Anda di halaman 1dari 4

RUMKITAL Dr.

MINTOHARDJO
SUBDEP PSIKIATRI
1. DELIRIUM
1. PENGERTIAN
Delirium adalah suatu sindroma yang terdiri dari gangguan kesadaran dan kognitif
dengan awitan akut dan fluktuatif (gejala membaik-memburuk silih berganti). Di mana
terdapat gangguan kemampuan memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan
konsentrasi; serta perubahan kognisi (gg daya ingat, disorientasi, gg berbahasa,
judgment) dan persepsi (halusinasi), yang terjadi dalam durasi singkat, beberapa jam hari - minggu.
a. Kategori : a. Delirium akibat kondisi medik umum (misalnya infeksi)
b. Delirium terinduksi zat (kokain, opioid, dll)
c. Delirium akibat etiologi ganda (trauma kapitis dan ggn ginjal)
d. Delirium tak tergolongkan (deprivasi tidur)
e. Delirium tak terinci
b. Etiologi :
1) Intracranial : epilepsi, trauma, infeksi, tumor, GPDO
2) Extracranial : ggn sistemik ( gg metab, gg ginjal,paru,jantung, hormon, sepsis,
defisiensi vit B1,B12,as folatdll) dan intoxikasi atau withdrawal obat & toxin).
c. Kriteria Diagnosis ( durasi sakit bbrp hari minggu )
a. Gangguan kesadaran (memusatkan, mempertahankan, mengalihkan perhatian)
disebut kesadaran berkabut, menurun. Fluktuasi kesadaran (siang tenang, malam
gelisah)
b. Gangguan fungsi kognitif :
1) disorientasi : waktu, tempat, terakhir terganggu thd orang
2) gangguan daya ingat (t.u. recent memories),gg memori/amnesia temporer
3) gangguan berbahasa
4) gangguan persepsi (ilusi atau halusinasi tersering visual)
c. Gangguan konsentrasi : perhatian mudah teralih
d. Gg pola tidur bangun : siang tenang, malam gelisah
e. Gg psikomotor : gelisah/agitasi, atau sub/stupor
f. Gg perasaan: marah, cemas,atau eforia/gembira berlebihan
g. Bisa sembuh sempurna, coma atau meninggal
2. TUJUAN
Mengembalikan status fisik, mental dan social penderita kepada keadaan sehat.

3. KEBIJAKAN
a. International Classification of Diseases ( ICD-10 ), WHO, New York, 1992.
b. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-TR, 4th ed., American

Psychiatric Association, Washington DC, 2000.


c. Kaplan and Sadock, Synopsis of Psychiatry, 10th ed., Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia, 2007
4. PROSEDUR
a. Pemeriksaan penunjang :
1) Laboratorium : DL, UL,LFT,RFT,elektrolit, Astrup, gula darah, Widal, LCS dll
2) Radiologi : Roentgen al. thorax, head; CT Scan, MRI
3) Lain : EKG, EEG, dll
b. Tata laksana
1) Atasi kausa & simptomatis : antibiotika, neurotropika, hormone dll
2) Perbaiki kondisi fisik (ABCD), perbaiki vital sign (infus, simptomatik dll)
3) Ruangan harus tenang, cahaya remang dan dijaga orang yang dikenal.
4) Psikoterapi : Bantu orientasi, bangkitkan insight /kesadaran diri
5) Farmakoterapi : drug of choice Injeksi Haloperidol 2-6 mg IM.
Bila perlu ulangi Inj.Haloperidol 2-6 mg IM, tiap 1 jam. Maximal 3 kali.
Lanjutkan dengan Tab.Haloperidol 5-40mg/hari, liquid /tablet(2-3x/hr)
Tab. Benzodiazepin : tab. Lorazepam 1-3 x 0,5-2mg/hr.
Boleh salah satu dari : risperidone 2 x 1-3 mg, clozapine 2-3 x 25-300mg, olanzapine
1x5-10mg , quetiapine 2x25-300mg, aripriprazole 1-3x5-30mg.
Hindari PHENOTHIAZINE(efek antikolinergik, hipotensi ortostatik )
HATI-HATI : Clozapine menyebabkan agranulositosis. Periksa lekosit darah tiap 1-2
minggu sekali.
Awas : kontraindikasi pemberian Benzodiazepine pada intoksikasi alcohol,
asma bronkial dan kesadaran menurun.
c. Penyulit dan prognosis
Setelah 3-7 hari, mungkin 2 minggu, delirium sembuh sempurna. Ia mungkin mengalami
amnesia temporer ( tak ingat saat ia mengalami delirium). Bila factor organic/etiologi
berat dan keadaan fisik tak teratasi dengan baik, dapat meninggalkan sequele, bahkan
pasien dapat meninggal.
5. UNIT TERKAIT
Sesuai bidang organic/fisik yang menjadi penyebab Delirium : ICU, ICCU, Interna,
Pediatri, Bedah, Anestesi, Jantung, Saraf, Gilut, Mata, THT, Kulit, Obstetri-Ginekologi,
Radiologi, Laboratorium Patologi Klinik, Patologi anatomi, Hiperbarik, dll.
2. DEMENSIA
1. PENGERTIAN
a. Demensia adalah terganggunya (cukup serius) fungsi kognitif yaitu : daya ingat,
judgment/mengambil keputusan, orientasi dan fungsi kognitif lain. Gejalanya : afasia,
apraxia, agnosia, gg fs eksekutif, tanpa ggn kesadaran. Antara lain : menurunnya
inteligensia, kemampuan belajar dan ingatan, berbahasa, menyelesaikan masalah,
orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, pengambilan keputusan, kemampuan

social dan kepribadian.


Enam subkategori :
a. Demensia Alzheimer : usia >65 th, gg intelektual progresif, waham atau depresi
b. Demensia vascular : akibat trombosis atau perdarahan.
c. Demensia akibat kondisi medik umum : HIV, trauma kepala, peny Pick, Creutzfeldt Jakob.
d. Demensia terinduksi zat : toxin, medikasi misalnya atropine.
e. Demensia etiologi ganda.
f. Demensia tak tergolongkan (tak tahu etiologinya)
b. Etiologi : trauma kapitis, alcohol, Huntington, Parkinsonisme, Pick, Creutzfeldt-Jacob,
HIV, neurosifilis. Juga defisiensi B1,B12,niacin, folat, pengaruh obat, gg metabolic,
hiperkalsemia. Tumor otak, hidrosefalus dll.
d. Kriteria Diagnosis/Gejala :
Gg/penurunan kontinu dan gradual daya ingat, dan salah satu gg kognitif ( afasia,
apraxia, agnosia, atau gg fs eksekutif ). Juga hendaya social atau pekerjaan,. Pada D.
vascular : ada gg saraf, meningkatnya deep tendon reflex, gg berjalan, kelemahan
ekstremitas dll). Ada infark serebri.
1). Kriteria Diagnosis Demensia Alzheimer
A. Defisit ganda dari fungsi kognitif tdd :
1) Gangguan ingatan ( mempelajari informasi baru atau mengingat kembali info yang
pernah dipelajari/didapat sebelumnya)
2) Satu atau lebih dari gg kognitif di bawah ini :
a) afasia
b) apraxia
c) agnosia
d) gg fungsi eksekutif (merencana, mengorganisasi, melakukan berurutan, pikiran
abstrak)
B. Gangguan A1 dan A2 mengakibatkan hendaya dalam fungsi social dan pekerjaan,
juga menunjukkan menurunnya taraf fungsi tersebut dibandingkan sebelumnya.
C. Onset terjadi secara perlahan dan ada penurunan fungsi kognitif terus menerus.
D. Penurunan kognitif sesuai A1 dan A2 TIDAK DISEBABKAN karena :
1) gg system saraf pusat lain yang menyebabkan deficit progresif dari ingatan dan
kognisi (CVD, Parkinsonism, Huntington, subdural hematom, NPH, tumor otak)
2) kondisi sistemik penyebab demensia ( hipotiroid, defisiensi B12, asam folat, niacin ;
hiperkalsemia, nerosifilis, HIV).
3) kondisi terinduksi zat.
E. Gangguan TIDAK terjadi pada waktu bersamaan dengan Delirium.
F. Tidak disebabkan karena diagnosis pada Axis I (Depresi mayor, Skizofrenia)
Subtipe : onset >65 th dan <65 tahun. Tanpa gangguan perilaku atau dengan gg perilaku
(agitasi).
2). Kriteria diagnosis Demensia Vaskular
A. Defisit ganda fungsi kognitif tdd :

1) gangguan ingatan (gg belajar info baru atau mengingat kembali info yang pernah
dipelajari/ingat sebelumnya).
2) Satu atau lebih dari gg kognitif :
a) afasia
b) apraxia
c) agnosia
d) gg fungsi eksekutif (merencana, mengorganisasi, melakukan berurutan, pikiran
abstrak)
B. Defisit fungsi kognitif sesuai A1 dan A2 masing-masing mengakibatkan hendaya
bermakna dalam fungsi social dan pekerjaan, juga menurunnya fungsi secara bermakna
dibandingkan taraf sebelumnya.
C. Tanda dan gejala nerologis (meningkatnya reflex tendon, respons plantar ekstensor,
pseudobulbar palsy, gg gaya berjalan, lemahnya extremitas) atau kelainan laboratories
yang mengarah pada CVD (infark multiple meliputi kortex dan subs alba).
D. Defisit TIDAK terjadi bersamaan dengan Delirium.
Catatan : Dengan Delirium /dengan Waham / dengan Depresi /tanpa komplikasiS

Anda mungkin juga menyukai