ABSTRAK
Pembangunan perumahan berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan
sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk
perumahan tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada
tingkat pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of service/LOS), maka perlu untuk
dilakukan analisa dampak lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya
peyeimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, agar tidak terjadi penurunan
LOS. Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan perumahan
Spring Tomorrow, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar
0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai Derajat
Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus lalu lintas
terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482 Dengan hasil analisis
tersebut, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5 tahun mendatang ternyata
masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan yaitu dibawah 0,80, kondisi
jalan setelah terjadinya pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat
kepadatan yang sedang atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C. Dari hasil
analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan menunjukkan bahwa
Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai tingkat kejenuhan diatas
angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada kondisi sekarang (Tahun
2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang (Tahun 2015)
menunjukkan nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 yang artinya jaug diatas tingkat
derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan dengan tingkat pelayanan lalu lintas
(LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas persimpangan jalan tidak dapat menampung
pertumbuhan lalu lintas yang akan terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil
dan kecepatan kendaraan masih bisa dikendalikan.
Kata Kunci : level of service, derajat kejenuhan, kapasitas jalan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Perumahan dSPRING of TOMORROW Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya.
Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk perumahan
tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada tingkat
pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of servis / LOS)
Jalan Desa Kedungsari adalah jalan lokal yang menghubungkan antara daerahdaerah sekitar wilayah kecamatan Taman . Pemilihan rute perjalanan masyarakat dari ke
Taman - Sidoarjo sebagian besar melewati jalan tersebut, sehingga pada jam-jam
puncak baik pagi maupun sore tampak dipadati oleh arus lalu lintas yang sebagian besar
adalah sepeda motor.
17
Memperhatikan fungsi jalan, penggunaan lahan dan kepadatan arus lalu lintas
sebagaimana diuraikan di atas, adalah wajar bila timbul pertanyaan mengenai kondisi
lalu lintas jika Perumahan dSPRING of TOMORROW Kecamatan Taman Sidoarjo
selesai di bangun dan dihuni secara tetap. Sebagai gambaran logis tentunya adalah
penurunan LOS. Berdasarkan kondisi tersebut , penting untuk dilakukan analisa dampak
lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya peyeimbangan volume lalu
lintas dengan kapasita jalan, agar tidak terjadi penurunan LOS sebagaimana dimaksud
diatas.
Maksud dan Tujuan
1. Mengidentifikasi kinerja lalu lintas di sekitar lokasi sebelum pembangunan
2. Memprediksi besarnya tarikan dan bangkitan akibat pembangunan Perumahan
3. Memprediksi permasalahan yang akan timbul setelah pembangunan
4. Menganalisis besaran dampak yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut
yang mempengaruhi kinerja lalu lintas di sekitar
Lokasi dan Batasan Kawasan Studi
Lokasi Perumahan dSPRING of TOMORROW berada di Desa Kedungsari Kecamatan
Taman Kabupaten Sidoarjo. Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi perumahan d
SPRING of TOMORROW.
KE SURAB AYA
u t a r a
KE SURABAYA
PETA LOKASI
d' SPRING of
TOM ORROW
CITO
PO M BEN SIN
TERM INA L
BU NG U RASIH
RAM A YA NA
KE SEPA N JAN G
PASA R W A RU
BRIM OB LAPAS
MEDAENG
PO M BENSIN
G UD A NG SOSRO
G ARA M
RS.
M IT RA
K ELU ARG A
GIA T
SU PER M A RKET
T aman
d' SPRING of
TOM ORROW
KE SIDOARJO
18
19
FMI
: faktor penyesuaian rasio arus jalan simpang
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan
sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu lintas pada suatu simpang atau
segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan segmen jalan akan mempunyai
masalah atau tidak. Perumusan derajat kejenuhan menurut MKJI 1997 seperti sebagai
berikut :
DS = Q / C
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus total kendaraan (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Teori dan Model Transportasi
Model kebutuhan transportasi
Bangkitan perjalanan (trip generation): Merupakan tahap perhitungan jumlah
perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu zona atau kawasan.
Distribusi perjalanan (trip distribution): Besarnya volume kendaraan yang dapat di
distribusikan pada masing masing ruas jalan yang ada.
Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol,
sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai
kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain di jalan. Persamaan untuk
penentuan kecepatan arus bebas menurut MKJI 1997 mempunyai bentuk umum berikut:
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVRC
Dimana:
FV
= Kecepatan arus bebas kendaraan ringan sesungguhnya (km/jam)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (tabel 3.6)
FVW = Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalur lalu lintas
FFVSF = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan ing
FFVRC = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional
jalan dan tata guna lahan
ANALISA dan PEMBAHASAN
Nilai nilai variabel bebas ditentukan berdasarkan tabel dalam Manual Kapasitas Jalan
Indonesia.
Tabel. 1Penghitungan kapasitas jalan
No.
Notasi
Co
Ruas JL.1
Ruas JL.2
Nilai
Ruas JL.3 Ruas JL.4
Ruas JL.5
Ruas JL.6
5,800.00
5,800.00
5,800.00
5,800.00
5,800.00
4,950.00
FCw
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
1.25
FCsp
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
FCsf
0.94
0.94
0.94
0.94
0.94
0.92
FCcs
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5,015.84
5,015.84
5,015.84
5,015.84
5,015.84
5,692.50
20
KE SEPANJANG
TERMINAL
BUNGURASIH
RAMAYANA
JL. LETJEN SUTOYO
JL.TOL( SIDOARJO-WARU)
BRIMOB LAPAS
MEDAENG
POM BENSIN
GUDANG SOSRO
GARAM
d' SPRING of
TOMORROW
Taman
CE
MA
RAP
UA
UA
-P
B IS
A
ARKY
M
PO
H
TA
I R
B
BUY
T AR
O
O N B IN
Jumlah lajur
Jalan
Simpang
Wc
WAB
2.5
Jalan Utama
Rata
Jalan
Simpang
Jalan
Utama
2.75
Type
Simpang
322
Jumlah lajur
Jalan
Simpang
Jalan Utama
Wc
WAB
9.5
Rata
Jalan
Simpang
Jalan
Utama
Tipe
Simpang
322
Lebar Pendekatan ( m )
Jumlah
Lengan
3
21
Jumlah lajur
Jalan
Simpang
Jalan Utama
Wc
WAB
Rata
Jalan
Simpang
Jalan
Utama
Tipe
Simpang
324
Kapasitas
Dasar
Fw
Fm
Fcs
Frsu
Flt
Frt
Fmi
2700
0.917
1.2
1.000
0.920
0.855
1.09
1.311
Periode
Jam Puncak
Volume
Kapasitas
DS
Pagi
06,00 - 07,00
5,264.000
3,340.000
1.576
Siang
13,00 - 14,00
3,732.000
3,340.000
1.117
Sore
16,15 - 17,15
6,507.000
3,340.000
1.948
22
Jam Puncak
Volume
Kapasitas
DS
Pagi
06,00 - 07,00
5,742.000
3,340.000
1.719
Siang
13,00 - 14,00
4,072.000
3,340.000
1.219
Sore
16,15 - 17,15
7,099.000
3,340.000
2.125
Jam Puncak
Volume
Kapasitas
DS
Pagi
06,00 - 07,00
4,064.000
3,587.000
1.133
Siang
13,00 - 14,00
2,884.000
3,587.000
0.804
Sore
16,15 - 17,15
5,028.000
3,587.000
1.402
Tingkat
Pelayanan
A
B
C
D
E
F
Karakterisik
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat
memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan
Arus stabil, tatapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu
lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
kecepatan
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan,
pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C
masih dapat ditolelir.
Volume lalu lintas mendekati / berada pada kapasitas arus tidak
stabil, kecepatan terkadang berhenti.
Arus yang dipaksakan / macet, kecepatan rendah, volume dibawah
kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan - hambatan yang
besar.
Batas Lingkup
( V/C )
0,00 - 0,20
0,21 - 0,44
0,45 - 0,74
0,75 - 0,84
0,85 - 1,00
> 1,00
23
Periode
Ruas JL. 2
Ruas JL. 3
Ruas JL. 4
Ruas JL. 5
Ruas JL. 6
0.446
0.467
0.487
0.507
0.465
Siang
0.426
0.302
0.317
0.331
0.345
0.360
0.330
Sore
0.527
0.552
0.577
0.602
0.627
0.575
Pagi
Jam Puncak
Volume
Kapasitas
DS
Pagi
06,00 - 07,00
6,717.000
3,340.000
2.011
Siang
13,00 - 14,00
4,764.000
3,340.000
1.426
Sore
16,15 - 17,15
8,304.000
3,340.000
2.486
24
Jam Puncak
Volume
Kapasitas
DS
Pagi
06,00 - 07,00
7,329.000
3,340.000
2.194
Siang
13,00 - 14,00
5,196.000
3,340.000
1.556
Sore
16,15 - 17,15
9,060.000
3,340.000
2.712
Jam Puncak
Volume
Kapasitas
DS
Pagi
06,00 - 07,00
5,191.000
3,587.000
1.446
Siang
13,00 - 14,00
3,680.000
3,587.000
1.026
3,587.000
1.783
Sore
16,15 - 17,15
6,418.000
Sumber: Hasil analisis
Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
Tabel. 16. Tingkat pelayanan lalu lintas Jl. Tanggulangin ( Tahun 2015 )
No.
Ruas Jalan
Periode V/C
LOS
Pagi
Siang
Sore
0.302
0.527
0.426
0.446
0.317
0.552
0.467
0.331
0.577
0.487
0.345
0.602
0.507
0.360
0.627
0.465
0.330
0.575
Bangkitan Perjalanan
Bangkitan perjalanan (trip generation) selalu merupakan tahap awal untuk
meramalkan kebutuhan perjalanan, baik dalam wilayah kota atau antar kota sebagai
wilayah studinya. Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah
perjalanan/pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per
satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu, dll). Dari pengertian tersebut, maka
bengkitan perjalanan merupakan tahap pemodelan transportasi yang bertugas untuk
memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal
(meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah (banyaknya)
perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada
masa yang akan datang (tahun rencana) persatuan waktu.
25
JAM PUNCAK
PAGI
1,853
1,933
2,013
2,092
2,172
2,252
SIANG
1,366
1,422
1,479
1,535
1,592
1,648
SORE
2,249
2,347
2,446
2,544
2,643
2,742
Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun adalah sebesar 5%, maka besarnya volume
lalu lintas untuk 5 tahun yang akan datang ( tahun 2015 ) adalah sebagai berikut :
Tabel. 18 Volume Lalu Lintas JamPuncak Melibatkan Faktor Kawasan ( 5 tahun mendatang )
JAM PUNCAK
PAGI
2,365
2,467
2,569
2,670
2,772
2,874
SIANG
1,743
1,815
1,887
1,960
2,032
2,104
SORE
2,870
2,996
3,122
3,247
3,373
3,499
26
Analisis V/C
Berdasarkan prediksi rata-rata jumlah perjalanan pada masing-masing jam
puncak, selanjutnya di bebankan pada jaringan jalan untuk mengetahui kinerja lalu
lintas pada setiap ruas jalan dengan melibatkan factor kawasan. Dari hasil analisis
diketahui bahwa pada jam puncak pada pagi hari V/C ratio mencapai 0,615 dengan
tingkat pelayanan C (bangkitan lalu lintas akibat keberadaan Perumahan d SPRING of
TOMORROW masih dapat ditampung pada setiap ruas jalan tersebut, tanpa adanya
penambahan kapasitas jalan itu sendiri.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas (Level of Service/LOS)
Tingkat pelayanan lalu lintas padat pada setiap ruas jalan sekitar kawasan
perumahan dengan melibatkan factor kawasan pada tahun 2010 terjadi pada jam puncak
pagi dengan kategori C, artinya Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
Tabel 19. Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Letjen SutoyoMelibatkan Faktor Kawasan
Sedangkan tingkat pelayanan lalu lintas Jl. Letjen Sutoyo 5 tahun yang akan datang
pada jam puncak pagi hari dengan adanya asumsi tanpa perubahan/penambahan
kapasitas jalan termasuk Kategori C. Selengkapnya lihat Tabel di atas.
Tabel. 20. Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Tanggulangin Melibatkan Faktor Kawasan
untuk 5 tahun mendatang ( tahun 2015 )
RUAS
PERIODE V/C
LOS
Pagi
Siang
Sore
0.472
0.348
0.572
0.492
0.362
0.597
0.512
0.376
0.622
0.532
0.391
0.647
0.553
0.405
0.673
0.505
0.370
0.615
27
Kesimpulan
Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan
perumahan, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan ( DS ) sebesar
0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai
Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus
lalu lintas terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482
Dengan hasil analisis tsb, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5
tahun mendatang ternyata masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan
yaitu dibawah 0,80 sehingga belum diperlukan adanya pelebaran penampang jalan,
Dari hasil analisis yang dilakukan pada kondisi jalan setelah terjadinya
pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang
atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C.
Dalam analisis dengan memperhatikan faktor kawasan dan tingkat
pertumbuhan lalu lintas sebesar 5% per tahun, maka dapat diramalkan bahwa dalam
jangka waktu 5 tahun kedepan (tahun 2015) setiap ruas jalan disekitar yang menuju
dikawasan perumahan masih dapat menampung kapasitas lalu lintas yang terjadi dan
masih stabil..
Dari hasil analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan
menunjukkan bahwa Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai
tingkat kejenuhan diatas angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada
kondisi sekarang (tahun 2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan
datang (tahun 2015) menunjukkan nilai tingkat kejenuhan masih tetap diatas angka
1, yang artinya jaug diatas tingkat derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan
dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas
persimpangan jalan tidak dapat menampung pertumbuhan lalu lintas yang akan
terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil dan kecepatan kendaraan masih
bisa dikendalikan.
Daftar Pustaka
Alamsyah, Alik Ansori (2005), Rekayasa Lalu lintas, Malang: Penerbit UMM
Abubakar Iskandar (1996), Menuju Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Yang Tertib,
Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Abubakar Iskandar (1999), Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Jakarta: Penerbit Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat
Bina Marga (1990), Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas,
No. 001/T/BNKT/1990, Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan
Kota.
Bina Marga (1992), Road User Cost Model, Jakarta : Hoff & Overgaard a/s, Denmark
in Association with PT. Multi Phi Beta, Indonesia
Bina Marga (1990), Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas No.
001/T/BNKT/1990, Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan
Kota
Bina Marga (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Ofyar Tamim (2002), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung: Penerbit
ITB