Anda di halaman 1dari 37

ASKEP Hydrocephalus

Definisi Hidrosefalus
Penumpukan cairan cerebrospinal ( CSF
) dikepala sehingga menyebabkan
pembesaran ruang di otak (ventrikel).
Liquid Cerebrospinal (LCS) atau
cerebrospinal fluid (CSF) cairan bening
yang mengelilingi otak dan spinal cord.

Fungsi CSF

Sebagai 'Shock Absorber' (perendam goncangan)


& melindungi otak.
Sebagai media transportasi nutrisi ke otak &
mengangkut zat yang tidak berguna keluar dari
otak.
Mengalir antara tempurung kepala (cranium) &
tulang belakang (vertebrae) guna mengkompensasi perubahan volume darah dalam otak.
Keseimbangan sirkulasi (penyerapan & produksi )
CSF sangat penting.

Fisiologi Cairan CSF:


Nilai normal cairan
Jumlah total 120 ml
Tekanan 60-150 mmH2O/l
200-300 mg protein/l
2,8 4,4 mmol glukosa /l
Ruangan CSF terdiri dari ventrikel latelar (kanan dan kiri)
ventrikel III dan ventrikel IV, sistem magna pada dasar
otak dan ruang subarakhnoid (selaput otak).

Asumsi Mekanisme Penyebab Hidrosefalus


1.

2.
3.

4.

Gangguan pertumbuhan ependyma


menyebabkan kelambatan pertumbuhan
Choroid pleksus.
Gangguan pertumbuhan dari cerebral kortek,
sehingga cerebral kortek menipis
Kerusakan Choroid Pleksus, sehingga proses
sekresi dan absorbsi cerebro spinal Fluid
(CSF) tidak seimbang (berlebihan).
Menyempitnya Ductus sylvii / cerebral
aqueduct/ aqueductus sylvii, shg CSF tidak
bisa mengalir ke ventrikel IV (dari ventrikel III
menuju ventrikel IV) : Contoh pada
hidrosefalus akibat infeksi virus.

Proses Terbentuknya Hydrocephalus :


Hydrocephalus Akut

yaitu hydrocephalus yang tejadi secara


mendadak yang diakibatkan oleh gangguan
absorbsi CSF (Cairan Serebrospinal).
Hydrocephalus

Kronik
hydrocephalus yang terjadi setelah cairan CSF
mengalami obstruksi (sumbatan) beberapa
minggu.

Sirkulasi Cairan Serebrospinal


Communicating
kondisi hydrocephalus dimana CSF masih bisa
keluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat
setelah itu.
Non Communicating
dimana cairan serebro spinal hanya di rongga
ventrikel tidak berhubungan dengan CSF yang
berada di ruang subarachnoid/ selaput otak . hal ini
disebabkan karena terjadinya sumbatan aliran CSF
yang menghubungkan ventrikel otak dengan selaput
otak

Proses Penyakit
Acquired

yaitu hydrocephalus yang disebabkan oleh infeksi


yang mengenai otak dan jaringan sekitarnya
termasuk selaput pembungkus otak (meninges).
Ex-Vacuo
yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke
atau cedera traumatis yang mungkin menyebabkan
kerusakan pada otak karena kecelakaan/ kepala
terbentur sangat keras.

Manifestasi Klinis
1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)

Perubahan tanda-tanda vital (penurunan frekuensi pernafasan,


peningkatan TD)
Muntah
Peningkatan lingkar kepala
Letargi
Aktivitas kejang
Pada bayi
(1) Pembesaran kepala secara progresif
(2) Bagian frontal tengkorak menonjol
(3) Fontaneta tegang dan menonjol (khususnya yang tidak berdenyut)
(4) Distensi vena superfisial kulit kepala
(5) Transilominasi melalui tengkorak meningkat secara simetris
(6) Mata turun ke bawah (sun set eyes)
Pada anak yang lebih besar
(1) Sakit kepala di dahi, mual, dan muntah
(2) Anoreksia
(3) Atareksia
(4) Kekakuan ekstremitas bawah
(5)

Kemrosotan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif anak

Penyebab lain terjadinya Hidrosefalus


adalah :
a. Produksi likuor yang berlebihan
b. Peningkatan resistensi aliran likuor
c. Peningkatan tekanan sinus venosa
Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme
di atas adalah peningkatan tekanan
intrakranial sebagai upaya
mempertahankan keseimbangan sekresi
dan absorbsi.

PENYEBAB PENYUMBATAN ALIRAN CSF PADA


BAYI
Kelainan

bawaan

seperti: Stenosis akuaduktus sylvii, Spina bifida dan kranium bifida, Sindrom Dandy
Walker, Kista Araknoid, Anomali pembuluh darah.
Infeksi
dapat menimbulkan perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruangan
subaraknoid.
Neoplasme
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSF.
Perdarahan
perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibriosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi
akibat organisasi dari darah itu sendiri.

Perbedaan otak orang normal dan penderita

Gejala-Gejala Dari Hydrocephalus


Hidrosefalus

terjadi pada masa

neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal,
yaitu: 35-40 cm,
Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis.
Vena-vena di sisi samping kepala tampak
melebar dan berkelok.
Sering terjadi retraksi kelopak mata yang
terus-menerus.

Pada

hidrosefalus infantil yang berat,


tampak suatu fenomena matahari
terbenam (sunset phenomenon) pada
bola mata.
Pada neonatus gejala yang paling umum
dijumpai adalah iritabilitas. Sering kali
anak tidak mau makan dan minum, dan
kadang-kadang kesadaran menurun ke
arah letargi. Anak kadang-kadang muntah,
jarang yang bersifat proyektil.

Hidrosefalus terjadi pada akhir masa


kanak-kanak

pembesaran kepala tidak bermakna


anak mengeluh nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak
khas atau tidak menentu.
Kadang-kadang anak muntah di pagi hari.
Dapat disertai keluhan penglihatan ganda
(diplopia).

Gangguan

motorik dan koordinasi dikenali


melalui perubahan cara berjalan.
Anak dapat mengalami gangguan dalam hal
daya ingat dan proses belajar,
Fungsi bicara seringkali masih baik, sehingga
bermanifestasi sebagai ocehan kosong yang
agak karakteristik.
Apabila dilakukan pemeriksaan psikometrik
maka akan terlihat adanya labilitas emosional
dan kesulitan dalam hal konseptualisasi.

Pengobatan Hidrosefalus

Mengurangi produksi CSF dengan merusak


sebagian pleksus khoroidalis dengan tindakan
reseksi (pembedahan) atau koagulasi, akan tetapi
hasilnya kurang memuaskan.
Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi
CSF dengan tempat absorbsi yakni
menghubungkan ventrikel dengan ruang
subaraknoid.
Pengeluaran likuor (CSF) kedalam organ
ekstrakranial

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas

Catatan : Menyerang pada neonatus atau anak berusia


kurang dari 6 tahun
B. Keluhan utama
Kepala yang membesar
C. Riwayat penyakit sekarang
D. Riwayat Penyakit Dahulu
E. Riwayat Penyakit Keluarga
F. Pola Pemeliharaan Kesehatan

lanj
E. Aktivitas atau istirahat

Eliminasi
Neurosensori
Pencernaan
Kenyamana
Kaji gaya hidup monoton atau hiperaktif
Pola Kebiasaan

DATA OBYEKTIF

II.

Keadaan Umum
Tingkat kesadaran klien compos
mentis, dengan nilai GCS (4,5,6)
Keterangan : 4 (respon membuka mata
spontan), 5 (respon verbal dan sesuai),
6 ( Respon motorik mengikuti perintah)
Tanda-tanda Vital

Head to Toe
Yang perlu lebih diperhatikan adalah
pemeriksaan dibawah ini
Kepala
Pembesaran

lingkar kepala, ubun-ubun menonjol vena


kulit kepala dilatasi, berkilau, sun set eyes, terdapat
tanda cracked pot, alis mata tertarik ke atas, sklera di
atas iris, sehingga melihat ke bawah.

Thorax
Bunyi

nafas stridor, kesulitan bernafas,apnea, aspirasi

Abdomen
Bising

usus menurun

Ekstrimitas
Hiperekstensi,

kekakuan ekstrimitas bawah.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lingkar kepala
CT-scan : identifikasi tempat obstruksi
MRI (Magnetik Resonanse Imaging) :
pembesaran ventrikel
Lumpal fungsi

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PRE OP

Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan


dengan meningkatkanya tekanan intrakranial .
Data Indikasi : Adanya keluahan Nyeri
Kepala, Meringis atau menangis, gelisah,
kepala membesar
Tujuan ; Klien akan mendapatkan
kenyamanan, nyeri kepala berkurang
Intervensi :
Jelaskan Penyebab nyeri.
Atur posisi Klien
Ajarkan tekhnik relaksasi
Kolaborasi untuk pemberian Analgesik
Persapiapan operasi

Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan


anak yang akan mengalami operasi.
Data Indikasi : Ekspresi verbal menunjukkan kecemasan
akan keadaan anaknya.
Tujuan : Kecemasan orang tua berkurang atau dapat
diatasi.
Intervensi :
Dorong orang tua untuk berpartisipasi sebanyak
mungkin dalam merawat anaknya.
Jelaskan pada orang tua tentang masalah anak
terutama ketakutannya menghadapi operasi otak dan
ketakutan terhadap kerusakan otak.
Berikan informasi yang cukup tentang prosedur
operasi dan berikan jawaban dengan benar dan
sejujurnya serta hindari kesalahpahaman.

Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit


sehubungan dengan intake yang kurang diserta
muntah.
Data Indikasi ; keluhan Muntah, Jarang minum.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan dan
elektrolit.
Intervensi :
Kaji tanda tanda kekurangan cairan
Monitor Intake dan out put
Berikan therapi cairan secara intavena.
Atur jadwal pemberian cairan dan tetesan infus.
Monitor tanda tanda vital.

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
POST OP

Gangguan rasa nyaman : Nyeri sehubungan dengan tekanan pada


kulit yang dilakukan shunt.
Data Indikasi ; adanya keluhan nyeri, Ekspresi non verbal adanya
nyeri.
Tujuan : Rasa Nyaman Klien akan terpenuhi, Nyeri berkurang
Intervensi :

Beri kapas secukupnya dibawa telinga yang dibalut.


Aspirasi shunt (Posisi semi fowler), bila harus memompa shunt, maka
pemompaan dilakukan perlahan lahan dengan interval yang telah
ditentukan.
Kolaborasi dengan tim medis bila ada kesulitan dalam pemompaan
shunt.
Berikan posisi yang nyama. Hindari posisi p[ada tempat dilakukan
shunt.
Observasi tingkat kesadaran dengan memperhatikan perubahan muka
(Pucat, dingin, berkeringat)
Kaji orisinil nyeri : Lokasi dan radiasinya.

Resiko tinggi terjadinya gangguan nutrisi : kurang dari


kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
Data Indikasi ; Adanya keluhan kesulitan dalam
mengkonsumsi makanan.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisil.
Intervensi :
Berikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein.
Berikan klien makan dengan posisi semi fowler dan berikan
waktu yang cukup untuk menelan.
Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar
dari bau bauan yang tidak enak.
Monitor therapi secara intravena.
Timbang berta badan bila mungkin.
Jagalah kebersihan mulut ( Oral hygiene)
Berikan makanan ringan diantara waktu makan.

Resiko tinggi terjadinya infeksi sehubungan


dengan infiltrasi bakteri melalui shunt.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi / Klien bebas
dari infeksi.
Intervensi :
Monitor terhadap tanda tanda infeksi.
Pertahankan tekhnik kesterilan dalam
prosedur perawatan
Cegah terhadap terjadi gangguan suhu
tubuh.
Pertahanakan prinsiup aseptik pada
drainase dan ekspirasi shunt.

Resiko tinggi terjadi kerusakan integritas kulit dan


kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.
Tujuan ; Pasien bebas dari kerusakan integritas kulit
dan kontraktur.
Intervensi :
Mobilisasi klien (Miki dan Mika) setiap 2 jam.
Obsevasi terhadap tanda tanda kerusakan
integritas kulit dan kontrkatur.
Jasgalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur.
Berikan latihan secara pasif dan perlahan lahan

ALKHAMDULILLLAH

Anda mungkin juga menyukai