1. Latar Belakang
S
Halaman |
Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Tegal cukup konsen dalam pengembangan wisata daerah tersebut. Terlebih
lokasi wisata pemandian air panas guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih
1.500 meter dan masuk dalam Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Karena lokasi wisata ini yang
berada di pedesaan, maka perkembangan wisata tersebut jika dilakukan secara tepat dan benar bukan hanya dapat
memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB kabupaten saja namun dapat pula meningkatkan perekonomian
pada desa tersebut. Untuk itu perlunya mengkaji beberapa aspek-aspek terkait perkembangan pariwisata guci tersebut
berdasarkan pengembangan pedesaan.
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal
Nama Objek Wisata Guci sendiri berasal dari nama sebuah desa, yakni Desa Guci. Desa Guci pada mulanya bernama
kampung kaputihan yang dipimpin oleh Kyai Ageng Klitik cucu dari Raden Patah bangsawan Keraton Mataram. Suatu
waktu Kampung Kaputihan ini mengalami musibah besar yang dikenal dengan pageblug (bencana alam, penyakit,
gagal panen), sampai suatu hari Sunan Gunungjati mengirim utusan ke Kaputihan untuk menolong warga kampung.
Sunan juga memberikan sebuah guci atau kendi yang didalamnya berisi air yang sudah didoakan oleh Sunan
Gunungjati, dan sunan juga mendoakan sumber air panas yang ada di kampung tersebut. Guci ini ditinggal di
Kaputihan dan sejak saat itu banyak masyarakat menyebut-nyebut Guci, sampai Kyai Klitik mengubah naman
Kaputihan menjadi Desa Guci. Guci peninggalan Sunan Kalijaga ini saat ini berada di Museum Nasional sebagai
benda pusaka.
Wisata pemandian air panas Guci sendiri memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagain utara
dengan ketinggian kurang lebih 1.500 meter. Berjarak kurang lebih 33 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tegal,
wisata ini berlokasi di desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Objek wisata pemandian air panas ini
merupakan objek wisaata alam dengan hawa yang sejuk dan pemendangan alam yang indah, dengan keistimewaan
airnya yang panas dan jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna.
Wisata guci memiliki 25 pancuran air panas, dimana tiap pancuran
memiliki suhu yang berbeda dan khsiat yang berbeda. Air yang mengalir
dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa
menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit
lainnya. Selain pemaindian air panas, wisata ini juga memiliki 10 air
terjun. Salah satu air terjun ini berlokasi di bagian atas pemandian
umum pancuran 13 yang bernama air terjun Jedor.
Fasilitas pendukung yang terdapat di wisata ini terdapat
penyewaan kuda dengan tariff sewa yang relatif murah dan dapat
digunakan untuk berkeliling di sekitar objek wisata. Fasilitas lain
yang tersedia adalah penginapan ( kelas melat sampai
berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panasm
lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan. Akses
menuju wisata ini dapat menggunakan bus. Kondisi jalan menuju
wisata trsebut juga sudah cukup baik namun kondisi alam yang
menjadikannya berbukit-bukit. Pada hari-hari libur dan hari besar seringnya
terjadi kemacetan pada jalan menuju wisata guci. Hal ini dapat terjadi karena
meningkatnya pengunjung wisata guci dan akses jalan yang kecil sehingga terjadilah kemaacetan. Harga tiket masuk
untuk dari biasa dewasa: Rp 5000 dan anak-anak Rp 4.500. sedangan harga tiket masuk pada hari libur/ tanggal
merah dewasa Rp 7000 dan anak-anak Rp 6.500. Harga tiket tersebut tergolong murah bagi masyarakat yang ingin
mengunjungi wisata tersebut.
Halaman |
b. Kondisi Topografi
Mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tegal tahun 2014, Topografi di Obyek Wisata Guci
termasuk dataran tinggi dengan ketinggan 1050 meter dpl (dari
permukaan air laut). Tingkat Kemiringan lereng di Obyek
Wisata Guci di atas 40% dimana berada di kondisi berbukitbukit dan berkelok. Dengan kondisi topografi tersebut,
kawasan Obyek Wisata Guci ini dimanfaatkan sebagai
hutan produksi, yaitu sebesar 229,77 Ha dan tegalan, yaitu
sebesar 55,66 Ha.
c. Kondisi Tanah
Jenis Tanah di Kawasan Obyek Wisata yang terletak diantara dua
wilayah, yaitu Kelurahan Guci, Kecamatan Bumijawa dan dusun
Pekandangan, Kelurahan Rembul Kecamatan Bojong, Kabupaten
Tegal didominasi oleh Tanah Aluvial (23,69%), sedangkan Tanah
Regosol (20,10%), Latosol (14,70%), Grumosol (9,42%), dan jenis lainnya
sebesar 3,67 %. (www.tegal.co.id). Sehingga, tanah di Kawasan Obyek
Wisata Guci berpotensi untuk pengembangan produk pertanian, seperti
padi, palawija, hortikultura, perkebunan, dan lain-lain.
Sumber: Dikutip dari Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal
2. Sarana Akomodasi
Halaman |
3. Sarana Transportasi
Untuk dapat mencapai Obyek Wisata Guci yang terletak di lereng
Gunung Slamet, dapat dijangkau menggunakan sarana
transportasi pribadi seperti sepeda motor dan mobil maupun
sarana transportasi umum seperti minibus, angkutan kota dan
mobil pick up. Akan tetapi, sarana transportasi umum berupa
angkutan kota dan minibus tidak dapat menjangkau hingga ke
gerbang masuk obyek wisata. Begitu pula dengan mobil pick up
yang tidak dapat beroperasi hingga malam hari, sehingga banyak
calon pengunjung yang lebih memilih untuk menggunakan
kendaraan pribadi maupun mencarter bus untuk dapat menuju
obyek wisata agar lebih fleksibel dan efisien.
4. Sarana Parkir
Sarana pakir atau tempat parkir bagi pengunjung Obyek Wisata
Guci cukup banyak tersedia di lokasi ini. Terdapat tempat parkir
utama di depan pintu masuk obyek wisata untuk parkir kendaraan
mobil dan motor, serta disediakan 1 buah kantong parkir yang
cukup luas untuk menampung bus pariwisata di lokasi tersebut.
Akan tetapi ketersediaan tempat parkir tersebut terkadang tidak
dapat menampung jumlah kendaraan yang datang terutama pada
akhir pekan maupun saat libur nasional. Hal ini sering
menyebabkan terjadinya kemacetan panjang di sepanjang jalan
menuju obyek wisata karena banyak kendaraan yang
memarkirkan kendaraan di pinggir jalan akibat sudah tidak
mendapat ruang untuk parkir.
5. Sarana Peribadatan
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal
Halaman |
6. Sarana MCK/Sanitasi
Sarana MCK merupakan kebutuhan yang vital bagi sebuah obyek wisata, terlebih untuk obyek wisata yang bersangkutan
dengan wahana air. Di Obyek Wisata Guci sudah tersedia sarana MCK yang tersebar di beberapa titik obyek wisata
terutama berdekatan dengan area pancuran. Sarana MCK tersebut juga dibedakan menjadi dua jenis yakni kamar mandi
yang digunakan untuk buang air dan kamar mandi yang digunakan untuk bilas dan berganti pakaian setelah berendam di
kolam air panas. Kondisi sarana tersebut dapat dikatakan cukup baik dan terawat serta sudah dilengkapi dengan papan
pemberitahuan.
7. Sarana Pemerintah
Di lokasi Obyek Wisata Guci terdapat beberapa sarana pemerintah
berupa UPTD Pengelolaan Obyek Wisata Guci dan KOPARI. Sarana
pemerintah ini berfungsi untuk memberikan pelayanan dan
pengelolaan obyek wisata
serta promosi kepada para
pengunjung terkait obyek
wisata Guci.
PRASARANA
1. Jaringan Persampahan
Kondisi jaringan persampahan di kawasan wisata guci sudah terpenuhi dengan baik, hal ini ditunjukan dengan adanya
tempat sampah yang di setiap pusat-pusat keramaian, selain itu juga terdapat petugas pembersih di kawasan wisata guci,
namun jaringan persampahan yang ada kurang dimaksimalkan penggunaannya oleh pengujung, masih banyak pengujung
yang justru membuang sampah di sekitar tong sampah, selain itu masih terdapat beberapa petugas kebersihan yang
membuang sampah ke sungai.
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal
Halaman |
2. Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang terdapat di kawasan guci merupakan jalan lokal
dengan lebar jalan yang tidak mencukupi untuk puncak kemacetan
seperti weekend dan hari libur, selain itu terdapat beberapa jalan yang
mengalami kerusakan dan berlubang dan mengakibatkan genangan
setelah hujan.
4. Jaringan Listrik
Jaringan air listrik di kawasan Guci sudah hampir semua rumah
teraliri, dengan daya diatas 900 watt karena mayoritas ruamh di
sekitar kawasan Guci digunakan sebagai Villa dan penginapan, selain
itu toko-toko di sekitar kawasan wisata juga sudah teraliri listrik.
5. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di kawasan Guci saat ini berupa adanya
tower-tower pemancar sinyal operator seluler, jaringan
telekomunakasi internet juga sudah masuk di kawasan guci yang
digunakan masyarakat sekitar untuk mempromosikan villa dan wisata
di Guci.
6. Jaringan Drainase
Jaringan Drainase di kawasan Guci sudah tersedia mengikuti panjang
jalan dan bermuara ke sungai di sekitar kawasan guci, namun
terdapat beberapa drainase yang masih tersumbat.
7. Jaringan Sanitasi
Jaringan sanitasi di kawasan Guci sudah tersedia dengan baik,
hampir setiap rumah warga sudah memiliki jaringan sanitasi disetiap
rumahnya, jaringan sanitasi juga sudah tersedia di tempat wisata Guci
itu sendiri.
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal
Halaman |
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal
Halaman |
prasarana ekonomi berupa perdagangan dan penginapan. Berkembangnya sarana perdagangan di sekitar objek wisata Guci
menunjukkan adanya perkembangan ekonomi masyarakat dengan membangun usaha sendiri secara mandiri.
Di sekitar objek wisata Guci ini juga terdapat Koperasi Wisata (Kopari) yang
menyediakan berbagai makanan dan minuman seperti halnya kios-kios perdagangan lainnya
yang terdapat di sekitar objek wisata Guci. Masyarakat setempat yang dulunya hanya
mengandalkan hasil panen pertanian dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, kini mampu mengembangkan perekonomiannya sendiri dengan membangun
usaha-usaha perdagangan di sekitar objek wisata selain dari hasil pertanian dan
perkebunan. Tidak hanya peningkatan jumlah sarana perdagangan berupa kioskios, peningkatan lainnya dapat dilihat dari jumlah penginapan yang terdapat di
sekitar objek wisata Guci yang mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat diketahui
bahwa setiap tahunnya selalu ada pihak yang pembangunan wisma penginapan.
Saat ini diketahui jumlah wisma penginapan di sekitar desa wisata Guci berjumlah
50 penginapan. Fasilitas berupa penginapan ini merupakan salah satu fasilitas
penting yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Guci. Hal ini secara
tidak langsung menggambarkan adanya transformasi desa dari yang semula desa yang
berorientasi pertanian menjadi desa yang berbasis agrowisata. Selain prasarana di atas,
adanya objek wisata Guci tersebut menyebabkan jaringan transportasi di daerah ini juga turut
berkembang. Fasilitas transportasi yang biasanya digunakan untuk mengangkut hasil panen kini berkembang untuk transportasi
penumpang dan wisatawan.
Transformasi yang terjadi di wilayah tersebut mempengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat menuju pada perbaikan
kualitas hidup melalui peningkatan kegiatan ekonomi yang tidak hanya berfokus pada kegiatan pertanian dan perkebunan namun
juga mengembangan kegiatan ekonomi di sektor perdagangan. Kemajuan pola pikir masyarakat untuk mendirikan usaha-usaha
ekonomi baru melalui perdagangan dan penginapan tersebut ternyata tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi
masyarakat lokal tetapi turut juga mengembangkan pariwisata itu sendiri.
Pembangunan berbagai prasarana tersebut menunjukkan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan
perekonomian selain dari hasil produksi pertanian dan perkebunan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar Guci. Transformasi desa ini merupakan salah satu bentuk pembangunan dan perkembangan desa menuju ke
arah yang lebih baik, karenanya hal ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Meskipun demikian, tetap
dibutuhkan adanya pengawasan dari pemerintah setempat terhadap perkembangan prasarana di objek wisata Guci khususnya
perkembangan penginapan yang cukup tinggi mengingat objek wisata Guci ini terletak pada daerah lereng gunung yang memiliki
kelerengan curam sehingga kontrol terhadap pemanfaatan ruang untuk lahan terbangun perlu ditingkatkan untuk meminimalisir
dampak merugikan di masa mendatang.
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal