Anda di halaman 1dari 31

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

ANAMNESIS

Nama : An. F.

Ruang : Anggrek

Umur :1 tahun
Jenis Kelamin

Kelas :III
: Perempuan

Nama

: An. F

Tempat dan tanggal lahir

: 30 januari 2014

Umur

: 1 tahun 2 bulan

Nama Ayah

: Tn. W

Umur Ayah

: 38 tahun

Pekerjaan Ayah

: Wiraswasta

Pendidikan Ayah

: S1

Nama Ibu

: Ny. S

Umur Ibu

: 35tahun

Pekerjaan Ibu

: Wiraswasta

Pendidikan Ibu

: D3

Alamat

:Gentan, Sukoharjo

Diagnosis Masuk

: Febris H1 dengan Kejang

Masuk RS tanggal

: 27 April 2015 Jam

02 :21:15WIB
Dokter yang merawat : dr. Shinta Riana S, Sp.A, M.Kes
Tanggal : Senin 29 April 2014
KELUHAN UTAMA

Demam Sederhana
Ko Asisten : Rizky Maidisya Taqwin S,ked

: Kejang.

KELUHAN TAMBAHAN : Demam.


Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap)

1 hari SMRS
Orang tua pasien mengeluhkan anaknya demam tinggi mendadak, batuk (-), pilek (-), tidak mual, tidak
muntah, BAK biasa, BAB lancar, Makan biasa, minum biasa.

60 Menit SMRS
Pasien tiba-tiba kejang, terjadi < 15 menit,seluruh tubuh kaku, sehabis kejang pasien sadar), dan sempat
mengeluaran busa sedikit, mata mengarah keatas. Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Suoharjo
Kesan :
Demam tinggi 1hari, mendadak kejang saat demam <15 menit sebanyak 1 kali dalam 24 jam, saat kejang
seluruh tubuh kaku dan mata menghadap keatas

Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan

Riwayat kejang demam disangkal


1

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Riwayat kejang tanpa demam disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat epilepsi disangkal

Riwayat asma disangkal

Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan

Riwayat batuk lama disangkal

Riwayat pilek disangkal

Riwayat demam disangkal

Riwayat keluarga diberikan oleh : ayah/ ibu/ kakek/ nenek/ saudara/ tetangga *) ikhtisar keturunan : (gambar
skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit sejenis. Untuk kelainan kongenital usahakan
skema yang lebih lengkap termasuk saudara sepupu dsb.)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Kesan :Tidak terdapat riwayat penyakit yang diturunkan dalam keluarga.


RIWAYAT PRIBADI
Riwayat kehamilan dan persalinan : (terangkan dengan jelas faktor risiko berhubungan dengan penyakit/
kelainan yang dapat)
3

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Riwayat kehamilan ibu pasien (ANC)


Ibu hamil P2A0 hamil anak kedua saat usia 34tahun. Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke
dokter. Saat kontrol selalu ditimbang dan ditensi dan dinyatakan normal. Perkembangan janin juga
dikatakan normal. Ibu pasien juga mendapat vitamin dari bidan dan selalu diminum rutin. Ibu pasien
tidak pernah mengalami penyakit saat kehamilan. Kenaikan berat badan saat hamil dinyatakan normal,
dan perkembangan kehamilan dinyatakan normal. Tidak ada riwayat perdarahan, trauma, maupun infeksi
saat kehamilan.

Riwayat persalinan ibu pasien


Ibu pasien melahirkan di rumah sakit secara cesar dikarenakan presbo, bayi lahir pada umur kehamilan
39 minggu.

Riwayat paska persalinan (PNC)


Bayi perempuan lahir dengan berat badan 2900 gram, langsung menangis setelah dilahirkan, warna
kulit kemerahan , tidak kuning, tidak demam, tidak kejang.

Kesan: Riwayat ANC baik, persalinan Normal dan PNC baik, BBLC CB SMK PP cesar a/i presbo
Riwayat makanan (sejak lahir sampai sekarang, kualitas dan kuantitas)

Umur 0-2 hari


: diberikan susu formula
Umur 2 hari-6bln : diberikan ASI, ditambah susu formula.
Umur 6-12 bln : diberikan ASI, Susu formula, ditambah bubur nasi 3x sehari, disertai sayur, lauk yang

dihaluskan (tahu, tempe, kadang telur, ayam) , kadang diberi pisang.


1th : diberikan ASI, makanan keluarga : nasi centong 2-3x sehari, sayur, lauk, biskuit dan buahbuahan

Kesan: Tidak mendapat ASI eksklusif, Kualitas dan kuantitas makanan kurang sesuai usia
Perkembangan dan kepandaian
MOTORIK

MOTORIK HALUS

BICARA

SOSIAL

KASAR
4

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

1 bulan mulai miring- Menggerakkan kepala ke Tersenyum (2 bulan)

bisa

miring

bulan)

kiri dan ke kanan (3 bulan)

tersenyum

(2

3 bulan teriak gembira


3 bulan terlentang

Menggerakkan kepala ke kiri ketika diajak main

diajak main

dan ke kanan (3 bulan).


4bulan berbalik dari
terlentang,
mengangkat

bisa
kepala

dan dada

7
6 bulan meraih benda
disekitarnya

4 bulan senang ketika

bulan

mengeluarkan 6 mengenal

kata tanpa arti

mukamuka anggota
keluarga

9 bulan meniru suara


12 bulan bisa bermain

6 bulan sudah bisa di


dudukan

Mencoret coret dinding dan

13bulan mengucap kata

dengan teman sebaya


dan keluarga

kertas (12 bulan)

8 bulan sudah bisa


duduk sendiri
9

bulan

13 bulan memegang sendok


mulai

sendiri

merangkak
13 bulan berjalan

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bicara dan sosial baik


Vaksinasi
A. Dasar
Hepatitis B : 4x

Pada umur : 0,2,3,4 Di : Bidan


5

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

BCG
DPT
Polio

2 9 5 6

: 1x
: 3x
: 4x

x x
bulan
Pada umur : 1 bulan
Pada umur : 2,3,4
Di : Bidan
Pada umur : 0,2,3,4 Di : Bidan

bulan
Campak :1
Pada umur : 9bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI

Di : Bidan

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kejang demam


: Diakui bulan Juni lalu
Riwayat demam
: Diakui
Riwayat asma dan alergi
: Disangkal
Riwayat diare cair akut
: Disangkal
Riwayat Kejang Tanpa Demam
: Disangkal
Riwayat mondok di rumah sakit
: Disangkal
Kesan : Terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang

Sosial ekonomi
Ayah bekerja sebagai pedagang penghasilan Rp. 3.000.000,- per bulan. Ibu tiinggal dirumah sebagai ibu
rumah tangga. Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Lingkungan
Pasien tinggal bersama Ayah dan Ibu. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar, dan dapur. Kamar mandi
bergabung dengan WC dan berada di dalam rumah. Ukuran kamar 4x5m. dinding tembok, lantai kramik,
ventilasi cukup, setiap kamar mendapat sinar matahari langsung dari jendela. Sumber air berasal dari air
PDAM. Tidak ada sumber pencemaran air. Di rumah tidak memelihara hewan piaraan. Jarak antara rumah
dengan rumah berdempetan. Tetangga tidak ada yang menderita penyakit serupa. Ayah pasien bukan
perokok.
Kesan :Keadaan sosial ekonomi sedang dan lingkung baik.
Anamnesis sistem
Serebrospinal
: Kejang (+) Demam (+), penurunan kesadaran (-).
6

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM
Kardiopulmoner
Respiratorius
Gastrointestinal
Urogenital
Integumentum
Muskuloskeletal

2 9 5 6

x x

: nyeri dada (-/-)


: batuk (-), pilek (-), grok-grok atau berdahak (-).
: perut kembung (-) BAB (+), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-)
: BAK (+)
: bintik-bintik merah (-)
: gerak aktif (+)

Kesan: Didapatkan gangguan serebrospinal.

PEMERIKSAAN JASMANI

Nama : An. F

Umur :1 tahun 2 bulan


Tulis semua yang didapat pada saat pemeriksaan pertama
KESAN UMUM

Ruang : Anggrek
Kelas :III

KESAN UMUM

Tanda utama
Nadi
Suhu badan
Pernapasan

: CM baik
: 132 x/menit
: 38.80C
: 32 x/menit

Kesan :Keadaan Compos mentis dan febris .


Status Gizi
7

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM
Berat badan

2 9 5 6

: 9 Kg ;

Index quetelet :

BB

x x

Tinggi badan
10,2

: 72 cm

Kg x 100 = 12,5

TB 72cm
IMT

BB 9 Kg = 12,5
TB2 0.72 2m

Lingkar Kepala: 42 cm LD: 48cm


BB//U :Median sd -2SD (Normal)
TB//U :Median sd -2SD (Normal)
BB//TB

: -1 sd -2SD (normal)

BMI//U

:-1SD sd -2SD (Gizi baik)

Kesimpulan : Status gizi baik

BB/U

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

BB/PB

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

BMI/U

PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala :

Bentuk normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup, peteki pada kulit (-),Ubun-ubun :
belum menutup sempurna (-)

Mata
sekret mata (-/-), Mata cowong (-/-), Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor,
Edema palpebra (-/-), Conjungtiva injeksi (-/-)

Hidung
Sekret (-/-), Epistaksis (-/-), Nafas cuping hidung (-/-)

Mulut
10

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Mukosa bibir kering (-), Sianosis (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-)

Gigi
Tidak terdapat caries maupun kalkulus

Kesan :Kepala, mata, dan gigi dalam batas normal. Tidak terdapat perdarahan gusi, epistaksis dan peteki,
nafas cuping hidung
Leher
Thorak
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi

: Pembesara kelenjar getah bening (-), massa abnormal (-), kaku kuduk (-)
: Ictus cordis tidak tampak
: Ictus kordis kuat angkat
: Batas kanan atas : sic II linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : sic IV linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : sic II line parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : sic IV-V linea midclavicularis sinistra
: Bunyi jantung I-II reguler, bising
PARU:
Inspeksi: Simetris (+), ketinggalan gerak(-), retraksi (-)
Palpasi:

Perkusi :

11

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Auskultasi :

Kesan: Pemeriksaan Paru tidak didapatkan kelainan


Abdomen dan Anogenital
Abdomen
: Distensi (-), sikatriks (-)
Inspeksi
: Peristaltik (+) normal
Auskultasi
: Timpani (+)
Perkusi
: Nyeri tekan (-), turgor kulit normal
Palpasi
Hepar
: Tidak teraba pembesaran
Lien
: Tidak teraba pembesaran
Anogenital
: Penis: ada, warna kulit coklat muda, bengkak (-), phimosis (-), skrotum tidak
bengkak, testis teraba 2 turun pada skrotum, Anus ( +)
Kesan :pemeriksaan abdomen dan anogenital dalam batas normal

Ekstremitas dan Status Neurologis


Akral hangat, Edema (-), CRT <2 detik, Peteki (-/-),a. Dorsalis pedis teraba kuat
Lengan
Kanan

Tungkai
Kiri

Kanan

Kiri
12

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Gerakan

Bebas

Bebas

Bebas

Bebas

Tonus

Normal

Normal

Normal

Normal

Trofi

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Tidak Ada

Tidak Ada

Klonus
Refleks fisiologis
Refleks Patologis

Biceps (+)

Patella (+)

Triceps (+)

Aschilles (+)

Hoffman (-)

Babinski (+), Chaddock (-), openheim

Tromner (-)

(-), gordon (-)

Meningeal sign

Kaku kuduk (-), Brudzinsky I & II (-), kernig (-)

Sensibilitas

Normal

Normal

Normal

Normal

Kesan : Tidak didapatkan kelainan neurologis. Ekstremitas superior et inferior dalam batas normal

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM /PENUNJANG

Nama : An. F

Ruang : Anggrek

Umur :1 tahun 2 bulan

Kelas :III

13

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Pemeriksaan Darah Rutin (27 April 2015) pukul 07.31


PEMERIKSAAN

HASIL

NORMAL

Leukosit

7.6

5 - 11,0

Hemoglobin

12.5

10,5 12.8

Eritrosit

4.25

3,6 5,2

Hematokrit

37.4

35-43%

MCV

82.7

74-106

MCH

27.7

21-33

MCHC

33.4

28-32

Trombosit

139

150 450

Kesan: Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan trombositopenia.


Pemeriksaan Darah Rutin (28 April 2015) pukul 07.41
PEMERIKSAAN

HASIL

NORMAL

Leukosit

9.3

5 - 11,0

Hemoglobin

12.1

10,5 12.8

Eritrosit

4.27

3,6 5,2

Hematokrit

34.6

35-43%

MCV

81.0

74-106

MCH

28.3

21-33

MCHC

35.0

28-32

Trombosit

99

150 450

Kesan: Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin lanjutan didapatkan trombositopenia


14

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Pemeriksaan Urin Rutin Pagi (28 April 2015) pukul 07.41


PEMERIKSAAN

HASIL

NORMAL

Warna

Kuning

Kuning

Kejernihan

Agak keruh

Jernih

Lekosit

10-20/lpb

0-6/lpb

Epitel

Positif

Bakteri

+++

Neg
-

Kesan: Pada pemeriksaan urin rutin didapatkan leukosituria dan bakteri dalam urin +++

RESUME :

15

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

ANAMNESIS
keluhan

kejang,

kejang

PEMERIKSAAN FISIK

KESAN UMUM

PEMERIKSAAN LAB
Pada pemeriksaan lab darah

dialami 1x, kejang sekitar

Keadaan Umum : CM

Didapatkan

5 menit, Demam H2, Pasien

Nadi

1. trombositopenia

tidak mengeluh batuk-pilek,

Suhu badan :38,8 0C

BAB dan BAK tidak ada

Pernapasan : 40x/menit

keluhan,

makan

minum

lancar

: 20x/menit

didapatkan

RPD:

Pada pemeriksaan urin ruiton

Status gizi baik

1. leukosituria
2.bakteri+++

1. Riwayat kejang
demam
2. Riwayat demam

RPK:
1. Riwayat kejang
demam disangkal
2. Riwayat kejang
tanpa

demam

disangkal
DAFTAR MASALAH
Aktif

Kejang

Demam

Trombositopenia

Leukosituria

16

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Inaktif

Kualitas dan kuantitas makanan baik, makanan sesuai usia

Kemungkinan penyebab masalah


Kejang Demam Sederhana
Observasi febris H2 dengan trombositopenia
Suspect ISK
Rencana pengelolaan (rencana tindakan, pemeriksaan laborat dll, rencana terapi, dan edukasi) sesuai dengan
masalah yang ada

Masalah

RencanaTindakan

RencanDiagnosti

Rencana Terapi

Rencana Edukasi

17

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

Kejang

1. Atasi jika

Demam

kejang

Sederhana.

x x
1. Darah Rutin

1. Inf D1/2 NS 10

1. Menjelaskan

kepada

tpm makro

orang

9 x 100 = 900 /

tentang penyakit yang

perbaiki airway,

4 /24 = 9.375

diderita

breathing,

tpm makro.

circulation.

2. . Diazepan 0,3-

2. Nilai dan

3. Meningkatkan
imunitas.
4. Observasi KU
dan Vital sign

2. Urin rutin

0,5

3. Jika

3. Antalgin

(10

mg/KgBB):
90mg/ 8jam
(10-15

mg/KgBB/4-6
oral):

panas,

minum

obat penurun panas,


dan

kejang

pasien

2. Perawatan kejang.

mg iv kp

4. PCT

tua

minum

yang

banyak serta kompres


air hangat
4. Mencari penyebab dan
menghindari

faktor

pemicu demam

100

mg/ 8 jam
5. Diazepam oral
(0.3 mg/kgBB
setiap 8 H saat
demam): 3 x
2.25mg

18

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

FOLLOW UP
28 April 2015
S

: Kejang (-), demam (+)

,batuk pilek (-), mual muntah (-), BAB BAK lancar, makan minum

sedang.
: N : 110x/menit, Rr : 30x/menit S : 37,50C
KU: compos mentis.
Kepala : Mata = CA(-/-), SI(-/-),mukosa bibir kering (-),
Leher : PKGB (-)
Thorax : C = Bj I-II reguler, bising (-), P = SDV(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Abdomen : supel, terlihat papula bintik kemerahan kecil dan vesikel. distended (-), peristaltik
(+)N, Ascites (-), hipertimpani (-), nyeri tekan (-),
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-)

;A

1. Kejang Demam Sederhana


2. Observasi febris H2 ec Suspect ISK

Inf D1/2 NS 10 tpm makro

Inj Diazepam 3mg IV KP Kejang

Inj Antalgin 100 mg KP Demam >38.5

Diazepam puyer 1mg 3x1

Paracetamol syr cth tiap 4 jam

pemeriksaan urin rutin :


1. Terdapat Leukosit dan epitel di dalam urin serta bakteri +++, dan leukosituria
2. Dr ulangan

19

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

leukosit : 9,3
HB

: 12,5

Hct

:3

Trombosit 99
29 April 2015
S

: Pasien merasa sudah membaik(+), Kejang (-), demam (-), batuk pilek (-), mual muntah (-), BAB
BAK lancar, makan minum banyak (+).

: N : 128x/menit, Rr : 36x/menit S : 36,50C


KU: compos mentis.
Kepala : Mata = CA(-/-), SI(-/-),mukosa bibir kering (-),
Leher : PKGB (-)
Thorax : C = Bj I-II reguler, bising (-), P = SDV(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Abdomen : supel, terlihat papula bintik kemerahan kecil dan vesikel. distended (-), peristaltik
(+)N, Ascites (-), hipertimpani (-), nyeri tekan (-),
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-)

1. Kejang Demam Sederhana


2. Trombositopenia
3. ISK

P
pada

Pasien BLPL

Cefixime 2x 30 mg

1. Terdapat epitel di dalam urin serta bakteri +++, dan leukosituria


2. Dr ulangan
leukosit : 9,3

20

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

HB

: 12,5

Hct

:36

x x

Trombosit 99

Nama dan tanda tangan Co Ass


Diperiksa dan disahkan oleh :

Diperiksa oleh :

Supervisor dari pavilion/ ruangan :

Dokter pavilion/ ruangan :

Tanggal .. jam.

Tanggal jam:.

Tanda tangan,

(Rahim Noor Wahyudi. S.Ked

Tanda tangan,

( dr. Shinta Riana S, Sp.A., M.Kes )


21

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Kejang Deman
1. Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas
380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
2. Penjelasan
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun.
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk
dalam kejang demam
Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
3. Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
22

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti
sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang
dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
2. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

4. Etiologi

23

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

5. Patofisiologi

6. Kemungkinan Penyebab Berulangya Kejang

Riwayat kejang demam dalam keluarga

Usia kurang dari 12 bulan

Temperatur rendah saat kejang

Cepatnya kejang setelah demam

7. Penatalaksanaan Kejang

Kejang :

1. diazepam rektal 0.5 mg.kgBB atau BB< 10Kg= 5mg, > 10= 10mg
24

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x
2. diazepam IV 0.3 0.5 mg/KgBB

Kejang :

Diazepam rektal (5menit)

Bawa ke RS Kejang observasi pernafasan


diazepam IV dengan kecepatan 0.5
1mg/menit (3-5 menit)

kejang
fenitoin bolus IV 10-20mg/kgBB denga
kecepatan 0.5-1 mg/kgBB/menit

Kejang
transfer keruang intensif
Anestesi umum midazolam IV 0.1 0.2 mg/kgBB.
rumatan : fenobarbital 3-5 mg/kgBB, 2x
Asam valproat 15-40mg/kgBB,2x

8. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium

25

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan
untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis
dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan labora- torium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer,
elektrolit dan gula darah (level II-2 dan level III, rekomendasi D).
2. Pungsi lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk me-negakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Pada bayi kecil seringkali sulit
untuk menegakkan atau meny- ingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas.
Oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:
1. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
2. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan 3. Bayi > 18 bulan tidak rutin Bila yakin bukan meningitis
secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
9. Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mu- lut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk ke- jang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
26

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlang- sung 5 menit atau lebih
9. Prognosis
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental
dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. penelitian lain secara
retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya
terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal

27

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Infeksi Saluran Kemih pada Anak


1. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering pada anak selain
infeksi saluran nafas atas dan diare. ISK perlu mendapat perhatian para dokter maupun orangtua karena
berbagai alasan, antara lain ISK sering sebagai tanda adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih
yang serius seperti refluks vesiko-ureter (RVU) atau uropati obstruktif, ISK adalah salah satu penyebab
utama gagal ginjal terminal, dan ISK menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi pasien.1-6
Diperkirakan 20% kasus konsultasi pediatri terdiri dari kasus ISK dan pielonefritis kronik.4
2. Etiologi
Etiologi Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada ISK
serangan pertama.1-6,13,14 Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM Jakarta juga menunjukkan
hasil yang sama.15 Kuman lain penyebab ISK. yang 4 Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak
sering adalah Proteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris,
Pseudomonas aeroginosa, Enterobakter aerogenes, dan Morganella morganii, Stafilokokus, dan
Enterokokus.1
3. Manifestasi
Manifestasi klinis Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas
reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur pasien. Sebagian ISK pada anak
merupakan ISK asimtomatik, umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan
dan biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).

28

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang
baik.1-6,14,18 Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus
atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak 6 Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada
Anak mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan
sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan
(grayish colour).1,2,14,19,20
1. Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal
tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada
palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang.
2. Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi hingga menyebabkan
kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dehidrasi.
3. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik
lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit
perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.1-6,14,18 4. Pada pielonefritis dapat
dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa
iritabel dan kejang.
5. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial
interstitial yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar.1-7,13,22
6. Pada sistitis, demam jarang melebihi 380 C, biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian
bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik,
urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.
4. Tata laksana

29

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

Tata laksana ISK didasarkan pada beberapa faktor seperti umur pasien, lokasi infeksi,gejala
klinis, dan ada tidaknya kelainan yang menyertai ISK. Sistitis dan pielonefritis memerlukan pengobatan
yang berbeda. Keterlambatan pemberian antibiotik merupakan faktor risiko penting terhadap terjadinya
jaringan parut pada pielonefritis. Sebelum pemberian antibiotik, terlebih dahulu diambil sampel urin
untuk pemeriksaan biakan urin dan resistensi antimikroba. Penanganan ISK pada anak yang dilakukan
lebih awal dan tepat dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih lanjut
NICE merekomendasikan penanganan ISK fase akut, sebagai berikut:12
1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak, pengobatan
harus dengan antibiotik parenteral.
2. Bayi 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas:
Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis anak .
Terapi dengan antibiotik oral 7-10 hari, dengan antibiotik yang resistensinya masih rendah
berdasarkan pola resistensi kuman, seperti sefalosporin atau ko-amoksiklav.
Jika antibiotik per oral tidak dapat digunakan, terapi dengan antibiotik parenteral, seperti sefotaksim
atau seftriakson selama 2-4 hari dilanjutkan dengan antibiotik per oral hingga total lama pemberian 10
hari.
3. Bayi 3 bulan dengan sistitis/ ISK bawah:
Berikan antibiotik oral selama 3 hari berdasarkan pola resistensi kuman setempat. Bila tidak ada hasil
pola resistensi kuman, dapat diberikan trimetroprim, sefalosporin, atau amoksisilin.
Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis harus dinilai kembali, dilakukan pemeriksaan
kultur urin untuk melihat pertumbuhan bakteri dan kepekaan terhadap obat.

30

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


No.RM

2 9 5 6

x x

31

Anda mungkin juga menyukai