dan Lampiran 3.20.
2) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa
(KLB). Frekuensi KLB tahun 2002 tercatat sebesar 247, lalu turun menjadi 89 pada tahun
2003. Pada tahun 2004 angka ini justru naik menjadi 97 kemudian meningkat lagi pada tahun
2005. KLB Campak 2005 terjadi sebanyak 122 kali dengan jumlah kasus sebanyak 1.467 dan
CFR 0,48%. Frekuensi KLB ini meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Tahun 2006
frekuensi KLB menurun menjadi 42 dengan jumlah kasus 1.644, jumlah kematian 9 dan CFR
0,55%.(Lampiran 3.31)
Kecenderungan yang sama terjadi pada tingkat kematian akibat Campak. Tahun 2002,
CFR Campak sebesar 1,45% kemudian turun menjadi 0,3% pada tahun 2003. CFR pada
tahun 2004 naik menjadi 1,56% lalu kembali turun menjadi 0,48% pada tahun 2005 dan
0,55% pada tahun 2006.
Perkembangan frekuensi KLB Campak, Jumlah penderita dan CFR dalam 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut.
TABEL 3.16
FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK
TAHUN 2002 - 2006
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
Jumlah
Penderita
5.509
2.914
2.818
1.467
1.644
Frekuensi KLB
247
89
97
122
42
40
CFR (%)
1,45
0,3
1,56
0,48
0,55
Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2006 dapat
dilihat pada Tabel 3.17 di bawah ini.
TABEL 3.17
JUMLAH KASUS CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2006
Umur
<1 tahun
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
>15 tahun
Jumlah
Kasus
2.009
7.136
5.900
2.881
2.496
20.422
Pada tahun 2006, dari 20.422 kasus penyakit campak, 16.584 kasus (81,21%)
diantaranya tidak mendapatkan imunisasi campak/tidak diketahui. Jumlah kasus penyakit
campak dan vaksinasi campak menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.21
dan Lampiran 3.22.
3) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya
kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Pada tahun 2005 terjadi 29 kali
KLB dengan jumlah kasus sebanyak 65 dan CFR sebesar 13,85%. Angka CFR ini lebih
rendah dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2003 CFR sebesar 23%, kemudian
turun menjadi 9,4% pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 13,85% pada tahun 2005.
Tahun 2006 terjadi penurunan jumlah frekuensi KLB, dimana terjadi KLB 5 kali dan terdapat
15 kasus dan 1 kasus kematian. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada tahun
2002-2006 disajikan pada Tabel 3.18 berikut ini.
TABEL 3.18
FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI
TAHUN 2002 2006
Tahun
Frekuensi KLB
Kasus
CFR (%)
2002
2003
2004
2005
2006
43
54
34
29
5
60
86
106
65
15
13
23
9,4
13,85
6,67
Pada tahun 2006, jumlah seluruh kasus Difteri di rumah sakit dan puskesmas
sebanyak 2.337 kasus. Kasus terbanyak di Sumatera Utara dengan 2.014 kasus dengan kasus
terbanyak pada golongan usia 5-14 tahun (660 kasus), Nanggroe Aceh Darussalam dengan 95
kasus, diikuti Sulawesi Selatan sebanyak 76 kasus. Jumlah kasus penyakit Difteri menurut
provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.23.
41
4) Pertusis/Batuk Rejan
Pada tahun 2006, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak
252 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 144 kasus dan yang dirawat di
puskesmas sebanyak 7.185 kasus. Gambaran kasus Pertusis/Batuk Rejan menurut kelompok
umur disajikan pada TABEL 3.19 berikut ini.
TABEL 3.19
KASUS PERTUSIS/BATUK REJAN MENURUT UMUR
TAHUN 2006
Umur
< 1 tahun
1-4 tahun
5-14 tahun
15-44 tahun
>45 tahun
Jumlah
Kasus
640
1.840
2.060
1.692
1.349
7.581
Pada tahun 2006, jumlah seluruh kasus Pertusis/Batuk Rejan di rumah sakit dan
puskesmas sebanyak 7.581 kasus. Kasus terbanyak di Nanggroe Aceh Darussalam dengan
1.357 kasus, Sumatera Utara dengan 1.267 kasus, diikuti Jawa Barat sebanyak 1.159 kasus.
Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada
tahun 2006 disajikan pada Lampiran 3.24.
5) Hepatitis (Hepatitis Klinis dan Hepatitis B)
Menurut laporan pada tahun 2006, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan di
rumah sakit sebanyak 2.676 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.671 kasus
dengan kematian pada 5 kasus, dan yang dirawat di puskesmas 12.413 kasus. Jumlah kasus
penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2006 disajikan pada Lampiran 3.25.
Pada tahun 2006, jumlah kasus Hepatitis B di Indonesia sebesar 1.727 kasus terdiri
dari 278 kasus rawat jalan di rumah sakit dan 1.449 kasus rawat inap di rumah sakit.
Sedangkan terjadi kematian 7 kasus di rawat inap rumah sakit. Jumlah kasus penyakit
Hepatitis B menurut provinsi pada tahun 2006 disajikan pada Lampiran 3.26.
6) Polio (AFP-Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Pada tahun 2006, jumlah kasus AFP sebanyak 1.526 kasus, dengan AFP Rate per
100.000 penduduk sebesar 2,49 dan Non Polio AFP Rate per 100.000 penduduk sebesar 2,46.
Kasus AFP terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat (237 kasus) diikuti Jawa Timur (228
kasus) dan Jawa Tengah (190 kasus).
42
GAMBAR 3.23
AFP RATE TAHUN 2006
Jumlah kasus AFP Polio menurut provinsi, jumlah kasus AFP Polio menurut kriteria
klasifikasi klinis dan provinsi, dan perkembangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun
2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.27, 3.28 dan Lampiran 3.29.
7) Tetanus
Pada tahun 2006, jumlah kasus Tetanus yang dirawat jalan di rumah sakit
sebanyak 578 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 633 kasus dan 2 di antaranya
meninggal dunia dan yang dirawat di puskesmas 1.338 kasus. Jumlah kasus penyakit Tetanus
menurut provinsi pada tahun 2006 disajikan pada Lampiran 3.30.
g. Penyakit Potensial KLB/Wabah
Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau
wabah. Frekuensi KLB tertinggi adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), diikuti
penyakit Diare, Keracunan Makanan, penyakit Campak dan penyakit Tetanus. Sedangkan
Case Fatality Rate (CFR) tertinggi adalah penyakit Tetanus (42,86%, yaitu 18 kematian dari
42 kasus). Penyakit yang menimbulkan KLB di Indonesia pada tahun 2006 dapat dilihat pada
Lampiran 3.31.
1). Penyakit Diare
Tingkat kematian pada penyakit Diare pada tahun 2006 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2006, CFR akibat diare sebesar 2,52% dengan 277
orang meninggal dari 10.980 kasus. Angka ini jauh lebih tinggi jika kita bandingkan dengan
tahun 2005, yaitu 2,51% dengan 127 orang meninggal dari 5.051 kasus. Perkembangan KLB
penyakit Diare lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.20 di bawah ini.
43
TABEL 3.20
KLB PENYAKIT DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB,
JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 2006
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
Jumlah Provinsi
dengan KLB
15
22
16
12
16
Jumlah Kasus
Meninggal
CFR (%)
5.789
4.622
3.314
5.051
10.980
94
128
53
127
277
1,62
2,77
1,60
2,51
2,52
Dari 16 provinsi yang melaporkan adanya KLB, wilayah dengan tingkat kematian
tertinggi akibat penyakit Diare adalah Sulawesi Barat, yaitu 15,00% (3 meninggal dari 20
kasus), disusul oleh Gorontalo dengan CFR sebesar 5,65% (12 kasus meninggal dari 177
kasus) dan Maluku Utara dengan CFR sebesar 5,31% (6 meninggal dari 133 kasus). Jumlah
kasus, meninggal dan CFR penyakit Diare tiap provinsi dari tahun 2002-2006 dapat dilihat
pada Lampiran 3.32.
2) Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah
provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2005 sebanyak 330
kabupaten/kota (75% dari seluruh kab/kota). Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan
angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan,
namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode
antara 2 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun.
Pada tahun 2006, jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
dilaporkan sebanyak 114.656 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,04% dan angka
insiden sebesar 52,48 kasus per 100.000 penduduk. . Perkembangan angka insiden dan angka
kematian karena penyakit DBD pada tahun 2000 2006 dapat dilihat pada Gambar 3.22 di
bawah ini.
GAMBAR 3.24
ANGKA INSIDEN (PER 100.000 PENDUDUK) DAN CFR (%)
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2000 2006
44
Provinsi dengan angka insiden penyakit DBD tertinggi pada tahun 2006 adalah DKI
Jakarta (316,17 per 100.000 penduduk), Bali (170,57 per 100.000 penduduk), Kalimantan
Timur (103,64 per 100.000 penduduk), dan Kepulauan Riau (74,79 per 100.000 penduduk).
Sedangkan CFR tertinggi di Sulawesi Barat sebesar 3,23%, disusul oleh Sulawesi Tenggara
sebesar 3,16%, dan Jambi sebesar 3,01%.
Jumlah penderita, angka kematian, dan angka insiden penyakit DBD menurut provinsi
pada tahun 2002 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.33, sedangkan jumlah kabupaten/kota
yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun 2002 2006 dapat dilihat pada
Lampiran 3.34.
3) Chikungunya
Dalam 5 tahun terakhir (2001-2006), penyakit Chikungunya telah tersebar di 10
provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara.
Pada Profil Direktorat Jendral PP-PL Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa pada tahun
2004 dilaporkan kasus penyakit Chikungunya di lima provinsi dengan jumlah 1.266 kasus,
pada tahun 2005 dilaporkan di empat provinsi dengan 340 kasus, dan pada tahun 2006
dilaporkan di lima provinsi dengan 1.544 kasus. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian.
TABEL 3.21
JUMLAH KASUS PENYAKIT CHIKUNGUNYA
TAHUN 2004-2006
Provinsi
Jawa Barat
Jawa
Tengah
DI
Yogyakarta
Jawa
Timur
NTB
Tahun 2004
Kasus
35
Periode
Januari
Provinsi
Banten
722
Januari
74
Januari
429
JanuariAgustus
Januari
Sulawesi
Utara
Jawa
Timur
NTB
Tahun 2005
Kasus
86
52
168
34
Total
1,266
Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI
Periode
Juli
DesemberApril
FebruariMaret
JanuariMei
Provinsi
Sumatera
Selatan
Sumatera
Utara
Banten
45
130
850
Kalimantan
Tengah
26
GAMBAR 3.25
SEBARAN KASUS PENYAKIT CHIKUNGUNYA
TAHUN 2004 2006
37
Jawa Barat
340
Tahun 2006
Kasus
501
1,544
Periode
Agustus
OktoberNovember
SeptemberDesember
JuliDesember
Juli
h. Penyakit Rabies
Pada tahun 2006, jumlah kabupaten/kota terjangkit penyakit Rabies sebanyak 199
kabupaten/kota dari 23 provinsi. Jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR)
sebanyak 13.929 orang. Jumlah kasus GHPR yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR)
sebanyak 8.959 hewan. Dan jumlah kasus penyakit Rabies yang menyebabkan kematian
(Lyssa) sebanyak 106 orang.
GAMBAR 3.26
DAERAH TERTULAR RABIES TAHUN 2006
Kasus GHPR dari tahun 2001 sampai dengan 2004 cenderung naik, tetapi pada tahun
2005 dan 2006 menurun. Namun Lyssa selama tahun 2001 2005 cenderung meningkat,
seiring dengan terjadinya KLB penyakit Rabies di Kalimantan Barat dan Maluku Utara, dan
menurun lagi pada tahun 2006. Situasi penyakit Rabies di Indonesia Tahun 2001-2006 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
GAMBAR 3.27
SITUASI RABIES DI INDONESIA TAHUN 2001 2006
46
Kasus GHPR terbanyak dilaporkan dari Sumatera Barat (2.538 kasus) sedangkan
terkecil adalah Banten (10 kasus). Kasus penyakit Rabies yang menyebabkan kematian pada
manusia (Lyssa) terbanyak dilaporkan dari Sulawesi Utara (21 kasus) dan Sulawesi Tengah
(15 kasus).
GAMBAR 3.28
KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DAN LYSSA PER PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2006
Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit penyakit Rabies dan jumlah kasus gigitan
hewan penular penyakit Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi
tahun 2006 dapat dilihat dalam Lampiran 3.35.
i. Filariasis
Penyakit Filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan
dari hasil mapping sampai dengan tahun 2006 yang dilaporkan bahwa kasus kronis Filariasis
tersebar di 33 provinsi di 377 kabupaten/kota dengan jumlah kasus kronis Filariasis mencapai
10.427 kasus. (Lihat Lampiran 3.36)
Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria, yaitu
Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Program eliminasi penyakit
Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu The Global
Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020
yang merupakan realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997.
Program eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu :
1. Pengobatan masal kepada semua penduduk di kabupaten endemis penyakit Filariasis
dengan menggunakan DEC 6mg/kgBB dikombinasikan dengan Albendazol 400 mg
sekali setahun selama 5 tahun guna memutuskan rantai penularan.
2. Tatalaksana kasus klinis penyakit Filariasis guna mencegah dan mengurangi
kecacatan.
47
GAMBAR 3.29
DISTRIBUSI KASUS KRONIS FILARIASIS
TAHUN 2002-2006
Jumlah penderita penyakit Filariasis menurut provinsi pada tahun 2002 2006 dapat
dilihat pada Lampiran 3.36.
j. Kecacingan
Penyakit Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius di
Indonesia karena cukup banyaknya penduduk yang menderita kecacingan. Penyakit ini dapat
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh dan terhambatnya tumbuh kembang anak
karena cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat
dan zat besi, sehingga dapat menyebabkan anemia dan kurang gizi.
Cacing penyebab penyakit pada manusia terdiri dari Cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), Cacing cambuk (Trichuris trichiura), Cacing kremi (Enterobius vermicularis
atau Oxyuris vermicularis), Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale) dan Trematoda.
Dari hasil pemeriksaan tinja pada anak SD di 27 provinsi selama tahun 2002-2006,
pada grafik berikut menampilkan prevalensi cacingan pada anak SD/MI di kabupaten terpilih
dan prevalensi kecacingan menurut jenis cacing.
48
GAMBAR 3.30
DISTRIBUSI PREVALENSI KECACINGAN PADA ANAK SD DI KABUPATEN TERPILIH
TAHUN 2002 - 2006
GRAFIK 3.31
PREVALENSI KECACINGAN PADA ANAK SD DI KABUPATEN TERPILIH
MENURUT JENIS CACING TAHUN 2002 - 2006
k. Frambusia
Penyakit Frambusia, yang disebabkan oleh Treponema pertenue, adalah penyakit
menular bukan seksual pada manusia yang pada umumnya menyerang anakanak berusia di
bawah 15 tahun. Penyakit ini terutama menyerang kulit dan tulang serta banyak didapati pada
masyarakat miskin, perdesaan dan marjinal dimana kepadatan penduduk, kekurangan
persediaan air bersih, dan keadaan sanitasi serta kebersihan yang buruk terdapat di mana
mana.
Penyakit Frambusia sampai saat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah
Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 100.000
penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2006 adalah 0,25 per 100.000
penduduk. Pada tahun 2006 penyakit Frambusia hanya dilaporkan di lima provinsi. Provinsi
dengan angka prevalensi yang masih cukup tinggi terutama di wilayah Indonesia bagian
49
timur, yaitu Irian Jaya Barat (15,00), Papua (10,01), Sulawesi Tenggara (7,92), Nusa
Tenggara Timur (2,80), dan Maluku (1,08). Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut
disebabkan karena penderita penyakit Frambusia banyak tinggal di daerah pedalaman yang
sulit dijangkau pelayanan kesehatan serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan.
GAMBAR 3.32
PREVALENSI DAN JUMLAH KASUS PENYAKIT FRAMBUSIA MENURUT PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2006
Jumlah kasus dan prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 2006 dapat dilihat dalam
Lampiran 3.37.
l. Antraks
Jumlah kasus penyakit Antraks pada tahun 2006 menurun dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, namun dengan jumlah kematian 1 orang, CFR meningkat dari tahun sebelumnya
(CFR = 6,7%). Kasus dan kematian penyakit Antraks di Indonesia tahun 2002-2006 dapat
dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
TABEL 3.22
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN PENYAKIT ANTRAKS 2002 2006
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
Jumlah Kasus
35
40
109
76
15
50
Meninggal
8
2
8
1
1
CFR (%)
22.9
5.0
7.3
1.3
6.7
GAMBAR 3.33
KASUS DAN KEMATIAN PENYAKIT ANTRAKS DI INDONESIA TAHUN 2002 2006
Sampai saat ini daerah tertular penyakit Antraks tercatat di 11 provinsi yaitu DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera
Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan DI Yogyakarta.
Provinsi yang melaporkan adanya kasus penyakit Antraks pada manusia hanya lima provinsi
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi
Selatan.
Pada tahun 2006 ditemukan 15 kasus penyakit Antraks tipe kulit, dari Jawa Barat
terdapat 8 kasus dan Nusa Tenggara Barat 7 kasus. Kasus penyakit Antraks dengan kematian
1 orang dari Jawa Barat (CFR = 6,7%).
m. Pes
Selama tahun 2006 terjadi peningkatan hasil surveilans penyakit Pes yang dilakukan
di empat provinsi endemis. Jumlah serologi positif jika pada tahun 2005 dilaporkan 1 orang,
pada tahun 2006 meningkat menjadi 7 orang. Meskipun demikian surveilans aktif terhadap
human dan rodent masih tetap dilakukan, untuk menghindari terjadinya KLB penyakit Pes.
Daerah fokus Pes di Indonesia yaitu Kab. Boyolali (Jawa Tengah), Kab. Pasuruan
(Jawa Timur), Kab. Sleman (DI Yogyakarta), dan Kab. Bandung (Jawa Barat).
51
GAMBAR 3. 35
DAERAH ENDEMIS PES DI INDONESIA, 2006
GAMBAR 3.36
HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN PES PADA MANUSIA DI INDONESIA
TAHUN 2001 2006
n. Taeniasis / Cysticercosis
Daerah endemis penyakit Taeniasis/Cysticercosis adalah di Bali, Sumatera Utara,
Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Jumlah kasus penyakit Taeniasis/Cysticercosis pada tahun
2002 lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun tahun 2002 sampai dengan tahun 2006
cenderung menurun. Pada tahun 2006 kasus penyakit Taeniasis/Cystisercosis hanya tercatat
di dua provinsi yaitu Bali sebanyak 2 kasus dan Papua sebanyak 76 kasus.
52
GAMBAR 3.37
SITUASI TAENIASIS / CYSTICERCOSIS DI INDONESIA TAHUN 2001-2006
o. Leptospirosis
Daerah tertular penyakit Leptospirosis di Indonesia tersebar di 8 provinsi, tetapi
selama tahun 2006 kasus Leptospirosis dilaporkan di 5 provinsi yaitu Nanggroe Aceh
Darussalam, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2006,
jumlah kasus penyakit Leptospirosis sebanyak 138 kasus dengan kematian 11 kasus (CFR
7,97). Meskipun jumlah kasus penyakit Leptospirosis meningkat tetapi angka kematian
menurun dibandingkan dengan tahun 2005. Angka kematian tertinggi adalah di Jawa Tengah
yaitu 9 kematian dari 35 kasus.
GAMBAR 3.38
DAERAH TERTULAR LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA
53
GAMBAR 3.39
SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA TAHUN 2002 2006
DKI Jakarta
11
10
Banten
Jawa Barat
22
18
Jawa Tengah
Jawa Timur
Lampung
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Total
Sumber : Ditjen PP-PL, DepkesRI
20
13
55
45
54
GAMBAR 3.40
PETA SEBARAN KASUS AVIAN INFLUENZA DI INDONESIA
TAHUN 2005-2006
Kasus konfirmasi Avian Influenza pada manusia selama tahun 2006 paling banyak
dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat yaitu 22 kasus dengan kematian 18 orang (CFR=81,8%),
diikuti oleh DKI Jakarta yaitu 11 kasus dengan kematian 10 orang (CFR=90,9%).
2. Penyakit Tidak Menular
Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi
dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat,
serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas
fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi
pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasuskasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal
Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2006, diperoleh gambaran
penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular
sebagaimana terlihat pada Tabel 3.24 berikut ini.
TABEL 3.24
PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR
SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2006
No
DTD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
169
185.0
184
167
145
186
104.9
155
176.0
148
Pneumonia
Dispepsia
Gastritis dan duodenitis
Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya
Hipertensi Esensial (primer)
Penyakit Apendiks
Diabetes Melitus YTT
Stroke tak menyebut perdarahan atau infark
Asma
Penyakit jantung iskemik lainnya
55
Jumlah
Kematian
2,459
309
343
61
1,620
146
2,384
4,377
729
1,259
% dari
Seluruh
Kematian
di RS
3.0
0.4
0.4
0.1
2.1
0.2
2.9
5.4
0.9
1.6
Kawasan
Sumatera
Jawa-Bali
Kaw. Timur Indonesia
Indonesia
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
Persentase
1,3
1,3
1,2
1,3
b. Diabetes Melitus
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1%
penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita Diabetes.
Diabetes Melitus merupakan penyakit peringkat ke-9 terbanyak pada pasien rawat
jalan rumah sakit tahun 2006 (Tabel 3.9) dan juga peringkat ke-9 penyakit tidak menular
penyebab kematian di rumah sakit tahun 2006 (Tabel 3.7).
c. Neoplasma/Tumor
Neoplasma Ganas Payudara adalah penyakit neoplasma terbanyak yang ditemukan di
RS di Indonesia, menempati peringkat pertama pasien rawat inap dan rawat jalan tahun 2006.
Peringkat kedua ditempati penyakit Neoplasma Ganas Leher Rahim
Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2006 dapat
dilihat pada dua tabel berikut ini.
56
TABEL 3.26
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006
No
DTD
ICD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
073
074
063
086
087
067.9
076.0
061
062
058.1
C50
C53
C22
C82 - C85
C91 - C95
C34
C56
C18
C19 - C21
C11
Jumlah Pasien
Keluar
8.328
4.696
3.445
2.870
2.513
2.402
1.859
1.736
1.706
1.633
%
19,64
11,07
8,12
6,77
5,93
5,66
4,38
4,09
4,02
3,85
DTD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
073
074
086
067.0
076.0
058.1
087
061
062
088
Jumlah
Kunjungan
33.408
36,22
17.990
19,5
8.711
9,44
6.382
6,92
6.337
6,87
5.047
5,47
Leukemia
4.075
4,42
3.770
4,09
3.530
3,83
2.983
3,23
***
57
BAB IV
UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Departemen Kesehatan dimana salah satu
Strategi Utamanya adalah Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas, maka untuk mencapai keadaan tersebut telah dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan khususnya
untuk tahun 2006.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan
kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi dan anaknya.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang
mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu
dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini
mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat)
seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi
59
Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa
kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan
promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1
dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta
paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali
pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk
melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dalam lima
tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.
GAMBAR 4.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
TAHUN 2002 2006
Cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2006, dapat dilihat pada Gambar
4.2 berikut ini.
60
GAMBAR 4.2
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Pada gambar di atas, provinsi dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah
DKI Jakarta (91,89%), Jawa Tengah (88,85%) dan Bali (86,62%), sedangkan cakupan pelayanan
K4 terendah adalah Provinsi Irian Jaya Barat (29,54%), Papua (31,02%) dan Sulawesi Barat
(61,70%). Cakupan K4 menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar
4.3 berikut ini.
GAMBAR 4.3
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Data cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 tahun 2006 menurut provinsi disajikan pada
Lampiran 4.1.
61
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun
waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, meningkat
dari tahun ke tahun namun agak mengalami penurunan pada tahun 2005 dari tahun
sebelumnya. Tahun 2006 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar
76,40%, meningkat 4,03% dari tahun 2005 yakni 72,37%. Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan tahun 2002 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
GAMBAR 4.4
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN TAHUN 2002 2006
Pada Gambar 4.5 terlihat cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
menurut provinsi tahun 2006 dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (90,14%), Jawa
Tengah (86,20%) dan Jawa Timur (85,91%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah
adalah Papua (30,78%), Irian Jaya Barat (55,46%) dan Maluku Utara (57,76%), data dapat
dilihat dalam Lampiran 4.1.
62
GAMBAR 4.5
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional
dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
GAMBAR 4.6
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
63
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas,
beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan
karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu
dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi
Hb < 8 g %, Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme
nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia
kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan
prematur. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk tahun 2006 sebesar
10,05% meningkat dari tahun 2005 (2,94%) sedangkan obstetri komplikasi yang ditangani
sebesar 4,37% meningkat dari tahun 2005 (0,99%). Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.2.
Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir,
BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelanginan
neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang tertangani adalah neonatus risti/komplikasi yang
mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di polindes,
puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Persentase cakupan neonatal risti yang telah
dirujuk tahun 2006 sebesar 3,14% meningkat dari tahun 2005 (0,98%) sedangkan neonatal
komplikasi yang ditangani sebesar 0,99% meningkat dari tahun 2005 (0,41%). Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2.
d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
(KN1) dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2).
Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan
tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,
tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita
muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan kunjungan neonatal (KN2) tahun 2002 -2005 cenderung mengalami penurunan
namun pada tahun 2006 mengalami peningkatan 20.4% dari tahun 2005 sebesar 85,51%
tahun 2006 dan 65,11% tahun 2005. Cakupan KN2 selama periode tahun 2002 2006 dapat
dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini.
64
GAMBAR 4.7
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
TAHUN 2002 2006
Tahun 2006 provinsi dengan cakupan neonatus tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat
(131,91%), Bali (94,23%) dan Jawa Tengah (91,32%) sedangkan provinsi dengan cakupan
terendah meliputi Provinsi Papua (19,45%), Irian Jaya Barat (30,14%) dan Kalimanatan Barat
(53,35%) seperti terlihat pada Gambar 4.8 di bawah ini.
GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Sumber: Dit. Kesehatan Ibu dan Dit.Kes. Anak, Ditjen Binkesmas Depkes RI
65
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia
subur seorang wanita biasanya antara 15 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk
menggunakan alat/cara KB.
Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui
cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang
sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat
pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut
provinsi dari pelayanan KB dapat dilihat pada Lampiran 4.3 sampai dengan Lampiran 4.7.
Proporsi wanita umur 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan/memakai
alat KB menurut daerah tempat tinggal pada tahun 2006 mengalami sedikit peningkatan
dibandingkan dengan cakupan tahun 2005 sebesar 0,02% dari 57,89% pada tahun 2005
menjadi 57,91% pada tahun 2006 dengan daerah perkotaan 58,65% dan daerah perdesaan
57,36%. Cakupan tertinggi pada Provinsi Bengkulu sebesar 70,08%, Sulawesi Utara
(69,75%) dan Bali (67,43%) sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Maluku
yaitu 30,13%, Papua (31,22%) dan Irian Jaya Barat (31,73%).
Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah
menggunakan/memakai alat KB menurut daerah tempat tinggal pada tahun 2006 mengalami
peningkatan sebesar 5,71% dibandingkan dengan tahun 2005, dari 74,05% pada tahun 2005
menjadi 79,76% pada tahun 2006 dengan daerah perkotaan 81,07% dan daerah perdesaan
78,78%. Terdapat 17 provinsi memiliki cakupan 80% dengan angka tertinggi dicapai
Sulawesi Utara (90,36%) dan Bengkulu (87,07%), 3 provinsi dengan cakupan 50 %
meliputi Papua (46,48%), Irian Jaya Barat (47,04%) dan Maluku (48,21%). Proporsi wanita
66
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2006 tidak jauh
berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003-2005 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11
berikut.
GAMBAR 4.11
PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003-2006
Dari Gambar 4.11 di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2003-2006 alat
kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2006 jenis
kontrasepsi pil KB dan susuk mengalami penurunan persentase, sebaliknya pemakaian
kontrasepsi suntikan, AKDR dan kontrasepsi lainnya mengalami peningkatan persentase.
Rincian persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2006
dapat dilihat pada Lampiran 4.5 dan 4.6.
67
GAMBAR 4.12
TEMPAT PELAYANAN PESERTA KB
TAHUN 2003 2006
Sumber : BKKBN
Pada Gambar 4.12 diatas, tempat pelayanan untuk peserta KB baru di klinik KB
pemerintah mengalami peningkatan 1,42% dari tahun 2005 menjadi 61,08% pada tahun 2006
dari 59,66% pada tahun 2005, sedangkan pelayanan peserta KB di klinik KB swasta, bidan
praktek swasta dan dokter praktek swasta sedikit mengalami penurunan pada tahun 2006.
Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat pelayanan dan provinsi tahun
2006 dapat dilihat pada Lampiran 4.7.
3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi unutk bayi umur 0 1 tahun
(BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan
imunisasi untuk anak SD (kelas1: DT dan kelas 2-3: TT), sedangkan kegiatan imunisasi
tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti
KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan
teknis.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi
terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah
mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan.
Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80% bayi di desa/kelurahan
tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara nasional, pencapaian UCI tingkat
desa/kelurahan tahun 2004 - 2005 mengalami peningkatan 6,8% dari 69,43% tahun 2004
menjadi 76,23% tahun 2005 (Gambar 4.13) namun terjadi penurunan 2.97% pada tahun 2006
yaitu 73.26%.
68
GAMBAR 4.13
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004-2006
Dari 33 provinsi yang dipantau, pada tahun 2005 terdapat 7 provinsi yang telah
mencapai target (target tahun 2005: 86%) UCI Desa/Kelurahan yaitu Bali (100%), DI
Yogyakarta (99,09%), Lampung (90%), Jawa Tengah (89%), Jambi (88,95%), Nusa
Tenggara Barat (87,53%) dan Sulawesi Tenggara (86,87%) sedangkan tahun 2006 terdapat 4
provinsi yang telah mencapai target (target tahun 2006 89%) UCI desa/kelurahan yaitu Bali
(99,28%), Jambi (92,98%), DI Yogyakarta (92,24%) dan Nusa Tenggara Barat (89,91%).
Terdapat enam provinsi yang tidak ada datanya yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan
Riau, Banten, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat.
Pencapaian desa UCI menurut provinsi tahun 2004 2006 dapat dilihat pada
Lampiran 4.8. Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan menurut
provinsi pada tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut ini.
GAMBAR 4.14
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2006
69
Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena
imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang
diberikan kepada bayi. Gambaran cakupan imunisasi bayi DPT1, Campak dan angka drop out
pada tahun 2002 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini.
GAMBAR 4.15
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK
SERTA ANGKA DROP OUT (DO)
TAHUN 2002 2006
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak yang
merupakan target efektivitas program selama tahun 2002-2006 berkisar antara 1,5% - 9,3%,
pada tahun 2006 angka drop out meningkat menjadi 9,3%. Beberapa provinsi tidak mencapai
target program dimana drop out cakupan DPT1-Campak lebih dari 10% yaitu di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Gorontalo
dan Sulawesi Barat. Angka drop out cakupan DPT1-Campak menurut provinsi dapat dilihat
dalam Lampiran 4.11.
Target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi
campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang
diberikan kepada bayi. Pada tahun 2006 terdapat enam provinsi tidak mencapai target tingkat
perlindungan program (indikator cakupan campak 80%) yaitu Banten, Jawa Barat,
Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua dan Irian Jaya Barat. Provinsi dengan cakupan tertinggi
adalah DI Yogyakarta (103,31%), DKI Jakarta (101,71%) dan Jambi (97,96 %); sedangkan
provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (67,80%), Sulawesi Barat (68,29%) dan
Banten (71,60%). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2006 dapat dilihat pada
Gambar 4.16 berikut. Sedangkan rincian cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis
vaksin menurut provinsi selama tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 4.9 dan Lampiran
4.10.
70
GAMBAR 4.16
PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan
imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di
setiap Kabupaten hingga < 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Pada masa lalu
sasaran kegiatan MNTE adalah calon penganten dan ibu hamil namun pencapaian target agak
lambat, sehingga dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberain TT 5 dosis pada seluruh
Wanita usia subur termasuk ibu hamil (usia 15 39 tahun). Untuk cakupan imunisasi TT ibu
hamil pada tahun 2000 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut ini.
GAMBAR 4.17
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
TAHUN 2002 2006
Pada kurun waktu 2002-2005 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil
mengalami penurunan namun mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2006 3% untuk TT-1
dan 2,4% untuk TT-2 dari tahun 2005 yakni TT-1 (53,6%) dan TT-2 (49,4%) menjadi TT-1
sebesar 56,6% dan TT-2 sebesar 51,8%. Provinsi dengan cakupan TT-2 tertinggi adalah Nusa
Tenggara Barat (87,9%), Lampung (82,4%), dan Kepulauan Bangka Belitung (82,2%);
71
adapun provinsi dengan cakupan terendah adalah Jawa Timur (4,2%), Irian Jaya Barat
(15,0%) dan Papua (21,4%). Gambaran cakupan imunisasi TT-2 pada ibu hamil menurut
provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.18 sedangkan data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 4.12.
GAMBAR 4.18
CAKUPAN IMUNISASI TT-2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2006
Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta
untuk
memelihara,
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menyembuhkan/memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pelayanan kepada masyarakat
dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan
pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat
yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat.
a. Kunjungan Rawat Inap/Rawat Jalan, Pelayanan Unit Darurat dan Rujukan
72
dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk
rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan.
Kunjungan pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2006 berjumlah 3.116.539 dengan
jumlah hari perawatan 15.317.694, pasien keluar hidup sebesar 96,24% dan 3,76% pasien
keluar mati. Jumlah kunjungan rawat inap terbanyak pada Provinsi Jawa Tengah (549.710),
Jawa Timur (446.662) dan DKI Jakarta (429.209) sedangkan kunjungan rawat inap terkecil
pada Provinsi Maluku Utara (5.470), Irian Jaya Barat (10.011) dan Maluku (10.237).
Persentase pasien keluar hidup tertinggi pada Provinsi Irian Jaya Barat (97,61), Kalimantan
Timur (97,40) dan Maluku (97,07) sedangkan provinsi dengan persentase terkecil adalah
Sumatera Utara (94,52), Kalimantan Tengah (94,88) dan Sumatera Barat (94,98). Rincian
data secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.13.a
Kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2006 berjumlah 15.058.774 yang terdiri dari
49,37% kunjungan baru dan 50,63% kunjungan lama. Provinsi dengan kunjungan baru
tertinggi adalah Irian Jaya Barat (64,68%), Jambi (62,40) dan Nusa Tenggara Timur
(59,97%) sedangkan provinsi dengan kunjungan baru terendah yaitu DI Yogyakarta
(36,50%), Sulawesi Utara (40,27%) dan Jawa Tengah (40,89%). Untuk kunjungan pasien
dengan gangguan jiwa pada rumah sakit berjumlah 295.820, provinsi dengan kunjungan
tertinggi adalah Jawa Tengah (62.680) sedangkan yang terendah adalah Kepulauan Bangka
(10). Rincian data secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.13.b
Kunjungan pasien di unit darurat pada rumah sakit umum depkes/pemda pada tahun
2006 sebesar 18,07 % dari seluruh kunjungan rumah sakit dimana 17,15% kunjungan unit
darurat berasal dari pasien rujukan dan 82,85% berasal dari pasien non rujukan. Pada rumah
sakit kelas A dari pasien kunjungan unit darurat sebagian besar berasal dari pasien rujukan
sedangkan rumah sakit kelas B, C dan D terbanyak berasal dari pasien non rujukan. Hal ini
menyebabkan beban ganda bagi rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan dari
sarana pelananan kesehatan dibawahnya. Kunjungan unit darurat pada rumah sakit umum
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
TABEL 4.1
KUNJUNGAN PELAYANAN UNIT DARURAT PADA RSU DEPKES/PEMDA
MENURUT KELAS DI INDONESIA TAHUN 2006
Kelas RSU
Jumlah
Pengunjung
Kelas A
982.733
Kelas B
Kelas C
Kelas D
Total
4.940.539
4.283.317
333.151
10.539.740
Kunjungan Unit
Darurat
Jumlah
%
113.126
11,51
867.834
834.265
89.204
1.904.429
17,57
19,48
26,78
18,07
Pasien Rujukan
Jumlah
59.808
%
52,87
Jumlah
53.318
%
47,13
113.859
142.699
10.188
326.554
13,12
17,10
11,42
17,15
753.975
691.566
79.016
1.577.875
86,88
82,90
88,58
82,85
Pelayanan pasien di unit darurat rumah sakit meliputi dirawat, dirujuk, dipulangkan
dan mati. Pasien yang datang di unit gawat darurat 55,30% terus dirawat, 1,79% di rujuk ke
rumah sakit lain, 41,91% dipulangkan setelah diberi pelayanan dan hanya 1,00% yang
meninggal. Dilihat dari pencapaian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pelayanan
di rumah sakit masih banyak melayani pasien yang seharusnya ditangani oleh tingkat
73
pelayanan pertama (puskesmas, praktek dokter, balai pengobatan, dll). Pelayanan unit darurat
pada rumah sakit umum Depkes/Pemda dapat dilihat pada Gambar 4.19 berikut.
GAMBAR 4.19
PELAYANAN UNIT DARURAT PADA RUMAH SAKIT UMUM
DEPKES/PEMDA TAHUN 2006
Kegiatan rujukan pada rumah sakit umum pada tahun 2006 terdiri dari rujukan dari
bawah (berasal dari Puskesmas, RS lain, fasilitas kesehatan) sebesar 12,4% mengalami
peningkatan dari tahun 2005 (7,8%). Persentase tertinggi rujukan dari bawah pada RSU
Depkes (31,6) dan RSU Pemerintah Kabupaten/Kota (22,5) sedangkan persentase terendah di
RSU Pemerintah Provinsi (1,0) dan RSU Departemen Lain/BUMN (1,1). Untuk pasien yang
dirujuk ke atas tahun 2006 sebesar 0,80% mengalami peningkatan dari tahun 2005 (0,28%)
terbanyak diterima oleh RSU Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu 1,77% dan terendah pada
RSU Departemen Kesehatan (0,02%). Kegiatan rujukan pada RSU menurut kepemilikan
dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
TABEL 4.2
KEGIATAN RUJUKAN PADA RUMAH SAKIT UMUM
DIRINCI MENURUT KEPEMILIKAN TAHUN 2006
Kepemilikan RSU
Departemen Kesehatan
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
TNI & POLRI
Departemen Lain/BUMN
Swasta
Total
Jumlah
Pengunjung
1.947.909
2.402.170
6.142.700
901.057
1.055.911
6.142.889
18.592.363
74
Jumlah
616.296
24.879
1.385.019
102.312
11.089
162.418
2.302.013
%
31.6
1.0
22.5
11.4
1.1
2.6
12.4
Dirujuk Ke Atas
Jumlah
346
4.628
108.559
765
9.144
24.826
148.268
%
0.02
0.19
1.77
0.08
0.87
0.40
0.80
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai
segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa
indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur
dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien
keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal <24 jam
perawatan (NDR).
Pada tahun 2003-2004 indikator pelayanan RS masih menjadi satu namun sejak tahun
2005 indikator pelayanan RS sudah dipisah antara RSU dan RS Khusus. Pencapaian indikator
pelayanan kesehatan di RS selama empat tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.20 dan
4.21 berikut ini.
GAMBAR 4.20
PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , BTO DAN TOI
RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2003 2006
GAMBAR 4.21
PENCAPAIAN INDIKATOR GDR, NDR, DAN LOS
RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2003 2006
75
Jumlah
RSU
Rata - rata
Pemeriksaan
/Hari/RS
Departemen Kesehatan
13
Patologi
Klinik
5.950.369
Pemerintah Provinsi
42
6.058.228
21.733
6.079.961
11,4
579
Pemerintah Kab/Kota
335
18.354.193
20.371
18.374.564
34,3
269
110
1.487.072
3.205
1.490.277
2,8
191
71
2.734.206
8.984
2.743.190
5,1
241
441
18.788.264
81.102
18.869.366
35,2
254
1.012
53.372.332
171.572
53.543.904
100
303
Departemen Lain/BUMN
Swasta
Total
Patologi
Anatomi
36.177
5.986.546
11,2
1.425
76
Jumlah
%
Terhdp
Total
Pemeriksaan radiodiagnostik pada RSU Depkes dan Pemda pada tahun 2006
mengalami penurunan dari tahun 2004 dan 2005 dengan jumlah pemeriksaan 1.541.868 dari
232 RSU. Tahun 2005 pemeriksaan diagnostik berjumlah 1.843.117 berasal dari 255 RSU
sedangkan tahun 2004 berjumlah 1.565.688 berasal dari 254 RSU. Penurunan terjadi
dikarenakan jumlah rumah sakit yang melapor lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya
padahal tiap tahun terjadi penambahan rumah sakit umum Depkes/pemda, rincian
pemeriksaan dapat dilihat pada Gambar 4.22 dan rincian menurut provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 4.16.
GAMBAR 4.22
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK PADA RUMAH SAKIT UMUM
DEPKES/PEMDA TAHUN 2004 2005
3.
Kesehatan
bagi
Program Askeskin adalah program Pemerintah yang sangat strategis dan telah
dilaksanakan sejak 1 Januari 2005. Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan program ini, Menteri
Kesehatan menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara program. Melalui program
Askeskin ini masyarakat miskin akan memperoleh kesempatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan di fasilitas kesehatan milik Pemerintah, TNI-POLRI dan swasta yang bekerjasama
dengan PT Askes (Persero).
Dengan keluarnya Surat Keputusan Menkes Nomor 332/Menkes/SK/V/2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin 2006 atau lebih
dikenal dengan Program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), merupakan
jaminan kesehatan bagi keluarga kurang mampu di Indonesia. Realisasinya, Program Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Askeskin) sejak tahun 2005 dan 2006 dapat mencakup
60 juta penduduk miskin dan hampir miskin, dibanding tahun 2005 yang hanya mencakup
36,1 juta penduduk miskin.
77
Berdasarkan laporan PT Askes, sampai bulan Desember 2006 terdapat 618 pemberi
pelayanan kesehatan (PPK) yang telah melakukan kerjasama dengan PT Askes dalam
melaksanakan program Askeskin. Persentase PPK menurut jenis penyelenggaranya adalah
RS milik Depkes dan Pemda 72,2% (446 PPK), RS Swasta 21,04% (130 PPK), RS TNI
POLRI 3,07% (19 PPK), Balai Pengobatan Penyakit Paru Provinsi (BP4) 2,59% (16 PPK)
dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)/Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
1,13% (7 PPK) seperti terlihat pada Gambar 4.23 berikut.
GAMBAR 4.23
PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN (PPK) PROGRAM ASKESKIN
TAHUN 2006
78
Pada tahun 2006 pasien miskin/tidak mampu di rawat jalan berjumlah 3.817.758 dan
rawat inap (Kelas III) berjumlah 1.197.233 dengan sumber dana berasal dari sisa dana PKPSBBM 2004 dan Dana Askes 2006, rincian data dapat dilihat pada Tabel 4.4.
TABEL 4.4
JUMLAH PASIEN MISKIN/TIDAK MAMPU
DI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
DI INDONESIA TAHUN 2006
No
Sumber Dana
Rawat Jalan
25.080
8.305
3.792.678
1.188.928
3.817.758
1.197.233
Dana yang tersedia untuk tahun 2006 sebesar Rp. 3,6 Trilyun berasal dari sisa dana
tahun 2005, DIPA Binakesmas dan DIPA Bina Yanmedik ditambah dengan jasa giro dan lain
lain sebesar Rp. 24 Milyar. Dana tersebut dikelola oleh PT Askes (Persero) untuk
pembayaran pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan strata I di Puskesmas dan jaringannya
sampai dengan pelayanan strata II III di Rumah Sakit.
Realisasi penggunaan dana PKPS-BBM - Askeskin untuk pasien miskin/tidak mampu
berjumlah 1,3 trilyun berasal dari sisa dana PKPS-BBM 2004 berjumlah 9,3 milyar dan dana
Askeskin 2006 berjumlah 1,3 trilyun. Rincian data dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
TABEL 4.5
REALISASI PENGGUNAAN DANA PKPS BBM 2004 DAN DANA ASKESKIN 2006
UNTUK PASIEN MISKIN/TIDAK MAMPU DI INDONESIA
No
Sumber Dana
Rawat Jalan
1.108.692.978
160.829.968.438
8.194.484.794
1.185.615.230.587
Total
9.303.177.772
1.346.445.199.025
T o t a l PKPS-BBM - Askeskin
1.355.748.376.797
Program Askeskin dimonitor dan dievaluasi oleh berbagai pihak baik oleh pihak
eksekutif: Kantor Setneg, Kantor Koordinator Kesra, Kantor Sekretariat Wakil Presiden,
Departemen Kesehatan, dll, maupun oleh pihak legislatif DPRRI. Selain itu juga dilakukan
evaluasi oleh pihak LSM, universitas, dll termasuk didalamnya adalah penelitian ilmiah
tentang manfaat program Askeskin. Pemeriksaan atau audit telah dilakukan oleh berbagai
pihak, baik secara internal oleh Satuan Pengawas Internal (SPI), Komite Audit maupun
secara eksternal oleh Inspektorat Jendral Departemen Kesehatan, BPK, dan BPKP. Hasil
audit adalah Wajar Tanpa Pengecualian.
79
Kegiatan penyuluhan di rumah sakit tahun 2006 berjumlah 687.892 dengan metode
penyuluhan berupa pemutaran kaset, ceramah, demonstrasi, pameran, pelatihan dan lain-lain.
Untuk kegiatan penyuluhan P3 Napza berjumlah 4.143 atau 0,6% dari seluruh kegiatan
penyuluhan. Rincian data dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
TABEL 4.6
KEGIATAN PENYULUHAN P3 NAPZA
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006
No
1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Pemutaran Kaset
Ceramah
Demonstrasi
Pameran
Pelatihan
Lain-lain
Jumlah
Seluruh
Penyuluhan
10.349
170.375
13.258
1.858
370.723
121.329
687.892
80
Penyuluhan P3
Napza
161
3.918
5
1
12
46
4.143
%
1,6
2,3
0,04
0,05
0,003
0,04
0,6
Ada 4 strategi dalam upaya pemberantasan polio yaitu 1). Imunisasi yang meliputi
peningkatan imunisasi rutin polio, PIN dan Mop-up, 2). Surveilans AFP, 3). Sertifikasi bebas
polio, dan 4). Pengamanan virus polio di laboratorium.
81
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan
dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang
menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat
yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian
hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil
pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir (tahun 1998 2004) tidak ditemukan adanya infeksi
virus Polio liar pada kasus AFP yang ditemukan. besaran Non Polio AFP Rate selama tahun
1998 2004 relatif stabil.
Sampai saat ini, jumlah kumulatif penderita Polio - sejak bulan Maret 2005 sampai
dengan 01 Mei 2006 - adalah sebanyak 349 orang. Yang terdiri dari total polio kasus = 349,
WPV1 Kasus = 303,Type 1 VDPV Kasus = 46, denganTotal infected Kabupaten/kota = 47
dengan Total infected provinsi = 10. Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah untuk
memutuskan rantai penularan Polio merupakan wujud komitmen Bangsa Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat dunia berperan membasmi Polio dari muka bumi dan wujud
komitmen Pemerintah dalam membebaskan Balita Indonesia dari penyakit Polio.
Berdasarkan kajian tim assessment, kajian epidemiologis data surveilans AFP serta
ditemukan virus Polio di beberapa provinsi, maka untuk menghentikan penyebaran virus
yang lebih luas, PIN harus dilakukan sesegera mungkin yaitu 30 Agustus 2005 putaran
pertama dan 27 September 2005 untuk putaran kedua. Kemudian 3 putaran lagi dilaksanakan
pada tanggal 30 November 2005, 27 Februari 2006 dan 12 April 2006. Sementara itu,
cakupan hasil Pekan Imunisasi Nasional pada tahun 2005 - 2006 secara nasional dapat dilihat
pada Tabel 4.7 berikut. Persentase hasil PIN 5 putaran menurut provinsi dapat dilihat dalam
Lampiran 4.20.
TABEL 4.7
UPAYA PENANGGULANGAN KLB POLIO
TAHUN 2005-2006
ORI
Waktu
Mar ,Apr
Mei'
MOP UP
I
30 Mei
MOP UP
II
28 Juni
PIN I
PIN II
PIN III
Sub PIN
PIN IV
PIN V
30 Agust
27 Sept
30 Nov
30 Jan
27 Feb
12 April
Tahun 2005
Lokasi
Tahun 2006
Jabar
Jabar
Jabar
Banten
DKI
DKI
Nasional
Nasional
Nasional
NAD
Sumut
DKI
Banten
Banten
Sumsel
Lampung
Lampung
Jateng
Banten
Jatim
Jatim
Sasaran
(Balita)
Dana
191.959
Sumber
Dana
Cakupan
BLN +
APBN
97,8%
6.398.107
6.398.107
23.620.427
23.620.427
Rp.38,4 M
Rp.179,5 M
BLN + APBN+APBD
BLN + APBN
104.0%
87,7%
95%
97,8%
82
23.620.427
4.523.321
Rp.110,3 M
Rp.14,5 M
BLN +
APBN
98,2%
UNICEF
95,8%
Nasional
Nasional
23.620.427
23.620.427
Rp 230 M
APBN
98.5%
APBN
99.8%
2. Pengendalian TB-Paru
(Case Detection Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) selama lima tahun
terakhir seperti Gambar 4.28.
GAMBAR 4.28
PENEMUAN KASUS BARU DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN
TAHUN 2002 2006
Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit ditegakkan
oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi persyaratan,
sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat kelengkapan pengobatan
atau succes rate (SR). Angka kesembuhan tahun 2005 sebesar 83,06%, provinsi dengan
angka kesembuhan tertinggi adalah Sulawesi utara (92,93), Sumatera Utara (91,79) dan
Sulawesi Tenggara (90,61) sedangkan provinsi dengan angka kesembuhan rendah adalah
Maluku Utara (47,09), Maluku (52,22) dan Kalimantan Timur (61,71). Rincian data secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.21.
Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien TB
BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan
lengkap) diantara pasien TB BTA positif yang tercatat, sejak tahun 2001 sampai dengan
tahun 2005 telah mencapai target global sebesar 85%. Tahun 2005, 26 provinsi yang telah
mencapai target angka keberhasilan pengobatan, 4 (empat) provinsi yang belum mencapai
target adalah Provinsi Riau (84%), Kalimantan Timur (81%), Papua (81%) dan Maluku
(79%) sedangkan 3 (tiga) provinsi tidak ada data yaitu Irian Jaya Barat, Sulawesi Barat dan
Kepulauan Riau, dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut.
84
GAMBAR 4.29
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN PENDERITA BARU
TB BTA POSITIF (SUCCESS RATE) MENURUT PROVINSI
TAHUN 2005
Angka konversi adalah persentase pasien TB paru BTA positif yang mengalami
konversi menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Indikator ini
berguna untuk mengetahui secara cepat kecenderungan keberhasilan pengobatan dan untuk
mengetahui apakah pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar. Gambar
4.30 di bawah menunjukkan bahwa pada tahun 2006 secara nasional Indonesia mencapai
85% untuk angka konversi, 26 Provinsi yang telah mencapai target 80% sedangkan yang
belum mencapai target sebanyak 6 provinsi yaitu yaitu Banten (79%), Papua (73%), Maluku
(70%), Nusa Tenggara Timur (68%), Kalimantan Timur (67%) dan Maluku Utara (61%).
85
GAMBAR 4.30
ANGKA KONVERSI PENDERITA BARU TB BTA POSITIF
(CONVERSION RATE) MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA)
lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat
terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu
manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau
lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS
semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita
sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita
langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap.
Target penurunan angka kematian (2/1000) dan kesakitan (4%) karena Pneumonia pada
balita akan dapat dicapai jika 86% kasus Pneumonia pada balita dapat dideteksi dan mendapat
tatalaksana standar. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun 2005-2009, diharapkan secara bertahap
target tersebut dapat dicapai. Target penemuan penderita pneumonia balita tahun 2005-2009
dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut.
86
GAMBAR 4.31
TARGET PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA
TAHUN 2005 2009
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir hasil penemuan dan pengobatan Pneumonia
dapat dilihat pada Gambar 4.32, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita dari
target (perkiraan penderita) masih relatif rendah. Rincian data cakupan penemuan penderita
menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.22.
GAMBAR 4.32
PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN)
KASUS PNEUMONIA PADA BALITA, TAHUN 2002 2006
Tahun 2006 walaupun sudah 100% Provinsi yang melaporkan data cakupan
penemuan penderita pneumonia tetapi baru 3 provinsi yang berhasil mencapai target
yaitu Nusa Tenggara Barat (96,89), Maluku Utara (77,91%) dan Kepulauan Bangka
Belitung (67,67%). Kelengkapan laporan penemuan balita penderita pneumonia tahun
2002-2006 sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8 berikut.
87
TABEL 4.8
KELENGKAPAN LAPORAN PENEMUAN BALITA
PENDERITA PNEUMONIA TAHUN 2002 2006
Tahun
Provinsi
Melapor
Kab./Kota
Melapor
Penderita
Ditemukan
Kelengkapan
Laporan
2002
29
293
549.035
80%
2003
24
323
502.275
34%
2004
23
296
625.611
83%
2005
31
436
600.720
93%
2006
33
442
641.136
100%
TABEL 4.9
PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS
TAHUN 2002 2006
Tahun
Pengidap HIV
Per tahun
Kumulatif
Penderita AIDS
Meninggal
Penderita AIDS
Per tahun
Kumulatif
Per tahun
Kumulatif
2002
648
2.552
345
1.171
100
379
2003
168
2.720
316
1.487
261
479
2004
649
3.369
1.195
2.682
361
740
2005
875
4.244
2.638
5.321
592
1.332
2006
986
5.230
2.873
8.194
539
1.871
Rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan 31 Desember 2006 adalah 3,61
per 100.000 penduduk. Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua
(51,42), DKI Jakarta (28,15), Kepulauan Riau (16,94). Dalam perjalanan penyakit dari HIV
positif menjadi AIDS dikenal istilah windows periods yang tidak diketahui dengan pasti
periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit.
Pada kelompok ini di samping dilakukan pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan
konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya
penularan lebih lanjut
5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pola perkembangan DBD pada tahun 2006 berbeda dengan pola tahun 2005. Pada
tahun 2005 kasus hampir selalu tinggi setiap bulan dan ada peningkatan kasus pada bulan
Februari, Agustus dan Desember. Sementara di tahun 2006 kasus cenderung menurun setiap
bulannya sampai dengan bulan Oktober namun terjadi sedikit peningkatan pada bulan
November dan Desember. Pada tahun 2006 dari 33 Provinsi 330 Kabupaten/kota yang ada
kasus dengan insidens rate 52,48 per 100.000 penduduk.
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu 1) Peningkatan
kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini, 3)
Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus
(Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat
penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk
Aedes berkembang biak., Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas
Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Angka
Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M
menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu
pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah
satu alternatif pendekatan baru.
89
Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat
menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, bahkan berpengaruh kepada keamanan dan
pertahanan nasional. Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat
merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di
samping pengendalian vektor potensial.
Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu
wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa
dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah
luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan
kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita
dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan
profilaksis.
Di Jawa Bali kasus positif malaria menurun secara bermakna dari 64.708 kasus pada
tahun 2002 menjadi 7.186 kasus pada tahun 2006. Jumlah sediaan darah diperiksa, sediaan
darah positif dan positif malaria falsiparum + mix di Jawa-Bali tahun 2002-2006 dapat dilihat
pada Gambar 4.34 di bawah ini.
GAMBAR 4.34
JUMLAH SEDIAAN DARAH DIPERIKSA, SEDIAAN DARAH POSITIF,
POSITIF MALARIA FALSIPARUM+MIX DI JAWA BALI
TAHUN 2002 2006
Di luar Jawa Bali pada tahun 2006 jumlah penderita klinis malaria sebesar 1.754.444,
sediaan darah (SD) yang diperiksa sebesar 820.750, dengan SD positif sebesar 340.411
kasus, Malaria Palsifarum + Mix sebesar 157.707 kasus. Jika dibandingkan dengan periode
2002 2006 jumlah sediaan darah yang diperiksa dan SD positif relatif meningkat karena
kegiatan intensifikasi di wilayah timur dengan Mass Blood Survei (MBS). Secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 4.35 berikut ini.
90
GAMBAR 4.35
JUMLAH PENDERITA KLINIS, SEDIAAN DARAH DIPERIKSA,
SEDIAAN DARAH POSITIF, POSITIF MALARIA FALSIPARUM+MIX
DI LUAR JAWA BALI TAHUN 2002 2006
Berdasarkan survei penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk
memerangi malaria dengan kelambu pada tahun 2005 diketahui sebesar 1% dan pada tahun
2006 berdasarkan survei yang dilaksanakan di Alor, Sumba Barat, flores timur dan beberapa
kabupaten di wilayah Sumatera rata rata sebesar 24%. Bila dibandingkan dengan target
yang ingin dicapai maka angka tersebut masih lebih kecil dimana pada tahun 2006 targetnya
adalah sebesar 60%. Target dan realisasi persentase penduduk yang menggunakan cara
pencegahan yang efektif untuk memerangi malaria dapat dilihat pada Gambar 4.36 berikut.
GAMBAR 4.36
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN
PENCEGAHAN EFEKTIF MEMERANGI MALARIA
TAHUN 2005 2006
Tahun 2006 terjadi peningkatan kasus maupun KLB malaria dibeberapa daerah.
Upaya penanggulangan baik dengan pengobatan massal, survei demam, penyemprotan
91
rumah, penyelidikan vektor penyakit dan tindakan lain misalnya pengeringan tempat
perindukan telah dilakukan dengan baik.
7. Pengendalian Penyakit Kusta
Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan
penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan
intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan
penderita penyakit Kusta.
Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang
terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk
penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui
institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari
berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama empat tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
TABEL 4.10
PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU ,
PENDERITA CACAT DAN PENDERITA DIOBATI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2006
Tahun
Suspek
Diperiksa
Suspek Positif
PB
MB
CDR
Penderita
Cacat (%)
Penderita
Diobati
2003
163.781
3.594
11.956
7,3
8,0
2004
212.462
3.615
12.957
7,8
8,6
17.519
2005
t.a.d
4.056
15.639
8,9
8,7
t.a.d
2006
t.a.d
3.506
14.415
8.2
7.8
t.a.d
Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus, digunakan angka proporsi
cacat tingkat II (cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat). Tingginya proporsi cacat
tingkat II menunjukan keterlambatan dalam penemuan kasus atau dengan kata lain kinerja
petugas yang rendah dalam menemukan kasus serta pengetahuan masyarakat yang rendah.
Sementara untuk mengetahui apakah penularan masih terjadi di masyarakat, perhitungan
yang digunakan adalah proporsi anak di antara kasus baru.
Penderita cacat tingkat II mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, 1.722 (8,7%)
pada tahun 2005 menjadi 1.587 (8,7%) tahun 2006. Proporsi cacat tingkat II dan proporsi
anak di antara kasus baru penyakit Kusta masih di atas indikator program (5%), proporsi
masih relatif stabil. Hal ini berarti penularan masih terjadi di masyarakat dan kasus
ditemukan terlambat sehingga pada saat penemuan penderita sudah mengalami cacat tingkat
II.
8. Pengendalian Penyakit Filaria
Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh
cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun
92
(kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya
penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain
sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit kaki gajah
tersebar luas hampir di seluruh Provinsi.
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun
2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem the year 2020yang merupakan realisasi dari resolusi WHA (World Health
Assembly) pada tahun 1997.
Program Eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu :
a. Pengobatan massal kepada semua penduduk di kabupaten endemis filariasis
dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan Albendazole 400
mg sekali setahun selama 5 tahun, guna memutuskan rantai penularan.
b. Tatalaksana kasus klinis filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan.
Pelaksana (Implementation Unit/IU) dalam program eliminasi filariasis sejak tahun
2005 adalah kabupaten/kota. Artinya satuan wilayah terkecil dalam program ini adalah
kabupaten/kota, baik untuk penentuan endemisitas maupun pengobatan massal. Bila sebuah
kabupaten/kota sudah endemis filariasis, maka sasaran pengobatan massal adalah semua
penduduk di kabupaten/kota tersebut. Semua penduduk harus minum obat, tetapi pengobatan
untuk sementara ditunda bagi : anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit
berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan
marasmus/kwashiorkor. Target dan pencapaian pengobatan massal filariasis tahun 2002-2006
dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut.
GAMBAR 4.37
TARGET DAN PENCAPAIAN PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS
TAHUN 2002-2006
Dari kabupaten/kota yang telah terpetakan endemis filariasis pada tahun 2006, baru
68 kabupaten/kota yang melaksanakan pengobatan massal. Itupun belum semua
kabupaten/kota sasarannya adalah seluruh penduduk, hanya 14 kabupaten/kota yang sasaran
pengobatan massalnya adalah seluruh penduduk, kabupaten/kota tersebut adalah : Alor, Rote
Ndao (Nusa Tenggara Timur), Mentawai (Sumatera Barat), Tanjung Jabung Barat (Jambi),
93
Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Kota Pangkal Pinang, Belitung,
Belitung Timur (Bangka Belitung), Bombana, Kolaka Utara (Sulawesi Tenggara), Kuantan
Singingi (Riau) .
Belum semua kabupaten/kota melakukan pengobatan massal dengan sasaran seluruh
penduduknya disebabkan karena masih kurangnya komitmen dari pemerintah daerah tentang
ketersediaan dana operasional yang harus disediakan oleh kabupaten/kota. Oleh karena itu
perlu diupayakan advokasi pada stakeholder di provinsi dan kabupaten/kota. Agar percepatan
pencapaian eliminasi filariasis sesuai target, perlu diupayakan sentralisasi pengobatan massal
filariasis diikuti dengan penyediaan biaya operasional pengobatan massal oleh pemerintah
pusat, seperti halnya pelaksanaan PIN (Pekan Imunisasi Nasional).
Tatalaksana kasus kronis filariasis harus dilakukan pada semua penderita. Tatalaksana
ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan penderita dan agar penderita
menjadi mandiri dalam merawat dirinya. Setiap penderita dibuatkan status rekam medis yang
disimpan di Puskesmas, dan mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan minimal 3 kali
dalam setahun. Target dan pencapaian penatalaksanaan kasus kronis filariasis tahun 20042006 dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut.
GAMBAR 4.38
TARGET DAN PENCAPAIAN PENATALAKSANAAN
KASUS KRONIS FILARIASIS TAHUN 2004-2006
Anthraks adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut.
Penyebabnya bakteri Bacillus anthracis, bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk
hidup. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan
bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia. Kasus di Bogor tejadi karena spora
terbawa banjir. Hewan tertular akibat makan spora yang menempel pada tanaman yang
94
dimakan. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh
dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah,
tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah). Mengkonsumsi
produk hewan yang kena anthraks atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya,
pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang. Karenanya ada empat tipe anthraks, yaitu
anthraks kulit, pencernaan/anthraks usus, pernapasan/anthraks paru dan anthraks otak.
Anthraks otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak. Situasi antraks pada manusia
di Indonesia tahun 2002 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.39 berikut.
GAMBAR 4.39
SITUASI ANTRAKS PADA MANUSIA DI INDONESIA
TAHUN 2002 2006
Untuk mencegah tertular anthraks dianjurkan untuk membeli daging dari tempat
pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci
tangan sebelum makan. Pemerintah menyediakan obat untuk anthraks di seluruh kabupaten
endemis anthraks, memberikan pelatihan surveilans dan diagnosis klinis serta laboratorium di
empat provinsi endemis, mendistribusikan poster, leaflet, dan buku petunjuk penanganan
anthraks. Serta melakukan kerja sama lintas sektoral dalam pemberantasan anthraks dan
langkah penanggulangan lain.
10. Pengendalian Penyakit Flu Burung
Penyakit influenza pada unggas (Avian Influenza /AI) yang saat ini kita kenal dengan
sebutan flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dari Family
Orthomyxomiridae. Virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit pernafasan pada unggas,
mulai dari yang ringan (Low pathogenic) sampai pada yang bersifat fatal (highly pathogenic).
Penyakit unggas di Indonesia terdiri dari virus sebanyak 12 jenis diantaranya AI, bakteri 3
jenis, dan parasit 1 jenis. Virus AI dibagi ke dalam subtipe berdasarkan permukaan
Hemaglutinin (HA) dan Neoraminidase (NA) ada 15 subtipe HA dan 9 jenis NA.
Virus Influenza ada tiga tipe, yaitu tipe A (pada unggas) , tipe B dan C (pada
manusia). Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan
lain-lain. Influenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung yang sangat
mematikan di Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Jepang. Di Indonesia, Virus
95
Influenza tipe A subtipe H5N1 tersebut diatas menyerang ternak ayam sejak bulan Oktober
2003 sampai dengan Februari 2005 akibatnya 14,7 juta ayam mati.Sementara penyebaran
virus tersebut pada manusia di Indonesia sejak bulan Juli tahun 2005.
Pada tahun 2006 daerah tertular AI pada unggas adalah di 30 provinsi dan 241
kabupaten/kota di Indonesia. Sedangkan pada manusia kasus konfirm AI dilaporkan di 10
provinsi. Sampai dengan akhir tahun 2006 dilaporkan sebanyak 9 kasus klaster AI, dari
Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan
Jawa Timur.
Berikut adalah gambaran mengenai kasus flu burung pada manusia sejak tahun 2005
2006.
TABEL 4.11
KASUS FLU BURUNG PADA MANUSIA DI INDONESIA
TAHUN 2005 2006
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PROVINSI
Banten
DKI Jakarta
Lampung
Jawa Barat
Jawa Tengah
Sumatera Utara
Jawa Timur
Sumatera Barat
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
Total
K
5
8
3
3
1
0
0
0
0
0
20
2005
M
4
7
0
2
0
0
0
0
0
0
13
CFR %
80,0
87,5
0,0
66,7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
65,0
K
4
11
0
22
3
7
5
2
1
0
55
2006
M
4
10
0
18
3
6
3
0
1
0
45
CFR %
100,0
90,9
0,0
81,8
100,0
85,7
60,0
0,0
100,0
0,0
81,8
Upaya pencegahan penularan tentu saja dilakukan dengan cara menghindari bahan
yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan beberapa tindakan seperti:
Mencuci tangan dengan sabun cair pada air yang mengalir sebelum dan sesudah
melakukan suatu pekerjaan
Melaksanakan kebersihan lingkungan
Melakukan kebersihan diri
Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus
menggunakan pelindung (masker, kacamata khusus)
Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditata laksana dengan
baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di
sekitarnya
Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan
Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 800 derajad celcius selama
satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 640 derajad celcius selama lima menit
96
Vektor yang berperan dalam penularan DBD dan Chikungunya adalah nyamuk Aedes
aegypti dan vektor potensialnya nyamuk Aedes albopictus. Penyebaran penyakit Demam
Berdarah Dengue sudah menyeluruh hingga ke kecamatan/desa.
Jentik Aedes aegypti banyak ditemukan di bak mandi, drum, tempat penampungan air
dispenser, tempat penampungan air refrigerator, ban bekas , vas bunga, talang rumah, kolam
ikan hias yang terbengkalai/ tidak digunakan lagi, sedangkan untuk larva Aedes albopictus
lebih banyak ditemukan di luar rumah seperti pada ketiak pohon, lubang-lubang pohon,
potongan banbu dan pada berbagai barang-barang bekas yang berada di luar rumah.
Dari informasi petugas entomologi di wilayah Nusa Tenggara Timur ada indikasi
telah terjadi perubahan perilaku menggigit nyamuk Aedes yang biasanya hanya menggigit
pada siang hari sekarang nyamuk tersebut juga menggigit pada malam hari, hal ini perlu
dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk memastikan kebenaranya.
Sejak tahun 2004 sampai dengan 2006 data angka bebas jentik tidak dilaporkan oleh
daerah, dikarenakan program Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di daerah belum menjadi
prioritas program. Selain kegiatan surveilans vektor yang dilakukan oleh daerah melalui
kegiatan PJB, petugas Pusat melakukan kegiatan survai jentik dalam bentuk evaluasi PSN
yang dilakukan pada tahun 2004. Kegiatan ini dilakukan di 10 kota yaitu di Kota Bogor,
Denpasar, Jambi, Kendari, Palangkaraya, Mataram, Palu, Pekanbaru, Surabaya dan
Yogyakarta. Rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh dari kegiatan itu adalah
79,04%. Keterangan itu menunjukkan bahwa ABJ di 10 kota masih di bawah 95%, hal ini
menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat untuk mencegah penyakit DBD dengan cara 3M
di lingkungannya masing-masing belum optimal, sehingga kasus DBD masih sering terjadi
terutama di wilayah-wilayah endemis DBD.
b. Vektor Malaria
Vektor malaria yang telah dikonfirmasi baik melalui pembedahan kelenjar ludah
maupun menggunakan uji elisa pada lima tahun terakhir sebanyak 18 spesies, dengan rincian
10 spesies menggunakan konfirmasi secara konvensional, 5 spesies dengan uji elisa dan
sisanya suspect. Vektor malaria menyebar di seluruh provinsi di Indonesia. Jenis vektor dan
penyebarannya dapat dilihat pada tabel 4.12 dan 4.13 berikut ini :
97
TABEL 4.12
DAFTAR VEKTOR MALARIA DAN TAHUN KONFIRMASINYA DI INDONESIA
DENGAN SEKRESI KELENJAR LUDAH
NO
SPESIES
WILAYAH
TAHUN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
An. Aconitus
An. Sundaicus
An. Subpictus
An. Barbirostris
An. Maculatus
An. Balabacensis
1982
1979
1979
1980
1982
1981, 1998, 2001
7.
8.
9.
10.
An. Letifer
An. Punctulatus
An. Farauti
An. Koliensis
Jawa
Jawa
Jawa
NTT
Jawa
Kalsel, Kaltim, Jawa
Tengah
Kalteng, Bangka
Papua
Papua
Papua
1985
1979
1979
1979
TABEL 4.13
DAFTAR VEKTOR MALARIA DAN TAHUN KONFIRMASINYA
DI INDONESIA DENGAN
UJI ELISANO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SPESIES
WILAYAH
TAHUN
An. Vagus
An. Kochi
An.tesselatus
An. Parangensis
An. Sinensis
An. Nigerimus
An. Minimus
An. Karwari
NTT
Sumatera Utara
Sumatera Utara (Nias)
Sumatera Utara
Nias
Kalimantan
Sulawesi
Papua
1995
1996
1995
1995
1995
suspect
suspect
suspect
c. Vektor Filaria
Hingga saat ini telah ditemukan (konfirmasi vektor) yang berperan sebagai penular
penyakit filaria dalam 5 tahun terakhir antara lain (lihat Gambar 4.40) terdapat sekurangkurangnya 4 spesies Mansonia yang sudah dikonfirmasi sebagai vektor utama dan 1 spesies
Culex sebagai vektor utama tipe urban serta 9 spesies Anopheles yang sudah dikonfirmasi
sebagai vektor utama tipe rural. Konfirmasi vektor filariasis telah dilaksanakan di beberapa
provinsi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
98
GAMBAR 4.40
PENYEBARAN VEKTOR DAN PENYAKIT FILARIASIS DI INDONESIA
TAHUN 2006
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita
kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut
akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat
kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis
simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan
mengkibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin
A akan mengakibatkan kebutaan.
99
Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.41 berikut.
GAMBAR 4.41
PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
MENURUT SASARAN TAHUN 2006
Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas
tahun 2006 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.23
3. Pemberian Tablet Besi
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun
2002 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.42 di bawah ini.
GAMBAR 4.42
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI
PADA IBU HAMIL TAHUN 2002 2006
100
Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe3) dari tahun 2002 hingga 2004 menunjukkan peningkatan, namun tahun 2005 dan 2006
sedikit mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Provinsi dengan cakupan Fe-3
tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Selatan (99,75%), Jawa Barat (79%) dan Sumatera
Selatan (77,86%) sedangkan provinsi dengan cakupan Fe-3 terendah yaitu Provinsi
Kepulauan Riau (6,08%), Jawa Tengah (17,93%) dan Jambi (18,68%). Cakupan pemberian
tablet besi (Fe-3) kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar
4.43 di bawah ini dan Lampiran 4.24.
GAMBAR 4.43
CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI (Fe3) PADA IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng
Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire
menjadikan Indonesia kerap kali diterpa bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Sebelumnya gempa terjadi di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang serta
gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 129.498 orang
dan 37.606 lainnya hilang. Pada tahun 2006 bencana alam gempa bumi terjadi di 3 provinsi
dengan korban meninggal 5.788 orang, luka berat 26.506 orang, luka ringan 167.748 orang,
82 orang hilang dan 2.179.156 orang mengungsi.
Gempa bumi Yogyakarta adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007 LS dan 110,286 BT pada kedalaman 17,1
km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 110,31 LS dan
8,26 BT pada kedalaman 33 km. USGS memberikan koordinat 7,977 LS dan 110,318 BT
pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang
digunakan berbeda-beda. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya
Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km
timur-tenggara Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak
mengakibatkan tsunami.
Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas.
Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun,
Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya. Korban tewas menurut laporan
terakhir dari Departemen Sosial Republik Indonesia pada 1 Juni 2006 pukul 07:00 WIB,
berjumlah 6.234 orang dengan rincian: Yogyakarta 165 jiwa, Kulon Progo 26 jiwa, Gunung
Kidul 69 jiwa, Sleman 326 jiwa, Klaten 1.668 jiwa, Magelang 3 jiwa, Boyolali 3 jiwa,
Purworejo 5 jiwa, Sukoharjo 1 jiwa dan korban terbanyak di Bantul 3.968 jiwa. Sementara
korban luka berat sebanyak 33.231 jiwa dan 12.917 lainnya menderita luka ringan.
Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling parah terkena bencana. Informasi
menyebutkan sebanyak 7.057 rumah di daerah ini rubuh.
Upaya yang dilakukan meliputi evakuasi korban, membuka pos kesehatan 24 jam di
lokasi bencana, memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap di rumah
sakit pemerintah dan swasta; evakuasi 200 pasien yang harus dioperasi ke RS di Jawa Tengah
dan Jawa Timur; bantuan transportasi hercules; di Bantul mendirikan rumah sakit lapangan
untuk rawat inap (60 TT); memberikan bantuan air bersih dan pembuatan jamban; melakukan
imunisasi campak, TT dan pemberian Vitamin A; dan lain-lain.
102
103
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
104
GAMBAR 5.1
JUMLAH PUSKESMAS
TAHUN 2002-2006
GAMBAR 5.2
RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2002-2006
GAMBAR 5.3
RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2006
105
GAMBAR 5.6
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
TAHUN 2002 2006
106
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara
lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan
jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 2002 2006, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di
Indonesia terus meningkat. Peningkatannya berkisar 1% 2%. Peningkatan yang paling
tinggi pada tahun 2006 bertambah 1,89%, tahun 2005 bertambah 1,77% , sedangkan
peningkatan terendah pada tahun 2004 hanya bertambah 0,97%, tahun 2003 bertambah
1,56% dan. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia tahun
2002 2006 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 5.5.
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)
DI INDONESIA TAHUN 2002 2006
No
.
Pengelola/Kepemilika
n
Departemen Kesehatan
2002
2003
2004
2005
2006
31
31
31
31
31
Pemerintah
Provinsi/Kab/Kota
389
396
404
421
433
TNI/POLRI
112
112
112
112
112
BUMN/Departemen
Lain
78
78
78
78
78
Swasta
605
617
621
626
638
1.215
1.234
1.246
1.268
Jumlah
1.292
107
GAMBAR 5.8
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM
TAHUN 2002 2006
Berdasarkan kelasnya RSU Depkes dan Pemda sampai pada tahun 2005, rumah
sakit kelas A hanya terdapat di 6 provinsi (18,75%) yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta,
Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.Untuk RSU kelas B
terdapat di 27 provinsi (84,37%), RSU kelas C terdapat pada semua provinsi dan RSU
kelas D terdapat di 25 provinsi (78,12%) yang dapat dilihat pada lampiran 5.7
Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan
kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 20022006 ada kenaikan jumlah tempat tidur rumah sakit (umum dan khusus) yang secara
ringkat dapat dilihat pada Gambar 5.10 di bawah ini, tetapi gambaran yang lebih rinci
dapat dilihat pada Lampiran 5.8 dan Lampiran 5.9.
GAMBAR 5.10
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
TAHUN 2002-2006
108
rumah sakit dan rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2000 2006 disajikan pada
Gambar 5.11 di bawah ini.
GAMBAR 5.11
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN
RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2002 2006
3. Sarana Produksi
Kesehatan
dan
Distribusi
Sediaan
Farmasi
dan
Alat
109
Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis dari
tahun 2002 2006 disajikan pada Gambar 5.13 di bawah ini, sedangkan jumlahnya
menurut provinsi pada tahun 2002 2006 dapat dilihat pada Lampiran 5.11.
GAMBAR 5.13
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN
ALAT KESEHATANMENURUT JENIS TAHUN 2002 -2006
110
GAMBAR 5.15
JUMLAH POSYANDU DI INDONESIA
TAHUN 2002-2006
Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,85 atau rata-rata pada tiap
desa/kelurahan terdapat 4 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar
adalah Sulawesi Barat (15,84), DKI Jakarta (14,55) dan Jawa Barat (7,47). Sedangkan
rasio terkecil di NAD (0,93), Maluku (1,31) dan Papua (1,34) yang dapa dilihat pada
lampiran 5.12.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan
dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga
dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama,
Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2006, jumlah
Polindes sebanyak 25.754 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,37.
Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kepulauan Riau (0,91), DKI
Jakarta (0,75) dan Gorontalo (0,63). Sedangkan rasio terkecil di Provinsi Jambi (0,06),
Banten (0,10) dan Sumatera Utara (0,12). (Lampiran 5.12)
Pos Obat Desa dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya
yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun 2006, jumlah
Pos Obat Desa sebanyak 9.598 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,14.
Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Sumatera Barat (0,42), Nusa
Tenggara Barat (0,28) dan Kalimantan Selatan (0,27). Sedangkan rasio terkecil di Jawa
Timur ( 0,02), Kepulauan Riau (0,03) dan Kalimantan Tengah (0,03). Data selengkapnya
mengenai Sarana UKBM tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 5.12.
5. Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes)
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes
minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Pada tahun 2006 jumlah
poskesdes adalah 12.942 yang dapat dilihat pada lampiran 5.1.
6. Desa Siaga
Desa siaga adalah salah satu pendukung membuat masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat. Jumlah desa siaga tahun 2006 adalah 12.300 sesuai dengan tabel 5.2.
Sedangkan target Departemen Kesehatan untuk tahun 2006 desa siaga 12.000 desa. Ini
berarti target Departemen Kesehatan untuk desa siaga sudah tercapai.
111
TABEL 5.2
JUMLAH DESA SIAGA
TAHUN 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Provinsi
Nanggroe Aceh Darrusalam
Sumatera Utara
Lampung
Sumatera Barat
Bengkulu
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Jumlah Keseluruhan
112
GAMBAR 5.16
PERKEMBANGAN JUMLAH DAN JENIS POLTAKES DI INDONESIA
TAHUN 2004 2006
113
termasuk dalam strata B dan 4 jurusan (2,21%) termasuk dalam strata C. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.18.
GAMBAR 5.18
PERKEMBANGAN STRATA AKREDITAS JURUSAN POLTEKKES
TAHUN 2004-2006
Sedangkan untuk institusi non Poltekkes tahun 2006 , 518 institusi (75,62%)
sudah diakriditas , 24,38% sisanya belum diakreditas. Institusi yang sudah diakreditasi
tersebut 61 (11,78%) termasuk dalam strata A, 402 (77,61%) termasuk dalam strata
B dan 54 (10,42%) termasuk dalam strata C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 5.19.
GAMBAR 5.19
PERKEMBANGAN STRATA AKREDITAS INSTITUSI NON POLTEKKES
TAHUN 2004-2006
114
B. TENAGA KESEHATAN
1. Perencanaan Tenaga Kesehatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jenis Tenaga
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Perawat Gigi
Apoteker
Asisten Apoteker
Sarjana Kesmas
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Keteknisan Medis
9
30
11
158
75
16
9
18
8
10
18
4
6
115
GAMBAR 5.20
KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2010
UNTUK MENCAPAI INDONESIA SEHAT 2010
MENURUT JENIS TENAGA
No
Jenis Tenaga
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Perawat Gigi
Apoteker
Asisten Apoteker
Sarjana Kesmas
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Keteknisan Medis
Jumlah Tenaga
12.374
44.564
11.289
308.306
79.152
8.230
10.207
39.106
9.739
18.094
15.342
5.290
10.318
116
SDM kesehatan di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit
kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan ) di provinsi dan Kabupaten/Kota denga
status kepegawaian PNS,CPNS,PTT,TNI/POLRI dan swasta yang bekerja di Dinas
Kesehatan Provinsi dan UPT, Dinas Kabupaten/Kota dan UPT, rumah sakit/poliklinik dan
sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan
TNI/POLRI, pada tahun 2005 sebanyak 320.307 orang yang terdiri dari 279.628 orang
(87,30%) tenaga kesehatan dan 40.679 orang (12,70%) tenaga non kesehatan.
Persebaran SDM Kesehatan Daerah terbanyak berada di provinsi Jawa Timur yaitu
62.467 orang, kemudian Jawa Barat 32.737 orang dan DKI
Jakarta 27.001
orang.Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM terendah adalah Sulawesi Barat 654
orang, Gorontalo 1.389 orang dan Maluku Utara 1590 orang.
Berdasarkan profesinya dari 279.628 orang tenaga kesehatan, terbanyak adalah
perawat (perawat + S.Keperawatan) 117.989 orang (42,19%) dan Bidan 66.860 orang
(23,91%). Jumlah, persentase tenaga kesehatan dan rasio per 100.000 penduduk menurut
jenisnya disajikan disajikan pada tabel 5.5 di bawah ini.
TABEL 5.5
JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK
TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA
TAHUN 2005
No
Jenis Tenaga
Jumlah Tenaga
Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Apoteker
Asisten Apoteker
Sarjana Kesmas
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Keteknisan
Medis
9.717
25.530
7.767
117.989
66.860
3.540
10.103
6.789
12.080
8.226
2.618
8.409
3,47
9,13
2,78
42,19
23,91
1,27
3,61
2,43
4,32
2,94
0,94
3,01
Rasio per
100000
penduduk
4,43
11,66
3,55
53,91
30,54
1,62
4,61
3,10
5,52
3,76
1,20
3,84
Sumber : Dinas Kesehatan se Indonesia, melalui pengumpulan data Pusdatin, Depkes RI, Desember 2006
117
Jumlah SDM Kesehatan menurut jenis dan provinsi pada tahun 2005 dapat dilihat
pada lampiran 5.21. Sedangkan gambaran rasio dokter per 100.000 penduduk dapat dilihat
pada gambar 5.21, rasio perawat per 100.000 penduduk pada gambar 5.22 dan rasio bidan
per 100.000 penduduk pada gambar 5.23
GAMBAR 5.21
RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005
Sumber : Dinas Kesehatan se Indonesia, melalui pengumpulan data Pusdatin, Depkes RI, Desember 2006
GAMBAR 5.22
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005
Sumber : Dinas Kesehatan se Indonesia, melalui pengumpulan data Pusdatin, Depkes RI, Desember 2006
GAMBAR 5.23
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005
Sumber : Dinas Kesehatan se Indonesia, melalui pengumpulan data Pusdatin, Depkes RI, Desember 2006
118
Berdasarkan laporan Ditjen Bina Yanmedik, jumlah SDM yang bekerja di rumah
sakit tahun 2006 adalah 250.024 orang, terdiri dari 164.302 orang (65,7%) tenaga
kesehatan dan 85.722 orang (34,3%) tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah tenaga
kesehatan terbanyak adalah DKI Jakarta (45.671 orang), diikuti Jawa Tengah (35.206
orang) dan Jawa Timur (35.159 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan
terendah adalah Gorontalo (309 orang), Maluku Utara (449 orang) dan Bangka Belitung
(792 orang). Berdasarkan profesinya, dari 164.302 tenaga kesehatan, terbanyak adalah
keperawatan 108.334 orang (65,94%) dan medis 26.092 orang (15,88%), yang dapat dilihat
pada Lampiran 5.22.
2.3. SDM Kesehatan di Puskesmas
Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di Puskesmas tahun 2006 adalah 143.502
orang. Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 10.763 orang. Dengan
jumlah Puskesmas sebanyak 8.015, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2 orang
dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 4.296 orang yang
berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 52.753
orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak
52.168 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Data selengkapnya
dapat dilihat dalam Lampiran 5.23.
3. SDM Kesehatan Status Pegawai Tidak Tetap
Departemen Kesehatan memiliki 3 jenis tenaga Pegawai Tidak Tetap (PTT) yaitu
Dokter, Dokter Gigi dan Bidan. Sampai dengan Desember 2006 tercatat masih aktif di
lapangan sejumlah 46.343 orang yang terdiri dari 8.896 Dokter Umum, 2.555 Dokter
Gigi dan 34.892 Bidan.
Dokter Umum PTT terbanyak berada pada provinsi Jawa Tengah (1.026
orang/11,53%), sedangkan provinsi dengan Dokter Umum PTT paling sedikit adalah DKI
Jakarta (42 orang/0,47%).
Dokter Gigi PTT terbanyak berada pada provinsi Jawa Timur (301
orang/11,78%), sedangkan provinsi dengan Dokter Gigi PTT paling sedikit adalah
Maluku Utara (5 orang/0,19%).
Bidan PTT terbanyak berada pada provinsi Jawa Tengah (4.599 orang/13,18%),
provinsi dengan Bidan PTT paling sedikit adalah provinsi Papua (4orang/0,01%)
sedangkan provinsi yang tidak memiliki Bidan PTT adalah DKI dan Irian Jaya Barat
yang dapat dilihat pada lampiran 5.24.
119
Pada tahun ajaran 2006/2007 jumlah peserta didik sebanyak 183.061 orang terdiri
dari peserta didik Poltekkes sebanyak 43.350 orang (23,68%) dan peserta didik non
Poltekkes sebanyak 139.711 orang (76,32%). (Lampiran 5.27 dan Lampiran 5.28)
Bila dilihat dari jenjang pendidikannya, jenjang pendidikan tinggi (JPT) sebanyak
166.786 (91,11%) dan jenjang pendidikan menengah (JPM) sebanyak 16.275 orang
(8,89%). Perkembangan jumlah peserta didik menurut jenjang pendidikan pada tahun
2004 2006 dapat dilihat pada Gambar 5.24 di bawah ini.
GAMBAR 5.24
PERKEMBANGAN JUMLAH PESERTA DIDIK POLTEKES DAN NON POLTEKES
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN
TAHUN 2004 2006
Selain peserta didik yang berasal dari jalur umum terdapat peserta didik program
(progsus) yang diselenggarakan oleh institusi Poltekkes dan institusi non Poltekkes
dengan persyaratan institusi/program studi yang telah memenuhi kriteria akreditas strata
B dengan nilai minimal 80. Jumlah peserta didik Progsus tahun 2006 adalah 7.268
dengan Keperawatan (48,21%), Kebidanan (42,95%), Farmasi (2,27%), Analisis
Kesehatan (2,02), Kesehatan Gigi (2,63%), Gizi (1,17%) dan Kesehatan Lingkungan
(0,74%) yang dapat dilihat pada lampiran 5.29. Sedangkan perkembangan progus dari
tahun 2004-2005 dapat dilihat pada tabel 5.6.
120
TABEL 5.6
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PROGRAM KHUSUS
BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2004-2006
NO
1
2
3
4
5
6
7
JENIS PENDIDIKAN
Keperawatan
Kebidana
Gizi
Kesehatan Gigi
Analisis Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Farmasi
Total
2004
4.209
2.095
160
99
116
16
6.695
TAHUN
2005
4.333
2.252
165
125
341
53
40
7.309
2006
3.504
3.122
85
191
147
54
165
7.268
5. Lulusan
Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes tahun 2006 sebanyak 46.891 orang.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 8,24% dari tahun 2005, dimana pada
tahun 2005 lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes turun sebesar 4,92% dari tahun 2004
yang dapat dilihat dari tabel 5.7.
TABEL 5.7
PERKEMBANGAN JUMLAH LULUSAN POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2004 2006
No
JENIS TENAGA
KESEHATAN
JUMLAH LULUSAN
2004
2005
1
Keperawatan
33.716
31.179
2
Kefarmasian
4.143
4.130
3
Kesehatan Masyarakat
1.923
1.855
4
Gizi
1.368
1.519
5
Keterapian Fisik
740
739
6
Keteknisan Medis
3.674
3.898
Total
45.562
43.320
Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
2006
33.941
5.045
1.557
1.415
858
4.075
46.891
Sebagian besar lulusan tersebut dihasilkan oleh institusi Non Poltekkes yaitu
sebanyak 35.172 lulusan (75,09%) dan sisanya dihasilkan institusi Poltekkes yaitu
sebanyak 11.687 lulusan (24,91%).
Untuk lulusan Non Poltekkes lulusan terbanyak adalah jenis Keperawatan yakni
sebesar 73,02%, jumlah lulusan terbanyak berikutnya berturut-turut adalah jenis
Keteknisian Medis yaitu sebesar 9,20%, Keterapian Fisik sebesar 1,98%, Kesehatan
121
Masyarakat yaitu sebesar 1,52% , Kefarmasian yakni 1,35%, dan yang paling sedikit
dari jenis Gizi yaitu sebesar 0,86% .
Sedangkan untuk lulusan Poltekkes lulusan yang terbanyak adalah jenis
Keperawatan yakni sebesar 70,74, diikuti jenis Gizi (9,53%), Kesehatan Masyarakat
(8,74%), Keteknisan Medis (6,83%), Kefarmasian (2,79%) dan yang paling sedikit
dari jenis Keterapian Fisik (1,37%). (Lampiran 5.30)
Tiga provinsi terbanyak menghasilkan lulusan tenaga kesehatan institusi non
poltekkes pada tahun 2006 adalah provinsi Jawa Tengah (6.159 lulusan), DKI Jakarta
(5.503 lulusan), Jawa timur (5.346 lulusan). Untuk jenis keperawatan dari institusi
non poltekkes lulusan terbanyak dihasilkan oleh Provinsi Jawa Timur sebanyak 3.029
orang, terbanyak berikutnya dihasilkan oleh Provinsi Jawa Tengah yakni 2.930 orang.
Untuk institusi Poltekkes tiga provinsi terbanyak menghasilkan lulusan tenaga
kesehatan adalah Jawa Timur (1.323 lulusan), Jawa Barat (1.172 lulusan) dan DKI
Jakarata (1.101 lulusan). Untuk jenis Keperawatan dari institusi Poltekkes lulusan
terbanyak dihasilkan oleh Provinsi DKI Jakarta yakni 354 orang, terbanyak
berikutnya dihasilkan oleh Provinsi Jawa Timur sebesar 346 orang. Distribusi lulusan
institusi diknakes non poltekkes berdasarkan provinsi dan jenis ketenagaan secara
rinci dapat dilihat pada lampiran 5.31dan 5.32.
6. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
122
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
123
GAMBAR 5.27
PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN
TAHUN 2002 - 2006
***
124
BAB VI
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN
NEGARA-NEGARA ASEAN DAN SEARO
Berdasarkan data dari world populations data sheet, pada pertengahan tahun 2006,
Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN
lainnya dengan jumlah penduduk 225,5 juta jiwa. Dengan wilayah negara terluas Indonesia
selalu menempati rangking satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di ASEAN.
Sedangkan Brunei Darussalam memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu 0,4 juta jiwa.
Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai
negara yang paling padat yaitu 7.174 penduduk per km2. Angka tersebut jauh di atas negara
125
anggota ASEAN lainnya yang mempunyai kepadatan penduduk di bawah 300 per km2.
Kepadatan penduduk terendah terjadi di Laos yaitu 25 penduduk per km2.
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk masing-masing negara anggota ASEAN
dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan 6.2 berikut.
GAMBAR 6.1
JUMLAH PENDUDUK DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
GAMBAR 6.2
KEPADATAN PENDUDUK DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
(per km2) TAHUN 2006
GAMBAR 6.4
KEPADATAN PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA SEARO
(per km2) TAHUN 2006
bidang kehidupan. Indikator tersebut biasa dikenal dengan laju pertumbuhan penduduk. Laju
pertumbuhan penduduk dipengaruhi tiga faktor, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi.
2.1. Kawasan ASEAN
Berdasarkan sumber yang sama selama periode waktu 1990-2005 laju pertumbuhan
penduduk di negara-negara SEARO berkisar antara 0,9 dan 2,8 dengan laju tertinggi terjadi
di Maladewa. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah terjadi di Korea Utara (DPR
Korea). Laju pertumbuhan penduduk di negara anggota ASEAN dapat dilihat pada Lampiran
6.1 dan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara SEARO di Lampiran 6.2.
3. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok umur 0-14 tahun dan kelompok
umur 65 tahun ke atas untuk keadaan tahun 2006, Laos dan Kamboja merupakan negara yang
terbesar untuk kelompok umur tersebut, masing-masing adalah 43% dan 37% untuk
kelompok umur 0 14 tahun serta 4% dan 3% untuk kelompok umur 65 tahun ke atas.
Sebaliknya Singapura dan Thailand merupakan negara dengan komposisi penduduk
kelompok umur 0 14 tahun dan kelompok umur 65 tahun ke atas terendah. Gambar 6.5
berikut ini memperlihatkan komposisi penduduk usia produktif (kelompok umur 15-64 tahun)
dan penduduk non produktif (kelompok umur 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas).
GAMBAR 6.5
KOMPOSISI PENDUDUK DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
127
128
Berdasarkan kategori tersebut, pada tahun 2005, 70% negara anggota ASEAN masuk
dalam kategori sedang, termasuk juga Indonesia dengan IPM 0,728. Sedangkan 30% negara
lainnya masuk dalam IPM berkategori tinggi, negara tersebut adalah Singapura, Brunei
Darussalam, dan Malaysia.
GAMBAR 6.7
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2005
Pada tahun 2005 seluruh negara di SEARO (tanpa Korea Utara/DPR Korea) memiliki
indeks pembangunan manusia antara 0,514-0,781 termasuk juga Indonesia. Hal itu berarti
seluruh negara di kawasan tersebut masuk dalam kategori IPM sedang. IPM tertinggi adalah
Thailand (0,781) dan terendah adalah Timor Leste (0,514).
GAMBAR 6.8
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI NEGARA-NEGARA SEARO
TAHUN 2005
129
TFR merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang
perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara dapat
menunjukkan keberhasilan negara dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonominya.
Angka TFR yang tinggi merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang rendah, tingkat
pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat sosial ekonomi rendah atau tingkat
kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan program
keluarga berencana yang dilaksanakan di daerah tersebut.
Diketahuinya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program
pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, dan meningkatkan program
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak.
Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) dapat diklasifikasikan
menjadi 3 tingkat yaitu rendah, sedang, dan tinggi (ADB, Key Indicators 2002). Kesuburan
rendah terjadi ketika angka kesuburan wanita 2,1 atau kurang; kesuburan sedang antara 2,23,9; dan kesuburan tinggi jika angka kesuburan wanita 4 atau lebih.
5.1. Kawasan ASEAN
GAMBAR 6.9
ANGKA KESUBURAN WANITA DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
Dengan menggunakan klasifikasi tersebut, maka pada tahun 2006 negara-negara yang
termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita rendah adalah Singapura (1,2), Thailand
(1,7), dan Vietnam (2,1). Sedangkan Laos merupakan satu-satunya negara anggota ASEAN
yang termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita tinggi yaitu 4,8. Sedangkan Indonesia
masuk dalam kategori sedang dengan angka kesuburan wanita 2,4 yang berarti untuk setiap
wanita di Indonesia rata-rata memiliki anak 2 sampai dengan 3 selama hidupnya.
5.2. Kawasan SEARO
Pada tahun 2006, di antara 11 negara di SEARO, Thailand, Sri Lanka, dan Korea
Utara (DPR Korea) termasuk negara dengan angka fertilitas total berkategori rendah.
Indonesia, Myanmar, Maladewa, Bhutan, India, Bangladeshh, dan Nepal masuk dalam
130
kategori sedang. Sedangkan Timor Leste merupakan satu-satunya negara di SEARO yang
masuk dalam kategori tinggi yaitu 6,3. Besaran angka kesuburan total per negara dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
GAMBAR 6.10
ANGKA KESUBURAN WANITA DI NEGARA-NEGARA SEARO
TAHUN 2006
Pada Lampiran 6.3 dan 6.4 dapat dilihat bahwa tingginya angka kesuburan wanita
mempengaruhi angka kelahiran kasar per 1.000 penduduk. Semakin tinggi angka kesuburan
wanita maka semakin tinggi angka kelahiran kasar begitu pula sebaliknya semakin rendah
angka kesuburan wanita semakin rendah angka kelahiran kasar. Tingginya angka kelahiran
kasar juga memberikan kontribusi pada persentase penduduk kelompok umur 0-14 tahun dan
akhirnya memberi dampak pada angka beban tanggungan. Maka negara yang memiliki angka
kesuburan wanita tinggi kemungkinan memiliki angka beban tanggungan tinggi seperti yang
terjadi pada Laos dan Timor Leste. Sementara negara yang memiliki angka kesuburan wanita
rendah memiliki kemungkinan angka beban tanggungan yang rendah pula seperti terjadi pada
Singapura dan Thailand.
6. Angka Kelahiran Kasar
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun yang
sama. Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini.
Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi akan
menyebabkan bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi.
6.1. Kawasan ASEAN
Gambar 6.11 memperlihatkan angka kelahiran kasar pada tahun 2006 di negaranegara ASEAN dengan kisaran 10 sampai 36 per 1.000 penduduk. Angka tertinggi, seperti
tahun-tahun sebelumnya, terjadi di Laos dengan angka kelahiran kasar 36 per 1.000
penduduk dan diikuti oleh Kamboja yaitu 30 per 1.000 penduduk. Sedangkan Singapura
memiliki angka kelahiran kasar terendah yaitu 10 kelahiran per 1.000 penduduk. Indonesia
sendiri memiliki angka kelahiran kasar sebesar 20 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk.
131
GAMBAR 6.11
ANGKA KELAHIRAN KASAR DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
Pada tahun 2006 kisaran angka kelahiran kasar di negara-negara SEARO antara 14
sampai 42 per 1.000 penduduk. Terendah adalah Thailand (14) dan Korea Utara/DPR Korea
(16) sedangkan tertinggi Timor Leste (42) dan Nepal (31). Gambar 6.12 memperlihatkan
perbandingan angka kelahiran kasar 11 negara di SEARO.
GAMBAR 6.12
ANGKA KELAHIRAN KASAR DI NEGARA SEARO
TAHUN 2006
7. Sosial Ekonomi
negara lain memiliki Pendapatan Nasional Bruto per kapita kurang dari 10.000 US$. Laos
dan Kamboja merupakan negara dengan Pendapatan Nasional Bruto per kapita terendah yaitu
masing-masing 2.050 US$ dan 2.920 US$. Sedangkan Indonesia memiliki Pendapatan
Nasional Bruto per kapita 3.950 US$.
GAMBAR 6.13
PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2005
Dari keenam negara di SEARO (5 negara tidak terdapat data), Pendapatan Nasional
Bruto per kapita tertinggi adalah Thailand, 8440 US$. Sedangkan kelima negara lain, yaitu
Bangladeshh, India, Indonesia, Nepal, dan Sri Lanka memiliki Pendapatan Nasional Bruto
per kapita kurang dari 5000 US$. Jika dibandingkan dengan 5 negara di SEARO, Indonesia
berada di peringkat ke-3 tertinggi dengan Pendapatan Nasional Bruto per kapita.
GAMBAR 6.14
PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DI NEGARA-NEGARA SEARO
TAHUN 2005
133
B. DERAJAT KESEHATAN
MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara
garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah kematian
bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat
konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu
tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika
AKB kurang dari 20; sedang 20-49; tinggi 50-99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100.
1.1. Kawasan ASEAN
GAMBAR 6.15
ANGKA KEMATIAN BAYI DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
134
Berdasarkan klasifikasi di atas maka 18,18% negara di SEARO masuk dalam kategori
negara dengan angka kematian bayi rendah, 36,36% kategori sedang dan sisanya, yaitu
45,45% termasuk kategori tinggi. Perbandingan dan besar angka kematian bayi di SEARO
dapat dilihat pada Gambar 6.16.
2. Angka Kematian Balita
Penurunan kasus kematian pada anak merupakan salah satu hal yang dianggap
penting dalam tujuan pembangunan milenium. Pada kasus kematian yang tinggi biasanya
jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita ketika saat itu mereka rentan terhadap
penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian disebabkan diare,
pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi.
2.1. Kawasan ASEAN
GAMBAR 6.17
ANGKA KEMATIAN BALITA DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2005
135
Data yang didapat dari Immunization Summary 2007 memperlihatkan perbedaan yang
mencolok angka kematian balita di antara negara-negara anggota ASEAN pada tahun 2005.
Angka kematian balita terendah dicapai Singapura yaitu 3 kematian per 1.000 kelahiran
hidup sedangkan tertinggi dicapai Kamboja 143 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
Sebagian besar negara ASEAN memiliki angka kematian balita di bawah 100, hanya
Kamboja dan Myanmar yang memiliki angka kematian balita diatas 100 per 1.000 kelahiran
hidup. Sedangkan di Indonesia terjadi kematian 36 balita per 1000 kelahiran hidup. Gambar
6.17 memperlihatkan angka kematian balita di sepuluh negara ASEAN.
2.2. Kawasan SEARO
GAMBAR 6.18
ANGKA KEMATIAN BALITA DI NEGARA-NEGARA SEARO
TAHUN 2005
Menurut sumber yang sama, angka kematian balita di SEARO berkisar antara 14
sampai 105. Myanmar merupakan negara dengan angka kematian balita tertinggi, sedangkan
terendah adalah Sri Lanka. Sementara di kawasan ini, Indonesia berada pada urutan ke-3
terendah dengan angka kematian balita 36 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
3. Angka Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa
besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1.000 penduduk.
Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua
mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih
muda.Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan
gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan.
3.1. Kawasan ASEAN
Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2006 Laos merupakan negara
dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 13 per
1.000 penduduk. Sementara itu, Indonesia, Kamboja, Thailand, dan Myanmar memiliki
angka kematian kasar sedang dengan kisaran antara 6 sampai 10 kematian per 1.000
penduduk. Sedangkan Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, dan Brunei Darussalam
136
memiliki angka kematian kasar di bawah 6 bahkan Brunei Darussalam memiliki nilai CDR 3
kematian untuk setiap 1.000 penduduk
GAMBAR 6.19
ANGKA KEMATIAN KASAR DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
137
Gambar 6.21 memperlihatkan bahwa pada tahun 2006 di antara kesepuluh negara
anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan usia harapan hidup waktu lahir
(Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 80 tahun. Negara yang memiliki umur
harapan hidup waktu lahir terendah adalah Laos yaitu 54 tahun. Sedangkan Indonesia
memiliki umur harapan hidup 69 tahun.
GAMBAR 6.21
USIA HARAPAN HIDUP DI NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2006
GAMBAR 6.22
UMUR HARAPAN HIDUP DI NEGARA KAWASAN ASEAN
TAHUN 2006
MORBIDITAS
1. Prevalensi Tuberkulosis (TBC)
139
Masih menurut sumber yang sama, kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2004
tertinggi terjadi di Kamboja yaitu 94 per 100.000 penduduk. Sedangkan kasus kematian
akibat tuberkulosis terendah terjadi di Brunei Darussalam dan Singapura masing-masing 5
kematian per 100.000 penduduk. Indonesia menempati urutan ke-3 tertinggi kasus kematian
akibat tuberkulosis yaitu 46 per 100.000 penduduk.
1.2. Kawasan SEARO
Kemunculan strain virus influenza yang baru pada manusia (strain H5N1) pertama
kali terdeteksi di Hongkong. Akibatnya sebanyak 18 orang harus dirawat di rumah sakit, dan
6 diantaranya meninggal dunia. Ditemukan fakta pertama kali bahwa virus avian influenza
dapat menular langsung dari unggas ke manusia. Sebelum tahun 1997, ilmuwan meyakini
penularan virus influenza dari unggas ke manusia tidak terjadi secara langsung.
2.1. Kawasan ASEAN
Avian influenza pertama kali masuk ke wilayah ASEAN pada tahun 2003 melalui
Vietnam, 3 orang dinyatakan menderita penyakit tersebut dan seluruhnya meninggal. Hingga
akhir tahun 2006, 4 negara di wilayah ASEAN telah terinfeksi avian influenza yaitu Vietnam,
Thailand, Indonesia, dan Kamboja.
140
GAMBAR 6.25
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA
DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003-2006
Gambar 6.25 memperlihatkan jumlah kasus dan kematian akibat avian influenza di
wilayah ASEAN sejak tahun 2003 sampai 2006. Kasus pertama kali menyerang vietnam
dengan menyerang 3 korban yang keseluruhannya berakhir pada kematian. Tahun 2004
jumlah kasus meningkat menjadi 46 dengan 32 kematian. Pada tahun tersebut selain Vietnam,
Thailand pun telah terinfeksi virus H5N1 ini. Akhir tahun 2005 jumlah penderita dan negara
yang terinfeksi avian influenza terus bertambah, 90 orang menjadi korban. Namun kali ini
jumlah kematian bisa ditekan, jika sebelumnya hampir 100% berakhir pada kematian, tahun
2005 dari 90 penderita 42,22% meninggal.
TABEL 6.1
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA
MENURUT NEGARA TAHUN 2003-2006
NEGARA
Vietnam
Thailand
Indonesia
Kamboja
TOTAL
2003
K
M
3
3
0
0
0
0
0
0
3
3
2004
K
M
29
20
17
12
0
0
0
0
46
32
2005
K
M
61
19
5
2
20
13
4
4
90
38
2006
K
M
0
0
3
3
55
45
2
2
60
50
TOTAL
K
M
93
42
25
17
75
58
6
6
199
123
M = Meninggal
Penyakit flu burung mulai menyerang manusia di kawasan SEARO pada tahun 2004,
yaitu di Thailand. Negara-negara di SEARO yang terjangkit flu burung sejak 2004 adalah
negara-negara yang juga tergabung dalam ASEAN. Negara-negara tersebut adalah Thailand
dan Indonesia. Berikut adalah data flu burung dan trend kasus serta kematian akibat flu
burung di SEARO.
141
TABEL 6.2
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA
MENURUT NEGARA TAHUN 2004-2006
NEGARA
Thailand
Indonesia
TOTAL
2004
K
M
17
12
17
12
2005
K
M
5
2
20
13
25
15
2006
K
M
3
3
55
45
58
48
TOTAL
K
M
25
17
75
58
100
75
M = Meninggal
GAMBAR 6.26
TREN JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA
TAHUN 2004-2006
3. POLIO
142
TABEL 6.3
JUMLAH KASUS POLIO PER NEGARA
TAHUN 2004-2006
NEGARA
2004
2005
2006
1. Kamboja
2. Indonesia
349
3. Laos
4. Myanmar
Jumlah
350
Jumlah seluruh kejadian polio di kawasan ini cukup tinggi sejak tahun 2002 dan
tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2003 terjadi jumlah penurunan kasus, akan tetapi
semenjak 2004 sampai 2006 jumlah kasus lambat laun kembali meningkat. Tingginya angka
kejadian ini karena besarnya jumlah kasus polio di India yang merupakan salah satu dari 4
negara endemis polio.
GAMBAR 6.26
JUMLAH KASUS POLIO DI NEGARA SEARO
TAHUN 2002-2006
TABEL 6.4
JUMLAH KASUS POLIO PER NEGARA DI SEARO
TAHUN 2002-2006
NEGARA
2002
2003
2004
2005
2006
18
1600
225
134
66
676
3. Indonesia
349
4. Myanmar
5. Nepal
1. Bangladeshh
2. India
143
Pada Tabel 6.4 dapat dilihat jumlah kasus polio di India dan negara di SEARO
lainnya. Selain India, pada tahun 2002 hingga 2004 tidak terdapat kasus polio. Tahun 2005
terjadi kasus di Indonesia dan Nepal. Bahkan pada tahun ini kasus tertinggi terjadi di
Indonesia dengan 349 kasus. Pada tahun 2006 kasus polio menyebar ke Bangladeshh yang
mengakibatkan 18 orang terserang polio. Sedangkan pada tahun itu Indonesia telah berhasil
mengurangi jumlah kasus polio menjadi 2 kasus. Jumlah kasus terbesar tahun 2006 kembali
terjadi di India.
4. Tetanus Neonatorum
Kasus tetanus banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih
memiliki kondisi kesehatan rendah. Data organisasi kesehatan dunia WHO menunjukkan,
kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibanding negara
maju. Tetanus adalah salah satu penyakit menular dan paling berisiko mengakibatkan
kematian.
Tetanus pada bayi, dikenal dengan istilah tetanus neonatorum, karena umumnya
terjadi pada bayi baru lahir atau usia di bawah satu bulan. Penyebabnya, spora Clostridium
tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan.
4.1. Kawasan ASEAN
Pada tahun 2006 jumlah kasus tetanus neonatorum di antara negara-negara ASEAN
tertinggi terjadi di Filipina dan Indonesia. Jumlah penderita di kedua negara tersebut melebihi
100 orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, angka tertinggi kasus
tetanus neonatorum terjadi di Kamboja, Indonesia justru berada di urutan ke-5. Sedangkan
Singapura dan Thailand merupakan negara dengan kasus terendah, baik dari jumlah kasus
maupun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Bahkan di Singapura dilaporkan tidak
ada kasus tetanus neonatorum.
4.2. Kawasan SEARO
Berdasarkan Incidence Series Immunization, pada tahun 2006 jumlah kasus tetanus
neonatorum yang terjadi di India jauh melebihi kasus di negara lain, yaitu 600 kasus bila
dibandingkan dengan jumlah kasus kedua dan ketiga terbesar di kawasan ini yaitu
Bangladeshh dan Indonesia masing-masing 256 dan 118 kasus. Sedangkan di Maladewa dan
Korea Utara (DPR Korea) dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum.
Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka angka kasus tertinggi
terjadi di Timor Leste dan Bangladeshh. India menempati urutan ke-6 angka kasus tetanus
neonatorum tertinggi. Sementara Indonesia memiliki angka kasus yang sama dengan India.
Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi di negaranegara ASEAN dan SEARO tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 6.9 dan 6.10.
144
UPAYA KESEHATAN
1. Cakupan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian
pada bayi dengan memberikan vaksin. Beberapa imunisasi yang wajib diberikan pada bayi
adalah imunisasi polio, BCG, dan campak. BCG seringkali digunakan sebagai cerminan
proporsi anak-anak yang dilindungi dari bentuk tuberkulosis yang parah selama 1 tahun
pertama hidupnya, dan juga digunakan sebagai salah satu indikator akses ke pelayanan
kesehatan.
Selain BCG, vaksin lain yang wajib diberikan pada bayi adalah polio. Imunisasi polio
merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio. Tidak seperti imunisasi BCG atau
campak yang membutuhkan 1 dosis, imunisasi polio membutuhkan 3 dosis. Maka untuk
mengukur keberhasilan upaya kesehatan yang digunakan adalah polio3 yaitu ketika bayi telah
mendapatkan imunisasi polio sebanyak 3 dosis (3 kali).
Di antara penyakit pada anak-anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah
penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor
penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari 22 tujuan yang disepakati dalam
pertemuan dunia tentang anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi
campak sebesar 90%. Di seluruh negara ASEAN dan SEARO, imunisasi campak diberikan
rata-rata umur 9-12 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi di
antara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dan Campak). Dengan
demikian, diasumsikan bayi yang mendapatkan imunisasi campak telah mendapatkan
imunisasi lengkap. Berarti besarnya cakupan imunisasi campak juga menggambarkan
besarnya cakupan bayi yang telah mendapat imunisasi lengkap.
1.1. Kawasan ASEAN
Jika dibandingkan dengan imunisasi lainnya pada Gambar 6.27 cakupan imunisasi
BCG pada bayi lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena jadwal pemberian imunisasi BCG
yang relatif lebih awal dibandingkan dengan imunisasi yang lainbahkan beberapa negara
memberikan imunisasi BCG sesaat setelah bayi dilahirkansehingga bayi masih dalam
pantauan petugas kesehatan. Pada tahun 2005 cakupan imunisasi BCG tertinggi dicapai
Thailand 99% dan terendah Laos 65%.
GAMBAR 6.27
CAKUPAN BEBERAPA IMUNISASI DI NEGARA ASEAN
TAHUN 2005
145
Pada tahun 2005, 50% negara anggota ASEAN telah mencapai cakupan imunisasi
polio 90%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Brunei Darussalam yaitu 99% dan terendah adalah
Laos yaitu 50%. Indonesia menempati urutan kedua terendah imunisasi polio dengan cakupan
70%.
Sedangkan untuk imunisasi campak berdasarkan data yang sama, pada tahun 2005,
50% negara anggota ASEAN juga telah mencapai target yaitu 90%. Negara-negara tersebut
adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Brunei Darussalam
merupakan negara dengan cakupan imunisasi campak tertinggi yaitu 99%. Sedangkan yang
terendah adalah Laos dengan cakupan campak sebesar 41%. Sementara di Indonesia
sebanyak 72% balita telah mendapatkan imunisasi campak. Dengan demikian, berdasarkan
asumsi di atas, negara dengan imunisasi lengkap pada bayi tertinggi adalah Brunei
Darussalam dan terendah adalah Laos.
Gambar 6.11 memperlihatkan cakupan imunisasi BCG, polio3, dan campak di negaranegara ASEAN. Cakupan imunisasi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.11
1.2. Kawasan SEARO
Gambar 6.28 menunjukkan besar cakupan imunisasi polio3 dan imunisasi campak di
negara-negara SEARO. 45,45% negara di kawasan tersebut yang telah mencapai cakupan
imunisasi polio3. Cakupan imunisasi polio3 tertinggi adalah Sri Lanka dengan 99% dan
terendah adalah Timor Leste dengan 55%.
Begitu pula halnya dengan imunisasi campak, hanya 45,45% negara yang telah
mencapai target imunisasi campak. Negara dengan cakupan imunisasi campak tertinggi sama
dengan cakupan imunisasi polio3 tertinggi yaitu Sri Lanka (99%). Hal yang sama terjadi juga
pada cakupan imunisasi campak terendah yaitu Timor Leste (48%). Dengan menggunakan
asumsi yang sama, maka di antara negara-negara di SEARO Sri Lanka merupakan negara
dengan cakupan imunisasi lengkap pada bayi yang tertinggi dan Timor Leste merupakan
yang terendah.
Cakupan imunisasi lebih lengkap di masing-masing negara di SEARO dapat dilihat
pada Lampiran 6.12.
146
2. Pengendalian TB Paru
Berdasarkan hasil estimasi terdapat 8,8 juta kasus baru TB Paru pada tahun 2005,
termasuk 7,4 juta di Asia dan sub-Sahara Afrika. 1,6 juta orang meninggal karena TB Paru,
termasuk 195.000 pasien yang terinfeksi HIV. WHO telah menetapkan target untuk temuan
kasus TB Paru melalui strategi DOTS 70% dan angka kesembuhan 85%. Sementara
pencapaian secara global di dunia kasus temuan TB Paru adalah 60% dan angka kesembuhan
mencapai 84%. Hal tersebut berarti pencapaian kedua indikator tersebut belum mencapai
target walaupun untuk angka kesembuhan hampir mencapai target.
2.1. Kawasan ASEAN
Pada tahun 2005, 70% negara-negara ASEAN telah mencapai target penemuan
penderita yang ditetapkan WHO yaitu 70%. Bahkan beberapa negara telah mencapai 100%
yaitu Brunei Darussalam dan Singapura. Namun, masih terdapat 3 negara dengan pencapaian
kurang dari 70% yaitu Indonesia, Kamboja, dan Laos. Bahkan di antara negara-negara
ASEAN, Indonesia bersama Kamboja merupakan negara dengan kasus temuan TB Paru
terendah pada tahun 2005, yaitu 66%.
GAMBAR 6. 29
PENEMUAN PENDERITA TB PARU DI NEGARA ASEAN
TAHUN 2005
GAMBAR 6.30
ANGKA KESEMBUHAN TB PARU DI NEGARA ASEAN
TAHUN 2004
Menurut sumber yang sama, pada tahun 2004 hanya 50% negara di ASEAN dengan
angka kesembuhan mencapai target (85%). Indonesia termasuk salah satu negara yang
mencapai target untuk angka kesembuhan ini, yaitu 90%. Angka kesembuhan tertinggi
dicapai Vietnam dengan 93% dan terendah adalah Malaysia dengan 56%.
2.2. Kawasan SEARO
147
GAMBAR 6. 31
PENEMUAN PENDERITA TB PARU DI NEGARA SEARO
TAHUN 2005
GAMBAR 6.32
ANGKA KESEMBUHAN TB PARU DI NEGARA SEARO
TAHUN 2004
Pada Gambar 6.32 terlihat bahwa 63,63% negara telah mencapai angka penyembuhan
penderita. Tertinggi dicapai Maladewa dengan angka penyembuhan 95% dan terendah adalah
Thailand dengan angka penyembuhan 74%.
***
148
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN. 2005. ASEAN Statistical Yearbook 2005. The Asean Secretariat, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2006. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 2005. BPS, Jakarta.
___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta.
___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta.
___________. 2005. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2005. BPS, Jakarta.
___________. 2007. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2006. BPS, Jakarta.
___________. 2005. Beberapa Indikator Penting Sosial-Ekonomi Indonesia 2005. BPS,
Jakarta.
___________. 2007. Beberapa Indikator Penting mengenai Indonesia. BPS, Jakarta.
___________. 2005. Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2005. BPS, Jakarta.
___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta.
___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Indonesia 2005/2006. BPS, Jakarta.
___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta.
___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro.
Calverton, Maryland, USA.
___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC
Macro. Calverton, Maryland, USA.
Badan Pusat Statistik, BAPPENAS, UNFPA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia
Population Projection 2000 - 2025). BPS, Jakarta.
Departemen Dalam Negeri. 2005. Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2005.
Depdagri, Jakarta.
150
Departemen Kesehatan. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
___________. 2007. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2006.
Depkes, Jakarta.
___________. 2006. Profil Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Kesehatan 2005. Depkes, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 1: Kegiatan Pelayanan.
Depkes, Jakarta.
___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 2: Ketenagaan. Depkes, Jakarta.
___________. 2006.Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 3:Morbiditas/Mortalitas.
Depkes, Jakarta.
___________.1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan
Litbangkes, Jakarta.
___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan
Litbangkes, Depkes RI, Jakarta.
___________. 2006. Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2006. Pusdiknakes, Depkes
RI, Jakarta.
Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI, 2007. Strategi Nasional Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal 2004-2009. Jakarta.
Population Reference Bureau, 2006. 2006 Population Data Sheet. USAID, USA.
The United Nations Development Programme. 2006. Human Development Report 2006.
UNDP, New York.
Umar Fahmi Achmadi, Dr, MSc Phd. 30 Juni 1990. Makalah Seminar Perumahan,
Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta
UNAIDS, 2006. 2006 Report on The Global AIDS Epidemic. WHO, UNAIDS.
UNICEF. 2006. The State of the Worlds Children 2006. UNICEF, New York.
___________. 2007. Incidence Series Immunization 2007. UNICEF, New York.
___________. 2007. Immunization Summary: The 2007 Edition. UNICEF/WHO, New York.
___________. 2007. The State of the Worlds Children 2007. UNICEF, New York.
151
World Health Organization. 2006. The World Health Report 2006: Working Together for
Health. WHO Press, Geneva.
___________. 2007. World Health Statistic 2007. WHO Press, Geneva.
***
152
Lampiran 2.1
Provinsi*)
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kabupaten
Kota
Kab + Kota
Kecamatan
Kelurahan
Desa
Kel. + Desa
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
17
18
12
9
9
10
8
8
6
4
1
16
29
4
29
4
8
7
15
10
13
11
9
6
9
20
8
4
5
7
6
19
8
349
4
7
7
2
1
4
1
2
1
2
5
9
6
1
9
2
1
2
1
2
1
2
4
3
1
3
2
1
0
1
2
1
1
91
Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005
Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan
Statistik Indonesia, BPS 2005/2006
21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
20
9
440
243
357
157
144
94
182
99
180
36
42
44
592
565
78
657
135
55
100
203
154
107
127
124
122
102
279
133
47
51
62
51
233
101
5,656
112
547
256
190
117
294
123
164
54
105
267
547
744
47
785
144
89
91
299
80
133
121
177
253
133
616
271
83
47
32
80
81
41
7,123
6,378
5,616
902
1,482
1,231
2,783
1,233
2,193
321
245
267
5,808
8,566
438
8,484
1,483
701
820
2,742
1,531
1,395
1,957
1,352
1,280
1,530
2,866
1,705
476
491
886
793
2,442
1,166
71,563
6,490
6,163
1,158
1,672
1,348
3,077
1,356
2,357
375
350
534
6,355
9,310
485
9,269
1,627
790
911
3,041
1,611
1,528
2,078
1,529
1,533
1,663
3,482
1,976
559
538
918
873
2,523
1,207
78,686
Lampiran 2.2
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi*)
Luas
Wilayah
(Km2)[a]
(2)
(3)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)[b]
Kepadatan
Penduduk
per Km2
(4)
56,500.51
72,427.81
42,224.65
87,844.23
45,348.49
60,302.54
19,795.15
37,735.15
16,424.14
8,084.01
740.29
36,925.05
32,799.71
3,133.15
46,689.64
9,018.64
5,449.37
19,708.79
46,137.87
120,114.32
153,564.50
38,884.28
194,849.08
13,930.73
68,089.83
46,116.45
36,757.45
12,165.44
16,787.19
47,350.42
39,959.99
309,934.40
114,566.40
1,860,359.67
(5)
4,073,000
12,643,000
4,632,000
4,763,000
2,683,000
6,900,000
1,568,000
7,212,000
1,075,000
1,338,000
8,963,000
39,649,000
32,179,000
3,389,000
36,592,000
9,224,000
3,432,000
4,257,000
4,355,000
4,118,000
1,938,000
3,346,000
2,936,000
2,161,000
2,349,000
7,630,000
2,002,000
941,000
992,000
1,271,000
919,000
1,974,000
688,000
222,192,000
78
172
108
54
50
74
79
204
66
15
13499
1146
989
1064
764
1066
609
211
92
28
13
77
13
141
37
87
52
77
11
27
30
8
22
118
Lampiran 2.3
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI
TAHUN 2006
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Kelompok Umur
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki + Perempuan
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
15-64
65+
(7)
(8)
(9)
(10)
Angka Beban
Jumlah
0-14
15-64
65+
Tanggungan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
32.91
63.85
3.24
100
30.11
65.81
4.08
100
31.50
64.84
3.66
54.23
100
Sumatera Utara
32.56
63.79
3.65
100
31.36
64.43
4.22
100
31.96
64.11
3.93
55.98
100
Sumatera Barat
33.36
61.64
5.00
100
29.92
63.55
6.53
100
31.62
62.61
5.78
59.73
100
Riau
32.64
64.52
2.84
100
31.50
65.87
2.63
100
32.08
65.18
2.74
53.42
100
Jambi
30.43
66.13
3.44
100
28.51
68.02
3.47
100
29.49
67.06
3.45
49.12
100
Sumatera Selatan
29.45
66.87
3.68
100
28.96
67.25
3.80
100
29.20
67.06
3.74
49.12
100
Bengkulu
31.11
65.27
3.62
100
30.38
65.66
3.96
100
30.75
65.47
3.79
52.76
100
Lampung
29.67
65.75
4.58
100
30.78
64.36
4.86
100
30.21
65.08
4.71
53.66
100
28.30
68.01
3.69
100
27.77
68.31
3.92
100
28.05
68.16
3.80
46.73
100
10
Kepulauan Riau
29.66
67.74
2.60
100
29.83
68.25
1.92
100
29.74
67.99
2.26
47.07
100
11
DKI Jakarta
24.74
72.04
3.22
100
22.82
73.94
3.24
100
23.78
72.99
3.23
37.01
100
12
Jawa Barat
29.00
66.60
4.41
100
27.96
67.29
4.74
100
28.49
66.94
4.57
49.39
100
13
Jawa Tengah
26.60
66.85
6.55
100
25.37
67.00
7.63
100
25.99
66.93
7.09
49.42
100
14
DI Yogyakarta*
21.44
69.46
9.10
100
19.77
68.82
11.41
100
20.60
69.14
10.26
44.63
100
15
Jawa Timur
24.82
69.12
6.06
100
22.88
69.41
7.71
100
23.84
69.26
6.90
44.38
100
16
Banten
30.09
67.29
2.62
100
29.87
67.53
2.61
100
29.98
67.41
2.61
48.35
100
17
Bali
26.07
67.79
6.14
100
24.67
68.07
7.27
100
25.38
67.92
6.70
47.23
100
18
33.97
61.64
4.38
100
29.82
65.69
4.49
100
31.80
63.75
4.44
56.85
100
19
38.70
56.67
4.63
100
35.25
60.00
4.75
100
36.98
58.32
4.69
71.45
100
20
Kalimantan Barat
31.00
65.63
3.38
100
30.66
65.92
3.42
100
30.83
65.77
3.40
52.05
100
21
Kalimantan Tengah
31.35
65.69
2.96
100
31.34
65.96
2.70
100
31.35
65.82
2.83
51.93
100
22
Kalimantan Selatan
30.85
65.78
3.37
100
27.75
67.84
4.41
100
29.32
66.80
3.89
49.72
100
23
Kalimantan Timur
29.73
67.84
2.43
100
29.63
67.66
2.70
100
29.68
67.76
2.56
47.58
100
24
Sulawesi Utara
25.86
68.67
5.46
100
26.27
67.28
6.46
100
26.06
67.98
5.95
47.09
100
25
Sulawesi Tengah
32.97
63.78
3.25
100
32.23
64.39
3.38
100
32.61
64.08
3.31
56.05
100
26
Sulawesi Selatan
31.62
63.65
4.72
100
28.06
66.36
5.58
100
29.81
65.03
5.16
53.78
100
27
Sulawesi Tenggara
36.26
60.39
3.35
100
33.55
62.69
3.76
100
34.90
61.55
3.55
62.47
100
28
Gorontalo
33.70
63.64
2.65
100
32.72
64.49
2.79
100
33.20
64.07
2.72
56.06
100
29
Sulawesi Barat
37.50
58.74
3.77
100
33.52
63.11
3.36
100
35.52
60.91
3.57
64.18
100
30
Maluku
36.22
60.00
3.78
100
34.09
62.05
3.86
100
35.15
61.03
3.82
63.85
100
31
Maluku Utara
36.70
60.20
3.10
100
34.33
62.59
3.08
100
35.54
61.37
3.09
62.95
100
32
Papua
36.99
62.10
0.91
100
34.19
65.03
0.78
100
35.66
63.49
0.85
57.51
100
33
38.25
59.96
1.79
100
34.67
64.04
1.30
100
36.52
61.93
1.55
61.47
100
29.01
66.31
4.67
100
27.50
67.11
5.39
100
28.26
66.71
5.03
49.90
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.3.a
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI
TAHUN 2006
Perkotaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Kelompok Umur
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki + Perempuan
15-64
65+
(7)
(8)
(9)
(10)
Angka Beban
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
Jumlah
0-14
15-64
65+
Tanggungan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
29.10
67.90
3.00
100
27.78
68.89
3.33
100
28.42
68.40
3.17
46.18
100
Sumatera Utara
29.61
67.00
3.38
100
29.52
66.51
3.97
100
29.57
66.75
3.68
49.81
100
Sumatera Barat
31.85
64.44
3.71
100
27.90
66.95
5.15
100
29.87
65.70
4.43
52.21
100
Riau
32.46
65.14
2.39
100
30.70
66.89
2.42
100
31.59
66.01
2.40
51.49
100
Jambi
29.89
66.90
3.21
100
28.11
67.85
4.04
100
29.00
67.37
3.62
48.42
100
Sumatera Selatan
29.40
66.92
3.68
100
27.48
68.49
4.03
100
28.44
67.71
3.85
47.69
100
Bengkulu
28.95
67.88
3.17
100
28.52
67.26
4.22
100
28.73
67.56
3.70
48.00
100
Lampung
27.49
68.56
3.95
100
29.23
66.12
4.65
100
28.35
67.35
4.30
48.48
100
26.81
68.51
4.68
100
26.53
68.43
5.04
100
26.68
68.47
4.86
46.06
100
10
Kepulauan Riau
29.58
67.99
2.43
100
29.84
68.56
1.60
100
29.71
68.27
2.02
46.48
100
11
DKI Jakarta
24.74
72.04
3.22
100
22.82
73.94
3.24
100
23.78
72.99
3.23
37.01
100
12
Jawa Barat
28.88
67.50
3.62
100
27.36
68.99
3.65
100
28.13
68.24
3.64
46.56
100
13
Jawa Tengah
26.05
68.30
5.65
100
24.58
68.86
6.57
100
25.31
68.58
6.11
45.82
100
14
DI Yogyakarta*
20.55
71.97
7.48
100
19.11
70.85
10.04
100
19.84
71.41
8.75
40.04
100
15
Jawa Timur
24.94
69.69
5.38
100
23.07
70.38
6.55
100
23.99
70.04
5.97
42.78
100
16
Banten
28.18
69.50
2.32
100
27.25
70.33
2.42
100
27.72
69.91
2.37
43.04
100
17
Bali
26.57
68.63
4.79
100
25.34
68.96
5.70
100
25.97
68.79
5.24
45.37
100
18
32.80
62.79
4.41
100
28.18
67.02
4.80
100
30.44
64.95
4.61
53.96
100
19
33.50
64.06
2.44
100
31.91
65.38
2.71
100
32.72
64.71
2.58
54.55
100
20
Kalimantan Barat
29.28
66.60
4.12
100
29.60
66.04
4.35
100
29.44
66.32
4.24
50.78
100
21
Kalimantan Tengah
30.27
67.63
2.10
100
30.73
66.84
2.43
100
30.50
67.24
2.26
48.72
100
22
Kalimantan Selatan
30.19
66.34
3.47
100
26.76
69.01
4.23
100
28.48
67.68
3.85
47.77
100
23
Kalimantan Timur
29.47
68.81
1.72
100
28.61
68.77
2.62
100
29.05
68.79
2.15
45.36
100
24
Sulawesi Utara
25.04
70.93
4.03
100
25.84
68.38
5.78
100
25.45
69.63
4.92
43.62
100
25
Sulawesi Tengah
30.94
66.84
2.23
100
28.62
68.50
2.88
100
29.77
67.67
2.55
47.76
100
26
Sulawesi Selatan
30.05
66.36
3.59
100
26.17
69.59
4.24
100
28.07
68.00
3.92
47.04
100
27
Sulawesi Tenggara
32.55
65.27
2.18
100
30.24
66.42
3.34
100
31.37
65.85
2.77
51.85
100
28
Gorontalo
31.33
65.52
3.16
100
30.09
66.83
3.08
100
30.68
66.20
3.11
51.04
100
29
Sulawesi Barat
35.91
62.01
2.08
100
30.55
66.17
3.28
100
33.23
64.09
2.68
56.03
100
30
Maluku
32.79
63.58
3.63
100
30.51
66.08
3.41
100
31.62
64.86
3.52
54.18
100
31
Maluku Utara
33.82
64.07
2.11
100
29.72
67.53
2.75
100
31.81
65.77
2.43
52.06
100
32
Papua
35.52
63.41
1.07
100
32.11
66.77
1.13
100
33.92
64.98
1.10
53.89
100
33
34.32
64.06
1.62
100
31.51
67.22
1.27
100
32.93
65.62
1.45
52.39
100
27.67
68.29
4.04
100
26.09
69.30
4.60
100
26.88
68.80
4.32
45.35
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.3.b
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI
TAHUN 2006
Perdesaan
Laki-laki
No
Provinsi
Kelompok Umur
0-14
(1)
(2)
Perempuan
65+
(4)
(5)
0-14
(8)
(9)
65+
(11)
(12)
(13)
Jumlah
(14)
(15)
62.67
3.31
100
30.82
64.88
4.30
100
32.41
63.78
3.81
56.79
100
Sumatera Utara
34.85
61.28
3.87
100
32.84
62.74
4.42
100
33.86
62.00
4.14
61.29
100
Sumatera Barat
34.04
60.37
5.59
100
30.81
62.05
7.13
100
32.40
61.22
6.38
63.35
100
Riau
32.73
64.18
3.09
100
31.96
65.29
2.76
100
32.35
64.72
2.93
54.51
100
Jambi
30.64
65.83
3.52
100
28.67
68.09
3.24
100
29.68
66.94
3.38
49.39
100
Sumatera Selatan
29.47
66.84
3.68
100
29.75
66.58
3.67
100
29.61
66.71
3.68
49.90
100
Bengkulu
31.92
64.30
3.79
100
31.12
65.03
3.85
100
31.53
64.65
3.82
54.68
100
Lampung
30.28
64.96
4.75
100
31.24
63.84
4.92
100
30.74
64.43
4.83
55.21
100
29.37
67.66
2.97
100
28.68
68.23
3.09
100
29.04
67.93
3.03
47.21
100
10
Kepulauan Riau
29.97
66.79
3.25
100
29.79
67.02
3.20
100
29.88
66.90
3.22
49.48
100
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
29.13
65.58
13
Jawa Tengah
26.99
65.81
7.20
100
25.95
65.65
8.40
100
26.47
65.73
7.80
52.14
100
14
DI Yogyakarta*
22.59
66.21
11.19
100
20.59
66.33
13.08
100
21.57
66.27
12.16
50.90
100
15
Jawa Timur
24.73
68.70
6.57
100
22.75
68.69
8.57
100
23.73
68.69
7.58
45.58
100
16
Banten
32.42
64.60
2.98
100
33.09
64.07
2.84
100
32.75
64.34
2.91
55.42
100
17
Bali
25.50
66.83
7.66
100
23.93
67.08
8.99
100
24.72
66.96
8.32
49.34
100
18
34.71
60.93
4.37
100
30.79
64.90
4.30
100
32.65
63.01
4.33
58.69
100
19
39.73
55.21
5.06
100
35.90
58.95
5.15
100
37.82
57.08
5.10
75.19
100
20
Kalimantan Barat
31.62
65.27
3.11
100
31.07
65.87
3.06
100
31.35
65.56
3.09
52.53
100
21
Kalimantan Tengah
31.79
64.89
3.32
100
31.60
65.59
2.81
100
31.70
65.23
3.07
53.30
100
22
Kalimantan Selatan
31.25
65.44
3.31
100
28.36
67.12
4.52
100
29.82
66.27
3.91
50.90
100
23
Kalimantan Timur
30.02
66.70
3.27
100
30.88
66.31
2.81
100
30.43
66.52
3.05
50.33
100
24
Sulawesi Utara
26.35
67.34
6.31
100
26.55
66.56
6.90
100
26.45
66.96
6.59
49.34
100
25
Sulawesi Tengah
33.48
63.01
3.50
100
33.19
63.29
3.52
100
33.34
63.15
3.51
58.35
100
26
Sulawesi Selatan
32.36
62.38
5.26
100
28.95
64.85
6.21
100
30.62
63.64
5.74
57.13
100
27
Sulawesi Tenggara
37.26
59.07
3.67
100
34.48
61.65
3.87
100
35.87
60.37
3.77
65.66
100
28
Gorontalo
34.50
63.01
2.49
100
33.70
63.62
2.68
100
34.10
63.31
2.59
57.95
100
29
Sulawesi Barat
37.78
58.16
4.07
100
34.06
62.56
3.38
100
35.93
60.34
3.72
65.71
100
30
Maluku
37.54
58.62
3.84
100
35.55
60.41
4.04
100
36.54
59.52
3.94
68.01
100
31
Maluku Utara
37.67
58.90
3.43
100
35.91
60.91
3.19
100
36.81
59.88
3.31
67.00
100
32
Papua
37.47
61.68
0.85
100
34.85
64.48
0.67
100
36.22
63.01
0.76
58.69
100
33
40.01
58.12
1.87
100
36.17
62.52
1.31
100
38.18
60.22
1.60
66.06
100
30.04
64.80
5.16
100
28.59
65.41
6.00
100
29.32
65.10
5.58
53.61
100
5.29
100
28.64
(10)
15-64
34.02
(7)
0-14
(6)
65+
Angka Beban
Kelompok Umur
Jumlah
15-64
Indonesia
(3)
Kelompok Umur
Jumlah
15-64
Laki-laki + Perempuan
65.37
5.99
100
28.89
65.48
5.63
52.72
100
Lampiran 2.4
Provinsi
(1)
(2)
2004
2005
Jumlah Kab/Kota
Kabupaten Tertinggal
(%)
Jumlah Kab/Kota
Kabupaten Tertinggal
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
21
16
76.19
21
16
76.19
Sumatera Utara
25
24.00
25
24.00
Sumatera Barat
19
47.37
19
36.84
Riau
17
17.65
11
18.18
Jambi
10
20.00
10
20.00
Sumatera Selatan
14
42.86
14
42.86
Bengkulu
88.89
88.89
Lampung
10
50.00
10
50.00
42.86
42.86
16.67
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
0.00
0.00
12
Jawa Barat
25
8.00
25
8.00
13
Jawa Tengah
35
8.57
35
8.57
14
40.00
40.00
15
Jawa Timur
38
21.05
38
21.05
16
Banten
33.33
33.33
17
Bali
11.11
11.11
18
77.78
77.78
19
16
15
93.75
16
15
93.75
20
Kalimantan Barat
12
75.00
12
75.00
21
Kalimantan Tengah
14
50.00
14
50.00
22
Kalimantan Selatan
13
15.38
13
0.00
23
Kalimantan Timur
13
23.08
13
38.46
24
Sulawesi Utara
22.22
22.22
25
Sulawesi Tengah
10
90.00
10
90.00
26
Sulawesi Selatan
28
18
64.29
23
13
56.52
27
Sulawesi Tenggara
10
80.00
10
80.00
28
Gorontalo
80.00
80.00
29
Sulawesi Barat
100.00
30
Maluku
87.50
87.50
31
Maluku Utara
75.00
75.00
32
Papua
29
26
89.66
20
19
95.00
45.23
9
440
7
197
77.78
44.77
33
199
Lampiran 2.5
No
Provinsi
Rumah Tangga
Mendapat Pelayanan Gratis
Askeskin
Kartu Sehat
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
32.83
9.38
9.95
11.23
9.03
12.08
11.32
9.62
14.91
9.05
3.79
11.54
15.81
15.64
11.57
8.74
10.81
16.63
35.56
14.77
9.39
10.21
14.16
9.00
14.43
13.55
19.70
18.12
25.35
12.01
17.51
28.69
20.98
12.85
70.62
48.45
37.88
29.81
31.50
72.67
57.22
61.33
48.96
52.89
19.49
58.78
53.31
51.81
62.75
32.37
29.91
34.32
50.31
75.88
54.23
29.55
45.81
57.97
55.60
56.31
53.77
71.77
45.94
41.54
24.19
55.63
44.97
54.20
2.67
5.89
3.95
5.56
5.70
4.14
3.99
2.35
1.51
1.67
6.17
2.18
2.31
0.64
2.47
9.64
1.65
1.63
2.88
3.10
15.57
4.20
4.45
3.81
4.06
7.77
5.28
2.99
3.21
2.42
2.35
1.97
3.53
3.26
19.04
31.15
44.16
40.42
46.04
16.33
28.57
27.77
26.47
25.26
47.49
28.93
24.45
26.54
22.55
52.97
21.05
47.57
37.91
13.17
23.36
41.37
15.34
22.00
33.32
22.75
24.74
16.90
17.91
48.63
52.10
37.65
37.08
28.12
Jumlah
(8)
7.67
14.51
14.01
24.22
16.75
6.86
10.23
8.55
23.06
20.18
26.85
10.11
19.93
21.01
12.23
5.03
47.39
16.48
8.90
7.85
6.84
24.89
34.40
16.22
7.02
13.17
16.21
8.35
32.94
7.42
21.35
4.74
14.42
14.41
100.00
100.00
100.00
100.01
99.99
100.00
100.01
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.01
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.01
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.01
100.00
100.01
99.99
99.99
100.00
99.99
Lampiran 2.6
No
Provinsi
RT yang Membeli
Beras Murah/Raskin
< 10
11-30
> 31
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
68.28
29.97
23.68
30.44
32.93
33.24
38.60
56.66
15.24
28.59
7.93
43.59
66.58
39.18
51.68
25.74
36.54
76.10
73.99
32.92
33.75
26.22
24.97
28.39
51.37
27.53
59.22
35.70
46.84
48.40
52.67
63.13
45.54
45.01
41.25
50.47
47.37
43.55
54.83
40.59
47.86
60.79
59.50
68.26
76.14
63.49
36.04
35.57
61.49
78.34
54.74
86.42
14.06
39.02
44.52
56.06
39.62
73.28
46.66
52.79
51.82
42.22
48.95
22.69
18.75
14.01
35.69
52.07
39.92
38.22
40.86
46.30
31.23
44.32
39.05
24.80
23.74
27.49
22.77
29.33
55.15
49.27
33.07
19.32
39.53
11.90
64.18
51.40
42.63
31.97
49.62
16.01
34.79
30.77
38.23
42.80
32.29
62.86
59.07
66.23
48.24
38.74
Jumlah
(7)
18.83
11.30
11.77
10.15
13.95
15.09
13.09
14.41
16.76
4.25
1.10
7.18
8.81
15.16
5.44
2.34
5.73
1.69
21.77
9.58
12.85
11.97
10.76
10.70
18.56
16.44
9.95
14.97
18.75
14.46
22.19
19.76
16.08
9.20
100.00
99.99
100.00
100.00
100.01
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.01
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.01
100.01
100.00
100.00
100.00
100.00
99.99
100.01
100.00
100.00
99.99
99.99
100.01
100.01
100.00
100.01
100.01
Lampiran 2.7
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Tingkat Pengangguran
Tingkat Inflasi
(2)
(3)
(7)
12.08
14.82
12.93
11.46
7.77
12.10
6.91
9.76
5.95
16.34
14.31
14.50
8.20
6.25
7.72
10.69
5.32
8.96
4.98
7.06
5.13
8.78
12.11
9.77
8.90
12.32
7.42
13.67
4.64
15.76
8.54
4.50
11.17
10.45
9.54
5.97
8.05
6.32
10.66
8.44
6.52
6.03
6.42
4.58
6.03
5.33
6.08
10.40
6.71
7.67
4.30
4.17
9.72
6.32
7.72
11.03
6.50
5.09
8.69
7.21
10.57
7.54
4.80
5.12
9.52
0.00
6.60
Lampiran 2.8
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(3)
(4)
(5)
(6)
27.97
3.41
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
100
61.19
5.08
26.91
6.81
Jumlah
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
100
62.93
4.49
27.43
5.15
100
Jumlah
Jumlah
64.74
3.88
Sumatera Utara
87.27
1.59
9.38
1.76
100
84.20
1.9
9.68
4.23
100
85.73
1.75
9.52
3.00
100
Sumatera Barat
76.44
1.23
19.85
2.48
100
73.04
1.63
20.57
4.76
100
74.70
1.44
20.21
3.65
100
Riau
78.39
1.25
18.75
1.61
100
75.59
1.95
19.11
3.35
100
77.02
1.59
18.93
2.46
100
Jambi
72.52
2.93
21.93
2.62
100
68.09
4.25
20.77
6.89
100
70.33
3.58
21.35
4.74
100
Sumatera Selatan
87.68
1.80
8.70
1.82
100
84.55
2.25
8.83
4.38
100
86.13
2.02
8.76
3.09
100
Bengkulu
92.66
1.06
3.23
3.05
100
88.19
1.31
2.52
7.99
100
90.44
1.18
2.88
5.50
100
Lampung
81.58
1.00
13.73
3.69
100
76.81
1.39
12.71
9.09
100
79.28
1.19
13.24
6.30
100
68.76
2.16
26.26
2.82
100
64.71
3.22
25.38
6.69
100
66.82
2.67
25.84
4.67
100
10
Kepulauan Riau
63.63
1.43
32.09
2.86
100
63.15
1.35
29.85
5.65
100
63.39
1.39
30.98
4.23
100
11
DKI Jakarta
77.96
1.59
19.52
0.93
100
77.53
1.88
18.19
2.39
100
77.75
1.74
18.85
1.66
100
12
Jawa Barat
68.13
2.14
27.04
2.69
100
64.66
2.80
26.23
6.31
100
66.41
2.47
26.64
4.48
100
13
Jawa Tengah
71.03
1.15
21.31
6.51
100
64.27
1.60
19.82
14.31
100
67.62
1.38
20.56
10.44
100
14
DI Yogyakarta*
51.04
0.47
41.45
7.03
100
46.39
0.55
35.27
17.78
100
48.69
0.51
38.33
12.47
100
15
Jawa Timur
67.89
2.26
22.69
7.16
100
59.99
2.92
21.16
15.94
100
63.86
2.59
21.91
11.64
100
16
Banten
70.29
2.95
24.13
2.63
100
67.72
3.68
22.38
6.22
100
69.03
3.31
23.27
4.40
100
17
Bali
54.55
0.77
37.45
7.22
100
53.26
0.75
27.37
18.62
100
53.92
0.76
32.47
12.86
100
18
67.54
1.88
17.57
13.01
100
59.66
1.78
15.42
23.14
100
63.39
1.83
16.44
18.35
100
19
87.57
0.69
1.84
9.90
100
83.55
0.64
1.70
14.10
100
85.54
0.67
1.77
12.02
100
20
Kalimantan Barat
82.71
1.80
9.52
5.97
100
74.80
2.36
9.33
13.51
100
78.81
2.07
9.43
9.69
100
21
Kalimantan Tengah
90.73
0.61
6.46
2.20
100
88.42
0.82
6.50
4.26
100
89.61
0.71
6.48
3.20
100
22
Kalimantan Selatan
69.45
1.68
25.60
3.27
100
64.28
2.80
25.39
7.53
100
66.86
2.24
25.50
5.40
100
23
Kalimantan Timur
71.34
2.77
23.37
2.51
100
69.04
2.83
22.41
5.71
100
70.24
2.80
22.91
4.04
100
24
Sulawesi Utara
94.84
1.52
2.66
0.98
100
94.14
1.60
3.24
1.01
100
94.49
1.56
2.95
1.00
100
25
Sulawesi Tengah
75.32
1.66
19.63
3.40
100
71.76
1.86
20.46
5.92
100
73.58
1.76
20.03
4.63
100
26
Sulawesi Selatan
72.43
1.88
15.29
10.39
100
66.81
2.24
16.06
14.89
100
69.53
2.07
15.69
12.72
100
27
Sulawesi Tenggara
82.17
1.56
10.68
5.58
100
75.71
2.06
10.42
11.81
100
78.88
1.81
10.55
8.76
100
28
Gorontalo
73.42
1.38
20.66
4.55
100
65.76
1.84
28.72
3.68
100
69.56
1.61
24.72
4.11
100
29
Sulawesi Barat
75.12
2.28
12.46
10.13
100
70.90
2.63
11.64
14.84
100
72.99
2.46
12.05
12.51
100
30
Maluku
85.39
0.91
11.12
2.59
100
84.21
1.03
11.15
3.61
100
84.79
0.97
11.14
3.11
100
31
Maluku Utara
80.94
0.71
15.12
3.24
100
78.90
0.85
13.50
6.75
100
79.93
0.78
14.33
4.96
100
32
Papua
68.82
2.52
4.37
24.29
100
60.54
2.45
4.07
32.94
100
64.86
2.49
4.23
28.42
100
33
87.29
1.47
2.86
8.38
100
82.53
2.17
2.08
13.22
100
84.94
1.82
2.48
10.77
100
72.97
1.81
20.34
4.88
100
68.05
2.31
19.30
10.33
100
70.51
2.66
19.82
7.61
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.8.a
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
Jumlah
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
Jumlah
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
65.57
3.54
29.97
0.92
100
62.75
4.50
30.27
2.49
100
64.13
4.03
30.12
1.72
100
Sumatera Utara
87.20
1.30
10.73
0.77
100
84.84
1.83
11.26
2.07
100
86.01
1.57
11.00
1.43
100
Sumatera Barat
82.66
1.24
14.65
1.45
100
81.53
1.39
15.23
1.85
100
82.09
1.32
14.94
1.65
100
Riau
84.38
0.45
14.51
0.66
100
81.81
0.70
16.21
1.28
100
83.10
0.57
15.36
0.97
100
Jambi
75.90
1.52
21.82
0.77
100
72.75
2.03
22.37
2.85
100
74.31
1.78
22.10
1.82
100
Sumatera Selatan
85.05
2.14
11.83
0.97
100
83.12
2.56
11.88
2.44
100
84.08
2.35
11.86
1.71
100
Bengkulu
93.68
1.38
3.47
1.46
100
93.43
1.22
1.99
3.37
100
93.55
1.30
2.72
2.43
100
Lampung
88.78
0.99
7.81
2.41
100
84.02
1.27
8.66
6.05
100
86.43
1.13
8.23
4.21
100
70.73
2.58
24.41
2.28
100
65.43
5.16
24.92
4.48
100
68.19
3.82
24.66
3.34
100
10
Kepulauan Riau
60.51
1.68
36.23
1.58
100
61.15
1.54
33.21
4.09
100
60.83
1.61
34.73
2.83
100
11
DKI Jakarta
77.96
1.59
19.52
0.93
100
77.53
1.88
18.19
2.39
100
77.75
1.74
18.85
1.66
100
12
Jawa Barat
69.08
2.48
26.85
1.59
100
66.22
3.05
26.74
4.00
100
67.66
2.76
26.79
2.79
100
13
Jawa Tengah
75.49
1.23
19.17
4.10
100
70.03
1.54
18.03
10.40
100
72.73
1.39
18.59
7.28
100
14
DI Yogyakarta*
53.14
0.35
43.36
3.15
100
49.66
0.77
38.16
11.41
100
51.40
0.56
40.76
7.28
100
15
Jawa Timur
74.28
1.74
20.49
3.49
100
68.54
2.30
19.96
9.20
100
71.34
2.03
20.22
6.41
100
16
Banten
74.23
2.95
20.81
2.01
100
71.77
3.59
19.55
5.10
100
73.01
3.27
20.18
3.54
100
17
Bali
55.48
0.73
39.27
4.52
100
56.75
0.84
29.81
12.61
100
56.10
0.79
34.61
8.50
100
18
72.91
2.28
16.20
8.60
100
65.71
2.70
13.45
18.14
100
69.21
2.49
14.79
13.51
100
19
89.73
1.08
5.01
4.18
100
88.85
1.17
4.84
5.14
100
89.29
1.12
4.93
4.66
100
20
Kalimantan Barat
81.53
2.09
11.56
4.82
100
76.39
1.99
11.57
10.05
100
78.92
2.04
11.57
7.47
100
21
Kalimantan Tengah
84.89
0.58
12.78
1.75
100
84.31
0.80
11.87
3.02
100
84.60
0.69
12.33
2.38
100
22
Kalimantan Selatan
73.73
1.48
23.48
1.31
100
71.52
2.25
22.76
3.47
100
72.61
1.87
23.12
2.40
100
23
Kalimantan Timur
70.19
3.08
25.56
1.17
100
68.68
3.33
24.51
3.47
100
69.46
3.20
25.05
2.28
100
24
Sulawesi Utara
93.07
2.66
3.49
0.78
100
93.86
2.48
3.31
0.35
100
93.47
2.57
3.40
0.56
100
25
Sulawesi Tengah
79.59
1.48
17.88
1.05
100
77.28
1.95
19.24
1.53
100
78.42
1.72
18.57
1.30
100
26
Sulawesi Selatan
78.77
1.36
16.10
3.78
100
74.70
1.39
17.55
6.37
100
76.65
1.37
16.85
5.12
100
27
Sulawesi Tenggara
73.34
3.19
21.27
2.20
100
69.61
3.75
21.38
5.26
100
71.41
3.48
21.33
3.78
100
28
Gorontalo
65.73
1.24
30.62
2.41
100
61.00
1.97
35.30
1.73
100
63.25
1.62
33.08
2.05
100
29
Sulawesi Barat
70.18
3.62
20.15
6.06
100
68.30
3.29
21.60
6.80
100
69.22
3.45
20.89
6.44
100
30
Maluku
87.49
0.84
10.60
1.07
100
84.87
1.11
12.88
1.14
100
86.15
0.98
11.77
1.10
100
31
Maluku Utara
81.64
0.82
16.82
0.72
100
80.86
1.07
15.26
2.82
100
81.25
0.94
16.04
1.77
100
32
Papua
82.83
5.29
10.38
1.50
100
82.23
5.28
10.17
2.32
100
82.54
5.29
10.28
1.89
100
33
94.99
3.52
0.73
0.76
100
92.81
4.10
0.48
2.61
100
93.89
3.81
0.61
1.69
100
74.93
1.84
20.81
2.42
100
71.63
2.27
20.06
6.04
100
73.27
2.06
20.43
4.24
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.8.b
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
Jumlah
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
Jumlah
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
64.48
3.98
27.36
4.18
100
60.71
5.26
25.87
8.15
100
62.56
4.63
26.60
6.20
100
Sumatera Utara
87.33
1.83
8.28
2.55
100
83.67
1.96
8.36
6.01
100
85.50
1.90
8.32
4.29
100
Sumatera Barat
73.55
1.23
22.26
2.96
100
69.22
1.74
22.96
6.07
100
71.32
1.49
22.62
4.56
100
Riau
75.18
1.68
21.02
2.12
100
72.07
2.66
20.76
4.51
100
73.67
2.15
20.89
3.28
100
Jambi
71.24
3.46
21.97
3.33
100
66.21
5.14
20.12
8.53
100
68.77
4.29
21.06
5.88
100
Sumatera Selatan
89.04
1.62
7.09
2.26
100
85.32
2.08
7.16
5.44
100
87.22
1.84
7.12
3.81
100
Bengkulu
92.26
0.94
3.14
3.66
100
86.06
1.34
2.73
9.87
100
89.21
1.14
2.94
6.71
100
Lampung
79.55
1.00
15.40
4.06
100
74.68
1.42
13.91
9.99
100
77.22
1.20
14.68
6.90
100
67.32
1.85
27.61
3.22
100
64.18
1.79
25.72
8.31
100
65.81
1.82
26.71
5.66
100
10
Kepulauan Riau
75.08
0.49
16.89
7.53
100
70.86
0.60
16.87
11.67
100
73.05
0.53
16.98
9.53
100
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
67.05
1.75
27.26
3.93
100
62.88
2.52
25.64
8.96
100
65.00
2.13
26.46
6.40
100
13
Jawa Tengah
67.81
1.10
22.85
8.24
100
60.05
1.65
21.13
17.17
100
63.91
1.38
21.99
12.72
100
14
DI Yogyakarta*
48.32
0.63
38.98
12.08
100
42.40
0.28
31.74
25.57
100
45.27
0.45
35.26
19.02
100
15
Jawa Timur
63.24
2.63
24.29
9.83
100
53.75
3.36
22.03
20.86
100
58.40
3.01
23.14
15.46
100
16
Banten
65.43
2.95
28.23
3.39
100
62.57
3.79
25.98
7.65
100
64.03
3.36
27.13
5.47
100
17
Bali
53.53
0.81
35.46
10.20
100
49.48
0.64
24.73
25.15
100
51.52
0.73
30.13
17.62
100
18
64.07
1.62
18.45
15.85
100
56.06
1.24
16.59
26.11
100
59.79
1.42
17.46
21.34
100
19
87.12
0.61
1.18
11.10
100
82.48
0.54
1.07
15.92
100
84.77
0.57
1.12
13.53
100
20
Kalimantan Barat
83.15
1.69
8.78
6.38
100
74.17
2.50
8.45
14.87
100
78.77
2.09
8.62
10.52
100
21
Kalimantan Tengah
93.12
0.61
3.89
2.38
100
90.15
0.83
4.24
4.78
100
91.69
0.72
4.06
3.54
100
22
Kalimantan Selatan
66.86
1.81
26.88
4.45
100
59.83
3.14
27.01
10.02
100
63.34
2.47
26.95
7.24
100
23
Kalimantan Timur
72.69
2.41
20.82
4.08
100
69.49
2.22
19.84
8.45
100
71.18
2.32
20.36
6.14
100
24
Sulawesi Utara
95.89
0.84
2.17
1.10
100
94.32
1.03
3.20
1.44
100
95.13
0.93
2.67
1.27
100
25
Sulawesi Tengah
74.22
1.71
20.07
4.00
100
70.22
1.84
20.80
7.14
100
72.29
1.77
20.43
5.52
100
26
Sulawesi Selatan
69.46
2.13
14.91
13.50
100
63.06
2.64
15.35
18.95
100
66.15
2.39
15.14
16.31
100
27
Sulawesi Tenggara
84.64
1.11
7.72
6.53
100
77.48
1.57
7.25
13.70
100
81.01
1.34
7.48
10.18
100
28
Gorontalo
76.10
1.42
17.18
5.30
100
67.63
1.79
26.14
4.44
100
71.90
1.60
21.62
4.87
100
29
Sulawesi Barat
76.01
2.04
11.08
10.87
100
71.37
2.50
9.81
16.31
100
73.67
2.28
10.44
13.62
100
30
Maluku
84.52
0.93
11.33
3.22
100
83.92
0.99
10.42
4.67
100
84.22
0.96
10.87
3.95
100
31
Maluku Utara
80.69
0.67
14.54
4.10
100
78.19
0.78
12.87
8.16
100
79.47
0.72
13.72
6.09
100
32
Papua
64.27
1.62
2.42
31.69
100
53.48
1.53
2.09
42.90
100
59.12
1.58
2.26
37.04
100
33
83.77
0.53
3.83
11.87
100
77.53
1.24
2.86
18.37
100
80.72
0.88
3.36
15.04
100
71.46
1.78
19.97
6.79
100
65.24
2.35
18.71
13.70
100
68.35
2.07
19.34
10.24
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
100
100
100
Lampiran 2.9
Provinsi
(1)
(2)
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/
SMK/MA
D-I/Univ.
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
4.97
8.51
8.20
6.51
3.07
26.30
68.73
100.00
Sumatera Utara
2.70
8.84
7.82
6.04
1.80
24.51
72.79
100.00
Sumatera Barat
2.53
9.05
6.81
5.06
2.49
23.41
74.06
100.00
Riau
2.93
8.97
7.17
4.96
1.54
22.63
74.44
100.00
Jambi
5.53
8.08
5.78
4.11
1.62
19.59
74.88
100.00
Sumatera Selatan
3.45
7.97
6.47
4.39
1.36
20.19
76.36
100.00
Bengkulu
4.74
8.55
6.65
5.52
2.04
22.75
72.51
100.00
Lampung
5.65
8.16
6.55
4.04
1.02
19.77
74.58
100.00
5.22
6.74
5.18
4.19
0.86
16.97
77.81
100.00
10
Kepulauan Riau
5.01
6.51
5.32
3.93
0.90
16.66
78.33
100.00
11
DKI Jakarta
1.72
4.53
4.97
4.53
2.76
16.80
81.48
100.00
12
Jawa Barat
4.82
7.77
5.48
3.72
1.18
18.14
77.04
100.00
13
Jawa Tengah
9.44
6.91
5.80
3.62
1.13
17.45
73.11
100.00
14
DI Yogyakarta*
12.25
4.87
4.47
3.72
6.91
19.98
67.77
100.00
15
Jawa Timur
11.49
6.21
5.07
3.29
1.26
15.82
72.69
100.00
16
Banten
5.36
8.31
6.14
4.13
1.44
20.02
74.62
100.00
17
Bali
12.56
5.74
4.78
3.92
1.67
16.11
71.33
100.00
18
17.92
8.94
7.12
4.61
1.74
22.41
59.67
100.00
19
10.43
11.21
5.47
3.44
1.01
21.13
68.44
100.00
20
Kalimantan Barat
10.48
9.48
6.23
3.57
1.15
20.43
69.09
100.00
21
Kalimantan Tengah
2.95
9.49
6.51
4.02
1.22
21.24
75.81
100.00
22
Kalimantan Selatan
4.95
7.61
5.50
3.44
1.14
17.69
77.36
100.00
23
Kalimantan Timur
4.50
7.78
5.73
4.76
2.01
20.28
75.22
100.00
24
Sulawesi Utara
0.74
5.93
5.37
4.31
1.58
17.19
82.07
100.00
25
Sulawesi Tengah
3.93
8.11
5.96
3.84
1.83
19.74
76.33
100.00
26
Sulawesi Selatan
12.09
7.29
5.78
4.13
2.10
19.30
68.61
100.00
27
Sulawesi Tenggara
8.48
8.69
7.86
5.32
2.36
24.24
67.28
100.00
28
Gorontalo
2.12
9.12
5.56
3.14
1.14
18.96
78.92
100.00
29
Sulawesi Barat
11.91
9.06
5.51
3.37
0.95
18.89
69.2
100.00
30
Maluku
3.44
9.21
8.81
6.31
2.08
26.41
70.15
100.00
31
Maluku Utara
4.28
9.30
7.18
5.48
1.76
23.72
72
100.00
32
Papua
29.22
10.07
6.02
4.00
1.06
21.15
49.63
100.00
33
10.34
11.47
6.45
3.90
0.87
22.69
66.97
100.00
7.43
7.49
5.88
4.04
1.52
18.94
73.63
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.9.a
Provinsi
(1)
(2)
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/
SMK/MA
D-I/Univ.
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1.62
7.33
7.47
7.66
5.99
28.45
69.93
100.00
Sumatera Utara
1.24
7.23
7.48
6.63
2.94
24.28
74.48
100.00
Sumatera Barat
1.26
7.93
7.06
6.43
5.40
26.83
71.91
100.00
Riau
0.92
7.80
6.89
6.11
2.61
23.41
75.67
100.00
Jambi
2.23
6.61
5.58
5.63
2.54
20.36
77.41
100.00
Sumatera Selatan
2.29
7.07
6.77
6.58
3.04
23.45
74.26
100.00
Bengkulu
1.75
7.74
6.04
8.37
4.36
26.51
71.74
100.00
Lampung
3.78
6.66
6.06
6.17
2.20
21.08
75.14
100.00
3.13
5.50
5.24
5.42
1.16
17.32
79.55
100.00
10
Kepulauan Riau
3.17
5.95
5.12
4.26
0.99
16.33
80.50
100.00
11
DKI Jakarta
1.72
4.53
4.97
4.53
2.76
16.80
81.48
100.00
12
Jawa Barat
2.96
7.30
6.20
4.67
1.78
19.95
77.09
100.00
13
Jawa Tengah
6.65
6.40
6.05
4.85
1.93
19.23
74.12
100.00
14
DI Yogyakarta*
7.21
4.41
4.01
4.02
11.10
23.55
69.24
100.00
15
Jawa Timur
6.30
5.89
5.42
4.42
2.13
17.85
75.85
100.00
16
Banten
4.00
6.69
6.02
5.02
2.21
19.95
76.05
100.00
17
Bali
8.11
5.53
5.01
4.70
2.06
17.30
74.59
100.00
18
13.54
7.94
7.31
5.79
2.81
23.85
62.61
100.00
19
4.08
7.67
7.49
8.99
3.75
27.91
68.01
100.00
20
Kalimantan Barat
7.30
8.41
5.68
5.27
2.89
22.25
70.45
100.00
21
Kalimantan Tengah
2.02
7.90
6.37
6.01
2.97
23.25
74.73
100.00
22
Kalimantan Selatan
2.06
6.82
5.85
4.39
2.04
19.10
78.84
100.00
23
Kalimantan Timur
2.25
6.82
5.88
5.05
2.92
20.67
77.08
100.00
24
Sulawesi Utara
0.42
5.36
5.42
4.89
2.77
18.45
81.13
100.00
25
Sulawesi Tengah
1.22
6.62
6.36
6.90
5.33
25.21
73.57
100.00
26
Sulawesi Selatan
4.22
6.00
5.70
5.93
4.58
22.22
73.56
100.00
27
Sulawesi Tenggara
4.06
6.51
7.79
7.77
6.48
28.56
67.38
100.00
28
Gorontalo
1.21
7.55
6.57
5.26
2.19
21.57
77.22
100.00
29
Sulawesi Barat
5.76
7.03
5.32
6.51
2.79
21.65
72.59
100.00
30
Maluku
1.07
8.09
8.87
8.08
4.31
29.35
69.58
100.00
31
Maluku Utara
1.77
6.36
6.91
8.29
4.98
26.55
71.68
100.00
32
Papua
2.53
7.53
7.76
7.35
2.33
24.96
72.51
100.00
33
1.66
6.91
7.47
6.93
1.44
22.76
75.58
100.00
4.15
6.50
5.99
5.10
2.55
20.14
75.71
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.9.b
Provinsi
(1)
(2)
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/
SMK/MA
D-I/Univ.
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
6.00
8.88
8.43
6.16
2.17
25.64
68.37
100.00
Sumatera Utara
3.90
10.16
8.10
5.56
0.87
24.69
71.41
100.00
Sumatera Barat
3.11
9.55
6.70
4.44
1.16
21.85
75.04
100.00
Riau
4.03
9.61
7.32
4.33
0.95
22.21
73.76
100.00
Jambi
6.83
8.65
5.86
3.52
1.26
19.29
73.88
100.00
Sumatera Selatan
4.07
8.45
6.31
3.23
0.47
18.46
77.47
100.00
Bengkulu
5.92
8.87
6.90
4.39
1.12
21.27
72.81
100.00
Lampung
6.18
8.59
6.69
3.43
0.68
19.40
74.42
100.00
6.76
7.65
5.13
3.29
0.64
16.71
76.53
100.00
10
Kepulauan Riau
11.92
8.63
6.05
2.71
0.54
17.93
70.15
100.00
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
6.92
8.30
4.66
2.64
0.50
16.10
76.98
100.00
13
Jawa Tengah
11.46
7.28
5.61
2.72
0.55
16.16
72.38
100.00
14
DI Yogyakarta*
18.60
5.46
5.04
3.34
1.64
15.48
65.92
100.00
15
Jawa Timur
15.27
6.45
4.82
2.46
0.62
14.34
70.39
100.00
16
Banten
7.05
10.33
6.30
3.02
0.48
20.13
72.82
100.00
17
Bali
17.42
5.96
4.52
3.08
1.25
14.82
67.76
100.00
18
20.63
9.56
7.00
3.89
1.08
21.52
57.85
100.00
19
11.74
11.94
5.05
2.30
0.45
19.73
68.53
100.00
20
Kalimantan Barat
11.68
9.89
6.44
2.93
0.49
19.75
68.58
100.00
21
Kalimantan Tengah
3.33
10.15
6.57
3.20
0.49
20.41
76.26
100.00
22
Kalimantan Selatan
6.71
8.10
5.28
2.86
0.59
16.83
76.46
100.00
23
Kalimantan Timur
7.17
8.92
5.56
4.42
0.93
19.83
73.00
100.00
24
Sulawesi Utara
0.94
6.28
5.33
3.94
0.84
16.40
82.66
100.00
25
Sulawesi Tengah
4.65
8.51
5.85
3.02
0.89
18.28
77.07
100.00
26
Sulawesi Selatan
15.81
7.90
5.81
3.28
0.93
17.93
66.26
100.00
27
Sulawesi Tenggara
9.74
9.32
7.88
4.62
1.19
23.01
67.25
100.00
28
Gorontalo
2.45
9.71
5.19
2.36
0.76
18.00
79.55
100.00
29
Sulawesi Barat
13.03
9.43
5.54
2.80
0.62
18.39
68.58
100.00
30
Maluku
4.44
9.68
8.79
5.57
1.14
25.18
70.38
100.00
31
Maluku Utara
5.16
10.34
7.28
4.49
0.63
22.72
72.12
100.00
32
Papua
37.89
10.90
5.45
2.92
0.65
19.92
42.19
100.00
33
14.42
13.62
5.97
2.47
0.60
22.67
62.91
100.00
10.00
8.27
5.79
3.22
0.72
18.00
72.00
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.10
Provinsi
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
SLTP/
MTs.
SMU/ MA
SMK
D-I/D-II
Ak/
S1/
D-III
D-IV
S2-S3
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
23.9
30.44
21.51
17.53
2.02
0.98
1.15
2.32
0.15
100.00
Sumatera Utara
22.96
26.98
21.84
19.11
5.19
0.72
0.96
2.14
0.1
100.00
Sumatera Barat
29.96
25.40
18.64
15.42
5.11
1.09
1.47
2.76
0.14
100.00
Riau
23.83
30.67
19.55
17.85
4.07
0.61
1.07
2.18
0.17
100.00
Jambi
28.85
31.48
18.60
14.10
3.14
0.89
0.86
2.01
0.07
100.00
Sumatera Selatan
26.61
34.66
16.98
15.57
2.93
0.62
0.79
1.77
0.06
100.00
Bengkulu
29.12
28.29
19.30
15.12
3.53
0.97
0.98
2.43
0.26
100.00
Lampung
32.11
31.51
19.02
10.38
4.24
0.71
0.60
1.40
0.04
100.00
32.09
33.37
16.04
11.03
4.38
0.77
1.04
1.23
0.04
100.00
10
Kepulauan Riau
22.14
24.86
16.24
24.04
7.84
0.88
1.52
2.25
0.24
100.00
11
DKI Jakarta
11.91
20.95
19.58
25.24
9.99
1.08
3.67
6.97
0.61
100.00
12
Jawa Barat
25.20
36.58
17.03
12.85
3.93
0.76
1.20
2.33
0.12
100.00
13
Jawa Tengah
29.88
35.33
17.39
9.92
3.96
0.68
0.93
1.86
0.05
100.00
14
DI Yogyakarta*
25.11
21.56
16.37
19.44
7.84
0.89
2.37
5.88
0.55
100.00
15
Jawa Timur
31.12
31.72
16.90
11.96
4.38
0.57
0.59
2.61
0.14
100.00
16
Banten
25.48
32.22
18.21
14.97
4.41
0.88
0.92
2.76
0.15
100.00
17
Bali
28.82
26.96
14.53
18.78
4.29
1.96
0.97
3.40
0.29
100.00
18
41.07
26.78
14.34
12.83
1.51
0.81
0.57
2.05
0.05
100.00
19
42.03
32.20
11.57
8.65
2.64
0.54
0.60
1.71
0.06
100.00
20
Kalimantan Barat
39.22
28.41
16.10
11.07
2.35
0.89
0.54
1.34
0.10
100.00
21
Kalimantan Tengah
22.68
37.16
21.22
12.96
2.78
0.85
0.66
1.64
0.04
100.00
22
Kalimantan Selatan
30.35
32.08
16.90
12.90
3.49
0.89
0.81
2.5
0.08
100.00
23
Kalimantan Timur
23.93
25.55
19.11
19.65
6.50
0.92
1.33
2.89
0.12
100.00
24
Sulawesi Utara
21.02
26.60
22.43
20.60
4.95
0.73
0.86
2.62
0.19
100.00
25
Sulawesi Tengah
25.26
35.77
17.64
13.80
3.13
1.06
0.54
2.64
0.15
100.00
26
Sulawesi Selatan
33.42
27.29
15.79
15.30
2.82
0.92
0.92
3.39
0.16
100.00
27
Sulawesi Tenggara
29.79
28.73
18.79
15.55
2.76
1.11
0.63
2.51
0.13
100.00
28
Gorontalo
39.03
32.63
11.89
10.41
3.15
0.60
0.49
1.66
0.13
100.00
29
Sulawesi Barat
37.82
34.02
13.98
8.84
2.16
0.98
0.51
1.58
0.10
100.00
30
Maluku
21.72
33.88
19.02
18.01
3.50
1.18
0.69
1.9
0.10
100.00
31
Maluku Utara
30.64
29.85
17.94
15.52
2.34
1.08
0.49
2.07
0.06
100.00
32
Papua
47.77
20.96
12.99
11.09
3.68
0.51
0.83
2.00
0.17
100.00
33
33.97
30.23
17.13
11.55
4.67
0.61
0.49
1.32
0.03
100.00
28.20
31.67
17.56
13.88
4.24
0.77
1.02
2.51
0.14
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.10.a
Tidak
Provinsi
No
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/ SM
SMK
D-I/D-II
Ak/
S1/
D-III
D-IV
S2-S3
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
13.71
20.25
21.87
29.42
4.19
1.52
2.56
6.01
0.47
100.00
Sumatera Utara
15.78
22.15
22.32
25.92
7.05
0.97
1.66
3.95
0.20
100.00
Sumatera Barat
18.09
19.72
19.28
24.14
8.24
1.22
3.03
5.94
0.34
100.00
Riau
14.84
20.44
19.79
28.05
8.57
0.79
2.28
4.79
0.44
100.00
Jambi
18.54
23.68
19.77
22.78
6.78
1.13
2.16
4.93
0.23
100.00
Sumatera Selatan
17.03
23.26
18.86
28.16
5.46
1.09
1.83
4.15
0.15
100.00
Bengkulu
16.80
18.40
21.97
25.88
6.20
1.64
2.28
5.9
0.92
100.00
Lampung
22.05
23.55
19.71
19.66
7.97
1.10
1.55
4.32
0.10
100.00
23.08
27.31
18.82
17.00
7.87
1.36
2.02
2.45
0.10
100.00
10
Kepulauan Riau
16.80
20.86
17.83
28.92
9.65
1.01
1.88
2.75
0.30
100.00
11
DKI Jakarta
11.91
20.95
19.58
25.24
9.99
1.08
3.67
6.97
0.61
100.00
12
Jawa Barat
18.61
29.07
19.31
19.63
6.06
1.07
2.00
4.02
0.22
100.00
13
Jawa Tengah
23.14
28.92
19.59
15.91
6.14
0.98
1.71
3.49
0.11
100.00
14
DI Yogyakarta*
17.99
15.57
15.74
27.04
9.37
0.79
3.59
9.01
0.90
100.00
15
Jawa Timur
22.02
25.67
18.84
19.49
6.79
0.79
1.15
4.97
0.27
100.00
16
Banten
18.46
24.32
20.11
22.54
7.03
1.25
1.51
4.53
0.26
100.00
17
Bali
22.29
23.99
15.30
23.22
5.36
2.66
1.50
5.17
0.51
100.00
18
33.94
25.07
15.31
17.17
2.41
0.89
0.99
4.09
0.12
100.00
19
20.25
22.00
19.89
22.80
5.73
0.96
1.72
6.38
0.28
100.00
20
Kalimantan Barat
28.83
21.70
17.15
20.50
4.76
1.55
1.39
3.84
0.29
100.00
21
Kalimantan Tengah
18.47
24.66
19.99
23.25
5.62
1.46
1.70
4.73
0.14
100.00
22
Kalimantan Selatan
20.74
24.07
19.21
21.61
6.15
0.96
1.68
5.38
0.20
100.00
23
Kalimantan Timur
17.10
20.79
19.10
26.17
9.19
1.10
2.00
4.35
0.19
100.00
24
Sulawesi Utara
15.24
18.22
21.64
29.72
7.40
0.80
1.47
5.12
0.39
100.00
25
Sulawesi Tengah
12.78
19.36
20.40
28.11
6.89
1.67
1.57
8.68
0.54
100.00
26
Sulawesi Selatan
20.30
20.77
16.81
27.13
4.10
1.18
1.89
7.42
0.41
100.00
27
Sulawesi Tenggara
17.10
18.04
18.96
29.66
5.71
1.25
1.77
6.97
0.53
100.00
28
Gorontalo
23.97
26.99
17.00
19.23
6.92
0.71
1.02
3.74
0.43
100.00
29
Sulawesi Barat
24.95
26.72
17.45
15.47
5.35
2.08
1.68
5.76
0.55
100.00
30
Maluku
13.54
21.47
20.37
30.55
5.55
1.78
1.45
5.07
0.22
100.00
31
Maluku Utara
14.24
20.22
20.66
31.19
4.99
1.58
1.1
5.81
0.21
100.00
32
Papua
14.27
19.30
19.94
25.05
10.10
1.32
2.87
6.57
0.58
100.00
33
15.94
24.06
24.34
21.71
8.99
1.00
0.64
3.24
0.10
100.00
19.30
25.07
19.29
21.53
6.79
1.06
1.91
4.75
0.29
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.10.b
Tidak
Provinsi
No
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
SD/
MI
SLTP/
MTs.
SMU/ SM
SMK
D-I/D-II
Ak/
S1/
D-III
D-IV
S2-S3
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
27.04
33.57
21.40
13.86
1.35
0.82
0.72
1.18
0.05
100.00
Sumatera Utara
28.83
30.92
21.46
13.54
3.67
0.51
0.39
0.66
0.02
100.00
Sumatera Barat
35.38
27.99
18.35
11.44
3.68
1.03
0.76
1.31
0.05
100.00
Riau
28.77
36.29
19.42
12.24
1.60
0.52
0.41
0.74
0.02
100.00
Jambi
32.90
34.53
18.14
10.69
1.72
0.80
0.35
0.86
0.01
100.00
Sumatera Selatan
31.68
40.70
15.99
8.90
1.59
0.36
0.25
0.51
0.01
100.00
Bengkulu
33.98
32.19
18.25
10.86
2.48
0.71
0.46
1.06
0.01
100.00
Lampung
35.01
33.80
18.82
7.70
3.17
0.60
0.32
0.55
0.02
38.72
37.83
14.00
6.64
1.82
0.34
0.31
0.33
10
Kepulauan Riau
42.23
39.89
10.25
5.66
1.02
0.40
0.16
0.38
0.02
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
32.65
45.08
14.45
5.18
1.51
0.41
0.30
0.42
0.01
100.00
13
Jawa Tengah
34.77
40.00
15.79
5.58
2.37
0.46
0.36
0.68
0.01
100.00
14
DI Yogyakarta*
34.07
29.10
17.15
9.85
5.92
1.02
0.84
1.93
0.11
100.00
15
Jawa Timur
37.76
36.14
15.48
6.47
2.62
0.41
0.19
0.89
0.04
100.00
16
Banten
34.28
42.11
15.84
5.50
1.14
0.41
0.17
0.54
100.00
17
Bali
35.97
30.21
13.69
13.92
3.12
1.19
0.39
1.46
0.06
100.00
18
45.47
27.83
13.74
10.14
0.96
0.75
0.31
0.79
0.00
100.00
19
46.52
34.30
9.86
5.74
2.00
0.45
0.37
0.75
0.01
100.00
20
Kalimantan Barat
43.15
30.94
15.70
7.50
1.44
0.64
0.21
0.39
0.02
100.00
21
Kalimantan Tengah
24.42
42.33
21.73
8.70
1.61
0.61
0.23
0.37
0.00
100.00
22
Kalimantan Selatan
36.22
36.97
15.49
7.59
1.86
0.85
0.27
0.75
0.01
100.00
23
Kalimantan Timur
32.07
31.23
19.12
11.87
3.31
0.70
0.54
1.15
0.04
100.00
24
Sulawesi Utara
24.62
31.80
22.91
14.93
3.43
0.68
0.49
1.06
0.07
100.00
25
Sulawesi Tengah
28.60
40.16
16.91
9.98
2.12
0.90
0.26
1.03
0.04
100.00
26
Sulawesi Selatan
39.63
30.37
15.31
9.71
2.22
0.79
0.46
1.48
0.03
100.00
27
Sulawesi Tenggara
33.40
31.77
18.74
11.53
1.92
1.07
0.30
1.24
0.02
100.00
28
Gorontalo
44.61
34.72
9.99
7.14
1.75
0.56
0.30
0.89
0.02
100.00
29
Sulawesi Barat
40.16
35.35
13.36
7.63
1.58
0.78
0.30
0.82
0.01
100.00
30
Maluku
25.16
39.09
18.46
12.73
2.64
0.93
0.37
0.57
0.04
100.00
31
Maluku Utara
36.40
33.23
16.98
10.02
1.41
0.90
0.28
0.76
0.01
100.00
32
Papua
58.66
21.50
10.73
6.56
1.59
0.25
0.17
0.52
0.03
100.00
33
42.47
33.14
13.73
6.77
2.64
0.42
0.42
0.41
100.00
35.15
36.82
16.21
7.90
2.25
0.55
0.33
0.76
0.02
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
100.00
100.00
100.00
Lampiran 2.11
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan + Pedesaan
<= 19
20-49
50-99
100-149
150+
Jumlah
<= 19
20-49
50-99
100-149
150+
Jumlah
<= 19
20-49
50-99
100-149
150+
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
4.13
39.20
38.43
10.82
7.22
100.00
2.66
62.30
28.75
3.61
2.68
100.00
3.02
57.30
30.85
5.18
3.66
100.00
Sumatera Utara
3.06
37.96
40.38
10.11
8.49
100.00
3.20
56.93
33.74
3.42
2.71
100.00
3.14
48.67
36.63
6.33
5.22
100.00
Sumatera Barat
8.59
31.06
39.94
10.55
9.86
100.00
4.79
42.68
42.71
6.49
3.33
100.00
5.97
39.08
41.85
7.75
5.35
100.00
Riau
1.23
48.90
33.11
9.27
7.48
100.00
2.56
55.71
36.89
3.42
1.42
100.00
2.10
53.34
35.58
5.45
3.53
100.00
Jambi
3.60
39.77
41.41
9.19
6.03
100.00
1.62
48.12
42.47
5.00
2.79
100.00
2.16
45.86
42.18
6.13
3.67
100.00
Sumatera Selatan
6.56
52.68
27.63
7.57
5.56
100.00
4.05
50.76
38.85
3.85
2.49
100.00
4.86
51.38
35.22
5.05
3.48
100.00
Bengkulu
10.27
39.06
35.99
7.49
7.20
100.00
4.15
56.22
36.09
1.74
1.80
100.00
5.80
51.59
36.06
3.29
3.26
100.00
Lampung
4.34
32.56
49.88
8.36
4.86
100.00
2.02
33.59
56.70
5.86
1.83
100.00
2.51
33.38
55.27
6.38
2.46
100.00
2.26
44.31
42.63
6.29
4.50
100.00
1.91
49.10
40.57
5.56
2.86
100.00
2.05
47.16
41.40
5.85
3.53
100.00
10
Kepulauan Riau
12.32
36.89
39.03
7.13
4.62
100.00
5.94
58.21
28.16
4.48
3.21
100.00
11.07
41.07
36.90
6.61
4.35
100.00
11
DKI Jakarta
20.93
31.29
24.74
9.91
13.12
100.00
100.00
20.93
31.29
24.74
9.91
13.12
100.00
12
Jawa Barat
5.64
38.67
39.54
10.10
6.06
100.00
2.23
55.07
37.71
3.26
1.72
100.00
3.96
46.73
38.64
6.74
3.93
100.00
13
Jawa Tengah
2.32
20.18
53.02
15.29
9.18
100.00
0.52
16.81
58.56
16.14
7.98
100.00
1.25
18.19
56.30
15.79
8.47
100.00
14
DI Yogyakarta*
25.36
15.65
31.21
14.15
13.63
100.00
0.89
11.58
57.12
18.79
11.62
100.00
15.47
14.00
41.69
16.02
12.81
100.00
15
Jawa Timur
7.30
28.41
45.25
11.07
7.98
100.00
0.78
32.36
51.21
9.91
5.74
100.00
3.47
30.73
48.75
10.39
6.67
100.00
16
Banten
8.68
32.63
36.93
12.68
9.08
100.00
1.70
50.81
38.51
5.29
3.69
100.00
5.59
40.67
37.63
9.41
6.70
100.00
17
Bali
19.82
30.70
29.88
10.92
8.68
100.00
6.36
53.26
33.34
5.06
1.97
100.00
13.57
41.18
31.49
8.20
5.57
100.00
18
15.86
56.62
21.43
2.95
3.14
100.00
14.24
67.26
15.43
1.68
1.38
100.00
14.82
63.41
17.60
2.14
2.02
100.00
19
10.40
52.77
26.35
5.29
5.19
100.00
5.43
70.08
21.03
1.68
1.78
100.00
6.21
67.38
21.86
2.24
2.31
100.00
20
Kalimantan Barat
2.90
40.10
39.54
10.32
7.14
100.00
2.40
61.41
32.56
2.45
1.18
100.00
2.53
55.79
34.40
4.53
2.75
100.00
21
Kalimantan Tengah
6.27
46.31
37.11
5.93
4.38
100.00
1.33
57.06
39.28
1.57
0.76
100.00
2.78
53.90
38.64
2.85
1.83
100.00
22
Kalimantan Selatan
7.93
42.48
33.67
8.36
7.56
100.00
4.01
47.55
43.21
3.22
2.01
100.00
5.47
45.66
39.66
5.13
4.07
100.00
23
Kalimantan Timur
6.62
41.96
36.18
8.99
6.25
100.00
1.99
47.93
42.83
4.09
3.16
100.00
4.51
44.68
39.21
6.76
4.84
100.00
24
Sulawesi Utara
6.27
57.46
23.08
5.54
7.65
100.00
3.22
68.88
24.61
1.86
1.42
100.00
4.38
64.53
24.03
3.26
3.80
100.00
25
Sulawesi Tengah
8.19
44.24
30.41
10.16
7.00
100.00
3.27
56.40
33.37
4.73
2.22
100.00
4.26
53.96
32.78
5.82
3.18
100.00
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
29
9.54
32.58
39.70
11.96
6.23
100.00
1.74
37.14
50.62
7.80
2.70
100.00
4.22
35.69
47.15
9.12
3.82
100.00
10.24
36.04
35.85
10.66
7.22
100.00
2.57
50.43
39.02
5.25
2.73
100.00
4.25
47.27
38.33
6.44
3.71
100.00
Gorontalo
4.54
52.76
27.92
7.95
6.83
100.00
9.00
65.42
19.99
3.43
2.16
100.00
7.79
62.00
22.13
4.65
3.42
100.00
Sulawesi Barat
5.77
39.99
41.47
6.41
6.34
100.00
5.65
51.59
36.81
3.99
1.96
100.00
5.67
49.89
37.49
4.34
2.61
100.00
30
Maluku
5.13
48.77
35.15
5.48
5.47
100.00
1.03
61.29
31.74
2.86
3.08
100.00
2.21
57.69
32.72
3.61
3.76
100.00
31
Maluku Utara
3.73
26.39
54.71
11.29
3.89
100.00
0.58
43.82
49.82
5.01
0.77
100.00
1.36
39.52
51.03
6.56
1.54
100.00
32
Papua
14.71
55.39
21.44
4.35
4.11
100.00
34.70
53.73
8.44
1.22
1.91
100.00
30.06
54.12
11.46
1.95
2.42
100.00
33
22.08
52.36
22.76
2.32
0.48
100.00
1.54
79.70
17.53
0.77
0.45
100.00
8.67
70.22
19.35
1.31
0.46
100.00
8.01
33.67
39.56
10.79
7.98
100.00
2.70
43.22
43.20
7.07
3.81
100.00
4.98
39.11
41.63
8.67
5.69
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2006
Keterangan : * Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.12
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2006
Perkotaan+Perdesaan
Sumber Air Minum Terlindung
No
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata Air
Terlindung
Sumur
Terlindung
Air Hujan
(6)
(7)
(8)
Sumber
Air Minum
Jumlah
Sumur Tak
Terlindung
Air Sungai
(10)
(11)
(12)
Lainnya
Terlindung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(9)
Sumber
Air Minum
Tak Terlindung
(13)
(14)
4.42
10.93
3.17
4.68
43.24
1.61
68.05
22.74
3.07
5.55
0.58
Sumatera Utara
2.15
25.89
10.49
7.23
30.57
2.25
78.58
11.87
5.86
3.27
0.42
21.42
Sumatera Barat
1.80
23.05
3.14
8.75
31.72
2.65
71.11
14.95
10.17
3.56
0.21
28.89
Riau
5.19
2.66
3.01
2.03
36.17
27.84
76.90
19.80
0.97
2.24
0.09
23.10
Jambi
2.03
16.76
1.19
1.44
32.44
13.09
66.95
19.90
1.54
11.51
0.11
33.06
Sumatera Selatan
2.26
19.02
1.03
1.92
39.40
6.83
70.46
16.81
1.53
10.72
0.48
29.54
Bengkulu
1.34
13.00
2.77
4.55
39.36
0.04
61.06
30.80
4.72
3.28
0.14
38.94
Lampung
1.49
4.93
2.38
2.86
58.95
1.59
72.20
21.82
3.50
1.85
0.63
27.80
4.09
4.12
5.38
1.85
49.96
65.40
30.76
2.07
1.53
0.24
34.60
10
Kepulauan Riau
7.27
37.93
1.13
3.59
28.19
4.19
82.30
11.84
2.64
1.31
1.92
17.71
11
DKI Jakarta
20.80
39.73
33.20
0.70
4.85
0.16
99.44
0.30
0.04
0.22
0.56
12
Jawa Barat
4.37
12.79
24.18
10.15
34.57
0.03
86.09
7.72
5.46
0.54
0.20
13.92
13
Jawa Tengah
1.63
16.77
10.62
12.60
43.95
0.30
85.87
9.00
4.22
0.70
0.21
14.13
14
DI Yogyakarta*
8.75
14.17
6.44
3.60
50.00
4.67
87.63
8.05
3.72
0.14
0.45
12.36
15
Jawa Timur
5.32
17.78
15.23
10.49
39.88
0.56
89.26
6.92
2.57
0.58
0.68
10.75
16
Banten
15.28
17
Bali
18
31.94
7.62
12.92
33.39
4.75
25.50
0.54
84.72
9.12
2.86
2.68
0.62
15.27
38.27
6.35
13.12
17.12
3.48
93.61
1.70
2.90
1.30
0.49
6.39
3.86
16.61
7.75
10.49
46.18
84.89
11.09
2.50
1.44
0.09
15.12
19
0.67
20.33
0.90
24.28
18.56
2.36
67.10
9.28
18.27
5.16
0.19
32.90
20
Kalimantan Barat
2.43
9.27
1.13
4.42
7.40
38.43
63.08
10.45
2.77
23.62
0.10
36.94
21
Kalimantan Tengah
1.09
17.01
10.55
0.69
19.69
5.20
54.23
7.52
0.56
37.56
0.12
45.76
22
Kalimantan Selatan
2.34
34.72
11.45
0.51
16.51
2.32
67.85
12.93
0.97
17.86
0.40
32.16
23
Kalimantan Timur
3.70
48.29
3.13
2.79
11.88
6.88
76.67
9.58
1.01
12.35
0.39
23.33
24
Sulawesi Utara
3.45
28.72
5.24
13.43
37.03
1.09
88.96
7.92
2.71
0.35
0.07
11.05
25
Sulawesi Tengah
2.73
18.12
13.63
16.89
25.67
1.13
78.17
12.07
3.39
6.18
0.19
21.83
26
Sulawesi Selatan
1.62
25.50
10.32
8.40
31.81
0.59
78.24
14.97
4.78
1.88
0.11
21.74
27
Sulawesi Tenggara
0.84
28.09
2.49
10.69
32.79
1.68
76.58
16.68
4.50
1.97
0.27
23.42
28
Gorontalo
0.84
16.02
1.81
4.15
53.25
0.08
76.15
16.60
1.16
5.39
0.70
23.85
29
Sulawesi Barat
0.81
12.80
3.94
10.86
31.49
1.45
61.35
15.39
13.37
9.29
0.60
38.65
30
Maluku
0.58
23.79
2.17
18.45
35.28
1.70
81.97
11.78
4.20
1.55
0.49
18.02
31
Maluku Utara
0.48
22.50
1.13
5.31
36.31
2.97
68.70
24.98
3.53
2.76
0.04
31.31
32
Papua
3.40
13.84
2.61
9.32
10.04
11.26
50.47
8.80
27.18
13.33
0.22
49.53
33
4.89
4.43
23.09
18.38
1.56
13.63
5.91
8.68
11.01
34.64
10.59
2.53
57.05
82.29
11.74
10.18
18.36
4.18
12.75
2.99
0.11
0.36
42.96
17.71
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.12.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2006
Perkotaan
Sumber Air Minum Terlindung
No
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata Air
Terlindung
Sumur
Terlindung
Air Hujan
(7)
(8)
Sumber
Air Minum
Jumlah
Sumur Tak
Terlindung
Air Sungai
(10)
(11)
(12)
Sumber
Lainnya
Air Minum
Terlindung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(9)
Tak Terlindung
(13)
(14)
15.60
28.27
5.78
2.67
37.15
1.04
90.51
7.22
0.65
0.39
1.22
9.48
Sumatera Utara
4.07
47.93
9.14
2.56
29.62
0.60
93.92
4.93
0.52
0.53
0.10
6.08
Sumatera Barat
4.68
43.77
6.23
4.12
32.61
0.49
91.90
5.81
2.04
0.05
0.20
8.10
Riau
13.24
3.83
6.81
4.89
41.32
19.29
89.38
9.78
0.35
0.35
0.14
10.62
Jambi
4.40
36.09
1.90
0.29
29.87
16.71
89.26
8.62
0.19
1.74
0.19
10.74
Sumatera Selatan
5.12
47.81
0.74
0.80
30.40
1.02
85.89
8.59
0.21
5.00
0.32
14.12
Bengkulu
2.79
27.64
7.21
0.63
48.86
87.13
11.92
0.87
0.04
0.04
12.87
Lampung
4.75
13.79
7.86
0.87
61.42
88.69
9.82
0.66
0.40
0.44
11.32
7.77
6.99
8.90
3.03
50.12
76.81
22.51
0.34
0.34
23.19
10
Kepulauan Riau
8.99
46.44
1.29
1.73
28.48
3.68
90.61
6.25
0.43
0.42
2.28
9.38
11
DKI Jakarta
20.80
39.73
33.20
0.70
4.85
0.16
99.44
0.30
0.04
0.22
0.56
12
Jawa Barat
7.29
17.95
31.58
3.53
33.61
93.96
4.65
0.97
0.06
0.37
6.05
13
Jawa Tengah
3.27
28.74
13.65
4.06
42.84
92.56
6.34
0.38
0.40
0.32
7.44
14
DI Yogyakarta *
14.30
13.28
8.84
0.54
58.35
95.31
4.31
0.34
0.05
4.70
15
Jawa Timur
10.50
30.69
16.99
4.29
31.66
0.13
94.26
4.20
0.67
0.48
0.40
5.75
16
Banten
12.43
19.64
46.98
2.54
14.56
0.35
96.50
2.85
0.25
0.10
0.29
3.49
17
Bali
26.88
39.27
8.48
5.58
17.20
0.04
97.45
1.48
0.78
0.23
0.07
2.56
18
7.02
22.67
6.71
6.17
48.61
91.18
7.28
1.39
0.14
8.81
19
2.96
57.92
0.82
1.90
25.23
0.05
88.88
5.98
1.79
2.41
0.93
11.11
20
Kalimantan Barat
8.05
15.16
0.19
2.19
9.16
56.04
90.79
4.20
0.40
4.37
0.25
9.22
21
Kalimantan Tengah
3.03
39.60
24.86
0.33
15.51
2.28
85.61
3.22
0.55
10.52
0.10
14.39
22
Kalimantan Selatan
5.54
67.42
3.01
0.02
16.14
92.13
4.13
3.28
0.46
7.87
23
Kalimantan Timur
5.36
72.40
2.70
1.85
5.03
5.13
92.47
2.25
0.41
4.55
0.32
7.53
24
Sulawesi Utara
6.70
38.70
10.84
3.85
31.65
91.74
6.98
0.68
0.47
0.13
8.26
25
Sulawesi Tengah
11.64
40.86
28.01
9.18
8.80
98.49
0.40
0.41
0.18
0.52
1.51
26
Sulawesi Selatan
4.19
59.23
7.19
1.53
20.98
0.03
93.15
5.03
0.75
0.97
0.08
6.83
27
Sulawesi Tenggara
2.65
58.74
5.50
4.93
20.66
0.03
92.51
6.29
0.83
0.29
0.08
7.49
28
Gorontalo
1.07
34.12
4.76
0.49
52.43
92.87
7.12
7.12
29
Sulawesi Barat
3.37
38.73
9.70
5.70
34.90
92.40
5.95
0.14
1.51
7.60
30
Maluku
1.89
46.98
4.74
6.86
25.03
4.85
90.35
6.46
0.36
1.43
1.39
9.64
31
Maluku Utara
0.84
63.65
1.65
0.76
17.35
4.20
88.45
11.55
11.55
32
Papua
8.67
42.48
9.21
6.08
19.37
7.37
93.18
5.75
0.34
0.25
0.48
6.82
33
13.27
45.82
2.44
2.05
11.33
7.38
82.29
14.26
1.86
1.60
17.72
8.95
30.8
19.47
3.14
29.98
1.35
93.69
4.77
0.60
0.61
0.33
6.31
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.12.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2006
Perdesaan
Sumber Air Minum Terlindung
No
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata Air
Terlindung
Sumur
Terlindung
Air Hujan
(6)
(7)
(8)
Jumlah
Sumber
Air Minum
Sumur Tak
Terlindung
Air Sungai
(10)
(11)
(12)
Sumber
Lainnya
Air Minum
Terlindung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(9)
Tak Terlindung
(13)
(14)
1.33
6.14
2.45
5.23
44.92
1.77
61.84
27.03
3.74
6.98
0.41
38.16
Sumatera Utara
0.67
8.89
11.54
10.83
31.30
3.53
66.76
17.21
9.98
5.38
0.67
33.24
Sumatera Barat
0.51
13.74
1.76
10.83
31.32
3.63
61.79
19.05
13.82
5.14
0.21
38.22
Riau
0.91
2.04
0.99
0.50
33.44
32.38
70.26
25.13
1.30
3.25
0.07
29.75
Jambi
1.16
9.57
0.92
1.87
33.40
11.74
58.66
24.09
2.04
15.14
0.07
41.34
Sumatera Selatan
0.89
5.27
1.17
2.45
43.70
9.61
63.09
20.73
2.16
13.45
0.57
36.91
Bengkulu
0.80
7.58
1.13
6.00
35.84
0.05
51.40
37.79
6.15
4.48
0.18
48.60
Lampung
0.63
2.60
0.93
3.39
58.30
2.01
67.86
24.99
4.24
2.23
0.68
32.14
1.59
2.16
2.98
1.05
49.84
57.62
36.38
3.25
2.58
0.18
42.39
10
Kepulauan Riau
0.20
2.98
0.49
11.19
26.99
6.29
48.14
34.78
11.74
4.95
0.40
51.87
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
1.33
7.44
16.51
17.01
35.57
0.06
13
Jawa Tengah
0.49
8.54
8.55
18.48
44.72
0.51
81.29
10.83
6.86
0.90
0.13
18.72
14
DI Yogyakarta *
0.58
15.49
2.89
8.11
37.71
11.55
76.33
13.57
8.71
0.35
1.05
23.68
15
Jawa Timur
1.66
8.68
13.98
14.86
45.67
0.85
85.70
8.85
3.91
0.65
0.88
14.29
16
Banten
1.56
4.44
16.27
7.54
39.28
0.77
69.86
17.02
6.14
5.93
1.04
30.13
17
Bali
1.87
37.12
3.89
21.82
17.03
7.45
89.18
1.95
5.34
2.54
0.98
10.81
18
2.06
13.17
8.33
12.94
44.80
81.30
13.25
3.14
2.26
0.06
18.71
19
0.24
13.37
0.92
28.42
17.32
2.79
63.06
9.89
21.32
5.67
0.05
36.93
20
Kalimantan Barat
0.41
7.16
1.46
5.21
6.77
32.13
53.14
12.68
3.62
30.51
0.04
46.85
21
Kalimantan Tengah
0.28
7.62
4.61
0.84
21.43
6.42
41.20
9.31
0.56
48.80
0.13
58.80
22
Kalimantan Selatan
0.44
15.35
16.45
0.79
16.73
3.70
53.46
18.15
1.54
26.49
0.37
46.55
23
Kalimantan Timur
1.72
19.49
3.64
3.91
20.05
8.97
57.78
18.33
1.74
21.67
0.47
42.21
24
Sulawesi Utara
1.45
22.57
1.79
19.32
40.35
1.75
87.23
8.50
3.96
0.28
0.03
12.77
25
Sulawesi Tengah
0.50
12.41
10.02
18.83
29.91
1.41
73.08
15.00
4.14
7.69
0.11
26.94
26
Sulawesi Selatan
0.42
9.78
11.78
11.60
36.87
0.86
71.31
19.61
6.66
2.31
0.13
28.71
27
Sulawesi Tenggara
0.33
19.48
1.64
12.31
36.20
2.14
72.10
19.60
5.53
2.44
0.33
27.90
28
Gorontalo
0.75
9.33
0.71
5.51
53.55
0.11
69.96
20.10
1.59
7.38
0.96
30.03
29
Sulawesi Barat
0.37
8.32
2.95
11.75
30.90
1.70
55.99
17.02
15.67
10.87
0.45
44.01
30
Maluku
0.05
14.43
1.14
23.12
39.42
0.42
78.58
13.93
5.75
1.60
0.13
21.41
31
Maluku Utara
0.36
9.02
0.96
6.80
42.52
2.56
62.22
29.38
4.69
3.66
0.05
37.78
32
Papua
1.80
5.17
0.61
10.31
7.22
12.43
37.54
9.73
35.30
17.28
0.14
62.45
33
0.44
11.00
1.09
7.96
10.84
12.30
43.63
10.40
27.13
18.67
0.17
56.37
1.02
9.03
9.23
12.85
38.15
3.41
73.69
14.26
6.89
4.78
0.38
26.31
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
0.00
77.92
10.90
10.12
1.04
0.02
0.00
22.08
Lampiran 2.13
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN SUMBER AIR MINUM DARI POMPA/SUMUR/MATA AIR
MENURUT TIPE DAERAH, JARAK KE TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA TERDEKAT DAN PROVINSI
TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
< 10 m
> 10 m
(3)
(4)
Perkotaan
Tidak Tahu
Jumlah
< 10 m
> 10 m
(6)
(7)
(8)
Perdesaan
Tidak Tahu
< 10 m
(10)
(11)
Perkotaan + Perdesaan
> 10 m
Tidak Tahu Jumlah
(12)
(13)
33.47
41.22
25.31
100
28.08
37.22
34.70
100
28.89
37.82
33.28
100
Sumatera Utara
38.46
47.71
13.83
100
29.25
44.42
26.33
100
32.09
45.44
22.47
100
Sumatera Barat
30.74
45.64
23.62
100
20.59
45.86
33.55
100
22.91
45.81
31.28
100
Riau
47.26
38.38
14.37
100
36.85
43.79
19.36
100
40.53
41.88
17.60
100
Jambi
48.59
45.98
5.43
100
27.79
48.49
23.72
100
31.87
48.00
20.14
100
Sumatera Selatan
52.17
30.72
17.11
100
22.53
48.71
28.75
100
28.96
44.81
26.23
100
Bengkulu
39.21
45.29
15.49
100
25.07
49.23
25.70
100
28.29
48.33
23.37
100
Lampung
43.08
45.01
11.92
100
26.97
58.54
14.49
100
30.00
56.00
14.00
100
35.83
50.99
13.18
100
27.19
45.78
27.03
100
30.49
47.77
21.73
100
10
Kepulauan Riau
38.79
42.27
18.94
100
18.02
45.40
36.59
100
31.47
43.37
25.16
100
11
DKI Jakarta
40.02
43.95
16.03
100
100
40.02
43.95
16.03
100
12
Jawa Barat
44.80
36.57
18.62
100
31.05
37.11
31.84
100
37.39
36.86
25.75
100
13
Jawa Tengah
33.28
49.00
17.72
100
18.71
57.98
23.31
100
23.68
54.92
21.40
100
14
DI Yogyakarta *
27.41
54.67
17.92
100
18.58
73.22
8.20
100
23.88
62.08
14.03
100
15
Jawa Timur
36.29
46.66
17.05
100
20.41
54.57
25.01
100
25.47
52.05
22.48
100
16
Banten
44.07
34.48
21.45
100
31.71
31.16
37.13
100
37.83
32.80
29.36
100
17
Bali
39.87
42.10
18.04
100
18.37
57.32
24.30
100
27.74
50.69
21.57
100
18
30.18
32.54
37.29
100
20.90
36.22
42.87
100
23.92
35.02
41.05
100
19
30.07
49.88
20.04
100
10.67
49.57
39.76
100
12.19
49.59
38.22
100
20
Kalimantan Barat
24.54
55.58
19.88
100
20.33
54.02
25.65
100
21.02
54.27
24.71
100
21
Kalimantan Tengah
40.68
41.43
17.90
100
24.01
54.62
21.37
100
29.59
50.20
20.21
100
22
Kalimantan Selatan
36.59
54.43
8.98
100
19.70
61.19
19.11
100
23.15
59.81
17.04
100
23
Kalimantan Timur
27.17
50.07
22.76
100
19.39
60.04
20.57
100
21.22
57.70
21.08
100
24
Sulawesi Utara
45.35
40.61
14.05
100
26.94
49.13
23.92
100
32.65
46.49
20.86
100
25
Sulawesi Tengah
46.85
35.93
17.23
100
23.24
34.82
41.94
100
26.34
34.96
38.70
100
26
Sulawesi Selatan
35.69
39.86
24.45
100
17.90
46.66
35.44
100
20.75
45.57
33.68
100
27
Sulawesi Tenggara
27.25
50.41
22.34
100
18.51
53.01
28.48
100
19.60
52.69
27.71
100
28
Gorontalo
49.11
39.46
11.43
100
24.63
40.39
34.98
100
30.19
40.18
29.64
100
29
Sulawesi Barat
40.50
26.80
32.70
100
17.48
41.66
40.85
100
20.02
40.03
39.96
100
30
Maluku
32.39
51.10
16.51
100
15.18
53.04
31.78
100
18.17
52.70
29.12
100
31
Maluku Utara
37.34
49.61
13.05
100
20.05
42.70
37.25
100
21.92
43.45
34.63
100
32
Papua
38.78
34.03
27.20
100
9.65
58.01
32.34
100
14.41
54.09
31.50
100
33
23.59
47.55
28.86
100
8.20
41.03
50.77
100
11.71
42.52
45.77
100
39.31
42.53
18.16
100
23.41
48.73
27.86
100
28.96
46.57
24.47
100
(9)
Jumlah
Indonesia
(5)
(14)
Lampiran 2.14
No
(1)
(2)
Perdesaan
Perkotaan
Provinsi
Perkotaan + Perdesaan
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak Ada
Jumlah
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak Ada
Jumlah
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak Ada
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Jumlah
(17)
75.86
13.05
4.67
6.42
100
40.81
Sumatera Utara
84.25
10.89
1.63
3.23
100
61.98
7.38
9.84
20.80
100
71.68
8.91
6.26
13.15
100
Sumatera Barat
69.32
17.16
4.12
9.39
100
36.63
15.17
11.98
36.21
100
46.77
15.79
9.54
27.90
100
Riau
88.37
9.05
2.02
0.56
100
77.03
9.42
2.21
11.34
100
80.96
9.30
2.14
7.60
100
Jambi
82.69
9.68
1.71
5.92
100
54.16
12.85
7.39
25.60
100
61.90
11.99
5.85
20.27
100
Sumatera Selatan
79.70
11.93
4.55
3.82
100
57.57
9.28
5.28
27.87
100
64.73
10.14
5.04
20.09
100
Bengkulu
82.34
12.34
1.79
3.53
100
53.55
7.22
4.68
34.55
100
61.32
8.60
3.90
26.18
100
Lampung
75.37
14.88
2.68
7.07
100
73.43
12.07
2.56
11.94
100
73.83
12.66
2.59
10.92
100
12.42
16.73
30.05
100
48.41
12.55
14.12
24.93
100
81.23
6.31
1.24
11.22
100
49.43
5.06
2.90
42.61
100
62.33
5.57
2.23
29.88
100
10
Kepulauan Riau
74.59
20.72
3.25
1.45
100
63.04
6.47
5.34
25.15
100
72.32
17.92
3.66
6.09
100
11
DKI Jakarta
74.74
18.62
6.12
0.52
100
100
74.74
18.62
6.12
0.52
100
12
Jawa Barat
73.06
14.73
6.55
5.66
100
47.49
15.36
17.66
19.50
100
60.50
15.04
12.00
12.46
100
13
Jawa Tengah
67.21
12.82
3.54
16.43
100
54.00
13.22
6.04
26.74
100
59.38
13.06
5.02
22.54
100
14
DI Yogyakarta *
58.92
35.07
1.27
4.74
100
80.34
14.28
0.38
5.00
100
67.58
26.67
0.91
4.85
100
15
Jawa Timur
68.75
15.42
2.78
13.05
100
50.84
14.65
3.65
30.87
100
58.24
14.97
3.29
23.50
100
16
Banten
72.77
17.87
3.21
6.16
100
36.02
14.56
7.33
42.09
100
56.51
16.40
5.03
22.06
100
17
Bali
68.02
24.87
0.56
6.55
100
51.91
17.27
0.39
30.43
100
60.54
21.34
0.48
17.64
100
18
44.27
16.51
3.68
35.54
100
27.68
9.52
3.12
59.69
100
33.68
12.05
3.32
50.95
100
19
71.54
22.68
1.87
3.91
100
60.93
9.85
1.74
27.47
100
62.59
11.85
1.76
23.79
100
20
Kalimantan Barat
86.14
7.11
0.82
5.93
100
51.66
7.62
3.69
37.03
100
60.70
7.48
2.93
28.83
100
21
Kalimantan Tengah
73.04
13.43
4.59
8.94
100
39.69
16.57
8.26
35.49
100
49.48
15.65
7.18
27.70
100
22
Kalimantan Selatan
72.82
16.91
4.80
5.47
100
50.54
13.46
11.25
24.74
100
58.83
14.74
8.85
17.57
100
23
Kalimantan Timur
81.13
11.87
4.80
2.21
100
67.70
12.22
6.08
14.00
100
75.01
12.03
5.38
7.58
100
24
Sulawesi Utara
69.57
23.74
3.66
3.04
100
61.76
16.91
3.19
18.13
100
64.74
19.51
3.37
12.39
100
25
Sulawesi Tengah
70.68
15.17
5.42
8.74
100
40.42
7.76
5.10
46.72
100
46.49
9.25
5.16
39.09
100
26
Sulawesi Selatan
72.19
17.27
2.65
7.89
100
51.69
8.44
2.37
37.50
100
58.21
11.25
2.46
28.09
100
27
Sulawesi Tenggara
69.30
18.05
3.80
8.84
100
52.31
7.82
4.66
35.22
100
56.03
10.06
4.47
29.43
100
28
Gorontalo
49.51
27.55
9.38
13.57
100
21.20
13.07
9.97
55.76
100
28.83
16.98
9.81
44.38
100
29
Sulawesi Barat
60.01
10.64
6.69
22.66
100
34.39
7.79
4.32
53.50
100
38.16
8.20
4.67
48.97
100
30
Maluku
68.81
11.34
7.25
12.60
100
31.55
6.83
16.92
44.70
100
42.26
8.13
14.14
35.47
100
31
Maluku Utara
70.52
12.89
6.55
10.05
100
28.98
10.77
18.24
42.01
100
39.23
11.29
15.35
34.12
100
32
Papua
74.30
17.57
6.84
1.30
100
35.25
13.59
4.88
46.28
100
44.32
14.51
5.34
35.83
33
65.69
26.21
5.00
3.11
100
27.83
71.97
15.54
4.12
8.38
100
51.65
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
12.48
12.66
9.74
7.50
49.95
28.19
100
100
40.97
60.38
17.24
13.90
8.09
6.05
33.69
19.67
100
100
100
Lampiran 2.15
Provinsi
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia
2004
(3)
31.97
0.00
69.24
60.32
51.40
84.03
82.74
56.61
36.20
0.00
0.00
73.99
36.26
26.69
40.20
43.00
49.60
34.51
50.86
62.78
0.00
64.06
79.00
0.00
65.96
46.11
29.75
75.74
0.00
54.55
0.00
0.00
0.00
55.89
Air Bersih
2005
(4)
64.99
58.25
61
75
62.31
47.2
60.1
56.61
52.6
0
50.73
1.82
38.14
54
82.41
46
34.72
76.21
50.55
63.27
74
72
66
68.5
61.45
60.5
35.75
80
0
0
60
0
0
57.64678571
2006
(5)
2004
(6)
0
87.76
59
75
52
48.6
62.5
57.03
63
0
55.61
0
0
70
84
44
40.54
63.09
56.97
64.27
75
28.2
0
77
0
61
0
84
0
0
65
0
0
62.435
36.03
0.00
74.51
90.90
93.87
99.88
92.59
100.00
100.00
0.00
0.00
84.12
78.00
29.71
68.02
0.00
86.37
86.30
100.00
76.00
0.00
75.00
74.85
0.00
90.91
70.44
56.30
90.41
0.00
100.00
0.00
62.57
0.00
73.05
Air Minum
2005
(7)
60.8
55
82.5
60
54.43
70.12
99.3
74.36
100
0
73.21
70
43.27
56
63
24
43.75
36.68
96.2
76.6
74
90
78
65
67.74
74
62.24
76
0
0
54
0
0
81.74782609
2006
(8)
61.61
90
83
65
57
0
21
77
94
0
0
0
0
29
0
24
50
0
91
78
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
66
Lampiran 2.16
PERSENTASE RUMAH SEHAT DAN SEKOLAH SEHAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004-2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
rian Jaya Barat
Indonesia
Rumah Sehat
2005
(4)
2004
(3)
22.7
37.26
61.46
0
0
27.57
37.93
38
70.88
64
22.58
56
70.77
47.53
55.85
48
57.1
37.59
58.66
2006
(5)
Sekolah Sehat
2005
2004
0
50
29.8
50.3
64.47
44
54.4
57.01
62.83
32.2
53.5
35.8
55.5
64.74
51.1
48.8
58
76.29
55
33.19
70.63
71
21.37
53
72.9
69.19
53.5
57.27
58.5
50
47.4
71.7
69.82
68
59.91
61
59.91
62
0
58.8
26.36
52
72.5
60.99
62.47
58.03
58.77
28
0
69
0
70.5
62.08
75
62.08
50
53
68.09
61.20
0
0
48.5
0
60.4
0
0
80
0
0
23
0
61.22
50
49.02
36
0
0
78.9
53.18
0
81.3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
62.15
40
55.23
39.5
40
65.39
0
42.6
85
65
0
50
30.08
72.37
60
46.76
36
0
55.3
84.91
53.78
70
0
0
40.36
0
70
0
80
0
0
60
0
0
56.47
2006
50
60
47.9
50
65.68
64
64.44
85.06
71.03
0
65
0
0
61.2
44.38
25.6
0
65.04
88.85
54.95
73
0
0
45
0
73
0
81
0
0
62
0
0
61.77
Lampiran 2.17
Provinsi
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
rian Jaya Barat
Indonesia
Jumlah diperiksa
(3)
4,288
2,391
1,844
1,804
1,715
624
812
848
718
616
1,680
1,680
3,112
1,256
4,129
1,366
1,795
51
694
1,488
840
1,293
1,470
210
36,724
% Sehat
(5)
34.10
26.31
28.72
7.71
19.36
20.51
32.51
16.51
35
13.47
37.38
27.98
20.12
37.18
17.51
20.79
41.45
39.22
16.57
29.77
15.00
20.65
17.01
17.14
24.96
Lampiran 2.18
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
2004
TTU Sehat
2005
2006
2004
TPM Sehat
2005
2006
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
0
70
41
25.43
55.56
0
0
48.64
65.95
0
19
4.001
71.57
78
52.91
46
70.99
0
48.8
72.19
0
81
74.4
0
55.11
68.04
0
73
0
0
0
0
0
39.2
72.5
40.4
26.73
55.33
63
57.5
50.64
81.33
0
30
66.366
71.41
76
50.24
44
87.35
41.64
42.74
72.71
77.15
77
65.5
73.41
78.44
74.07
73.5
78
0
0
60
0
0
54
73
49.6
26.73
54.89
65
58.35
50.81
71.73
0
45
40.91
0
75
48.72
38.7
87.5
56.26
45.38
73.96
77.6
77.3
65.5
66
0
75
75
83
0
0
60
0
0
0
0
7.8
32.68
54.46
0
0
39.01
68.82
0
0
0
74.76
78
26.31
32.49
79.22
0
72.51
76.56
0
83.33
63.5
0
54.01
67.6
0
60
0
0
0
0
0
57.12
40
60
10.8
35
53.35
69
63.86
40.08
67.75
0
26
0
71.3
85
28.94
32.49
80.94
66.98
76.01
77.17
65.75
82.74
61.1
60.14
57.87
75.3
65.75
65
0
0
40
0
0
57.72
54
86
18.9
45
53.4
62.3
56.54
40.18
68
0
50
31.55
0
78.3
38.11
14.47
81.75
56.56
78.9
78.72
67
83.2
61.8
0
0
75
67
73
0
0
40
0
0
58.39
Lampiran 2.19
Provinsi
(1)
(2)
Panas
(3)
Sakit Kepala
Batuk
(8)
(4)
Pilek
(5)
Asma/Nafas
Sesak
Sakit Gigi
(6)
(7)
(8)
Keluhan Lainnya
(10)
% Penduduk yang
Mempunyai Keluhan
Kesehatan
(11)
45.97
21.46
51.78
49.85
11.26
6.98
12.07
23.83
34.52
Sumatera Utara
41.14
16.87
48.51
44.54
6.89
5.70
7.36
24.03
21.55
Sumatera Barat
38.52
18.82
44.37
41.97
7.30
6.51
6.93
26.96
25.69
Riau
38.06
21.02
53.57
50.72
8.23
6.97
9.07
19.43
23.98
Jambi
32.25
21.73
50.28
48.11
8.08
6.58
8.81
23.95
25.34
Sumatera Selatan
32.06
18.27
51.54
52.07
6.93
6.36
8.67
22.92
25.24
Bengkulu
37.07
15.55
51.26
52.67
8.45
6.35
7.66
23.35
24.70
Lampung
30.70
19.54
49.96
49.42
5.11
4.42
6.62
27.55
30.75
31.58
21.58
49.03
48.68
6.67
6.84
8.85
27.81
30.72
10
Kepulauan Riau
40.57
20.74
53.25
50.21
5.16
6.31
9.46
17.94
28.46
11
DKI Jakarta
32.53
19.05
52.20
49.70
7.37
4.31
5.30
23.16
31.38
12
Jawa Barat
32.79
15.85
44.91
45.49
6.10
6.17
6.39
30.71
25.91
13
Jawa Tengah
31.26
20.10
50.65
52.28
5.25
4.79
5.49
28.97
27.91
14
DI Yogyakarta *
29.03
25.84
54.29
53.74
5.21
5.35
8.57
27.49
44.39
15
Jawa Timur
31.92
17.80
52.11
50.48
5.13
5.40
6.70
23.97
29.40
16
Banten
42.89
22.52
51.90
56.91
6.66
5.84
8.06
16.22
25.40
17
Bali
48.31
18.90
49.77
47.18
5.91
6.82
5.73
22.95
33.96
18
46.58
23.65
50.74
51.02
7.80
7.08
7.25
29.61
35.04
19
48.91
25.40
61.00
57.85
9.33
8.24
9.04
26.65
35.98
20
Kalimantan Barat
35.97
19.07
49.72
48.07
7.73
7.71
7.82
21.67
27.42
21
Kalimantan Tengah
40.78
22.43
58.11
54.19
7.98
7.12
7.89
14.25
26.40
22
Kalimantan Selatan
36.15
22.15
49.68
46.00
6.85
6.08
7.71
23.57
30.87
23
Kalimantan Timur
34.07
20.93
50.67
51.25
6.73
5.46
8.40
21.45
30.82
24
Sulawesi Utara
36.90
18.66
52.78
52.81
6.64
3.84
9.22
19.71
29.27
25
Sulawesi Tengah
44.23
25.97
46.37
39.73
7.34
7.56
11.57
28.76
31.61
26
Sulawesi Selatan
37.69
20.28
40.88
37.18
7.54
6.93
7.76
24.65
25.41
27
Sulawesi Tenggara
38.71
20.43
41.57
37.00
7.29
7.40
8.55
25.37
28.21
28
Gorontalo
67.26
26.18
55.02
42.34
9.40
6.51
10.86
15.46
41.20
29
Sulawesi Barat
45.87
25.54
42.84
41.18
9.54
6.75
9.33
20.44
27.80
30
Maluku
40.08
17.17
52.02
43.12
5.69
5.40
12.62
18.09
29.61
31
Maluku Utara
46.58
23.55
49.55
28.19
9.02
6.60
8.41
28.48
30.44
32
Papua
40.32
19.75
55.68
52.40
8.33
5.47
8.56
23.76
33.53
33
45.16
12.07
51.90
47.97
5.11
4.48
5.87
18.09
22.13
35.65
19.30
49.92
48.93
6.44
5.83
7.16
25.55
28.15
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.20
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENS
MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
Perkotaan
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Indonesia
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
41.14
32.29
40.35
29.53
43.66
31.38
36.12
33.79
40.20
33.21
39.46
39.52
40.72
35.93
36.26
29.77
43.92
34.12
47.66
30.33
30.48
27.28
37.20
33.95
37.15
30.48
21.98
39.90
29.73
26.80
41.13
28.15
30.84
36.93
37.53
27.49
38.40
17.91
22.27
25.89
26.25
29.03
27.43
37.26
32.62
37.93
39.86
32.51
23.29
49.96
36.36
45.37
27.95
24.35
26.54
29.90
31.05
25.94
26.95
22.87
28.61
20.04
16.78
26.31
30.79
30.91
32.12
38.26
29.49
38.92
21.80
28.54
27.84
28.81
30.04
32.07
34.11
39.46
35.88
39.06
37.60
34.05
26.77
46.82
35.49
45.72
28.73
26.39
26.82
33.97
32.06
27.77
28.09
22.68
31.82
21.10
19.36
29.15
30.25
30.88
34.13
66.85
65.37
59.50
68.72
64.39
68.64
67.42
71.59
70.94
71.20
72.57
73.63
68.48
77.11
71.51
67.75
65.30
69.36
62.95
75.01
78.69
76.77
67.71
49.17
74.15
66.95
68.04
80.55
71.04
69.08
83.22
51.56
77.43
70.40
67.56
70.74
68.50
74.03
77.70
71.41
72.88
78.70
65.46
70.71
78.50
70.40
68.62
73.81
69.34
63.54
73.75
55.52
72.84
78.40
77.85
69.15
68.79
75.03
67.56
75.53
81.56
67.90
74.91
81.38
51.33
58.74
72.19
67.41
68.51
66.12
72.26
73.80
70.43
71.47
77.19
67.45
71.09
72.57
76.19
69.62
73.50
72.87
68.49
64.46
72.05
56.64
73.56
78.49
77.45
68.35
61.92
74.89
67.36
73.93
81.27
68.24
73.41
81.73
51.38
66.91
71.44
Lampiran 2.21
Provinsi
Rumah Sakit
Pemerintah
Total RS
Praktek Dokter
Puskesmas/ Pustu
Petugas Kesehatan
Praktek Batra
Dukun Bersalin
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
12.68
2.44
15.12
14.85
47.55
12.64
1.95
0.89
7.01
6.04
Lainnya
Sumatera Utara
9.37
8.68
18.05
22.88
29.00
19.47
3.61
0.95
Sumatera Barat
10.70
2.20
12.90
13.21
35.82
24.82
7.16
0.93
5.16
Riau
12.99
8.57
21.56
22.74
41.73
8.84
0.51
2.44
3.50
Jambi
9.67
3.77
13.44
22.34
50.25
8.19
1.06
1.13
3.59
Sumatera Selatan
7.72
5.37
13.09
17.22
53.14
9.94
1.26
1.70
3.64
Bengkulu
6.04
1.40
7.44
22.74
43.07
17.64
2.59
1.02
5.51
Lampung
4.26
2.36
6.62
20.74
34.70
30.04
1.63
0.95
5.31
4.80
5.95
10.75
17.21
49.95
15.41
1.93
0.73
4.03
10
Kepulauan Riau
13.92
8.23
22.15
21.57
41.61
7.98
0.81
0.74
5.15
11
DKI Jakarta
10.69
10.84
21.53
39.23
31.52
1.74
1.51
0.59
3.88
12
Jawa Barat
8.68
5.72
14.40
29.32
44.68
23.14
4.69
0.60
4.74
13
Jawa Tengah
6.92
2.53
9.45
26.08
35.57
24.40
1.32
0.39
2.78
14
DI Yogyakarta *
8.15
7.48
15.63
32.39
36.70
11.60
1.59
0.04
2.06
15
Jawa Timur
6.07
3.79
9.86
24.89
31.69
27.56
1.72
0.45
3.83
16
Banten
7.51
7.88
15.39
30.86
35.81
10.18
0.60
0.90
6.26
17
Bali
11.12
3.24
14.36
36.16
28.59
16.61
1.11
0.41
2.76
18
5.01
0.43
5.44
17.27
52.69
13.65
0.80
0.58
9.57
19
8.18
3.12
11.30
8.58
64.32
10.07
0.78
0.30
4.66
20
Kalimantan Barat
9.00
2.80
11.80
20.15
43.13
17.78
1.72
0.77
4.65
21
Kalimantan Tengah
7.26
0.85
8.11
14.78
57.27
15.89
1.14
0.42
2.38
22
Kalimantan Selatan
7.11
1.23
8.34
14.49
47.13
24.05
3.11
0.39
2.97
23
Kalimantan Timur
9.89
6.09
15.98
26.52
50.02
9.38
2.55
0.67
4.56
24
Sulawesi Utara
8.79
5.76
14.55
27.31
41.33
12.73
0.28
0.65
3.14
25
Sulawesi Tengah
9.51
1.11
10.62
11.72
51.49
14.22
1.24
0.50
10.21
26
Sulawesi Selatan
12.96
2.03
14.99
13.13
53.43
10.98
0.67
0.52
6.28
27
Sulawesi Tenggara
13.44
2.47
15.91
11.44
56.13
9.01
0.94
1.58
4.98
28
Gorontalo
5.47
1.71
7.18
24.37
42.77
16.08
2.32
1.80
5.49
29
Sulawesi Barat
9.78
0.88
10.66
12.50
63.98
6.92
0.56
0.38
5.00
30
Maluku
8.71
3.62
12.33
13.07
60.97
10.50
0.66
0.37
2.09
31
Maluku Utara
11.51
6.13
17.64
11.56
48.57
12.72
2.13
1.45
5.94
32
Papua
11.08
4.39
15.47
9.48
65.94
3.81
0.44
0.59
4.27
33
11.51
9.86
21.37
9.01
41.30
7.87
6.81
6.55
7.09
8.22
4.39
12.61
23.85
40.45
19.10
2.13
0.66
4.49
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
90.68
Lampiran 2.22
Tipe Daerah
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Modern
Tradisional
Lainnya
Modern
Tradisional
Lainnya
Modern
Tradisional
Lainnya
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
87.83
37.15
15.80
76.00
54.07
19.55
78.39
50.66
18.79
Sumatera Utara
74.05
33.81
22.48
76.97
47.56
16.66
75.81
42.11
18.97
Sumatera Barat
72.39
38.25
12.52
76.41
47.98
11.76
75.45
45.66
11.95
Riau
80.89
39.47
20.13
72.05
56.23
18.21
74.86
50.90
18.83
Jambi
80.35
32.94
14.06
82.69
50.55
14.15
82.09
46.05
14.12
Sumatera Selatan
79.35
33.57
30.79
76.68
53.82
26.56
77.61
46.82
28.02
Bengkulu
79.59
34.18
19.98
71.63
47.98
20.77
73.57
44.61
20.58
Lampung
83.62
30.53
13.14
82.02
33.45
14.36
82.33
32.87
14.12
89.13
18.50
12.17
83.81
41.07
16.26
85.85
32.43
14.70
10
Kepulauan Riau
79.13
40.70
14.10
65.07
49.78
24.39
76.04
42.69
16.36
11
DKI Jakarta
82.61
31.69
13.94
82.61
31.69
13.94
12
Jawa Barat
83.15
30.76
13.22
84.04
35.66
11.11
83.63
33.42
12.08
13
Jawa Tengah
87.46
28.15
9.64
87.79
32.46
9.45
87.66
30.74
9.52
14
DI Yogyakarta *
87.83
29.82
7.79
79.72
39.94
14.36
84.61
33.84
10.40
15
Jawa Timur
87.09
36.92
10.60
82.79
47.07
13.24
84.53
42.96
12.17
16
Banten
78.85
33.44
18.51
68.65
42.72
14.28
74.07
37.79
16.53
17
Bali
84.34
47.84
9.64
74.83
61.55
9.14
79.83
54.33
9.40
18
85.87
37.51
9.70
82.82
44.01
14.17
83.96
41.59
12.51
19
86.92
26.40
10.87
73.16
51.68
14.31
75.48
47.43
13.73
20
Kalimantan Barat
87.76
34.02
8.75
78.85
39.09
19.90
81.84
37.39
16.16
21
Kalimantan Tengah
91.51
31.31
7.69
84.94
25.64
11.73
87.14
27.54
10.38
22
Kalimantan Selatan
89.53
23.35
7.47
87.79
35.73
10.89
88.43
31.14
9.63
23
Kalimantan Timur
86.49
32.70
13.01
82.57
36.03
14.38
84.73
34.19
13.63
24
Sulawesi Utara
89.58
17.77
5.14
86.75
25.38
9.04
87.54
23.26
7.95
25
Sulawesi Tengah
85.86
20.27
13.74
74.57
50.30
18.82
76.40
45.44
18.00
26
Sulawesi Selatan
85.29
33.24
8.05
79.47
44.34
9.01
81.34
40.77
8.70
27
Sulawesi Tenggara
78.63
33.67
13.98
78.42
48.26
11.87
78.46
45.40
12.28
28
Gorontalo
89.91
21.33
7.67
77.99
45.55
23.66
81.35
38.72
19.15
29
Sulawesi Barat
89.16
38.38
6.18
78.40
50.01
11.42
79.62
48.69
10.82
30
Maluku
87.89
20.77
5.42
66.07
50.97
16.07
71.35
43.67
13.49
31
Maluku Utara
95.17
30.05
4.27
85.33
46.13
8.29
87.25
42.99
7.51
32
Papua
78.47
26.20
9.05
56.23
56.35
17.10
60.81
50.14
15.44
33
41.98
59.19
6.30
67.83
55.78
10.76
54.76
57.51
8.51
84.14
32.59
12.73
80.98
42.29
13.46
82.28
38.30
13.16
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra
Keterangan : *) Tanpa Kabupaten Bantul
Lampiran 2.23
Provinsi
(1)
(2)
6-11
12-17
18-23
>24
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
4.30
7.89
20.13
35.30
32.37
99.99
Sumatera Utara
5.98
12.71
35.34
21.88
24.09
100.00
Sumatera Barat
2.21
5.81
17.73
28.57
45.68
100.00
Riau
6.87
8.89
23.70
22.90
37.64
100.00
Jambi
3.05
6.98
16.37
22.53
51.07
100.00
Sumatera Selatan
4.64
6.13
20.19
22.81
46.24
100.01
Bengkulu
2.01
4.58
18.95
27.56
46.91
100.01
Lampung
2.60
6.41
20.32
28.14
42.53
100.00
5.01
10.81
24.05
15.41
44.72
100.00
10
Kepulauan Riau
8.70
9.69
19.89
18.06
43.65
99.99
11
DKI Jakarta
10.90
16.39
26.53
13.18
32.99
99.99
12
Jawa Barat
8.66
9.52
15.13
19.82
46.88
100.01
13
Jawa Tengah
4.46
4.58
14.27
23.02
53.68
100.01
14
DI Yogyakarta *
1.80
5.40
13.68
19.81
59.31
100.00
15
Jawa Timur
6.80
8.30
17.76
22.58
44.56
100.00
16
Banten
5.30
9.37
22.63
24.86
37.84
100.00
17
Bali
3.42
6.31
18.22
27.65
44.40
100.00
18
0.61
3.68
15.90
23.88
55.93
100.00
19
1.82
7.42
37.53
18.42
34.81
100.00
20
Kalimantan Barat
7.17
8.39
19.75
13.71
50.98
100.00
21
Kalimantan Tengah
2.10
4.55
13.98
18.80
60.56
99.99
22
Kalimantan Selatan
6.10
7.42
12.10
21.51
52.87
100.00
23
Kalimantan Timur
6.47
13.45
21.52
14.40
44.15
99.99
24
Sulawesi Utara
7.44
7.52
29.94
14.25
40.85
100.00
25
Sulawesi Tengah
4.26
6.99
21.81
18.89
48.06
100.01
26
Sulawesi Selatan
2.26
8.72
29.64
21.20
38.18
100.00
27
Sulawesi Tenggara
2.04
8.94
30.00
23.44
35.58
100.00
28
Gorontalo
7.24
11.80
26.03
12.23
42.69
99.99
29
Sulawesi Barat
1.54
5.57
21.90
23.62
47.38
100.01
30
Maluku
5.89
19.81
45.59
14.49
14.22
100.00
31
Maluku Utara
2.26
8.66
34.03
22.86
32.19
100.00
32
Papua
5.42
15.27
26.88
16.22
36.21
100.00
33
2.09
5.70
42.77
15.26
34.18
100.00
5.61
8.48
20.77
21.68
43.46
100.00
Lampiran 2.23.a
Provinsi
(1)
(2)
6-11
18-23
>24
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Jumlah
5.36
12.34
21.26
30.33
30.71
100
Sumatera Utara
7.31
12.11
33.88
19.35
27.34
100
Sumatera Barat
3.15
8.20
18.52
20.19
49.94
100
Riau
5.89
11.82
26.97
21.51
33.82
100
Jambi
4.77
10.64
21.47
16.89
46.23
100
Sumatera Selatan
4.60
7.72
17.56
17.36
52.77
100
Bengkulu
1.03
5.08
13.53
26.27
54.09
100
Lampung
5.02
7.78
22.30
21.74
43.16
100
5.56
13.48
21.86
16.89
42.21
100
10
Kepulauan Riau
9.68
9.92
19.99
17.20
43.22
100
11
DKI Jakarta
10.90
16.39
26.53
13.18
32.99
100
12
Jawa Barat
9.14
12.16
16.53
18.29
43.88
100
13
Jawa Tengah
5.19
6.29
16.59
21.06
50.86
100
14
DI Yogyakarta *
2.41
7.77
11.66
23.28
54.88
100
15
Jawa Timur
8.43
10.63
20.06
20.65
40.23
100
16
Banten
6.09
10.83
23.35
17.97
41.75
100
17
Bali
4.78
8.62
16.67
21.84
48.08
100
18
0.91
3.46
14.81
23.97
56.85
100
19
3.26
12.72
34.98
14.64
34.40
100
20
Kalimantan Barat
16.87
14.35
21.82
8.92
38.04
100
21
Kalimantan Tengah
4.34
4.83
10.74
17.66
62.43
100
22
Kalimantan Selatan
10.56
11.49
11.39
19.40
47.15
100
23
Kalimantan Timur
5.06
12.35
19.41
13.12
50.06
100
24
Sulawesi Utara
6.34
7.87
29.56
13.48
42.75
100
25
Sulawesi Tengah
7.70
10.40
21.18
14.04
46.68
100
26
Sulawesi Selatan
2.17
12.06
29.07
20.75
35.95
100
27
Sulawesi Tenggara
5.23
6.72
27.51
18.59
41.94
100
28
Gorontalo
10.87
4.66
24.46
13.09
46.93
100
29
Sulawesi Barat
2.52
6.09
23.54
16.03
51.82
100
30
Maluku
3.24
12.97
54.68
18.58
10.53
100
31
Maluku Utara
0.45
3.41
23.04
27.87
45.24
100
32
Papua
8.64
22.22
31.68
8.59
28.87
100
33
1.77
9.59
62.27
17.03
9.35
100
7.23
10.83
21.10
18.74
42.10
100
Lampiran 2.23.b
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
6-11
12-17
18-23
>24
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
4.04
5.06
1.85
7.48
2.34
4.66
2.36
1.90
4.62
4.04
8.12
3.95
1.03
5.51
4.42
1.67
0.44
1.59
3.66
1.11
3.40
8.38
8.14
3.51
2.31
1.25
6.25
1.37
6.70
2.81
4.30
2.24
4.44
6.79
13.13
4.92
7.05
5.46
5.29
4.40
6.01
8.85
8.64
6.57
3.39
2.44
6.45
7.76
3.36
3.80
6.55
6.23
4.43
4.95
14.94
7.29
6.25
7.09
9.49
13.74
5.48
21.88
10.26
12.84
3.88
6.76
19.85
36.35
17.44
21.64
14.27
21.56
20.88
19.75
25.65
19.42
13.56
12.68
16.20
15.95
21.84
20.19
16.49
37.95
19.00
15.42
12.52
24.38
30.18
21.94
29.92
30.62
26.46
21.63
42.83
37.39
25.20
33.62
20.54
36.53
23.62
31.71
23.78
24.86
25.67
28.02
29.99
14.34
22.19
21.52
24.36
15.49
24.10
32.43
35.08
23.84
19.04
15.44
19.31
22.79
16.13
14.74
19.95
21.42
24.64
12.00
24.87
13.26
21.33
18.89
14.44
23.81
32.79
21.84
44.08
40.04
53.07
42.82
44.34
42.35
46.54
45.72
50.23
55.61
64.84
47.98
33.54
39.70
55.43
34.87
55.67
59.73
56.34
36.17
39.64
48.35
39.27
34.01
41.54
46.65
15.34
28.21
38.78
45.82
44.45
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Lampiran 3.1
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA HARAPAN HIDUP,NET REPRODUCTION RATE DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 - 2010
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Estimasi
Angka Harapan Hidup
(eo)
Angka Fertilitas
Total (TFR)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
39
27
32
28
32
31
33
28
32
14
32
25
14
28
39
20
51
35
34
28
40
23
16
40
33
32
33
37
43
34
28
57
59
60
51
49
68
64
47
41
50
44
23
52
56
19
103
73
63
47
57
50
33
71
72
92
97
46
Sumber: BAPPENAS, BPS, United Nations Population Fund (2003), Proyeksi Penduduk Indonesia 2005 - 2010, Tahun 2005
*BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003
67.3
70.5
69.2
70.1
69.1
69.2
68.9
70.1
69.0
74.0
69.0
71.0
74.0
70.0
67.3
72.4
64.4
68.4
68.5
70.0
66.9
71.6
73.6
67.0
68.8
69.1
68.7
67.7
66.3
68.4
69.8
1.10
1.18
1.14
1.11
1.09
1.06
1.03
1.09
1.02
0.73
1.02
1.02
0.66
0.77
1.09
0.89
1.10
1.25
1.14
1.05
0.99
1.05
0.91
1.05
1.04
1.21
1.04
1.25
1.23
1.20
1.01
2.411
2.527
2.459
2.387
2.368
2.291
2.243
2.349
2.217
1.527
2.218
2.181
1.373
1.662
2.399
1.629
2.503
2.742
2.488
2.259
2.180
2.234
1.909
2.313
2.268
2.617
2.259
2.751
2.731
2.761
2.177
Lampiran 3.2
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 1999, 2002, 2005
No
Provinsi
1999
2002
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
65.3
66.6
65.8
67.3
65.4
63.9
64.8
63.0
t.a.d
t.a.d
72.5
64.6
64.6
68.7
61.8
t.a.d
65.7
54.2
60.4
60.6
66.7
62.2
67.8
67.1
62.8
63.6
62.9
t.a.d
t.a.d
67.2
t.a.d
58.8
t.a.d
64.3
66.0
68.8
67.5
69.1
67.1
66.0
66.2
65.8
65.4
t.a.d
75.6
65.8
66.3
70.8
64.1
66.6
67.5
57.8
60.3
62.9
69.1
64.3
69.9
71.3
64.4
65.3
64.1
64.1
t.a.d
66.5
65.8
60.1
t.a.d
65.8
69.0
72.0
71.2
73.6
71.0
70.2
71.1
68.8
70.7
72.2
76.1
69.9
69.8
73.5
68.4
68.8
69.8
62.4
63.6
66.2
73.2
67.4
72.9
74.2
68.5
68.1
67.5
67.5
65.7
69.2
67.0
62.1
64.8
69.6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
2005
Lampiran 3.3
PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006
No
DTD
(1)
(2)
(3)
Jumlah Kunjungan
(4)
%
(5)
167
960,460
19.9
145
480,922
9.95
268
409,632
8.48
199.9
403,270
8.35
270.9
Gejala tanda dan penemuan klinik dan laboratorium tidak normal lainnya
397,478
8.23
281
347,345
7.19
7.1
346,906
7.18
294
343,786
7.11
104.9
342,246
7.08
10
005
333,066
6.89
Lampiran 3.4
PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006
No
DTD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
005
177,517
7.95
032.1
81,392
3.64
002
72,804
3.26
242.9
63,580
2.85
278
Cedera intrakranial
48,645
2.18
268
46,175
2.07
281
46,081
2.06
169
Pneumonia
37,634
1.69
43
36,865
1.65
10
185
Dispepsia
34,029
1.52
Lampiran 3.5
DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN MENURUT BAB ICD-X
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006
No
Bab
DTD
ICD-X
(1)
(2)
1
2
I
II
(3)
(4)
(5)
III
097-100
D 50-D 89
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
101 - 111
112-119.9
120-129
130 - 139,10
140 - 142,9
143-164.9
165.0-179.9
180-197
198 - 199
200,0 - 210
211 - 233
234-244
245-253.9
E 00-E 90
F 00-F 99
G 00-G 99
H 00-H 59
H 60-H 95
I 00-I 99
J 00-J 99
K 00-K 93
L 00-L 99
M 00-M 99
N 00-N 99
O 00-O 99
P 00-P 96
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
Pasien Baru
Jumlah
Jumlah
Admission
Kunjungan
Rate
Laki-laki
Perempuan
(6)
(7)
415,367
44,022
376,260
101,393
791,627
145,415
1,507,944
323,225
1.90
2.22
9,575
11,933
21,508
43,987
2.05
94,417
44,024
69,250
268,354
108,043
247,772
675,444
426,318
141,268
125,290
94,676
6,134
111,978
34,060
76,044
296,032
104,970
217,297
632,815
479,897
180,004
156,272
170,542
75,466
7,142
206,395
78,084
145,294
564,386
213,013
465,069
1,308,259
906,215
321,272
281,562
265,218
75,466
13,276
714,502
241,001
359,784
824,210
325,626
1,355,461
2,162,905
1,550,085
567,233
663,410
498,012
101,603
17,128
3.46
3.09
2.48
1.46
1.53
2.91
1.65
1.71
1.77
2.36
1.88
1.35
1.29
13,004
10,530
23,534
45,728
1.94
318,826
276,376
595,202
932,385
1.57
(8)
(9)
(10)
297,129
178,406
475,535
732,316
1.54
136,505
89,365
225,870
258,599
1.14
349,051
643,316
992,367
1,871,700
1.89
3,884,469
4,230,098
8,114,567
15,096,844
1.86
Lampiran 3.6
DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD-X
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006
No
Bab
(1)
(2)
1
2
I
II
III
097-100
D 50-D 89
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
101 - 111
112-119.9
120-129
130 - 139,10
140 - 142,9
143-164.9
165.0-179.9
180-197
198 - 199
200,0 - 210
211 - 233
234-244
245-253.9
E 00-E 90
F 00-F 99
G 00-G 99
H 00-H 59
H 60-H 95
I 00-I 99
J 00-J 99
K 00-K 93
L 00-L 99
M 00-M 99
N 00-N 99
O 00-O 99
P 00-P 96
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
DTD
ICD-X
(3)
(4)
(5)
Pasien Baru
Jumlah
Pasien Mati
CFR (%)
Laki-laki
Perempuan
(6)
(7)
(9)
(10)
273,107
19,537
234,156
35,701
507,263
55,238
15,984
3,378
3.15
6.12
3,164
3,889
7,053
129
1.83
30,476
12,848
13,742
14,137
1,791
94,579
94,837
100,272
7,593
11,591
51,021
37,388
39,207
10,183
12,331
12,538
2,032
83,108
78,186
91,686
6,631
11,189
48,065
285,904
36,585
69,683
23,031
26,073
26,675
3,823
177,687
173,023
191,958
14,224
22,780
99,086
285,904
73,973
5,242
227
2,894
287
35
19,361
6,156
5,739
189
235
3,750
1,318
9,567
7.52
0.99
11.10
1.08
0.92
10.90
3.56
2.99
1.33
1.03
3.78
0.46
12.93
5,735
6,626
12,361
541
4.38
65,345
58,772
124,117
3,296
2.66
111,564
59,234
170,798
4,770
2.79
23,572
12,749
36,321
1,010
2.78
74,390
94,001
168,391
925
0.55
1,046,689
1,222,773
2,269,462
85,033
(8)
Lampiran 3.7
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
Jumlah Penderita
API/AMI
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
25,220
149,815
2,150
17,099
56,026
58,875
8,064
32,356
44,734
6,140
6.32
16.93
0.90
5.22
20.96
11.00
6.29
5.14
43.05
4.93
29,901
206,566
38,125
105,281
658
32,053
79,958
453,306
3,096
25,679
8,766
8,059
33,321
58,224
9,504
29,942
11,793
1,001
21,258
56,606
363,589
138,901
2,116,066
0.52
0.13
0.10
0.18
0.02
0.55
19.25
105.66
0.90
14.84
3.51
5.01
20.29
25.71
1.53
14.95
15.40
0.87
15.35
58.58
164.75
198.02
Lampiran 3.8
ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA
DI JAWA-BALI TAHUN 2001 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
2001
2002
2003
2004
2005
2006
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
DKI Jakarta
0.01
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
Jawa Barat
0.02
t.a.d
t.a.d
0.16
0.96
0.52
Jawa Tengah
1.46
t.a.d
t.a.d
0.51
0.06
0.13
DI Yogyakarta
10.43
t.a.d
t.a.d
0.97
0.06
0.10
Jawa Timur
0.12
t.a.d
t.a.d
0.08
0.47
0.18
Banten
t.a.d
t.a.d
t.a.d
0.00
0.02
Bali
0.08
t.a.d
t.a.d
0.03
0.02
0.55
0.62
0.47
0,22
0.15
0.15
0.19
Jawa-Bali
Ket :
Lampiran 3.9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Perkiraan
Kasus Menular
(2)
(4)
Cakupan Penemuan
Semua
Kasus
BTA Pos
(5)
(6)
(7)
6,486
20,169
7,085
8,011
4,332
12,245
2,850
11,842
1,578
2,180
9,369
42,533
34,243
2,119
38,194
10,240
2,190
9,290
8,789
9,385
4,615
6,914
6,060
4,556
5,146
15,946
4,497
1,846
2,131
2,461
1,658
5,415
-
4,274
18,969
5,131
4,003
2,981
7,660
1,768
6,788
1,059
1,249
18,749
53,707
33,543
2,283
35,975
14,131
2,690
5,751
5,783
5,688
2,078
5,032
3,111
4,778
2,898
10,211
3,685
1,703
1,319
2,785
913
6,894
-
3,251
16,678
3,650
2,597
2,610
5,101
1,343
4,614
785
823
7,301
30,515
17,330
1,232
23,068
7,745
1,374
3,756
3,772
4,513
1,623
3,577
2,056
4,149
2,430
8,446
3,187
1,509
1,135
1,546
529
3,075
-
50.12
82.69
51.52
32.42
60.25
41.66
47.13
38.96
49.74
37.75
77.93
71.74
50.61
58.14
60.40
75.63
62.73
40.43
42.92
48.09
35.17
51.74
33.93
91.07
47.22
52.97
70.87
81.75
53.27
62.81
31.90
56.78
304,373
277,589
175,320
75.68
Lampiran 3.10
Laki-laki
Provinsi
Jumlah
(1)
(2)
Perempuan
%
(3)
Jumlah
(4)
Laki-laki+ Perempuan
(5)
(6)
(7)
2,091
64.32
1,160
35.68
3,251
Sumatera Utara
10,791
64.70
5,887
35.30
16,678
Sumatera Barat
2,384
65.32
1,266
34.68
3,650
Riau
1,678
64.61
919
35.39
2,597
Jambi
1,597
61.19
1,013
38.81
2,610
Sumatera Selatan
3,172
62.18
1,929
37.82
5,101
Bengkulu
841
62.62
502
37.38
1,343
Lampung
2,844
61.64
1,770
38.36
4,614
489
62.29
296
37.71
785
10
Kepulauan Riau
1,678
64.61
919
35.39
2,597
11
DKI Jakarta
4,416
60.48
2,885
39.52
7,301
12
Jawa Barat
17,317
56.75
13,198
43.25
30,515
13
Jawa Tengah
9,515
54.90
7,815
45.10
17,330
14
DI Yogyakarta
726
58.93
506
41.07
1,232
15
Jawa Timur
12,745
55.25
10,323
44.75
23,068
16
Banten
4,638
59.88
3,107
40.12
7,745
17
Bali
779
56.70
595
43.30
1,374
18
2,283
60.78
1,473
39.22
3,756
19
2,052
54.40
1,720
45.60
3,772
20
Kalimantan Barat
2,915
64.59
1,598
35.41
4,513
21
Kalimantan Tengah
1,028
63.34
595
36.66
1,623
22
Kalimantan Selatan
2,210
61.78
1,367
38.22
3,577
23
Kalimantan Timur
1,295
62.99
761
37.01
2,056
24
Sulawesi Utara
2,514
60.59
1,635
39.41
4,149
25
Sulawesi Tengah
1,438
59.18
992
40.82
2,430
26
Sulawesi Selatan
4,913
58.17
3,533
41.83
8,446
27
Sulawesi Tenggara
1,875
58.83
1,312
41.17
3,187
28
Gorontalo
845
56.00
664
44.00
1,509
29
Sulawesi Barat
695
61.23
440
38.77
1,135
30
Maluku
861
55.69
685
44.31
1,546
31
Maluku Utara
319
60.30
210
39.70
529
32
Papua
1,754
57.04
1,321
42.96
3,075
33
59.12
72,396
40.88
177,094
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
104,698
Lampiran 3.11
No
0 - 14
Provinsi
15 - 24
25 - 34
55 - 64
>= 65
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(1)
(2)
12
16
247
185
400
254
425
216
464
226
394
198
149
65
2,091
1,160
3,251
Sumatera Utara
39
69
1302
998
2123
1326
2389
1351
2467
1182
1688
658
783
303
10,791
5,887
16,678
Sumatera Barat
20
18
386
275
517
293
415
220
463
227
357
137
226
96
2,384
1,266
3,650
Riau
17
14
225
170
377
216
386
197
342
178
222
105
109
39
1,678
919
2,597
Jambi
18
10
189
152
351
248
312
215
328
198
257
134
142
56
1,597
1,013
2,610
Sumatera Selatan
44
31
465
355
673
502
666
377
594
345
494
234
236
85
3,172
1,929
5,101
Bengkulu
121
105
167
116
177
98
161
89
144
62
64
23
841
502
1,343
Lampung
36
28
382
307
612
428
569
368
556
286
457
244
232
109
2,844
1,770
4,614
785
73
56
116
88
96
47
87
58
74
33
40
14
489
296
10
Kepulauan Riau
64
48
61
63
128
99
106
34
78
24
60
22
27
524
299
823
11
DKI Jakarta
76
64
1014
749
1295
833
823
509
627
401
391
225
190
104
4,416
2,885
7,301
12
Jawa Barat
135
161
3574
3258
4632
3579
3242
2569
2795
1941
1992
1267
947
423
17,317
13,198
30,515
13
Jawa Tengah
70
84
1528
1688
1940
1903
1789
1532
1779
1277
1572
987
837
344
9,515
7,815
17,330
14
DI Yogyakarta
120
112
161
132
103
79
142
73
104
68
92
38
726
506
1,232
15
Jawa Timur
115
138
1811
1901
2398
2415
2446
2170
2775
1880
2355
1427
845
392
12,745
10,323
23,068
16
Banten
25
31
894
696
1151
859
971
688
809
480
571
263
217
90
4,638
3,107
7,745
17
Bali
99
107
176
173
136
99
154
87
133
74
77
50
779
595
1,374
18
16
17
283
240
428
293
383
271
523
318
506
292
144
42
2,283
1,473
3,756
19
21
17
282
299
401
364
332
290
379
303
374
301
263
146
2,052
1,720
3,772
20
Kalimantan Barat
21
22
352
261
568
361
531
313
651
326
553
231
239
84
2,915
1,598
4,513
21
Kalimantan Tengah
112
96
206
137
225
149
227
103
156
60
95
44
1,028
595
1,623
22
Kalimantan Selatan
16
21
268
187
401
305
479
302
484
316
404
192
158
44
2,210
1,367
3,577
23
Kalimantan Timur
18
22
189
164
281
174
302
166
243
123
185
88
77
24
1,295
761
2,056
24
Sulawesi Utara
20
21
344
248
511
394
489
317
515
299
364
217
271
139
2,514
1,635
4,149
25
Sulawesi Tengah
166
164
299
230
293
227
345
182
228
140
99
41
1,438
992
2,430
26
Sulawesi Selatan
17
27
623
553
992
781
959
689
964
710
968
601
390
172
4,913
3,533
8,446
27
Sulawesi Tenggara
15
18
259
210
371
282
385
265
354
241
346
204
145
92
1,875
1,312
3,187
28
Gorontalo
117
106
182
136
210
152
187
141
115
87
32
39
845
664
1,509
29
Sulawesi Barat
85
63
130
91
148
87
150
88
122
74
58
29
695
440
1,135
30
Maluku
13
18
150
102
182
167
152
144
143
123
112
85
109
46
861
685
1,546
31
Maluku Utara
53
36
77
61
63
39
54
40
48
22
20
319
210
529
32
Papua
30
44
511
471
506
388
330
241
219
111
123
54
35
12
1,754
1,321
3,075
33
0
899
0
985
16,285
14,377
22,752
17,628
20,332
14,421
20,059
12,376
15,869
8,786
7,348
3,203
103,544
71,776
175,320
Lampiran 3.12
JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kasus
(2)
(3)
Case
Rate
Meninggal
(4)
(5)
6
242
64
97
83
91
23
102
50
203
2,565
940
290
89
863
42
399
62
29
553
1
12
10
101
2
143
2
3
0
119
3
947
58
2
48
32
40
29
22
6
32
3
91
420
138
138
11
258
11
74
16
4
106
1
5
8
37
1
62
1
53
1
221
-
8,194
1,871
0.15
1.96
1.41
2.13
3.08
1.35
1.43
1.42
4.81
16.94
28.15
2.40
0.74
2.71
2.33
0.46
11.44
1.49
0.69
13.56
0.05
0.37
0.34
4.68
0.09
1.91
0.10
0.33
0.00
8.94
0.33
51.42
10.24
Lampiran 3.13
JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU)
MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kasus Kumulatif
(2)
(3)
(5)
6
242
64
97
83
91
23
102
50
203
2,565
940
290
89
863
42
399
62
29
553
1
12
10
101
2
143
2
3
0
119
3
947
58
1
110
53
15
49
52
15
83
15
21
1,839
757
86
55
475
38
124
30
4
106
1
7
4
24
1
91
2
50
1
4
5
16.67
45.45
82.81
15.46
59.04
57.14
65.22
81.37
30.00
10.34
71.70
80.53
29.66
61.80
55.04
90.48
31.08
48.39
13.79
19.17
100.00
58.33
40.00
23.76
50.00
63.64
66.67
42.02
33.33
0.42
8.62
8,194
4,118
50.26
Lampiran 3.14
JUMLAH KASUS BARU AIDS DITEMUKAN PER TRIWULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan IV
(3)
(4)
(5)
(6)
0
5
6
0
21
7
0
29
8
6
174
90
19
0
22
0
23
14
0
36
0
0
1
7
0
0
2
0
0
25
0
7
0
502
1
58
18
0
4
0
0
0
2
16
105
93
25
8
44
0
31
1
0
85
0
0
2
0
0
0
0
0
0
7
0
9
0
509
0
4
1
0
0
18
0
0
0
10
188
257
32
62
30
0
27
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
2
17
0
655
17.47
17.72
22.80
Total
(7)
2
50
20
0
28
7
0
6
6
18
171
159
115
0
43
0
92
2
0
325
0
6
0
0
0
0
0
1
0
16
0
133
7
1,207
42.01
3
117
45
0
53
32
0
35
16
50
638
599
191
70
139
0
173
19
0
446
0
6
3
7
0
0
2
1
0
53
2
166
7
2,873
100.00
Lampiran 3.15
No
Provinsi
IDU
Pasangan
IDU
Wanita
Penjaja Seks
(WPS)
Pelanggan
WPS
Pasangan
Pelangan
WPS
Homoseks
Waria
(Wanita pria)
Pelanggan
Waria
Warga Binaan
Pemasyarakatan
Umum
Rata-rata
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(1)
1,030
150
40
180
40
120
20
20
30
1,630
Sumatera Utara
7,220
1,020
380
1,740
400
500
190
130
270
11,840
Sumatera Barat
2,750
390
50
200
50
110
30
20
60
3,660
Riau
1,660
240
730
2,160
280
180
360
230
110
5,940
Jambi
2,200
310
80
290
30
100
30
10
50
3,100
Sumatera Selatan
3,390
480
260
870
210
240
180
110
110
5,850
Bengkulu
730
110
140
340
80
60
60
40
1,550
Lampung
3,260
460
170
540
130
250
80
50
50
4,990
2,090
1,060
150
130
400
90
30
120
70
30
10
Kep.Riau
2,020
290
370
950
120
70
60
40
10
3,910
11
DKI Jakarta
16,680
2,370
1,360
3,720
670
550
210
120
1,150
26,810
12
Jawa Barat
10,640
1,510
1,080
3,310
520
1,980
430
250
1,270
20,980
13
Jawa Tengah
3,500
500
550
1,810
460
1,200
200
100
140
8,480
14
DI Yogyakarta
2,050
290
110
310
80
140
70
40
40
3,130
15
Jawa Timur
10,350
1,470
940
3,820
640
1,580
470
300
360
19,920
16
Banten
3,060
430
130
430
70
450
40
20
1,000
5,630
17
Bali
1,640
230
330
1,260
330
150
60
30
50
4,070
18
260
40
60
160
20
140
80
40
40
850
19
1,320
190
120
280
40
110
30
10
70
2,160
20
Kalimantan Barat
1,670
240
150
400
70
180
120
60
30
2,910
21
Kalimantan Tengah
800
110
250
540
100
90
110
60
20
2,070
22
Kalimantan Selatan
1,840
260
60
160
30
80
40
20
70
2,560
23
Kalimantan Timur
3,680
520
320
830
140
150
300
150
40
6,120
24
Sulawesi Utara
610
90
120
290
50
80
60
40
40
1,370
25
Sulawesi Tengah
1,130
160
80
290
50
80
50
40
40
1,910
26
Sulawesi Selatan
3,810
540
190
1,220
170
270
150
110
100
6,560
27
Sulawesi Tenggara
300
40
50
170
30
270
40
30
20
750
28
Gorontalo
130
20
50
140
20
30
30
20
450
29
Sulawesi Barat
360
50
30
100
20
30
10
10
10
610
30
Maluku
270
40
150
410
100
40
60
30
20
1,110
31
Maluku Utara
360
50
50
150
30
20
20
10
690
32
Papua
160
20
220
510
80
60
40
20
21,110
22,220
33
90
90,030
90000
10
12,780
12810
180
8,930
8910
390
28,370
28340
40
5,190
5200
20
9,360
9160
40
3,790
3760
20
2,250
2230
5,230
5190
6,370
27,480
27470
7,170
193,090
193070
Lampiran 3.16
No
Provinsi
Target Penemuan
Pneumonia Balita (10%)
< 1 Tahun
1 - 4 Tahun
Jumlah
< 1 Tahun
1 - 4 Tahun
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Sumatera Utara
Jumlah
(11)
379,251
37,925
1,123
4,200
5,323
14.04
1,213,987
121,399
14,603
26,704
41,307
34.03
Sumatera Barat
455,581
45,558
4,687
12,665
17,352
38.09
Riau
449,139
44,914
2,949
6,446
9,395
20.92
Jambi
263,074
26,307
1,348
5,594
6,942
26.39
Sumatera Selatan
788,345
78,835
9,776
18,089
27,865
35.35
Bengkulu
178,100
17,810
1,298
1,065
2,363
13.27
Lampung
762,762
76,276
4,074
7,261
11,335
14.86
107,260
10,726
2,255
6,070
8,325
77.62
10
Kepulauan Riau
126,552
12,655
94
139
233
1.84
11
DKI Jakarta
837,907
83,791
1,858
3,876
5,734
6.84
12
Jawa Barat
3,975,070
397,507
70,786
128,499
199,285
50.13
63
19
82
13
Jawa Tengah
3,479,694
347,969
14,977
30,390
45,367
13.04
14
DI Yogyakarta
241,046
24,105
137
314
451
1.87
15
Jawa Timur
3,054,408
305,441
27,155
48,625
75,780
24.81
10
16
Banten
1,223,515
122,352
6,676
10,133
16,809
13.74
17
Bali
334,230
33,423
2,573
4,675
7,248
21.69
18
535,489
53,549
21,079
30,802
51,881
96.89
46
53
19
426,029
42,603
5,711
6,557
12,268
28.80
20
Kalimantan Barat
466,782
46,678
3,845
6,960
10,805
23.15
21
Kalimantan Tengah
195,843
19,584
364
668
1,032
5.27
22
Kalimantan Selatan
357,691
35,769
5,704
10,905
16,609
46.43
23
Kalimantan Timur
275,074
27,507
5,121
6,776
11,897
43.25
24
Sulawesi Utara
210,327
21,033
1,832
2,381
4,213
20.03
25
Sulawesi Tengah
234,568
23,457
4,993
8,098
13,091
55.81
26
Sulawesi Selatan
793,615
79,362
5,518
9,947
15,465
19.49
197,563
19,756
2,375
4,959
7,334
37.12
91,484
9,148
1,669
2,348
4,017
43.91
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
109,840
10,984
858
1,648
2,506
22.82
30
Maluku
152,344
15,234
769
1,006
1,775
11.65
31
Maluku Utara
90,953
9,095
2,517
4,569
7,086
77.91
259,673
25,967
625
949
1,574
6.06
62,964
6,296
33
0.52
22,330,160
2,233,016
642,700
28.78
114
31
145
32
Papua
33
229,349
413,318
Lampiran 3.17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Populasi 2006
(2)
Hide
4,309,600
12,605,700
4,538,200
5,482,600
2,613,600
6,820,933
1,692,800
7,238,600
1,025,627
9,041,000
39,634,166
32,114,000
3,181,200
36,973,881
9,251,013
3,315,700
4,119,140
4,123,400
4,354,300
1,958,428
3,174,100
2,950,743
2,200,442
2,403,812
7,365,354
1,965,158
910,398
858,737
1,523,443
798,100
1,973,418
702,202
221,219,795
219141800
(2,077,995)
PB
(3)
127
29
7
21
2
35
4
23
9
171
450
186
1
504
82
9
57
46
34
5
20
23
69
72
214
31
14
33
46
133
234
270
2,961
13.01
Kasus Tercatat
MB
Jumlah
(4)
(5)
567
224
95
159
71
289
4
153
38
1,042
2,771
1,797
32
5,610
542
165
256
424
219
76
275
192
425
289
1,436
233
273
194
392
624
564
371
19,802
86.99
Angka Prevalensi
/10.000 Penduduk
(6)
694
253
102
180
73
324
8
176
47
1,213
3,221
1,983
33
6,114
624
174
313
470
253
81
295
215
494
361
1,650
264
287
227
438
757
798
641
22,763
100.00
1.61
0.20
0.22
0.33
0.28
0.48
0.05
0.24
0.46
1.34
0.81
0.62
0.10
1.65
0.67
0.52
0.76
1.14
0.58
0.41
0.93
0.73
2.25
1.50
2.24
1.34
3.15
2.64
2.88
9.49
4.04
9.13
1.03
Lampiran 3.18
JUMLAH KASUS BARU KUSTA DAN KECACATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Ket:
PB
(3)
151
38
32
6
7
25
2
21
13
107
386
303
4
732
72
26
118
39
20
14
22
23
89
112
358
52
12
47
61
179
292
187
3,550
Kasus Baru
MB
(4)
406
165
75
19
62
160
7
118
33
569
1,802
1,460
66
4,628
299
142
233
203
137
75
149
136
357
268
1,278
206
155
112
319
458
460
193
14,750
Jumlah
(5)
(6)
557
203
107
25
69
185
9
139
46
676
2,188
1,763
70
5,360
371
168
351
242
157
89
171
159
446
380
1,636
258
167
159
380
637
752
380
18,300
Cacat Tkt. 2
Jumlah
%
(7)
12.92
1.60
2.36
0.46
2.64
2.47
0.53
1.92
4.78
7.59
5.76
5.33
2.20
14.97
4.26
5.07
8.14
5.87
3.61
4.39
5.39
5.96
21.11
16.25
18.94
12.91
18.70
30.13
79.81
30.56
8.35
38
33
4
1
33
2
12
4
36
157
241
526
75
14
16
8
25
10
27
6
21
17
142
25
21
4
10
44
21
14
1,587
(8)
6.82
16.26
3.74
4.00
17.84
22.22
8.63
8.70
5.33
7.18
13.67
9.81
20.22
8.33
4.56
3.31
15.92
11.24
15.79
3.77
4.71
4.47
8.68
9.69
12.57
2.52
2.63
6.91
2.79
3.68
8.67
0 - 14 Tahun
Jumlah
%
(9)
16
20
10
1
0
9
1
12
4
37
219
163
10
638
64
5
61
13
12
3
7
13
35
16
85
25
11
8
56
135
115
101
1,905
(10)
2.87
9.85
9.35
4.00
4.86
11.11
8.63
8.70
5.47
10.01
9.25
14.29
11.90
17.25
2.98
17.38
5.37
7.64
3.37
4.09
8.18
7.85
4.21
5.20
9.69
6.59
5.03
14.74
21.19
15.29
26.58
10.41
Lampiran 3.19
No
Provinsi
Campak
Tetanus
Neonatorum
Difteri
Pertusis
Hepatitis B
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
470
2,426
338
1,208
324
476
76
700
5,681
3,550
201
5,567
2,398
544
164
16
650
289
1,501
40
1,448
702
83
42
320
288
36
29,538
5
1
2
0
8
0
15
0
0
0
31
0
0
15
11
0
0
3
3
0
3
0
1
5
5
5
1
0
1
1
2
0
118
95
2,014
17
2
13
8
23
2
1
76
20
37
29
2,337
1,357
1,267
188
121
89
34
26
463
1,159
335
60
892
83
618
368
9
5
205
42
20
17
223
7,581
482
37
193
24
553
48
39
20
331
1,727
Rumah Sakit
(8)
(9)
100
100
0
0
100
83
100
100
100
0
33
100
0
100
100
75
100
91
25
100
25
0
100
100
100
100
100
50
0
0
100
83
100
75.6
16.67
100
0
0
100
58.3
100
0
0
0
0
0
100
25
100
0
0
0
25
100
0
0
100
0
100
91
0
25
0
0
25
0
0
35.6
Lampiran 3.20
(4)
(5)
Sumatera Utara
(6)
(7)
0
0
4
0
(8)
(10)
0
0
2
0
(11)
(13)
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
Sumatera Barat
Riau
0
0
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
4
0
Lampung
15
1
0
3
0
9
0
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
12
17
0
7
0
4
0
(14)
(15)
(16)
(17)
0
1
0
0
1
0
2
0
(19)
(20)
0
0
0
0
0
1
(21)
0
1
0
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
3
0
0
0
0
0
2
0
Tidak Diketahui
Tidak
Ya
Tidak Diketahui
Lain-lain
Bambu
Gunting
(22)
Dirawat di RS
(28)
4
0
0
(29)
0
0
1
0
6
0
2
0
3
0
12
0
0
0
1
0
10
0
4
0
0
0
4
0
6
0
4
0
1
0
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
23
0
7
0
1
0
21
0
2
0
20
0
1
0
5
0
5
0
26
0
2
0
0
0
5
0
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
9
0
4
0
16
0
2
0
Lain-lain
Tradisional
Alkohol/Iodium
(18)
Tidak Diketahui
Tidak Diketahui
Tradisional
Dokter
Bidan/Perawat
Penolong Persalinan
Tidak Diketahui
TT1
TT2+
(9)
Tidak Diimunisasi
Status Imunisasi
Tidak Diketahui
Tanpa pemeriksaan
Tradisional
(3)
Bidan/Perawat
(2)
(1)
Dokter
Provinsi
Meninggal
No
Total
Pemeriksaan Kehamilan
0
0
2
0
0
1
7
0
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
15
11
10
10
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
0
0
11
0
0
0
0
11
Bali
0
0
11
17
0
0
0
11
15
Banten
0
11
11
16
5
0
18
19
20
Kalimantan Barat
3
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
3
0
3
0
0
0
Kalimantan Tengah
3
0
21
0
0
3
3
22
Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
0
Kalimantan Timur
2
0
23
0
0
0
0
0
0
1
1
1
3
4
1
0
0
1
0
3
2
2
0
0
0
0
0
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
4
1
3
3
2
1
Sulawesi Tenggara
1
0
1
0
27
2
1
1
0
Sulawesi Selatan
0
0
26
0
1
2
1
28
Gorontalo
Sulawesi Barat
0
0
29
0
0
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
0
118
2
0
0
0
1
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
46
1
1
0
1
57
0
24
19
0
17
0
19
0
16
61
0
22
0
2
0
25
76
0
15
0
31
0
0
0
0
2
0
0
0
0
31
36
0
20
57
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
23
18
0
20
84
0
12
0
22
Lampiran 3.21
JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Rawat Inap RS
Jumlah Kasus
Puskesmas
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
Jumlah
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Meninggal
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
47
164
143
98
18
470
470
89
280
589
865
342
161
2,237
2,426
49
135
129
22
338
338
41
140
344
528
131
24
1,167
1,208
29
79
116
57
288
324
50
147
223
45
11
476
476
12
30
25
76
76
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
28
48
24
100
10
11
34
50
37
137
88
266
160
23
286
823
18
97
60
185
Sulawesi Tengah
10
Gorontalo
14
47
196
311
111
35
700
0
700
536
1,993
2,251
719
182
5,681
5,681
99
191
751
1,550
675
147
3,314
3,550
35
34
23
13
25
110
49
201
201
108
234
84
281
715
287
1,283
441
71
1,947
4,029
5,567
279
1,074
969
68
2,398
2,398
11
21
64
186
76
338
544
31
97
23
164
164
10
56
73
235
184
72
26
100
141
18
0
0
270
16
30
86
118
41
278
0
12
11
11
11
14
178
839
345
27
18
33
69
195
24
16
16
16
580
650
289
289
33
14
28
61
58
Sulawesi Selatan
11
113
Sulawesi Tenggara
21
11
75
26
31
20
27
116
302
385
134
16
953
1,501
40
40
50
11
1,423
1,448
313
59
642
702
43
83
83
11
10
39
42
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
51
137
118
14
320
320
32
Papua
62
116
86
24
288
288
33
15
36
36
1351
2,576
8,886
9,606
2,899
2,619
26,586
29,538
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
170
471
467
191
302
1,601
168
417
313
166
287
Lampiran 3.22
No
< 1 Tahun
Provinsi
1 - 4 Tahun
> 15 Tahun
Jumlah
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(18)
(19)
(20)
(1)
(2)
17
65
45
4.44
37
47
211
Sumatera Utara
77
3.90
200
0.50
198
1.01
142
0.70
160
777
1.03
Sumatera Barat
105
73
69.52
259
196
75.68
273
217
79.49
155
62
40.00
230
15
1,022
563
55.09
Riau
93
3.23
409
127
31.05
425
94
22.12
257
74
28.79
161
1,345
305
22.68
Jambi
10
29
3.45
31
29.03
16
18.75
88
13
14.77
Sumatera Selatan
13
15.38
69
19
27.54
70
35
50.00
18
10
55.56
43
27
213
93
43.66
Bengkulu
31
21
67.74
66
25
37.88
72
29
40.28
42
10
23.81
34
245
91
37.14
Lampung
99
7.07
316
21
6.65
364
29
7.97
189
15
7.94
106
1,074
75
6.98
50.00
20
40.00
20
11
55.00
13
11
84.62
62
31
50.00
0.95
10
Kep.Riau
45
156
93
63
132
489
11
DKI Jakarta
137
667
1.35
254
124
107
1,289
0.70
155
519
384
138
138
1,334
32
16
50.00
84
68
80.95
20
24
120.00
100.00
144
114
79.17
14.98
1,168
98
8.39
1,097
98
8.93
697
66
9.47
833
64
4,022
360
8.95
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
227
34
16
Banten
328
1,276
1,093
269
44
3,010
17
Bali
100.00
19
13
68.42
14
42.86
47
24
51.06
18
40.00
25.00
19
21
38.10
107
56
52.34
88
35
39.77
46
22
47.83
23
285
127
44.56
20
Kalimantan Barat
43
120
4.17
50
4.00
24
4.17
73
310
2.58
21
Kalimantan Tengah
57
13
22.81
139
65
46.76
154
71
46.10
69
39
56.52
42
14
461
202
43.82
22
Kalimantan Selatan
130
38
29.23
462
122
26.41
450
90
20.00
236
12
5.08
107
1,385
262
18.92
23
Kalimantan Timur
12
11
91.67
30
23
76.67
42
12
28.57
22
18.18
115
57
49.57
24
Sulawesi Utara
66.67
44.44
100.00
19
12
63.16
115
115
100.00
247
247
100.00
148
148
100.00
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
28
154
92
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
59.7403
513
245 47.7583
397
201 50.6297
55
54
98.18
16
13
581
577
99.31
211
104
49.2891
150
85
1,425
727
51.02
27
13
48.15
30
16
53.33
37.50
74
36
48.65
100.00
66.67
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
23
11
47.83
41
25
60.98
31
19
61.29
10
40.00
112
61
54.46
32
Papua
52
10
19.23
63
27
42.86
43
27
62.79
23
34.78
15
196
74
37.76
33
16
47
6.38
72
4.17
2,009
467
23.25
7,136
1,425
19.97
5,900
1,180
20.00
2,881
509
17.67
2,496
257
20,422
3,838
18.79
Lampiran 3.23
JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
Rawat Inap RS
>45 th
Jumlah
<1th
(7)
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
26
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kep.Riau
11
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
14
40
20
21
95
95
211
407
557
660
1982
2,014
17
17
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
14
12
147
13
13
23
23
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
25
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
10
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
43
76
20
20
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
37
37
33
10
15
32
19
16
0
0
14
18
43
22
19
28
1
6
11
16
11
16
69
157
276
509
599
684
29
29
2225
2,337
Lampiran 3.24
JUMLAH KASUS PENYAKIT PERTUSIS (BATUK REJAN) DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
Rawat Inap RS
>45 th
Jumlah
<1th
1 - 4 th
(7)
(8)
(9)
(10)
(1)
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
5 - 14 th 15 - 44 th
(11)
(12)
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
0
9
20
12
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
93
283
310
358
313
1,357
1,357
47
132
302
387
201
154
1,176
1,267
44
16
19
20
53
88
23
188
188
27
30
26
18
20
121
121
17
31
20
18
72
89
Lampung
10
34
34
26
10
Kep.Riau
26
-
11
DKI Jakarta
28
95
91
149
100
463
463
12
Jawa Barat
90
305
386
240
138
1,159
1,159
13
Jawa Tengah
20
60
234
326
335
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
21
24
60
60
16
Banten
139
177
278
144
154
892
892
17
Bali
77
18
36
20
13
19
20
Kalimantan Barat
262
220
130
38
86
81
103
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
6
-
55
83
-
618
618
363
368
9
-
9
-
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
19
95
79
27
33
1,770
1,991
1,577
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
31
56
96
10
16
23
24
64
12
21
0
5
53
50
75
69
252
5
-
13
1
8
13
11
17
19
40
50
144
617
205
42
20
20
17
17
223
223
1,230
7,185
7,581
0
18
45
5
-
Lampiran 3.25
JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINIS DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
(1)
(2)
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
Rawat Inap RS
>45 th
Jumlah
<1th
(7)
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
43
83
52
22
58
190
690
261
0
3
30
15
319
17
677
27
1174
15
2,203
62
385
449
21
81
214
78
397
397
18
65
227
429
354
1,093
4,197
293
300
901
63
26
101
76
40
33
82
38
86
118
43
10
21
122
22
96
232
429
182
961
1,119
186
186
1,221
1,221
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
14
27
10
28
81
81
12
Jawa Barat
22
89
356
332
164
963
963
13
Jawa Tengah
13
107
169
180
473
473
14
DI Yogyakarta
16
29
29
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
65
34
102
18
32
21
36
40
50
50
0
0
6
27
21
22
17
26
28
136
34
23
79
24
114
92
17
41
50
162
2
20
36
20
64
216
130
130
292
326
530
206
1,161
1,265
44
54
54
54
170
90
322
486
20
42
42
110
110
11
23
11
46
14
51
30
107
15
21
138
216
123
513
666
35
62
21
132
12
106
61
183
11
20
55
152
97
335
650
23
14
57
161
92
347
347
309
364
Maluku Utara
60
267
1,758
1,758
32
Papua
72
276
1,277
1,277
33
23
261
2
3
23
Indonesia
18
68
0
1
11
56
391
24
939
1,279
31
2,676
13
30
137
807
10
692
24
1,671
316
1,187
51
429
270
2,828
178
617
445
5,325
76
385
214
2,757
12,413
16,760
Lampiran 3.26
JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
Rawat Inap RS
>45 th
Jumlah
<1th
(7)
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Jumlah
(13)
(14)
0
3
27
53
35
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
Meninggal
<1th
(15)
(16)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
119
36
145
181
363
0
6
482
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
21
13
37
37
Bengkulu
63
11
56
63
130
193
Lampung
10
Kep.Riau
11
31
21
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
15
24
17
Bali
18
19
10
64
201
246
40
553
553
16
23
48
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
38
39
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
17
25
26
12
12
16
23
58
25
54
0
20
10
17
41
97
56
273
331
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
0
8
13
55
130
72
278
0
27
119
298
627
378
1,449
0
7
1,727
Lampiran 3.27
Provinsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
57
56
4.67
4.42
Sumatera Utara
77
75
1.79
1.79
Sumatera Barat
35
34
2.43
2.43
Riau
35
35
2.43
2.43
Jambi
36
36
4.50
4.50
Sumatera Selatan
56
56
2.43
2.39
Bengkulu
13
13
2.60
2.60
Lampung
58
57
2.59
2.55
10
10
3.33
3.33
10
Kepulauan Riau
2.00
2.00
11
DKI Jakarta
52
52
2.26
2.26
12
Jawa Barat
238
237
2.19
2.17
13
Jawa Tengah
193
190
2.21
2.17
14
DI Yogyakarta
20
20
3.33
3.33
15
Jawa Timur
233
228
2.85
2.79
16
Banten
63
62
2.21
2.21
17
Bali
30
30
3.75
3.75
18
35
35
2.50
2.50
19
32
32
2.29
2.29
20
Kalimantan Barat
41
41
2.93
2.93
21
Kalimantan Tengah
13
13
2.17
2.17
22
Kalimantan Selatan
29
29
3.22
3.22
23
Kalimantan Timur
31
28
3.50
3.50
24
Sulawesi Utara
23
23
4.60
4.60
25
Sulawesi Tengah
11
11
1.57
1.57
26
Sulawesi Selatan
48
48
2.09
2.09
27
Sulawesi Tenggara
22
22
3.14
3.14
28
Gorontalo
13
13
4.33
4.33
29
Sulawesi Barat
1.33
1.33
30
Maluku
1.75
1.75
31
Maluku Utara
2.33
2.33
32
Papua
10
10
2.00
2.00
33
1.33
1.33
2.49
2.46
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
4
1,544
1,526
Lampiran 3.28
JUMLAH KASUS AFP MENURUT KRITERIA KLASIFIKASI KLINIS DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Klasifikasi Klinis
Kompatibel
(4)
Bukan Polio
(5)
53
Sumatera Utara
75
Sumatera Barat
34
Riau
34
Jambi
36
Sumatera Selatan
55
Bengkulu
13
Lampung
56
10
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
52
12
Jawa Barat
234
13
Jawa Tengah
187
14
DI Yogyakarta
20
15
Jawa Timur
223
16
Banten
62
17
Bali
30
18
35
19
32
20
Kalimantan Barat
41
21
Kalimantan Tengah
13
22
Kalimantan Selatan
29
23
Kalimantan Timur
28
24
Sulawesi Utara
23
25
Sulawesi Tengah
11
26
Sulawesi Selatan
48
27
Sulawesi Tenggara
22
28
Gorontalo
13
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
10
33
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
15
1,509
Lampiran 3. 29
No
Provinsi
AFP
Kontak (+)
Meninggal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jawa Timur
TOTAL
228
56
284
Lampiran 3.30
No
Rawat Inap RS
Rawat Jalan RS
Provinsi
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
>45 th
(7)
Jumlah
<1th
1 - 4 th
(8)
(9)
(10)
5 - 14 th 15 - 44 th
(11)
(12)
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
(1)
(2)
22
Sumatera Utara
10
41
58
21
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kep.Riau
11
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
(20)
Jumlah
RS + Puskesmas
(21)
(22)
16
22
40
78
56
219
311
321
251
1102
1216
13
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
10
21
21
13
Jawa Tengah
10
18
18
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
13
165
29
0
4
37
166
245
33
272
23
473
481
18
88
1042
25
34
2
10
10
22
40
47
41
41
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
20
35
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
14
15
21
10
0
3
26
187
290
75
578
0
0
396
404
0
0
50
204
308
71
633
246
294
1,338
2,554
Lampiran 3.31
Penyakit
Frekuensi
Kasus
Mati
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Anthrax
21
4.76
Campak
42
1,644
0.55
Cikungunya
29
3,365
DBD
167
3,253
68
2.09
Diare
10
148
11,777
42
0.36
Difteri
15
6.67
Malaria Klinis
10
31
3,705
30
0.81
Keracunan Makanan
11
43
937
Kolera
78
10 Rabies
27
123
19
15.45
11 Rubella
70
12 Tetanus
38
42
18
42.86
536
25,030
188
0.75
TOTAL
Sumber: Profil Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
Lampiran 3.32
Provinsi
(1)
(2)
2002
M
CFR
2003
M
CFR
2004
M
CFR
2005
M
CFR
2006
M
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
CFR
(17)
413
10
2.42
401
10
2.49
267
2.25
163
3.07
Sumatera Utara
30
10.00
67
2.99
145
4.14
401
13
3.99
Sumatera Barat
52
3.85
442
1.58
367
10
2.72
40
Riau
25.00
113
4.42
Jambi
131
3.82
Sumatera Selatan
442
0.23
95
1.05
46
Bengkulu
591
10
1.69
218
2.75
Lampung
20
5.00
133
5.26
95
2.11
10
Kepulauan Riau
11
DKI
12
Jawa Barat
692
1.30
522
1.34
51
0.00
148
0.68
880
12
1.36
-
13
Jawa Tengah
53
7.55
137
2.92
14
DI Yogyakarta
104
0.96
0.00
15
Jawa Timur
206
248
0.81
349
1.15
48
226
0.44
16
Banten
17
Bali
161
2.48
43
4.65
1,371
26
1.90
106
0.94
68
0.00
199
0.00
18
15
0.00
102
0.98
19
2,986
28
0.94
456
1.75
2,194
28
1.28
1,223
45
3.68
20
Kalimantan Barat
49
6.12
256
0.00
21
Kalimantan Tengah
100
54
11.11
22
Kalimantan Selatan
373
1.88
488
1.43
23
Kalimantan Timur
352
17
4.83
325
0.31
24
Sulawesi Utara
53
3.77
139
0.00
50
2.00
2.60
25
Sulawesi Tengah
89
3.37
129
11
8.53
378
1.32
69
13
18.84
269
26
Sulawesi Selatan
595
34
5.71
42
19.05
27
Sulawesi Tenggara
170
0.00
369
0.00
28
Gorontalo
Sulawesi Barat
29
30
Maluku
31
32
Maluku Utara
Papua
33
Indonesia
Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
P = Penderita
M = Meninggal
C = Case Fatality Rate
125
0.80
177
12
5.65
20
15.00
296
2.70
49
8.16
133
5.26
133
5.31
126
12
9.52
38
13.16
486
37
7.61
6,544
158
2.41
5,789
94
1.62
4,622
128
2.77
3,314
1.60
5,051
127
2.51
10,980
277
2.52
53
Lampiran 3.33
JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2006
No
Tahun 2002
Provinsi
(1)
(2)
Tahun 2004
Tahun 2003
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
623
1.6
13.74
292
0.7
6.88
514
0.97
Riau
978
0.8
19.42
715
0.7
13.98
1,050
2.00
Jambi
272
4.0
10.71
80
2.5
2.83
275
1.45
Sumatera Selatan
1,406
1.8
19.71
1,403
2.1
17.87
1,270
Bengkulu
14
0.0
0.91
0.0
0.13
Lampung
197
5.1
3.43
624
2.6
9.29
29
3.4
3.21
241
4.1
26.68
53
10 Kepulauan Riau
Tahun 2006
Tahun 2005
92
8.7
2.13
128
3.1
2.76
252
4.37
5.43
629
1.59
14.86
758
1.98
19.43
348
3.7
2.80
878
2.7
7.07
1,093
2.20
8.79
3,657
1.80
30.75
2,125
1.60
16.86
12.11
1,154
1.99
25.89
1,067
1.22
23.87
20.53
1,850
1.73
41.19
948
1.90
21.04
9.74
353
3.12
13.38
365
3.01
13.83
1.34
16.06
1,621
0.56
18.38
2,272
0.09
32.48
204
0.98
13.25
61
3.28
3.60
129
908
1.54
13.51
736
1.63
10.54
1,402
1.00
5.65
46
4.35
4.60
58
0.00
746
3.49
57.58
969
2.89
74.79
0.78
7.61
20.08
5.80
11 DKI Jakarta
5,750
0.9
66.86
14,071
0.4
125.09
20,510
0.43
260.08
23,466
0.34
296.87
24,932
0.16
316.17
12 Jawa Barat
4,817
1.3
13.56
8,683
2.1
23.64
19,014
1.13
52.20
18,590
1.53
47.50
25,851
1.06
66.08
13 Jawa Tengah
6,357
1.6
19.09
8,490
2.3
25.51
9,047
1.80
27.11
6,583
2.29
19.61
10,924
2.01
33.72
992
1.0
28.57
1,553
2.3
47.09
2,206
1.41
66.89
971
1.24
29.44
2,184
1.05
66.22
5,308
1.3
15.04
4,216
1.4
11.94
8,287
1.45
23.48
15,251
1.74
42.94
20,374
1.21
56.19
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
713
0.7
8.00
700
3.6
8.17
2577
2.25
30.08
2,045
1.27
23.87
2,306
1.52
26.92
3,986
0.3
130.87
2,364
0.3
76.78
1935
0.41
58.64
3,596
0.50
108.97
5,629
0.53
170.57
232
1.3
5.91
196
4.6
5.06
805
1.99
20.77
1,062
1.41
26.62
623
0.64
15.59
24
4.2
0.63
260
3.2
6.34
1381
3.11
35.00
735
1.36
17.75
251
1.20
6.36
1,910
1.6
49.97
349
2.0
9.13
212
2.36
5.55
1,220
1.07
31.92
2,659
1.32
65.94
17 Bali
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
72
2.8
4.00
300
3.0
16.36
453
1.32
24.70
491
0.81
26.75
513
0.78
27.42
22 Kalimantan Selatan
365
0.3
17.04
178
3.4
7.47
378
0.79
10.30
341
2.35
9.29
455
1.54
12.40
23 Kalimantan Timur
2,011
2.0
80.08
1,926
1.5
77.32
2276
1.80
91.37
3,165
2.59
121.74
2,714
2.80
103.64
974
1.4
47.47
369
1.3
15.75
225
4.89
10.56
1,926
1.35
119.89
1,290
1.47
59.62
25 Sulawesi Tengah
81
2.5
3.27
184
1.0
7.47
293
3.41
13.06
780
1.00
31.73
492
2.24
20.01
26 Sulawesi Selatan
2,408
1.6
31.71
2,636
1.5
31.41
3500
0.69
41.70
2,822
1.81
34.65
2,612
0.84
35.03
51
0.0
2.91
43
2.3
2.45
266
0.75
13.89
758
2.90
39.25
95
3.16
4.73
0.0
0.31
30
0.0
3.54
14
0.00
1.60
206
0.00
23.50
302
0.66
32.90
27
2.00
2.66
31
3.23
3.06
0.00
0.00
0.00
0.00
16.09
24 Sulawesi Utara
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
0.0
0.00
0.0
0.00
0.00
0.00
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
63
3.2
7.20
1.0
0.23
74
9.46
8.71
24
4.17
2.65
138
2.90
300
1.0
14.19
603
0.8
29.13
390
2.05
18.84
183
1.09
11.02
60
0.00
3.55
184
3.26
32.62
128
0.00
22.69
40,377
1.3
19.24
51,516
1.5
23.87
79,462
1.2
37.11
95,279
1.36
43.42
114,656
1.04
52.48
Lampiran 3.34
Provinsi
(1)
(2)
2004
2005
2006
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
16
80.0
12
57.1
15
71.4
Sumatera Utara
15
65.2
17
68.0
19
76.0
Sumatera Barat
56.3
10
52.6
12
63.2
Riau
14
87.5
11
100.0
11
100.0
Jambi
Sumatera Selatan
7
8
90.0
70.0
10
100.0
11
71.4
64.3
64.3
Bengkulu
71.4
33.3
77.8
Lampung
10
100.0
10
100.0
10
100.0
71.4
71.4
-
85.7
Kepulauan Riau
5
-
10
83.3
50.0
11
DKI Jakarta
83.3
83.3
83.3
12
Jawa Barat
25
100.0
25
100.0
25
100.0
13
Jawa Tengah
35
100.0
35
100.0
35
100.0
14
DI Yogyakarta
100.0
100.0
100.0
15
Jawa Timur
38
100.0
38
100.0
38
100.0
16
Banten
100.0
100.0
100.0
17
Bali
100.0
100.0
100.0
18
100.0
100.0
88.9
19
10
62.5
43.8
6.3
20
Kalimantan Barat
90.0
58.3
10
83.3
21
Kalimantan Tengah
11
78.6
42.9
42.9
22
Kalimantan Selatan
13
100.0
13
100.0
12
92.3
23
Kalimantan Timur
13
100.0
12
92.3
13
100.0
24
Sulawesi Utara
87.5
100.0
100.0
25
Sulawesi Tengah
55.6
10
100.0
70.0
26
Sulawesi Selatan
23
82.1
21
91.3
20
87.0
27
Sulawesi Tenggara
14.3
60.0
50.0
28
Gorontalo
100.0
100.0
Sulawesi Barat
40.0
-
29
2
-
20.0
40.0
30
Maluku
0.0
0.0
0.0
31
Maluku Utara
37.5
37.5
37.5
32
Papua
21.4
-
20.0
15.0
6
-
33
326
74.1
4
330
44.4
75.0
2
330
22.2
75.0
Lampiran 3.35
JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES
SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
(3)
Seluruhnya
(4)
Jumlah Kabupaten/Kota
Terjangkit
(6)
(7)
(5)
Jumlah Kasus
GHTR
Pemberian VAR
Lyssa
(8)
(9)
(10)
(12)
32
22
21
18
85.71
270
195
Sumatera Utara
42
40
25
23
92.00
1,702
1,201
Sumatera Barat
211
142
19
18
94.74
2,538
1,771
10
354
Riau
109
22
11
72.73
314
210
Jambi
59
42
10
10
100.00
465
299
286
Sumatera Selatan
36
27
14
12
85.71
529
462
Bengkulu
26
13
100.00
68
57
Lampung
21
10
80.00
597
388
8.00
266
214
16.67
10
10
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
19
6
8
25
35
5
38
9
68
33
16
37.50
1,267
1,129
12
8.33
36
Kalimantan Tengah
52
26
14
64.29
596
400
27
22
Kalimantan Selatan
81
41
13
11
84.62
46
40
23
Kalimantan Timur
19
23
13
69.23
161
98
24
Sulawesi Utara
100.00
1,662
317
21
256
25
Sulawesi Tengah
40
19
10
11
110.00
438
271
15
165
26
Sulawesi Selatan
22
112
23
12
52.17
979
433
10
51
27
Sulawesi Tenggara
84
66
10
90.00
1,014
775
11
66
28
Gorontalo
73
27
100.00
105
40
29
Sulawesi Barat
40.00
162
150
30
Maluku
28
37.50
502
389
23
31
Maluku Utara
13
37.50
202
164
10
32
Papua
33
199
45.23
9,013
106
20
Indonesia
9
1,031
681
440
13,929
1,260
Lampiran 3.36
Provinsi
(1)
(2)
2002
2003
Tahun
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
2006
(8)
1,908
1,940
1,896
2,354
2,359
Sumatera Utara
52
45
102
104
104
Sumatera Barat
30
32
30
149
231
Riau
267
267
243
532
532
Jambi
136
134
220
218
255
Sumatera Selatan
91
44
130
191
191
Bengkulu
67
55
57
79
94
Lampung
73
73
73
74
74
73
78
37
160
151
31
10
Kepulauan Riau
21
31
11
DKI Jakarta
12
12
12
53
53
12
Jawa Barat
156
156
78
229
252
136
136
226
224
224
144
167
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
119
207
207
67
69
76
67
11
18
62
62
62
62
62
19
1,706
1,706
1,706
1,627
1,682
20
Kalimantan Barat
156
156
261
232
232
21
Kalimantan Tengah
123
118
117
202
202
22
Kalimantan Selatan
169
135
249
385
385
409
23
Kalimantan Timur
282
272
195
409
24
Sulawesi Utara
72
72
23
26
30
25
Sulawesi Tengah
82
82
82
451
451
26
Sulawesi Selatan
154
154
110
83
60
27
Sulawesi Tenggara
197
197
182
119
181
14
83
224
224
91
92
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
57
32
Papua
33
390
Indonesia
6,217
57
390
6,635
30
30
70
12
12
36
1,334
1,132
254
264
355
10,239
10,427
6,430
Lampiran 3.37
Provinsi
Jumlah Kasus
(1)
(2)
(3)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
1,172
2.80
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
1,517
7.92
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
152
1.08
31
Maluku Utara
32
Papua
33
1,850
10.01
849
15.07
5,540
0.25
Lampiran 3.38
No
Provinsi
(1)
(2)
2002
Kasus
Meninggal
(3)
Tahun
2004
Kasus
Meninggal
2003
Kasus
Meninggal
(4)
(5)
(6)
(7)
Kasus
(8)
2005
Meninggal
(9)
Kasus
(10)
2006
Meninggal
(11)
(12)
49
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
138
21
65
78
62
51
12
Jawa Barat
12
13
Jawa Tengah
12
40
10
34
10
35
14
DI Yogyakarta
20
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
18
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
150
21
87
10
166
25
114
16
138
11
Lampiran 3.39
Provinsi
(1)
(2)
Kasus
2002
Diobati
Meninggal
(3)
(4)
(5)
Kasus
2003
Diobati
Meninggal
(6)
(7)
(8)
Kasus
Tahun
2004
Diobati
Meninggal
Kasus
2005
Diobati
Meninggal
Kasus
2006
Diobati
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Meninggal
(17)
Sumatera Utara
126
126
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
78
78
66
66
43
43
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
422
422
22
22
410
203
83
83
76
46
184
184
160
160
684
684
248
248
453
246
217
217
78
48
17 Bali
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2006
Lampiran 3.40
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Kasus
2002
Diobati
Meninggal
(3)
(4)
(5)
6
2
27
35
6
2
27
35
0
1
7
8
Kasus
2003
Diobati
Meninggal
Kasus
(6)
(7)
(8)
(9)
14
20
6
40
14
20
6
40
0
2
0
2
Jumlah
2004
Diobati Meninggal
(10)
69
26
14
109
69
26
14
109
(11)
6
0
2
8
Kasus
2005
Diobati
Meninggal
Kasus
2006
Diobati
Meninggal
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
30
30
16
76
30
30
16
76
0
1
0
1
8
7
15
7
7
14
1
1
Lampiran 3.41
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
(4)
205
205
903
345
2,877
4,125
Spesimen Pool
Diperiksa
Positif
(6)
4
4
(7)
3
3
(8)
194
456
650
Lampiran 3.42
KEPESERTAAN DAN JENIS KASUS KECELAKAAN KERJA (PT JAMSOSTEK)
TAHUN 2006
Kepesertaan
No
Provinsi
(1)
(2)
Perusahaan
Tenaga Kerja
Sembuh
Cacat
Fungsi
(3)
(4)
(5)
(6)
Cacat
Sebagian
(7)
(9)
Jumlah
% Kecelakaan Kerja
(10)
1 Kanwil I
6,337
500,473
12,260
461
268
162
13,159
2.63
2 Kanwil II
9,050
896,896
7,938
624
388
48
213
9,211
1.03
3 Kanwil III
18,732
1,857,017
7,515
515
380
24
361
8,795
0.47
4 Kanwil IV
13,056
1949192
27,251
1,284
788
23
351
29,697
1.52
5 Kanwil V
9,086
723,765
10,506
152
169
163
10,997
1.52
6 Kanwil VI
13,616
1,090,768
17,009
819
483
10
315
18,636
1.71
7 Kanwil VII
6,283
457,853
2,035
910
304
128
3,378
0.74
8 Kanwil VIII
6,192
243,731
1,313
208
138
91
1,751
0.72
82,352
7,719,695
85,827
4,973
2,918
122
1,784
95,624
1.24
Indonesia
Sumber: Pusat Kesehatan Kerja, 2006
Catatan :
Lampiran 4.1
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Ibu Hamil
No
Provinsi
(1)
(2)
Ibu Bersalin
Jumlah
K1
% K1
K4
% K4
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kunjungan Neonatus
Jumlah
Ditolong
Nakes
% Ditolong
Nakes
(8)
(9)
(10)
Jumlah
Kunjungan
Neonatus1
% KN 1
Kunjungan
Neonatus2
% KN2
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
113,856
98,176
86.23
86,698
76.15
108,988
80,032
73.43
103,684
75,524
2 Sumatera Utara
330,560
288,557
87.29
272,738
82.51
317,263
243,848
76.86
304,373
239,112
72.84
78.56
61,653
59.46
219,894
72.24
3 Sumatera Barat
118,348
104,851
88.60
90,197
76.21
112,969
85,404
75.60
107,526
89,186
82.94
89,186
82.94
4 Riau
133,638
123,200
92.19
112,745
84.37
127,382
95,919
75.30
121,683
103,137
84.76
97,005
79.72
73,274
67,388
91.97
61,055
83.32
67,354
52,567
78.05
64,991
56,929
87.60
53,837
82.84
177,915
163,332
91.80
152,756
85.86
170,751
141,337
82.77
163,162
131,763
80.76
126,628
77.61
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
45,255
38,865
85.88
34,884
77.08
43,488
31,156
71.64
41,821
31,723
75.85
29,997
71.73
8 Lampung
184,643
172,362
93.35
156,700
84.87
176,250
133,579
75.79
167,855
145,652
86.77
140,763
83.86
29,226
26,850
91.87
25,155
86.07
27,879
23,598
84.64
26,291
23,913
90.96
41,426
37,161
89.70
33,107
79.92
38,096
27,839
73.08
37,063
21,625
58.35
20,063
54.13
11 DKI Jakarta
205,533
224,827
109.39
188,874
91.89
199,386
164,853
82.68
189,327
161,480
85.29
150,810
79.66
12 Jawa Barat
1,004,738
856,652
85.26
777,660
77.40
925,002
650,643
70.34
555,408
721,953
129.99
732,628
131.91
13 Jawa Tengah
677,918
649,136
95.75
602,304
88.85
654,560
564,198
86.20
628,886
576,258
91.63
574,301
91.32
14 DI Yogyakarta
51,928
49,718
95.74
42,750
82.33
48,137
40,068
83.24
46,433
0.00
38,901
83.78
93.62
559,292
80.57
637,402
547,566
85.91
634,441
565,992
89.21
554,467
87.39
15 Jawa Timur
16 Banten
694,203
649,943
269,259
234,996
87.28
189,009
70.20
256,840
161,922
63.04
245,263
94,301
38.45
211,019
86.04
67,187
62,136
92.48
58,198
86.62
64,153
57,826
90.14
61,097
57,769
94.55
57,571
94.23
111,232
106,163
95.44
95,621
85.97
106,421
82,615
77.63
101,254
89,525
88.42
87,448
86.36
122,638
106,537
86.87
77,541
63.23
112,300
77,221
68.76
107,925
87,044
80.65
83,237
77.12
20 Kalimantan Barat
107,981
90,960
84.24
82,756
76.64
103,235
68,214
66.08
98,575
54,858
55.65
52,586
53.35
21 Kalimantan Tengah
58,028
49,467
85.25
42,417
73.10
53,745
38,243
71.16
51,429
39,653
77.10
39,576
76.95
22 Kalimantan Selatan
81,984
75,813
92.47
60,697
74.04
77,743
61,939
79.67
75,018
64,306
85.72
63,970
85.27
23 Kalimantan Timur
78,970
71,170
90.12
62,347
78.95
75,589
55,099
72.89
71,918
57,565
80.04
56,463
78.51
17 Bali
24 Sulawesi Utara
49,780
43,688
87.76
39,021
78.39
45,918
37,811
82.34
45,428
33,967
74.77
31,721
69.83
25 Sulawesi Tengah
60,634
52,309
86.27
46,694
77.01
58,387
45,434
77.82
56,292
47,305
84.04
44,461
78.98
26 Sulawesi Selatan
183,235
171,124
93.39
138,909
75.81
169,113
127,984
75.68
163,280
183,398
112.32
95,842
58.70
27 Sulawesi Tenggara
56,072
47,222
84.22
42,172
75.21
52,783
37,811
71.63
51,894
43,397
83.63
41,907
80.76
28 Gorontalo
25,062
22,724
90.67
19,712
78.65
24,072
16,660
69.21
22,788
18,624
81.73
18,365
80.59
58.05
22,526
13,339
59.22
16,168
71.77
29 Sulawesi Barat
25,428
22,401
88.10
15,688
61.70
24,281
14,096
30 Maluku
34,730
30,546
87.95
23,925
68.89
33,152
20,239
61.05
32,463
20,035
61.72
19,276
59.38
31 Maluku Utara
24,161
19,192
79.43
16,354
67.69
23,194
13,397
57.76
22,229
15,639
70.35
14,139
63.61
32 Papua
55,138
32,486
58.92
17,104
31.02
52,631
16,201
30.78
50,125
12,848
25.63
9,749
19.45
61.93
5,707
29.54
55.46
16,900
5,864
34.70
5,093
30.14
76.40
4,489,348
3,883,684
86.51
3,838,724
85.51
19,317
5,313,297
11,963
4,801,915
90.38
4,230,787
79.63
18,556
5,007,020
10,292
3,825,611
Lampiran 4.2
CAKUPAN RUJUKAN KASUS RISTI, DAN PENANGANAN KOMPLIKASI IBU HAMIL DAN NEONATAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Penanganan Komplikasi
Obstetri
Neonatal
Jumlah
Jumlah
Ibu Hamil
Ibu Bersalin
Abs
Abs
Abs
Abs
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
113,856
108,988
394
1.73
244
1.07
153
Sumatera Utara
330,560
317,263
2,887
4.37
1,134
1.72
3,023
0.95
1,086
Sumatera Barat
118,348
112,969
3,723
15.73
450
1.90
3,172
2.81
973
0.86
Riau
133,638
127,382
2,079
7.78
232
0.87
4,747
3.73
1,331
1.04
Jambi
Sumatera Selatan
0.13
101
0.09
0.34
73,274
67,354
2,159
14.73
239
1.63
2,748
4.08
326
0.48
177,915
170,751
4,963
13.95
3,258
9.16
1,846
1.08
678
0.40
Bengkulu
45,255
43,488
678
7.49
374
4.13
2,385
5.48
684
1.57
Lampung
184,643
176,250
6,660
18.03
540
1.46
8,109
4.60
443
0.25
658
2.36
333
29,226
27,879
1,141
19.52
302
5.17
10
Kepulauan Riau
41,426
38,096
277
3.34
76
0.92
11
DKI Jakarta
205,533
199,386
0.00
0.00
12
Jawa Barat
464,296
322,985
2,638
2.84
919
0.99
13
Jawa Tengah
677,918
654,560
0.00
0.00
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
51,928
0.00
0.00
8,728
2.70
1.19
0.00
0.00
208
0.00
0.06
0.00
48,137
1,384
13.33
277
2.67
3,676
7.64
442
0.92
637,402
21,314
15.35
3,581
2.58
94,839
14.88
6,680
1.05
269,259
256,840
4,727
8.78
1,405
2.61
2,768
1.08
790
0.31
67,187
64,153
1,076
8.01
640
4.76
848
1.32
533
0.83
694,203
18
111,232
106,421
9,572
43.03
3,262
14.66
8,096
7.61
3,079
2.89
19
122,638
112,300
4,218
17.20
779
3.18
4,008
3.57
1,673
1.49
1.60
20
Kalimantan Barat
107,981
103,235
2,939
13.61
486
2.25
2,847
2.76
1,655
21
Kalimantan Tengah
58,028
53,745
427
3.68
189
1.63
3,540
6.59
684
1.27
22
Kalimantan Selatan
81,984
77,743
2,191
13.36
693
4.23
1,937
2.49
762
0.98
0.54
23
Kalimantan Timur
78,970
75,589
2,385
15.10
59
0.37
3,507
4.64
411
24
Sulawesi Utara
49,780
45,918
1,047
10.52
217
2.18
1,032
2.25
118
0.26
25
Sulawesi Tengah
60,634
58,387
1,556
12.83
833
6.87
2,631
4.51
3,456
5.92
26
Sulawesi Selatan
183,235
169,113
7,167
19.56
6,440
17.57
14,425
8.53
13,493
7.98
27
Sulawesi Tenggara
56,072
52,783
1,225
10.92
348
3.10
1,826
3.46
327
0.62
28
Gorontalo
25,062
24,072
362
7.22
41
0.82
1,073
4.46
74
0.31
29
Sulawesi Barat
5,461
107.38
2,506
49.28
5,604
23.08
2,506
10.32
25,428
24,281
30
Maluku
34,730
33,152
0.00
0.00
1,155
3.48
35
0.11
31
Maluku Utara
24,161
23,194
412
8.53
240
4.97
412
1.78
240
1.03
32
Papua
55,138
52,631
440
3.99
99
0.90
1,838
3.49
516
0.98
33
Indonesia
4,753,538
4,386,447
95,502
10.05
29,863
3.14
191,631
4.37
43,637
0.99
Lampiran 4.3
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2006
No
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
48.69
46.38
47.37
47.11
57.53
60.15
63.45
58.26
63.64
54.43
55.25
63.07
59.97
56.31
61.91
62.95
64.39
58.14
39.86
55.11
64.72
65.50
56.70
66.89
53.15
40.74
51.59
55.37
36.44
41.57
51.77
43.44
43.91
58.65
41.37
44.04
49.81
57.13
63.13
63.50
72.48
66.12
63.30
59.37
62.60
63.55
66.39
57.91
56.85
70.95
52.96
31.18
60.98
67.45
67.41
52.29
71.52
55.05
43.43
45.56
63.22
39.20
25.70
35.68
27.62
25.91
57.36
43.04
45.08
49.06
53.69
61.63
62.44
70.08
64.49
63.44
55.41
55.25
62.84
62.10
61.13
59.52
60.33
67.43
54.82
32.63
59.49
66.64
66.70
54.67
69.75
54.68
42.59
46.80
61.24
38.82
30.13
39.61
31.22
31.73
57.91
Lampiran 4.4
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH MENGGUNAKAN / MEMAKAI ALAT KB
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
71.60
71.70
73.53
75.52
78.52
80.91
84.44
82.11
80.72
77.27
80.08
86.49
81.71
79.21
80.60
83.65
84.16
83.00
64.12
80.60
85.56
86.43
82.21
90.44
77.40
64.88
72.02
79.94
55.77
67.23
71.96
69.35
65.46
81.07
63.40
65.60
73.78
77.88
83.76
83.00
88.03
86.62
82.06
79.11
86.92
84.15
83.62
79.29
81.70
86.81
79.53
53.52
82.07
85.00
86.86
76.04
90.30
77.23
64.88
67.82
83.26
55.58
40.85
55.98
39.75
38.24
78.78
65.27
68.31
73.70
77.07
82.36
82.34
87.07
85.68
81.53
77.64
80.08
86.70
83.16
81.32
79.82
82.81
85.39
80.78
55.29
81.69
85.17
86.70
79.37
90.36
77.26
64.88
68.69
82.42
55.60
48.21
59.88
46.48
47.04
79.76
Lampiran 4.5
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT / CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN / DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2006
Perkotaan+Perdesaan
Alat/cara KB yang dipakai
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
MOW/
Tubektomi
MOP/
Vasektomi
AKDR/IUD
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
0.32
4.53
1.85
1.11
0.77
1.39
1.19
0.78
1.14
1.49
1.42
1.47
4.32
3.79
3.72
0.95
4.12
1.74
1.64
1.06
0.14
0.85
2.04
1.98
1.24
0.59
1.41
1.47
0.14
0.84
0.61
1.27
2.08
2.39
0.45
2.04
0.91
1.21
0.68
0.80
1.03
0.80
0.31
0.69
0.83
0.96
1.32
0.62
0.83
1.01
0.69
0.81
0.93
0.88
0.63
0.56
0.71
0.35
0.76
0.65
0.63
0.81
1.06
0.83
0.94
0.49
0.90
0.96
2.18
4.44
8.52
3.33
2.93
2.05
4.07
3.23
2.61
3.94
11.65
7.52
7.67
25.41
10.34
3.67
39.91
6.43
8.05
3.09
0.99
1.72
7.06
9.38
4.21
2.52
2.78
8.44
3.03
3.38
1.04
2.75
6.12
7.60
61.75
45.90
60.37
56.91
56.31
66.46
62.60
66.54
51.95
47.69
54.89
60.42
64.94
49.07
56.34
71.70
41.06
65.45
62.76
54.63
44.19
42.88
44.45
45.77
47.42
57.88
46.17
36.92
48.21
68.86
60.64
32.11
50.87
58.40
1.24
3.46
7.23
2.28
5.45
7.61
6.89
6.46
2.28
2.55
1.87
2.23
6.51
5.16
4.25
2.66
0.80
9.04
4.75
1.92
5.44
2.88
1.78
7.69
5.31
4.22
8.69
13.20
5.24
5.43
8.42
3.00
1.43
4.27
31.78
34.46
19.61
33.22
32.23
20.86
23.02
21.21
39.80
42.10
26.95
26.74
14.27
12.06
23.44
19.10
11.61
14.98
17.80
37.28
46.75
50.23
42.15
34.03
39.38
31.70
38.14
38.27
40.95
19.20
25.86
18.78
31.47
24.77
Intravagina/ Alat/Cara
tissue
Tradisional
(10)
0.54
1.69
0.67
0.73
0.45
0.47
0.67
0.36
0.95
0.82
0.81
0.31
0.62
2.71
0.47
0.69
0.73
0.23
0.33
0.31
0.48
0.32
0.86
0.09
0.25
0.17
0.06
0.08
0.17
0.10
0.11
0.46
0.29
0.54
0.19
0.44
0.17
0.09
0.05
0.16
0.11
0.08
0.00
0.00
0.26
0.07
0.11
0.00
0.14
0.08
0.05
0.05
0.45
0.12
0.04
0.02
0.10
0.13
0.14
0.08
0.18
0.05
0.23
0.23
0.22
0.12
(11)
1.56
3.06
0.67
1.13
1.13
0.20
0.41
0.54
0.95
0.72
1.32
0.29
0.26
1.17
0.48
0.15
1.03
1.28
3.29
0.71
1.33
0.54
0.85
0.60
1.29
2.19
1.95
0.76
1.19
1.13
2.16
40.93
6.84
0.93
Jumlah
(12)
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 4.5.a
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2006
Perkotaan
Alat/Cara KB yang Dipakai
No
(1)
Provinsi
MOW/
Tubektomi
MOP/
Vasektomi
AKDR/IUD
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
Intravagina/
tissue
Alat/Cara
Tradisional
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0.15
3.69
2.76
1.71
0.91
2.00
1.60
1.75
2.01
1.79
1.42
1.60
5.23
3.97
0.31
2.08
1.02
0.60
0.41
1.36
0.00
1.40
0.41
0.81
0.83
0.75
1.52
0.73
6.01
5.46
14.83
7.59
4.47
2.92
7.86
6.48
5.71
4.89
11.65
12.00
8.93
27.08
55.65
49.60
53.12
59.72
58.26
65.08
54.25
60.27
46.75
45.02
54.89
57.06
63.66
43.69
0.32
2.27
4.77
2.01
2.07
4.48
5.46
3.04
1.96
2.34
1.87
1.69
4.58
3.58
34.00
31.39
21.68
25.65
30.93
22.56
28.63
24.78
40.63
43.52
26.95
25.87
14.38
15.02
1.19
1.84
1.17
1.50
1.39
1.05
1.18
1.07
0.90
0.98
0.81
0.54
1.20
4.81
0.73
0.62
0.09
0.17
0.20
0.26
0.20
0.00
0.00
0.00
0.26
0.10
0.11
0.00
1.64
3.04
0.55
1.03
1.36
0.30
0.83
1.18
1.64
0.65
1.32
0.39
0.39
1.11
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
15
16
17
18
19
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
4.64
0.74
3.63
1.82
1.87
0.93
1.28
0.83
1.11
0.91
10.55
5.47
37.76
9.20
16.33
54.56
68.51
40.84
61.95
51.46
3.14
0.88
0.95
8.74
1.49
24.48
22.01
13.15
15.02
22.47
0.80
0.76
1.03
0.30
0.19
0.18
0.13
0.10
0.00
0.00
0.73
0.20
1.72
1.85
5.28
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia
1.91
0.29
1.24
2.81
3.11
2.71
0.99
1.15
1.25
0.54
1.42
0.13
2.14
3.94
1.13
0.81
0.88
0.74
0.41
0.52
0.72
0.22
1.00
4.57
1.45
1.47
0.75
1.32
8.24
1.95
3.20
10.47
10.16
6.39
4.52
5.13
16.08
4.37
6.81
1.07
6.20
10.31
52.10
43.23
42.33
42.58
44.84
39.95
58.35
40.72
31.00
53.50
63.44
62.96
45.59
43.25
0.41
2.65
2.41
1.28
3.98
6.95
3.32
7.55
7.15
4.37
4.43
7.28
5.97
-
34.79
48.36
48.64
39.37
36.71
40.20
30.66
41.75
42.33
29.97
22.17
25.32
35.54
40.08
0.45
0.79
0.72
1.29
0.02
0.73
0.08
0.05
0.00
1.34
0.00
0.36
1.08
0.66
0.00
0.12
0.00
0.17
0.23
0.00
0.02
0.00
0.20
0.00
0.71
0.28
-
0.96
1.80
0.59
1.27
0.55
2.55
1.35
3.43
0.99
1.34
0.29
0.71
2.45
0.44
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
2.79
1.02
10.25
56.37
2.75
24.95
0.89
0.16
0.84
100.00
Lampiran 4.5.b
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2006
Perdesaan
Alat/Cara KB yang Dipakai
No
(1)
Provinsi
MOW/
Tubektomi
MOP/
Vasektomi
AKDR/IUD
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
Intravagina/
tissue
Alat/Cara
Tradisional
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.38
5.23
1.47
0.85
0.72
1.12
1.06
0.55
0.57
0.37
1.33
3.73
0.50
2.00
0.87
1.47
0.78
0.56
1.35
0.66
0.25
0.24
1.17
1.19
0.85
3.58
5.88
1.49
2.41
1.68
2.87
2.48
0.56
0.37
2.71
6.86
63.87
42.79
63.44
55.70
55.66
67.06
65.24
67.99
55.40
57.65
64.03
65.75
1.56
4.46
8.25
2.39
6.57
8.97
7.34
7.25
2.49
3.33
2.80
7.74
31.01
37.04
18.75
36.48
32.67
20.12
21.26
20.38
39.24
36.81
27.68
14.19
0.31
1.55
0.46
0.40
0.13
0.22
0.51
0.19
0.99
0.21
0.05
0.25
0.00
0.29
0.20
0.06
0.00
0.12
0.08
0.10
0.00
0.00
0.04
0.11
1.53
3.07
0.72
1.17
1.06
0.15
0.28
0.39
0.50
1.01
0.19
0.18
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
0.00
100.00
100.00
14
15
16
17
18
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
3.63
3.06
1.26
4.62
1.69
0.52
0.77
0.60
0.55
0.62
23.85
10.18
1.03
42.17
4.73
54.06
57.62
76.36
41.29
67.59
6.63
5.04
5.26
0.65
9.22
9.32
22.69
14.84
10.01
14.95
0.77
0.22
0.57
0.41
0.19
0.00
0.11
0.00
0.00
0.07
1.23
0.30
0.07
0.31
0.92
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
19
20
21
22
23
1.58
0.80
0.08
0.62
1.05
0.94
0.80
0.56
0.38
0.66
5.93
1.51
0.61
0.87
2.71
65.64
55.40
44.58
43.19
46.83
5.59
2.38
6.57
3.15
2.42
16.61
38.05
46.10
51.15
45.70
0.36
0.27
0.36
0.09
0.30
0.56
0.16
0.01
0.03
0.00
2.79
0.64
1.14
0.52
0.32
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia
1.32
0.90
0.42
1.49
1.54
0.08
0.48
0.83
0.87
0.56
2.10
0.31
0.82
0.62
0.75
0.76
0.54
0.44
0.69
0.36
0.56
0.92
8.92
3.70
1.67
2.09
6.17
2.83
1.23
1.02
1.16
2.72
5.60
46.31
49.16
57.68
47.76
38.68
47.43
72.24
59.55
25.86
57.05
59.95
9.85
4.93
4.60
9.02
14.99
5.37
6.06
8.95
1.62
2.58
5.42
32.46
39.19
32.15
37.08
37.07
42.58
17.34
26.12
11.01
24.48
24.64
0.14
0.14
0.20
0.06
0.10
0.16
0.00
0.16
0.28
0.07
0.17
0.10
0.24
0.00
0.38
0.00
0.19
0.10
0.62
0.99
2.56
1.51
0.69
1.17
1.65
2.83
58.75
12.03
1.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 4.6
HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU KUMULATIF
MENURUT METODE KONTRASEPSI DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
IUD
MOW
MOP
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
890
0.77
143
0.12
10
2 Sumatera Utara
12,082
5.28
6,504
2.84
3 Sumatera Barat
4,737
4.53
855
0.82
Metoda
Kondom
(9)
Kon trasepsi
%
Implant
(10)
(11)
1,176
Suntikan
Pil
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
1.02
56,431
49.14
49,890
43.44
Jumlah
(17)
0.01
6,301
5.49
114,841
163
0.07
19,043
8.33
10,154
4.44
93,564
40.91
87,186
38.12
228,696
17
0.02
3,017
2.89
12,315
11.78
60,499
57.86
23,114
22.11
104,554
4 Riau
1,208
2.12
203
0.36
27
0.05
2,293
4.03
1,946
3.42
29,235
51.42
21,948
38.60
56,860
5 Jambi
1,280
1.59
124
0.15
10
0.01
1,273
1.58
5,490
6.80
43,023
53.29
29,527
36.58
80,727
6 Sumatera Selatan
2,268
1.01
1,527
0.68
89
0.04
8,510
3.80
14,263
6.37
114,452
51.12
82,794
36.98
223,903
7 Bengkulu
1,648
2.50
523
0.79
19
0.03
2,274
3.45
4,923
7.46
35,323
53.54
21,260
32.23
65,970
8 Lampung
5,198
2.31
593
0.26
115
0.05
7,915
3.51
18,436
8.18
106,653
47.33
86,437
38.36
225,347
706
3.07
1,951
8.49
12,735
55.43
7,106
30.93
22,976
0.00
782
3.52
883
3.97
11,182
50.34
8,612
38.77
22,215
296
1.29
182
0.79
623
2.80
132
0.59
11 DKI Jakarta
19,950
7.75
1,429
0.55
941
0.37
5,655
2.20
12,427
4.82
136,051
52.82
81,107
31.49
257,560
12 Jawa Barat
111,109
10.24
11,628
1.07
1,272
0.12
10,731
0.99
52,255
4.81
579,569
53.40
318,704
29.37
1,085,268
618,796
13 Jawa Tengah
18,824
3.04
13,516
2.18
1,578
0.26
18,771
3.03
36,768
5.94
418,174
67.58
111,165
17.96
14 DI Yogyakarta
6,757
15.50
1,444
3.31
127
0.29
1,569
3.60
3,674
8.43
25,070
57.53
4,940
11.34
43,581
42,075
5.34
11,007
1.40
973
0.12
8,283
1.05
37,875
4.81
501,053
63.61
186,480
23.67
787,746
157,433
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
4,975
3.16
679
0.43
89
0.06
611
0.39
7,965
5.06
90,628
57.57
52,486
33.34
10,083
20.07
1,010
2.01
30
0.06
1,063
2.12
740
1.47
30,422
60.55
6,895
13.72
50,243
7,322
6.14
898
0.75
16
0.01
1,491
1.25
6,123
5.14
78,999
66.27
24,361
20.44
119,210
3,692
5.07
1,196
1.64
143
0.20
1,175
1.61
4,837
6.64
49,204
67.59
12,553
17.24
72,800
20 Kalimantan Barat
1,458
1.71
421
0.49
16
0.02
2,464
2.89
2,213
2.59
43,786
51.30
34,998
41.00
85,356
21 Kalimantan Tengah
242
0.40
382
0.63
0.00
1,339
2.20
4,349
7.15
29,499
48.51
24,995
41.11
60,807
22 Kalimantan Selatan
1,180
1.18
588
0.59
19
0.02
1,740
1.74
4,557
4.56
47,144
47.18
44,694
44.73
99,922
23 Kalimantan Timur
2,319
3.56
590
0.91
230
0.35
1,840
2.82
1,944
2.98
33,803
51.88
24,434
37.50
65,160
24 Sulawesi Utara
2,360
5.24
483
1.07
11
0.02
1,230
2.73
5,205
11.55
23,820
52.87
11,948
26.52
45,057
25 Sulawesi Tengah
823
1.80
200
0.44
0.01
714
1.56
3,006
6.58
22,253
48.73
18,666
40.87
45,668
26 Sulawesi Selatan
3,355
1.77
1,093
0.58
25
0.01
4,760
2.51
12,346
6.52
99,210
52.42
68,483
36.18
189,272
411
0.87
234
0.50
0.02
1,087
2.30
4,198
8.89
21,343
45.19
19,944
42.23
47,226
1,037
3.99
128
0.49
673
2.59
2,250
8.65
12,637
48.57
9,295
35.72
26,020
29 Sulawesi Barat
154
0.93
45
0.27
45
0.27
950
5.72
1,110
6.68
7,403
44.56
6,905
41.57
16,612
30 Maluku
532
2.16
179
0.73
0.01
780
3.16
1,398
5.66
12,988
52.62
8,801
35.66
24,681
31 Maluku Utara
146
0.70
58
0.28
200
0.96
1,918
9.24
11,025
53.11
7,412
35.70
20,759
83
0.98
221
2.60
211
2.48
859
10.11
5,476
64.46
1,645
19.36
8,495
114
1.12
37
0.36
0.03
162
1.59
833
8.19
4,918
48.38
4,099
40.32
10,166
Indonesia
269,231
5.30
58,252
1.15
5,988
0.12
119,613
2.35
280,387
5.52
2,847,572
56.01
1,502,884
29.56
5,083,927
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
32 Papua
Sumber: BKKBN
Lampiran 4.7
JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF
MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2006
Klinik KB
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber: BKKBN
Pemerintah
Peserta
%
(3)
76,904
182,472
68,098
30,215
51,671
147,467
48,001
132,203
15,796
13,945
105,063
601,341
311,979
19,126
445,978
109,290
19,315
101,821
70,956
53,891
45,031
63,190
38,850
24,897
38,781
157,116
43,118
20,363
13,842
20,440
18,287
7,630
8,241
3,105,318
(4)
66.97
79.79
65.13
53.14
64.01
65.86
72.76
58.67
68.75
62.77
40.79
55.41
50.42
43.89
56.61
69.42
38.44
85.41
97.47
63.14
74.06
63.24
59.62
55.26
84.92
83.01
91.31
78.26
83.33
82.82
88.09
89.82
81.06
61.08
Swasta
Peserta
(5)
10,360
22,308
3,616
1,373
429
13,492
602
10,144
1,077
1,240
16,149
90,090
30,168
6,016
23,388
5,031
397
4,176
377
4,659
3,614
3,459
4,637
5,748
2,774
3,501
658
1,419
99
1,314
598
213
16
273,142
Jumlah
Peserta
Peserta
Peserta
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
9.02
9.75
3.46
2.41
0.53
6.03
0.91
4.50
4.69
5.58
6.27
8.30
4.88
13.80
2.97
3.20
0.79
3.50
0.52
5.46
5.94
3.46
7.12
12.76
6.07
1.85
1.39
5.45
0.60
5.32
2.88
2.51
0.16
5.37
2,511
2,206
1,976
1,824
3,299
6,718
1,750
4,676
133
107
32,563
27,671
20,983
577
16,549
5,155
1,525
996
241
2,136
1,644
881
2,335
3,652
775
2,044
355
473
465
218
24
173
55
146,690
2.19
0.96
1.89
3.21
4.09
3.00
2.65
2.08
0.58
0.48
12.64
2.55
3.39
1.32
2.10
3.27
3.04
0.84
0.33
2.50
2.70
0.88
3.58
8.11
1.70
1.08
0.75
1.82
2.80
0.88
0.12
2.04
0.54
2.89
25,066
21,710
30,864
23,448
25,328
56,226
15,617
78,324
5,970
6,923
103,785
366,166
255,666
17,862
301,831
37,957
29,006
12,217
1,226
24,670
10,518
32,392
19,338
10,760
3,338
26,611
3,093
3,765
2,206
2,709
1,850
479
1,854
1,558,775
21.83
9.49
29.52
41.24
31.37
25.11
23.67
34.76
25.98
31.16
40.30
33.74
41.32
40.99
38.32
24.11
57.73
10.25
1.68
28.90
17.30
32.42
29.68
23.88
7.31
14.06
6.55
14.47
13.28
10.98
8.91
5.64
18.24
30.66
114,841
228,696
104,554
56,860
80,727
223,903
65,970
225,347
22,976
22,215
257,560
1,085,268
618,796
43,581
787,746
157,433
50,243
119,210
72,800
85,356
60,807
99,922
65,160
45,057
45,668
189,272
47,224
26,020
16,612
24,681
20,759
8,495
10,166
5,083,925
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 4.8
PENCAPAIAN DESA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Desa
Tahun 2004
Desa UCI
Jumlah Desa
Tahun 2005
Desa UCI
Jumlah Desa
Tahun 2006
Desa UCI
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
6,180
1,476
23.88
6,180
3,090
50.00
6,199
5,316
85.76
Sumatera Utara
5,464
4,397
80.47
5,464
4,317
79.01
2,492
2,074
83.23
Sumatera Barat
2,567
1,922
74.87
2,567
1,951
76.00
2,787
2,110
75.71
Riau
1,625
1,325
81.54
998
808
80.96
Jambi
1,186
986
83.14
1,186
1,055
88.95
Sumatera Selatan
2,681
2,181
81.35
2,681
2,254
84.07
Bengkulu
1,261
890
70.58
1,261
901
71.45
1,286
936
72.78
Lampung
2,161
1,988
91.99
2,161
1,945
90.00
2,173
1,732
79.71
317
242
76.34
317
250
78.86
321
265
82.55
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
278
220
79.14
278
192
69.06
267
206
77.15
12
Jawa Barat
5,798
4,269
73.63
5,798
4,638
79.99
5,805
3,636
62.64
13
Jawa Tengah
8,052
7,107
88.26
8,052
7,166
89.00
7,204
5,964
82.79
14
DI Yogyakarta
438
438
100.00
438
434
99.09
438
404
92.24
15
Jawa Timur
8,441
4,928
58.38
8,441
6,668
79.00
3,188
2,043
64.08
16
Banten
1,543
1,153
74.72
1,543
1,219
79.00
17
Bali
695
691
99.42
695
695
100.00
18
778
703
90.36
778
681
87.53
803
722
89.91
19
2,591
2,000
77.19
2,591
2,047
79.00
2,729
2,278
83.47
20
Kalimantan Barat
1,452
885
60.95
1,452
944
65.01
1,514
1,107
73.12
21
Kalimantan Tengah
1,324
708
53.47
1,324
781
58.99
1,373
496
36.13
22
Kalimantan Selatan
1,955
1,297
66.34
1,955
1,299
66.45
2,172
1,557
71.69
23
Kalimantan Timur
1,334
960
71.96
1,334
960
71.96
1,345
1,073
79.78
24
Sulawesi Utara
1,214
841
69.28
1,214
983
80.97
1,288
990
76.86
25
Sulawesi Tengah
1,447
1,044
72.15
1,447
998
68.97
1,542
1,139
73.87
26
Sulawesi Selatan
3,222
2,370
73.56
2,100
1,638
78.00
2,866
2,268
79.13
27
Sulawesi Tenggara
1,554
1,215
78.19
1,554
1,350
86.87
1,624
1,424
87.68
28
Gorontalo
447
249
55.70
447
224
50.11
490
246
50.20
29
Sulawesi Barat
860
654
76.05
30
Maluku
878
729
83.03
31
Maluku Utara
32
Papua
33
1,253
1,165
693
688
957
92.98
-
99.28
586
61.23
720
195
27.08
720
381
52.92
678
180
26.55
1,017
356
35.00
1,017
376
36.97
2,434
361
14.83
67,742
47,036
69.43
67,731
51,628
76.23
55,921
40,966
73.26
Lampiran 4.9
CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Imunisasi
Provinsi
No
(1)
(2)
Sasaran
(3)
BCG
Jumlah
(4)
(5)
DPT1
Jumlah
(6)
%
(7)
DPT2
Jumlah
(8)
%
(9)
DPT3
Jumlah
(10)
%
(11)
Polio1
Jumlah
(12)
Bayi
POLIO2
Polio3
Polio4
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Campak
Jumlah
(20)
DO
%
(21)
(22)
101,118
0.0
93,197
92.2
88,706
87.7
84,242
83.3
97,255
96.2
92,008
91.0
87,504
86.5
83,384
82.5
83,186
82.3
10.74
2 Sumatera Utara
309,791
312,507 100.9
292,048
94.3
273,004
88.1
265,258
85.6
316,613
102.2
300,074
96.9
290,466
93.8
281,740
90.9
296,772
95.8
-1.62
3 Sumatera Barat
100,458
97,673
97.2
94,100
93.7
86,238
85.8
82,798
82.4
98,466
98.0
93,577
93.2
89,746
89.3
87,727
87.3
84,757
84.4
9.93
4 Riau
112,984
98,997
87.6
97,279
86.1
92,654
82.0
90,188
79.8
95,228
84.3
91,102
80.6
88,182
78.0
87,998
77.9
95,352
84.4
1.98
66,341
64,865
97.8
65,481
98.7
62,864
94.8
62,628
94.4
65,391
98.6
64,242
96.8
62,779
94.6
63,295
95.4
64,987
98.0
1.41
162,182
157,302
97.0
126,032
77.7
117,355
72.4
116,415
71.8
160,013
98.7
153,180
94.4
149,017
91.9
148,266
91.4
150,953
93.1
21.77
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
42,172
36,469
86.5
36,252
86.0
34,371
81.5
32,832
77.9
38,776
91.9
37,010
87.8
35,104
83.2
34,163
81.0
35,654
84.5
3.19
8 Lampung
177,128
160,607
90.7
145,253
82.0
141,829
80.1
138,822
78.4
156,912
88.6
152,304
86.0
149,375
84.3
149,039
84.1
154,915
87.5
-6.65
22,804
91.4
21,361
85.6
20,632
82.7
20,348
81.6
22,519
90.3
21,869
87.7
21,206
85.0
21,170
84.9
21,387
85.7
-0.12
30,973
88.6
29,530
84.5
27,814
79.6
27,478
78.6
33,440
95.6
31,251
89.4
30,628
87.6
34,476
98.6
33,365
95.4
-12.99
24949
34,961
11 DKI Jakarta
193,262
212,622 110.0
123,254
63.8
106,739
55.2
106,687
55.2
185,802
96.1
178,823
92.5
174,197
90.1
203,849
105.5
196,569
101.7
23.02
12 Jawa Barat
851,548
712,855
83.7
714,835
83.9
708,831
83.2
647,824
76.1
577,891
67.9
532,323
62.5
504,510
59.2
479,596
56.3
664,052
78.0
21.54
13 Jawa Tengah
578,577
603,021 104.2
583,617
100.9
567,416
98.1
559,725
96.7
587,792
101.6
567,378
98.1
551,801
95.4
545,850
94.3
560,101
96.8
4.03
44,898
50,812 113.2
565
1.3
660
1.5
576
1.3
50,505
112.5
46,655
103.9
44,824
99.8
44,054
98.1
46,383
103.3
0.42
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
631,092
630,749
99.9
26,007
4.1
25,411
4.0
27,751
4.4
631,894
100.1
605,079
95.9
584,871
92.7
574,277
91.0
601,810
95.4
4.82
16 Banten
240,327
219,504
91.3
202,743
84.4
191,363
79.6
189,758
79.0
215,856
89.8
203,859
84.8
198,361
82.5
191,121
79.5
172,076
71.6
15.13
8.48
19,337
31.7
20,111
33.0
22,560
37.0
63,886
104.9
59,677
98.0
59,628
97.9
57,201
93.9
57,490
94.4
103,736
60,918
99,363
95.8
104,277
100.5
101,732
98.1
101,774
98.1
99,372
95.8
104,419
100.7
101,968
98.3
102,494
98.8
100,720
97.1
3.41
125,764
114,591
91.1
116,080
92.3
110,898
88.2
107,634
85.6
115,373
91.7
111,362
88.5
108,629
86.4
106,379
84.6
117,153
93.2
-0.92
20 Kalimantan Barat
17 Bali
62,118 102.0
102,133
90,352
88.5
89,064
87.2
86,205
84.4
85,209
83.4
90,592
88.7
88,155
86.3
86,735
84.9
84,266
82.5
85,149
83.4
8.09
21 Kalimantan Tengah
49,980
45,402
90.8
44,647
89.3
42,039
84.1
41,612
83.3
46,752
93.5
43,110
86.3
42,700
85.4
41,703
83.4
43,893
87.8
1.69
22 Kalimantan Selatan
73,718
69,322
94.0
67,519
91.6
63,062
85.5
61,531
83.5
56,096
76.1
63,872
86.6
62,115
84.3
61,041
82.8
61,999
84.1
8.18
23 Kalimantan Timur
73,010
68,982
94.5
69,011
94.5
65,357
89.5
65,263
89.4
72,151
98.8
68,818
94.3
67,014
91.8
53,687
73.5
63,657
87.2
7.76
24 Sulawesi Utara
45,492
45,250
99.5
43,918
96.5
42,919
94.3
42,319
93.0
44,017
96.8
43,155
94.9
42,231
92.8
42,270
92.9
42,037
92.4
4.28
25 Sulawesi Tengah
49,780
48,978
98.4
50,098
100.6
45,817
92.0
45,555
91.5
52,615
105.7
49,576
99.6
47,435
95.3
47,129
94.7
46,834
94.1
9.77
26 Sulawesi Selatan
172,092
166,254
96.6
155,862
90.6
143,627
83.5
135,805
78.9
161,502
93.8
151,441
88.0
144,681
84.1
141,862
82.4
147,025
85.4
8.44
27 Sulawesi Tenggara
52,730
53,046 100.6
50,909
96.5
48,844
92.6
48,422
91.8
52,723
100.0
50,056
94.9
48,813
92.6
47,977
91.0
48,890
92.7
3.97
28 Gorontalo
22,634
21,359
94.4
21,537
95.2
19,959
88.2
19,079
84.3
22,164
97.9
20,707
91.5
19,681
87.0
19,568
86.5
19,137
84.5
11.14
29 Sulawesi Barat
23,390
21,422
91.6
18,977
81.1
16,331
69.8
14,886
63.6
19,770
84.5
17,774
76.0
16,272
69.6
15,349
65.6
15,973
68.3
15.83
30 Maluku
45,175
40,165
88.9
39,384
87.2
37,436
82.9
36,144
80.0
38,096
84.3
37,254
82.5
36,292
80.3
35,356
78.3
37,406
82.8
5.02
31 Maluku Utara
22,907
19,195
83.8
19,358
84.5
17,549
76.6
17,300
75.5
20,151
88.0
19,089
83.3
17,416
76.0
17,022
74.3
18,321
80.0
5.36
32 Papua
49,211
32,146
65.3
30,771
62.5
27,303
55.5
25,303
51.4
37,793
76.8
34,122
69.3
30,611
62.2
31,745
64.5
33,366
67.8
-7.73
7,178
5,628
78.4
4,763
66.4
4,291
59.8
3,763
52.4
5,422
75.5
4,618
64.3
4,112
57.3
3,892
54.2
4,399
4,751,636
4,409,714
92.8
3,592,303
75.6
3,435,076
72.3
3,323,726
69.9
4,327,406
91.1
4,133,321
87.0
3,994,792
84.1
3,935,054
82.8
4,201,369
7.64
88.4
9.30
Lampiran 4.10
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Sasaran
(2)
(3)
101,118
309,791
100,458
112,984
66,341
162,182
42,172
177,128
24949
34,961
193,262
851,548
578,577
44,898
631,092
240,327
60,918
103,736
125,764
102,133
49,980
73,718
73,010
45,492
49,780
172,092
52,730
22,634
23,390
45,175
22,907
49,211
7,178
4,751,636
HB1 (<7hr)
Jumlah
%
(4)
(5)
HB1 (>7hr)
Jumlah
%
(6)
(7)
Status Imunisasi
HB1 (total)
Jumlah
%
(8)
11,496
108,410
35,314
34,403
26,490
50,754
14,963
47,041
6,533
10,679
81,522
315,608
452,361
41,111
443,796
41,836
43,142
81,240
38,310
9,460
6,537
17,760
21,964
14,519
5,902
42,842
15,613
5,500
3,063
241
2,839
4,417
11.4
35.0
35.2
30.4
39.9
31.3
35.5
26.6
26.2
30.5
42.2
37.1
78.2
91.6
70.3
17.4
70.8
78.3
30.5
9.3
13.1
24.1
30.1
31.9
11.9
24.9
29.6
24.3
13.1
0.5
12.4
9.0
78,958
151,392
65,596
64,222
38,106
99,850
24,366
85,766
18,772
113,700
290,602
191,570
9,844
122,235
134,309
16,265
10,973
73,626
70,680
38,940
53,206
59,014
24,783
40,789
97,714
34,638
15,986
10,187
25,420
14,362
19,199
78.1
48.9
65.3
56.8
57.4
61.6
57.8
48.4
0.0
53.7
58.8
34.1
33.1
21.9
19.4
55.9
26.7
10.6
58.5
69.2
77.9
72.2
80.8
54.5
81.9
56.8
65.7
70.6
43.6
56.3
62.7
39.0
2,035,666
42.8
2,095,578
44.1
90,454
259,802
100,910
98,625
64,596
150,604
39,329
132,807
6,533
29,451
195,222
606,210
643,931
50,955
566,031
176,145
59,407
92,213
111,936
80,140
45,477
70,966
80,978
39,302
46,691
140,556
50,251
21,486
13,250
26,169
17,201
23,616
5,033
4,131,244
(9)
89.5
83.9
100.4
87.3
97.4
92.9
93.3
75.0
26.2
84.2
101.0
71.2
111.3
113.5
89.7
73.3
97.5
88.9
89.0
78.5
91.0
96.3
110.9
86.4
93.8
81.7
95.3
94.9
56.6
57.9
75.1
48.0
70.1
86.9
HEP. B2
Jumlah
%
(10)
73,792
237,792
88,075
78,911
57,751
117,849
30,735
113,843
24,085
104,982
448,920
332,136
2,862
48,188
141,251
23,419
105,665.0
65,356
40,922
57,135
63,688
30,719
43,237
113,977
43,372
17,549
14,138
5,813
13,174
24,179
4,224
2,563,515
(11)
73.0
76.8
87.7
69.8
87.1
72.7
72.9
64.3
0.0
68.9
54.3
52.7
57.4
6.4
7.6
58.8
38.4
0.0
84.0
64.0
81.9
77.5
87.2
67.5
86.9
66.2
82.3
77.5
60.4
12.9
57.5
49.1
58.8
54.0
HEP. B3
Jumlah
%
(12)
70,279
231,247
83,379
75,598
57,106
116,654
27,212
111,463
23,494
109,838
440,998
335,396
2,156
48,747
135,539
22,885
102,249
69,332
39,124
57,490
59,571
29,669
41,990
104,436
40,221
15,780
12,424
23,551
12,211
20,241
3,636
2,520,280
(13)
69.5
74.6
83.0
66.9
86.1
71.9
64.5
62.9
0.0
67.2
56.8
51.8
58.0
4.8
7.7
56.4
37.6
0.0
81.3
67.9
78.3
78.0
81.6
65.2
84.4
60.7
76.3
69.7
53.1
52.1
53.3
41.1
50.7
53.0
Lampiran 4.11
DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI
TAHUN 2002 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Tahun
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
2006
(7)
7.7
6.6
6.8
7.4
6.2
8.7
5.7
7.5
3.9
7.3
5.3
3.0
5.7
3.3
4.6
8.1
3.8
9.3
6.4
2.6
9.8
10.3
8.4
9.0
5.6
4.3
9.7
2.9
18.5
8.7
5.8
14.3
8.1
11.6
5.3
8.2
9.3
10.1
3.7
6.9
10.2
5.3
4.0
3.8
7.1
4.0
7.1
6.0
18.8
8.8
9.4
7.9
7.5
11.9
16.3
10.6
11.0
18.4
1.3
9.5
18.0
7.6
16.7
7.6
9.7
5.7
6.1
9.6
20.0
2.8
6.0
11.4
3.7
4.2
2.5
5.0
3.1
4.8
7.1
5.9
12.0
0.2
7.2
5.2
5.1
10.1
4.0
5.8
10.9
3.4
20.9
15.7
5.9
7.7
0.0
7.9
1.9
4.8
6.3
5.4
0.0
6.5
10.5
6.4
0.0
10.7
0.0
9.9
2.0
1.4
21.8
3.2
0.0
0.0
0.0
23.0
21.5
0.01
8.7
1.7
0.0
0.2
3.8
0.0
4.7
5.7
6.9
6.6
5.2
7.7
7.6
10.5
11.8
22.3
4.7
14.4
6.9
1.5
4.0
0.4
4.8
15.1
8.5
3.4
0.0
8.1
1.7
8.2
7.8
4.3
9.8
8.4
4.0
11.1
15.8
5.0
5.4
0.0
7.6
9.3
Lampiran 4.12
CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI, TAHUN 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Sasaran
(3)
TT1
Jumlah
(4)
(5)
(6)
TT Ulang
(7)
Jumlah
(8)
(9)
115,407
73,253
63.5
63,753
55.2
10,824
9.4
107,039
124,282
73,064
164,427
46,388
186,000
27,570
38,190
213,472
998,515
618,578
49,447
680,259
263,380
67,186
114,110
35,375
88,933
50,450
128,600
26,972
157,660
23,940
27,764
154,222
576,019
382,618
20,228
31,819
211,824
45,626
106,501
33.0
71.6
69.0
78.2
58.1
84.8
87
72.7
72.2
57.7
61.9
40.9
4.7
80.4
67.9
93.3
29,074
79,029
48,922
118,942
24,686
153,208
22,653
24,378
149,360
515,782
370,587
18,031
28,323
192,697
42,223
100,274
27.2
63.6
67.0
72.3
53.2
82.4
82.2
63.8
70.0
51.7
59.9
36.5
4.2
73.2
62.8
87.9
7,629
34,948
12,243
249
21
6,701
5,845
19,109
132,963
17,418
5,349
4,631
16,936
55,496
7.1
28.1
16.8
0.2
0.0
0.0
0.1
17.5
2.7
1.9
21.5
35.2
0.8
1.8
25.2
48.6
101,253
54,616
77,392
54,967
42,433
60,662
54.3
77.7
78.4
47,301
37,098
54,884
46.7
67.9
70.9
2,103
2,267
0.0
3.9
2.9
50,042
54,758
190,772
58,012
24,897
25,495
48,268
24,615
54,131
16,113
4,667,678
37,629
43,597
124,775
29,117
21,018
17,891
30,502
17,030
16,263
3,633
2,641,321
75.2
79.6
65.4
50.2
84.4
70.2
63.2
69.2
30.0
22.5
56.6
34,883
41,020
106,882
25,754
18,099
12,670
27,935
14,955
11,608
2,412
2,417,423
69.7
74.9
56.0
44.4
72.7
49.7
57.9
60.8
21.4
15.0
51.8
6,751
13.5
8.7
9.0
10.5
3.6
0.0
5.8
13.2
5.3
8.1
16,631
5,206
2,625
922
1,431
7,156
855
376,309
Lampiran 4.13.a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Total Kunjungan
Pasien Rawat Inap
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
31,792
118,795
64,356
80,928
24,254
98,430
14,948
60,368
13,676
416,573
400,135
528,275
50,624
426,657
67,783
105,868
33,404
49,137
50,278
20,764
31,495
69,829
47,936
34,404
86,257
17,384
9,937
5,277
29,880
9,772
2,999,216
95.50
94.52
94.98
96.23
96.66
95.52
96.73
95.51
95.04
#DIV/0!
97.06
96.93
96.10
96.34
95.53
95.81
96.56
95.74
96.84
96.37
94.88
95.92
97.40
96.35
97.04
96.58
96.76
#DIV/0!
#DIV/0!
97.07
96.47
96.88
97.61
96.24
1,499
6,886
3,403
3,172
838
4,616
506
2,839
714
12,636
12,658
21,435
1,923
19,965
2,962
3,768
1,488
1,603
1,892
1,121
1,338
1,866
1,817
1,051
3,050
583
300
193
962
239
117,323
4.50
5.48
5.02
3.77
3.34
4.48
3.27
4.49
4.96
#DIV/0!
2.94
3.07
3.90
3.66
4.47
4.19
3.44
4.26
3.16
3.63
5.12
4.08
2.60
3.65
2.96
3.42
3.24
#DIV/0!
#DIV/0!
2.93
3.53
3.12
2.39
3.76
33,291
125,681
67,759
84,100
25,092
103,046
15,454
63,207
14,390
215,742
701,254
379,152
361,781
101,765
479,463
46,433
277,128
48,956
429,209
412,793
549,710
52,547
446,622
70,745
109,636
34,892
50,740
52,170
21,885
32,833
71,695
49,753
35,455
89,307
17,967
2,068,975
1,868,906
2,672,685
272,939
2,372,826
273,246
479,131
137,597
218,122
322,138
96,143
142,094
390,736
289,476
175,861
519,317
153,759
-
10,237
5,470
30,842
10,011
3,116,539
56,666
19,727
134,547
41,129
15,317,694
Lampiran 4.13.b
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DAN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Kunjungan Baru
Kunjungan lama
Total Kunjungan
Pasien Rawat Jalan
Kunjungan
Pasien Gangguan
Jiwa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
174,054
290,738
243,895
174,802
119,983
197,450
36,829
105,474
11,092
1,175,666
909,868
923,149
155,462
861,127
204,897
342,314
89,991
225,963
104,033
96,243
105,039
196,926
73,820
159,053
241,259
63,500
30,616
8,036
87,935
25,690
7,434,904
50.14
43.99
42.48
52.70
62.40
43.92
44.59
55.57
55.47
#DIV/0!
56.60
51.49
40.89
36.50
47.57
48.96
52.66
55.20
59.97
49.99
59.76
54.75
55.85
40.27
54.77
47.19
58.00
#DIV/0!
#DIV/0!
59.04
57.98
58.36
64.68
49.37
173,072
370,201
330,312
156,921
72,310
252,149
45,760
84,342
8,903
901,603
857,077
1,334,701
270,407
948,942
213,627
307,766
73,028
150,818
104,056
64,819
86,813
155,659
109,483
131,342
269,939
45,987
21,242
5,823
62,739
14,029
7,623,870
49.86
56.01
57.52
47.30
37.60
56.08
55.41
44.43
44.53
#DIV/0!
43.40
48.51
59.11
63.50
52.43
51.04
47.34
44.80
40.03
50.01
40.24
45.25
44.15
59.73
45.23
52.81
42.00
#DIV/0!
#DIV/0!
40.96
42.02
41.64
35.32
50.63
347,126
660,939
574,207
331,723
192,293
449,599
82,589
189,816
19,995
2,077,269
1,766,945
2,257,850
425,869
1,810,069
418,524
650,080
163,019
376,781
208,089
161,062
191,852
352,585
183,303
290,395
511,198
109,487
51,858
13,859
150,674
39,719
15,058,774
171
7,559
27,915
2,338
930
700
11,339
10
23,258
27,194
62,680
8,478
36,652
2,181
9,185
1,821
634
704
3,676
783
1,609
12,865
5,738
47,400
295,820
Lampiran 4.14
PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
Tumpatan Gigi
Tetap
Tumpatan Gigi
Sulung
Pengobatan
Pulpa/tumpatan
Sementara
Pencabutan Gigi
Tetap
Pencabutan Gigi
Sulung
Pengobatan
Periodontal
Pengobatan
Abses
Pembersihan
Karang Gigi
Prothese
Lengkap
Prothese
Sebagian
Prothese Cekat
Orthodonsi
Bedah Mulut
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
2,319
403
3,446
5,113
1,462
1,134
806
2,052
317
2 Sumatera Utara
1,868
53
2,692
4,202
1,000
3,457
824
3,193
15
3 Sumatera Barat
2,926
703
4,732
4,182
1,626
2,010
1,086
742
27
4 Riau
3,612
297
5,549
5,801
1,967
3,652
1,653
1,783
46
5 Jambi
144
14
954
1,614
564
625
204
166
2,675
1,058
2,220
4,028
2,420
2,737
1,212
129
7 Bengkulu
930
229
350
702
259
66
152
26
8 Lampung
1,097
113
1,163
2,137
572
1,222
2,500
260
204
33
357
109
26
47
14
9,153
2,350
12,961
9,691
2,425
4,353
2,531
5,446
6 Sumatera Selatan
94
21
208
101
106
565
163
330
486
32
15
12
10
42
1,467
402
6,565
2,345
1
-
15
70
65
64
-
12 Jawa Barat
6,082
775
10,244
10,105
4,228
4,470
3,076
2,734
34
347
33
3,740
5,150
13 Jawa Tengah
9,683
1,527
13,309
14,221
4,531
10,903
4,536
2,499
60
141
10
436
1,772
14 DI Yogyakarta
1,707
157
1,738
1,229
407
667
251
427
97
64
96
125
60
15 Jawa Timur
5,271
545
8,044
9,728
4,283
6,303
3,766
1,815
64
63
77
172
2,150
252
281
255
536
988
162
16 Banten
17 Bali
660
133
514
2,032
693
677
525
4,236
4,117
142
8,200
5,422
3,425
3,930
1,843
1,372
21
206
11
448
76
1,202
910
651
1,072
1,116
302
27
22
859
251
3,250
222
1,138
3,336
1,194
792
96
20 Kalimantan Barat
2,838
176
2,224
2,990
552
497
457
371
21 Kalimantan Tengah
1,606
221
2,772
1,429
1,036
1,503
625
847
37
22 Kalimantan Selatan
3,275
410
4,182
2,625
2,132
3,523
766
360
34
23 Kalimantan Timur
2,778
243
3,480
2,890
1,886
1,649
919
636
265
17
24 Sulawesi Utara
763
46
1,174
991
335
1,075
321
145
25 Sulawesi Tengah
770
48
1,455
2,769
907
974
700
96
9
-
1
-
14
-
6
32
130
-
3,762
704
78,907
5,453
2,368
4,938
1,760
968
15
10
1,027
171
2,025
2,251
867
1,525
575
178
64
23
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
132
31 Maluku Utara
32 Papua
39
-
217
18
246
5,966
118
86
62
180
136
56
22
74
31
-
256
342
348
26 Sulawesi Selatan
50
2
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
56
471
7
605
24
197
80
376
45
441
1,199
139
312
102
20
304
34 Irian JayaTengah
100
84
194
166
97
194
66
14
921
136
3,137
1,142
303
653
545
134
178
398
72,142
11,139
181,055
111,629
42,680
67,705
34,288
31,810
1,149
2,602
1,194
12,902
17,309
Indonesia
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 4.15
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Provinsi
Jumlah Tempat
Tidur
Bed Occupancy
Rate (BOR)
Length of Stay
(LOS)
Jumlah Pasien
Meninggal <48
jam
Kunjungan
Poliklinik / Hari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1,411
3,354
2,199
1,312
695
1,758
541
1,112
279
43.9
40.4
75.5
56.0
56.3
57.8
30.3
52.7
76.8
4.6
5.1
4.6
3.5
3.4
3.6
2.8
4.1
3.5
25.5
19.7
44.9
42.6
44.5
41.6
33.2
33.8
56.0
7.8
13.9
2.4
4.5
8.0
4.4
9.4
4.9
1.1
17.0
35.5
22.4
15.8
15.8
21.1
12.7
19.8
19.4
36.2
65.1
51.7
41.8
45.5
48.8
36.3
49.3
56.7
498
1,339
1,235
986
465
1,632
307
1,088
213
1,157
2,203
1,914
1,106
641
1,499
275
633
67
3,366
5,192
8,375
1,336
8,710
989
1,690
878
1,378
1,119
657
1,176
1,474
1,093
851
2,738
561
400
71.0
78.4
62.5
50.0
66.2
63.3
75.8
63.3
57.3
62.9
43.0
88.8
48.6
52.1
77.0
66.4
38.1
-
4.6
5.6
4.4
4.0
4.5
5.0
3.9
2.7
4.3
4.0
2.9
3.6
3.8
6.1
4.4
4.6
3.9
43.9
53.9
38.8
31.0
42.2
40.1
49.5
77.5
40.8
39.6
31.7
61.2
39.1
22.6
42.1
38.7
20.6
-
2.2
2.5
4.1
8.7
3.7
12.4
3.4
2.0
3.3
4.9
4.7
1.2
9.2
15.0
3.6
4.7
12.7
-
23.0
19.9
19.9
13.6
26.5
25.4
22.5
16.5
17.1
19.6
11.4
16.3
12.7
18.9
13.2
15.4
18.9
-
39.8
42.9
43.1
30.5
57.1
50.9
41.4
42.4
34.1
42.3
40.0
46.5
24.1
38.5
31.1
37.1
37.3
-
2,013
2,964
5,450
195
6,040
491
1,537
882
645
612
701
687
644
391
416
883
179
-
6,924
5,890
7,526
1,420
6,034
1,395
2,167
543
1,256
694
537
640
1,175
611
968
1,704
365
-
665
328
394
236
726
56,993
31.3
36.1
84.6
79.7
38.4
57.0
6.4
3.5
3.3
3.9
3.3
4.0
12.0
26.6
43.6
73.5
28.3
38.7
15.5
6.5
3.2
1.0
11.1
6.0
30.9
10.5
13.8
17.9
16.8
18.1
35.8
18.3
23.6
36
35.9
39.4
23
14
76
157
111
1,027
173
46
132
52
450
50,206
Lampiran 4.16
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
2004
No
Provinsi
Jumlah RSU
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
(2)
(3)
14
25
15
10
7
11
4
6
3
8
28
40
6
43
5
9
6
13
10
10
11
10
6
9
26
5
2
6
2
4
3
4
361
2005
Jumlah RSU
Melakukan
Pemeriksaan
(4)
6
8
13
9
5
7
3
6
1
8
26
40
6
27
3
8
5
9
7
7
4
7
5
6
16
4
0
2
0
2
1
3
254
Jumlah
Pemeriksaan
Jumlah RSU
(5)
(6)
16,831
44,754
47,584
32,799
7,545
43,662
12,533
25,567
3,155
160,639
322,144
253,769
46,530
221,615
24,269
69,029
19,381
35,684
21,652
15,412
8,232
50,439
17,562
7,099
20,969
8,700
6,060
7,711
1,798
12,564
1,565,688
14
26
15
12
7
12
4
8
3
8
28
41
6
45
5
9
7
14
13
10
11
10
6
9
26
6
2
6
4
4
3
4
378
2006
Jumlah RSU
Melakukan
Pemeriksaan
(7)
7
9
12
10
7
7
3
6
1
6
19
36
6
24
2
9
5
10
7
6
7
9
6
6
20
4
0
3
1
2
1
4
255
Jumlah
Pemeriksaan
Jumlah RSU
(8)
(9)
25,100
54,229
47,206
39,634
21,210
53,123
12,468
43,142
4,362
187,024
383,623
298,996
34,980
200,241
43,550
72,599
28,437
28,821
30,157
36,131
18,058
54,007
15,819
10,128
47,830
14,240
6,621
987
8,310
1,134
11,950
1,834,117
16
29
16
14
7
12
6
8
3
8
28
41
6
45
5
9
7
14
13
10
11
10
6
9
26
7
3
6
4
4
3
4
390
Jumlah RSU
Melakukan
Pemeriksaan
(10)
Jumlah
Pemeriksaan
(11)
9
8
10
9
5
9
3
6
1
31,024
72,727
40,753
38,889
13,730
48,599
10,886
26,016
3,952
7
14
31
4
24
3
8
6
9
10
8
5
7
4
6
15
3
0
204,798
222,074
239,233
31,239
199,873
22,987
66,955
21,569
23,707
28,366
26,617
18,309
47,215
18,692
15,712
28,987
10,703
-
2
1
2
0
3
232
8,478
1,127
9,232
9,419
1,541,868
Lampiran 4.17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Laboratorium A
Laboratorium B
Laboratorium C
(3)
(4)
(5)
142,302
32,134
234,436
202,837
113,163
240,787
42,702
178,357
27,819
124,188
5,854,686
3,749,123
256,784
2,734,977
969,034
703,646
198,586
469,240
215,565
621,661
243,460
288,332
58,754
132,790
394,487
12,469
11,073
10,799
29,372
60,630
18,354,193
22
23
789
6,895
2,775
4,169
5,473
103
122
20,371
28
1,202
1,919
499
746
477
237
581
1,444
814
6,685
620
1,275
16,527
Lampiran 4.18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Kasus R J T L
(3)
(4)
3,381,791
2,867,820
1,083,424
1,036,115
486,409
1,920,001
502,613
2,130,200
129,801
172,816
881,216
7,550,535
10,367,184
769,091
9,181,419
1,814,399
548,357
1,949,507
2,652,342
1,321,714
485,483
670,674
482,183
697,203
730,596
2,001,658
889,657
386,836
362,197
636,318
421,703
1,088,618
400,120
60,000,000
372,867
253,950
152,452
33,781
33,510
175,113
38,299
78,700
8,486
19,569
81,926
562,997
656,520
117,833
467,138
100,324
90,151
67,653
114,372
58,146
21,117
54,064
55,743
67,216
46,274
204,015
39,373
9,035
11,973
22,282
5,115
82,122
31,371
4,133,487
Kasus R I T L
(5)
52,583
72,570
36,774
15,081
11,405
43,089
13,503
34,761
4,806
8,136
11,444
163,961
264,161
45,400
194,365
26,709
37,191
27,219
74,807
8,137
20,478
22,800
37,125
19,377
62,959
14,181
9,066
3,519
11,628
3,218
24,014
9,695
1,384,162
Total Utilisasi
(6)
425,450
326,520
189,226
48,862
44,915
218,202
51,802
113,461
13,292
27,705
93,370
726,958
920,681
163,233
661,503
127,033
127,342
94,872
189,179
58,146
29,254
74,542
78,543
104,341
65,651
266,974
53,554
18,101
15,492
33,910
8,333
106,136
41,066
5,517,649
Lampiran 4.19
Pemda Provinsi
Pemda Kab/Kota
Swasta
Jumlah
Jenis NAPZA
Kuratif
(1)
(2)
1 Opiat
Rehabilitatif Aftercare
(3)
(4)
a. Heroin
(5)
(6)
10
3
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
Kuratif
(7)
(8)
(9)
Rehabilitatif Aftercare
(10)
(11)
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
Kuratif
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
2
2
(19)
10
(20)
10
b. Morfin
c. Pethidin
d. Kodein
2 Kokain
3 Kanabis/Ganja
10
18
24
35
10
19
14
4 Lainnya
NARKOTIKA
1 Amfetamin
a. Methamfetamin (extacy)
b. Shabu
c. Lainnya
10
11
Rehabilitatif Aftercare
4
-
45
10
29
14
11
13
20
13
a. Barbiturat
b. Benzodiazepin
c. Lainnya
3 Inhalan
4 Lainnya
0
11
16
2 Sedative
0
-
1 Alkohol
11
2 Lainnya
11
32
11
119
25
11
Jumlah
12
77
25
17
14
20
12
11
15
30
PSIKOTROPIKA
11
42
15
20
12
11
0
-
Lampiran 4.20
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PUTARAN I
Target
Hasil
(3)
(4)
%
(5)
PUTARAN II
Target
Hasil
(6)
(7)
Target
(8)
(9)
PUTARAN III
Hasil
(10)
Target
(11)
(12)
PUTARAN IV
Hasil
(13)
Target
(14)
(15)
PUTARAN V
Hasil
(16)
%
(17)
548,699
475,835
86.7
536,699
495,623
92.3
536,699
498,163
92.8
498,167
478,895
96.1
498,163
486,533
97.7
1,478,620
1,386,679
93.8
1,478,620
1,466,373
99.2
1,478,620
1,486,547
100.5
1,486,547
1,460,676
98.3
1,486,547
1,516,953
102.0
480,390
477,438
99.4
480,390
492,016
102.4
480,390
496,786
103.4
496,786
494,482
99.5
496,786
501,027
100.9
599,992
617,800
103.0
617,800
635,920
102.9
617,800
640,857
103.7
640,857
642,211
100.2
642,211
652,992
101.7
328,453
298,967
91.0
320,857
305,228
95.1
320,857
306,243
95.4
306,244
307,888
100.5
307,888
311,003
101.0
845,501
846,331
100.1
846,331
861,052
101.7
846,331
863,963
102.1
863,963
862,656
99.8
863,963
871,796
100.9
170,220
166,717
97.9
170,220
173,749
102.1
170,220
170,956
100.4
173,749
170,311
98.0
173,749
173,313
99.7
856,386
781,660
91.3
825,594
815,429
98.8
825,594
815,019
98.7
825,594
815,350
98.8
825,594
821,447
99.5
124,952
110,716
88.6
111,789
118,827
106.3
111,789
115,697
103.5
118,827
120,147
101.1
120,147
117,907
98.1
160,744
149,045
92.7
149,164
149,233
100.0
149,164
146,565
98.3
149,233
162,535
108.9
162,535
159,139
97.9
757,197
852,669
112.6
922,963
888,204
96.2
922,963
900,328
97.5
922,963
878,215
95.2
922,963
903,757
97.9
4,337,474
4,100,337
94.5
4,494,725
4,272,359
95.1
4,494,725
4,327,637
96.3
4,494,725
4,338,951
96.5
4,494,725
4,454,960
99.1
3,103,478
2,816,731
90.8
3,103,478
2,864,189
92.3
3,103,478
2,917,146
94.0
2,917,165
2,917,912
100.0
2,917,912
2,955,195
101.3
229,543
227,207
99.0
228,240
234,916
102.9
228,240
237,084
103.9
237,084
236,808
99.9
237,084
239,936
101.2
3,164,679
3,061,276
96.7
3,059,019
3,158,992
103.3
3,059,019
3,199,042
104.6
3,199,042
3,222,539
100.7
3,222,539
3,257,847
101.1
1,176,113
1,023,290
87.0
1,176,113
1,078,597
91.7
1,176,113
1,095,060
93.1
1,176,113
1,093,205
93.0
1,176,113
1,121,099
95.3
297,604
305,607
102.7
305,607
321,620
105.2
305,607
316,828
103.7
321,620
321,292
99.9
321,620
324,400
100.9
428,833
470,609
109.7
470,609
495,129
105.2
470,609
504,833
107.3
504,833
503,842
99.8
504,833
519,329
102.9
502,545
522,117
103.9
522,117
541,293
103.7
522,117
538,057
103.1
541,293
542,005
100.1
542,005
551,912
101.8
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
513,422
455,733
88.8
489,250
475,644
97.2
489,250
467,484
95.6
475,644
474,201
99.7
475,644
477,870
100.5
232,213
214,586
92.4
232,213
229,890
99.0
232,213
227,135
97.8
229,890
232,173
101.0
232,173
233,846
100.7
357,404
332,612
93.1
352,182
343,934
97.7
352,182
344,441
97.8
344,441
342,237
99.4
352,182
350,893
99.6
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
313,552
313,404
100.0
313,552
316,043
100.8
313,552
321,121
102.4
321,121
328,550
102.3
328,550
333,194
101.4
198,338
221,754
111.8
221,331
223,852
101.1
221,331
225,806
102.0
225,806
226,203
100.2
226,203
230,534
101.9
274,107
278,925
101.8
278,925
287,980
103.2
278,925
284,146
101.9
287,980
285,698
99.2
287,980
293,178
101.8
805,769
751,128
93.2
805,769
792,251
98.3
805,769
811,277
100.7
811,277
822,724
101.4
822,724
846,704
102.9
264,662
237,680
89.8
241,470
249,649
103.4
241,470
249,814
103.5
249,814
252,532
101.1
252,532
256,100
101.4
110,650
102,133
92.3
110,650
105,051
94.9
110,650
105,494
95.3
105,494
104,637
99.2
105,494
105,155
99.7
112,363
110,031
97.9
112,363
117,862
104.9
112,363
116,436
103.6
117,862
119,837
101.7
119,837
120,126
100.2
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
181,122
167,920
92.7
171,256
172,335
100.6
171,256
168,572
98.4
172,335
159,536
92.6
172,335
78,830
45.7
97,406
105,748
108.6
97,406
106,123
108.9
97,406
99,803
102.5
106,123
104,123
98.1
106,123
96,957
91.4
286,151
198,035
69.2
286,151
224,794
78.6
286,151
143,948
50.3
224,794
168,821
75.1
224,794
218,639
97.3
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
19 Nusa Tenggara Timur
87,574
72,505
82.8
87,574
79,409
90.7
87,574
64,594
73.8
79,409
73,139
92.1
79,409
78,641
99.0
23,426,156
22,253,225
95.0
23,620,427
23,093,566
97.8
23,620,427
23,206,882
98.2
23,626,795
23,264,331
98.5
23,703,357
23,661,212
99.8
Lampiran 4.21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Cakupan TB BTA
Positif
(2)
(3)
3,156
13,401
3,443
3,175
1,980
1,271
4,821
3,985
851
7,308
28,541
17,523
1,241
21,592
6,240
1,282
3,563
2,320
3,837
1,716
1,648
2,991
3,705
2,195
2,301
9,089
1,342
1,082
567
2,474
158,640
Sembuh
Jumlah
(4)
(5)
2,488
12,301
2,763
2,032
1,531
1,108
4,059
3,306
763
4,983
24,181
14,942
1,015
17,554
5,374
1,017
2,717
1,967
3,345
1,379
1,017
2,564
3,443
1,979
2,085
8,143
1,154
565
267
1,725
131,767
78.83
91.79
80.25
64.00
77.32
87.18
84.19
82.96
89.66
68.19
84.72
85.27
81.79
81.30
86.12
79.33
76.26
84.78
87.18
80.36
61.71
85.72
92.93
90.16
90.61
89.59
85.99
52.22
47.09
69.73
83.06
Pengobatan Lengkap
Jumlah
%
(6)
276
332
276
632
226
76
340
475
10
1,623
2,182
926
60
1,428
596
68
348
141
227
180
317
138
90
107
76
100
123
291
238
268
12,170
(7)
8.75
2.48
8.02
19.91
11.41
5.98
7.05
11.92
1.18
22.21
7.65
5.28
4.83
6.61
9.55
5.30
9.77
6.08
5.92
10.49
19.24
4.61
2.43
4.87
3.30
1.10
9.17
26.89
41.98
10.83
7.67
SR
%
(8)
87.58
94.27
88.27
83.91
88.74
93.15
91.25
94.88
90.83
90.39
92.37
90.56
86.62
87.91
95.67
84.63
86.02
90.86
93.09
90.85
80.95
90.34
95.36
95.03
93.92
90.69
95.16
79.11
89.07
80.56
90.73
Lampiran 4.22
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Target Penemuan
(3)
37,925
121,399
45,558
44,914
26,307
17,810
78,835
76,276
12,302
12,655
83,791
402,751
298,600
24,105
305,441
122,352
33,423
53,549
42,603
46,737
19,584
38,942
35,769
21,879
23,457
19,757
79,362
9,148
10,147
15,234
9,095
25,967
6,296
2,201,970
< 1 th
(4)
Jumlah
(5)
(6)
1,123
14,603
4,687
2,949
1,348
1,298
9,776
4,074
2,255
94
1,858
70,786
14,977
137
27,155
6,676
2,573
21,079
5,711
3,845
364
5,121
5,704
1,832
4,993
2,375
5,518
1,669
858
769
2,517
625
4,200
26,704
12,665
6,446
5,594
1,065
18,089
7,261
6,070
139
3,876
128,499
30,390
314
48,625
10,133
4,675
30,802
6,557
6,960
668
6,776
10,905
2,381
8,098
4,959
9,947
2,348
1,648
1,006
4,569
949
229,349
413,318
5,323
41,307
17,352
9,395
6,942
2,363
27,865
11,335
8,325
233
5,734
199,285
45,367
451
75,780
16,809
7,248
51,881
12,268
10,805
1,032
11,897
16,609
4,213
13,091
7,334
15,465
4,017
2,506
1,775
7,086
1,574
33
642,667
%
(7)
14.04
34.03
38.09
20.92
26.39
13.27
35.35
14.86
67.67
1.84
6.84
49.48
15.19
1.87
24.81
13.74
21.69
96.89
28.80
23.12
5.27
30.55
46.43
19.26
55.81
37.12
19.49
43.91
24.70
11.65
77.91
6.06
0.52
29.19
Lampiran 4.23
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Bayi
( 6-11 Bln)
Jumlah
Anak Balita
(1-4 Thn)
(3)
(4)
Cakupan Vitamin A
Ibu Nifas
(5)
Jumlah
(6)
(7)
(8)
(9)
(11)
57,382
286,133
103,691
48,836
85.11
266,948
93.30
55,136
53.17
181,851
1,212,336
304,373
132,782
73.02
991,446
81.78
123,139
40.46
3 Sumatera Barat
64,447
416,106
107,526
53,393
82.85
347,915
83.61
66,831
62.15
4 Riau
88,053
514,563
121,683
65,073
73.90
428,450
83.26
74,392
61.14
5 Jambi
61,608
256,343
64,991
36,279
58.89
235,698
91.95
34,271
52.73
127,044
667,404
163,162
108,127
85.11
86.59
121,526
74.48
7 Bengkulu
41,821
175,121
41,821
23,801
56.91
119,807
68.41
27,684
66.20
8 Lampung
144,549
552,763
167,855
105,535
73.01
449,030
81.23
44,732
26.65
17,251
101,015
26,291
14,703
85.23
83,633
82.79
20,462
77.83
10 Kepulauan Riau
30,007
138,296
37,063
20,002
66.66
116,120
83.96
24,503
66.11
11 DKI Jakarta
78,939
512,203
189,327
75,808
96.03
412,055
80.45
34,190
18.06
12 Jawa Barat
443,535
3,119,991
280,006
398,892
89.93
1,987,539
63.70
128,905
46.04
13 Jawa Tengah
346,611
2,126,061
628,886
339,179
97.86
2,095,473
98.56
554,569
88.18
14 DI Yogyakarta
36,978
190,860
46,433
29,545
79.90
178,414
93.48
32,659
70.34
15 Jawa Timur
633,418
2,430,511
634,441
302,332
47.73
2,070,920
85.21
475,195
74.90
16 Banten
2 Sumatera Utara
6 Sumatera Selatan
577,881
142,524
885,372
245,263
123,650
86.76
750,193
84.73
155,016
63.20
17 Bali
41,927
212,784
61,097
35,105
83.73
200,612
94.28
48,998
80.20
61,589
378,372
101,254
56,957
92.48
368,035
97.27
85,536
84.48
90,677
402,696
107,925
64,048
70.63
351,743
87.35
57,592
53.36
20 Kalimantan Barat
80,027
402,004
98,575
49,117
61.38
260,234
64.73
46,769
47.45
21 Kalimantan Tengah
32,511
74.22
41,276
80.26
22 Kalimantan Selatan
47,810
386,807
75,018
37,271
77.96
247,513
63.99
59,980
79.95
23 Kalimantan Timur
56,650
325,659
71,918
48,613
85.81
254,915
78.28
39,016
54.25
22,783
93.50
129,218
89.23
35,060
77.18
98.13
40,706
72.31
222,167
144,814
51,429
24 Sulawesi Utara
24,368
25 Sulawesi Tengah
50,428
26 Sulawesi Selatan
112,609
514,353
27 Sulawesi Tenggara
33,158
202,474
51,894
28 Gorontalo
14,291
91,394
22,788
29 Sulawesi Barat
21,409
67,637
30 Maluku
26,390
31 Maluku Utara
45,428
79.91
164,883
56,292
38,011
75.38
163,280
92,863
82.46
434,261
84.43
122,323
74.92
24,626
74.27
156,778
77.43
26,720
51.49
13,027
91.16
69,219
75.74
15,158
66.52
22,526
15,121
70.63
55,176
81.58
7,813
34.68
147,484
32,463
16,103
61.02
92,449
62.68
21,852
67.31
18,347
93,442
22,229
10,831
59.03
48,471
51.87
16,171
72.75
32 Papua
49,358
194,074
50,125
40,096
81.24
171,105
88.16
2,489
4.97
16,785
61,098
6,479
38.60
18,828
30.82
2,474,969
75.59
14,348,045
81.29
Indonesia
3,274,352
217,146
25,981
17,649,483
4,197,053
213,083
2,640,669
62.92
Lampiran 4.24
No
Provinsi
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber : Dit. Gizi Kesehatan Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI, 2006
114,970
329,499
118,348
133,638
79,889
184,051
47,294
179,760
28,757
41,058
212,357
893,391
244,085
51,902
707,312
269,259
68,018
114,903
124,637
115,651
57,202
74,607
78,633
48,797
59,081
186,293
52,727
24,982
24,459
33,374
23,941
48,882
21,874
4,793,631
(4)
(5)
26,294
161,040
76,110
90,613
14,925
143,311
27,629
136,275
19,272
2,498
74,331
705,756
43,766
39,223
477,935
161,179
30,651
61,991
80,912
60,682
28,952
74,423
60,263
22,838
40,656
110,862
18,764
16,614
12,178
21,108
9,059
33,116
5,436
2,888,662
22.87
48.87
64.31
67.80
18.68
77.86
58.42
75.81
67.02
6.08
35.00
79.00
17.93
75.57
67.57
59.86
45.06
53.95
64.92
52.47
50.61
99.75
76.64
46.80
68.81
59.51
35.59
66.50
49.79
63.25
37.84
67.75
24.85
60.26
Lampiran 4.25
No
Jenis Bencana
Jumlah Provinsi
Jumlah Kab/Kota
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Banjir
Jumlah Korban
Luka Ringan/
Luka Berat/
Rawat Inap
Rawat Jalan
Meninggal
(5)
(6)
Pengungsi
Hilang
(7)
(8)
(9)
20
44
108
2,576
34,036
79
162,064
2 Banjir Bandang
10
251
107
4,208
148
23,056
3 Tanah Longsor
19
19
123
30
335
10
6,469
26,983
178,292
11
12
6 Kecelakaan Transportasi
15
15
129
358
164
401
7 Keracunan Makanan
21
132
389
8 Ledakan Granat/Bom
14
24
15
9 Bencana Kelaparan
157
336
4 Gempa Bumi
10 KLB Diare
2,127
82
10063*
3,261
Lampiran 5.1
JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
Puskesmas
No
Provinsi
Perawatan
Non
Sarana UKBM
Poskesdes
Total
Posyandu
Polindes
Perawatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pos Obat
(8)
Ambulans
Desa
R-4
PB
(9)
(10)
(11)
Sepeda
Motor
(12)
(13)
85
189
274
5,576
1,473
193
244
99
634
145
300
445
391
22,190
644
695
323
41
1,571
706
3 Sumatera Barat
81
143
224
200
6,680
834
941
156
31
4 Riau
46
108
154
4,333
197
57
113
15
25
321
5 Jambi
41
99
140
54
2,882
77
156
155
10
31
789
6 Sumatera Selatan
76
173
249
5,786
1,499
175
208
30
42
784
7 Bengkulu
34
92
126
150
1,713
653
137
131
37
477
8 Lampung
39
196
235
200
7,380
1,062
214
228
11
865
17
30
47
909
199
59
42
10
230
10 Kepulauan Riau
16
29
45
503
227
46
20
17
160
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
50
292
342
3,841
199
76
28
464
142
857
999
1,055
43,111
1,511
817
468
115
4,349
13 Jawa Tengah
241
617
858
4,322
46,746
4,411
857
867
66
3,537
14 DI Yogyakarta
38
79
117
5,412
80
111
142
36
737
336
594
930
5,148
44,095
4,174
192
962
49
3,349
661
15 Jawa Timur
16 Banten
34
143
177
8,989
126
94
100
23
17 Bali
22
88
110
210
4,589
262
19
127
13
596
44
86
130
5,256
479
217
135
20
656
124
127
251
8,046
1,175
412
201
13
32
717
20 Kalimantan Barat
71
134
205
150
3,705
1,094
271
179
104
742
21 Kalimantan Tengah
52
102
154
148
1,706
531
38
90
62
32
460
22 Kalimantan Selatan
36
165
201
284
3,411
710
95
197
25
23
826
23 Kalimantan Timur
87
99
186
4,409
337
305
115
36
14
632
24 Sulawesi Utara
59
71
130
2,068
420
94
91
13
41
281
25 Sulawesi Tengah
64
80
144
215
2,841
848
53
134
11
248
26 Sulawesi Selatan
179
183
362
415
8,579
1,159
377
440
15
40
1,310
714
27 Sulawesi Tenggara
52
107
159
2,479
349
1,854
104
13
28 Gorontalo
17
38
55
1,134
266
90
47
18
223
29 Sulawesi Barat
22
40
62
6,825
81
35
109
108
30 Maluku
54
71
125
1,360
208
36
34
13
31 Maluku Utara
31
31
62
39
24
12
91
121
115
236
2,648
302
101
52
11
332
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
Sumber : Pusdatin, Depkes RI, 2006
1,055
41
40
81
167
13
33
35
92
2,497
5,518
8,015
12,942
269,202
25,754
9,598
6,365
548
938
27,771
Lampiran 5.2
JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Rasio Puskesmas/
Puskesmas
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
2006
(12)
230
240
240
266
274
5.76
5.70
6.15
6.60
6.73
Sumatera Utara
411
388
423
426
445
3.47
3.27
3.43
3.42
3.52
Sumatera Barat
204
206
210
214
224
4.79
4.62
4.62
4.69
4.84
Riau
167
142
146
150
154
3.10
2.55
3.21
3.28
2.52
Jambi
45
47
135
140
3.92
5.12
5.22
Sumatera Selatan
130
127
132
242
249
5.29
4.94
4.89
3.57
3.61
Bengkulu
214
235
250
113
126
2.98
3.62
3.68
7.29
8.04
Lampung
112
112
113
224
235
6.86
7.38
7.02
3.15
3.26
211
219
222
47
47
3.11
3.16
3.10
4.50
4.37
10
Kepulauan Riau
45
45
61
41
45
4.86
4.61
5.99
3.22
11
DKI Jakarta
328
329
329
335
342
4.00
3.82
3.61
3.78
3.82
12
Jawa Barat
976
982
982
996
999
2.64
2.59
2.51
2.56
2.52
13
Jawa Tengah
853
855
857
853
858
2.69
2.67
2.60
2.67
2.67
14
DI Yogyakarta
117
117
117
117
117
3.69
3.65
3.57
3.50
3.45
15
Jawa Timur
922
918
907
919
930
2.63
2.54
2.45
2.53
2.54
16
Banten
168
171
172
173
177
1.89
1.91
1.88
1.92
1.92
17
Bali
107
108
109
110
110
3.31
3.22
3.13
3.25
3.21
18
121
127
125
128
130
2.98
3.17
3.00
3.06
3.05
19
211
218
220
228
251
5.36
5.35
5.27
5.35
5.76
20
Kalimantan Barat
189
192
195
207
205
4.52
4.86
4.78
5.11
4.98
21
Kalimantan Tengah
118
133
132
134
154
6.05
7.28
6.94
7.00
7.95
22
Kalimantan Selatan
189
189
193
192
201
6.22
5.95
5.95
5.85
6.01
23
Kalimantan Timur
165
167
174
187
186
6.48
6.17
5.90
6.56
6.34
24
Sulawesi Utara
101
108
114
119
130
4.94
5.08
5.28
5.59
6.02
25
Sulawesi Tengah
132
134
135
139
144
5.79
6.06
5.81
6.06
6.13
26
Sulawesi Selatan
367
376
333
347
362
4.43
4.58
4.45
4.09
4.20
27
Sulawesi Tenggara
122
115
138
139
159
6.34
6.13
7.02
7.08
7.94
28
Gorontalo
39
47
44
45
55
4.47
5.33
4.80
4.88
5.84
29
Sulawesi Barat
50
50
62
5.17
30
Maluku
103
109
125
8.48
7.74
8.71
9.83
31
Maluku Utara
32
Papua
33
52
55
60
81
9.71
Indonesia
7,309
7,413
7,550
7,669
8,015
3.46
3.46
3.48
3.50
3.61
96
98
8.05
49
53
55
56
62
6.60
6.21
6.03
6.33
6.75
215
165
167
168
236
9.19
7.02
9.07
6.67
8.87
Lampiran 5.3
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Puskesmas
2003
2004
2005
2002
(3)
(4)
(5)
(6)
2006
2002
(7)
(8)
(11)
(12)
2006
(13)
230
240
240
266
274
77
78
82
89
85
Sumatera Utara
411
388
423
426
445
97
90
97
98
145
Sumatera Barat
204
206
210
214
224
62
63
63
64
81
Riau
167
142
146
150
154
49
36
38
39
46
Jambi
45
47
135
140
21
21
43
41
Sumatera Selatan
130
127
132
242
249
37
36
38
75
76
Bengkulu
214
235
250
113
126
67
68
71
24
34
Lampung
112
112
113
224
235
25
10
25
31
39
211
219
222
47
47
30
28
29
14
17
45
45
61
41
45
10
25
26
17
16
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
328
329
329
335
342
47
46
48
50
50
12
976
982
982
996
999
132
18
132
132
142
13
Jawa Barat
Jawa Tengah
853
855
857
853
858
206
128
235
218
241
14
DI Yogyakarta
117
117
117
117
117
32
214
32
32
38
15
Jawa Timur
922
918
907
919
930
283
32
295
310
336
16
Banten
168
171
172
173
177
18
279
18
18
34
17
Bali
107
108
109
110
110
20
20
20
23
22
18
121
127
125
128
130
43
27
28
46
44
19
211
218
220
228
251
62
59
60
72
124
20
Kalimantan Barat
189
192
195
207
205
66
66
67
70
71
21
Kalimantan Tengah
118
133
132
134
154
28
33
31
35
52
22
Kalimantan Selatan
189
189
193
192
201
25
26
31
33
36
23
Kalimantan Timur
165
167
174
187
186
68
68
67
70
87
24
Sulawesi Utara
101
108
114
119
130
57
17
59
56
59
25
Sulawesi Tengah
132
134
135
139
144
55
66
59
59
64
26
Sulawesi Selatan
367
376
333
347
362
150
57
140
147
179
27
Sulawesi Tenggara
122
115
138
139
159
36
156
35
45
52
28
Gorontalo
39
47
44
45
55
14
28
14
14
17
29
Sulawesi Barat
50
50
62
18
19
22
30
Maluku
96
98
103
109
125
32
30
30
31
54
31
Maluku Utara
32
Papua
33
49
53
55
56
62
20
16
15
17
31
215
165
167
168
236
78
61
63
64
121
52
55
7,309
7,413
7,550
60
7,669
81
8,015
22
23
22
41
1,926
1,924
2,010
2,077
2,497
Lampiran 5.4
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
2002
R-4
PB
(3)
(5)
(4)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
192
195
198
Sumatera Utara
237
234
267
Sumatera Barat
188
191
190
Riau
103
Jambi
Sumatera Selatan
114
Bengkulu
149
Lampung
102
160
10
Kepulauan Riau
30
25
20
11
68
70
12
DKI Jakarta
Jawa Barat
384
379
13
Jawa Tengah
665
759
14
DI Yogyakarta
108
15
Jawa Timur
871
868
886
16
Banten
90
84
17
Bali
110
45
111
45
18
112
117
119
101
135
1.0
0.9
1.0
0.8
1.1
19
173
19
175
21
183
21
186
23
201
13
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
20
Kalimantan Barat
93
58
98
82
112
75
126
71
179
104
0.8
0.9
1.0
1.0
1.4
21
Kalimantan Tengah
77
75
109
83
88
54
106
50
90
62
1.3
1.4
1.1
1.2
1.0
22
Kalimantan Selatan
168
40
164
40
176
29
186
30
197
25
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
23
Kalimantan Timur
113
50
113
48
126
46
138
40
115
36
1.0
1.0
1.0
1.0
0.8
24
Sulawesi Utara
81
17
81
17
67
16
59
15
91
13
1.0
0.9
0.7
0.6
0.8
25
Sulawesi Tengah
96
21
95
19
106
17
118
12
134
11
0.9
0.9
0.9
0.9
1.0
26
Sulawesi Selatan
229
15
243
10
215
245
10
440
15
0.7
0.7
0.7
0.7
1.3
27
Sulawesi Tenggara
77
14
84
15
85
101
104
13
0.7
0.9
0.7
0.8
0.7
28
Gorontalo
23
32
47
0.6
0.6
0.7
0.7
0.9
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
46
Indonesia
189
244
0.9
0.8
0.9
0.7
248
323
0.6
0.6
0.6
0.6
0.9
0.7
11
209
156
0.9
0.9
1.0
1.0
0.7
0.8
91
23
96
23
106
24
113
15
0.9
0.8
0.8
0.9
122
27
24
24
123
10
155
10
3.3
1.0
1.0
1.2
15
161
128
12
180
208
30
1.0
1.3
1.1
0.8
1.0
20
104
197
10
108
131
0.8
0.5
0.8
1.0
1.0
166
101
185
228
0.9
1.5
0.9
0.8
1.0
44
42
0.8
0.2
0.8
0.9
0.9
49
27
19
46
20
0.7
1.0
0.8
1.1
1.5
70
165
57
76
0.2
0.2
0.7
0.2
0.2
406
407
468
0.4
0.4
0.4
0.4
0.5
777
820
867
0.8
0.9
0.9
1.0
1.0
126
142
0.9
0.9
0.9
1.1
1.2
914
962
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
88
103
100
0.5
0.5
0.5
0.6
0.6
111
46
118
46
127
1.4
1.4
1.4
1.5
1.2
36
108
22
108
32
27
28
35
0.6
0.6
0.6
32
37
34
33
36
34
0.6
0.6
0.7
0.6
0.6
32
172
26
35
2006
R-4
PB
27
18
62
17
64
26
65
28
41
39
24
1.6
1.5
1.7
1.2
1.0
118
102
69
61
71
66
75
73
101
52
1.0
0.8
0.8
0.9
0.6
4,984
654
21
29
25
42
25
43
33
35
1.0
1.2
1.1
0.8
5,148
673
5,358
805
5,552
591
6,365
548
0.8
0.8
0.8
0.8
0.9
Lampiran 5.5
JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA
MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Depkes/Pemda
RS
RS
Jumlah
Umum
Khusus
(3)
(4)
(5)
RS
Umum
(6)
TNI/POLRI
RS
Jumlah
Khusus
(7)
(8)
Departemen Lain/BUMN
RS
RS
Jumlah
Umum
Khusus
(9)
(10)
(11)
RS
Umum
Swasta
RS
Khusus
(12)
(13)
Jumlah
RS
Umum
(14)
(15)
Semua RS
RS
Jumlah
Khusus
(16)
(17)
16
17
27
30
Sumatera Utara
29
34
17
18
61
67
114
12
126
Sumatera Barat
16
18
10
19
29
12
41
Riau
14
15
11
13
36
39
Jambi
13
15
Sumatera Selatan
12
14
10
27
31
Bengkulu
Lampung
12
18
22
9
11
DKI Jakarta
15
53
35
88
74
44
118
12
Jawa Barat
28
36
12
12
47
28
75
93
37
130
13
Jawa Tengah
41
49
73
40
113
125
48
173
14
DI Yogyakarta
15
24
17
17
34
15
Jawa Timur
45
53
19
20
13
15
56
22
78
133
33
166
16
Banten
14
17
24
17
Bali
11
16
20
27
33
18
10
10
13
19
14
14
24
25
20
Kalimantan Barat
13
16
23
21
Kalimantan Tengah
10
10
11
22
Kalimantan Selatan
11
13
20
23
Kalimantan Timur
10
12
10
24
27
24
Sulawesi Utara
11
11
19
20
25
Sulawesi Tengah
10
14
19
26
Sulawesi Selatan
26
33
12
19
45
15
60
27
Sulawesi Tenggara
13
15
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
15
31
Maluku Utara
32
33
34
10
390
74
464
110
112
71
78
441
197
638
1,012
280
1,292
Indonesia
Kepulauan Riau
10
28
-
11
26
4
-
0
17
6
6
Lampiran 5.6
JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM
MENURUT PENGELOLA TAHUN 2002 - 2006
Jumlah Rumah Sakit Umum
No
Pengelola
(1)
(2)
2002
2003
2004
2005
(10)
(11)
(12)
(13)
Departemen Kesehatan
14
14
13
13
Pemerintah Provinsi
45
45
43
43
Pemerintah Kab/Kota
287
294
305
322
Depkes + Pemda
346
353
361
378
TNI/POLRI
110
110
110
110
70
71
71
71
Pemerintah
526
534
542
559
Swasta
427
432
434
436
953
966
976
995
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 5.7
JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DEPKES/PEMDA
MENURUT KELAS DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
Kelas A
Kelas B
(2)
(3)
(4)
(1)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
33
34
1
1
1
1
Kelas C
Kelas D
(5)
Total
(6)
2
4
2
1
1
1
1
1
9
18
11
8
5
8
3
6
3
5
9
16
1
10
2
5
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
2
17
24
4
29
3
4
6
3
7
5
9
5
3
5
17
4
2
2
2
2
3
2
75
231
(7)
3
3
2
3
1
3
1
1
1
5
10
5
4
1
2
2
3
7
1
3
2
1
1
1
66
14
26
15
12
7
12
4
8
3
0
8
28
41
6
45
5
9
7
14
13
10
11
10
6
9
26
6
2
0
6
4
3
4
4
378
Lampiran 5.8
Pengelola
(1)
(2)
Departemen Kesehatan
2002
2003
2004
2005
2006
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
9,086
8,858
8,505
8,483
8,784
Pemerintah Provinsi
12,872
12,958
12,391
12,902
12,834
Pemerintah Kab/Kota
30,316
30,803
31,959
33,896
35,375
Depkes + Pemda
52,274
52,619
52,855
55,281
56,993
TNI/POLRI
10,740
10,718
10,761
10,814
10,842
6,729
6,758
6,537
6,827
6,880
Pemerintah
69,743
70,095
70,153
72,922
74,715
Swasta
41,796
42,284
42,487
43,364
43,789
111,539
112,379
112,640
116,286
118,504
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 5.9
JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA
MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 2002 - 2006
No
(1)
(2)
2004
2003
2002
2005
2006
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
RS Jiwa
51
7,777
51
7,771
51
8,535
51
8,527
51
8,630
RS Kusta
23
2,344
23
2,344
22
2,248
22
2,446
22
2,137
RS TP
722
722
751
766
718
RS Mata
10
418
10
418
10
460
10
475
10
459
RS OP
187
187
187
187
187
RS Penyakit Infeksi
144
144
144
127
144
RS Jantung
214
234
234
234
RS Kanker
129
128
129
172
RS Bersalin
55
2,491
55
2,464
55
2,439
56
2,533
57
2,458
63
3,100
64
3,629
69
3,388
10
63
3,175
11
11
12
RS Khusus Lainnya
112
4,592
41
1,182
55
1,365
56
1,427
57
1,420
262
18,675
268
18,750
270
19,591
273
20,480
280
19,947
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 5.10
JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2002 - 2006
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Obat Tradisional
Industri Farmasi
Provinsi
Perbekalan Kesehatan
Rumah tangga (PKRT)
Alat Kesehatan
Kosmetika
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
0
11
2
0
1
1
0
0
0
40
71
25
1
51
22
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
226
0
11
2
0
1
1
0
0
0
40
72
25
1
42
24
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
220
0
11
2
0
1
3
0
0
0
34
76
31
1
42
24
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
227
11
2
0
1
2
0
34
76
31
1
42
24
1
225
10
1
1
34
76
31
1
51
26
1
1
-
1
2
4
0
0
0
0
0
19
33
10
8
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
84
1
2
0
0
0
0
0
0
13
34
10
8
8
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
82
1
1
2
2
0
1
0
0
11
0
0
0
17
17
117
37
37
184
10
1
37
29
11
8
351
8
8
6
6
9
0
0
1
0
10
0
0
40
0
0
13
0
9
0
0 0 0
0
0
0
817
92
75 1,634
30
70
5
0
7
6
74
143
36
21
343
28
6
8
6
9
3
39
11
9
36
4
894
30
70
5
0
7
6
74
143
36
21
343
28
6
8
6
9
3
39
11
9
36
4
894
0
15
28
0
1
0
0
0
60
54
33
8
11
20
1
1
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
272
0
18
1
0
1
0
0
0
63
59
33
8
67
22
1
1
0
0
0
92
0
18
18
1
0
1
1
0
0
25
31
31
63
63
33
57
8
8
67
67
22
22
1
1
1
1
0
0
99
108
125
0 2
0
57
0
0
0
25
81
586
451
34
14
0
5
2
0
0
0
85
129
33
8
114
55
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
483
37
14
1
5
2
0
3
0
95
152
51
8
125
63
0
0
0
0
0
1
0
4
0
0
0
0
0
0
0
561
1
37
14
1
6
2
0
3
77
168
51
8
125
63
0
0
0
0
0
1
0
4
0
0
0
0
0
0
561
1
37
15
1
6
2
3
77
168
55
8
125
63
1
1
4
567
0
39
5
1
1
0
0
0
181
107
33
4
138
30
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
541
0
39
5
1
1
0
0
0
185
119
45
4
141
32
2
0
0
0
0
29
0
0
0
0
0
0
0
0
0
603
0
39
5
1
1
0
0
0
102
120
45
4
141
32
2
0
0
0
0
29
0
0
391
0
0
0
0
0
0
912
39
5
1
1
102
120
45
4
144
32
2
29
524
233
466
26
26
28
0
70
70
4
5
5
0
0
0
8
8
7
5
6
6
0
0
0
3
3
3
0
0
0
141
160
74
118
129
143
200
208
208
21
21
21
172
313
343
21
28
28
6
6
6
8
9
8
2
6
6
7
7
7
3
3
3
27
27
35
11
11
11
7
7
8
0
1
3
5
2
36
0
0
0
0
0
0
4
4
4
0
0
2
2
2
801 1,062 1,065
0
0
0
0
0
0
0
0
0
366
1
6
88
96
191
0
6
73
185
55
4
125
74
1
1
4
528
1
1
99
45
8
144
38
2
32
370
Lampiran 5.11
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Apotik
Toko Obat
Penyalur
Sub Penyalur
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
92
28
28
28
38
103
106
103
110
499
95
95
121
124
540
51
51
51
499
483
499
386
389
389
389
389
259
36
103
36
86
86
86
100
101
101
165
165
202
195
Sumatera Barat
64
67
67
71
76
158
165
165
105
190
384
397
397
397
360
Riau
63
84
84
79
82
122
192
192
216
269
482
650
650
640
606
Jambi
39
39
37
43
45
75
80
78
94
119
137
309
150
137
141
92
12
12
Sumatera Selatan
76
76
76
76
81
160
137
137
177
183
132
132
130
150
181
87
35
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
41
1
-
13
13
15
14
41
46
57
44
46
51
51
50
54
114
124
127
140
162
21
23
23
41
46
101
101
105
13
20
20
28
117
90
34
142
116
162
122
81
-
82
-
78
29
72
279
29
37
37
32
18
4
-
4
-
34
21
39
13
526
310
310
1,137
1,226
1,226
1,305
1,234
810
962
962
493
493
670
750
750
212
517
349
361
369
1,505
1,566
1,566
1,836
2,073
535
535
535
706
393
30
42
42
84
49
13 Jawa Tengah
225
249
249
249
249
722
879
879
879
1,133
480
600
600
600
600
14 DI Yogyakarta
45
43
43
48
50
208
225
225
225
113
51
45
45
58
58
305
334
290
375
428
1,311
1,331
1,375
1,375
1,721
230
217
15 Jawa Timur
16 Banten
38
45
45
45
62
345
345
345
345
426
17 Bali
73
79
79
78
72
250
250
250
250
336
48
22
23
24
30
32
67
79
84
70
128
60
63
18
19
19
25
27
42
48
48
84
88
81
151
71
14
51
121
12
12
12
27
104
57
76
76
76
63
108
118
151
151
160
36
51
34
51
-
205
71
71
91
526
34
349
96
494
321
96
12 Jawa Barat
85
11 DKI Jakarta
99
2
-
57
80
1
-
255
-
28
293
399
4
-
38
43
43
43
42
62
77
77
87
100
242
301
301
327
323
42
48
48
14
12
12
10
49
55
55
59
72
60
81
81
139
153
33
33
33
33
51
49
51
57
73
84
115
115
134
233
262
321
640
305
45
50
45
115
144
144
197
197
297
386
386
359
308
24 Sulawesi Utara
41
39
39
41
41
73
80
90
90
89
121
135
149
125
125
25 Sulawesi Tengah
19
13
12
23
23
60
60
55
73
75
137
115
105
157
110
26 Sulawesi Selatan
74
79
79
79
79
352
331
331
331
418
385
450
450
398
398
27 Sulawesi Tenggara
11
13
13
15
15
37
39
39
41
62
133
156
156
134
171
36
18
19
19
28
34
36
36
44
42
50
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
Indonesia
Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI
29
92
92
92
40
40
15
17
55
62
62
62
62
21
23
23
23
16
16
16
14
15
15
29
32
35
41
47
71
75
74
91
94
13
17
25
34
34
17
20
23
27
25
36
35
116
92
102
61
49
48
57
45
1,152
1,639
1,982
1,008
34
34
2,249
2,479
2,445
2,412
9
2,494
109
116
7,767
8,368
8,557
9,095
10,275
39
118
118
5,405
6,610
6,806
6,737
7,056
12
-
12
-
81
16
13
15
12
12
31
82
-
60
99
53
82
-
125
135
55
66
80
70
82
82
42
35
59
59
59
59
42
42
50
64
21
12
892
12
52
55
4
-
38
12
45
68
41
45
68
10
47
268
295
81
20 Kalimantan Barat
22 Kalimantan Selatan
253
260
81
28
19
81
21
-
255
21 Kalimantan Tengah
23 Kalimantan Timur
98
-
343
711
38
32
12
12
81
-
819
14
-
2,087
32
108
2
2,507
Lampiran 5.12
JUMLAH SARANA USAHA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Desa/
Kelurahan
(3)
Sarana UKBM
Posyandu
Polindes
Posyandu
Polindes
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
6,027
5,576
1,473
193
0.93
0.24
0.03
Sumatera Utara
5,379
22,190
644
695
4.13
0.12
0.13
Sumatera Barat
2,235
6,680
834
941
2.99
0.37
0.42
Riau
1,290
4,333
197
57
3.36
0.15
0.04
Jambi
1,227
2,882
77
156
2.35
0.06
0.13
Bengkulu
2,721
5,786
1,499
175
2.13
0.55
0.06
Sumatera Selatan
1,171
1,713
653
137
1.46
0.56
0.12
Lampung
2,155
7,380
1,062
214
3.42
0.49
0.10
319
909
199
59
2.85
0.62
0.18
10
Kepulauan Riau
250
503
227
2.01
0.91
0.03
11
DKI Jakarta
264
3,841
199
14.55
0.75
0.00
12
Jawa Barat
5,769
43,111
1,511
817
7.47
0.26
0.14
13
Jawa Tengah
8,738
46,746
4,411
857
5.35
0.50
0.10
14
DI Yogyakarta
439
5,412
80
111
12.33
0.18
0.25
15
Jawa Timur
8,466
44,095
4,174
192
5.21
0.49
0.02
16
Banten
1,320
8,989
126
94
6.81
0.10
0.07
17
Bali
695
4,589
262
19
6.60
0.38
0.03
18
778
5,256
479
217
6.76
0.62
0.28
19
2,510
8,046
1,175
412
3.21
0.47
0.16
20
Kalimantan Barat
1,522
3,705
1,094
271
2.43
0.72
0.18
21
Kalimantan Tengah
1,270
1,706
531
38
1.34
0.42
0.03
22
Kalimantan Timur
2,012
3,411
710
95
1.70
0.35
0.05
23
Kalimantan Selatan
1,143
4,409
337
305
3.86
0.29
0.27
0.08
24
Sulawesi Utara
1,203
2,068
420
94
1.72
0.35
25
Sulawesi Tengah
1,465
2,841
848
53
1.94
0.58
0.04
26
Sulawesi Tenggara
2,812
8,579
1,159
377
3.05
0.41
0.13
1.21
27
Sulawesi Selatan
1,535
2,479
349
1,854
1.61
0.23
28
Gorontalo
419
1,134
266
90
2.71
0.63
0.21
29
Sulawesi Barat
431
6,825
81
15.84
0.19
0.00
30
Maluku
1,038
1,360
208
1.31
0.20
0.00
31
Maluku Utara
707
0.00
0.00
0.00
32
Papua
1,980
2,648
302
1,055
1.34
0.15
0.53
33
704
167
13
0.00
0.24
0.02
69,994
269,202
25,754
9,598
3.85
0.37
0.14
Lampiran 5.13
JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
Jumlah Posyandu
(1)
(2)
(3)
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
5,576
4,679
83.9
661
11.85
236
4.23
Sumatera Utara
22,190
5,202
23.4
6,583
29.67
0.01
68
0.00
0.31
Sumatera Barat
6,680
1,326
19.9
2,807
42.02
2.109
0.03
438
6.56
Riau
4,333
881
20.3
2,121
48.95
811
18.72
140
3.23
Jambi
2,882
1,091
37.9
1,058
36.71
684
23.73
49
1.70
Sumatera Selatan
5,786
2,264
39.1
2,280
39.41
1.127
0.02
115
1.99
Bengkulu
1,713
620
36.2
634
37.01
382
22.30
75
4.38
Lampung
7,380
1,725
23.4
3,503
47.47
0.03
263
3.56
909
248
27.3
399
43.89
245
26.95
13
1.43
10
Kepulauan Riau
503
149
29.6
220
43.74
116
23.06
18
3.58
11
DKI Jakarta
3,841
556
14.5
0.05
0.03
162
4.22
12
Jawa Barat
43,111
0.0
0.00
0.00
0.00
13
Jawa Tengah
46,746
7,746
16.6
21
0.04
16
0.03
0.01
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
17
5,412
1,180
21.8
1,994
36.84
1,762
32.56
476
8.80
44,095
14,637
33.2
16,981
38.51
11,403
25.86
1,074
2.44
Banten
8,989
4,546
50.6
3,118
34.69
1,050
11.68
223
2.48
Bali
4,589
537
11.7
1,314
28.63
2,538
55.31
200
4.36
18
5,256
2,924
55.6
1,481
28.18
726
13.81
57
1.08
19
8,046
99
1.2
845
10.50
3,752
46.63
3,204
39.82
20
Kalimantan Barat
3,705
1,557
42.0
1,341
36.19
725
19.57
64
1.73
21
Kalimantan Tengah
1,706
1,195
70.0
358
20.98
141
8.26
12
0.70
22
Kalimantan Selatan
3,411
1,819
53.3
1,154
33.83
372
10.91
66
1.93
23
Kalimantan Timur
4,409
1,318
29.9
1,623
36.81
1,199
27.19
261
5.92
24
Sulawesi Utara
2,068
645
31.2
743
35.93
678
32.79
58
2.80
25
Sulawesi Tengah
2,841
1,139
40.1
1,070
37.66
580
20.42
52
1.83
26
Sulawesi Selatan
8,579
4,073
47.5
2,924
34.08
1,453
16.94
129
1.50
27
Sulawesi Tenggara
2,479
772
31.1
845
34.09
654
26.38
170
6.86
28
Gorontalo
1,134
565
49.8
431
38.01
138
12.17
0.00
29
Sulawesi Barat
6,825
0.0
0.00
0.00
0.00
30
Maluku
1,360
1,360
100.0
0.00
0.00
0.00
31
Maluku Utara
0.0
32
Papua
2,648
1,178
44.5
880
394
14.88
196
7.40
33
0.0
269,202
66,031
24.5
57,390
33.23
21.32
30,063
11.17
7,586
2.82
Lampiran 5.14
JUMLAH POLINDES MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Jumlah
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Polindes
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1,473
809
54.92
41
2.78
0.34
0.14
644
235
36.49
357
55.43
51
7.92
0.16
Sumatera Barat
834
461
55.28
289
34.65
76
9.11
0.96
Riau*
197
74
37.56
29
14.72
21
10.66
0.51
Jambi*
77
62
80.52
12
15.58
2.60
1.30
Sumatera Selatan
1,499
0.00
0.00
0.00
Bengkulu
653
397
60.80
225
34.46
31
4.75
0.00
Lampung
1,062
1,062
100.00
0.00
0.00
0.00
199
199
100.00
0.00
0.00
0.00
10
Kepulauan Riau
227
11
DKI Jakarta
199
199
12
Jawa Barat
1,511
13
Jawa Tengah*
4,411
2,831
14
DI Yogyakarta*
15
Jawa Timur
0.00
0.00
0.00
100.00
0.00
0.00
0.00
64.18
0.00
0.00
0.00
946
21.45
471
10.68
149
3.38
80
24
30.00
15
18.75
7.50
7.50
4,174
1,577
37.78
1,231
29.49
1,162
27.84
204
4.89
16
Banten
126
126
100.00
0.00
0.00
0.00
17
Bali
262
109
41.60
95
36.26
56
21.37
0.76
18
479
270
56.37
57
11.90
85
17.75
67
13.99
19
1,175
839
71.40
193
16.43
129
10.98
14
1.19
20
Kalimantan Barat*
1,094
610
55.76
295
26.97
186
17.00
0.00
21
Kalimantan Tengah
531
450
84.75
57
10.73
22
4.14
0.38
22
Kalimantan Selatan
710
450
63.38
156
21.97
98
13.80
0.85
23
Kalimantan Timur
337
189
56.08
88
26.11
38
11.28
22
6.53
24
Sulawesi Utara
420
308
73.33
83
19.76
0.00
0.00
25
Sulawesi Tengah
848
584
68.87
188
22.17
59
6.96
17
2.00
26
Sulawesi Selatan*
1,159
488
42.11
2,543
219.41
171
14.75
0.17
27
Sulawesi Tenggara*
349
155
44.41
9,900
2836.68
83
23.78
12
3.44
28
Gorontalo
266
212
79.70
49
18.42
1.88
0.00
29
Sulawesi Barat
81
0.00
0.00
0.00
30
Maluku*
208
208
100.00
0.00
0.00
0.00
31
Maluku Utara
32
Papua
33
302
134
44.37
85
28.15
54
17.88
29
9.60
167
167
100.00
0.00
25,754
13,229
51.37
16,934
65.75
0
2,811
0.00
10.91
0
545
0.00
57.73
Lampiran 5.15
JUMLAH POS OBAT DESA (POD) MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
POD
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
193
695
941
57
156
175
137
214
59
7
0
817
857
111
192
94
19
217
412
271
38
95
305
94
53
377
1,854
90
0
0
0
1,055
13
9,598
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
152
0
549
0
138
0
96
187
0
0
0
0
547
5
113
93
17
196
301
250
35
63
217
48
42
301
761
89
0
97
0
442
0
4,739
78.76
0.00
58.34
0.00
88.46
0.00
70.07
87.38
0.00
0.00
0.00
63.83
4.50
58.85
98.94
89.47
90.32
73.06
92.25
92.11
66.32
71.15
51.06
79.25
79.84
41.05
98.89
42
0.00
49.37
13
0
280
0
17
0
30
15
0
0
0
0
193
6
18
1
2
18
82
21
2
32
70
34
11
68
637
1
0
0
343
0
1,894
6.74
0.00
29.76
0.00
10.90
0.00
21.90
7.01
0.00
0.00
0.00
22.52
5.41
9.38
1.06
10.53
8.29
19.90
7.75
5.26
33.68
22.95
36.17
20.75
18.04
34.36
1.11
32.51
0.00
19.73
28
0
112
0
1
0
2
8
0
0
0
0
116
0
17
0
0
0
27
0
0
0
14
2
0
7
381
0
0
0
187
0
902
14.51
0.00
11.90
0.00
0.64
0.00
1.46
3.74
0.00
0.00
0.00
13.54
0.00
8.85
0.00
0.00
0.00
6.55
0.00
0.00
0.00
4.59
2.13
0.00
1.86
20.55
0.00
17.73
0.00
9.40
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
23
0
0
3
2
0
1
0
3
0
0
1
75
0
0
0
77
0
197
0.00
0.00
0.96
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.12
1.80
11.98
0.00
0.00
1.38
0.49
0.00
2.63
0.00
0.98
0.00
0.00
0.27
4.05
0.00
7.30
0.00
2.05
Lampiran 5.16
REKAPITULASI INSTITUSI POLTEKKES
MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI TAHUN 2006
Jurusan / Program Studi
No
KEPERAWATAN
Provinsi
(1)
(2)
Keperawatan
Kebidanan
KEFARMASIAN
Kesehatan
Gigi
(3)
(4)
(5)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Farmasi
(6)
KESMAS
GIZI
Gizi
KETERAPIAN FISIK
Fisioterapi
KETEKNISIAN MEDIS
Okupasi
Analis
Teknik
Teknik
Teknik
Ortotik
Terapi
Kesehatan
Elektromedik
Radiodiagnostik
Gigi
Prostetik
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
TOTAL
& Makanan
Lingkungan
(7)
(8)
(9)
(10)
7
1
1
1
4
1
1
1
(17)
0
0
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
17 Bali
16
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
TOTAL
67
48
18
20
24
12
32.7
23.4
8.8
2.9
0.5
9.8
11.7
1.0
0.5
5.9
1.0
1.0
0.5
0.5
1
1
16
16
6
20
0
16 Banten
1
1
1
1
4
1
10
29 Sulawesi Barat
205
Lampiran 5.17
REKAPITULASI STRATA AKREDITASI JURUSAN/PROGRAM STUDI POLTEKKES
TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Strata
Jumlah
Jurusan/Program Studi
Non Akreditasi
Belum Akreditasi
(6)
(7)
(8)
Jumlah
(9)
(10)
(3)
(4)
(5)
Banda Aceh
Medan
Pekanbaru
40.00
Padang
85.71
Jambi
100.00
Bengkulu
66.67
Palembang
100.00
Tanjung Karang
100.00
Jakarta I
100.00
10
Jakarta II
100.00
11
Jakarta III
12
Bandung
11
13
Tasikmalaya
14
Yogyakarta
100.00
15
Semarang
11
11
100.00
16
Surakarta
80.00
17
Surabaya
13
13
100.00
18
Malang
100.00
19
Denpasar
100.00
20
Mataram
100.00
21
Kupang
22
Pontianak
23
Palangkaraya
24
Samarinda
25
26
100.00
100.00
100.00
11
100.00
100.00
87.50
66.67
66.67
50.00
Banjarmasin
100.00
Palu
100.00
27
Makassar
10
28
Kendari
29
Manado
30
Ambon
31
Ternate
32
Jayapura
Jumlah
205
%
Sumber: Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan,Pusdiknakes, PPSDM,Depkes, 2006
2
5
80.00
100.00
44.44
100.00
66.67
55.56
181
88.29
73
104
24
40.33
57.46
2.21
0.00
13.26
Lampiran 5.18
JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI TAHUN 2006
2 Sumatera Utara
37
33
13
6
3 Sumatera Barat
4 Riau
5 Jambi
2
6
7 Bengkulu
8 Lampung
1
1
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
1
16 Banten
34
17
1
1
(20)
(21)
1
1
1
Kardiovaskuler
(19)
PTTD
(18)
ATEM
AAK
(17)
APIKES
ATG
(16)
ARO
SMAK
(15)
ATRO
AKUPUNTUR
(14)
1
2
(22)
(23)
(24)
32
93
30
21
24
1
2
10
6
1
12
4
4
1
42
16
4
6
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Tenggara
33
20 Kalimantan Barat
3
7
10
(13)
43
17 Bali
26 Sulawesi Selatan
(12)
15 Jawa Timur
(11)
Jumlah
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
(10)
11
6 Sumatera Selatan
(9)
Keteknisian Medis
ATW
(8)
AKFIS
(7)
AKZI
(6)
12
Keterapian
Gizi
AKL
(5)
Kesmas
AKFAR
(4)
AKAFARMA
(3)
SMF
(2)
Kefarmasian
AKBID
(1)
AKPER
Provinsi
SPRG
No
SPK
Keperawatan
23
1
3
2
2
113
1
16
83
9
10
5
10
1
4
1
1
12
1
8
1
2
12
45
7
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
JUMLAH
81
24
1
1
1
1
4
0
17
308
169
32
16
29
13
14
20
16
685
Lampiran 5.19
REKAPITULASI STRATA AKREDITASI INSTITUSI NON POLTEKKES
TAHUN 2006
No
Provinsi
Strata
Jumlah
Institusi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
32
18
93
48
23
30
19
Jumlah
Jumlah
(8)
(9)
(10)
25
78.13
17
76
78.13
22
73.33
21
11
10
11
52.38
10
70.00
20
83.33
24
12
83.33
12
58.33
66.67
66.67
72
88.89
81
64
24
16
19
79.17
113
11
67
30
83
73.45
16
83
18
56
10
13
81.25
74
89.16
44.44
100.00
30.00
60.00
70.00
60.00
12
66.67
50.00
66.67
100.00
16
29
64.44
28.57
50.00
518
75.62
5
10
5
45
22
4
685
%
Sumber: Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan,Pusdiknakes, PPSDM,Depkes, 2006
2
61
402
54
167
11.78
77.61
10.42
0.19
24.38
Lampiran 5.20
JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON-POLTEKKES MENURUT STATUS KEPEMILIKAN
PER DESEMBER 2006
No.
(1)
(2)
KEPERAWATAN
1 SPK
2 AKPER
3 AKBID
4 SPRG
5 AKG
Sub Total
KEFARMASIAN
1 SMF
2 AKAFARMA
3 AKFAR
Sub Total
KESEHATAN MASYARAKAT
1 AKL
Sub Total
GIZI
1 AKZI
Sub Total
KETERAPIAN FISIK
1 AKFIS
2 AOT
3 ATW
4 AKUPUNKTUR
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1 SMAK
2 AAK
3 ATG
4 PTTD
5 ATRO
6 APIKES
7 ATEM
8 ARO
9 AOP
10 KARDIOVASKULER
Sub Total
Jumlah
%
Jumlah
Daerah
TNI / Polri
Swasta
(3)
(4)
(5)
(6)
6
69
17
8
12
1
3
3
227
151
1
92
24
382
17
308
169
4
0
498
30
17
26
73
32
17
29
78
1
1
11
11
12
12
1
1
8
8
9
9
14
14
0
1
2
17
2
2
1
3
1
2
17
1
2
1
1
3
99
14.5
3
30
4.4
6
18
1
2
8
16
5
8
1
65
556
81.2
8
20
2
2
8
16
6
8
0
1
71
685
Lampiran 5.21
REKAPITULASI DATA SDM KESEHATAN PER PROPINSI TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Jumlah
Jumlah
Kab/Kota Kab/Kota
masuk
(3)
(4)
Tenaga Medis
Keperawatan
Dr.Spes
Dr.Umum
Dr.Gigi
S.Kprwt
Perawat
Bidan
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
21
21
142
681
125
80
25
23
350
1,274
469
136
19
19
298
589
227
75
11
5
171
418
137
20
10
10
69
384
170
17
14
14
69
443
104
25
9
9
64
329
60
68
10
10
282
1,163
415
96
7
7
41
145
49
10
6
6
105
309
105
19
DKI Jakarta
6
6
4,833
1,412
896
333
Jawa Barat
25
25
545
2,134
791
2
Jawa Tengah
35
35
563
2,241
642
48
DI Yogyakarta
5
5
27
91
72
29
Jawa Timur
38
38 6,853
1,499
547
Banten
6
2
26
523
110
24
Bali
9
9
395
554
137
54
Nusa Tenggara Barat
9
9
65
327
95
41
Nusa Tenggara Timur
16
15
65
283
61
22
Kalimantan Barat
12
10
79
342
113
71
Kalimantan Tengah
14
12 273
49
47
Kalimantan Selatan
26
26
171
1,622
109
45
Kalimantan Timur
13
12
103
566
341
62
Sulawesi Utara
9
9
217
715
61
14
Sulawesi Tengah
10
10
57
282
67 Sulawesi Selatan
23
23
823
787
663
75
Sulawesi Tenggara
10
10
35
205
46
30
Gorontalo
5
5
1
39
11
2
Sulawesi Barat
5
5 35
16 Maluku
9
8
29
126
24
63
Maluku Utara
8
8
25
81
27
6
Papua
19
19
49
253
51
14
Irian Jaya Barat
7
7
18
51
25
50
Indonesia
451
432
9,717
25,530
7,767
2,125
Sumber : Dinas Kesehatan se Indonesia, melalui pengumpulan data Pusdatin, Depkes RI, Desember 2006
3,128
7,378
2,768
1,940
1,908
2,925
1,603
3,310
922
1,215
13,872
12,871
584
2,147
19,829
1,638
3,360
2,138
3,001
3,169
1,770
2,635
3,307
2,704
2,554
5,055
1,536
535
285
1,319
258
2,646
1,554
115,864
1,997
6,462
2,332
660
1,577
2,274
1,551
2,128
377
543
2,125
6,955
7,462
556
10,359
336
1,302
1,028
2,087
1,370
1,010
1,925
1,192
1,002
1,693
1,967
690
559
118
882
417
1,524
400
66,860
Kefarmasian
S1
Ass Apt
Farmasi & Apt
(11)
Kesmas
Tenaga
S.Kesmas Sanitarian Gizi
(12)
37
152
117
70
65
94
29
60
22
39
134
183
100
48
705
28
68
64
57
62
33
68
80
49
154
142
56
34
5
8
460
28
289
3,540
390
740
534
193
233
140
119
198
61
105
1,149
790
757
308
1,977
134
230
154
262
178
82
337
186
117
(13)
379
329
262
101
163
203
123
364
94
59
215
510
65
800
69
191
275
91
154
139
319
168
81
259
687
434
312
92
-
3
9
23
45
245
10,103
20
54
31
120
30
6,789
(14)
536
506
986
106
425
422
2
427
70
75
183
1,340
1,175
125
1,342
46
458
371
302
433
232
557
332
311
435
25
333
29
19
164
52
170
91
12,080
(15)
260
598
227
89
147
254
25
233
56
58
425
630
742
89
1,222
72
233
326
208
324
136
375
204
152
170
106
390
(16)
25
119
33
178
8
122
38
6
11
294
2
52
50
311
39
262
19
11
21
20
240
181
18
20
449
19
6
25
223
13
175
39
8,226
8
42
6
8
2,618
(17)
74
560
255
38
242
228
147
332
40
98
1,140
292
121
98
1,924
167
458
320
117
323
170
13
29
54
130
502
164
114
11
21
70
147
10
8,409
(18)
7,854
19,073
8,703
4,121
5,408
7,181
4,242
9,046
1,893
2,741
27,011
27,045
14,487
3,705
47,368
3,212
7,702
5,223
6,567
6,639
3,961
8,416
6,751
5,495
5,821
11,593
4,030
1,330
537
2,930
1,505
5,228
2,810
279,628
(19)
131
343
872
1,082
102
8,714
301
599
5,692
5
15,099
2,264
834
932
1,277
575
418
918
59
117
85
260
40,679
Total
(20)
7,854
19,204
8,703
4,464
6,280
8,263
4,344
17,760
2,194
3,340
27,011
32,737
14,487
3,710
62,467
3,212
9,966
5,223
6,567
7,473
4,893
8,416
8,028
5,495
6,396
12,011
4,948
1,389
654
2,930
1,590
5,488
2,810
320,307
Lampiran 5.22
DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
MENURUT PROVINSI DAN JENIS KETENAGAAN TAHUN 2006
No
Provinsi
Medis
Keperawatan
Kefarmasian
Gizi
Kesmas
Keterapian
Fisik
Keteknisan
Medis
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sumatera Utara
Jumlah
Jumlah Tenaga
Jumlah SDM
Tenaga Kesehatan
(10)
Non Kesehatan
(11)
Kesehatan
(12)
393
1,476
129
60
93
40
194
2,385
621
3,006
1,781
7,139
630
298
151
103
644
10,746
4,625
15,371
Sumatera Barat
791
2,942
339
136
129
60
317
4,714
1,873
6,587
Riau
599
2,918
279
80
67
51
272
4,266
1,873
6,139
Jambi
212
855
102
47
58
15
101
1,390
430
1,820
Sumatera Selatan
671
2,783
224
115
90
58
214
4,155
1,935
6,090
Bengkulu
112
731
60
54
51
18
75
1,101
248
1,349
Lampung
308
1,720
110
80
76
36
200
2,530
1,376
3,906
71
371
30
13
31
532
260
792
28,387
17,284
45,671
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
5,205
17,804
1,685
626
415
385
2,267
12
Jawa Barat
3,054
12,034
995
367
323
208
1,183
18,164
10,369
28,533
13
Jawa Tengah
3,132
14,105
1,280
665
391
348
1,607
21,528
13,678
35,206
14
DI Yogyakarta
1,255
3,380
295
91
59
83
412
5,575
2,681
8,256
15
Jawa Timur
3,408
14,597
1,134
545
318
315
1,275
21,592
13,567
35,159
16
Banten
434
2,169
166
56
68
48
235
3,176
1,879
5,055
17
Bali
985
3,252
209
153
185
44
228
5,056
1,615
6,671
18
208
1,145
57
59
56
19
145
1,689
718
2,407
19
257
1,416
122
46
35
20
153
2,049
812
2,861
3,623
20
Kalimantan Barat
232
1,609
105
80
85
24
147
2,282
1,341
21
Kalimantan Tengah
140
904
56
40
52
18
83
1,293
265
1,558
22
Kalimantan Selatan
243
1,569
153
113
98
24
162
2,362
761
3,123
23
Kalimantan Timur
413
2,411
184
94
71
41
196
3,410
1,769
5,179
24
Sulawesi Utara
446
1,993
69
64
42
20
58
2,692
1,348
4,040
25
Sulawesi Tengah
182
1,118
74
37
120
22
74
1,627
470
2,097
26
Sulawesi Selatan
1,005
4,337
299
216
267
124
423
6,671
1,990
8,661
27
Sulawesi Tenggara
96
779
45
71
35
19
70
1,115
329
1,444
28
Gorontalo
60
167
12
258
51
309
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
29
996
506
1,502
449
94
786
20
35
25
31
Maluku Utara
35
269
11
18
349
100
32
49
365
28
12
31
496
311
807
33
86
503
22
19
19
36
693
154
847
34
135
687
25
43
19
106
1,023
483
26,092
108,334
8,945
4,332
3,426
2,184
10,989
164,302
85,722
10.4
43.3
3.6
1.7
1.4
0.9
4.4
65.7
34.3
1,506
250,024
Lampiran 5.23
No
Provinsi
(1)
(2)
Dokter Umum
(3)
SKM
Dokter Gigi
(4)
Bidan
(5)
Ahli Gizi
(6)
Sanitarian
(7)
(8)
Penyuluh
Kesehatan
Perawat
(9)
(10)
Apoteker/
Analis
Ass.Apoteker
Laboratorium
(11)
(12)
Jumlah Tenaga
(13)
312
46
117
2,037
218
332
17
2,038
134
153
5,404
Sumatera Utara
924
359
101
6,138
347
323
57
4,204
289
245
12,987
Sumatera Barat
266
150
69
1,558
141
202
13
1,264
143
120
3,926
Riau
348
155
22
1,035
82
105
12
1,639
78
80
3,556
Jambi
248
71
25
1,100
64
185
1,212
79
142
3,134
Sumatera Selatan
344
91
134
2,135
195
242
94
1,917
168
105
5,425
Bengkulu
164
36
23
1,129
74
77
749
36
30
2,318
Lampung
279
126
49
1,507
122
208
1,404
37
87
3,821
94
30
28
288
39
34
480
16
20
1,033
127
44
295
31
25
14
555
35
20
1,154
Kep.Bangka Belitung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
216
301
32
598
86
56
537
48
23
1,897
12
Jawa Barat
1,179
731
565
4,669
485
721
38
5,331
222
393
14,334
13
Jawa Tengah
1,499
582
282
7,072
640
753
91
5,084
225
437
16,665
14
DI Yogyakarta
335
182
46
651
121
145
792
46
162
2,480
15
Jawa Timur
1,187
644
84
6,446
1,552
939
209
4,984
270
332
16,647
16
Banten
335
161
61
1,270
61
84
19
1,302
10
30
3,333
17
Bali
243
123
50
860
75
216
949
39
34
2,597
18
196
78
59
955
275
247
32
1,421
59
165
3,487
19
259
41
20
1,871
156
234
12
1,902
98
54
4,647
20
Kalimantan Barat
209
68
16
1,216
158
226
18
1,715
38
159
3,823
21
Kalimantan Tengah
95
26
489
42
60
12
737
12
33
1,513
22
Kalimantan Selatan
289
77
73
1,274
191
293
16
1,208
139
152
3,712
23
Kalimantan Timur
220
123
19
632
75
263
1,073
51
45
2,501
24
Sulawesi Utara
210
20
17
708
241
463
1,088
19
10
2,776
25
Sulawesi Tengah
173
42
61
1,372
77
247
1,480
37
31
3,520
26
Sulawesi Tenggara
434
203
296
1,523
296
305
79
2,437
50
239
5,862
27
Sulawesi Selatan
143
39
49
505
218
167
13
1,101
10
31
2,276
28
Gorontalo
80
17
30
257
59
101
384
936
29
Sulawesi Barat
34
13
109
19
32
315
17
549
30
Maluku
38
335
50
44
32
418
937
31
Maluku Utara
38
10
283
51
33
301
14
747
32
Papua
117
14
17
867
72
83
1,307
68
2,549
33
128
33
41
984
102
99
10
1,425
13
121
2,956
10,763
4,631
2,430
52,168
6,415
7,544
818
52,753
2,428
3,552
143,502
Jumlah
Sumber : Pusdatin, Depkes RI, 2006
Lampiran 5.24
Provinsi
Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Jumlah Tenaga
(6)
489
72
4,269
4,830
Sumatera Utara
638
184
3,173
3,995
Sumatera Barat
469
125
1,063
1,657
Riau
285
91
618
994
Jambi
375
82
839
1,296
Sumatera Selatan
243
49
1,522
1,814
Bengkulu
276
50
1,017
1,343
Lampung
185
163
1,284
1,632
Kep.Bangka Belitung
79
27
172
278
10
Kepulauan Riau
84
31
46
161
11
DKI Jakarta
42
14
56
12
Jawa Barat
803
218
2,479
3,500
13
Jawa Tengah
1,026
213
4,599
5,838
14
DI Yogyakarta
146
64
212
422
15
Jawa Timur
533
301
4,334
5,168
16
Banten
146
121
533
800
17
Bali
120
41
378
539
18
131
38
349
518
19
457
66
1,756
2,279
20
Kalimantan Barat
172
67
901
1,140
21
Kalimantan Tengah
228
21
778
1,027
22
Kalimantan Selatan
341
98
848
1,287
23
Kalimantan Timur
111
52
113
276
24
Sulawesi Utara
204
16
471
691
25
Sulawesi Tengah
196
12
1,099
1,307
26
Sulawesi Tenggara
195
25
417
637
27
Sulawesi Selatan
236
187
863
1,286
28
Gorontalo
132
26
110
268
29
Sulawesi Barat
110
39
156
30
Maluku
102
21
632
755
31
Maluku Utara
66
77
32
Papua
200
30
234
33
76
82
8,896
2,555
34,892
46,343
Lampiran 5.25
JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN FARMASI DIRUMAH SAKIT PEMERINTAH/ SWASTA DAN PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
RS PEMERINTAH
No
Provinsi
(1)
(2)
RS TNI/POLRI/BUMN
18
42
AA/SMF/
D3 FAR
(5)
135
15
Sumatera Barat
17
Riau
11
Sumatera Utara
3
4
SAR
APT
(3)
(4)
RS KHUSUS
SAR
APT
AA/SMF/
D3 FAR
SAR
APT
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
DI PUSKESMAS
AA/SMF/ SARANA
D3 FAR
(11)
(12)
RS SWASTA
APT
AA/SMF/
D3 FAR
SAR
APT
(13)
(14)
(15)
(16)
AA/SMF/
D3 FAR
(17)
272
260
30
127
44
66
11
13
220
16
30
13
17
Jambi
10
20
77
152
101
Bengkulu
12
213
82
Sumatera Selatan
13
10
96
54
Lampung
11
21
102
231
96
15
15
45
10
21
47
36
10
Kepulauan Riau
13
19
10
46
44
11
23
11
DKI Jakarta
18
22
34
12
32
335
33
130
77
12
Jawa Barat
34
84
169
16
11
15
965
12
385
63
79
20
13
Jawa Tengah
42
42
10
10
841
436
77
77
14
DI Yogyakarta
20
117
66
32
29
68
15
Jawa Timur
41
52
114
32
928
23
480
70
16
Banten
21
21
180
18
24
34
17
Bali
11
12
129
110
25
18
17
34
130
59
19
25
70
176
20
Kalimantan Barat
13
17
46
206
10
21
Kalimantan Tengah
14
14
10
38
14
22
Kalimantan Timur
13
26
54
201
130
23
Kalimantan Selatan
12
45
79
27
188
18
66
22
12
21
24
Sulawesi Utara
224
23
23
14
25
Sulawesi Tengah
11
20
28
144
21
26
Sulawesi Tenggara
24
21
84
365
211
13
13
10
27
Sulawesi Selatan
10
21
156
24
28
Gorontalo
11
51
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
77
22
15
10
11
16
175
26
73
11
379
657
1,369
136
90
145
361
51
427
11
64
6,488
124
2,848
501
318
304
Lampiran 5.26
JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN FARMASI DISARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
SARANA PRODUKSI
INDUSTRI FARM. OBAT TRAD.
PKRT
ALKES
KOSMETIKA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA
(2)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
PBF
JUMLAH
SAR APT AA
(3)
(4)
(5)
12
(17)
(18)
38
'(19)
Sumatera Utara
10
110
Sumatera Barat
Riau
(20)
16
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
SUB PENYALUR
JUMLAH
SAR APT AA
(28)
(29)
(30)
JUMLAH
(31)
SAR
APT
AA
(32)
(33)
(34)
124
540
292
13
702
16
317
386
259
765
76
190
360
626
82
269
269
606
606
195
188
1,153
272
795
226
Jambi
45
119
141
141
12
85
325
Bengkulu
27
11
11
81
183
183
181
94
554
221
Sumatera Selatan
14
46
11
15
34
22
95
11
39
Lampung
54
53
162
162
297
122
39
39
381
162
390
46
45
72
31
28
13
152
49
50
10
Kepulauan Riau
20
20
105
105
169
279
341
13
13
19
22
440
107
569
117
139
73
15
27
99
45
54
310
1234
1317
2827
493
2,360
1,716
2,908
184
182
185
369
- 363
2073
1804
279
393
393
3379
2069
1019
6,659
4,207
2,056
252
1133
700
600
600
1896
2,150
1,060
2,962
50
113
331
401
58
58
269
341
514
1721
277
2850
217
3,037
577
2,940
368
121
11
DKI Jakarta
34
200
12
Jawa Barat
76
152
13
Jawa Tengah
31
100 130
37
210
55
45
47
84
249
14
DI Yogyakarta
29
28
50
15
Jawa Timur
51
122
50
351
165
11
125
12
144
428
16
Banten
26
52
38
74
36
38
36
62
59
426
355
17
Bali
72
72
336
324
63
128
128
33
118
88
160
100
100
3
-
18
32
19
27
20
Kalimantan Barat
10
42
42
21
Kalimantan Tengah
10
22
Kalimantan Timur
40
35
88
32
32
57
23
Kalimantan Selatan
13
45
1
-
456
104
277
323
67
753
489
541
52
578
338
639
69
65
63
343
133
230
99
375
82
558
104
494
172
104
87
82
72
72
17
153
153
235
72
56
134
305
321
135
791
444
45
197
197
240
308
207
35
17
81
81
679
199
591
24
Sulawesi Utara
41
41
89
125
82
82
350
131
25
Sulawesi Tengah
23
23
75
75
116
110
126
208
75
265
26
Sulawesi Tenggara
79
27
Sulawesi Selatan
15
15
896
312
63
131
42
23
30
Maluku
15
47
94
32
31
Maluku Utara
34
34
26
25
32
Papua
35
33
370 131
170
2,503
85
534
63
62
96
743
817
64
658 227
78
233
171
Gorontalo
398
38
Sulawesi Barat
63
28
62
29
Indonesia
418
30
4
-
34
29
34
14
24
23
50
80
34
42
79
24
23
188
62
34
38
108
102
49
108
186
57
57
45
45
113
57
59
2,071
1,208
825
619
26,454
10,370
17,674
3,688
Lampiran 5.27
JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2006/2007
DI POLTEKKES MENURUT PROFESI
No
Jenis Profesi
(2)
(1)
(5)
(6)
5,392
4,605
4,367
14,364
3,831
3,484
11,379
1,054
1,120
981
3,155
10,510
9,556
8,832
28,898
KEFARMASIAN
Analisa Farmasi dan Makanan
100
80
80
260
Farmasi
470
440
390
1,300
570
520
470
1,560
Kesehatan Lingkungan
1,384
1,390
1,184
3,958
Sub Total
1,384
1,390
1,184
3,958
1,659
1,495
1,330
4,484
1,659
1,495
1,330
4,484
140
160
160
460
50
80
80
210
190
240
240
670
760
821
704
2,285
KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI
Sub Total
KETERAPIAN FISIK
Fisioterapi
Okupasi Terapi
Sub Total
6
(4)
4,064
Gizi
(3)
Jumlah
Kebidanan
Sub Total
III
Keperawatan
Sub Total
Peserta Didik
II
KEPERAWATAN
Kesehatan Gigi
KETEKNISIAN MEDIS
Analis Kesehatan
Teknik Gigi
50
80
80
210
225
160
180
565
Teknik Elektromedik
220
200
180
600
30
50
40
120
Sub Total
1,285
1,311
1,184
3,780
Jumlah
15,598
14,512
13,240
43,350
Ortetik Prostetik
Lampiran 5.28
JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2006/2007
DI NON POLTEKKES MENURUT PROFESI
No
Jenis Profesi
Peserta Didik
I
II
III
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Keperawatan
SPK
AKPER
AKBID
SPRG
Sub Total
1,485
27,871
10,443
370
40,169
1,320
24,027
6,166
290
31,803
1,665
21,613
5,241
290
28,809
4,470
73,511
21,850
950
100,781
Kefarmasian
SMF
AKAFARMA
AKFAR
Sub Total
3,386
1,350
2,125
6,861
2,858
1,150
1,700
5,708
2,679
891
1,208
4,778
8,923
3,391
5,033
17,347
Kesehatan Masyarakat
AKL
Sub Total
1,160
1,160
900
900
887
887
2,947
2,947
Sub Total
665
665
730
730
494
494
1,889
1,889
Keterapian Fisik
AKFIS
ATW
Akupuntur
Sub Total
920
100
120
1,140
730
80
50
860
734
50
80
864
2,384
230
250
2,864
750
1,690
100
140
630
1,225
380
700
60
598
1,380
160
115
390
890
290
460
50
584
1,196
130
1,932
4,266
390
255
1,409
2,961
1,020
1,540
110
Gizi
AKZI
(6)
Keteknisian Medik
SMAK
AAK
ATG
PTTD
ATRO
APIKES
ATEM
ARO
KARDIOVAKULER
Sub Total
TOTAL
389
846
350
380
5,675
4,333
3,875
13,883
55,670
44,334
39,707
139,711
Lampiran 5.29
JUMLAH PESERTA DIDIK PROGRAM KHUSUS
TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Keperawatan
Kebidanan
(3)
(4)
Peserta Didik
Kesehatan Gigi Analis Kesehatan
Gizi
(5)
(6)
(7)
Jumlah
Kesehatan Lingkungan
Farmasi
(8)
(9)
(10)
185
Sumatera Utara
185
85
313
Sumatera Barat
398
163
130
Riau
293
80
85
Jambi
Sumatera Selatan
38
190
Bengkulu
80
120
200
Lampung
80
80
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
220
204
36
13
Jawa Tengah
208
444
40
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
168
18
218
19
132
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
70
110
22
Kalimantan Selatan
137
175
23
Kalimantan Timur
93
50
24
Sulawesi Utara
51
40
25
Sulawesi Tengah
120
26
Sulawesi Selatan
385
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
165
100
40
140
45
273
0
0
368
30
398
460
57
40
789
45
866
80
499
80
322
80
74
19
99
168
90
308
132
50
40
35
40
239
180
40
50
402
143
91
120
244
75
40
80
744
80
0
40
80
120
115
115
0
3,504
3,122
85
191
147
54
165
7,268
Lampiran 5.30
JUMLAH LULUSAN DIKNAKES POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2006
No
(1)
(2)
KEPERAWATAN
1 SPK
2 AKPER
3 AKBID
4 SPRG
5 AKG
Sub Total
KEFARMASIAN
1 SMF
2 AKAFARMA
3 AKFAR
Sub Total
KESEHATAN MASYARAKAT
1 AKL
Sub Total
GIZI
1 AKZI
Sub Total
KETERAPIAN FISIK
1 AKFIS
2 AOT
3 ATW
4 AKUPUNKTUR
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1 SMAK
2 AAK
3 ATG
4 PTTD
5 ATRO
6 APIKES
7 ATEM
8 ARO
9 AOP
10 KARDIOVASKULER
Sub Total
Jumlah
POLTEKKES
(3)
Jumlah
NON POLTEKKES
Jumlah
(4)
(5)
0
4,231
3,287
0
742
8,260
915
19,580
4,977
209
25,681
915
23,811
8,264
209
742
33,941
0
40
286
326
2,809
874
1,036
4,719
2,809
914
1,322
5,045
1,021
1,021
536
536
1,557
1,557
1,114
1,114
301
301
1,415
1,415
120
40
0
0
160
638
0
60
0
698
758
40
60
0
858
0
478
40
0
120
0
120
0
80
0
838
11,719
532
839
138
70
335
736
294
293
0
0
3,237
35,172
532
1,317
178
70
455
736
414
293
80
0
4,075
46,891
Lampiran 5.31
DISTRIBUSI LULUSAN POLTEKKES
BERDASARKAN JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN KOTA TAHUN 2006
No
POLTEKKES
(1)
(2)
Banda Aceh
Keperawatan
Kebidanan
Kes. Ling
(3)
(4)
(5)
Gizi
Kes. Gigi
(6)
Farmasi
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Teknik Gigi
(12)
AKAFARMA
Fisioterapi
(13)
(14)
Okupasi
Terapi
Total
Ortotik
Prostetik
(15)
(16)
(17)
254
85
33
69
67
508
Medan
80
200
60
40
50
40
60
530
Padang
147
166
46
46
16
421
Pekanbaru
76
194
270
Jambi
80
87
43
38
248
Bengkulu
69
217
286
Palembang
174
40
36
39
36
39
364
Tanjung Karang
102
119
31
49
60
361
Jakarta I
40
40
40
120
10
Jakarta II
40
100
60
40
40
40
40
360
11
Jakarta III
219
129
40
388
12
Bandung
159
205
35
92
44
72
607
13
Tasikmalaya
93
106
33
232
14
Semarang
400
160
80
80
80
80
880
15
Surakarta
80
40
80
40
80
320
16
Yogyakarta
152
109
90
97
79
28
555
17
Malang
218
261
60
539
18
Surabaya
336
199
160
40
100
80
915
19
Denpasar
181
87
41
46
38
393
20
Mataram
128
40
32
40
240
21
Kupang
129
50
41
50
40
310
22
Pontianak
50
50
35
39
39
39
252
23
Palangkaraya
40
51
39
130
24
Banjarmasin
25
Samarinda
26
27
40
39
50
129
40
80
120
Menado
160
128
40
90
40
70
528
Palu
160
80
67
307
28
Makasar
200
40
40
40
40
40
400
29
Kendari
80
62
59
201
30
Ambon
205
62
50
49
366
31
Ternate
79
80
159
32
Jayapura
100
80
50
50
280
Total
4,231
3,287
1,021
1,114
742
286
478
120
120
40
40
120
40
80
11,719
Lampiran 5.32
DISTRIBUSI LULUSAN NON POLTEKKES
BERDASARKAN JURUSAN /PROGRAM STUDI DAN KOTA TAHUN 2006
AOT
AKUPUNTUR
ATW
SMAK
ATG
AAK
(17)
(18)
(19)
(9)
(10)
(11)
260
Sumatera Utara
200
2,424
843
260
130
Sumatera Barat
601
128
80
26
Riau
379
88
48
Jambi
336
Sumatera Selatan
584
Bengkulu
308
Lampung
510
121
49
100
AKPER
(8)
640
SPRG
(7)
Provinsi
SPK
AKL
(16)
AKFAR
(15)
AKAFARMA
(14)
SMF
(13)
AKG
(12)
(6)
50
No
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
14
15
54
49
91
79
50
89
31
2,099
314
Jawa Tengah
160
2,630
740
220
DI Yogyakarta
555
78
Jawa Timur
2,460
389
490
80
65
69
48
41
110
320
164
80
Banten
131
112
80
80
47
18
69
80
19
53
150
20
Kalimantan Barat
320
21
Kalimantan Tengah
154
22
Kalimantan Selatan
292
23
Kalimantan Timur
228
24
Sulawesi Utara
295
25
Sulawesi Tengah
240
56
26
Sulawesi Selatan
200
36
27
Sulawesi Tenggara
266
59
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
36
80
28
-
63
24
-
120
110
103
150
100
140
240
128
60
60
10
50
50
140
50
60
45
60
60
65
220
79
64
82
19,351
2,985
2,294
160
Bali
60
82
11
16
209
49
17
915
JUMLAH
460
81
953
100
255
50
2,466
39
80
140
19
50
Keterapian Fisik
Gizi
AKBID
Kesmas
AKFIS
Kefarmasian
AKZI
Keperawatan
47
16
-
77
26
-
40
55
30
689
692
838
358
529
50
531
110
946
Lampiran 5.33
JUMLAH PELATIHAN YANG DILAKSANAKAN PUSDIKLATKES DAN BAPELKES NASIONAL
TAHUN 2006
No
Unit Kerja
Pra Jabatan
Diklat Pimpinan
Diklat Fungsional
Diklat Teknis
Manajemen
Kesehatan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pusdiklat
30
27
67
Bapelkes Cilandak
23
10
52
Bapelkes Ciloto
10
14
Bapelkes Salaman
Bapelkes Makassar
46
35
98
-
Jumlah
22
11
22
108
78
241
Lampiran 5.34
JUMLAH DAN PERSENTASE KEPESERTAAN PENDUDUK DALAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK)
MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2006
Peserta
No
Provinsi
(1)
Jumlah
Penduduk (***)
(2)
(3)
Jumlah
MASKIN
(4)
JPK
NON JPK
ASKES
JAMSOSTEK
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Dana
Sehat
Lain-lain
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
4,225,999
3,381,791
3,955,602
0.94
270,397
0.06
179,842
0.05
519
0.00
391,936
0.20
1,514
Sumatera Utara
12,122,520
2,867,820
6,690,825
0.55
5,434,695
0.45
819,352
0.12
219,783
0.30
93,363
1.00
10,215
Sumatera Barat
4,528,282
1,083,424
1,696,976
0.37
2,831,306
0.63
441,221
0.26
66,122
0.40
102,622
0.60
Riau
4,235,400
1,036,115
1,485,505
0.35
2,749,895
0.65
440,234
0.30
5,394
0.00
Jambi
2,568,391
486,409
842,816
0.33
1,725,575
0.67
283,403
0.34
18,569
0.2
Sumatera Selatan
6,864,532
1,920,001
3,853,939
0.56
3,010,593
0.44
589,915
0.15
59,102
0.20
Bengkulu
1,691,768
502,613
698,241
0.41
993,527
0.59
155,128
0.22
6,682
0.10
Lampung
7,028,588
2,130,200
3,433,163
0.49
3,595,425
0.51
420,143
0.12
195,244
0.60
116,180
0.39
0.00
0.00
0.00
1,004,623
297,945
0.30
706,678
0.70
10
Kepulauan Riau
1,245,708
172,816
172,816
0.14
1,072,892
0.86
11
DKI Jakarta
8,622,065
881,216
2,823,397
0.33
5,798,668
0.67
7,550,535
12
Jawa Barat
38,152,356
13
Jawa Tengah
32,400,476
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
17
129,801
10,367,184
738,037
0.26
363,528
0.13
Kartu
Sehat/ASKE
SKIN
(19)
(20)
0.00
0.00
3,381,791
0.85
0.00 2,680,292
0.40
2,867,820
0.43
3,587
0.00
0.00
1,083,424
0.64
0.00
3,762
0.00
0.00
1,036,115
0.70
0.0
54,435
0.6
0.00
486,409
0.58
1,056
0.00
1,216,089
0.32
0.20
1,920,001
0.50
6,883
0.10
21,556
0.30
5,379
0.10
502,613
0.72
0.00
111,357
0.30
576,219
0.17
2,130,200
0.62
0.00
129,801
0.44
0.00
172,816
0.10
0.26
881,216
0.31
51,964
0.17
67,776
0.00
0.00
98,722
0.30
0.00
741,894
16,203,182
0.42
21,949,174
0.58
4,150,776
0.26
1,085,992
0.7
715,170
0.4
1,475,372
14,396,037
0.44
18,004,439
0.56
2,027,083
0.14
395,827
0.3
1,507,848
0.10
96,945
0.1
0.9 1,225,337
1,150
0.8
7,550,535
0.47
0.00
10,367,184
0.72
0.00
60,292
0.4
769,091
0.56
1,924,623
0.14
1,262
0.00
9,181,419
0.67
769,091
1,371,065
0.41
2,013,377
0.59
435,897
0.32
6,204
0.00
99,581
0.7
36,206,060
9,181,419
13,639,760
0.38
22,566,300
0.62
1,807,703
0.13
462,012
0.3
262,741
0.2
Banten
8,977,896
1,814,399
3,283,303
0.37
5,694,593
0.63
383,017
0.12
571,359
0.17
11,195
0.00
1,265
0.00
502,068
0.15
1,814,399
0.55
Bali
3,393,830
548,357
1,721,426
0.51
1,672,404
0.49
488,348
0.28
74,274
0.4
212,806
0.12
257,228
0.15
140,413
0.8
548,357
0.32
0.00
1,949,507
0.84
11,969
0.00
2,652,342
0.88
0.00
1,321,714
0.79
0.1
485,483
0.67
3,384,442
18
4,039,434
1,949,507
2,330,224
0.58
1,709,210
0.42
358,000
0.15
11,537
0.00
8,897
0.00
2,283
0.00
19
4,184,674
2,652,342
3,028,108
0.72
1,156,566
0.28
234,712
0.8
27,984
0.1
83,639
0.3
17,462
0.1
20
Kalimantan Barat
3,713,815
1,321,714
1,672,704
0.45
2,041,111
0.55
287,869
0.17
18,674
0.1
20,234
21
Kalimantan Tengah
1,866,867
485,483
725,675
0.39
1,141,192
0.16
209,559
0.29
1,487
0.00
22
Kalimantan Selatan
3,240,725
670,674
1,099,687
0.34
2,141,038
0.66
313,517
0.29
45,529
0.4
23
Kalimantan Timur
2,682,492
482,183
1,322,867
0.49
1,359,625
0.51
426,858
0.32
179,260
0.14
24
Sulawesi Utara
2,149,114
697,203
1,042,273
0.48
1,106,841
0.52
205,771
0.20
59,783
25
Sulawesi Tengah
2,290,722
730,596
827,545
0.36
1,463,177
0.64
71,280
0.9
15,022
26
Sulawesi Selatan
7,578,760
2,001,658
2,525,774
0.33
5,052,986
0.67
307,058
0.12
27
Sulawesi Tenggara
1,990,114
889,657
1,110,980
0.56
879,134
0.44
210,165
28
Gorontalo
899,653
386,836
601,049
0.67
298,604
0.33
97,696
29
Sulawesi Barat
995,114
362,197
362,197
0.36
632,917
0.64
30
Maluku
1,275,498
636,318
755,561
0.59
519,937
0.41
107,177
0.14
1,075
0.00
204
0.00
880
0.00
31
Maluku Utara
858,656
421,703
503,098
0.59
355,558
0.41
56,685
0.11
13,846
0.3
72
0.00
924
0.00
32
Papua
1,797,008
1,088,618
1,529,506
0.85
267,502
0.15
238,329
0.16
6,975
0.00
0.00
27,454
0.2
33
584,360
400,120
400,120
0.68
184,240
0.32
0.00
0.00
60,000,000
96,403,366
Jumlah
216,799,942
120,399,576
0.1
24,213
0.1
0.00
19,120
0.3
24,686
0.2
25,379
0.2
19,902
0.2
670,674
0.61
1,514
0.00
1,097
0.00
231,955
0.18
482,183
0.36
0.6
3,098
0.00
75,894
0.7
524
0.00
697,203
0.67
0.2
10,647
0.1
0.00
730,596
0.88
13,227
0.1
70
0.00
0.7
2,001,658
0.79
0.19
11,158
0.1
0.00
0.00
889,657
0.80
0.16
9,641
0.2
0.16
0.00
386,836
0.64
0.00
0.00
362,197
100.00
9,907
0.1
636,318
0.84
9,868
0.2
421,703
0.84
168,130
0.11
1,088,618
0.71
0.00
400,120
100.00
0.00
0.00
0.00
16,600,955
3,945,809
0.00
35,860
0.00
12,885
0.2
93,991
0.00
3,721,833
10,026
0.1
167,901
0.00
5,502,505
6,632,264
60,000,000
Lampiran 5.35
DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) MENURUT JENIS DAN PROVINSI
TAHUN 2006
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Penduduk
(***)
Jumlah MASKIN
(3)
(4)
ASKES
JAMSOS
TEK
(5)
(6)
BAPEL
(7)
4,225,999
3,381,791
179,842
519
Sumatera Utara
12,122,520
5,867,820
819,352
219,783
Sumatera Barat
4,528,282
1,083,424
441,221
66,122
Riau
4,235,400
1,036,115
440,234
Jambi
2,568,391
486,409
Bengkulu
1,691,768
(9)
(10)
391,936
1,514
3,381,791
36,304
57,059
10,215
2,867,820
98,907
3,715
3,587
5,394
283,403
18,569
502,613
589,915
59,102
6,883
1,056
Sumatera Selatan
6,864,532
1,920,001
155,128
6,682
Lampung
7,028,588
2,130,200
420,143
195,244
116,180
1,004,623
129,801
10
Kepulauan Riau
1,245,708
172,816
11
DKI Jakarta
8,622,065
891,216
738,037
363,528
89,896
Lain-lain
Total
(11)
(12)
(%)
(13)
3,955,602
93.60
6,690,825
55.19
1,083,424
1,696,976
37.48
3,762
1,036,115
1,485,505
35.07
54,435
486,409
842,816
32.81
1,216,089
1,920,001
3,859,766
228.15
2,680,292
67,776
21,556
502,613
5,379
692,414
10.09
111,357
2,130,200
576,219
3,433,163
48.85
129,801
297,945
29.66
172,816
172,816
13.87
51,964
8,826
881,216
741,894
2,823,397
32.75
12
Jawa Barat
38,152,356
7,550,535
4,150,776
1,085,992
35,500
679,670
1,475,372
7,550,535
1,225,337
16,203,182
42.47
13
Jawa Tengah
32,400,476
10,367,184
2,027,083
395,827
20,076
1,487,772
96,945
10,367,184
1,150
14,396,037
44.43
14
DI Yogyakarta
3,384,442
769,091
435,897
6,204
99,581
769,091
60,292
1,371,065
40.51
15
Jawa Timur
36,206,060
9,181,419
1,807,703
462,012
101,577
1,924,623
9,181,419
1,262
13,639,760
37.67
16
Banten
8,977,896
1,814,399
383,017
571,359
17
Bali
3,393,830
548,357
488,348
74,274
18
4,039,434
1,949,507
358,000
11,537
19
4,184,674
2,652,342
234,712
27,984
20
Kalimantan Barat
3,713,815
1,321,714
287,869
18,674
21
Kalimantan Tengah
1,866,867
485,483
209,559
1,487
22
Kalimantan Timur
2,682,492
482,183
313,517
45,529
23
Kalimantan Selatan
3,240,725
670,674
426,858
179,260
24,686
24
Sulawesi Utara
2,149,114
697,203
205,771
59,783
3,098
25
Sulawesi Tengah
2,290,722
730,596
71,280
15,022
10,647
26
Sulawesi Tenggara
1,990,114
889,657
307,058
13,227
27
Sulawesi Selatan
7,578,760
2,001,658
210,165
11,158
28
Gorontalo
899,653
386,836
97,696
9,641
29
Sulawesi Barat
995,114
362,197
30
Maluku
1,275,498
636,318
107,177
1,075
204
880
636,318
31
Maluku Utara
858,656
421,703
56,685
13,846
72
924
32
Papua
1,797
1,088,618
238,329
6,975
27,454
33
584,360
215,004,731
161,164
1,265
1,814,399
502,068
3,283,303
36.57
257,228
548,357
140,413
1,721,426
50.72
8,897
2,283
1,949,507
2,330,224
57.69
20,091
17,462
2,652,342
3,028,108
72.36
20,234
24,213
1,321,714
1,672,704
45.04
19,120
485,483
10,026
725,675
38.87
25,379
670,674
19,902
1,076,515
40.13
1,097
482,183
231,955
1,346,039
41.54
75,894
697,203
524
1,042,273
48.50
11,195
212,806
63,548
450
1,064
730,596
3,945,809
7.72
1.84
771,530
1.73
2,950,303
126.91
889,657
1,111,050
14.66
93,991
386,836
601,049
66.81
362,197
362,197
36.40
9,907
755,561
59.24
421,703
9,868
503,098
58.59
1,088,618
168,130
1,529,506
85,114.41
400,120
16,600,955
36.13
2,525,704
2,001,658
400,120
63,010,000
167,901
827,545
35,860
70
12,885
11,969
400,120
5,502,505
60,000,000
6,632,264
2.56
27.91
3.08
96,403,366
44.84
Lampiran 6.1
No
Negara
(1)
(2)
Brunei Darussalam
Jumlah
Kepadatan
Penduduk (Juta Penduduk
Jiwa)
(per Km)
(3)
(4)
Laju
Persentase
Persentase
Persentase
Angka Beban GNI PPP per
Pertumbuhan Persentase
Penduduk Usia
Penduduk di
Tanggungan kapita (US$)
Penduduk Penduduk Usia Penduduk Usia
65 Tahun Ke
Daerah
0-14 Tahun
15 - 64 Tahun
(%)
Tahun 2005
1990-2005
Atas
Perkotaan
(%)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
0.4
63
72
2.5
30
67
49
Indonesia
225.5
118
42
1.4
29
66
51
3,950
Kamboja
14.1
77
15
2.5
37
60
60
2,920
Laos
6.1
25
19
2.4
43
53
70
2,050
Malaysia
26.9
81
62
2.3
33
63
55
11,300
Myanmar
51.0
75
29
1.4
32
63
55
Filipina
86.3
287
48
2.0
35
61
58
5,890
Singapura
4.5
7,174
100
2.4
20
72
42
31,700
Thailand
65.2
127
33
1.1
23
70
45
9,140
10 Vietnam
84.2
253
26
1.6
29
64
54
3,300
Lampiran 6.2
No
Negara
(1)
(2)
Bangladesh
Bhutan
DPR Korea
India
Indonesia
Jumlah
Kepadatan
Penduduk (Juta Penduduk
Jiwa)
(per Km)
(3)
(4)
Persentase
Penduduk di
Daerah
Perkotaan
Laju
Persentase
Persentase
Persentase
Angka Beban GNI PPP per
Pertumbuhan
Penduduk Usia
Penduduk Usia Penduduk Usia
Tanggungan kapita (US$)
Penduduk
65 Tahun Ke
0-14 Tahun
15 - 64 Tahun
(%)
Tahun 2005
1990-2005
Atas
(%)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
146.6
1,014
23
2.1
35
62
62
2,090
0.9
19
31
1.8
33
62
61
23.1
191
60
0.9
27
65
54
1,121.8
340
29
1.7
36
60
67
3,460
225.5
118
42
1.4
29
66
51
3,950
Maldives
0.3
990
27
2.8
33
62
61
Myanmar
51.0
75
29
1.4
32
63
55
Nepal
26.0
176
14
2.3
41
55
82
1,530
Sri Lanka
19.9
302
20
1.0
26
67
49
4,520
10
Thailand
65.2
127
33
1.1
23
70
45
9,140
11
Timor Leste
1.0
65
22
1.6
43
54
69
Lampiran 6.3
No
Negara
(1)
(2)
Indeks
Pembangunan
Manusia
Usia Harapan
Hidup Waktu
Lahir
Total Fertility
Rate (TFR)
(4)
(5)
Angka Kematian
Kasar per 1000
Penduduk
Angka Kematian
Bayi (AKB)
(7)
(8)
Tahun 2006
Tahun 2005
(3)
Angka Kelahiran
Kasar per 1000
Penduduk
(6)
Angka Kematian
Balita (AKABA)
Tahun 2005
1990 - 2005
(9)
(10)
1 Brunei Darussalam
0.894
75
2.4
20
2 Indonesia
0.728
69
2.4
20
35
36
310
3 Kamboja
0.598
60
3.7
30
91
143
440
4 Laos
0.601
54
4.8
36
13
88
79
410
5 Malaysia
0.811
74
2.6
20
10
12
30
6 Myanmar
0.583
60
2.5
21
10
75
105
230
7 Filipina
0.771
70
3.4
27
27
33
170
8 Singapura
0.922
80
1.2
10
9 Thailand
0.781
71
1.7
14
20
21
24
10 Vietnam
0.733
72
2.1
19
18
19
170
Lampiran 6.4
No
Negara
(1)
(2)
Indeks
Pembangunan
Manusia
Usia Harapan
Hidup Waktu
Lahir
Total Fertility
Rate (TFR)
(4)
(5)
Angka Kelahiran
Kasar per 1000
Penduduk
Angka Kematian
Kasar per 1000
Penduduk
Angka Kematian
Bayi (AKB)
(7)
(8)
Tahun 2006
Tahun 2005
(3)
(6)
Angka Kematian
Balita (AKABA)
Tahun 2005
1990 - 2005
(9)
(10)
1 Bangladesh
0.547
61
3.0
27
65
73
320
2 Bhutan
0.579
63
2.9
20
40
75
260
71
2.0
16
21
55
110
4 India
0.619
63
2.9
24
58
74
540
5 Indonesia
0.728
69
2.4
20
35
36
310
6 Maldives
0.741
70
2.8
18
15
42
140
7 Myanmar
0.583
60
2.5
21
10
75
105
230
8 Nepal
0.534
62
3.7
31
64
74
540
9 Sri Lanka
0.743
74
2.0
19
11
14
43
10 Thailand
0.781
71
1.7
14
20
21
24
11 Timor Leste
0.514
56
6.3
42
15
88
61
3 DPR Korea
Lampiran 6.5
Kematian yang
berhubungan dengan TB
Paru per 100.000 penduduk
(2004)
No
Negara
Prevalensi TB Paru
per 100.000 Penduduk
Tahun 2005
CDR (2005)
SR (2004)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Brunei Darussalam
63
54
112
71
Indonesia
262
239
46
66
90
Kamboja
703
506
94
66
91
Laos
306
155
25
68
86
Malaysia
131
102
16
73
56
Myanmar
170
171
21
95
84
Filipina
450
291
48
75
87
Singapura
28
29
100
81
Thailand
204
142
19
74
74
10
Vietnam
235
175
13
93
93
Lampiran 6.6
No
Negara
Prevalensi TB Paru
per 100.000 Penduduk
Tahun 2005
CDR (2005)
SR (2004)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Bangladesh
406
237
51
59
90
Bhutan
174
103
20
31
83
DPR Korea
179
178
13
99
89
India
299
168
30
61
86
Indonesia
262
239
46
66
90
Maldives
53
47
94
95
Myanmar
170
171
21
95
84
Nepal
244
180
24
67
87
Sri Lanka
80
60
86
85
10
Thailand
204
142
19
74
74
11
Timor Leste
713
556
85
44
80
Lampiran 6.7
Dewasa (15+)
Wanita (15+)
Negara
(1)
(2)
Brunei Darussalam
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimas
i
[estimasi
rendah
estimasi
tinggi]
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
<100
[<200]
<100
[<200]
<0,1
[<0.2]
Indonesia
170,000
[100.000 290.000]
170,000
[100.000 290.000]
0.1
[0.1 0.2]
29,000
[15.000 52.000]
5,500
[3.300 8.300]
Kamboja
130,000
[74.000 210.000]
130,000
[70.000 200.000]
1.6
[0.9 2.6]
59,000
[28.000 99.000]
16,000
[8.500 26.000]
Laos
3,700
[1.800 12.000]
3,600
[1.700 12.000]
0.1
[0.1 0.4]
Malaysia
69,000
[33.000 220.000]
67,000
[32.000 220.000]
0.5
[0.2 1.5]
17,000
[7.300 57.000]
4,000
[2.100 7.200]
Myanmar
360,000
[200.000 570.000]
350,000
[200.000 550.000]
1.3
[0.7 2.0]
110,000
[53.000 190.000]
37,000
[20.000 62.000]
Filipina
12,000
[7.300 20.000]
12,000
[7.200 20.000]
<0,1
[<0.2]
3,400
[1.800 6.000]
<1000
[<1.000]
Singapura
5,500
[3.100 14.000]
5,500
[3.000 14.000]
0.3
[0.2 0.7]
1,500
[700 3.700]
<100
[<200]
Thailand
580,000
[330.000 920.000]
560,000
[320.000 900.000]
1.4
[0.7 2.1]
220,000
[100.000 370.000]
21,000
[14.000 42.000]
10 Vietnam
260,000
[150.000 430.000]
250,000
[150.000 420.000]
0.5
[0.3 0.9]
84,000
[43.000 150.000]
13,000
[7.800 20.000]
Sumber: 2006 Report on the global AIDS epidemic, UNAIDS/WHO, May 2006
<100
<1000
[<200]
[260 2.000]
<100
<100
[<200]
[<200]
Lampiran 6.8
Dewasa (15+)
Wanita (15+)\
Negara
(1)
(2)
Bangladesh
Bhutan
DPR Korea
India
Indonesia
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimas
i
[estimasi
rendah
estimasi
tinggi]
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
11,000
[6.400 - 18.000]
11,000
<500
[<2000]
<500
5,700,000
[3.400.000 - 9.400.000]
[6.400 - 18.000]
<0,1
[<0,2]
1,400
[<2000]
<0,1
[<0,2]
<100
[<0,2]
5,600,000
[3.400.000 - 9.300.000]
0.9
[0,5 - 1,5]
1,600,000
[100.000 290.000]
0.1
[0,1 0,2]
29,000
[<0,2]
[710 - 2500]
[<200]
<500
<100
[820.000 - 2.800.000]
[<200]
[270.000 - 680.000]
170,000
[100.000 290.000]
170,000
Maldives
Myanmar
360,000
[200.000 570.000]
350,000
[200.000 550.000]
1.3
[0,7 2,0]
110,000
[53.000 190.000]
Nepal
75,000
[41.000 - 180.000]
74,000
[40.000 - 180.000]
0.5
[0,3 - 1,3]
16,000
[7.500 - 40.000]
5,100
[2.800 - 8.400]
Sri Lanka
5,000
[3.000 - 8.300]
5,000
[3.000 - 8.300]
< 0,1
[<0,2]
<1000
[<1000]
<500
[<1000]
580,000
[330.000 920.000]
560,000
[320.000 900.000]
1.4
[0,7 2,1]
220,000
[100.000 370.000]
[< 0,2]
10 Thailand
11 Timor Leste
Sumber: 2006 Report on the global AIDS epidemic, UNAIDS/WHO, May 2006
[15.000 52.000]
[<1000]
5,500
37,000
21,000
[3.300 8.300]
[20.000 62.000]
[14.000 42.000]
Lampiran 6.9
Negara
Difteri
Pertusis
Tetanus
Tetanus
Neonatorum
Campak
Polio
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Indonesia
432
3,356
318
118
20,422
Kamboja
474
69
188
Laos
182
17
58
Malaysia
28
11
564
Myanmar
13
224
41
735
Filipina
47
41
1,232
161
Singapura
23
Thailand
98
236
3,499
Vietnam
25
144
57
27
1,978
ASEAN
512
4,316
2112
439
27,476
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Brunei Darussalam
Lampiran 6.10
Negara
Difteri
Pertusis
Tetanus
Tetanus
Neonatorum
Campak
Polio
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Bangladesh
34
46
1,224
256
6,180
18
Bhutan
DPR Korea
409
2,472
22,616
2,587
600
60,751
676
Indonesia
432
3,356
318
118
20,422
Maldives
47
Myanmar
13
224
41
735
Nepal
72
1,092
240
42
2,838
Sri Lanka
37
Thailand
98
236
3,499
Timor Leste
26
90
3,016
27,657
4,866
1,073
94,562
702
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
India
Lampiran 6.11
Negara
BCG (%)
DPT3 (%)
Polio3 (%)
Hepatitis B3 (%)
Campak (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Brunei Darussalam
96
99
99
99
97
Indonesia
82
70
70
70
72
Kamboja
87
82
82
79
Laos
65
49
50
49
41
Malaysia
99
90
90
90
90
Myanmar
76
73
73
62
72
Filipina
91
79
80
44
80
Singapura
98
96
96
96
96
Thailand
99
98
98
96
96
10 Vietnam
95
95
94
94
95
Lampiran 6.12
Negara
BCG (%)
DPT3 (%)
Polio3 (%)
Hepatitis B3 (%)
Campak (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Bangladesh
99
88
88
62
81
Bhutan
99
95
95
95
93
DPR Korea
94
79
97
92
96
India
75
59
58
58
Indonesia
82
70
70
70
72
Maldives
99
98
98
98
97
Myanmar
76
73
73
62
72
Nepal
87
75
78
41
74
Sri Lanka
99
99
99
99
99
10 Thailand
99
98
98
96
96
11 Timor Leste
70
55
55
48
Lampiran 6.13
No
Negara
Persentase KB
aktif pada WUS
2006
Pemeriksaan K1
1990-2005
Pemeriksaan K4
2001-2003
Persalinan oleh
tenaga kes
2003-2006
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
100
100
2 Indonesia
57
92
81
72
40
59
3 Kamboja
19
38
44
12
59
4 Laos
29
27
29
23
47
5 Malaysia
30
74
100
12
6 Myanmar
33
76
76
68
67
7 Filipina
33
88
70
88
34
32
8 Singapura
55
100
9 Thailand
79
92
86
10 Vietnam
66
86
29
90
15
26
1 Brunei Darussalam
Lampiran 6.14
No
Negara
Persentase KB
aktif pada WUS
2006
Pemeriksaan K1
1990-2005
Pemeriksaan K4
1998-2003
Persalinan
oleh nakes
2003-2006
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1 Bangladesh
47
49
11
13
69
90
2 Bhutan
31
51
32
3 DPR Korea
59
31
37
4 India
46
60
30
48
44
66
5 Indonesia
57
92
81
72
75
59
6 Maldives
35
81
81
85
7 Myanmar
33
76
68
66
67
8 Nepal
35
28
15
19
66
92
9 Sri Lanka
50
100
98
73
10 Thailand
79
92
86
71
27
11 Timor Leste
61
18
82
35