MAKALAH
Dibuat untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Kimia Analitik II
Dosen Pembimbing: Drs. Hokcu Suhanda, M.Si
Disusun oleh:
Mega Rahayu (1102406)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................. i
DAFTAR ISI......................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...........
............................
1.4 Metode
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi tabir surya dan Istilah-istilah dalam Produk Tabir Surya............................ 3
2.2 Manfaat Tabir Surya........4
2.3 Jenis-jenis Tabir Ssurya................................................................................... 5
2.4 Efektifitas Tabir Surya.
2.5 Formulasi Tabir Surya .
2.6 Kontroversi mengenai Tabir Surya..
2.7 Video Proses Pembuatan Sunscreen atau Sunblock..
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
................................
14
DAFTAR PUSTAKA
......................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memperoleh bahan yang berkualitas baik maka diperlukan proses pemurnian.
Salah satu contoh senyawa kimia yang dimurnikan adalah pada pemurnian garam natrium
klorida (NaCl), garam ini sangat familiar di masyrakat dan dibutuhkan dalam kehidupan seharihari, baik sebagai penambah cita rasa makanan, juga sebagai bahan pengawet. Tetapi dalam
proses pembuatannya sangatlah tradisional dan umumnya tanpa melalui uji kualiti kontrol
laboratorium kimia, tentunya dalam garam-garam natrium klorida (NaCl) tradisional terdapat
banyak zat-zat pengotor ataupun garam-garam klorida lainnya, dengan kata lain garam natrium
klorida (NaCl) tidaklah murni.
Pemurnian garam NaCl dapat dilakukan melalui proses kristalisasi. Kristalisasi itu sendiri
merupakan peristiwa pembentukan partikel partikel zat padat dalam suatu fase homogen.
Kristalisasi dalam larutan dapat terjadi jika padatan terlarut dalam keadaan berlebih (diluar
kesetimbangan), maka sistem akan mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan
padatan padatan terlarut (Dewi, 2003).
Terkadang kristal yang terbentuk dari hasil kristalisasi masih harus dipisahkan dari
sebagian besar larutan dengan cara mengkristalkan kembali atau rekristalisasi. Rekristalisasi
adalah suatu metode pemurnian padatan padatan organik yang memiliki kecenderungan
membentuk kisi kristal melalui penggabungan molekul yang memiliki bentuk, ukuraan dan
gugus ikatan yang sama (Karno, 1961)
Proses pemisahan dengan rekristalisasi memilki kelebihan diantaranya diperoleh
kemurnian produk kristal dari solut yang cukup tinggi hanya dengan proses yang sederhana, srta
diperoleh produk akhir berupa padatan kristalin yang memliki bentuk dan ukuran yang sama
sehingga meningkatkan daya tarik (Toyokura, et al. 1981)
Dengan banyak melihat keuntungan dan aplikasi dari proses rekristalisasi khususnya
dalam bidang kimia, maka penting adanya dilakukan percobaan rekristalisasi tersebut pada
proses pemurnian garam NaCl.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip proses pemisahan
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses
pemisahan, yaitu:
Sedimentasi
Flotasi
Sentrifugasi
Filtrasi
Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari terbentuknya
suatu fase baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan.
Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing
komponen. Berbagai metode tujuh digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga
campuran homogen dapat dipisahkan adalah:
Absorpsi
Leaching
Adsorpsi
Ekstraksi cair-cair
Kromatografi
Ekstraksi padat-cair
Kristalisasi
Pembekuan fraksional
Distilasi
Presipitasi
Evaporasi
Rekristalisasi
Elektroforesis
Stripping
Evaporation
Sublimasi
Ekstraksi
(wikipedia.org, 2013)
B. Garam Dapur
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5
C.Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk Natrium Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada
sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna,
hampir semua garam natrium larut dalam air. Kebanyakan klorida larut dalam air,
Merkurium (I) klorida, HgCl2, perak klorida, AgCl, timbale klorida, PbCl2 (yang ini larut
sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I)
klorida, CuCl, bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium
(II) oksiklorida, HgOCl2, tak larut dalam air.
(Vogel, 1979).
C. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih
kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang
rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan
mengendap (Arsyad, 2001).
Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan suhunya
kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan
suhu yang besar. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab
itu, pembahasan zat padat hanya membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk
kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomorfik
(sama bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K2SeO4, dan Cr2O3 dengan
Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara homogen. Artinya
satu partikel tidak dapat menggantikan kedudukan partikel lain. Suatu zat yang
mempunyai dua kristal atau lebih disebut polimorfik (banyak bentuk) (Syukri, 1999).
(Williamson, 1999).
Terdapat tiga jenis kristal cair: smektik, nematik, dan kholesterik.
BAB III
PEMBAHASAN