Anda di halaman 1dari 8

Halaman |

1. Latar Belakang
S

Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan, 2015


Gambar 1. Tugu Objek Wisata Guci
Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

etiap daerah biasanya memiliki


sektor wisata yang dikembangkan dari
potensi alam di daerah tersebut, namun
ada pula daerah yang dengan sengaja
membuat wisata buatan agar daerah
tersebt memiliki wisata sebagai tempat
masyarakatnya
melakukan
aktivitas
rekreasi. Wisata yang ada pada suatau
daerah dikemas dengan melambangkan
keunikan, karakteristik, dan ciri khas pada
daerah tersebut. Sektor pariwisata dewasa
ini telah berkembang pesat dan menjadi
fenomena yang sangat global dengan
melibatkan
jutaan
manusia,
baik
dikalangan masyarakat, industri pariwisata
maupun
kalangan
pemerintah.
Perkembangan dunia pariwisata telah
mengalami berbagai perubahan pola,
bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang
untuk melakukan perjalanan, cara berpikir,
maupun sifat perkembangan itu sendiri
(Suwantoro,1997: iii).
Pariwisata merupakan salah satu
sektor andalan Propinsi Jawa Tengah.
Dengan adanya sektor pariwisata ini dapat
sebagai
bagian
dari
kegiatan
perekonomian yang dinilai cukup potensial
dan prioritas dalam pembangunannya bagi
beberapa daerah. Terlebih pada daerahdaerah yang memiliki potensi alam,
keanekaragaman flora dan fauna,
peninggalan
purbakala,
peninggalan
sejarah, serta seni dan budaya yang
merupakan sumber daya dan modal yang
besar dalam usaha pengembangan dan
peningkatan kepariwisataan.
Salah satu daerah di Jawa Tengah
yang
aktif
dalam
pengembangan
pariwisatanya adalah Kabupaten Tegal.
Kabupaten Tegal memiliki beberapa wisata
yang
dinilai
dapat
meningkatkan
perekonomian daerah tersebut. Namun,
dari beberapa wisata yang ada di daerah
tersebut wisata pemandian air panas Guci
lah yang memiliki sumbangan paling besar
dalam PDRB Kabupaten Tegal.

Halaman |
Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Tegal cukup konsen dalam pengembangan wisata daerah tersebut. Terlebih
lokasi wisata pemandian air panas guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih
1.500 meter dan masuk dalam Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Karena lokasi wisata ini yang
berada di pedesaan, maka perkembangan wisata tersebut jika dilakukan secara tepat dan benar bukan hanya dapat
memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB kabupaten saja namun dapat pula meningkatkan perekonomian
pada desa tersebut. Untuk itu perlunya mengkaji beberapa aspek-aspek terkait perkembangan pariwisata guci tersebut
berdasarkan pengembangan pedesaan.

2. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dari penulisan report ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek yang terkait dengan sistem pengembangan
wisata berbasis pedesaan di Objek Wisata Pemandian Air Panas Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.
Dengan beberapa sasaran untuk mencapai tujuan adalah sebgai berikut:
1. Mengidentifikasi lokasi dan kondisi fisik wisata pemandian air panas Guci
2. Mengidenntifikasi dan menganalisis ketersediaaan sarana yang ada di tempat wisata
3. Mengidentifikasi dan menganalisis transformai desa kota yang mendukung pembangunan wisata guci

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

Gambar.2 Objek Pemandian Air Panas Privat

Nama Objek Wisata Guci sendiri berasal dari nama sebuah desa, yakni Desa Guci. Desa Guci pada mulanya bernama
kampung kaputihan yang dipimpin oleh Kyai Ageng Klitik cucu dari Raden Patah bangsawan Keraton Mataram. Suatu
waktu Kampung Kaputihan ini mengalami musibah besar yang dikenal dengan pageblug (bencana alam, penyakit,
gagal panen), sampai suatu hari Sunan Gunungjati mengirim utusan ke Kaputihan untuk menolong warga kampung.
Sunan juga memberikan sebuah guci atau kendi yang didalamnya berisi air yang sudah didoakan oleh Sunan
Gunungjati, dan sunan juga mendoakan sumber air panas yang ada di kampung tersebut. Guci ini ditinggal di
Kaputihan dan sejak saat itu banyak masyarakat menyebut-nyebut Guci, sampai Kyai Klitik mengubah naman
Kaputihan menjadi Desa Guci. Guci peninggalan Sunan Kalijaga ini saat ini berada di Museum Nasional sebagai
benda pusaka.
Wisata pemandian air panas Guci sendiri memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagain utara
dengan ketinggian kurang lebih 1.500 meter. Berjarak kurang lebih 33 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tegal,
wisata ini berlokasi di desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Objek wisata pemandian air panas ini
merupakan objek wisaata alam dengan hawa yang sejuk dan pemendangan alam yang indah, dengan keistimewaan
airnya yang panas dan jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna.
Wisata guci memiliki 25 pancuran air panas, dimana tiap pancuran
memiliki suhu yang berbeda dan khsiat yang berbeda. Air yang mengalir
dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa
menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit
lainnya. Selain pemaindian air panas, wisata ini juga memiliki 10 air
terjun. Salah satu air terjun ini berlokasi di bagian atas pemandian
umum pancuran 13 yang bernama air terjun Jedor.
Fasilitas pendukung yang terdapat di wisata ini terdapat
penyewaan kuda dengan tariff sewa yang relatif murah dan dapat
digunakan untuk berkeliling di sekitar objek wisata. Fasilitas lain
yang tersedia adalah penginapan ( kelas melat sampai
berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panasm
lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan. Akses
menuju wisata ini dapat menggunakan bus. Kondisi jalan menuju
wisata trsebut juga sudah cukup baik namun kondisi alam yang
menjadikannya berbukit-bukit. Pada hari-hari libur dan hari besar seringnya
terjadi kemacetan pada jalan menuju wisata guci. Hal ini dapat terjadi karena
meningkatnya pengunjung wisata guci dan akses jalan yang kecil sehingga terjadilah kemaacetan. Harga tiket masuk
untuk dari biasa dewasa: Rp 5000 dan anak-anak Rp 4.500. sedangan harga tiket masuk pada hari libur/ tanggal
merah dewasa Rp 7000 dan anak-anak Rp 6.500. Harga tiket tersebut tergolong murah bagi masyarakat yang ingin
mengunjungi wisata tersebut.

Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan, 2015

3. Sekilas tentang Objek Wisata Guci

Halaman |

4. Kondisi Fisik Alamiah Objek Wisata Guci


a. Letak Geografis
Obyek Wisata Guci terletak di Lereng Gunung Slamet bagian Utara, diantara dua wilayah, yaitu Kelurahan Guci, Kecamatan Bumijawa
dan dusun Pekandangan, Kelurahan Rembul Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Secara administratif, Obyek Wisata Guci memiliki
luas sekitar 167,44 Ha dengan panjangnya 2500 M dan lebar 2000 M dimana posisi berada pada 7 6 50 LS - 7 14 30 LS dan 109 3
00 BT - 109 12 22 BT. Obyek Wisata Guci sendiri memiliki batas-batas geografi, yaitu:
Sebelah Barat
: Desa Batumirah
Sebelah Utara
: Desa Rembul
Sebelah Timur
: Dukuh Tengah
Sebelah Selatan
: Desa Guci

b. Kondisi Topografi
Mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tegal tahun 2014, Topografi di Obyek Wisata Guci
termasuk dataran tinggi dengan ketinggan 1050 meter dpl (dari
permukaan air laut). Tingkat Kemiringan lereng di Obyek
Wisata Guci di atas 40% dimana berada di kondisi berbukitbukit dan berkelok. Dengan kondisi topografi tersebut,
kawasan Obyek Wisata Guci ini dimanfaatkan sebagai
hutan produksi, yaitu sebesar 229,77 Ha dan tegalan, yaitu
sebesar 55,66 Ha.

c. Kondisi Tanah
Jenis Tanah di Kawasan Obyek Wisata yang terletak diantara dua
wilayah, yaitu Kelurahan Guci, Kecamatan Bumijawa dan dusun
Pekandangan, Kelurahan Rembul Kecamatan Bojong, Kabupaten
Tegal didominasi oleh Tanah Aluvial (23,69%), sedangkan Tanah
Regosol (20,10%), Latosol (14,70%), Grumosol (9,42%), dan jenis lainnya
sebesar 3,67 %. (www.tegal.co.id). Sehingga, tanah di Kawasan Obyek
Wisata Guci berpotensi untuk pengembangan produk pertanian, seperti
padi, palawija, hortikultura, perkebunan, dan lain-lain.
Sumber: Dikutip dari Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES

Gambar 3. Peta Objek Wisata Guci

5. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendukung


SARANA
Pariwisata
1. Sarana Perdagangan dan Jasa
Di lokasi Obyek Wisata Guci Tegal banyak dijumpai para pedagang yang menjual beraneka ragam produk. Produk
yang dijual meliputi produk hasil pertanian, makanan, pakaian dan kerajinan. Hasil pertanian yang dijual antara lain yakni
strawberry, wortel, dan sayur-sayuran yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Para pedagang sayuran ini banyak
berjualan di sepanjang jalan menuju Obyek Wisata Guci sehingga terkadang turut menjadi penyebab kemacetan ke arah
masuk obyek wisata karena banyaknya pengunjung yang ingin membeli sayur mayur tersebut. Berikutnya yakni pedagang
makanan pakaian dan kerajinan banyak dijumpai di dalam area parkiran Guci hingga di area dalam obyek wisata. Para
pedagang tersebut difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat untuk berjualan di kios-kios yang sudah disediakan.
Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bappeda Tegal, kios pedagang tersebut memang sengaja disediakan oleh
pemerintah kepada masyarakat setempat secara gratis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, akan
tetapi dalam prakteknya di lapangan masyarakat setempat justru banyak yang memindah tangankan kepemilikan kios
kepada pihak lain untuk dijual atau disewakan. Hal tersebut tentu sangat merugikan masyarakat setempat itu sendiri
karena akan membuat pihak lain di luar wilayah obyek wisata yang mendapat keuntungan ekonomi, sedangkan
masyarakat setempat tidak mengalami peningkatan pendapatan.

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

2. Sarana Akomodasi

Halaman |

Di sekitar Obyek Wisata Guci, banyak dijumpai berbagai sarana


akomodasi bagi para pengunjung yang ingin menginap di obyek
wisata ini. Sarana akomadasi yang tersedia antara lain hotel, villa,
pondok wisata dan bumi perkemahan. Terdapat 8 hotel dan 14
villa di kawasan ini dengan kepemilikan sebagian milik pemerintah
dan sebagian pula milik swasta. Sebagian besar hotel dan villa
tersebut menggunakan sistem BOT yang pembangunan dan
pengelolaannya dalam beberapa jangka waktu diserahkan kepada
pihak swasta, akan tetapi saat ini banyak yang sudah
dikembalikan kepada pihak pemerintah. Berikutnya ada pula
pondok wisata yang banyak dijumpai di sepanjang jalan menuju
obyek wisata, pondok wisata ini merupakan rumah warga yang
dialih fungsikan menjadi penginapan bagi para pengunjung.
Pondok wisata di kawasan ini dikelola oleh paguyuban KOMPAK
yang bertujuan untuk memajukan sarana akomodasi di kawasan
ini serta untuk mendistribusikan pengunjung agar tersebar merata
ke setiap pondok wisata.

3. Sarana Transportasi
Untuk dapat mencapai Obyek Wisata Guci yang terletak di lereng
Gunung Slamet, dapat dijangkau menggunakan sarana
transportasi pribadi seperti sepeda motor dan mobil maupun
sarana transportasi umum seperti minibus, angkutan kota dan
mobil pick up. Akan tetapi, sarana transportasi umum berupa
angkutan kota dan minibus tidak dapat menjangkau hingga ke
gerbang masuk obyek wisata. Begitu pula dengan mobil pick up
yang tidak dapat beroperasi hingga malam hari, sehingga banyak
calon pengunjung yang lebih memilih untuk menggunakan
kendaraan pribadi maupun mencarter bus untuk dapat menuju
obyek wisata agar lebih fleksibel dan efisien.

4. Sarana Parkir
Sarana pakir atau tempat parkir bagi pengunjung Obyek Wisata
Guci cukup banyak tersedia di lokasi ini. Terdapat tempat parkir
utama di depan pintu masuk obyek wisata untuk parkir kendaraan
mobil dan motor, serta disediakan 1 buah kantong parkir yang
cukup luas untuk menampung bus pariwisata di lokasi tersebut.
Akan tetapi ketersediaan tempat parkir tersebut terkadang tidak
dapat menampung jumlah kendaraan yang datang terutama pada
akhir pekan maupun saat libur nasional. Hal ini sering
menyebabkan terjadinya kemacetan panjang di sepanjang jalan
menuju obyek wisata karena banyak kendaraan yang
memarkirkan kendaraan di pinggir jalan akibat sudah tidak
mendapat ruang untuk parkir.

5. Sarana Peribadatan

Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan, 2015


Gambar 4. Sarana Perdagangan Objek Wisata Guci

Tempat peribadatan yang tersedia di sekitar Obyek Wisata


Guci yakni masjid dan musholla yang dapat ditemui di beberapa
lokasi. Masjid utama terletak di dekat terminal kantong parkir
sebelum masuk obyek wisata, sedangkan untuk musholla terdapat
4 buah musholla terletak di area obyek wisata dengan kondisi
yang cukup terawat.

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

Halaman |

6. Sarana MCK/Sanitasi

Sarana MCK merupakan kebutuhan yang vital bagi sebuah obyek wisata, terlebih untuk obyek wisata yang bersangkutan
dengan wahana air. Di Obyek Wisata Guci sudah tersedia sarana MCK yang tersebar di beberapa titik obyek wisata
terutama berdekatan dengan area pancuran. Sarana MCK tersebut juga dibedakan menjadi dua jenis yakni kamar mandi
yang digunakan untuk buang air dan kamar mandi yang digunakan untuk bilas dan berganti pakaian setelah berendam di
kolam air panas. Kondisi sarana tersebut dapat dikatakan cukup baik dan terawat serta sudah dilengkapi dengan papan
pemberitahuan.

7. Sarana Pemerintah
Di lokasi Obyek Wisata Guci terdapat beberapa sarana pemerintah
berupa UPTD Pengelolaan Obyek Wisata Guci dan KOPARI. Sarana
pemerintah ini berfungsi untuk memberikan pelayanan dan
pengelolaan obyek wisata
serta promosi kepada para
pengunjung terkait obyek
wisata Guci.

Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan 3A, 2015


Gambar 5. Sarana Penunjang Objek Wisata Guci

PRASARANA
1. Jaringan Persampahan
Kondisi jaringan persampahan di kawasan wisata guci sudah terpenuhi dengan baik, hal ini ditunjukan dengan adanya
tempat sampah yang di setiap pusat-pusat keramaian, selain itu juga terdapat petugas pembersih di kawasan wisata guci,
namun jaringan persampahan yang ada kurang dimaksimalkan penggunaannya oleh pengujung, masih banyak pengujung
yang justru membuang sampah di sekitar tong sampah, selain itu masih terdapat beberapa petugas kebersihan yang
membuang sampah ke sungai.

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

Halaman |
2. Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang terdapat di kawasan guci merupakan jalan lokal
dengan lebar jalan yang tidak mencukupi untuk puncak kemacetan
seperti weekend dan hari libur, selain itu terdapat beberapa jalan yang
mengalami kerusakan dan berlubang dan mengakibatkan genangan
setelah hujan.

3. Jaringan Air Bersih


Jaringan air bersih di kawasan Guci sudah sangat baik, hal ini karena
air bersih berasal dari sumber-sumber mata air yang langsung
dialirkan ke rumah-rumah warga, kualitas air bersih di kawasan guci
jernih dan tidak berbau.

4. Jaringan Listrik
Jaringan air listrik di kawasan Guci sudah hampir semua rumah
teraliri, dengan daya diatas 900 watt karena mayoritas ruamh di
sekitar kawasan Guci digunakan sebagai Villa dan penginapan, selain
itu toko-toko di sekitar kawasan wisata juga sudah teraliri listrik.

5. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di kawasan Guci saat ini berupa adanya
tower-tower pemancar sinyal operator seluler, jaringan
telekomunakasi internet juga sudah masuk di kawasan guci yang
digunakan masyarakat sekitar untuk mempromosikan villa dan wisata
di Guci.

6. Jaringan Drainase
Jaringan Drainase di kawasan Guci sudah tersedia mengikuti panjang
jalan dan bermuara ke sungai di sekitar kawasan guci, namun
terdapat beberapa drainase yang masih tersumbat.

7. Jaringan Sanitasi
Jaringan sanitasi di kawasan Guci sudah tersedia dengan baik,
hampir setiap rumah warga sudah memiliki jaringan sanitasi disetiap
rumahnya, jaringan sanitasi juga sudah tersedia di tempat wisata Guci
itu sendiri.

Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan 3A, 2015


Gambar 6. Sarana Penunjang Objek Wisata Guci

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

Halaman |

5. Transformasi Desa Kota Objek Wisata Guci


Transformasi desa merupakan suatu proses perubahan yang menggambarkan adanya
perkembangan wilayah pedesaan yang ditunjukkan dengan adanya pergeseran
karakteristik desa dalam kurun waktu tertentu. Objek wisata air panas Guci di
Kabupaten Tegal merupakan salah satu objek wisata lokal yang sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian lokal untuk
wilayah tersebut. Adanya objek wisata Guci ini mampu memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan wilayah di sekitarnya. Pengaruh
tersebut menimbulkan perubahan-perubahan di berbagai sektor kehidupan
masyarakat akibat adanya multiplier effect dari adanya objek wisata guci
tersebut.
Objek pariwisata guci yang berkembang sejak beberapa tahun
belakanggan ini, dan mengalami perkembangan terpesatnya di tahun 2008
hingga saat ini. Wisat Guci merupakan objek wisata di Kabupaten Tegal yang
paling ramai dikunjungi oleh wisatawan. Semakin meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan tentunya akan sangat berdampak pada perkembangan kawasan di sekitar objek
wisata Guci, salah satunya adalah terjadinya perubahan fungsi lahan untuk pengembangan. Banyak villa baru didirikan, hotel
melati maupun penginapan juga semakin bertambah jumlahnya setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2008 telah dibangun wahana
objek wisata baru yakni wahana outbound yang tentunya mengambil lahan yang sebelumnya merupakan lahan vegetasi. Tercatat
sejak tahun 1997 sampai tahun 2007 tingkat kepadatan penduduk bertambah 328 penduduk per kilometer persegi dengan laju
pertambahan penduduk sebesar 2,7%.
Karena di sekitaran Desa Guci tidak terdapat lahan persawahan, maka bentuk perubahan lahan yang terjadi adalah
tegalan menjadi permukiman yang jumlahnya mencapai 10,95 Ha (0,43%). Transformasi pedesaan yang juga terjadi di sekitaran
objek wisata guci akibat semakin berkembangnya Wisata Air Panas Guci adalah semakin tingginya tingkat privatisasi lahan
menjadi lahan terbangun seperti dibangun untuk penginapan hotel bahkan waterboom. Salah satu contohnya pembangunan hotel
guciku yang dilengkapi dengan waterboom hot water dan area permainan yang sangat luas telah mengkonversi lahan hijau
menjadi terbangun dalam jumlah yang sangat besar.
Perkembangan objek wisata guci yang sangat pesat juga memberikan sebuah efek berganda pada sistem
perekonomian masyarakat setempat, salah satunya adalah sektor pertanian di sekitar Kecamatan Bumijawa dan Kecamatan
Bojong. Dengan perkembangan ini, sektor pertanian akan mengalami pergeseran dari pertanian konvensional menjadi pertanian
yang terintegrasi dengan aktivitas atau atraksi wisata. Dimana dengan dijadikannya sektor pertanian sebagai salah satu bagian
atraksi wisata objek wisata air panas guci, tentunya akan menjadikan kondisi perekonomian masyarakat akan semakin meningkat
karena komoditas pertanian yang dihasilkan tidak lagi hanya menjadi komoditas pemenuhan kebutuhan sehari-hari melainkan
menjadi komoditas wisata yang memiliki nilai tambah yang cukup besar.
Perkembangan objek wisata guci yang sangat pesat tidak menutup kemungkinan semakin tingginya kebutuhan
masyarakat dan wisatawan atas peningkatan infrastruktur penunjang pariwisata yang menunjang perkembangan objek wisata
Guci tersebut. Tidak hanya peningkatan akses berupa jalan namun juga pengembangan fasilitas lainnya seperti penginapan,
sarana perdagangan dan sebagainya. Dalam perkembangan desa, perkembangan prasarana menjadi salah satu hal yang tidak
bisa diabaikan dalam transformasi desa. Untuk mendukung kegiatan pariwisata dalam rangka pengembangan desa wisata Guci
penyediaan prasarana penunjang kepariwisataan turut mengalami perkembangan.
Prasarana menjadi unsur penting yang harus disediakan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Guci. Perubahan yang
cukup menarik untuk diamati yaitu transformasi desa Guci dari yang semula berbasis pada kegiatan pertanian menjadi daerah
yang berbasis pariwisata (agrowisata). Perkembangan yang terjadi di desa wisata Guci dan sekitarnya salah satunya dapat dilihat
dari penambahan dan perkembangan prasarana terutama prasarana penunjang kegiatan pariwisata di Guci.Dalam kurun waktu 5
tahun terakhir, desa wisata Guci mengalami perkembangan yang sangat pesat di sektor pariwisata. Hal ini berdampak pada
pembangunan prasarana penunjang pariwisata yang juga meningkat setiap tahunnya. Perkembangan prasarana di daerah objek
wisata Guci ditunjukkan dengan adanya perbaikan dari infrastruktur yang telah ada maupun penambahan sarana prasarana baru.
Contoh perbaikan dari infarstruktur yang telah dilakukan yaitu perbaikan jalan yang menjadi akses utama menuju objek wisata
Guci. Sedangkan untuk penambahan prasarana baru antara lain terminal, sarana ekonomi/perdagangan, parkir, toilet umum,
penginapan (wisma, villa, hotel) dan sebagainya. Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu desa wisata Guci ini belum
mengalami perkembangan yang begitu pesat seperti saat ini. Jumlah terminal saat ini berjumlah 2 unit, jumlah ini mengalami
penambahan dari yang semula hanya berjumlah 1 terminal saja. Peningkatan yang cukup pesat terjadi pada peningkatan

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

Halaman |

prasarana ekonomi berupa perdagangan dan penginapan. Berkembangnya sarana perdagangan di sekitar objek wisata Guci
menunjukkan adanya perkembangan ekonomi masyarakat dengan membangun usaha sendiri secara mandiri.
Di sekitar objek wisata Guci ini juga terdapat Koperasi Wisata (Kopari) yang
menyediakan berbagai makanan dan minuman seperti halnya kios-kios perdagangan lainnya
yang terdapat di sekitar objek wisata Guci. Masyarakat setempat yang dulunya hanya
mengandalkan hasil panen pertanian dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, kini mampu mengembangkan perekonomiannya sendiri dengan membangun
usaha-usaha perdagangan di sekitar objek wisata selain dari hasil pertanian dan
perkebunan. Tidak hanya peningkatan jumlah sarana perdagangan berupa kioskios, peningkatan lainnya dapat dilihat dari jumlah penginapan yang terdapat di
sekitar objek wisata Guci yang mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat diketahui
bahwa setiap tahunnya selalu ada pihak yang pembangunan wisma penginapan.
Saat ini diketahui jumlah wisma penginapan di sekitar desa wisata Guci berjumlah
50 penginapan. Fasilitas berupa penginapan ini merupakan salah satu fasilitas
penting yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Guci. Hal ini secara
tidak langsung menggambarkan adanya transformasi desa dari yang semula desa yang
berorientasi pertanian menjadi desa yang berbasis agrowisata. Selain prasarana di atas,
adanya objek wisata Guci tersebut menyebabkan jaringan transportasi di daerah ini juga turut
berkembang. Fasilitas transportasi yang biasanya digunakan untuk mengangkut hasil panen kini berkembang untuk transportasi
penumpang dan wisatawan.
Transformasi yang terjadi di wilayah tersebut mempengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat menuju pada perbaikan
kualitas hidup melalui peningkatan kegiatan ekonomi yang tidak hanya berfokus pada kegiatan pertanian dan perkebunan namun
juga mengembangan kegiatan ekonomi di sektor perdagangan. Kemajuan pola pikir masyarakat untuk mendirikan usaha-usaha
ekonomi baru melalui perdagangan dan penginapan tersebut ternyata tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi
masyarakat lokal tetapi turut juga mengembangkan pariwisata itu sendiri.
Pembangunan berbagai prasarana tersebut menunjukkan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan
perekonomian selain dari hasil produksi pertanian dan perkebunan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar Guci. Transformasi desa ini merupakan salah satu bentuk pembangunan dan perkembangan desa menuju ke
arah yang lebih baik, karenanya hal ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Meskipun demikian, tetap
dibutuhkan adanya pengawasan dari pemerintah setempat terhadap perkembangan prasarana di objek wisata Guci khususnya
perkembangan penginapan yang cukup tinggi mengingat objek wisata Guci ini terletak pada daerah lereng gunung yang memiliki
kelerengan curam sehingga kontrol terhadap pemanfaatan ruang untuk lahan terbangun perlu ditingkatkan untuk meminimalisir
dampak merugikan di masa mendatang.

Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

Anda mungkin juga menyukai