Anda di halaman 1dari 12

16

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

STUDI AMDAL LALU LINTAS


PADA RUAS JALAN DAN PERSIMPANGAN
(Studi kasus Pembangunan Perumahan Spring of Tomorrow Sidoarjo)
Sri Utami Seyowati

ABSTRAK
Pembangunan perumahan berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan
sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk
perumahan tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada
tingkat pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of service/LOS), maka perlu untuk
dilakukan analisa dampak lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya
peyeimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, agar tidak terjadi penurunan
LOS. Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan perumahan
Spring Tomorrow, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar
0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai Derajat
Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus lalu lintas
terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482 Dengan hasil analisis
tersebut, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5 tahun mendatang ternyata
masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan yaitu dibawah 0,80, kondisi
jalan setelah terjadinya pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat
kepadatan yang sedang atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C. Dari hasil
analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan menunjukkan bahwa
Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai tingkat kejenuhan diatas
angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada kondisi sekarang (Tahun
2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang (Tahun 2015)
menunjukkan nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 yang artinya jaug diatas tingkat
derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan dengan tingkat pelayanan lalu lintas
(LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas persimpangan jalan tidak dapat menampung
pertumbuhan lalu lintas yang akan terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil
dan kecepatan kendaraan masih bisa dikendalikan.
Kata Kunci : level of service, derajat kejenuhan, kapasitas jalan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Perumahan dSPRING of TOMORROW Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya.
Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk perumahan
tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada tingkat
pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of servis / LOS)
Jalan Desa Kedungsari adalah jalan lokal yang menghubungkan antara daerahdaerah sekitar wilayah kecamatan Taman . Pemilihan rute perjalanan masyarakat dari ke
Taman - Sidoarjo sebagian besar melewati jalan tersebut, sehingga pada jam-jam
puncak baik pagi maupun sore tampak dipadati oleh arus lalu lintas yang sebagian besar
adalah sepeda motor.

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)

17

Memperhatikan fungsi jalan, penggunaan lahan dan kepadatan arus lalu lintas
sebagaimana diuraikan di atas, adalah wajar bila timbul pertanyaan mengenai kondisi
lalu lintas jika Perumahan dSPRING of TOMORROW Kecamatan Taman Sidoarjo
selesai di bangun dan dihuni secara tetap. Sebagai gambaran logis tentunya adalah
penurunan LOS. Berdasarkan kondisi tersebut , penting untuk dilakukan analisa dampak
lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya peyeimbangan volume lalu
lintas dengan kapasita jalan, agar tidak terjadi penurunan LOS sebagaimana dimaksud
diatas.
Maksud dan Tujuan
1. Mengidentifikasi kinerja lalu lintas di sekitar lokasi sebelum pembangunan
2. Memprediksi besarnya tarikan dan bangkitan akibat pembangunan Perumahan
3. Memprediksi permasalahan yang akan timbul setelah pembangunan
4. Menganalisis besaran dampak yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut
yang mempengaruhi kinerja lalu lintas di sekitar
Lokasi dan Batasan Kawasan Studi
Lokasi Perumahan dSPRING of TOMORROW berada di Desa Kedungsari Kecamatan
Taman Kabupaten Sidoarjo. Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi perumahan d
SPRING of TOMORROW.

KE SURAB AYA

u t a r a

KE SURABAYA

PETA LOKASI
d' SPRING of
TOM ORROW
CITO

PO M BEN SIN

TERM INA L
BU NG U RASIH
RAM A YA NA
KE SEPA N JAN G

JL. LETJEN SUTO Y O

PASA R W A RU
BRIM OB LAPAS
MEDAENG

PO M BENSIN

G UD A NG SOSRO
G ARA M

RS.
M IT RA
K ELU ARG A
GIA T
SU PER M A RKET

T aman

d' SPRING of
TOM ORROW

KE SIDOARJO

Gambar 1. Lokasi Perumahan d SPRING of TOMORROW


Batasan Kawasan Studi
Batasan lokasi Studi Amdalalin Pembangunan perumahan dSPRING of
TOMORROW Kabupaten Sidoarjo mencakup titik-titik akses yang digunakan untuk
menuju dan meninggalkan lokasi. Titik-titik akses tersebut terdiri dari ruas jalan dan
persimpangan yang diperkirakan akan terpengaruh atau terkena dampak yang
signifikan akibat adanya pembangunan Perumahan tersebut.

18

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

Gambar 2. Sketsa Kodifikasi Jaringan Jalan


TINJAUAN PUSTAKA
Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik dijalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu .
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :
C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Dimana:
C
: kapasitas sesunguhnya (smp/jam)
Co
: kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ( ideal ) tertentu (smp/jam)
FCW : penyesuaian lebar jalan
FCSP : faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF : faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan / kereb
FCCS : faktor penyesuaian ukuran kota
Kapasitas Persimpangan
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Dimana :
Co
: kapasitas dasar (smp/jam)
FW
: faktor penyesuaian lebar pendekat
FM
: faktor penyesuaian median jalan utama
FCS
: faktor penyesuaian ukuran kota
FRSU : faktor penyesuaian type lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan
tak bermotor
FLT
: faktor penyesuaian belok kiri
FRT
: faktor penyesuaian belok kanan

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)

19

FMI
: faktor penyesuaian rasio arus jalan simpang
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan
sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu lintas pada suatu simpang atau
segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan segmen jalan akan mempunyai
masalah atau tidak. Perumusan derajat kejenuhan menurut MKJI 1997 seperti sebagai
berikut :
DS = Q / C
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus total kendaraan (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Teori dan Model Transportasi
Model kebutuhan transportasi
Bangkitan perjalanan (trip generation): Merupakan tahap perhitungan jumlah
perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu zona atau kawasan.
Distribusi perjalanan (trip distribution): Besarnya volume kendaraan yang dapat di
distribusikan pada masing masing ruas jalan yang ada.
Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol,
sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai
kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain di jalan. Persamaan untuk
penentuan kecepatan arus bebas menurut MKJI 1997 mempunyai bentuk umum berikut:
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVRC
Dimana:
FV
= Kecepatan arus bebas kendaraan ringan sesungguhnya (km/jam)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (tabel 3.6)
FVW = Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalur lalu lintas
FFVSF = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan ing
FFVRC = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional
jalan dan tata guna lahan
ANALISA dan PEMBAHASAN
Nilai nilai variabel bebas ditentukan berdasarkan tabel dalam Manual Kapasitas Jalan
Indonesia.
Tabel. 1Penghitungan kapasitas jalan
No.

Notasi

Co

Ruas JL.1

Ruas JL.2

Nilai
Ruas JL.3 Ruas JL.4

Ruas JL.5

Ruas JL.6

5,800.00

5,800.00

5,800.00

5,800.00

5,800.00

4,950.00

FCw

0.92

0.92

0.92

0.92

0.92

1.25

FCsp

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

FCsf

0.94

0.94

0.94

0.94

0.94

0.92

FCcs

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

5,015.84

5,015.84

5,015.84

5,015.84

5,015.84

5,692.50

20

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

KE SEPANJANG

TERMINAL
BUNGURASIH
RAMAYANA
JL. LETJEN SUTOYO

JALAN MENUJU PERUMAHAN

JL.TOL( SIDOARJO-WARU)

Penghitungan Kapasitas Persimpangan


Jumlah simpangan tidak bersinyal didalam daerah penelitian ada tiga

BRIMOB LAPAS
MEDAENG

POM BENSIN

GUDANG SOSRO
GARAM

d' SPRING of
TOMORROW

Taman
CE
MA
RAP
UA
UA
-P

B IS
A
ARKY
M
PO
H

TA
I R
B
BUY

T AR
O
O N B IN

Gambar 3. Titik Persimpangan


Perhitungan kapasitasnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Lebar Pendekat dan Tipe Simpang A
Lebar Pendekatan ( m )
Jumlah
Lengan

Jumlah lajur

Jalan
Simpang
Wc

WAB

2.5

Jalan Utama

Rata

Jalan
Simpang

Jalan
Utama

2.75

Type
Simpang

322

Tabel 3. Lebar pendekat dan Tipe simpang B


Lebar Pendekatan ( m )
Jumlah
Lengan
3

Jumlah lajur

Jalan
Simpang

Jalan Utama

Wc

WAB

9.5

Rata

Tabel. 4. Lebar pendekat dan Tipe simpang C

Jalan
Simpang

Jalan
Utama

Tipe
Simpang
322

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)

Lebar Pendekatan ( m )
Jumlah
Lengan
3

21

Jumlah lajur

Jalan
Simpang

Jalan Utama

Wc

WAB

Rata

Jalan
Simpang

Jalan
Utama

Tipe
Simpang
324

Tabel. 5. Faktor penyesuaian kapasitas persimpangan A


Kapasitas persi mpangan tersebut adalah:
2700x 0,917 x 1,2 x 1 x 0,92 x 0,855 x 1,09 x 1,311 = 3.340 smp / jam
Tabel. 6. Faktor penyesuaian kapasitas persimpangan B
Faktor Pe nye suasian Kapasitas

Kapasitas
Dasar

Fw

Fm

Fcs

Frsu

Flt

Frt

Fmi

2700

0.917

1.2

1.000

0.920

0.855

1.09

1.311

Kapasitas persimpangan tersebut adalah:


2700 x 0,917 x 1,2 x 1 x 0,92 x 0,855 x 1,09 x 1,311 = 3.340 smp / jam
Tabel 7. Faktor penyesuaian kapasitas persimpangan C
Faktor Penyesuasian Kapasitas
Kapasitas
Dasar
Fw
Fm
Fcs
Frsu
Flt
Frt
Fmi
2900
0.917
1.200
1.000
0.920
0.855
1.090
1.311
Kapasitas persimpangan tersebut adalah :
2900 x 0,917 x 1,2 x 1 x 0,92 x 0,855 x 1,09 x 1,311 = 3.587 smp / jam
Derajat Kejenuhan Simpang tak Bersinyal
Berdasarkan hasil survei penghitungan lalu lintas dan analisis kapasitas persimpangan
tak bersinyal, dapat diketahui derajat kejenuhan (DS) simpang tak bersinyal sebagaiman
tabel. berikut ini.
Tabel. 8. Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG A)

Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

5,264.000

3,340.000

1.576

Siang

13,00 - 14,00

3,732.000

3,340.000

1.117

Sore

16,15 - 17,15

6,507.000

3,340.000

1.948

Sumber: Hasil analisis

22

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

Tabel. 9. Derajat kejenuhan simpang tak bersinyal (SIMPANG B)


Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

5,742.000

3,340.000

1.719

Siang

13,00 - 14,00

4,072.000

3,340.000

1.219

Sore

16,15 - 17,15

7,099.000

3,340.000

2.125

Sumber: Hasil analisis

Tabel. 10. Derajat kejenuhan simpang tak bersinyal (SIMPANG C )


Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

4,064.000

3,587.000

1.133

Siang

13,00 - 14,00

2,884.000

3,587.000

0.804

Sore

16,15 - 17,15

5,028.000

3,587.000

1.402

Sumber: Hasil analisis

Tingkat Pelayanan Ruas Jalan


Tabel. 11. Karakteristik tingkat pelayanan / Level of Service ( LOS )

Tingkat
Pelayanan
A
B
C
D
E
F

Karakterisik
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat
memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan
Arus stabil, tatapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu
lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
kecepatan
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan,
pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C
masih dapat ditolelir.
Volume lalu lintas mendekati / berada pada kapasitas arus tidak
stabil, kecepatan terkadang berhenti.
Arus yang dipaksakan / macet, kecepatan rendah, volume dibawah
kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan - hambatan yang
besar.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan no.14 tahun 2005

Batas Lingkup
( V/C )
0,00 - 0,20
0,21 - 0,44
0,45 - 0,74
0,75 - 0,84
0,85 - 1,00
> 1,00

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)

23

Analisa Peramalan Lalu Lintas Sebelum Pembangunan


Volumen Lalu Lintas Jam Puncak
Pertumbuhan lalu lintas dianggap sebanding dengan pertumbuhan kendaraan,
dengan demikian dapat diartikan bahwa peramalan lalu lintas dapat diestimasi dengan
pertumbuhan kendaraan. Peramalan pertumbuhan regional sangat dibutuhkan khususnya
mengenai transportasi pada masa yang akan datang. Dengan menggunakan asumsi
pertumbuhan lalu lintas meningkat rata rata per tahun sebesar 5% dan dihitung dengan
menggunakan formula Pt=Po*(1 + i )n, maka dapat diprediksi bahwa volume lalu
lintas di ruas jalan untuk 5 tahun yang akan datang ( tahun 2015 ) dengan mengabaikan
faktor kawasan.
Peramalan Analisis V/C Tahun 2015
Berdasarkan asumsi bahwa pertumbuhan lalu lintas meningkat rata rata per tahun
sebesar 5% ,maka dapat ditentukan perbandingan V/C untuk 5 tahun yang akan datang (
tahun 2015 ) dengan mengabaikan faktor kawasan dan tanpa adanya peningkatan
kapasitas jalan itu sendiri.
Tabel. 12. Perbandingan V/C jaringan jalan.

Periode

V/ C tiap Ruas Jalan


Ruas JL. 1

Ruas JL. 2

Ruas JL. 3

Ruas JL. 4

Ruas JL. 5

Ruas JL. 6

0.446

0.467

0.487

0.507

0.465

Siang

0.426
0.302

0.317

0.331

0.345

0.360

0.330

Sore

0.527

0.552

0.577

0.602

0.627

0.575

Pagi

Sumber: Hasil analisis

Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal Tahun 2015


Dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun sebesar 5% dan
analisis kapasitas persimpangan tak bersinyal, maka dapat diketahui derajat kejenuhan
(DS) simpang tak bersinyal berikut ini.
Tabel. 13. Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG A )
Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

6,717.000

3,340.000

2.011

Siang

13,00 - 14,00

4,764.000

3,340.000

1.426

Sore

16,15 - 17,15

8,304.000

3,340.000

2.486

Sumber: Hasil analisis

24

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

Tabel. 14. Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG B )


Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

7,329.000

3,340.000

2.194

Siang

13,00 - 14,00

5,196.000

3,340.000

1.556

Sore

16,15 - 17,15

9,060.000

3,340.000

2.712

Sumber: Hasil analisis

Tabel. 15. Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG C )


Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

5,191.000

3,587.000

1.446

Siang

13,00 - 14,00

3,680.000

3,587.000

1.026

3,587.000

1.783

Sore
16,15 - 17,15
6,418.000
Sumber: Hasil analisis
Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
Tabel. 16. Tingkat pelayanan lalu lintas Jl. Tanggulangin ( Tahun 2015 )

No.

Ruas Jalan

Periode V/C

LOS

Pagi

Siang

Sore

0.302

0.527

0.426
0.446

0.317

0.552

0.467

0.331

0.577

0.487

0.345

0.602

0.507

0.360

0.627

0.465

0.330

0.575

Sumber : Hasil analisis

Bangkitan Perjalanan
Bangkitan perjalanan (trip generation) selalu merupakan tahap awal untuk
meramalkan kebutuhan perjalanan, baik dalam wilayah kota atau antar kota sebagai
wilayah studinya. Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah
perjalanan/pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per
satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu, dll). Dari pengertian tersebut, maka
bengkitan perjalanan merupakan tahap pemodelan transportasi yang bertugas untuk
memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal
(meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah (banyaknya)
perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada
masa yang akan datang (tahun rencana) persatuan waktu.

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)

25

Prediksi Bangkitan Lalu Lintas


Jumlah rumah yang akan dibangun di Perumahan tsb adalah sebanyak 163 unit
Berdasarkan data rata-rata jumlah perjalanan dari kawasan pembanding sebagaimana
diuraikan diatas, prediksi jumlah perjalanan kawasan Perumahan d SPRING of
TOMORROW pada jam puncak pagi adalah 45,46 = (28%x163) perjalanan dengan
mengunakan kendaraan ringan atau 45,46 smp dan 132,85 = (163%x163x0,5)
perjalanan dengan mengunakan sepeda motor atau 132,85 smp, sehingga total
bangkitan lalu lintas pada jam puncak adalah 178,31 smp.
Analisis Peramalan Lalu Lintas Setelah Pembangunan
Volume Lalu Lintas Akibat Faktor Kawasan
Besarnya pertumbuhan volume lalu lintas dengan melibatkan faktor kawasan dapat
dilihat pada table berikut ini, dimana bahwa prediksi besarnya bangkitan yang terjadi
setelah adanya pembangunan Perumahan d SPRING of TOMORROW sebesar 178.31
smp.
Tabel. 17. Volume Lalu Lintas JamPuncak Melibatkan Faktor Kawasan ( Tahun. 2010 )

JAM PUNCAK

VOLUME LALU LINTAS TIAP RUAS JALAN


Ruas Jl. 1 Ruas Jl. 2 Ruas Jl. 3 Ruas Jl. 4 Ruas Jl. 5 Ruas Jl. 6

PAGI

1,853

1,933

2,013

2,092

2,172

2,252

SIANG

1,366

1,422

1,479

1,535

1,592

1,648

SORE

2,249

2,347

2,446

2,544

2,643

2,742

Sumber : Hasil Analisis

Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun adalah sebesar 5%, maka besarnya volume
lalu lintas untuk 5 tahun yang akan datang ( tahun 2015 ) adalah sebagai berikut :
Tabel. 18 Volume Lalu Lintas JamPuncak Melibatkan Faktor Kawasan ( 5 tahun mendatang )
JAM PUNCAK

VOLUME LALU LINTAS TIAP RUAS JALAN


Ruas Jl. 1 Ruas Jl. 2 Ruas Jl. 3 Ruas Jl. 4 Ruas Jl. 5 Ruas Jl. 6

PAGI

2,365

2,467

2,569

2,670

2,772

2,874

SIANG

1,743

1,815

1,887

1,960

2,032

2,104

SORE

2,870

2,996

3,122

3,247

3,373

3,499

Sumber : Hasil Analisis

26

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

Analisis V/C
Berdasarkan prediksi rata-rata jumlah perjalanan pada masing-masing jam
puncak, selanjutnya di bebankan pada jaringan jalan untuk mengetahui kinerja lalu
lintas pada setiap ruas jalan dengan melibatkan factor kawasan. Dari hasil analisis
diketahui bahwa pada jam puncak pada pagi hari V/C ratio mencapai 0,615 dengan
tingkat pelayanan C (bangkitan lalu lintas akibat keberadaan Perumahan d SPRING of
TOMORROW masih dapat ditampung pada setiap ruas jalan tersebut, tanpa adanya
penambahan kapasitas jalan itu sendiri.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas (Level of Service/LOS)
Tingkat pelayanan lalu lintas padat pada setiap ruas jalan sekitar kawasan
perumahan dengan melibatkan factor kawasan pada tahun 2010 terjadi pada jam puncak
pagi dengan kategori C, artinya Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
Tabel 19. Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Letjen SutoyoMelibatkan Faktor Kawasan

Sedangkan tingkat pelayanan lalu lintas Jl. Letjen Sutoyo 5 tahun yang akan datang
pada jam puncak pagi hari dengan adanya asumsi tanpa perubahan/penambahan
kapasitas jalan termasuk Kategori C. Selengkapnya lihat Tabel di atas.
Tabel. 20. Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Tanggulangin Melibatkan Faktor Kawasan
untuk 5 tahun mendatang ( tahun 2015 )

RUAS

PERIODE V/C

LOS

Pagi

Siang

Sore

0.472

0.348

0.572

0.492

0.362

0.597

0.512

0.376

0.622

0.532

0.391

0.647

0.553

0.405

0.673

0.505

0.370

0.615

Sumber : Hasil Analisis

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)

27

Kesimpulan
Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan
perumahan, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan ( DS ) sebesar
0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai
Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus
lalu lintas terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482
Dengan hasil analisis tsb, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5
tahun mendatang ternyata masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan
yaitu dibawah 0,80 sehingga belum diperlukan adanya pelebaran penampang jalan,
Dari hasil analisis yang dilakukan pada kondisi jalan setelah terjadinya
pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang
atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C.
Dalam analisis dengan memperhatikan faktor kawasan dan tingkat
pertumbuhan lalu lintas sebesar 5% per tahun, maka dapat diramalkan bahwa dalam
jangka waktu 5 tahun kedepan (tahun 2015) setiap ruas jalan disekitar yang menuju
dikawasan perumahan masih dapat menampung kapasitas lalu lintas yang terjadi dan
masih stabil..
Dari hasil analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan
menunjukkan bahwa Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai
tingkat kejenuhan diatas angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada
kondisi sekarang (tahun 2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan
datang (tahun 2015) menunjukkan nilai tingkat kejenuhan masih tetap diatas angka
1, yang artinya jaug diatas tingkat derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan
dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas
persimpangan jalan tidak dapat menampung pertumbuhan lalu lintas yang akan
terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil dan kecepatan kendaraan masih
bisa dikendalikan.
Daftar Pustaka
Alamsyah, Alik Ansori (2005), Rekayasa Lalu lintas, Malang: Penerbit UMM
Abubakar Iskandar (1996), Menuju Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Yang Tertib,
Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Abubakar Iskandar (1999), Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Jakarta: Penerbit Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat
Bina Marga (1990), Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas,
No. 001/T/BNKT/1990, Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan
Kota.
Bina Marga (1992), Road User Cost Model, Jakarta : Hoff & Overgaard a/s, Denmark
in Association with PT. Multi Phi Beta, Indonesia
Bina Marga (1990), Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas No.
001/T/BNKT/1990, Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan
Kota
Bina Marga (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Ofyar Tamim (2002), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung: Penerbit
ITB

Anda mungkin juga menyukai