Pada jaman yang serba modern ini dengan majunya gaya hidup, teknologi, dan pengetahuan
manusia yang semakin cerdas. Di mana mereka semua dapat dengan mudah mendapatkan
informasi yang luas dengan gampangnya. Tidak kecuali dengan bidang kedokteran yang dimana
cara pengobatan dan tinggkah laku dokter untuk memperlakukan pasien merupakan suatu hal
yang sangat penting. Semua itu dipelajari pada kaidah-kaidah bioetik yang dimana merupakan
perjalaran dasar yang berisi tentang perilaku dokter menangani yang disesuaikan dengan sikon
atau kondisinya.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai pembajaran dan sebuah contoh akan perilaku-perilaku
dokter kepada pasiennya yang berdasarkan kondisinya yang di mana prinsip-prinsipnya bioetik
adalah beneficence, autonomy, non-maleficence, dan justice.
Pengertian bioetik
Bioetik berasal dari istilah bioetika yang di mana terdar kata bios dan ethos. Yang dimana bios
yang memiliki arti kehidupan dan ethos yang memiliki arti norma-norma, brati bioetik dapat di
artikan sebagai norma kehidupan. Sedangkan menurut F,Adel, bioetik adalah study
interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologis dan
kedokteran, tidak hanay memperhatikan masalah-masalah yang terjadi di masa sekarang, tetapi
juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.
Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter
tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam
suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence
membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan
seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu
keburukannya
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang
lain inginkan
Kasus I
Dokter Bagus berugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bertugas di sebuah
Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter Bagus bertugas dari pagi sampai
sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari. Suatu hari
ada 5 orang pasien yang sudah mengantri. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan demam 2
hari lalu disertai batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh Dokter Bagus.
Setelah memeriksa pasien tersebut, Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan
vitamin serta nasehat agar istirahat cukup.
Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini adalah:
Beneficence
vitamin dan bahkan memberi nasehat agar si ibu beristirahat dengan cukup.
Kewajiban menolong pasien gawat darurat : siap melayani masyarakat yang sakit dari
pagi hingga malam hari.
Justice
Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien : tidak memberikan
perlakuan dan obat-obatan yang bermacam-macam.
Kasus II
Seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak
tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter Bagus menyarankan
agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si ibu menolak.
Akhirnya Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta berencana untuk mampir ke rumah
si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja.
Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:
Beneficence
keburukannya : memberi rujukan ke Rumah Sakit karena hal itu dirasa lebih perlu.
Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang : melayani pasien yang sudah
mengantri dan juga berencana mengontrol anak si ibu setelah pulang bekerja.
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan atau preferensi pasien : tidak hanya memberi obat
dan ORALIT, tapi juga berencana mengontrol anak si ibu setelah pulang bekerja.
Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan : menghargai keputusan si ibu yang tidak
Autonomy
Kasus III
Seorang laki-laki menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah
melakukan pembedahan di rumah sakit, namun keluarga pasien menghentikan pengobatan.
Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga tidak mampu membeli obat-obatan
kemoterapeutik (berkaitan dengan pengobatan dengan obat untuk membunuh sel kanker 9)yang
mahal, tetapi orangtua pasien ini ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter
Bagus menjelaskan keapada orangtua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan
kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Dokter Bagus memutuskan untuk memberi obatobatan penunjang agar anak tersebut tidak menderita.
Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:
Non-maleficence
Autonomy
keputusan untuk tidak melanjutkan pengobatan dan membeli obat-obatan yang mahal.
Berterus terang : menyampaikan kondisi pasien yang tidak memiliki kemungkinan untuk
sembu
Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
Kasus IV
Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk, Dokter Bagus terkejut karena
serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan
diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu di luar karena ia akan
lebih dulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut.
Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin penggilingan padi
dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari
mesin penggilingan padi. Dokter Bagus mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah
hancur sehingga harus diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang
ada di dekat si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi penjelasan
berkaitan denga keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan.
Setelah mendapat persetujuan, Dokter Bagus melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia
melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang
dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.
Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini
Benefience
obat dan meminta agar esok hari pasien datang untuk kontrol
Minimalisasi akibat buruk
Kewajiban menolong pasien gawat darurat
Non-maleficence
minimal)
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthansia)
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalalaian.
Autonomy
Justice
Kasus V
Seorang bapak berusia 55 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada
serta punggungnya. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia
membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang
kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.
Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:
Beneficence
Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter : merujuk ke rumah sakit
agar pasien mendapat pengobatan yang lebih baik, walaupun harus kehilangan
Kasus VI
Seorang ibu muda yang sangat cerewet begitu masuk langsung mengeluh berbagai macam
keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda dan segera membuat surat rujukan
untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langganannya yang berada di kota, jauh dari
puskesmas. Dari Lab ini Dokter Bagus mendapat sejumlah uang yang sejajar dengan jumlah
pasien yang ia kirim ke sana.
Dalam kasus ini, Dokter Bagus melanggar seluruh prinsip-prinsip dalam bioetik:
Pelanggaran beneficence
Pelanggaran non-malefience
Memanfaatkan pasien
Melakukan white collar crime yang merugikan pasien : melakukan rujukan agar
mendapat keuntungan
Pelanggaran autonomy
Pelanggaran justice
Tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama :
Kesimpulan
Berdasarkan kasus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa kasus Dokter Bagus
telah menerapkan prinsip bioetik, namun ada juga dimana ia tidak menerapkannya. Prinsipprinsip yang diterapkan oleh Dokter Bagus antara lain beneficence (pasien memperoleh
kepuasan tertinggi), non-maleficence(seorang dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau
tindakan yang dapat memperburuk pasien), autonomy (wajib menghormati martabat dan
hak manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri), dan justice (seorang dokter
wajib memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya).
Daftar pusaka
Hanafiah, M. J., Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi
Selatan: Pensil-324
Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta
Selatan: Pensil-324
ECC Guidelines. Circulation, opcit.; Hilberman M, Kutner J, Parsons D, Murphy DJ. op.
cit.
Shiel, William C., dkk. 2010. Kamus Kedokteran Websters New World. Jakarta Barat:
Indeks.