OKTOBER 2012
UNICEF INDONESIA
Mengefektifkan Desentralisasi
bagi Anak-anak di Indonesia
Desentralisasi:
Gambaran umum
Desentralisasi tata
kelola pemerintahan:
Tantangan utama
Mengatasi kendala
melalui inovasi
Rekomendasi
ringkasan Kajian
OKTOBER 2012
tepat. Oleh karena itu, berdasarkan teori, pengetahuan lokal yang disatukan
dengan kewenangan legislatif dan kebijaksanaan pemerintah kabupaten/
provinsi tentang proses perencanaan dan alokasi sumber daya dapat
menjadi dasar yang kuat bagi inovasi yang meningkatkan kesejahteraan
anak dan mewujudkan hak-hak anak di tingkat daerah. Misalnya
pendekatan daerah akan sangat penting ketika praktek-praktek dan
perilaku budaya lokal memberikan tantangan terhadap peningkatan situasi
perempuan dan anak-anak.
Kabupaten/
Kota
Desa
Provinsi
1999
2010
341
497
69.065
77.012
27
33
OKTOBER 2012
ringkasan Kajian
ringkasan Kajian
OKTOBER 2012
Kotak 3: Biro, dinas dan lembaga utama yang terlibat dalam kesejahteraan anak
Dinas Kesehatan (Dinkes) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota menangani sebagian besar aspek pelayanan ibu, gizi
anak, kesehatan dan sanitasi.
Dinas Pendidikan (Dindik) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak menyelesaikan wajib belajar sembilan
tahun, untuk meningkatkan angka kelulusan, angka melanjutkan, dan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dinas Sosial (Dinsos) bertugas meningkatkan kesejahteraan anak-anak terlantar dan melindungi anak-anak dari masalah
kesejahteraan sosial yang serius. Anak-anak ini meliputi pekerja anak, anak-anak yang hidup di jalanan, anak-anak di panti
asuhan, korban bencana dan anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi tanggung jawab Dinas Sosial. Bersama dengan
Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan juga bertanggung jawab untuk menangani pekerja anak. Dinas ini diberi wewenang
untuk memantau dan memastikan bahwa perusahaan dan pabrik tidak mempekerjakan anak-anak.
Anak-anak yang berhadapan dengan hukum menjadi tanggung jawab Kepolisian Daerah (Polda), kejaksaan, dan pengadilan.
Pencatatan kelahiran merupakan tanggung jawab Biro Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Di sebagian besar provinsi
dan kabupaten/kota, seperti di Yogyakarta, biro ini secara struktural bertanggung jawab kepada sekretaris daerah (Sekda)
dan tidak tidak berada di bawah unit pelaksana teknis. Biro tersebut harus memastikan bahwa setiap anak yang lahir
terdaftar.
Di setiap provinsi dan kabupaten/kota dengan Biro Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana (BP3AKB), anak korban perdagangan manusia menjadi tanggung jawab Biro tersebut. Biro ini bertanggung
jawab kepada sekretariat kabupaten/kota/provinsi dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menjalankan pusat
pelayanan terpadu (PPT) untuk menangani kasus-kasus seperti perdagangan anak dan pernikahan dini.
OKTOBER 2012
ringkasan Kajian
Kotak 3 meringkas lembaga-lembaga utama yang terlibat dalam aspekaspek kesejahteraan anak, yang menekankan keragaman aktor dan
tidak adanya lembaga/aktor utama yang telah mapan untuk memastikan
kerjasama dan koordinasi.
Ada juga contoh-contoh pendekatan dan inisiatif yang bertujuan
untuk meningkatkan koordinasi antarlembaga. Di Nusa Tenggara Timur,
gubernur menetapkan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) pada tahun 2007,
yang menyatukan semua lembaga pemerintah terkait dan organisasi
masyarakat sipil. Selanjutnya, koordinasi dioperasionalisasikan melalui
pembentukan lima satuan tugas dan kelompok kerja dalam dewan
tersebut.
Inisiatif tersebut menunjukkan pemahaman yang jelas tentang
peran dan pentingnya koordinasi tetapi upaya-upaya telah terhambat
oleh kurangnya kewenangan dewan atas lembaga-lembaga yang
berpartisipasi, sehingga menyebabkan rendahnya partisipasi dan buruknya
pemantauan.
II. Pengetahuan dan kapasitas
Beberapa studi yang mengkaji dampak desentralisasi (misalnya analisa
lanskap WHO) vi menunjukkan bahwa desentralisasi kewenangan
memerlukan dukungan terus-menerus untuk memenuhi kewajiban dan
tanggung jawab mereka dengan baik. Sejumlah kelemahan kapasitas dan
pengetahuan teknis harus ditangani, termasuk:
Akses ke informasi terkini tentang perkembangan hukum nasional,
peraturan dan pedoman.
Diseminasi atau pengarusutamaan pedoman, program dan rencana.
Interpretasi instrumen/strategi/program nasional sehingga instrumen/
strategi/program tersebut dapat diterapkan pada konteks lokal.
Penciptaan lingkungan peraturan daerah yang memungkinkan - misalnya
penyusunan peraturan daerah/penyusunan pedoman.
Pengembangan kapasitas untuk melakukan penganggaran anak.
Penggunaan dan pengelolaan data.
Penciptaan kesadaran masyarakat tentang isu-isu penting dan dorongan
perubahan perilaku.
Kesenjangan pengetahuan sebagian mencerminkan beberapa isu
yang berhubungan dengan kemampuan teknis sumber daya manusia,
sebagaimana disebutkan sebelumnya. Dimensi lebih lanjut berhubungan
dengan data dan pemantauan. Di tingkat lokal, sistem pengumpulan
dan pemantauan data yang berhubungan dengan hak, perlindungan dan
kesejahteraan anak, dan dampak dan jangkauan program/pelayanan
seringkali lemah, tidak ada atau tidak dapat diakses. Kesenjangan
pengetahuan, kapasitas dan data dalam beberapa tingkat kabupaten
dapat saling memperkuat dan berkontribusi untuk menciptakan sinergi
negatif yang mengganggu tata kelola pemerintahan yang efektif.
5
ringkasan Kajian
OKTOBER 2012
OKTOBER 2012
ringkasan Kajian
Studi Kasus Investasi yang didanai oleh AusAid dan Bill dan Melinda
Gates Foundation dan dilakukan bersama oleh Pemerintah, Universitas
Gadjah Mada, Universitas Queensland, dan UNICEF merupakan bagian
dari serangkaian riset untuk inisiatif kebijakan dengan fokus pada
kemungkinkan intervensi prioritas yang menangani kematian ibu, bayi
baru lahir dan anak dan pada penciptaan kemajuan dalam mencapai MDG
4 dan 5 dengan keadilan. Studi kasus ini mengidentifikasi perencanaan
efektif dan alokasi sumber daya di tingkat kabupaten sebagai kelemahan
utama desentralisasi (anggaran dan rencana seringkali disalin setiap tahun
terlepas dari kebutuhan).
Salah satu tujuan utama studi Kasus Investasi di Indonesia adalah untuk
mendapatkan cara terbaik untuk menggunakan bukti yang tersedia guna
7
ringkasan Kajian
OKTOBER 2012
Rekomendasi
OKTOBER 2012
ringkasan Kajian
ringkasan kajian
OKTOBER 2012
Desentralisasi pertama diperkenalkan pada tahun 1999 melalui UU No. 22 dan No. 25/1999 yang
diimplementasikan pada tahun 2001 yang direvisi dalam UU No. 32 dan No. 33/2004 dan sekarang
ini sedang dalam pengkajian lebih lanjut.
ii
Holtzappell, C. J. G. (2009) Introduction: The regional governance reform in Indonesia, 1999-2004,
in Hotzappel, CJ.G and Ramstedldt, M. (Eds), Decentralisation and local democracy in Indonesia:
Implementation and Challenges, Institute of Southeast Asian Studies Singapore, pp1-58.
iii
Antara tahun 1993 dan 2003, jumlah pegawai pemerintah daerah meningkat dari 503.374
menjadi 2.807.998 dan jumlah ini diperkirakan bahwa 80 persen anggaran dialokasikan untuk
pengeluaran rutin pemerintah, khususnya untuk gaji PNS, hanya dengan 20 persen yang tersisa
untuk pengeluaran pembangunan. Hanya 47 persen PNS di tingkat pusat dan daerah diperkirakan
memiliki keterampilan profesional dan permutasi PNS secara terus-menerus mempersulit untuk
mengupayakan peningkatan melalui pelatihan dan bimbingan. Kuromotomo, W. and Widanigrum,
A. (2010). Review of the State Apparatus Reform, Department of Management and Public Policy
Magister Programmes in Public Administration, Yogyakarta: 35 and Data from Pendataan Ulang
Pegawai Negeri Sipil, Badan Kepegawaian Negara, PUPNS-BKN (State Officers Board, Reregistration of Civil Servants) (2003) Internal report, Mimeo: Jakarta and Pusat Kajian Manajemen
Pelayanan, Lembaga Administrasi Negara (PKMP-LAN) (2010) Civil servant statistics 2010.
iv
Pemerintah daerah telah menghadapi tantangan besar dalam mencapai kemajuan, sebagian karena
keterbatasan kapasitas personil dan manajemen aset daerah (BAPPENAS and UNDP 2008).
v
Pemerintah Indonesia dan UNICEF (2012), Analisis Situasi Perempuan dan Anak di Indonesia
2000-2010.
vi
WHO, Landscape Analysis Country Assessment 2010 Report
vii
Ministry of Home Affairs (2009), Integrating ASIA into Government Planning Mechanism in a
Decentralised Indonesia. Developing District/Municipality Situation Analysis on Children and Women.
viii
Ibid.
i
10
Ini adalah salah satu dari serangkaian Ringkasan Kajian yang dikembangkan oleh UNICEF Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi jakarta@unicef.org atau klik www.unicef.or.id