Oleh :
dr. Gilang Irwansyah
Pendamping :
dr. Moh. Jasin. M.Kes
Menegakkan diagnosis
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit, pengobatan serta
prognosisnya
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Cara Membahas :
Diskusi
Data Pasien
Nama Klinik : RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso
Riset
Presentasi &
Diskusi
Nama : Ny. S
: Ny. S
: 41 Tahun
Alamat
Suku/Bangsa : Madura
Audit
Pos
IDENTITAS PASIEN
Nama
Kasus
No. RM : x-xx-xx-xx
Terdaftar sejak : 2015
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
: x-xx-xx-xx
ANAMNESIS
Autoanamnesa
Keluhan utama : Perdarahan pervaginam.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak 4 bulan yang
lalu, sejak jam 10.00 keluar darah banyak berwarna merah kehitaman bergumpal.
Perdarahan sempat berhenti sampai jam 17.00 tapi darahnya keluar lagi jam
17.55, selain itu juga pasien mengeluhkan lemas, lesu dan lunglai karena
perdarahan.
Riwayat penyakit dahulu
Pernah di rawat di RSU Dr. H. Koesnadi dengan diagnosis Ca. Cervix
tahun 2013.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
Riwayat kontak
Tidak ada kontak dengan penderita kutil kelamin.
Riwayat pengobatan
Tidak ada
Riwayat sosial
Pasien merupakan istri dari seorang petani, setiap hari makan seadanya,
pasien tidak merokok dan minum alcohol namun suami pasien merokok
Riwayat imunisasi
Pasien tidak pernah diimunisasi
Riwayat menstruasi
Pasien mengatakan tidak pernah mentruasi sejak ikut kb suntik 3 bulan
lamanya sudah sekitar 20 tahun
Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah 2 kali, menikah pertama pada usia 13 tahun selama
26 tahun dan menikah kedua baru setahun yang lalu
Riwayat persalinan
Jumlah anak 4 semuanya lahir cukup bulan, BBLC, pervaginam, anak
terkecil usia 18 tahun
Riwayat PMS
Pasien mengatakan sering mengalami keputihan tapi tidak pernah diobati
Riwayat Operasi
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Antropometri
Berat Badan
: 62 kg
Tinggi Badan
: 160 cm
Keadaan umum
Tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital
Kesadaran
: CM
Tekanandarah
: 90/50 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
Pernapasan
:22 x/menit
Suhu
:36 oC
Paru
: gerakan nafas simetris, stem fremitus D=S, SDV +/+, R-/-, W-/-
Abdomen
Soefl, striae gravidarum +, tidak teraba massa, bising usus positif normal,
shifting dullness(-), nyeri tekan abdomen Ekstremitas
Akral dingin, edema - , CRT > 2 detik, Ptekie (-)
Status lokalis
10.300 /cmm
4.020.000 /cmm
Trombosit
Hematokrit
238.000 /cmm
39%
Biopsi jaringan
Squamous cell carcinoma
DIAGNOSIS KERJA
Anemia e.c Ca cervix
PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan lanjutan
Evaluasi TTV
Evaluasi nilai Hb
HASIL PEMBELAJARAN
1. Tentang diagnosis Ca cervix
2. Manifestasi klinis Ca cervix
3. Terapi Ca cervix
4. Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya mengenai prognosis
dan pencegahan penyakit Ca cervix
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Subjektif
a. Keluhan utama : Perdarahan pervaginam
b. Riwayat penyakit sekarang : Perdarahan pervaginam sejak 4
bulan yang lalu disertai dengan gejala letih, lemas dan lunglai
c. Riwayat penyakit dahulu : Pernah dirawat dengan diagnosis ca
cervix tahun 2013
d. Riwayat social : Pasien merupakan istri dari seorang petani, setiap
hari makan seadanya, pasien tidak merokok dan minum alcohol
namun suami pasien merokok
e. Riwayat imunisasi : Pasien tidak pernah diimunisasi
f. Riwayat perkawinan : Pasien sudah menikah 2 kali, menikah
pertama pada usia 13 tahun selama 26 tahun dan menikah kedua
baru setahun yang lalu
g. Riwayat persalinan : Jumlah anak 4 semuanya lahir cukup bulan,
BBLC, pervaginam, anak terkecil usia 18 tahun
h. Riwayat PMS : Pasien mengatakan sering mengalami keputihan
tapi tidak pernah diobati
Objektif
Hasil dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang
mendukung untuk menegakkan diagnosis yaitu:
a. Gejala klinis
b. Pemeriksaan fisik :
c. Pemeriksaan penunjang
Hb 4,7 g/dL
TINJAUAN PUSTAKA
Batasan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya. 1 Kanker yang terjadi pada lapisan
endometrium (servik uterus), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dengan liang senggama (vagina).2
Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini
melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah
merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang
disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia
endometrium dan kanker.1,2 Beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara
lain :
1. Usia
Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas. 1,2,3,4
2. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda
3. Jumlah kehamilan dan partus1,2,3
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
4. Jumlah perkawinan1,2
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
5.
Infeksi virus1,2,3,4
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
Umumnya 90%-
100% dari keseluruhan invasive kanker serviks memiliki keterkaitan pada infeksi
Human Papilloma Virus (HPV).
6. TerapiSulihHormon(TSH)1
TSH
digunakan
osteoporosis
dan
untuk
mengatasi
mengurangi
gejala-gejala
resiko
penyakit
menopause,
jantung
atau
mencegah
stroke.
Patofisiologi
Squamous cell carcinoma
squamocolumnar junction dari lesi displastik yang telah ada sebelumnya, yang pada
kebanyakan kasus diawali dengan adanya infeksi HVP. Walaupun para wanita telah bersih
dari virus ini, namun bagi yang memiliki infeksi persisten dapat menyebabkan
perkembangan menjadi penyakit servik dispasia preinvasif. Pada umumnya, progresi dari
dysplasia menjadi kanker invasive membutuhkan waktu beberapa tahun. Perubahan
molecular yang terlibat dalam karsinogenesis serviks kompleks dan tidak sepenuhnya
dimengerti. Karsinogenesis diduga akibat efek interaktif antara pengaruh lingkungan,
imunitas host, dan variasi gen sel somatik. HVP memegang peranan penting dalam
perkembangan kanker serviks. Beberapa bukti mendukung bahwa oncoprotein HVP
meripakan komponen kritikal yang meneruskan proliferasi sel kanker. 2
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi
pada dua pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis
menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks,
peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel
meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh
tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya
ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk
sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks
dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan
parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat
mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini
mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas
ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi
berubah bentuk menjadi ulkus.
Makroskopis
1. Stadium preklinis : tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan: sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut: telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
Manifestasi klinis
Pada beberapa penderita, tidak muncul gejala yang berarti (asimtomatis). Namun
beberapa gejala mengarah kepada infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker servik
yang patut diwaspadai, gejalanya bisa berupa:
menstruasi).1,2,7
Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40
tahun).2
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause). 1,2,7
Pada keadaan lanjut gejala dapat berupa penurunan nafsu makan, berat badan,
fatigue, nyeri pelvis, punggung, dan tungkai, pembengkakan 1 tungkai, perdarahan
yang berat dari vagina, dan urin serta feces yang keluar dari vagina, dan fraktur
tulang.1
Pemeriksaan
PapSmearTest.1,2,3,4,5
Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel rahim dan kemudian
diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi
dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan
memungkinkan dilakukannya beberapa tindakan pengobatan sebelum sel-sel
tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.1 Tes ini hanya memerlukan
waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat
yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama.3,4,5
Kolposkopi.1,2,5
Koloskopi adalah suatu prosedur pemeriksaan rahim dan leher rahim. Dengan
memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan penyebab
abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan dalam
pemeriksaan 'Pap Smear'.1 Dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam
vagina dan memberi warna saluran leher rahim dengan suatu cairan yang
membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal
terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui
sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam
mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan
pembesaran yang tinggi.1
Servikografi.5,8
Sebuah kamera khusus yang digunakan untuk mengambil gambar dari servik
setelah servik tersebut diberi asam asetat. Kemudian dibawa ke laboratorium
untuk dilihat apakah teridentifikasi kanker atau tidak.8
Stadium
Keterangan
Karsinoma Pra-invasif
O
Karsinoma invasif
Ia
Ib
Ib1 tumor primer diameter <4 cm
Ib2 tumor primer diameter >4 cm
II
IIa
Perluasan ke parametrium tapi belum sampai ke dinding pelvis
Iib
III
melibatkan sepertiga
IVa
Ivb
Metode pengobatan :
a. Metode pengobatan pada stadium awal
1. Pemanasan
Diathermy atau dengan sinar laser.1,3
2.
Cone biopsi
Mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami
perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk
memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan.1,3
b. Metode pengobatan pada stadium Pre-kanker
1. Pembedahan.2,3,4
Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin penyakit
ini bila memungkinkan. Terdapat beberapa jenis pembedahan yang berbeda
yang dapat dilakukan. Pada stadium awal Ia terkadang dapat hanya dengan
histerektomi (mengangkat uterus dan serviks). Stadium yang lebih lanjut
pada Ia dan Ib, dan kadang-kadang stadium IIa dapat dilakukan histerektomi
yang lebih luas bersama dengan lymphadenectomy (prosedur mengangkat
lymfonodi di pelvis). Tergantung dari luasnya penyakit, mungkin harus
dilakukan pengangkatan jaringan sekitar uterus, begitu juga dengan bagian
dari vagina dan tuba falopii. Stadium yang lebih tinggi biasanya diterapi
dengan radiasi dan kemoterapi.
2. Terapi penyinaran2,3,4
Terapi penyinaran merupakan terapi lkal, hanya menyerang sel-sel kanker
pada daerah yangdikenainya. Pada stadium I, II, dan III dilakukan terapi
penyinaran dan pembedahan.2 Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).3
Tingkat
Penatalaksanaan
Ia
Ib, IIa
Histeroktomi transvaginal
Pencegahan
1. Jauhi rokok.7
2. Penggunaan vaksin Gardasil yang dibuat dari virus like particles (VLPs)
capsid L1 dari HPV untuk mengurangi resiko terkena kanker rahim.6,7
3. Wanita-wanita yang memiliki faktor resiko terkena kanker rahim
sebaliknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.2
4. Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan obat antiseptik tertentu tanpa
resep dari dokter ataupn dengan menaburi bedak talk.7
5. Diet rendah lemak.7
Prognosis
Prognosis setelah pengobatan kanker servik akan makin baik jika lesi
ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat harapan kesembuhan dapat mencapai
85% untuk stadium I, 50-60% untuk stadium II, 30% untuk stadium III, dan 510% untuk stadium IV.9 Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak
memberikan respons terhadap pengobatan. 95% akan mengalami kematian dalam
2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histeroktomi dan memeiliki
resiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini
dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histeroktomi radikal terjadi 80%
rekurensi dalam 2 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, H.,et all. (editor). Serviks Uterus. Ilmu Kandungan. Edisi
Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2009;380-387.
2. Cunningham FG. Mcdonald PC. Karsinoma serviks. Obstetric Williams.
Edisi 21. Vol 2. Jakarta. EGC. 2007;1622-1625.
3. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi 7 nd ed , Vol. 1.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007 : 189-1
4. American Cancer Society. 2012. Cervical Cancer. At lanta. American
Cancer Society.