2 9 5 6
x x
ANAMNESIS
Nama : An. F.
Ruang : Anggrek
Umur :1 tahun
Jenis Kelamin
Kelas :III
: Perempuan
Nama
: An. F
: 30 januari 2014
Umur
: 1 tahun 2 bulan
Nama Ayah
: Tn. W
Umur Ayah
: 38 tahun
Pekerjaan Ayah
: Wiraswasta
Pendidikan Ayah
: S1
Nama Ibu
: Ny. S
Umur Ibu
: 35tahun
Pekerjaan Ibu
: Wiraswasta
Pendidikan Ibu
: D3
Alamat
:Gentan, Sukoharjo
Diagnosis Masuk
Masuk RS tanggal
02 :21:15WIB
Dokter yang merawat : dr. Shinta Riana S, Sp.A, M.Kes
Tanggal : Senin 29 April 2014
KELUHAN UTAMA
Demam Sederhana
Ko Asisten : Rizky Maidisya Taqwin S,ked
: Kejang.
1 hari SMRS
Orang tua pasien mengeluhkan anaknya demam tinggi mendadak, batuk (-), pilek (-), tidak mual, tidak
muntah, BAK biasa, BAB lancar, Makan biasa, minum biasa.
60 Menit SMRS
Pasien tiba-tiba kejang, terjadi < 15 menit,seluruh tubuh kaku, sehabis kejang pasien sadar), dan sempat
mengeluaran busa sedikit, mata mengarah keatas. Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Suoharjo
Kesan :
Demam tinggi 1hari, mendadak kejang saat demam <15 menit sebanyak 1 kali dalam 24 jam, saat kejang
seluruh tubuh kaku dan mata menghadap keatas
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Riwayat keluarga diberikan oleh : ayah/ ibu/ kakek/ nenek/ saudara/ tetangga *) ikhtisar keturunan : (gambar
skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit sejenis. Untuk kelainan kongenital usahakan
skema yang lebih lengkap termasuk saudara sepupu dsb.)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Kesan: Riwayat ANC baik, persalinan Normal dan PNC baik, BBLC CB SMK PP cesar a/i presbo
Riwayat makanan (sejak lahir sampai sekarang, kualitas dan kuantitas)
Kesan: Tidak mendapat ASI eksklusif, Kualitas dan kuantitas makanan kurang sesuai usia
Perkembangan dan kepandaian
MOTORIK
MOTORIK HALUS
BICARA
SOSIAL
KASAR
4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
bisa
miring
bulan)
tersenyum
(2
diajak main
bisa
kepala
dan dada
7
6 bulan meraih benda
disekitarnya
bulan
mengeluarkan 6 mengenal
mukamuka anggota
keluarga
bulan
sendiri
merangkak
13 bulan berjalan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BCG
DPT
Polio
2 9 5 6
: 1x
: 3x
: 4x
x x
bulan
Pada umur : 1 bulan
Pada umur : 2,3,4
Di : Bidan
Pada umur : 0,2,3,4 Di : Bidan
bulan
Campak :1
Pada umur : 9bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI
Di : Bidan
Sosial ekonomi
Ayah bekerja sebagai pedagang penghasilan Rp. 3.000.000,- per bulan. Ibu tiinggal dirumah sebagai ibu
rumah tangga. Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Lingkungan
Pasien tinggal bersama Ayah dan Ibu. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar, dan dapur. Kamar mandi
bergabung dengan WC dan berada di dalam rumah. Ukuran kamar 4x5m. dinding tembok, lantai kramik,
ventilasi cukup, setiap kamar mendapat sinar matahari langsung dari jendela. Sumber air berasal dari air
PDAM. Tidak ada sumber pencemaran air. Di rumah tidak memelihara hewan piaraan. Jarak antara rumah
dengan rumah berdempetan. Tetangga tidak ada yang menderita penyakit serupa. Ayah pasien bukan
perokok.
Kesan :Keadaan sosial ekonomi sedang dan lingkung baik.
Anamnesis sistem
Serebrospinal
: Kejang (+) Demam (+), penurunan kesadaran (-).
6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
PEMERIKSAAN JASMANI
Nama : An. F
Ruang : Anggrek
Kelas :III
KESAN UMUM
Tanda utama
Nadi
Suhu badan
Pernapasan
: CM baik
: 132 x/menit
: 38.80C
: 32 x/menit
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
: 9 Kg ;
Index quetelet :
BB
x x
Tinggi badan
10,2
: 72 cm
Kg x 100 = 12,5
TB 72cm
IMT
BB 9 Kg = 12,5
TB2 0.72 2m
: -1 sd -2SD (normal)
BMI//U
BB/U
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
BB/PB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
BMI/U
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala :
Bentuk normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup, peteki pada kulit (-),Ubun-ubun :
belum menutup sempurna (-)
Mata
sekret mata (-/-), Mata cowong (-/-), Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor,
Edema palpebra (-/-), Conjungtiva injeksi (-/-)
Hidung
Sekret (-/-), Epistaksis (-/-), Nafas cuping hidung (-/-)
Mulut
10
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Mukosa bibir kering (-), Sianosis (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-)
Gigi
Tidak terdapat caries maupun kalkulus
Kesan :Kepala, mata, dan gigi dalam batas normal. Tidak terdapat perdarahan gusi, epistaksis dan peteki,
nafas cuping hidung
Leher
Thorak
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Pembesara kelenjar getah bening (-), massa abnormal (-), kaku kuduk (-)
: Ictus cordis tidak tampak
: Ictus kordis kuat angkat
: Batas kanan atas : sic II linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : sic IV linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : sic II line parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : sic IV-V linea midclavicularis sinistra
: Bunyi jantung I-II reguler, bising
PARU:
Inspeksi: Simetris (+), ketinggalan gerak(-), retraksi (-)
Palpasi:
Perkusi :
11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Auskultasi :
Tungkai
Kiri
Kanan
Kiri
12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Gerakan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Tonus
Normal
Normal
Normal
Normal
Trofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Tidak Ada
Tidak Ada
Klonus
Refleks fisiologis
Refleks Patologis
Biceps (+)
Patella (+)
Triceps (+)
Aschilles (+)
Hoffman (-)
Tromner (-)
Meningeal sign
Sensibilitas
Normal
Normal
Normal
Normal
Kesan : Tidak didapatkan kelainan neurologis. Ekstremitas superior et inferior dalam batas normal
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM /PENUNJANG
Nama : An. F
Ruang : Anggrek
Kelas :III
13
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
HASIL
NORMAL
Leukosit
7.6
5 - 11,0
Hemoglobin
12.5
10,5 12.8
Eritrosit
4.25
3,6 5,2
Hematokrit
37.4
35-43%
MCV
82.7
74-106
MCH
27.7
21-33
MCHC
33.4
28-32
Trombosit
139
150 450
HASIL
NORMAL
Leukosit
9.3
5 - 11,0
Hemoglobin
12.1
10,5 12.8
Eritrosit
4.27
3,6 5,2
Hematokrit
34.6
35-43%
MCV
81.0
74-106
MCH
28.3
21-33
MCHC
35.0
28-32
Trombosit
99
150 450
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
HASIL
NORMAL
Warna
Kuning
Kuning
Kejernihan
Agak keruh
Jernih
Lekosit
10-20/lpb
0-6/lpb
Epitel
Positif
Bakteri
+++
Neg
-
Kesan: Pada pemeriksaan urin rutin didapatkan leukosituria dan bakteri dalam urin +++
RESUME :
15
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
ANAMNESIS
keluhan
kejang,
kejang
PEMERIKSAAN FISIK
KESAN UMUM
PEMERIKSAAN LAB
Pada pemeriksaan lab darah
Keadaan Umum : CM
Didapatkan
Nadi
1. trombositopenia
Pernapasan : 40x/menit
keluhan,
makan
minum
lancar
: 20x/menit
didapatkan
RPD:
1. leukosituria
2.bakteri+++
1. Riwayat kejang
demam
2. Riwayat demam
RPK:
1. Riwayat kejang
demam disangkal
2. Riwayat kejang
tanpa
demam
disangkal
DAFTAR MASALAH
Aktif
Kejang
Demam
Trombositopenia
Leukosituria
16
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Inaktif
Masalah
RencanaTindakan
RencanDiagnosti
Rencana Terapi
Rencana Edukasi
17
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
Kejang
1. Atasi jika
Demam
kejang
Sederhana.
x x
1. Darah Rutin
1. Inf D1/2 NS 10
1. Menjelaskan
kepada
tpm makro
orang
9 x 100 = 900 /
perbaiki airway,
4 /24 = 9.375
diderita
breathing,
tpm makro.
circulation.
2. . Diazepan 0,3-
2. Nilai dan
3. Meningkatkan
imunitas.
4. Observasi KU
dan Vital sign
2. Urin rutin
0,5
3. Jika
3. Antalgin
(10
mg/KgBB):
90mg/ 8jam
(10-15
mg/KgBB/4-6
oral):
panas,
minum
kejang
pasien
2. Perawatan kejang.
mg iv kp
4. PCT
tua
minum
yang
faktor
pemicu demam
100
mg/ 8 jam
5. Diazepam oral
(0.3 mg/kgBB
setiap 8 H saat
demam): 3 x
2.25mg
18
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
FOLLOW UP
28 April 2015
S
,batuk pilek (-), mual muntah (-), BAB BAK lancar, makan minum
sedang.
: N : 110x/menit, Rr : 30x/menit S : 37,50C
KU: compos mentis.
Kepala : Mata = CA(-/-), SI(-/-),mukosa bibir kering (-),
Leher : PKGB (-)
Thorax : C = Bj I-II reguler, bising (-), P = SDV(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Abdomen : supel, terlihat papula bintik kemerahan kecil dan vesikel. distended (-), peristaltik
(+)N, Ascites (-), hipertimpani (-), nyeri tekan (-),
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-)
;A
19
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
leukosit : 9,3
HB
: 12,5
Hct
:3
Trombosit 99
29 April 2015
S
: Pasien merasa sudah membaik(+), Kejang (-), demam (-), batuk pilek (-), mual muntah (-), BAB
BAK lancar, makan minum banyak (+).
P
pada
Pasien BLPL
Cefixime 2x 30 mg
20
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
HB
: 12,5
Hct
:36
x x
Trombosit 99
Diperiksa oleh :
Tanggal .. jam.
Tanggal jam:.
Tanda tangan,
Tanda tangan,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Kejang Deman
1. Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas
380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
2. Penjelasan
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun.
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk
dalam kejang demam
Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
3. Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
22
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti
sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang
dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
2. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
4. Etiologi
23
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
5. Patofisiologi
7. Penatalaksanaan Kejang
Kejang :
1. diazepam rektal 0.5 mg.kgBB atau BB< 10Kg= 5mg, > 10= 10mg
24
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
2. diazepam IV 0.3 0.5 mg/KgBB
Kejang :
kejang
fenitoin bolus IV 10-20mg/kgBB denga
kecepatan 0.5-1 mg/kgBB/menit
Kejang
transfer keruang intensif
Anestesi umum midazolam IV 0.1 0.2 mg/kgBB.
rumatan : fenobarbital 3-5 mg/kgBB, 2x
Asam valproat 15-40mg/kgBB,2x
8. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
25
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan
untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis
dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan labora- torium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer,
elektrolit dan gula darah (level II-2 dan level III, rekomendasi D).
2. Pungsi lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk me-negakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Pada bayi kecil seringkali sulit
untuk menegakkan atau meny- ingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas.
Oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:
1. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
2. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan 3. Bayi > 18 bulan tidak rutin Bila yakin bukan meningitis
secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
9. Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mu- lut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk ke- jang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
26
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlang- sung 5 menit atau lebih
9. Prognosis
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental
dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. penelitian lain secara
retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya
terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal
27
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
28
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang
baik.1-6,14,18 Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus
atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak 6 Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada
Anak mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan
sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan
(grayish colour).1,2,14,19,20
1. Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal
tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada
palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang.
2. Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi hingga menyebabkan
kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dehidrasi.
3. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik
lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit
perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.1-6,14,18 4. Pada pielonefritis dapat
dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa
iritabel dan kejang.
5. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial
interstitial yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar.1-7,13,22
6. Pada sistitis, demam jarang melebihi 380 C, biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian
bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik,
urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.
4. Tata laksana
29
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
Tata laksana ISK didasarkan pada beberapa faktor seperti umur pasien, lokasi infeksi,gejala
klinis, dan ada tidaknya kelainan yang menyertai ISK. Sistitis dan pielonefritis memerlukan pengobatan
yang berbeda. Keterlambatan pemberian antibiotik merupakan faktor risiko penting terhadap terjadinya
jaringan parut pada pielonefritis. Sebelum pemberian antibiotik, terlebih dahulu diambil sampel urin
untuk pemeriksaan biakan urin dan resistensi antimikroba. Penanganan ISK pada anak yang dilakukan
lebih awal dan tepat dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih lanjut
NICE merekomendasikan penanganan ISK fase akut, sebagai berikut:12
1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak, pengobatan
harus dengan antibiotik parenteral.
2. Bayi 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas:
Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis anak .
Terapi dengan antibiotik oral 7-10 hari, dengan antibiotik yang resistensinya masih rendah
berdasarkan pola resistensi kuman, seperti sefalosporin atau ko-amoksiklav.
Jika antibiotik per oral tidak dapat digunakan, terapi dengan antibiotik parenteral, seperti sefotaksim
atau seftriakson selama 2-4 hari dilanjutkan dengan antibiotik per oral hingga total lama pemberian 10
hari.
3. Bayi 3 bulan dengan sistitis/ ISK bawah:
Berikan antibiotik oral selama 3 hari berdasarkan pola resistensi kuman setempat. Bila tidak ada hasil
pola resistensi kuman, dapat diberikan trimetroprim, sefalosporin, atau amoksisilin.
Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis harus dinilai kembali, dilakukan pemeriksaan
kultur urin untuk melihat pertumbuhan bakteri dan kepekaan terhadap obat.
30
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 9 5 6
x x
31