Kelompok 1
Esti Rahmawati
21030112130098
Putri Pratiwi
21030112120010
Bella Rarantica
Mirza Nur Auliya
Batubara
Batubara adalah sumber utama energy bagi
pembangkit listrik di dunia sekitar 40%.
Meningkatnya jumlah penduduk dan kecepatan
pertumbuhan ekonomi, permintaan pasokan
listrik juga semakin tinggi. Dengan demikian,
jumlah batubara pembangkit listrik coal-fired
diperkirakan tumbuh 2,3% per tahun hingga
2030.
Batubara di Indonesia
Indonesia juga memiliki kecenderungan di mana
Indonesia pada tahun 2009 mengandalkan batubara
sebagai pembangkit listrik sekitar 47,09%. Indonesia
memiliki pertumbuhan penduduk dan ekonomi tahunan
masing masing sebesar 1,3% dan 6,1%, kebutuhan listrik
diperkirakan tumbuh sekitar 9,2% per tahun. Hal ini juga
diperkirakan bahwa batubara akan mencapai 63% dari
kebutuhan energy untuk pembangkit listrik pada tahun
2018. Indonesia merupakan Negara produsen dan eksportir
terbesar di dunia yaitu 30% ekspor batubara dunia di
supplai dari Indonesia.
Indonesian coal
Indonesia memiliki sumber daya batubara di mana
pada tahun 2009 total sumber daya batubara sekitar
104760000000 ton dan total cadangan sekitar 20,2
miliar ton. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar. 5,
deposit batubara besar di Indonesia berada di pulaupulau Sumatera (56%), terutama Provinsi Sumatera
Selatan, dan Kalimantan (43%), terutama Provinsi
Kalimantan Timur, dan sisanya berada di pulau-pulau
lain dalam proporsi kecil. Sebagian besar batubara
Indonesia memiliki peringkat yang rendah di mana lignit
dan jumlah sub-bituminous 86% dari sumber daya
batubara. Secara rinci seperti yang ditunjukkan pada
Gambar. 6
ChE Undip for better life
Deskripsi proses
Dalam penelitian ini batubara diumpankan ke
boiler dan dibakar untuk menghasilkan uap. Uap
mengalir ke turbin untuk menghasilkan listrik.
Diagram alir proses sederhana pembangkit listrik
tanpa dan dengan sistem pengambilan CO2
ditunjukkan pada Gambar. 7 dan 8. Studi simulasi
dilakukan dengan menggunakan pembangkit listrik
dengan berbagai spesifikasi
Conclusion
karena melimpahnya ketersediaan lignit dan
batubara
sub-bituminous,
sebagian
besar
pembangkit listrik Indonesia yang menggunakan
batubara tersebut. Akibatnya, pembangkit listrik ini
memancarkan lebih banyak CO2 dan jika sistem
penangkapan CO2 diimplementasikan, akan ada
penalty efisiensi pabrik yang lebih tinggi. Dengan
demikian, lebih banyak upaya harus diarahkan
untuk meminimalkan penalty efisiensi dengan
meningkatkan sistem penangkapan CO2
RESULTS AND
DISCUSSION
Simulasi dilakukan berdasarkan pemanfaatan bahan
baku batubara yang berbeda. Informasi flow stream bahan
bakar dan emisi gas disajikan dalam Tabel 4.
Effect of different coal ranks on coal feed owrate
Tabel 4 menunjukkan perbedaan performasi batubara di
sebuah batubara pembangkit listrik. Jumlah bahan bakar
sangat dipengaruhi oleh nilai kalori dari batubara. Semakin
tinggi nilai kalor, maka batubara yang diperlukan lebih
sedikit, sehingga emisi gas CO2 juga menurun. Antrasit
memiliki nilai kalor tertinggi, diikuti oleh bituminous, subbituminous dan batubara coklat (lignit). Oleh karena itu,
Tabel 4 menunjukkan bahwa antrasit memiliki umpan
batubara terendah.
Gambar 11. CO2 emissions from power plants fuelled with different
rank of coals
ChE Undip for better life