Anda di halaman 1dari 17

ASSALAMUALAIKUM

WR.WB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT
(ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS KUTA
BARO
KABUPATEN ACEH BESAR
DESEMBER TAHUN 2014

NAMA
: MULYA
NIM
: 11171080
PEMBIMBING 1 : H.T. MUHAMMAD, SKM, M.SI, M.KES
PEMBIMBING 2 : dr. KHAIRUNNISA

LATAR BELAKANG

WHO (2007) : Kematian balita akibat pneumonia di seluruh dunia


sekitar 19% atau berkisar 1,6-2,2 juta dimana sekitar 70% terjadi di
negara-negara berkembang.

RISKESDAS (2013) : 5 provinsi yang mempunyai insiden dan


prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah NTT (4,6%
dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%)
Sulawesi Barat (3,1% dan 6,1%), Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%).

DEPKES RI (2007) : dari 31 provinsi ditemukan 477.429 balita dengan


pneumonia atau 21,52% dari seluruh jumlah balita di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

ISPA: penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran


pernafasan bagian atas seperti rhinitis, faringitis dan serta saluran
pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis
dan pneumonia yang dapat berlangsung selama 14 hari.

Penyebab: bakteri, virus dan ricketsia. (Putranto, 2007)

Klasifikasi (DEPKES RI, 2008):


a. Ringan (bukan pneumonia)
b. Sedang (pneumonia sedang)
c. Berat (pneumonia berat)

Gejala:

rasa panas, kering dan gatal dalam hidung,


kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung
tersumbat dengan ingus encer serta demam dan
nyeri kepala.

Faktor

yang berhubungan: Lingkungan, pendidikan


orang tua dan kebiasaan merokok keluarga.

Pengobatan:

idealnya pengobatan ISPA bakterial


adalah pengobatan secara rasional, dengan
mendapatkan antimikroba yang tepat sesuai dengan
kuman penyebabnya.

KERANGKA KONSEP
Variabel Independen

Variabel Dependen

Lingkungan

Pendidikan

Kebiasaan Merokok

Penyakit ISPA pada


balita

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 22 s/d


29 Desember 2014, dengan jumlah sampel
sebanyak 63 orang dengan hasil penelitian sebagai
berikut:

Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Penyakit ISPA Pada Balita Di
Puskesmas Kuta Baro
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014

No.

Penyakit Ispa

Frekuensi

Pada Balita
1

Akut

45

71,4

Tidak Akut

18

28,6

Jumlah

63

100

Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Sanitasi Lingkungan Di
Puskesmas
Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014

No.

Lingkungan

Frekuensi

Memenuhi Syarat

29

46,1

Tidak Memenuhi

34

53,9

63

100

syarat
Jumlah

Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok Kepala
Keluarga Di Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh
Besar
Tahun 2014

No.

1
2

Kebiasaan
Merokok
Tidak Merokok
Merokok
Jumlah

Frekuensi

19
44

30,2
69,8

63

100

Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Di
Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun
2014

No.

Pendidikan Ibu

Frekuensi

Tinggi

14

22,2

Menengah

39

61,9

Dasar

10

15,8

63

100

Jumlah

Tabel 5.5.
Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan
Penyakit ISPA Pada Balita Di Puskesmas Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
Penyakit ISPA Pada Balita
Total
Akut

Sanitasi
Lingkungan
f

Tidak Akut

Memenuhi Syarat 19

65,5

10

34,5

29

100

Tidak Memenuhi
Syarat

26

76,5

23,5

34

100

Jumlah

45

18

63

Tabel 5.6.
Hubungan Kebiasaan Merokok Kepala Keluarga
Dengan Penyakit ISPA Pada Balita Di
Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014
Penyakit ISPA Pada Balita
Total
Kebiasaan
Merokok Kepala
Keluarga

Akut

Tidak Akut

Tidak Merokok

16

84,2

15,8

19

100

Merokok

29

65,9

15

34,1

44

100

Jumlah

45

18

63

Tabel 5.7.
Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan
Penyakit ISPA Pada Balita Di Puskesmas Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
Penyakit ISPA Pada Balita
Kebiasaan
Merokok Kepala
Keluarga

Akut

Total

Tidak Akut

Tinggi

42,8

57,2

14

100

Menengah

32

82,1

17,9

39

Dasar

70,0

30,0

10

Jumlah

45

18

63

100

KESIMPULAN DAN
SARAN

Ada

hubungan antara lingkungan dengan kejadian penyakit


ISPA pada balita di Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh
Besar, dengan hasil uji statistik P Value = 0,002.

Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian


penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar, dengan hasil uji statistik P Value = 0,000.

Tidak

ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian


penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar, dengan hasil uji statistik P Value = 0,113.

Saran
Tenaga
Ibu

Kesehatan : Meningkatkan Penyuluhan Kesehatan

atau Keluarga : Mencari informasi secara lengkap

Dinas

Kesehatan : Menyebarkan informasi lebih banyak kepada


masyarakat

Peneliti

: Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kejadian


ISPA pada balita dengan variabel berbeda

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai