Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG PROYEK


Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia, tidak hanya menjadi
pusat perdagangan melainkan juga sebagai pusat pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi baik antara lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Lembaga-lembaga pemerintahan seperti istana Negara,
kementerian, markas tentara dan lembaga yudikatif seperti mahkamah agung dan
mahkamah konstitusi terpusat di sekitaran jalan Medan Merdeka, jalan MH.
Thamrin dan jalan Jend. Sudirman.
Perkembangan Indonesia sebagai negara demokrasi dan pertumbuhan
penduduk yang dialami Indonesia harus diimbangi dengan jumlah pegawai
pemerintahan yang melayaninya. Perbandingan jumlah penduduk dan pegawai
pemerintah harus memenuhi rasio tertentu hingga pelayanan pemerintah terhadap
penduduknya dapat optimal. Selain itu permasalahan-permasalahan baru yang
muncul

mengharuskan

lembaga

pemerintahan

berbenah

diri

mengikuti

perkembangan dengan cara menambah bagian kerja yang juga diikuti dengan
penambahan pegawai.
Mahkamah Agung RI sebagai lembaga yudikatif tetinggi dimana lembaga
tersebut membawahi pengadilan tinggi di tingkat provinsi dan pengadilan negeri di
tingkat kota/kabupaten juga mengalami hal serupa. Untuk memenuhi hal tersebut,
maka Mahkamah Agung RI terus berupaya membangun gedung kantor agar bisa
mencukupi para pegawainya.
1.2

MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK


Tujuan dilakukan pembangunan Gedung Mahkamah Agung Republik
Indonesia adalah untuk menambah prasarana kantor Mahkamah Agung RI sebagai
wujud untuk memenuhi ruang kerja bagi para pegawai Mahkamah Agung RI.

I-1

1.3

LOKASI PROYEK
Proyek Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI berada di Jl. Medan
Merdeka Utara No. 9 13 Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Batas batas lokasi
proyek adalah sebagai berikut (Gambar 1.1) :

Sebelah Timur

: Jalan Veteran II

Sebelah Selatan

: Area Parkir Mahkamah Agung RI

Sebelah Barat

: Gedung Mahkamah Agung RI Eksisting

Sebelah Utara

: Gedung Mahkamah Agung RI Eksisting

Gambar 1.1 Batas-batas Lokasi Proyek


1.4

DATA PROYEK

1.4.1 Data Umum


Nama Proyek

: Gedung Mahkamah Agung RI

Lokasi Proyek

: Jl. Medan Merdeka Utara No.9 13, Jakarta Pusat,


Provinsi DKI Jakarta

Pemilik Proyek

: Mahkamah Agung RI

Kontraktor

: PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

I-2

Sifat Kontrak

: Unit Price

Nilai Kontrak

: Rp. 162.881.818.181,8- (Termasuk PPN)

Lingkup Pekerjaan

: Struktur, Arsiketur, Elektrikal, dan Mekanikal

Waktu Pelaksanaan

: 10 Desember 2013 29 Juni 2015


(567 Hari Kalender)

Cara Mendapatkan Proyek

: Tender Bebas

Sumber Dana

: APBN

1.4.2 Data Teknis


Luas Bangunan

: 1203 m2

Jumlah Lantai

: 16 Lantai

Ketinggian Bangunan : 85.88 m


Ketinggian per lantai :

1.5

Lantai 1

: 5.3 m

Lantai 2

:4m

Lantai 3

: 4.4 m

Lantai 4 14

: 4.25 m

Lantai 14 Mezz

: 4.72

Lantai 15/Gondola

:5m

Lantai 16

: 4.38

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Adapun ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan dalam Proyek Pembangunan Gedung
Kantor Mahkamah Agung RI ini meliputi :
1. Pekerjaan Struktural
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Bore Pile
c. Pekerjaan Struktur (Besi, Beton, dan Bekisting)
I-3

d. Pekerjaan Struktur Atap Baja


2. Pekerjaan Arsitektural
a. Pekerjaan Dinding
b. Pekerjaan Plafond
c. Pekerjaan Finishing Dinding
d. Pekerjaan Finishing Lantai
e. Pekerjaan Pengecetan
f. Pekerjaan Sanitary
3. Pekerjaan Elektrikal
a. Pekerjaan Listrik dan Penangkal Petir
b. Pekerjaan CCTV (Closed Circuit Television) dan MATV (Master
Antenna Television)
c. Pekerjaan Fire Alarm
d. Pekerjaan Komunikasi
e. Pekerjaan Sound System
f. Pekerjaan Instalasi Access Control
g. Pekerjaan Generating Set
h. Pekerjaan Transformator Daya
4. Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Air Conditioning
b. Pekerjaan Fire Hydrant
c. Pekerjaan Fire Sprinkler
d. Pekerjaan STP (Sewage Treatment Plant)
e. Pekerjaan Elevator
5. Sarana Luar
a. Pekerjaan Finishing GWT (Ground Water Tank)
1.6

RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK


Proyek Pembangunan Gedung Kantor Mahkamah Agung RI ini
direncanakan selama 567 hari kerja. Sedangkan masa kerja praktek yang ditentukan
adalah 60 hari kerja, sehingga tidak dapat mengamati keseluruhan proses
pembangunan. Selain itu penulis masuk ke proyek saat proses pembangunan sudah
sampai lantai 5 pada zona 1 dan lantai 4 pada zona 2. Oleh karena itu, penulis

I-4

membatasi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini.


Adapun batasan-batasan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Tinjauan Umum
Membahas mengenai gambaran umum proyek berupa data umum proyek
dan data teknis proyek serta manajemen konstruksinya.
B. Tinjauan Khusus
Membahas mengenai pekerjaan struktur atas (Upper Structure) Gedung
Kantor Mahkamah Agung RI, yaitu meliputi :

1.7

Pekerjaan Kolom

Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Pekerjaan Shearwall

Pekerjaan Tangga

METODE PENGUMPULAN DATA

1.7.1 Data Primer


a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan memperhatikan
langsung secara visual suatu proses atau objek pengamatan berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Pengamatan secara
langsung akan sangat menunjung pengetahuan teoritis yang dimiliki.
Pengamatan langsung memungkinkan mendapat pengetahuan baru.
Kondisi yang berbeda-beda tentunya akan ditangani dengan metode
pelaksanaan yang berbeda-beda. Solusi praktis akan banyak muncul dalam
mengatasi berbagai masalah yang ada di proyek. Kreativitas dan pengalaman
kerja akan menentukan bagaimana mencari solusi terhadap masalah yang
muncul.
b. Survey / Wawancara Langsung
Metode ini merupakan kelanjutan dari metode sebelumnya. Dalam
beberapa hal, pengamatan visual tidak mudah untuk dimengerti jika hanya
dilakukan melalui pengamatan saja. Oleh karena itu dibutuhkan penjelasan
lebih lanjut yang bisa didapatkan dengan melakukan tanya-jawab kepada pihak
yang terkait di dalam proyek.

I-5

1.7.2 Data Sekunder


a. Studi Pustaka
Pengambilan data dari buku-buku rujukan yang sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan atau permasalahan yang timbul di dalam proyek. Data yang
didapatkan di proyek nantinya akan dilengkapi dengan teori-teori yang ada di
dalam buku rujukan.
b. Pengumpulan Data Tertulis Proyek
Data tertulis proyek antara lain gambar kerja dan dokumen lainnya yang
menjadi acuan dalam pelaksanaan proyek. Data proyek didapatkan dari pemilik
proyek. Data ini menjadi acuan dasar dalam setiap pekerjaan yang ada di
proyek.
c. Tambahan Materi dari Internet
Perkembangan pengetahuan terkadang tidak dapat diimbangi dengan
buku-buku referensi yang beredar. Sehingga dibutuhkan media yang cukup
cepat dalam meng-update kondisi kekinian. Hal tersebut didapatkan dari
internet. Sehingga dalam laporan ini menambahkan beberapa informasi dari
internet.
1.8

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


Laporan Kerja Praktek ini terdiri dari 8 bab yang meliputi pekerjaan
pekerjaan terkait struktur atas Proyek Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI.
Secara garis besar, sistematika penyusunan Laporan Kerja Praktek ini sebagai
berikut :
BAB I. PENDAHULAN
Berisi tentang latar belakang proyek, maksud dan tujuan, lokasi proyek,
lingkup pekerjaan proyek, data proyek, metode pengumpulan data dan
sistematika penulisan.
BAB II. MANAJEMEN PROYEK
Berisi tentang uraian umum seputar konsep manajemen konstruksi, unsur
dan struktur organisasi proyek, tugas dan wewenang masing-masing pihak
dalam organisasi proyek, dan hubungan kerja antar unsur proyek.

I-6

BAB III. PERENCANAAN PROYEK


Berisi tentang tinjauan umum, perencanaan struktur, perencanaan arsitektur,
pembebanan, data perencanaan struktur atas, perencanaan mekanikal
elektrikal dan perencanaan sanitasi.
BAB IV. ALAT DAN BAHAN
Berisi tentang berbagai macam alat dan bahan/material yang digunakan
selama proyek pada struktur atas Gedung Mahkamah Agung RI.
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berisi tentang tahapan-tahapan pekerjaan yang diterapkan pada proyek
Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI. Tahapan pekerjaan yang
ditinjau adalah pekerjaan struktur atas.
BAB VI. PENGENDALIAN PROYEK
Berisi bahasan tentang tinjauan umum, pengendalian mutu, biaya, teknis,
K3LMP (Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Mutu dan Pengamanan) serta
tenaga kerja selama pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Mahkamah
Agung RI.
BAB VII. PERMASALAHAN PROYEK
Berisi tentang berbagai permasalahan yang terjadi selama proyek
berlangsung dan solusi dalam pemecahan berbagai masalah tersebut.
BAB VIII. PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran kepada pihak proyek.

I-7

Anda mungkin juga menyukai