Anda di halaman 1dari 18

Abses Payudara Kiri

pada Ibu Menyusui


Kelompok A 9
102011143 Santi Prima Natasya
102011451 Joses Prima
102011447 Ratri Puspitaningrum
102012058 Lusye Diana Jacob
102012134 Jonathan Wiradinata
102012148 Chintia
102012186 Sendy Jayanti
102012396 Selvina
102012419 Adrianus Jong Ulu

Skenario 13
Seorang wanita berusia 28 tahun
datang ke poliklinik dengan
keluhan payudara kirinya dirasa
membengkak,
terasa
sakit
disertai demam sejak 1 minggu
yang
lalu.
Pasien
sedang
menyusui. Pada pemeriksaan
fisik, TTV normal.

Anamnesis
Identitas
Wanita usia 28 tahun
Keluhan Utama
Payudara kiri membengkak, terasa
sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Disertai demam 1 minggu yang lalu
Riwayat pengobatan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluarga
Riwayat Personal Sosial

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah
Kultur aerob dan anaerob
USG mammae
Mammography

Differential Diagnosis
Masitis
peradangan
disebabkan

payudara
oleh

disertai

kuman

infeksi

terutama

atau

tidak,

Staphylococcus

aureus melalui luka pada puting susu atau melalui


peredaran darah.
Fibroadenoma
benjolan padat kecil & jinak pada payudara terdiri dari
jaringan kelenjar dan fibrosa. terjadi akibat adanya
kelebihan hormon estrogen, ukurannya akan meningkat
pada saat menstruasi atau pada saat hamil.

Penyakit
Abses Payudara

Masitis

Fibroadenoma

Gejala
Eritema, panas, indurasi,
edema, keluar cairan dari
puting susu dan
kenyal/lembut. Lokasinya di
areolar/periareolar.

Eritema, panas, indurasi,


edema, bengkak dan
kenyal/lembut.

Etiologi
S. aureus &
Streptococcus sp.

S aureus,
Streptococci,
enterococci,
S. epidermidis,
Peptostreptococcus
sp. , Prevotella sp. ,
Escherichia coli

Bulat dengan batas tegas,


> Hormon estrogen
mudah berpindah, tidak nyeri,
keras/seperti karet.

Working Diagnosis
Abses Payudara
suatu penimbunan nanah, biasanya
terjadi akibat suatu infeksi bakteri.

Patofisiologi
Luka/lesi pada payudara

Organisme masuk melalui lesi

Penyumbatan duktus dan membentuk


abses.

Epidemiologi
Infeksi payudara terjadi pada sebanyak
10-33% dari wanita menyusui.
Abses payudara dapat berkembang pada
5-11% dari wanita dengan mastitis.
Mastitis neonatal biasanya terjadi pada
bayi

cukup

bulan,

dan

berkembang

menjadi abses payudara pada 50% kasus

Manifestasi Klinis

Merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan.

Teraba massa

Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.

Keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah

Gatal-gatal

Pembesaran kelenjar getah bening ketiak

Lokasinya di areolar/periareolar.

Tatalaksana
Insisi dan drainase
Nafcillin dan vancomycin untuk
abses payudara puerperal
Abses
payudara
non-puerperal
diberikan
ampicillin-sulbactam
sodium
Obat simptom (Paracetamol)
Kompres hangat
Pompa air susu

Pencegahan
Puting susu dan payudara harus dibersihkan
sebelum dan setelah menyusui.
Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada
payudara
Menyusui secara bergantian payudara kiri dan
kanan.
Menjaga kebersihan puting susu dan mencuci
tangan sebelum dan sesudah menyusui.

Komplikasi
Infeksi berulang, jaringan parut,
perubahan pada ukuran payudara, dan
asimetri payudara terlihat.
Pada abses payudara kronis, fistula di
ductus mammae dan reseksi puting complex areolar.

Prognosis
Tingkat
kekambuhan
abses
payudara tinggi (39-50% ketika
dilakukan insisi dan drainase).
Pasien dengan abses payudara
kronik
setelah
dilakukan
fistulectomy
menunjukkan
tingkat kekambuhan yang lebih
rendah.

Kesimpu
lan

Abses mammae merupakan mastitis yang tidak


mendapat penanganan yang baik sehingga terjadi
abses.
Sering

terjadi

pada

saat

laktasi,

ibu

yang

menyusui harus sadar akan kepentingan menyusui


bayinya dengan efektif, dengan posisi yang benar.
Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan yang
baik untuk mencegah komplikasi buruk terjadinya
abses pada payudara.

Anda mungkin juga menyukai