Pana penelitian ini, estimasi efikasi antar suntikan menunjukkan bahwa beberapa
perlindungan mungkin dihasilkan oleh suntikan pertama. Namun, suntikan kedua
dan ketiga meningkatkan respon antibodi pada anak yang tidak memiliki pajanan
dengue sebelumnya, yang mungkin juga meningkatkan kualitas respon antibodi
(avidity) dan durasi perlindungan.
Investigasi terencana untuk mengetahui mekanisme proteksi yang diberikan oleh
vaksin CYD-TDV pada daerah endemik mungkin dapat meningkatkan pemahaman
mengenai dosis perlindungan.
Penelitian single center pada fase 2b di Thailand menunjukkan wawasan yang
berguna dalam performa vaksin. Khususnya, penelitian tersebut memberikan bukti
bahwa keberhasilan bervariasi berdasarkan serotype meskipun dengan kadar
antibodi yang sama. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan penelitian 3 fase lanjutan
yang lebih besar dan multicenter untuk menguji vaksin dengue pada kondisi
epidemiologi yang heterogen dan untuk mengkonfirmasi data efikasi yang bersifat
serotype-specific.
Penurunan angka rawat inap dan infeksi dengue berat yang disebabkan berbagai
serotype diamati selama fase aktif ke 3 fase penelitian. Penemuan ini relevan dari
sudut pandang kesehatan masyarakat, mengingat beban pencegahan demam
berdarah yang berat terutama saat musim transmisi endemik dan wabah epidemik.
Profil keamanan dan reactogenisitas selama 25 bulan dari surveilan aktif
menunjukkan hasil konsisten dimana tidak didapatkan efek samping yang serius
dari penggunaan vaksin.
Imunogenisitas vaksin juga konsisten/sama dengan data sebelumnya, serotypespesific geometric mean titer antibodi pada group vaksin tidak menunjukkan efikasi
serotype-spesific yang dapat diamati. Meskipun temuan ini menghubungkan respon
antibodi fungsional dengan efikasi, hal ini tidak menyimpulkan adanya korelasi
dengan kemampuan proteksi vaksin.
Satu keterbatasan dari penelitian ini adalah serostatus dengue didapatkan dari 10%
subgroup anak, yang mana hanya 20% diantaranya seronegatif. Dengan demikian,
estimasi efikasi dan kemanan penggunaan untuk anak dengan status seronegatif
hanya didapatkan dari 2% populasi penelitian.
Selanjutnya, subgroup ini terdaftar selama beberapa bulan pertama dari
keseluruhan. Uji PRNT50 dikenal memiliki reaktivitas silang antar serotype, yang
membuatnya sulit untuk menentukan apakah penyakit tersebut dengue serotipe
spesifik seropositif atau episode infeksi berulang pada partisipan. Demikian pula,
kita tidak dapat menentukan efikasi vaksin pada imunitas terhadap demam kuning
yang sudah ada karena ada reaktivitas silang dengan dengue pada uji PRNT50
untuk demam kuning, yang mana telah dilakukan berdasarkan protokol (data tidak
ditampilkan).