Anda di halaman 1dari 59

*

Home
<http://erfansyah.blogspot.com/>
*
About
</>
*
Contact
</>
*
Dummy Page
</>
Subscribe to RSS Feed <http://erfansyah.blogspot.com/feeds/posts/default>
Erfansyah. HR <http://erfansyah.blogspot.com/>
Blog Kumpulan Asuhan Keperawatan Program Profesi STIKes ALMA ATA YOGYAKARTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN STROKE HEMORAGIC DI
RUANG ICU
<http://erfansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-asuhan-keperawatan-pada-ny-h.
html>
Erfan Syah | Sabtu, 22 Juni 2013 | 1 komentar
<http://erfansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-asuhan-keperawatan-pada-ny-h.html
#comment-form>

*MAKALAH*
*ASUHAN KEPERAWATAN **P**ADA***
*NY. H DENGAN STROKE HEMORAGIC **DI**RUANG ICU RSUD *
*SARAS HUSADA PURWOREJO*

__

*Disusun oleh :*
*_ERFANSYAH_*
*120300036*
*_NURUL HIDAYAH_*
*120300058*
*_SITI SUWARSIH_*

*120300063*
*_PRIMA AGUSTIN W_*
*120300072*

*STIKES**ALMA ATA****YOGYAKARTA***
*PROGRAM STUDY NERS JURUSAN PENDIDIKAN NERS***
*201**3*
*KATA PENGANTAR*
Alhamdulillah hirrobbil alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam penulis panjatkan , karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan makalahdengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.
H Dengan Diagnosa Stroke HemoragicDi Ruangan ICU RSUD Saras Husada
Purworejo.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, Namun berkat
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalahini sesuai dengan waktu yang diberikan. Untuk
itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati izinkanlah saya
untuk menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Drg. Gustanul Arifin, M.Kes selaku Direktur RSUD Saras Husada
Purworejo.
2.
Ibuk Sunarsih S.Kep, Ns Selaku Koordinator Stase Gawat
Darurat STIKES Alma Ata Yogyakarta
3.
BapakWidodo SA, S.Kep Ns, MM Selaku Pembimbing Ruang IGD
Rumah Sakit Umum Daerah Saras Husada Purworejo
4.
IbukRuwiyah, S.Kep Ns, Selaku Pembimbing Ruang ICU Rumah
Sakit Umum Daerah Saras Husada Purworejo
5.
Ibuk Nur Faizah, AMK Selaku Pembimbing Ruang ICU Rumah Sakit
Umum Daerah Saras Husada Purworejo
6.
Legino, S.Kep Ns Selaku Pembimbing Ruang IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Saras Husada Purworejo
Penulis menyadari Makalahini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
khususnya profesi keperawatan.
Purworejo,
Penulis

April 2013

*DAFTAR ISI*
*Cover*.........................................................................
.........................................
1
*Kata
Pengantar*......................................................................
............................
2
*Daftar
Isi*............................................................................
................................

3
*BAB IPENDAHULUAN*
A.
Latar Belakang...
B.
Tujuan Penulisan
C.
Metode Penulisan...
D.
Sistematika Penulisan.

5
5
6
6

*BAB II
TINJAUAN TEORITIS*
A. Konsep Dasar Medis
1.
Pengertian ..
7
2.
Etiologi ..
7
3.
Klasifikasi ..
10
4.
Patofisiologi ..
11
5.
Pathway.........................................................................
.........
13
6.
Manifestasi Klinis .
15
7.
Komplikasi
16
8.
Pemeriksaan Penunjang
16
9.
Penatalaksanaan
17
B. Konsep Dasar Keperawatan
1.
Pengkajian
17
2.
Diagnosa Keperawatan .
20
3.
Intervensi Keperawatan
21
*BAB III
TINJAUAN KASUS*
A.
Pengkajian .
28
B.
Diagnosa Keperawatan .
C.
Intervensi Keperawatan......
D.
Implementasi Keperawatan ......

41
42
45

*BAB IV
PEMBAHASAN*
A.
Pembahasan......................................................................
......
69
*BAB V
PENUTUP*
A.
Kesimpulan.
.
72
B.
Saran
72
*Daftar
Pustaka*........................................................................
........................
74
*Lampiran*

*BAB I
PENDAHULUAN*
*A. Latar Belakang*
Stroke adalah penyebab kematian yang utama.Pola penyebab kematian di
rumah sakit yang utama dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia
yang menyebutkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian di RS.Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah

penyakit jantung dan kanker secara global.


Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan
modern saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000
penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang
meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Jumlah penderita
stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang
penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan
produktif. Stroke dapat menyerang setiap usia, namun yang sering terjadi
pada usia di atas 40 tahun. Angka kejadian stroke meningkat dengan
bertambahnya usia, makin tinggi usia seseorang, makin tinggi kemungkinan
terkena serangan stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
Angka kejadian stroke memang meningkat seiring bertambahnya usia. Setiap
penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat
dua kali lipat. Selain itu,sekitar 5% orang Indonesia yang berusia
diatas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali stroke. Untuk usia
lebih dari 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah stroke, baik
di perkotaan maupun di perdesaan (Riskesdas, 2007). Prevalensi nasional
stroke adalah 0,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala).
Berdasarkan kasus diatas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
perawatan klien dengan stroke sebagai bahan makalah kelompok dengan
judul Asuhan Keperawatan Pada Ny.HDengan Stroke Hemoragic di
RuangICURSUD Saras Husada Purworejo.
*B. Tujuan*
1.
Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke
hemoragic.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan
stroke hemoragic
b.
Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien
dengan stroke hemoragic
c.
Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan
stroke hemoragic
d.
Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawata pada klien dengan
stroke hemoragic
e.
Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah
dilakukan pada klien dengan stroke hemoragic
*C. Metode Penulisan*
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
dengan penjabaran masalah-masalah yang didapatkan dan menggunakan studi
kepustakaan dari literatur yang ada, baik di buku, jurnal maupun di
internet.
*D. Sistematika Penulisan*
Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I
: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan
penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Tinjauan teoritis terdiri dari : pengertian, anatomi
fisiologis, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi dan pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan,
komplikasi dan pemeriksaan penunjang.
BAB III
: Laporan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi
dan evaluasi.
BAB IV
: Pembahasan yang terdiri dari perbandingan jurnal dengan

teori dan praktek


lapangan yang ditemukan.
BAB V
: Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

*BAB II*
*TINJAUAN TEORITIS*
*A.
**Konsep Dasar Medis*
*1.
**Pengertian *
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit
neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak.
Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder
terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain
dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma).
*Menurut WHO. (**2007**) *Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan
tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
Stroke terdiri dari 2 jenis yaitu : Stroke adalah sindrom yang awal
timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa deficit neurologis fokal
atau global yang langsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran otak non
traumatic (Mansjoer 2007).
Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi
secara tiba-tiba dan cepat, disebabkan karena gangguan perdarahan otak.
Stroke atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (
Brunner dan Suddarth, 2008 ).
*2.
**Etiologi*
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
a.
Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema
dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua
yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali
memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
/1)
//Atherosklerosis/
/Atherosklerosis/ adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis
atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut :
a)
Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
b)
Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
c)
Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus)
d)
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek
dan terjadi perdarahan.
2) Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
3) Arteritis( radang pada arteri )

/b.
//Emboli/
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli
tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
1)
Katup-katup jantung yang rusak akibat /Rheumatik Heart
Desease/.(RHD)
2)
Myokard infark
3)
Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan
sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
4)
Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
/c.
//Haemorhagi/
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak
yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan
otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak
tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
1)
Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.
2)
Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
3)
Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4)
Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh
darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
5)
Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
d.
1)
2)
3)
e.
1)
2)

Hypoksia Umum
Hipertensi yang parah.
Cardiac Pulmonary Arrest
Cardiac output turun akibat aritmia
Hipoksia setempat
Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

Faktor Resiko Tambahan


a.
Kadar lemak darah yang tinggi termasuk Kolesterol dan
Trigliserida. Meningginya kadar kolesterol merupakan factor penting
untuk terjadinya arteriosklerosis atau menebalnya dinding pembuluh darah
yang diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah.
b.
Kegemukan atau obesitas
c.
Merokok
Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang akan mempermudah
terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan kekentalan
darah.
d.
Riwayat keluarga dengan stroke
e.
Lanjut usia
f.
Penyakit darah tertentu seperti polisitemia dan leukemia.
Polisitemia dapat menghambat kelancaran aliran darah ke otak. Sementara
leukemia/ kanker darah dapat menyebabkan terjadinya pendarahan otak.
g.
Kadar asam urat darah tinggi
h.
Penyakit paru- paru menahun.
*3.

**Klasifikasi*

Menurut Lumbantobing (2007) kelainan yang terjadi akibat gangguan


peredaran darah. Stroke dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a.
/Infark Ischemik (Stroke non Hemoragi/). Hal ini terjadi karena
adanya penyumbatan pembuluh darah otak. Infark iskemic terbagi menjadi
dua yaitu : stroke trombotik, yang disebabkan oleh thrombus dan stroke
embolik, yang disebabkan oleh embolus.
Membagi stroke non haemoragi berdasarkan bentuk klinisnya antara lain :
1)
Serangan Iskemia sepintas atau /transient ischemic Attack/ (TIA).
Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran
darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2)
Defisit Neurologik Iskemia Sepintas/ /Reversible Ischemic
Neurologik Defisit/ (RIND). Gejala neurologik timbul 24 jam, tidak
lebih dari seminggu.
3)
Stroke Progresif (/Progresive Stroke/ Stroke in evolution/).
Gejala makin berkembang ke otak lebih berat.
4)
Completed Stroke
Kelainan saraf yang sifatnya sudah menetap, tidak berkembang lagi.
b.
Perdarahan (Stroke Hemoragi).
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi
atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen
intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen
intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan
peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak
sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke
substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme
pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan
aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan
otak. (Arif mutakin,2008)
*4.
**Patofisiologi*
a.
Stroke Hemoragic
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama
kasus gangguan pembuluh darah otak. Perdarahan serebral dapat terjadi di
luar duramater (hemoragi ekstradural atau epidural), dibawah duramater,
(hemoragi subdural), diruang subarachnoid (hemoragi subarachnoid) atau
di dalam substansi otak (hemoragi intraserebral). Hemoragi ekstradural
(epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan
segera. Ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri
dengan arteri meningea lain. Hemoragi subdural (termasuk hemoragi
subdural akut) pada dasarnya sama dengan hemoragi epidural, kecuali
bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya, periode
pembentukan hematoma lebih lama ( intervensi jelas lebih lama) dan
menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami
hemoragi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda dan gejala. Hemoragi
subarachnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi
penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma pada area sirkulus
wilisi dan malformasi arteri-vena kongenital pada otak. Arteri di dalam
otak dapat menjadi tempat aneurisma. Hemoragi intraserebral paling umum
pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena
perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur
pembuluh darah. pada orang yang lebih muda dari 40 tahun, hemoragi
intraserebral biasanya disebabkan oleh malformasi arteri-vena,
hemangioblastoma dan trauma, juga disebabkan oleh tipe patologi arteri
tertentu, adanya tumor otak dan penggunaan medikasi (antikoagulan oral,
amfetamin dan berbagai obat aditif). Perdarahan biasanya arterial dan
terjadi terutama sekitar basal ganglia. Biasanya awitan tiba-tiba dengan
sakit kepala berat. Bila hemoragi membesar, makin jelas defisit
neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan
abnormalitas pada tanda vital. Pasien dengan perdarahan luas dan

hemoragi mengalami penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital.


b.
Stroke Non Hemoragic
Terbagi atas 2 yaitu :
1)
Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya
penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena thrombus yang makin lama
makin menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan
aliran arah ini menyebabkan iskemik yang akan berlanjut menjadi infark.
Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama
kelamaan akan terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke
trombosis adalah di percabangan arteri carotis besar dan arteri vertebra
yang berhubungan dengan arteri basiler. Onset stroke trombotik biasanya
berjalan lambat.
Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari
bagian tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di
pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah
percabangan lumen yang menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah
atau Middle Carotid Artery ( MCA ). Dengan adanya sumbatan oleh emboli
akan menyebabkan iskemik.

*
*
*5.

**Pathway*

Hipertensi
DM
Penimbunan lemak/ Kolesterol dalam darah
Penyempitan Pembuluh
Darah

Tekanan kapiler naik

Trombus

Volume interstisial meningkat


Pembuluh darah kaku dan pecah
EDEMA

*Kelebihan Volume
cairan*
HAEMORHAGIC*
*
*

*STROKE

*STROKE HAEMORHAGIC*
* *
Pecahnya pembuluh darah
otak

Perdarahan Intrakranial

Kerusakan neuromuskuler
)
Perembesan ke parenkim otak

CBF ( aliran darah ke otak


Penekanan kortek cerebri

Ggn transmisi input


Glukosa darah dalam
otak
Pergeseran / penekanan
Cranialis
UMN/ LMN
otak
jaringan otak

Paralisis
PH, PO2, PCO2

Suplay O2 ke
gangguan N.

Tingkat kesadaran
Gggn N V, VII, IX,

PTIK

XII

*Ggn perfusi jaringan**cerebral*

Kelemahan pergerakan sendi


Hipoksia jaringan
Fungsi mengunyah, menelan,
sensasi kecap
dan pergerakan lidah
Kontraktur
RR
Intake nutrisi per oral

*Gangguan mobilisasi*
Ggn pola nafas*

* PSP*
CES

sirkulasi ke otak
Sekresi ADH

*
Perpindahan CES CSS

*Ggn keb nutrisi

peroral*

*Ggn Komunikasi
verbal
eliminasi BAK*
Perbedaan antara infark dan perdarahan otak sebagai berikut :
*Gejala(anamnesa)***
*Infark***
*Perdarahan***
Permulaan
Waktu
Peringatan
Nyeri Kepala
Kejang
Kesadaran menurun
Sub akut
Bangun pagi
+ 50% TIA
Kadang sedikit
Sangat akut
Lagi aktifitas
+
++
+++
Gejala Objektif
Koma
Kaku kuduk
Kernig
pupil edema
Perdarahan Retina
Pemeriksaan Laboratorium
Darah pada LP
X foto Skedel
Angiografi
CT Scan.
Infark
+/+
Oklusi, stenosis

Ggn

Densitas berkurang
Perdarahan
++
++
+
+
+
+
Kemungkinan pergeseran glandula pineal
Aneurisma
AVM. massa intra hemisfer/vasospasme.
Massa intrakranial densitas bertambah.
Perbedaan perdarahan Intra Serebral (PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Gejala
PIS
PSA
Timbulnya
Nyeri Kepala
Kesadaran
Kejang
Tanda rangsangan Meningeal.
Hemiparese
Gangguan saraf otak
Dalam 1 jam
Hebat
Menurun
Umum
+/++
+
1-2 menit
Sangat hebat
Menurun sementara
Sering fokal
+++
+/+++
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
1.
Stroke hemisfer Kanan
a.
Hemiparese sebelah kiri tubuh.
c.
Penilaian buruk
d.
Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga
kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut.
2.
Stroke yang Hemifer kiri
a.
Mengalami hemiparese kanan

d.
b.

Disfagia global
Perilaku lambat dan sangat hati-hati

e.
c.

Afasia
Kelainan bidang pandang sebelah kanan.

f.

Mudah frustasi

*6.
**Manifestasi Klinis*
Stroke ini menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada
lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder
atau aksesori)
a.
Kehilangan motorik : hemiplegia (paralisis pada salah satu
sisi) karena lesi pada sesi otak yang berlawanan, hemiparesis atau
kelemahan salah satu sisi tubuh.
b.
Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfasia
atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), apraksia
(ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya)
c.
Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual, gangguan hubungan
visual-spasial, kehilangan sensori
d.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
e.
Disfungsi kandung kemih
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tidak berfungsi yang
disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu
muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala
itu antara lain bersifat:
a.
Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan
hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient
ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama,
memperberat atau malah menetap.
b.
Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND)
c.
Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini desebabkan
gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut progressing
stroke atau stroke inevolution.
d.
Sudah menetap/permanent.
*7.
**Komplikasi*
Komplikasi utama pada stroke yaitu :
a.
Hipoksia Serebral
b.
Penurunan darah serebral dan Luasnya area cedera
*8.
**Pemeriksaan Penunjang*
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa
stroke antara lain adalah:
a.
/Angiografi/
Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan.
Suatu kateter dimasukkan dengan tuntunan fluoroskopi dari arteria
femoralis di daerah inguinal menuju arterial, yang sesuai kemudian zat
warna disuntikkan.
b.
/CT-Scan/
CT-scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan.
c.
/EEG (Elektro Encephalogram)/
Dapat menunjukkan lokasi perdarahan, gelombang delta lebih lambat di
daerah yang mengalami gangguan.

d.
Pungsi Lumbal
Menunjukan adanya tekanan normal, tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukan adanya perdarahan.
e.
/MRI/: Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
f.
/Ultrasonografi Dopler /: Mengidentifikasi penyakit arteriovena
g.
Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal (Doenges E, Marilynn,2000 hal 292).
*9.
**Penatalaksanaan*
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis
sebagai berikut
a.
Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
1)
Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
2)
Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3)
Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4)
Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
5)
Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan
latihan-latihan gerak pasif.
*B. **Konsep Dasar Keperawatan*
*1.
**Pengkajian*
a.
Pengkajian Primer
/Airway/
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
/Breathing/
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
/Circulation/
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b.
Pengkajian Sekunder
1)
Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralysis.
mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
Perubahan tingkat kesadaran
Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis (
hemiplegia ) ,kelemahan umum.
gangguan penglihatan
2)
Sirkulasi
Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung,
disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
Hipertensi arterial
Disritmia, perubahan EKG
Pulsasi : kemungkinan bervariasi
Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3)
Integritas ego
Data Subyektif:
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:

Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan ,


kegembiraan
kesulitan berekspresi diri
4)
Eliminasi
Data Subyektif:
Inkontinensia, anuria
distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya
suara usus( ileus paralitik )
5)
Makan/ minum
Data Subyektif:
Nafsu makan hilang
Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
Obesitas ( factor resiko )
6)
Sensori neural
Data Subyektif:
Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau
perdarahan sub arachnoid.
Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat
seperti lumpuh/mati
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada
ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan ,
gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan
fungsi kognitif
Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua
jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran,
stimuli taktil
Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi
pada sisi ipsi lateral
7)
Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial

*2.
**Diagnosa Keperawatan*
a.
Ketidakefektifan pembersihan jalan napas berhubungan dengan
akumulasi skret sekunder adanya kelemahan neuromuskuler.
b.
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengangangguan aliran arteri atau vena
c.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit: kurang dari yang
dibutuhkan berhubungan dengan intake yang tidak adequate.

d.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kesulitan menelan dan mengunyah
e.
Intoleransi aktifvitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplay oksigen dengan kebutuhan
f.
Gangguan komunikasi verbal berhubungn dengan gangguan pada N.
Fasialis
g.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas

*N*
*O*
*Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi*
*NURSE CARE PLANING*
*NOC*
*NIC*
*1*
*Bersihan Jalan Nafas tidak efektif *berhubungan dengan:
Infeksi, disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus,
alergi jalan nafas, asma, trauma
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan,
banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
DS:
Dispneu
DO:
Penurunan suara nafas
Orthopneu
Cyanosis
Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
Produksi sputum
Gelisah
Perubahan frekuensi dan irama nafas
NOC:
vRespiratory status : Ventilation
vRespiratory status : Airway patency
vAspiration Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..pasien menunjukkan
keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
v Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang penyebab.
v Saturasi O2 dalam batas normal

v Foto thorak dalam batas normal


Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.
Berikan O2 l/mnt, metode
Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator :
Monitor status hemodinamik
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
Berikan antibiotik :
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan : O2,
Suction, Inhalasi.
*2*
*Perfusi jaringan cerebral tidak efektif*b/d gangguan afinitas Hb
oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan
transport O2, gangguan aliran arteri dan vena
DO
-

Gangguan status mental


Perubahan perilaku
Perubahan respon motorik
Perubahan reaksi pupil
Kesulitan menelan
Kelemahan atau paralisis ekstrermitas
Abnormalitas bicara

*NOC :*
v Circulation status
v Neurologic status
v Tissue Prefusion : cerebral
Setelah dilakukan asuhan selamaketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral teratasi dengan kriteria hasil:
v Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
v Tidak ada ortostatikhipertensi
v Komunikasi jelas
v Menunjukkan konsentrasi dan orientasi
v Pupil seimbang dan reaktif
v Bebas dari aktivitas kejang
v Tidak mengalami nyeri kepala
*NIC :***
v Monitor TTV
v Monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
v Monitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepala
v Monitor level kebingungan dan orientasi
v Monitor tonus otot pergerakan
v Monitor tekanan intrkranial dan respon nerologis
v Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus
v Monitor status cairan
v Pertahankan parameter hemodinamik

v Tinggikan kepala 0-45^o tergantung pada konsisi pasien dan order medis
*3*
*Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh*
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.
DS:
Nyeri abdomen
Muntah
Kejang perut
Rasa penuh tiba-tiba setelah makan
DO:
Diare
Rontok rambut yang berlebih
Kurang nafsu makan
Bising usus berlebih
Konjungtiva pucat
Denyut nadi lemah
*NOC:*
a.
Nutritional status: Adequacy of nutrient
b.
Nutritional Status : food and Fluid Intake
c.
Weight Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.nutrisi kurang teratasi
dengan indikator:
v Albumin serum
v Pre albumin serum
v Hematokrit
v Hemoglobin
v Total iron binding capacity
v Jumlah limfosit
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval

*4*
*Intoleransi aktivitas *
Berhubungan dengan :

Tirah Baring atau imobilisasi

Kelemahan menyeluruh

Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan


Gaya hidup yang dipertahankan.
DS:

Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.

Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.


DO :

Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas


Perubahan ECG : aritmia, iskemia

*NOC : *
v Self Care : ADLs
v Toleransi aktivitas
v Konservasi eneergi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . Pasien bertoleransi
terhadap aktivitas dengan *Kriteria Hasil :*
v Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR
v Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
v Keseimbangan aktivitas dan istirahat
*NIC :***
v Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
v Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
v Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
v Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
v Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
v Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
v Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
v Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
v Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial
v Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
v Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
v Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
v Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
v Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
v Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
v Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan**
v Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual*.***
*5*
*Defisit perawatan diri*
Berhubungan dengan : penurunan atau kurangnya motivasi, hambatan
lingkungan, kerusakan muskuloskeletal, kerusakan neuromuskular, nyeri,
kerusakan persepsi/ kognitif, kecemasan, kelemahan dan kelelahan.

DO :
ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian,
ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting

*NOC :*
vSelf care : Activity of Daily Living (ADLs)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . Defisit perawatan diri
teratas dengan kriteria hasil:**
vKlien terbebas dari bau badan
vMenyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
vDapat melakukan ADLS dengan bantuan
*NIC :*
S*elf Care assistane : ADLs*
Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan makan.
Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

*
*
*BAB III*
*TINJAUAN KASUS***
*A.
**Identitas Pasien*
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Diagnosa medis
Tgl Masuk RS

: Ny. H
: Perempuan
: 60 Tahun
: Jl. KH A. Dahlan no 76 Purworejo
: Belum Kawin
: Protestan
: : Tidak Bekerja
: Stoke Hemoragik
: 23 Mei 2013

Tgl Masuk ICU


Tanggal Pengkajian
No. RM

: 30 Mei 2013
: 30 Mei 2013
: 190405

*B.
**Keluhan Utama*
Penurunan Kesadran, tingkat kesadaran Sopor, GCS: E=2 M=2 V= 2
*C.
**Riwayat Penyakit*
Keluarga pasien mengatakan 8 hari yang lalu tiba tiba pasien tidak bisa
bangun dan tidak bisa berbicara.Kemudian keluarga langsung membawa
pasien ke rumah sakit, 7 hari pasien di rawat di bangsal tetapi tidak
ada kemajuan sehingga di pindah ke ICU.
*D.
**Riwayat
Menurut keluarga
ketika dilakukan
ditimbulkan oleh

Penyakit Dahulu*
7 bulan yang lalu pasien pernah dirawat dirumah sakit
pembedahan pada kaki kanannya akibat luka yang
penyakit Diabetes Melitus yang diderita Pasien.

*E.
**Riwayat Penyakit Keluarga*
Menurut keluarga pasien, dalam keluarga tidak ada yang menderita stroke,
akan tetapi keponakan pasien menyebutkan bahwa ayah dari pasien
menderita DM semasa hidupnya.
*F.
**Genogram*
X
X
X
X
* *

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Dalam satu rumah
: Meninggal

Kedua orang tua pasien telah meninggal, pasien hidup sendiri, dia
dirumah bersama seorang yang mengurusinya. Sedangkan orang orang
terdekat adalah, keponakannya,akan tetapi mereka sudah berkeluarga dan
tinggal di luar kota untuk mengurus usahanya.
*G.
**Primary Suvey*
/1.
//Airway/
Tidak ada sumbatan jalan nafas berupa cairan, sputum atau benda asing.
/2.
//Breathing/
Respiratory rate
: 24
SPO2
: 99%
Suara nafas
: vesikuler
Irama nafas regular, tidak terdapat batuk, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak menggunakan pernafasan cuping hidung.
/3.
//Circulation/
Suhu
: 37,1 C
TD
: 201/133 mmHg
MAP
: 137
HR
: 64 x/menit
Turgor kulit
: Buruk
Mata
: Tidak cekung
Capilary refill :< 2 detik
Tidak sianosis, anemis, akral hangat, tidak ada muntah
/4.
//Disability/
Tingkat kesadaran : Sopor
GCS:
Pupil :Isokor

E=2

M=2

V=2

/5.
//Eksposure/
Terdapat luka lecet pada paha kanan, tangan kanan dan kiri serta
terdapat luka bekas debridement 7 bulanyang lalu pada kaki kanannya.
/6.
//Fluid/
Klien terpasang kateter no. 16 dengan jumlah urine 300 cc berwarna
kuning jernih
/7.

//Gastric/

Klien terpasang NGT, cairan residu berwarna kuning.


*H.
**Pemeriksaan Fisik*
Keadaan Umum
: Klien tampak lemah
Tingkat Kesadaran
: Sopor
GCS
: E=2 M=2
V=2
BB/TB
: 95 Kg/ 157 cm
1.
Kepala
*Inspeksi*
: Bentuk kepala bulat, tidak ada lesi
dikepala, rambur berwarna putih, lurus, distribusi merata.
*Palpasi
*: Tidak terdapat oedema
2.
Mata
*Inspeksi*
: Kedua mata klien simetris, konjungtiva
tidak anemis, pupil isokor, diameter kanan kiri 2mm/2mm, reaksi cahaya +/+.
3.
Telinga
*Inspeksi*
: Kedua telinga simetris lengkap dan
terdapat kedua lubang telinga, tidak ada lesi, terdapat serumen, tidak
terdapat pengeluaran darah atau cairan.
4.
Hidung
*Inspeksi*
: Posisi septum nasal simetris, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat pengeluarean lender
atau darah, terpasangoksigen 3 liter permenit dengan nasal kanul dan
terpasang NGT pada salah satu lubang hidung.
5.
Mulut dan tenggorokan
*Inspeksi*
: Mukosa bibir lembab, gigi klien tidak
lengkap, mulut kotor.
6.
Leher
*Inspeksi*
: Leher Simetris, tidak terdapat jejas
di leher
*Palpasi*
: Tidak terdapat pembengkakan, tidak
terdapat pembesaran kelenjaran limfe, dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
7.
Thorak
*Inspeksi*
: Thoraks simetris, klien tidak
menggunakan otot bantu nafas dan tidak terdapat retraksi dinding dada,
/Respiratory Rate/24x/menit.
*Palpasi*
: Gerakan paru saat inspirasi dan
ekapirasi sama, tidak terdapat massa, tidak terdapat fraktur pada daerah
thorak,
*Perkusi*
: Perkusi paru resonan
*Auskultasi*
: Tidak terdapat suara tambahan, bunyi
nafas vesikuler
8.
Jantung
*Inspeksi*
: Tidak terdapat palpitasi, ictus cordis
tidak terlihat.
*Palpasi*
: Heart Rate 64x/menit, /capillary
refil/l selama 2 detik
*Perkusi *
: Perkusi jantung terdengar pekak.
*Auskultasi*
: Tekanan darah 201/133 mmHg mmHg, bunyi
jantung S1 dan S2 dengan irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung
tambahan murmur, gallop.
9.
Payudara
*Inspeksi*
: Payudara simetris, letak putting susu
tepat di tengah aerola, *Palpasi*
: Tidak terdapat benjolan di
sekitar payudara.
10. Abdomen
*Inspeksi*
: Perut Nampak besar ( banyak penumpukan
lemak), kulit elastis, tidak terdapat lesi atau massa

*Palpasi*
: Tidak terdapat Asites
*Perkusi*
: Timpani
*Auskultasi*
: Bising usus 8x/menit,
11. Genetalia dan perineal
*Inspeksi*
: Terpasang selang kateter denga urin
kuning jernih
12. Ekstermitas
*Inspeksi*
:
Pada Ekstermitas atas kanan
: Terdapat pembengkakan dan
terpasang IVFD
Pada ekstermitas Atas Kiri
: Nampak sedikit bengkak
Pada ekstermitas kanan bawah
: terdapat luka bekas debridement
ulkus DM, bagian paha terdapat penggelapan warna kulit akibat bedtres
yang lama. Terdapat udema
Pada ekstermitas kiri bawah
: terdapat penggelapan warna
kulit akibat bedtres yang lama. Terdapat udema
I.
Pengkajian Pola system
1.
Pola persepsi dan Managemen Terhadap Kesehatan
Klien saat ini di rawat di ruang ICU, klien mengalami penurunan
kesadaran dan tampak lemah.Keluarga berharap klien cepat sembuh dan bisa
kembali kerumah.
2.
Pola Nutrisi dan metabolic (Diit Dan Pemasukan Makanan)
Keluarga klien mengatakan saat dirumah,klien biasa makan 2x/hari
dengannasi,lauk pauk dan sayuran,pada pagi hari klien makan roti atau
kue dan minum teh.Klien minum 5-6 gelas perhari. Saatdirumah sakit,klien
terpasang NGT, klien makan makanan yang disediakan rumah sakit yaitu
peptisol/ diabetasol
3.
Pola Eliminasi
Sebelum sakit, keluarga klienmengatakan bahwa klien biasa BAB 1 kali
sehari atau 2 hari sekali. Saat di rumah sakit, klien BAB 1x.Klien
terpasang kateter dengan urine berwarna kuning jernih.
4.
Pola Aktivitas
Keluarga klien mengatakan, sebelum masuk rumahsakitklien beraktivitas
minimal, klien tidak dapat berjalan karena mengalami kelemahan pada
tangan dan kaki sebelah kanan.Aktivitas klien sehari-hari dibantu oleh
keluarga klien.Selama dirawat di rumah sakit untuk memenuhi /activity
daily living/ dibantu oleh perawat dan keluarga.
5.
Pola Istirahat : Tidur
Sebelum sakit keluargaklienmengatakan bahwa klien biasa tidur pukul
21.00 - 05.00.Klien biasa tidur siang.
6.
Pola Peran Hubungan
Keluarga klien mengatakan, klien mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarga,
7.
Pola seksual dan reproduksi
Keluarga klien mengatakanklien tidak memiliki keluhan di organ
reproduksinya.Pasien belum pernah memiliki suami maupun anak.
8.
Pola koping dan toleransi terhadap stress
Keluarga klien mengatakan klien dapat menerima keadaannya yang sekarang,
dan dapat mengontrol emosinya.
9.
Pola nilai kepercayaan
Keluarga klienmengatakan agama yang dianut keluarga dan klien adalah

protestan. Sewaktu masih sehat pasien rajin melaksanakan ibadah di gereja.


*J.
**DATA PENUNJANG*
1.
Pemeriksaan Laboratorium
23 Mei 2013
*Pemeriksaan*
*Hasil*
*Satuan*
*Nilai normal*
Glukosa sewaktu
138
mg/dl
70-140
Urea
17
mg/dl
10-50
Kreatinin
1,08
mg/dl
0,5-1,2
Cholesterol
293
mg/dl
50-250
HDL Cholesterol
58
mg/dl
0-55
LDL Cholesterol
395
mg/dl
0-150
Trigliserida
129
mg/dl

0-150
SGOT
19
u/L
0-37
SGPT
10
u/L
0-42
Asam urat
5,0
mg/dl
3,4-7
K
3,3
mmol/L
3,4-5,4
Na
145
mmol/L
135-155
Cl
113
mmol/L
95-108
HbsAg
-

Negatif
*Pemeriksaan*
*Hasil*
*Satuan*
*Nilai normal*

WBC
7,36
10^3 /UL
4,8-10,8
RBC
4,47
10^6 / UL
P : 4,7 6,1
W : 4,2-5,4
HGB
12,0
gr/dl
P : 14-18 gr/dl
W : 12-16 gr/dl
HCT
7,0
%
P : 42-52 %
W : 37-47%
PLT
356
10^3 /UL
150-400
Pemeriksaan Urinalisa 23 Mei 2013
*Pemeriksaan*
*Hasil*
*Nilai Normal*
Warna
Kuning
Kuning Muda-Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
Berat Jenis
1017

1015-1030
pH
5,5
4,0-7,8
Leukosit
2+
Nitrit
Protein
3+
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Eritrosit
3+
Sedimen
Hyalin
Granula
1
10-15
15-25
+
+

Sel epitel
Leukosit
Eritrosit
Kristal
Silinder

1
0-5/LPB
0-2/LPB
-

*2.
**Hasil CT SCAN *31 Mei 2013
Tampak Lesi hyperdens intraventrikell lateral bilateral terutama dextra
dengan HU 44-55. Ventrikel lateral dan ventrikel III relative melebar
sinetris. Tak tampak devisiasi Struktur mediana
Kesan : Intraventrikuler Haemorhage
*3.
**Hasil EKG *Tanggal 31 Mei 2013
Sinus Rhytme

*4.
**Terapi**obat *
*Nama obat*
*Komposisi*
*Indikasi*
*Dosis*
30 Mei 2013
Ceftriaxon
ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g
pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah, Otitis media
bakteri akut, Infeksi kulit dan struktur kulit
1x2gr
Aminophilin
Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg
Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
2 ampul drip/500ml
Sanmol
Paracetamol
Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, demam yg menyertai
flu & stlh imunisasi.

2x1
Brainact
Citicolin
Gangguan fungsi kognitif pada lansia
2 x 500 mg
Lapibal
Mecobalamin
Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia megaloblastik krn defisiensi
vit B12. Inj: Neuropati perifer.
2x1 A
Herbrezzer
Diltiazem Hcl
Takhiaritmia supraventikular, penangangan penigkatan tekanan darah, yang
tidak normal selama operasi, hipertensi dala keadaan adarurat
Drip
Futrolit
*Per 500 ml*NaCl 1.812 g, KCL 0.671 g, CaCldihidrat 0.147 g,
MgClhexahidrat 2.586 g, Na asetat trihidrat 0.305 g, sorbitol 25 g, air
untuk injeksi 500 g.
Osmolarity: 475-575 mOsm/L.
Perbaikan kebutuhan karbohidrat, cairan & elektrolit pada tahap pre,
intra & pasca operasi, dehidrasi isotonik & kehilangan cairan extracellular.
20tpm
31 Mei 2013
Ceftriaxone
ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g
pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah, Otitis media bakteri
akut, Infeksi kulit dan struktur kulit
1x2gr
Aminophilin
Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg
Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
2 ampul drip/500ml
Sanmol
Paracetamol
Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, demam yg menyertai
flu & stlh imunisasi.
2x1
Brainact

Citicolin
Gangguan fungsi kognitif pada lansia
2 x 500 mg
Lapibal
Mecobalamin
Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia megaloblastik krn defisiensi
vit B12. Inj: Neuropati perifer.
2x1 A
Herbrezzer
Diltiazem Hcl
Takhiaritmia supraventikular, penangangan penigkatan tekanan darah, yang
tidak normal selama operasi, hipertensi dala keadaan adarurat
Drip
Futrolit
*Per 500 ml*NaCl 1.812 g, KCL 0.671 g, CaCldihidrat 0.147 g,
MgClhexahidrat 2.586 g, Na asetat trihidrat 0.305 g, sorbitol 25 g, air
untuk injeksi 500 g.
Osmolarity: 475-575 mOsm/L.
Perbaikan kebutuhan karbohidrat, cairan & elektrolit pada tahap pre,
intra & pasca operasi, dehidrasi isotonik & kehilangan cairan extracellular.
20tpm
1 juni 2013
Ceftriaxone
ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g
pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah, Otitis media bakteri
akut, Infeksi kulit dan struktur kulit
1x2gr
Aminophilin
Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg
Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
2 ampul drip/500ml
Kalnex
Tiap ml S injeksi (10 w/v %) mengandung Tranexamic acid100 mg
Untuk fibrinolisis lokal seperti epistaksi, prostatektomi, konisasi
serviks, Edema angioneurotik hereditas, Pendarahan abnormal sesudah
operasi secara umum, Pendarahan sesudah operasi gigi pada penderita
haemofilia
3x500mg
Brainact

Citicolin
Gangguan fungsi kognitif pada lansia
2 x 500 mg
Lapibal
Mecobalamin
Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia megaloblastik krn defisiensi
vit B12
2x1 A
Herbrezzer
Diltiazem Hcl
Takhiaritmia supraventikular, penangangan penigkatan tekanan darah, yang
tidak normal selama operasi, hipertensi dala keadaan adarurat
Drip

*
*
*5.
**Pathway Kasus***
Hipertensi
Penimbunan lemak/kolesterol yang meningkat
dalam darah
Lemak nekrotik dan berdegenerasi
Infiltrasi limfosit (trombus)
pembuluh darah
Pembuluh darah menjadi kaku

Pembuluh darah
pecah
Peningkatan volume interstisial

Stroke
hemoragic
Udema

Penyempitan
Tekanan Kapiler meningkat

Kelebihan Volume Cairan


Proses metabolisme dalam otak terganggu
darah & O_2 ke otak
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

Penurunan suplay

Peningkatan TIK

Arteri vertebra basilasris


Disfungsi N XI
(Assesorius)

Penurunan fungsi N. IX dan X


Proses menelan tidak efektif

Refluks
Disfagia
Kelemahan Anggota
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gerak
Kerusakan
Mobilitas Fisik
Defisit
Perawatan Diri

*K.
**Analisa Data*
*Analisa data*
*Etiologi*
*Masalah*
Data Subyektif : Data Obyektif :
a.
Tingkat kesadaran : sopor
b.
GCS
E : 2
V:2
M :2
c.
Klien mengalami kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan
d. Klien tampak lemah
e.
Klien memiliki riwayat stroke sekitar 1 tahun yang lalu.
f.
Pupil isokor, diameter kanan/kiri 2mm/2mm, reaksi cahaya +/+.
Gangguan aliran arteri atau vena
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
Data Subyektif : Data Obyektif :
a.
Klien mengalami kelemahan pada ekstrimitas sebelah kanan
b.
Klien tidak mampu melakukan perawatan diri mandi/hygiene,
berpakaian/berhias, makan dan eliminasi karena mengalami penurunan kesadaran

Kelemahan
Defisit Perawatan Diri Total
Data Subyektif : Data Obyektif :
a.
Klien tampak lemah
b.
Klien mengalami kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan
c.
Klien mengalami penurunan kesadaran
d.
Tingkat kesadaran : sopor
e.
Vital Sign:
TD
: 201/133 mmHg
MAP
: 137
HR
: 64 x/menit
RR
: 24x/menit
SPO_2 _
: 99%
Kontraktur atau kaku sendi

Hambatan mobilitas Fisik


Data Subyektif :
Keluarga mengatakan Selama di Rumah sakit selama 8 hari sebelum masuk
ICU pasien minum susu dari rumah sakit melalui NGT
Data Obyektif :
a.
Klien mengalami penurunan kesadaran
b.
Tingkat kesadaran : Sopor
c.
Membran mukosa kering
d.
Konjungtiva pucat
e.
Terpasang NGT dengan residu berwarna kuning
f.
Bising usus 8x/menit
g.
Klien mengalami kelemahan otot
h.
LLA :35 cm
Interprestasi LILA 122 (Obesitas)
i.
Edema pada Ekstermitas atas dan ekstermitas bawah
j.
Turgor kulit buruk
k.
WBC7,36
l.
RBC4,47
m.
HGB12,0
n.
HCT7,0
o.
PLT356
Penyakit kronis (Stroke)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DS=Data Obyektif
a.
Klien mengalami edema pada ekstermitas atas dan bawah
b.
TD: 201/133 mmHg
c.
HR
: 64 x/menit
d.
Turgor kulit
: Buruk
e.
Balance cairan 24 jam tanggal 31 mei
*Balance cairan = Intake cairan Output Cairam*
*
1200 cc 1650 cc*
*
= + 450 cc *
Gangguan mekanisme regulasi

Kelebihan volume cairan


*L.
**Diagnosa keperawatan*
1.
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b/dgangguan aliran
arteri atau vena
2.
Kelebihan Volume cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi
3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/dpenyakit
kronis (Stroke)
4.
Defisit perawatan diri total b/dkelemahan
5.
Hambatan mobilitas fisik b/dkaku sendi atau kontraktur
*M. /Nursing Care Plan/*
*No*
*Diagnosa Keperawatan*
*NOC*
*NIC*
1
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
*NOC :*
Circulation status
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kriteria hasil:
v Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal
TD : Sistole
: 120-140 mmHg
Diastole : 70 90 mmHg
HR : 60 100 x /menit
RR : 15-22 x/menit
S
: 36 37,5C
v Pupil seimbang dan reaktif. Diameter kanan/kiri
2/2, reaksi +/+
v Bebas dari aktivitas kejang
v Tingkat kesadaran samnolen

*NIC :***
v Monitor TTV
v Monitor GCS, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
v Monitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepala
v Monitor level kebingungan dan orientasi
v Monitor tonus otot pergerakan
v Pertahankan pemberian O_2
v Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus
v Monitor status cairan
v Kolaborasi pemberian obat neuroprotektif
2
Kelebihan Volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam maka volume cairan
seimbang dengan indikator:

v
v
v
v

volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan danpengeluaran


bunyi nafas bersih/jelas
tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil
tidak ada edema

a.
Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana
diuresis terjadi.
Rasional: Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan
perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran
urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.
b.
Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
Rasional: Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
tibatiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.
c.
Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler
selama fase akut.
Rasional: Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan
produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.
d.
Pantau TD dan CVP (bila ada)
Rasional: Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan
dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.
e.
Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi
abdomen dan konstipasi.
Rasional: Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu
fungsi gaster/intestinal.
f.
Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
g.
Konsul dengan ahli diet.
Rasional: perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi
kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.
3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kesulitan menelan dan mengunyah
*NOC:*
Nutritional status: Adequacy of nutrient
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, diharapkan
nutrisi kurang teratasi dengan kriteria hasil :
a.
Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
b.
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
60-64 kg
c.
Mentoleransi diet yang dianjurkan
d.
Tidak ada muntah
a.
b.
nutrisi
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4

Kaji adanya alergi makanan


Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
yang dibutuhkan pasien
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nutrisi
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Pertahankan terapi IV line

Defisit perawatn diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas


/Self care : Activity of Daily Living (ADLs/)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

defisit perawatan diri teratas dengan kriteria hasil:**


vKlien terbebas dari bau badan
vDapat melakukan ADLS dengan bantuan
S*elf Care assistane : ADLs*
Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan makan.
Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.
5
Hambatan mobilitas fisikberhubungan dengan kaku sendi atau kontraktur
*NOC : *
Mobilisasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien
mobilisasi di tempat tidur dengan Kriteria Hasil :
v Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR
v Keseimbangan aktivitas dan istirahat
*NIC :***
a.
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
b.
Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
c.
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
d.
Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan
e.
Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala
f.
Pertahankan pemberian oksigen

*N.
**Implementasi **dan Evaluasi*
*Implementasi Hari Pertama Tanggal 30 Mei 2013***
*No*
*Diagnosa Keperawatan*
*Implementasi Keperawatan*
*Evaluasi Keperawatan*
*
1.

TTD*

Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan


aliran arteri atau vena
1.
Memonitor TTV ( Perjam, 11.00 14.00)
2.
Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi. ( jam
13.45)
3.
Mencatat perubahan pasien dalam merespon stimulus. (jam 13.45)
4.
Memonitor status cairan (jam 13.00).
5.
Memantau tingkat kesadaran pasien. ( 13.45).
6.
Kolaborasi dalam pemberian
Oksigenasi ( Nassa Kanul, 3 Lpm).
Farmakologi : Brainact 500mg, Farbion drip 1ampul 3 ml, Ranitidine
50 mg dan Methylprednisolone 125mg.
S = O =

Vital Sign tiap jam terlampirpada catatan perkembangan RM12 ( jam


11.00-21.00)

Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+( jam 13.45)

Input IVFD Futrolit 100 ml( jam 13.30)

Output Urine = 100 ml( jam 13.30)

O_2 3 liter/menit( jam 12.00)

Kesadaran Sopor GCS E2, V2, M2( jam 13.45)

Therapy farmakologi telah dilaksanakan sesuai advice dokter.( jam


18.00)
A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Monitor status cairan
4.
Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Siti Suwarsih S,Kep
&
Nurul Hidayah S,Kep
2
Kelebihan volume cairan tubuh b.d gangguan mekanisme regulasi
1.
2.

Monitor balance cairan ( 13.00)


Monitor TTV (Perjam ( 07.00-14.00)

S=O=

Input futrolit 100 ml


Urin 100ml( jam 11.00)
TTV terlampir

A= Masalah teratasi sebagian


P= Lanjutkan intervensi
Siti Suwarsih S,Kep

&
Nurul Hidayah S,Kep
3.
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
1. Memonitor TTV ( perjam, 14.00 21.00).
2. Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi. (
perjam, 14.00 21.00).
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon stimulus. (jam 20.00)
4. Memonitor status cairan (jam 20.00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien.( perjam, 14.00 21.00).
S = O =

Vital Sign tiap jam terlampirpada catatan perkembangan RM12


Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input Asering dan diit 650 ml(16.00)
Output Urine = 300 ml( jam 20.30)
O_2 3 liter/menit

A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi :
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Monitor status cairan
4.
Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Prima Agustin W S,Kep
4
Kelebihan volume cairan tubuh b.d gangguan mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 20.00)
Monitor TTV (Perjam (14.00-21.00)
S=O=

Input futrolit dan diit 200 ml( jam 20.30)

Urin 100ml( jam 20.45)

Balance cairan + 100

TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
Prima Agustin W S,Kep
5
Hambatan Mobilitas Fisikberhubungan dengan kaku sendi atau kontraktur
1. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik).
(perjam, 14.00-21.00).

2. Memantau perkembangan motorik pasien. (15.00)


3. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas
keperawatan.(perjam, 14.00-21.00)
4. Mempertahankan pemberian oksigen. (perjam, 14.00-21.00)
S= O =

Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas.( jam 15.00)


O_2 nassa kanul 3 liter/menit.

A =Masalah teratasi sebagian


P =Lanjutkan Intervensi
1. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktifitas.
2. Pantau perkembangan motorik pasien.
3. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktifitas keperwatan.
4. Pertahankan pemberian oksigen.
Prima Agustin W S,Kep
6
Defisit perawatn diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. ( Jam 14.50)
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. (15.00)
Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.(15.00)
S = O =

Pasien

Pasien
hygiene.( jam

Pasien
16.00)

mengalami penurunan kesadaran


tampak bersih dan wangi setelah dilakukan personal
15.30)
tampak belum bisa melakukan self care secara mandiri( jam

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam melakukan self care.
Prima Agustin W S,Kep
7
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
1. Memonitor TTV ( perjam, 21.00 07.00).
2. Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi, dan
tingkat kesadaran pasien( jam 07.00)
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon stimulus. (05.00)
4. Memonitor status cairan (06.00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. (07.00)
S = -

O =

Vital sign perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12


Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input IVFD Futrolit dan diit 1200ml ( jam 06.00)
Output Urine = 1650ml( jam 06.30)
Cairan Balance 24 jam -450 ml( jam 07.00)
O_2 3 liter/menit
Kesadaran Sopor GCS E2, V2, M2( jam 07.30)

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Monitor status cairan.
4.
Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Erfansyah S,Kep
8
Hambatan Mobilitas Fisikberhubungan dengan kontraktur.
a.
Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik). (05.00)
b.
Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan
(05.00)
c.
Mempertahankan pemberian oksigen. (perjam 21.0 07.00)
d.
Memantau kemampuasn pasien mobilisasi di tempat tidur. (05.00
07.00).
S= O =

Vital sign perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12

Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas.( jam 05.10)

O_2 nassa kanul 3 liter/menit.

Pasien tampak bedrest ditempat tidur, hanya bisa menggerakkan


anggota tubuh sebelah kiri. ( jam 07.30)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
Erfansyah S,Kep
9
Defisit perawatan diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
b.
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.( jam 04.30)
c.
Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.( jam 04.50)

S = O =

Pasien mengalami penurunan kesadaran. Dengan tingkat kesadaran


somnolent( jam 04.00)

Pasien tampak bersih dan wangi setelah dilakukan personal


hygiene( jam04.45)

Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara mandiri( jam
05.0)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
Erfansyah S,Kep
*Implementasi hari Kedua tanggal 31 Mei 2013***
*No*
*Diagnosa Keperawatan*
*Implementasi Keperawatan*
*Evaluasi Keperawatan*
*TTD*
1.
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
1.
2.
13.40)
3.
4.
5.

Memonitor TTV ( perjam, 08.00 07.00).


Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi, ( jam
Mencatat perubahan pasien dalam merespon stimulus. (13.40)
Memonitor status cairan (13..00)
Memantau tingkat kesadaran pasien. (07.00)

S = O =

Vital Sign perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12

Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+

Input IVFDFutrolit 550 ml( jam 13.45)

Output Urine = 150 ml( jam 13.45)

Balance + 400( jam 13.45)

O_2 3 liter/menit

Kesadaran Somnolen GCS E3, V2, M2


A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Monitor status cairan.

4.

Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.

Siti Suwarsih S.Kep


&
Prima Agustin W S,Kep
2
Kelebihan volume cairan tubuh b.d gangguan mekanisme regulasi
3.
4.

Monitor balance cairan ( 13.00)


Monitor TTV (Perjam ( 07.00-14.00)

S=O=

Input futrolit 200 ml ( jam 13.45)


Urin 150ml( jam 13.45)
TTV terlampir

A= Masalah teratasi sebagian


P= Lanjutkan intervensi
Siti Suwarsih S,Kep
&
Prima Agustin W S,Kep
3
Defisit perawatn diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.

Melakukan oral hygiene (07.45)

S = O =

Pasien tampak bersih pada baian mulut setelah dilakukan oral;


hygiene( jam 08.00)

Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara mandiri( jam
09.00)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1.
Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan self care

Siti Suwarsih S.Kep


&
Prima Agustin W S,Kep
4..
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
1.
2.
tingkat
3.

Memonitor TTV ( perjam, 14.00 21.00).


Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi, dan
kesadaran pasien( jam 20.00)
Mencatat perubahan pasien dalam merespon stimulus. (20.45)

4.
5.

Memonitor status cairan (20.00)


Memantau tingkat kesadaran pasien. (20.45)

S = O =

Vital sign perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12

Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+( jam 20.50)

Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1( jam 20.50)

Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1( jam 20.50)

Input Futrolit + diit diabetasol= 800 ml

Output 350 ( jam 20.30)

Balance + 450 ml( jam 20.50)

O_2 3 liter/menit
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi.
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Erfansyah S,Kep
5
Kelebihan volume cairan tubuh b.d gangguan mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 20.00)
Monitor TTV (Perjam (14.00-21.00)
S=O=

Input futrolit 400 ml

Urin 600 ml( jam 20.50)

Balance cairan -200( jam 20.50)

TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
Erfansyah S,Kep
6.
Hambatan mobilisasi berhubungan dengan kontraktur.
a.
Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik) (15.20)
b.
Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan.
(15.20).
c.
Mempertahankan pemberian oksigen (setiap jam)
S= O =

A =

Vital Sign perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12


Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas,( jam 15.50)
O_2 nassa kanul 3 liter/menit( jam 15.50)

Masalah teratasi sebagian


P =
Lanjutkan Intervensi
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
Erfansyah S,Kep
7.
Defisit perawatan diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.(jam
14.40)
b.
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. ( 15.00)
c.
Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.( 15.00)
S = O =

Pasien mengalami penurunan kesadaran. Pasien tampak bersih dan


wangi setelah dilakukan personal hygiene( jam 15.50)

Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara mandiri( jam
15.50)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1.
Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan self care.
Erfansyah S,Kep
8.
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
1.
2.
tingkat
3.
4.
5.

Memonitor TTV ( perjam, 21.00 07.00).


Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi, dan
kesadaran pasien( jam 05.10)
Mencatat perubahan pasien dalam merespon stimulus. (05.45)
Memonitor status cairan (06.00)
Memantau tingkat kesadaran pasien. (05.45)

S = O =

Vital Sign perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12


Suhu badan 36,9^0 C( jam 05.50)
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input Futrolit + Diit deabetasol 1750ml
Output Urine = 950ml ( jam 06.50)
Cairan Balance24 jam + 800 ml( jam 07.20)
O_2 3 liter/menit
Kesadaran Somnolen GCS E3, V2, M2( jam 07.30)

A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Kaji kekuatan otot
4.
Monitor status cairan.
5.
Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Nurul Hidayah S.Kep
9.
Hambatan moibilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi atau kontraktur.

Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,


disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)( jam
16.50)

Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan( jam


18.50)

Mempertahankan pemberian oksigen( jam 18.50)


S= O =

Vital Sign Perjam terlampirpada catatan perkembangan RM12


Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas.( jam 20.50)
O_2 nassa kanul 3 liter/menit.( jam 20.50)

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Pantau respon kardiovaskuler.
2.
Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3.
Pantau kemampuan mobilisasi pasien.
4.
Ajarkan latihan ROM pasif.
Nurul Hidayah S.Kep
10.
Defisit perawatn diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. (05.00)
b.
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.(05.05)
c.
Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.(05.00)
S = O =

Pasien tampak bersih dan wangi setelah dilakukan personal


hygiene.( jam 06.00)

Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara mandiri.( jam
06.510)
A =

Masalah teratasi sebagian


P =
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam ADL dan self care.
ErfansyahS.Kep
11.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penyakit kronis (stroke).
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memonitor turgor kulit


Memonitor mual dan muntah
Memonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Memonitor intake nutrisi
Mengatur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Mempertahankan terapi IV line

S = O =

Turgor kulit buruk ( jam 20.50)


Pasien terpasang NGT( jam 20.50)
Pemberian Makan melalui NGT
Diit diabetasol250 gram
Muntah tidak ada.( jam 20.50)

A =
Masalah Teratasi
P =
Intervensi dilanjutkan
1.
Memonitor intake nutrisi
2.
Mengatur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
3.
Mempertahankan terapi IV line
Nurul Hidayah S.Kep

*Implementasi Hari Ke Tiga Tanggal 1 Juni 2013*


*No*
*Diagnosa Keperawatan*
*Implementasi Keperawatan*
*Evaluasi Keperawatan*
*TTD*
*1.*
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
a.
b.

Memonitor TTV(perjam 08.00 14.00)


Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi (13.45)

c.
d.
e.
f.

Memonitor tonus otot pergerakan. (10.20)


Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus(13.45).
Memonitor status cairan(13.00)
Mengkaji adanya perubahan tingkat kesadaran(13.45).

S = Klien mengatakan badannya terasa lemas.


O =

TD 168/88mmHg dan MAP 113


HR 94x/menit
RR 27x/menit
SPO_2 98%
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input IVFD Futrolit 450 ml,(13.30)
Output Urine = 250 ml(13.30)
Balance + 200 ml(13.40)
O_2 3 liter/menit
Kesadaran spoor GCS E3, V2, M2(15.30)

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Kaji kekuatan otot
4.
Monitor status cairan.
5.
Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Erfansyah S, Kep
&
Prima Agustin W S,Kep
2
Kelebihan volume cairan tubuh b.d gangguan mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 13.00)
Monitor TTV (Perjam ( 07.00-14.00)
S=O=

Input futrolit+ diit deabetasol 450ml

Urin 250 ml

TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
Erfansyah S, Kep
&
Prima Agustin W S,Kep
*3*
Defisit perawatn diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.

Melakukan oral hygiene

S = O =

Pasien tampak bersih pada baian mulut setelah dilakukan oral


hygiene(08.00)

Pasien belum bisa melakukan self care secara mandiri.(08.00)


A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Bantu Pasien dalam ADL dan self care.
Erfansyah S, Kep
&
Prima Agustin W S,Kep
*4.*
Hambatan Mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi atau kontraktur.
a.
Memonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat(07.00)
b.
Melatih mobilisasi di tempat tidur.(07.00)
c.
Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
d.
Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan(07.00)
e.
Mempertahankan pemberian oksigen(07.00)
S= O =

Vital sign perjam terlampir.


Pasien tampak lemas.(09.00)
Latihan miring kanan miring kiri/ 2jam.
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
O_2 nassa kanul 3 liter/menit.

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Pantau respon kardiovaskuler.
2.
Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3.
Pantau kemampuan mobilisasi pasien.
4.
Ajarkan latihan ROM pasif.
5.
Mobilisasi tempat tidur mika/miki per 2 jam
Erfansyah S, Kep
&
Prima Agustin W S,Kep
*5.*
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
a.
b.
c.
d.

Memonitor TTV
Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi(13.00)
Memonitor tonus otot pergerakan (13.00)
Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus.

e.

Monitor status cairan(13.00)

S : O =

Vital sign terlampir

Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+

Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1

Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1

Input IVFD Futrolit 450ml

Output Urine = 250 ml(14.00)

Balance +200 ml(14.00)

O_2 3 liter/menit
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi
1.
Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3.
Kaji kekuatan otot
4.
Monitor status cairan.
5.
Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Nurul Hidayah S,kep
6
Kelebihan volume cairan tubuh b.d gangguan mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 20.00)
Monitor TTV (Perjam (14.00-21.00)
S=O=

Input futrolit 700 ml(20.30)

Urin 200 ml(20.30)

Balance cairan +500(20.30)

TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
Nurul Hidayah S,Kep
*7*
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi atau kontraktur.
a.
Melatih mobilisasi ditempat tidur dan ROM pasif.(16.00)
b.
Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)(16.00)
c.
Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas
keperawatan(15.00)
d.
Mempertahankan pemberian oksigen(15.30)
S= O =

Vital sign terlampir


Latihan ROM Pasif(16.30)
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas,(16.30)
O_2 nassa kanul 3 liter/menit.

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Latihan ROM Pasif
2.
Mobilisasi/ 4 jam
3.
Pertahankan pemberian Oksigen
Nurul Hidayah S,kep
*8.*
Defisit perawatan diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
b.
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.(15.30)
c.
Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.(15.30)
S = O =

Pasien tampak bersih dan wangi setelah dilakukan personal


hygiene.(16.30)

Pasien belum bisa melakukan self care secara mandiri.(16.30)


A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan Self Care
Nurul Hidayah S,kep
*9.*
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
a.
b.
c.
d.
e.

Memonitor TTV
Memonitor SPO_2 , ukuran pupil, , kesimetrisan dan reaksi(05.30)
Memonitor tonus otot pergerakan (05.30)
Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus.
Monitor status cairan(05.30)

S = O =

Vital Sign terlampir.


Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input INFD Futrolit + diit deabetasol 2150 (06.30)
Output Urine = 1150ml (06.30)
Cairan Balance + 1000 ml.(06.30)
O_2 3 liter/menit
Kesadaran Compos Mentis GCS E3, V2, M2

A =
Masalah teratasi sebagian.
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO_2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
Siti Suwarsih S,Kep
*10*
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay
oksigen dengan kebutuhan
a.
Memonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.
b.
Melatih mobilisasi ditempat tidur dan ROM pasif.(07.30)
c.
Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)(06.30)
d. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan(06.40)
e.
Mempertahankan pemberian oksigen(06.30)
S= O =

Vital Sign Terlampir


Latihan ROM Pasif
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas,\(09.30)
O_2 nassa kanul 3 liter/menit.(08.30)

A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Latihan ROM Pasif
2.
Mobilisasi ditempat tidur
3.
Kolaborasi dalam penurunan suplay oksigen 2 liter/menit.
Siti Suwarsih S,Kep
*11.*
Defisit perawatn diri total berhubungan dengan intoleransi aktivitas
a.
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.(05.20)
b.
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.(05.00)
c.
Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.(07.30)
S = O =

pasien menunjukkan peningkatan kesadaran penuh.Pasien tampak


bersih dan wangi setelah dilakukan personal hygiene.(08.30)

Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara mandiri.(08.30)


A =

Masalah teratasi sebagian


P =
Lanjutkan Intervensi
1.
Bantu pasien dalam ADL dan Self care
Siti Suwarsih S,Kep

*BAB IV*
*PEMBAHASAN*
Stroke adalah penyebab kematian yang utama.Pola penyebab kematian di
rumah sakit yang utama dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia
yang menyebutkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian di RS.Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit jantung dan kanker secara global.
Penulis melakukan tahap pengkajian antara lain : Identitas klien,
riwayat keperawatan, keluhan utama, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan suatu diagnosa.
Setelah mendapatkan data dari pengkajian, selanjutnya data tersebut
diinterpretasikan dan dianalisa untuk mengetahui masalah keperawatan
yang muncul. Kemudian penulis menentukan dan menegakkan diagnosa
keperawatan utamayaitu :Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
berhubungan dengan gangguan aliran arteri atau vena, Defisit perawatan
diri total berhubungan dengan kelemahan, Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kaku sendi atau kontraktur, Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penyakit kronis (Stroke)
Sedangkan pada teoritis diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Ketidakefektifan pembersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi
skret sekunder adanya kelemahan neuromuskuler, Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral berhubungan dengangangguan aliran arteri atau vena,
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit: kurang dari yang dibutuhkan
berhubungan dengan intake yang tidak adequate, Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan dan
mengunyah, Intoleransi aktifvitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplay oksigen dengan kebutuhan, Gangguan komunikasi verbal
berhubungn dengan gangguan pada N. Fasialis, Defisit perawatan diri
berhubungan dengan intoleransi aktivitas
Dalam tinjauan teoritis perencanaan keperawatan ditujukan pada setiap
masalah yang muncul, sedangkan pada kasus, penulis menambahkan jangka
waktu pencapaian tujuan. Hal ini juga penting untuk mengevaluasi
tindakan yang diberikan pada klien untuk mengetahui perkembangan status
kesehatan klien.
Pada tahap perencanaan didalam tindakan yang nyata yang diharapkan dari
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan intervensi yang
disusun, walaupun ada sebagian yang tidak bisa dilaksanakan karena
minimnya waktu yang diberikan dan sarana yang kurang memadai.Walaupun
demikian dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis mendapat hambatan
dan kesulitan yang berupa intervensi yang diberikan hanya Tiga hari saja.
Pada kasus Ny.Hdilakukan Pelaksanaan Pelaksanaan ROM dapat diaplikasikan
minimal 2 kali sehari, hal ini sesuai dengan jurnal */Sri Puguh
Kristiyawati dan Febrina Sukmaningrum (2011) dengan judul Efektivitas
Range Of Motion (ROM) Aktif-Asistif : Spherical Grip Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Ekstrimitas Atas pada Paien Stroke di RSUD
Tugurejo Semarang/*. Berdasarkan penelitian, Latihan ROM dapat dilakukan
karena sangat efektif bagi pemulihan pasien stroke yang mengalami
hemipharesis.Latihan gerak secara berulang membuat konsentrasi untuk
melakukan gerakan berulang dengan kualitas sebaik mungkin.

Jurnaldari */Dianna C. Haryono1, Andreanus A. Soemardji1, Felesia


Fanty//Peranan Terapi Akupunktur GI pada Penderita Stroke /**/di
Pelayanan Akupunktur UPT Kesehatan Institut Teknologi Bandung/**/.
/*Akupunktur GI merupakan teknik penusukan jarum yang menggabungkan
ilmu pengobatan timur dan ilmu kedokteran barat berdasarkan prinsip
pemijatan dengan titik utama 2 di leher, 3 di perut dan 2 di tungkai
bawah. WHO (World Health Organization) menyatakan akupunktur sebagai
pengobatan efektif menangani kasus stroke. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji peranan terapi Akupunktur GI secara klinis pada
penderita stroke. Kajian observasional dilakukan selama 3 bulan
(Februari April 2011) kepada pasien stroke yang diterapi Akupunktur
GI di Klinik Akupunktur Sukamenak dan UPT Bumi Medika Ganesa ITB.
Akupunktur GI berperan efektif dalam meningkatkan aktivitas motorik
pasien stroke yang ditunjukkan melalui peningkatan kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, peningkatan kemampuan dalam mengontrol
tubuh dan melakukan berbagai gerakan, serta peningkatan kekuatan fisik.
Pada pasien NY. H tidak dilakukannya terapi akupuntur GI.
Menurut Wahjoepramono (2005) obat -obat ini berfungsi untuk menghambat
pembentukan zat-zat toksin seperti nitrit oksida, beberapa radikal bebas
dan aktivasi phospolidase. Jika hal ini tidak dihambat, maka dalam
beberapa jam akan terjadi kerusakan yang /irreversible/. Obat yang
memberikan efek neuroprotektif adalah citicolin, piracetam, dan
nimodipin.Hal ini sesuai dengan terapi medis yang diperoleh pasien,
yaitu citicolin injeksi intravena dengan dosis 2 x 500 gram.Obat-obat
tersebut memperbaiki cedera otak yang disebabkan otak dengan mencegah
otak mengalami iskemik, sehingga tidak menyebabkan infark (Junaidi,
2011). Pada klien NY. H diberikan terapi injeksi citicolin.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.

*BAB V*
*PENUTUP*

*A.
**Kesimpulan*
Penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh ASNA (AseanNeurologic
Association) di 28 Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Penelitian
inidilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di Rumah Sakit
(hospitalbased study) dan dilakukan survey mengenai faktor-faktor
risiko, lamaperawatan dan mortalitas serta morbiditasnya. Hasilnya
menunjukkan bahwapenderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dengan
profil usia di bawah45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun
berjumlah 54,7% dandi atas usia 65 tahun 33,5%. (Misbach,2007).Penilaian
yang akurat dan tepat dari Activities of Daily Living (ADL)pada pasien
pasca stroke sangat penting untuk menilai outcome dariperawatan stroke.
Kwon dkk melakukan penilaian disabilitas pada pasienpasca stroke dengan
menilai Barthel Index (BI), motor component ofFunctional Independence
Measure (M-FIM) dan modified Rankin Scale(mRS). Mereka mendapatkan
hubungan erat antara BI, M-FIM dan mRS
dalam menilai disabilitas pasien stroke secara umum (Kwon dkk,2004).Pada
klien dengan stroke, terdapat beberapa masalah keperawatan yang muncul
diantaranya adalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, hambatan
mobilitas fisik, dan defisit perawatan diri.Untuk diagnosa hambatan
mobilitas fisik, salah satu implementasi yang dapat dilakukan adalah
dengan latihan rentang gerak atau /Range of Motion/ (ROM).Untuk pasien
dengan penurunan kesadaran dapat dilakukan ROM pasif, dan untuk pasien
yang tidak mengalami penurunan kesadaran, dapat dilakukan ROM aktif.
Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan, masalah
keperawatan yang teratasi adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.Untuk 3diagnosa keperawatan lainnya, belum dapat
teratasi sepenuhnya.Dikarenakan keterbatasan waktu sehingga mahasiswa
hanya mengobservasi klien selama 3 hari, dari tanggal30 Mei1 Juni2013.
*B.
**Saran*
Dalam kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan saran saran
sebagai berikut :
*1.
**Bagi Mahasiswa***
Hendaknya lebih proaktif, cepat dan tanggap dalam menghadapi segala
situasi dan kondisi yang dihadapi baik dalam teori atau kasus lapangan,
khususnya pada proses kegawat daruratan.
*2.**
**Lahan Praktek*
Diharapkan pada lahan lebih meningkat pelayanan.
a.
Dalam melakukan asuhan keperawatan klien dengan stroke, perawat
dapat mengimplementasikan ROM, minimal 2 kali dalam sehari.
b.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke,
perawat dapat mengimplementasikan merubah posisi pasien secara berkala,
dengan minimal 2 jam sekali.
c.
Dan melakukan terapi akupuntur GI pada pasien stroke jika perlu.
*3.**
**Institusi Pendidikan*
Dapat membimbing dalam proses pembuatan asuhan keperawatan khususnya
pada kegawat daruratan dengan sabar dan teliti serta memotivasi para
mahasiswa dalam segi mental dan spiritual.

*DAFTAR PUSTAKA*
Arief Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Potter dan Perry. 2006. /Buku Ajar Fundamental Keperawatan/. Jakarta : EGC.
Smeltzer,S.C& Bare,B.G. 2006./Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah./Edisi 8.Jakarta : EGC
Sudoyo,W.et al. 2006. /Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III./Edisi
4.Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Wilkinson, JM & Ahern,N. 2011. Buku /Saku Diagnosis Keperawatan,
Intervensi NIC, kriteria hasil NOC/.Edisi 9.Jakarta : EGC
Kristyawati, et al. 2011./Efektivitas Range of Motion (ROM) : Aktif
Asistif : Spherical Grip Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstrimitas
Atas pada Pasien Stroke di RSUD Tugurejo Semarang./
Santana,A&Fathi, A 2005. /Pemenuhan Mobilisasi Pada Pasien Post Stroke
Di Ruang Unit Stroke Rumah Sakit UmumDr. Pirngadi Medan. /
Kirimkan Ini lewat Email
<https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2228299828902052163&postID=59385486
54145008583&target=email>
BlogThis!
<https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2228299828902052163&postID=59385486
54145008583&target=blog>
Berbagi ke Twitter
<https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2228299828902052163&postID=59385486
54145008583&target=twitter>
Berbagi ke Facebook
<https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2228299828902052163&postID=59385486
54145008583&target=facebook>
<https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2228299828902052163&postID=59385486
54145008583&target=buzz>

1 komentar:
1.
<https://agaricpro.wordpress.com/>
agaricpro <https://agaricpro.wordpress.com/> mengatakan...:
25 Maret 2015 23.06
<http://erfansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-asuhan-keperawatan-pada-ny-h.
html?showComment=1427349967502#c8208490102412352748>
<https://www.blogger.com/delete-comment.g?blogID=2228299828902052163&postID=
8208490102412352748>

terima kasih untuk informasinya, sungguh sangat bermanfaat sekali


Obat Stroke <http://obatstroke.agaricpro.com/>
Poskan Komentar
<https://www.blogger.com/comment-iframe.g?blogID=2228299828902052163&postID=5938
548654145008583&blogspotRpcToken=7776505>

Link ke posting ini


Buat sebuah Link <https://www.blogger.com/blog-this.g>
Posting Lama
<http://erfansyah.blogspot.com/2013/03/asuhan-keperawatan-klien-dengan-cidera_13
.html>
Beranda <http://erfansyah.blogspot.com/>
Another Templates
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=HTML&widgetId
=HTML1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

Program Profesi Alma Ata Yogyakarta


Program Profesi Alma Ata Yogyakarta
logo baru Alma Ata
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Image&widgetI
d=Image5&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

STIKes Hangtuah Tanjungpinang


STIKes Hangtuah Tanjungpinang
Program S1 Keperawatan
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Image&widgetI
d=Image3&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

Followers
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Followers&wid
getId=Followers1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

Blog Archive
* <javascript:void(0)> 2013
<http://erfansyah.blogspot.com/search?updated-min=2013-01-01T00:00:00-08:00&
updated-max=2014-01-01T00:00:00-08:00&max-results=11>

(11)
o <javascript:void(0)> Juni
<http://erfansyah.blogspot.com/2013_06_01_archive.html> (1)
+ MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN STR...
<http://erfansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-asuhan-keperawatan-pa
da-ny-h.html>
o <javascript:void(0)> Maret
<http://erfansyah.blogspot.com/2013_03_01_archive.html> (6)
o <javascript:void(0)> Januari
<http://erfansyah.blogspot.com/2013_01_01_archive.html> (4)
* <javascript:void(0)> 2012
<http://erfansyah.blogspot.com/search?updated-min=2012-01-01T00:00:00-08:00&
updated-max=2013-01-01T00:00:00-08:00&max-results=50>
(61)
o <javascript:void(0)> November
<http://erfansyah.blogspot.com/2012_11_01_archive.html> (23)
o <javascript:void(0)> Oktober
<http://erfansyah.blogspot.com/2012_10_01_archive.html> (13)
o <javascript:void(0)> Juni
<http://erfansyah.blogspot.com/2012_06_01_archive.html> (4)
o <javascript:void(0)> Maret
<http://erfansyah.blogspot.com/2012_03_01_archive.html> (2)
o <javascript:void(0)> Januari
<http://erfansyah.blogspot.com/2012_01_01_archive.html> (19)
* <javascript:void(0)> 2011
<http://erfansyah.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00-08:00&
updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-results=50>
(332)
o <javascript:void(0)> Desember
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_12_01_archive.html> (7)
o <javascript:void(0)> November
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_11_01_archive.html> (74)
o <javascript:void(0)> Mei
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_05_01_archive.html> (19)
o <javascript:void(0)> April
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_04_01_archive.html> (39)
o <javascript:void(0)> Maret
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_03_01_archive.html> (45)
o <javascript:void(0)> Februari
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_02_01_archive.html> (35)
o <javascript:void(0)> Januari
<http://erfansyah.blogspot.com/2011_01_01_archive.html> (113)
* <javascript:void(0)> 2010
<http://erfansyah.blogspot.com/search?updated-min=2010-01-01T00:00:00-08:00&
updated-max=2011-01-01T00:00:00-08:00&max-results=50>
(80)
o <javascript:void(0)> Oktober
<http://erfansyah.blogspot.com/2010_10_01_archive.html> (48)
o <javascript:void(0)> Mei
<http://erfansyah.blogspot.com/2010_05_01_archive.html> (5)
o <javascript:void(0)> Maret
<http://erfansyah.blogspot.com/2010_03_01_archive.html> (23)
o <javascript:void(0)> Januari
<http://erfansyah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html> (4)
* <javascript:void(0)> 2009
<http://erfansyah.blogspot.com/search?updated-min=2009-01-01T00:00:00-08:00&

updated-max=2010-01-01T00:00:00-08:00&max-results=8>
(8)
o <javascript:void(0)> Desember
<http://erfansyah.blogspot.com/2009_12_01_archive.html> (8)
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=BlogArchive&w
idgetId=BlogArchive1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

Wisuda Sarja
Wisuda Sarja
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Image&widgetI
d=Image4&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>
Terimakasih Ayah Bunda yang selama ini membimbingku,
ners & brother
ners & brother
praktek leb klinik
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Image&widgetI
d=Image1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Image&widgetI
d=Image2&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

Categories
* ALL About HEALTH
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/ALL%20About%20HEALTH> (141)
* Friend At Community Apatis (COMIT'S)
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Friend%20At%20Community%20Apatis
%20%28COMIT%27S%29>
(28)
* Keperawatan Anak
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Keperawatan%20Anak> (80)
* Keperawatan Gawat Darurat
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Keperawatan%20Gawat%20Darurat>
(15)
* Keperawatan ICU
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Keperawatan%20ICU> (18)
* Keperawatan Jiwa
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Keperawatan%20Jiwa> (32)
* Keperawatan Komunitas
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Keperawatan%20Komunitas>
(9)
* Keperawatan Medikal Bedah
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Keperawatan%20Medikal%20Bedah>
(80)
* Kumpulan Video Keperawatan
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Kumpulan%20Video%20Keperawatan>
(5)
* Nanda NIC NOC

<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Nanda%20NIC%20NOC> (22)
* Standar Operasional Prosedur Kep. Maternitas
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Standar%20Operasional%20Prosedur
%20Kep.%20Maternitas>
(5)
* Standar Operasional Prosedur KMB
<http://erfansyah.blogspot.com/search/label/Standar%20Operasional%20Prosedur
%20KMB>
(37)
likez
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=HTML&widgetId
=HTML4&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

Lencana Facebook
Ervan Albuspercival Wulfric <http://id-id.facebook.com/ervan.wulfric>
<http://id-id.facebook.com/ervan.wulfric>
Buat Lencana Anda <http://id-id.facebook.com/badges/>
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=HTML&widgetId
=HTML3&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>
Diberdayakan oleh Blogger <https://www.blogger.com>.
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Attribution&w
idgetId=Attribution1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>

About Me
Foto Saya <https://plus.google.com/101433536875830989474>
Erfan Syah
Lihat profil lengkapku <https://plus.google.com/101433536875830989474>
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Profile&widge
tId=Profile1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>
Ada kesalahan di dalam gadget ini
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=2228299828902052163&widgetType=Gadget&widget
Id=Gadget1&action=editWidget&sectionId=widgetsidebar>
Erfansyah. HR | Design by Dynamicwp <http://www.dynamicwp.net/> |
Blogger Template <http://bloggertemplateplace.com> by Blogger Template
Place <http://bloggertemplateplace.com> & Blogger Tutorial
<http://www.freshbloggertutorial.com>

Anda mungkin juga menyukai