Anda di halaman 1dari 40

+Preeklampsi

Berat

Pembimbing

dr. Surya Adi Pramono, Sp.OG


KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 16 MARET - 25 MEI 2015 ANGKATAN 160

+
Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Usia

Pendidikan

Pekerjaan : Perawat

Agama: Kristen

Suku

Gol. Darah: O

Alamat: Cipayung Jakarta Timur

: 30 tahun
: D3 Keperawatan

: Batak

Keluhan Utama:
Keluar seperti rembesan air 1 jam SMRS

Keluhan Tambahan:
Mules sejak 8 jam SMRS, dan ada seperti flek darah

+
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh keluar seperti rembesan air 1 jam SMRS.

Pasien mengatakan mulai merasa mules sejak 8 jam


SMRS, dan ada seperti flek darah

Mules makin parah

Pasien mengaku hamil 38 minggu sesuai dengan USG

Nyeri kepala, pandangan kabur, mual dan muntah (-).

BAB dan BAK baik

3 hari SMRS keputihan gatal, lengket

+
Riwayat Haid

Menarche

: usia 13 tahun

Siklus menstruasi : 28-30 hari, teratur, lama: 5 hari,


volume: 70 cc/24 jam

Keluhan saat haid: dismenore (-)

Hari pertama haid terakhir pasien (HPHT): 26 Juni 2014

Tafsiran persalinan

: 2 April 2015

Riwayat Penggunaan alat kontrasepsi:


Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

Riwayat pernikahan:
Status pernikahan: menikah, 1x
Umur waktu, pertama kawin: usia 28 tahun

+
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu:
G1P0A0
No.
1.

Tanggal
Partus

Tempat
Partus

Umur
Keha
milan

Jenis
Partus

Penol Penyuli
ong
t

JK
Anak

BBL
(gr)

PB
(cm)

Keadaa
n saat
ini

Hamil
ini

Riwayat penyakit dahulu:


Tidak ada keluhan serupa
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit jantung, paru, liver, ginjal, asma, alergi,
hipertensi, riwayat keganasan maupun diabetes mellitus pada keluarga
pasien.
Riwayat kebiasaan:
Pasien tidak merokok, konsumsi alcohol maupun obat obatan rutin
Riwayat Alergi:
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau
obat obatan tertentu

+
Riwayat Hamil ini:

Hari pertama haid terakhir: 26 Juni 2014, tafsiran partus: 2


April 2015

ANC di RSPAD, sudah lebih dari 3x, pasien tidak


mendapatkan vaksinasi TT selama kehamilan.

USG trimester pertama pada Juli 2014, usia kehamilan 12


minggu.

USG trimester dua pada 16 Oktober 2014, usia kehamilan


22, didapati janin tunggal hidup intra-uterin.

USG trimester tiga pada 14 Januari 2015, dan USG dikamar


bersalin pada 25 Maret 2015 kehamilan 38 minggu dengan
hasil TBJ 2800 gram, BPD 9.15cm, HC 30.2cm, AC 30.5 cm,
FL 7.4 cm, ICA(sp)1 cm AFI(4 kuadran) 4cm plasenta di
fundus, SDAU 1.75.

+
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan umum

Data antropometrik

: Baik

BB

: 72 kg

TB

: 165 cm

IMT : 26.45 kg/m2

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 170/114mmHg

MABP

: 132

Nadi

: 92 x/menit

Laju nafas

Suhu

: 36.7oC

VAS

:0

: 19 x/menit

Mata :
+
- Konjuntiva
anemis -/- Sklera ikterik
-/- Dalam batas
THT dan mulut
normal
- Bibir lembab,
angular stomatitis
(-)
- NCH (-), deviasi
septum :(-),
Abdomen
hiperemis
- mukosa
Tampak cembung,
(-),
sekret
(+)
tampak
striae
- Faring
hiperemis
gravidarum,
tidak
(-), T1-T1venektasi dan
tampak
hiperemis
linea nigra(-)
-

Bising usus positif normal


Timpani pada seluruh
lapang abdomen
Teraba tegang, nyeri tekan
negatif, tidak teraba
massa, hepar, lien,
ballotemen ginjal sulit

- Kepala :
normocephal

Thorax :
- Normochest
- Retraksi
- Simetris
- Paru dalam batas
normal (wheezing -,
ronki -)
- Jantung dalam batas
Ekstremitas :
normal (murmur
- Akral hangat, CRT
-,gallop
-)
<2
-

Sianosis (-)
Refleks fisiologis
normal
Tidak ada refleks
patologis

+
STATUS OBSTETRIKUS

Pemeriksaan luar

Inspeksi
: perut membuncit sesuai usia kehamilan, line anigra (-),
vulva/uretra tenang, perdarahan aktif (-)

Palpasi :

LI

: TFU 29 cm, pada fundus uteri teraba bagian lunak (bokong)

LII : pada perut bagian kanan teraba datar seperti papan


(punggung) pada bagian kiri teraba bagian kecil (ekstremitas)

LIII : bagian terendah janin teraba besar, bulat dan keras (kepala)

LIV : kepala 4/5

His : 1x/10/20

Auskultasi : denyut jantung janin 148 kali per menit

Inspekulo: Portio licin, OUE terbuka, fluor (-), cairan ketuban (+)

Pemeriksaan dalam: Portio kenyal, posterior, tebal 20%,


pembukaan 2 cm, kepala di Hodge I-II, ketuban pecah

Pelvimetri klinis:

Pintu Atas Panggul:

Konjungata diagonalis : sulit dinilai

Linea inominata

: sulit dinilai

Bidang Tengah Panggul:

Spina ischiadika

: Lancip

Diameter interspinosum

Pintu Bawah Panggul:

Os. Koksigeus

: konkaf

Suprapublic angle : 900

: 9,5 cm

+
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. LAB

2. USG

USG dikamar bersalin pada USG dikamar bersalin pada


25 Maret 2015 kehamilan 38 minggu dengan hasil TBJ
2800 gram, BPD 9.15 cm, HC 30.2 cm, AC 30.5 cm, FL
7.4 cm, ICA(sp) 1 cm AFI (4 kuadran) 4cm plasenta di
fundus, SDAU 1.75.

+
Kardiotokografi
Baseline 140 dpm, variabilitas moderat, akselerasi (+),
deselerasi (-), gerakan janin 4x/10 menit
Kategori 1

+
Resume

Ibu 30 tahun, dengan keluhan pecah air ketuban 1 jam


SMRS. Sejak 8 jam SMRS mules dan keluar flek kemerahan.
Riwayat preeklampsia. Riwayat hipertensi diluar kehamilan
tidak ada. Pasien hamil 38 minggu. ANC dan sudah USG
4x.

Pada pemeriksaan fisik umum ditemukan keadaan umum


pasien baik dengan kesadaran compos mentis. Pada
pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan status obstetrikus ditemukan janin presentasi
kepala tunggal hidup, punggung di kanan. Pemeriksaan
penunjang didapatkan Proteinuria +1. Pemeriksaan lain
yang dilakukan adalah USG, USG dikamar bersalin pada 25
Maret 2015 kehamilan 38 minggu dengan hasil TBJ 2800
gram, BPD 9.15 cm, HC 30.2 cm, AC 30.5 cm, FL 7.4 cm,
ICA (sp) 1 cm AFI (4 kuadran) 4 cm plasenta di fundus,
SDAU 1.75.

+
Diagnosis

Diagnosis ibu :
G1Hamil 38 minggu dengan preeklamsi berat

Diagnosis janin:
Janin presentasi kepala tunggal hidup, oligo-hidramnion

+
Prognosis
Ibu

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia

Janin

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

+
Penatalaksanaan

Monitoring hemodinamik Observasi tanda tanda vital, DJJ/jam


Awasi tanda tanda perburukan preeklampsia

Cegah kejang
gram/jam

MgSO4 4 gram 40% bolus dalam 10 menit, maintainance 1

Cara pemberian:
Dosis awal : 2 g Mg SO4 intravena (40% dalam 10cc) diberikan dalam waktu 10
menit
Dosis pemeliharaan : 12 g dalam dextrose 5% >500 ml dalam 6 jam (29-30 tts/m)

Perbaikan endotel N-acetylcysteine 3 x 600 mg PO


Vitamin C

2 x 400 mg IV

Tekanan darah terkontrolNifedipine 1 x 50 mg

Terminasi dengan secarean-section atas indikasi oligohidramnios

+
Preeklampsia

Preeklampsia ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria


dan / atau edema akibat dari kehamilan setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Hipertensi umumnya timbul terlebih dahulu dari pada tandatanda lain. Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik
140/90 mmHg dapat membantu ditegakkannya diagnosis
hipertensi. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali
dengan jarak waktu 4 jam pada keadaan istirahat.

Proteinuria ditandai dengan ditemukannya protein dalam urin


24 jam yang kadarnya melebihi 0.3 gram/liter atau
pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1
gram/liter atau lebih dalam urin yang dikeluarkan dengan
kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam. Umumnya proteinuria timbul lebih lambat,
sehingga harus dianggap sebagai tanda yang serius.

Preeklampsia ringan, adalah suatu keadaan pada ibu hamil


disertai kenaikan tekanan darah sistolik < 160/110 mmHg,
setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah
normal dan adanya proteinuria kuantitatif > 3 gr per liter atau
kuantitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream.

Preeklamsia berat, adalah suatu keadaan pada ibu hamil bila


disertai kenaikan tekanan darah 160/110 mm/Hg atau lebih,
adanya proteiunuria 5 gr atau lebih per liter dalam 24 jam
atau kuantitatif 3+ atau kuantitatif 4+, adanya oliguria
(jumlah urin kurang dari 500cc per jam, adanya gangguan
serebral, gangguan penglihatan, rasa nyeri di epigastrium,
adanya tanda sianosis, edema paru, trombositopeni,
gangguan fungsi hati, serta yang terakhir adalah pertumbuhan
janin terhambat.

+
Jenis Penyakit Hipertensi

Hipertensi kronik, dengan gejala yaitu tekanan darah


>140/90 mm/Hg sebelum hamil atau didiagnosa
sebelum usia gestasi 20 minggu, atau bila terdapat
hipertensi didiagnosa setelah usia gestasi 20 minggu
dan persisten 12 minggu setelah melahirkan.

Hipertensi gestasional dengan gejala yaitu tekanan


darah >140/90 mm/Hg untuk pertama kalinya ketika
hamil, bila tidak terdapat proteinuria, dan tekanan
darah kembali normal kurang dari 12 minggu setelah
melahirkan.

Preeklampsia-eklampsia dengan gejala yaitu tekanan


darah >140/90 mm/Hg setelah usia gestasi 20 minggu
pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah
yang normal dan adanya proteinuria (0,3 gr protein
dalam specimen urin dalam 24 jam), sedangkan
eklampsia didefinisikan sebagai kejang yang tidak
dapat dihubungkan dengan kasus lain pada wanita
dengan preeklampsia.

Superimposed Preeclampsia (preeklampsia pada


pengidap hipertensi kronis) dengan gejala yaitu onset
baru proteinuria dengan jumlah proteinuria > 300
mg/24 jam pada ibu hamil dengan hipertensi, tetapi
tidak ada proteinuria sebelum usia gestasi 20 minggu.

+
Anamnesi
s

Sakit kepala (-)


Pandangan kabur (-)
Nyeri perut atas (-)
primigravida

Preeklampsia
Berat
Pemeriksaa
n Penunjang

Urinalisis
Protein +1

Pemeriksaan
fisik

TD: 170/114
Tanda- tanda
Inpartu (bishop
score 4)
Pemeriksaan dalam:
Portio kenyal,
posterior, tebal
20%, pembukaan 2
cm, kepala di Hodge
I-II, ketuban pecah

+
Faktor Resiko

Primigravida

Usia >40 tahun

Ras kulit hitam

Kelainan metabolik: DM, obesitas

Kehamilan ganda

Hipertensi kronis

Family history atau riwayat kehamilan sebelumnya

+
Patofisiologi

The disease of theories

1. Peningkatan jumlah sirkulasi mediator aktif pada kehamilan


2. Gangguan perkembangan plasenta menyebabkan disfungsi
endotel pembuluh darah plasenta dan insufisiensi
uteroplasental
3. Peningkatan cardiac output selama kehamilan
pre-eklampsia adalah kelainan multisistem yang ditandai
dengan vasokonstriksi, perubahan metabolik, disfungsi
endotelial, adanya aktivasi kaskade koagulasi yang
bersamaan dengan respon inflamasi. Sebaiknya gambaran ini
dibagi menjadi dua tahap yaitu perubahan perfusi plasenta
dan sindrom maternal.

+
Penatalaksanaan Aktif
Indikasi :

A. Ibu

Pengobatan medicinal

Segera masuk RS

Tirah baring, miring ke sisi kiri

Obat anti kejang : Mg SO4

Obat anti hipertensi L


nifedipine, dan metildopa

Diuretikum

Cairan L dextrose 5% yang


tiap 1 liternya diselingi
dengan RL 500 cc ( 2 : 1)

Antasida (atas indikasi)

Kehamilan > 37 minggu


Adanya tanda tanda eklampsia
mengancam
Kegagaln terapi pada perawatan
konservatif
Dalam waktu setelah 6 jam segjak
dimulainya pengobatan medisinal terjadi
kenaikan tekanan darah. Setelah 24 jam
sejak dimulaipnya pengobatan medisinal
gejala-gejala menetap atau meningkat

B. Janin

Adanya tanda-tanda gawat janin


Adanya tanda-tanda PJT

C. Sindrom HELLP

+
Pengelolaan Konservatif

Indikasi: kehamilan preterm ( <37 minggu )

Pengobatan medicinal sama dengan pengelolaan aktif. Bila


dalam 3 hari tekanan darah tidak terkontrol, obat
antihipertensi dapat diganti dengan golongan alfa metil
dopa 3x250 mg

Pemberian MgSO4 selama 24 jam

+
Penatalaksanaan

SC dengan indikasi
oligohidramnion

+
Pemberian MgSO4

DOSIS AWAL

- MgSO4 4g I.V. sebagai larutan 40% selama 5 menit.

Segera dilanjutkan dengan pemberian 8 g larutan

MgSO4 40%, masing-masing 4 g di bokong kanan dan


kiri secara I.M. dalam, ditambah 1 ml lignokain 2% pd
semprit yg sama. Pasien akan merasa agak
panassewaktu pemberian MgSO4.

- Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4


2g (larutan 50%) I.V. selama 5 menit.

DOSIS PEMELIHARAAN .

- MgSO4 1-2g per jam per infus

- lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam

pasca persalinan atau kejang berakhir.

SEBELUM PEMBERIAN MgSO4 , PERIKSA :

- Frekuensi pernafasan minimal 16/ menit.

- Refleks patella (+)

- Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.

BERHENTI PEMBERIAN MgSO4,JIKA :

- Frekuensi pernafasan < 16/menit

- Refleks patella (-),

- Urin <30 ml/jam dlm 4 jam terakhir

SIAP ANTIDOTUM :

- Jika terjadi henti napas : lakukan ventilasi

(masker dan balon, ventilator) beri kalsium

glukonat 1 g (20 ml dalam larutan 10%) I.V.

perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi.

+
Prognosis
Ibu

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia

Janin

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

+
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai