Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mandiri

Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu
Dr. Asmal May, MA.

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERAN ORANG TUA


DALAM PENDIDIKAN

OLEH
FITRIA ERNAWATI (11217204457)
PENDIDIKAN KIMIA 6A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015 M / 1436 H

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Pandangan Islam Terhadap Peran Orang Tua Dalam
Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami banyak hambatan dan
kesulitan, namun berkat mencari dari sumber-sumber serta bimbingan dan
dorongan dari pihak yang telah memberikan masukan atas terselesaikannya
penulisan makalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut dengan segala kerendahan
hati, pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Asmal May, MA.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca. Kami angat mengharapkan kritik dan saran dari bernbagai pihak, agar
makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya.

Pekanbaru, 28 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan ..................................................................................... 4
B. Mendidik Seorang Anak Sejak Belia .............................................................. 6
C. Menanamkan Cinta pada Ilmu dan Ulama ....................................................... 8
D. Memilih Waktu Terbaik dalam Mengarahkan Anak........................................ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali kemerosotan moral yang dilakukan oleh
kalangan anak-anak. Angka kriminalitaspun setiap hari bertambah meningkat.
Tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak di musantara ini sudah tak
terhitung jumlahnya. Mungkin sudah tidak asing lagi kita mendengar berita
seorang anak membunuh atau memperkosa ibu kandungnya sendiri. Begitu
juga pornografi, rokok dan miras melibas habis dunia anak. Berita-berita sadis
tersebut setiap hari ngantri untuk tayang di stasiun di negeri pertiwi ini.
Semua itu tidak lain karena adanya suatu krisis yang sangat besar yang
melanda negeri ini. Krisis yang hari ini melanda hampir setiap rumah tangga.
Tidak lain dan tidak bukan krisis tersebut adalah krisis tarbiyah atau
kurangnya peran orang tua dalam membimbing seorang anak Krisis inilah
yang menjadikan bangsa ini merosot menuju kehancuran, karena kehancuran
suatu kaum dimulai dari kehancuran akhlaknya.
Telah jauh sekali umat ini dari tuntunan Islam dalam mendidik anak yang
merupakan generasi masa depan. Banyak para orang tua pun membiarkan
putra-putrinya didik oleh budaya-budaya tabu dari barat. Untuk itu peran orang
tua dalam membimbing anak dalam era globalisai ini perlu diarahkan agar bisa
mengedepankan nilai-nilai Islami dalam kehidupannya.
Maka dari itu Orang tua (Ayah dan Ibu) mempunyai peranan sebagai
teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan,
pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh
yang sangat penting terhadap pemikiran dan perilaku anak karena kepribadian
manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan
kondisi dalam lingkungan ayah dan ibu. Ayah dan ibu berperan sebagai faktor
pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi
budaya sebuah masyarakat.

Banyak anak yang mengalami krisis moral dan etika, maka sebagai orang
tua kita harus mencari dan mengetahui sejauhmana mereka jatuh kedalaman
pananya dunia kenakalan orang tua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
diri sianak perilaku anak merupakan implementasi dari moral yang dimiliki
anak baik-buruknya prilaku atau etika tersebut dipengaruhi faktor pemahaman
moral yang ada pada dirinya. sejauhmana ia mencari jatih diri yang
sesungguhnya yaitu manusia yang bertanggung jawab dan bermartabat juga
karena faktor pengetahuan moral tersebut.
Dalam pandangan agama Islam anak memiliki posisi yang istimewa.
Selain sebagai cahaya mata ayah dan ibu, anak juga merupakan pelestari pahala
bagi kedua orang tuanya. Bagi sebuah ayah dan ibu anak adalah penerus nasab
(garis keturunan). Anak-anak shalih akan senantiasa mengalirkan pahala bagi
kedua orang tuanya, dengan demikian selayaknya orang tua muslim
memperhatikan pendidikan anak-anaknya agar mereka menjadi saleh dan
saleha.
Kesadaran terhadap pentingnya mendidik anak shalih akan memotivasi
setiap orang tua muslim untuk memperhatikan pendidikan dan pembinaan
anak-anaknya agar menjadi pribadi yang mulia. Jangan sampai anak
keturunannya tergelincir ke jalan yang sesat disebabkan oleh ketidak pahaman
terhadap Islam dan hukum-hukumnya. Maka dari itu orang tua harus
menanamkan nilai-nilai keagamaan bagi anaknya seperti akhlak atau perilaku
yang baik, Aqidah, kejujuran, tanggung jawab, percaya diri dan lain sebagainya

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan ?
2. Bagaimana Cara mengetahui tentang mendidik anak sejak belia?
3. Bagaimana cara menanamkan cinta pada ilmu dan ulama?
4. Bagaimana cara memilih waktu terbaik dalam mengarahkan anak?
5. Bagaimana Cara mengenalkan komunitas yang baik kepada anak?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian dari Pendidikan
2. Agar mengetahui tentang mendidik anak sejak belia
3. Agar mengetahui pentingnya menananamkan cinta ilmu dan ulama kepada
anak
4. Agar mengetahui apa saja tentang waktu yang tepat dalam mengarahkan
seorang anak
5. Agar mengetahui lingkungan yang baik untuk anak

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Al-Ustadz Muhammad Rajaa hanafi Abdul Mutajaali mengatakan bahwa
kata

pendidikan diambil dari kata roba-yarbu

yang berarti tumbuh,

berkembang atau bertambah. Kata pendidikan antara lain dimaknai sebagai


sampainya sesuatu ke tahap sempurna secara berangsur-angsur. 1
1. Menurut john Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau
dalam pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja da dilembagakan

untuk menghasilkan kesinambungan

sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang


yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2.

Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus ( abadi)


dari

penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah

berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuahn,
seperti termainifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan
kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau
kegiatan yang diarahkan untuk meruabah tabiat (behaviour) manusia.
Yang dimaksud dengan behaviour adalah setiap tanggapan atau perbuatan
seseorang dan sesuatu yang dilakuakan oleh seseorang.
4. Menurut M.J Langeveld. Pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi
antara seorang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau
sesuatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.2
Secara umum pendidikan adalah upaya membentuk orientasi individuindividu menurut norma-norma tertentu membantu mereka dalam membentuk
pandangan yang benar terhadap kehidupan. Dan pendidikan itu didiringi
1

Syaikh Ahmad Farid, Pendidikan bebasis metode Ahlus sunnah, surabaya: Pustaka elba,
2011.hlm : 15
H. A. Yunus, Drs., S.H., Filsafat Pendidikan, Bandung: CV. Citra Sarana Grafika. 1999. hlm.
7-9

dengan proses pembelajaran yang bisa mengkilapkan kemampuan mereka dan


mengembangkan bakat dan potensi mereka di berbagai bidang.
Sedangkan pendidikan Islam berarti mengembangkan potensi dan
kemampuan individu yang beragam untuk mencapai kesempurnaan akal dan
jiwa. Di samping itu juga mengembangkan potensi masyarakat untuk
mewujudkan perkembangan yang lebih baik dan kemajuan sosial yang lebih
lengkap sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam.
Di dalam Islam pendidikan tidak boleh dibatasi pada upaya mendiktekan
pengetahuan kepada seseorang atau memberikan keterampilan tertentu
kepadanya. Sesungguhnya pendidikan memiliki tujuan yang lebih jauh dari itu.
Pendidikan bertujuan untuk memperbaiki akhlak, baik dalam skala individu
maupun masyarakat.Yang jelas bahwa memberikan ilmu pengetahuan empiris
saja akan membuat suatu individu dan masyarakat menyimpang kepada
kejahatan yang tidak berujung. Jadi, pembelajaran Ilmu pengetahuan harus
diiringi dengan pendidikan moral.
Abu hasan An-Nadawi mengutip pendapat John Dewey tentang definisi
pendidikan secara umum sebagai berikut:
Sesungguhnya pendidikan itu tidak lain hanyalah instrumen untuk
meningkatkan, memperbaiki dan mendukung ideologi yang diyakini oleh suatu
bangsa atau negara, serta memperkuatnya dengan keyakinan intelektual yang
didasarkan

pada

kepercayaan

dan

kebanggan,

dan

bila

perlu

mempersenjatainya dengan dalil-dalil ilmiyah, dismping menjadi instrumen


yang mulia untuk melanggengkan ideologi tersebut dan mewariskannya kepada
generasi demi generasi mendatang. Penafsiran yang yang terbaik bagi sistem
pendidikan ialah bahwa pendidikan merupakan upaya yang intensif dan
kontinyu yang dilakukan oleh para orang tua dan pendidik untuk membesarkan
anak-anak mereka berdasarkan ideologi yang mereka yakini dan cara pandang
mereka terhadap kehidupan dan alam semesta, dan mendidik mereka dengan
pendidikan yang bisa membuat mereka layak menjadi pewaris bagi apa yang
mereka warisi dari nenek moyang mereka, dengan kelayakan yang cukup untuk
maju dan meluas.

B. Mendidik Seorang Anak Sejak Belia


Anak di sini mencakup anak lelaki dan perempuan. Hak anak sangatlah
banyak, yang terpenting adalah tarbiyah (pendidikan). Yaitu mengembangkan
agama dan akhlak di dalam diri mereka sehingga hal itu menjadi bagian
terbesar dalam kehidupannya.
Allah SWT berfirman,

Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim :
6)3

Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas


kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan
dia (diminta,) bertanggung jawab atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Anak merupakan amanah yang berada di pundak kedua orang tua. Pada
hari kiamat, kedua orang tuanya akan diminta bertanggung jawab perihal si
anak. Dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak kepada mereka,
orang tua akan terlepas dari beban tanggung-jawab tersebut. Selain itu,
pendidikan juga memberikan perbaikan kepada anak sehingga anak menjadi
penyejuk mata kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya.Bandung: CV.


Penerbit Diponegoro.2006

Apabila seseorang meninggal dunia akan terputus amalnya kecuali tiga


perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat (sepeninggalnya), atau
anak shalih yang mendoakannya. (HR. Bukhari; hadits shahih)
Ini adalah hasil didikan yang benar terhadap anak, sehingga dia menjadi
orang yang bermanfaat bagi orang tuanya sepeninggal keduanya. Banyak orang
tua yang meremehkan hak ini. Mereka melupakan anak-anaknya seakan-akan
tidak punya rasa tanggung jawab. Mereka tidak bertanya ke mana si anak akan
pergi, kapan pulang, dan siapa teman serta sahabat mereka. Mereka tidak
mengarahkan anak-anaknya kepada hal yang baik dan tidak melarang mereka
dari hal yang buruk.
Herannya, mereka sangat bersemangat untuk menjaga dan memperbanyak
harta, sampai rela begadang pada malam hari untuk mengembangkan hartanya.
Padahal biasanya mereka mengerjakan semua ini untuk kepentingan orang lain.
Adapun terhadap anak-anak, mereka tidak memikirkan sedikit pun. Padahal
memperhatikan anak-anaknya jauh lebih baik dan bermanfat di dunia dan
akhirat.
Seorang ayah wajib untuk mencukupi kebutuhan fisik anaknya, dengan
memberi makan dan minum, serta menutupi tubuh mereka dengan pakaian.
Demikian pula, wajib baginya untuk mencukupi hati si anak dengan ilmu dan
iman, serta membalut jiwanya dengan pakaian takwa dan yang demikian itu
lebih baik.4 Orang tua semestinya harus menjadi teman dan panutan yang baik
bagi anaknya ketika seorang anak melihat orang tuanya selalu berdzikir,
mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir serta sering melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik

niscaya sang anak akan menirunya

mengucapkan kalimat-kalimat tersebut. Adapun sebaliknya apabila seorang


anak sering menyaksikan perkataan maupun perilaku orang tuanya yang tidak
baik niscaya sang anakpun akan menirunya.

Muslim.or.id, Didik anak sejak belia http//Muslim.or.id, diakses ( 26 Mei 2015 )

C. Menanamkan Cinta pada Ilmu dan Ulama


Ketika Allah SWT menginginkan kebaikan pada diri seseorang, maka
Allah SWT akan membukakan kepada orang tersebut jalan kefakihan dalam
agama. Hal ini sebagaimaa yang disabdakan Nabi saw.
Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka difaqihkan
(dipahamkan) tentang agama.
Dan tak ada jalan lain dari kefakihan tersebut kecuali dengan ilmu dan
para ulama. Inilah salah satu tips sukses mendidik anak shalih yaitu dengan
menanamkan pada mereka cinta pada ilmu dan ulama. Ilmu disini adalah ilmu
tentang agama yang hukumnya adalah fardhu ain atau wajib bagi setiap
Muslim. Tidak jadi masalah misalnya orang tua menyekolahkan anaknya di
sekolah atau universitas umum. Namun, harus ditanamkan sejak dini cinta pada
ilmu agama dan para pembawanya. Termasuk didalamnya adalah dai-dai
sunnah yang menyebarkan warisan para Nabi tersebut. Anak harus dibiasakan
menghadiri talim atau kajian di setiap kali waktu luangnya.
Tidak ada salahnya mengajak anak hadir dalam kajian demi mengenalkan
dia pada ilmu dan ahlinya. Namun harus diperhatikan hendaknya tetap menjaga
ketenangan dan kekonsentrasian, jangan sampai jadwal mencari ilmu sia-sia
gara-gara sibuk mengurus anak di tempat kajian.
Ilmu yang harus ditanamkan adalah ilmu tentang Allah SWT dan rosulNya. Kemudian mengakrabkan dengan Al-Quran yang merupakan induk dari
segala ilmu dalam syariah. Ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar anak
akrab dengan Al-Quran:
1. Kenalkan Al-Quran kepada anak dengan cara membuka dan membaca di
dekat dia.
2. Mengajari

anak

huruf-huruf

hijaiyah

serta

menuntunnya

ketika

melafadzkannya.
3. Ajarkan Al-Quran dengan cara yang disukai anak. Misalnya melalui DVD
atau mendengarkan rekaman murottal anak-anak. Alhamdulillah, saat ini

telah tersedia banyak cara untuk menjadikan anak kita pandai membaca
Al-Quran kepada anak menjelang tidur atau waktu luang lainnya. Hal ini
membentuk karakteristik perjuangan anak tersebut ketika dewasa.
4. Ceritakan kisah-kisah dalam Al-Quran kepada anak mejelang tidur atau
waktu luang lainnya. Hal ini akan dapat membentuk karakteristik
perjuangan anak tersebut ketika dewasa.
5. Ajarkan

doa-doa

yang

terdapat

dalam

Al-Quran

dengan

cara

menuntunnya secara berulang-ulang.

D. Memilih Waktu Terbaik dalam Mengarahkan Anak


Orang tua hendaklah memilih waktu yang tepat untuk mengarahkan anak .
hal tersebut berpengaruh pada respon yang ditunjukkan anak . Memilih waktu
yang tepat memudahkan orang tua dalam menanamkan pendidikan pada anakanaknya. Pada waktu yang tepat di mana kondisi anak tenang dan ceria maka
hal tersebut membuat anak siap diarahkan. Begitu jiwa anak tidak merasa
keberatan saat menerima pengarahan, tujuan yang ingin dicapai orangtua pun
akhirnya terealisasi dengan baik. Dalam mendidik seorang anak waktu bersama
orang tua adalah sebuah kado terbesar yang dibutuhkan oleh semua anak.
Dalam mendidik anak orang tua harus menyediakan waktu khusus terutama
seorang Ibu. Tidak lain seorang ibu adalah madrosah pertama bagi anakanaknya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman , realitanya orang tua
sekarang lebih menyibukkan diri dalam pekerjaannya. Ketika Seorang Ayah
dan ibu kedua-duanya bekerja maka anak akan merasakan kehilangan perhatian
dan rasa kasih sayangnya dari orang tuanya.
Sesibuk apapun seorang ibu haruslah menyediakan waktu untuk anaknya.
Meluangkan waktu untuk bercanda berdua, meminangnya denganj kasih
sayang serta mendekap dan menciumnya dengan lautan cinta dan kemesraan.
Nuansa tersebut haruslah dihadirkan setiap saat oleh sang ibu pada anaknya.
Karena hal inilah yang akan mengokohkan tali kasih seorang anak pada ibunya.

E. Mengenalkan Komunitas yang Baik kepada Anak


Mengenalkan anak pada komunitas yang baik sangat penting sekali untuk
mendidik karakter anak. Anak akan terbiasa dari kecil hidup dalam atmosfer
yang baik. Jika suatu hari nanti ia berada di komunitas yang tidak Islami, hati
nuraninya akan memanggil dia untuk kembali pada atmosfer yang bersih
tersebut. Karena itu ibarat tanah kelahiran dia dan di situlah ia tumbuh dan
dibesarkan.
Salah satu cara mengenalkan anak pada komunitas yang baik adalah
dengan mengajak anak hadir pada kajian keislaman. Secara tidak langsung
anak akan belajar dari orang tuanya duduk mendengarkan ceramah agama.
Begitu juga dia akan belajar tidak ikhtilat dari ibunya yang duduk terpisah dari
tempat laki-laki, dan akan terbiasa melihat suasana Islami yang belum tentu
didapatkan di lingkungan rumah atau di masyarakat. Orang tua wajib
menganjurkan anak-anaknya memilih dekat dan bergaul dengan teman yang
akhlaknya baik serta menerangkan manfaat di dunia dan akhirat yang bisa anak
dapatkan bila berteman dengan mereka. Sebaliknya, orang tua harus
menerangkan akibat buruk jika berteman dengan anak-anak yang akhlaknya
jelek. Orang tua harus menjelaskan sabda Nabi saw.
Sesungguhnya permisalan teman duduk yang sholih dengan teman duduk
yang jelek adalah seperti penjual parfum dengan pandai besi. Keuntungan
penjual parfum, bisa jadi dia akan menghadiahkannya kepadamu, atau kamu
bisa membelinya, atau setidaknya kamu akan merasakan/mencium bau harum
darinya, sedangkan yang kamu dapatkan dari seorang pandai besi, bisa jadi
akan membakar bajumu atau kamu mencium bau tidak sedap. (HR. AlBukhori dan muslim)
Orang tua pun wajib mengawasi keadaan anak dan menanyakan siapa
teman-temannya. Sebab teman jelek mendorong kemungkaran dan kerusakan
serta dosa. Sedangkan anak pada umumnya akan mengikuti temannya tanpa
mempertimbangkan baik dan buruknya. Teman-teman buruknya akan
menyretnya mengikuti nafsu dan syahwatnya. Anjurkanlah anak-anak agar

10

menghormati teman-temannya. Wahai anakku, janganlah kamu berteman


dengan anak yang suka memutuskan hubungan silaturrohim karena Nabi saw.
Bersabda:
Sesungguhnya surga tidak akan dimasuki oleh orang yang memutus
hubungan silaturrohim.( HR. Al-Bukhori dan muslim)
Katakanlah kepada anak anda, janganlah kamu bergaul dengan anak yang
durhaka pada kedua orang tua karena durhaka pada orang tua termasuk dosa
besar, debagaimana sabda nabi saw:
Dosa besar itu adalah syirik kepada Allah SWT., durhaka kepada orang
tua, membunuh jiwa seseorang, dan sumpah palsu. (HR. Al-Bukhori)
Katakanlah pada anak anda, janganlah kamu bergaul dengan anak yang
suka merokok dan madat ( ganja dan sejenisnya). Terangkanlah bahaya rokok
dan ganja berikut hukumannya baik di dunia maupun di akhirat. Katakanlah
pada anak, Wahai anakku, janganlah kamu bergaul dengan anak-anak yang
suka berdusta dan menggunjing orang lain.5

LBKI, Pendidikan Islami anak, Bogor: LBKI, hlm. 22

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum pendidikan adalah upaya membentuk orientasi individuindividu menurut norma-norma tertentu membantu mereka dalam membentuk
pandangan yang benar terhadap kehidupan. Dan pendidikan itu didiringi dengan
proses pembelajaran yang bisa mengkilapkan kemampuan mereka dan
mengembangkan bakat dan potensi mereka di berbagai bidang.
Orang tua Mempunyai

peran yang besar dalam membentuk karakter

seorang anak karena di lingkungan keluargalah awal mula anak belajar


berperilaku baik perkataan maupun perbauatannya. Berikanlah pendidikan yang
baik kepada anak dari sejak belia karena di masa belia sang anak akan mudah
untuk di bentuk dan diarahkan. Tanamkanlah pada diri seorang anak untuk
selalu mengutamakan ilmu akhirat agar anak selamat dan sukses di dunia dan
akhirat. Mengenalkan anak pada komunitas yang baik sangat penting sekali
untuk mendidik karakter anak.
Anak akan terbiasa dari kecil hidup dalam atmosfer yang baik. Jika suatu
hari nanti ia berada di komunitas yang tidak Islami, hati nuraninya akan
memanggil dia untuk kembali pada atmosfer yang bersih tersebut. Karena itu
ibarat tanah kelahiran dia dan di situlah ia tumbuh dan dibesarkan.

12

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Farid, Syaikh. 2011. Pendidikan bebasis metode Ahlus sunnah, Surabaya:
Pustaka elba,
Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Quran dan Terjemahnya.
Bandung: CV. Penerbit Diponegoro.
H. A. Yunus, Drs., S.H,1999. Filsafat Pendidikan, Bandung: CV. Citra Sarana
Grafika.
LBKI, Pendidikan Islami anak, Bogor: LBKI
Muslim.or.id, Didik anak sejak belia http//Muslim.or.id, diakses ( 26 Mei 2015)

13

Anda mungkin juga menyukai