Anda di halaman 1dari 2

BAB VIII

PENUTUP

8.1

KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama pelaksanaan kerja praktek
pada proyek pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI yang dimulai tanggal 8
September 2014 sampai 10 Desember 2014, didapatkan kesimpulan dari laporan
sebagai berikut :
1.

Pekerjaan yang diamati meliputi pekerjaan struktur atas yaitu: pekerjaan


kolom, pekerjaan balok, pekerjaan plat, pekerjaan shearwall dan pekerjaan
tangga dari lantai 6 hingga lantai 10. Semua struktur yang ditinjau
menggunakan struktur beton bertulang.

2.

Progress realisasi pekerjaan hingga 10 Desember 2014 mencapai 51.84% dari


progress rencana 52.89% sehingga pekerjaan mengalami keterlambatan
sebesar 1.05%.

3.

Penjaminan mutu pada proyek ini sudah berjalan dengan baik. Namun
penjagaan kualitas beton dalam perbaikan keropos pada beton hanya dilakukan
perbaikan permukaan saja, padahal harus dilakukan injeksi beton pada bagian
keropos tersebut untuk mengisi keropos di bagian dalamnya.

4.

Pekerja yang tidak tetap dan sering berganti menjadi salah satu faktor yang
menghambat progress pekerjaan.

5.

Terjadi kerusakan concrete pump yang menghambat pengecoran plat lantai dan
mengharuskan

mengganti

metode

pelaksanaan

dengan

mengganti

menggunakan concrete bucket sehingga memperlambat proses pengecoran.


6.

Kepedulian tentang K3 dari para pekerja masih kurang meskipun penyediaan


kelengkapan K3 pada proyek ini sudah baik. Banyak pekerja yang tidak
menggunakan APD ketika tidak diawasi oleh pengawas K3 lapangan.

8.2

SARAN
Dalam pelaksanaan pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI ini,
ditemui beberapa permasalahan yang berdampak pada terlambatnya progress
pekerjaan. Beberapa saran kepada pihak kontraktor :
1.

Harus tetap menjaga kualitas dari beton dan tulangan yang menjadi bahan
utama struktur beton bertulang demi tercapainya mutu yang direncanakan.

2.

Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan karena faktor tenaga kerja sebaiknya


diberlakukan sistem kerja lembur dan penambahan pekerja jika diperlukan.
Kontraktor juga harus tanggap dalam menyikapi keterlambatan progress
pekerjaan yang terjadi.

3.

Perlu dipertahankan proses penjaminan mutu yang sudah baik. Sedangkan


untuk perbaikan beton seharusnya dilakukan injeksi beton untuk menutup
keropos yang berada di dalam beton.

4.

Pihak kontraktor harus membuat komitmen yang mengikat kepada seluruh


pekerja agar tidak seenaknya keluar dari proyek. Selain itu budaya
kekeluargaan harus dibangun lebih baik lagi agar pekerja lebih nyaman
bekerja.

5.

Pihak kontraktor harus melakukan maintenance yang baik dan rutin terhadap
seluruh peralatannya terutama peralatan utama agar siap ketika akan
digunakan.

6.

Harus ada pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan APD dengan
pemahaman pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja terlebih dahulu.
Penghargaan dapat diberikan kepada pekerja yang tertib menggunakan APD
dan sanksi kepada pekerja yang tidak tertib dalam menggunakan APD.

Anda mungkin juga menyukai