Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

OBAT GOLONGAN BETA BLOCKER DAN DIGITALIS


DI SUSUN OLEH:
Putri Muliyana
Nurkhaliza
Rehan Mutia
Teuku Saiful Mahya
Cut Syarifahni
Risky Nurayib
Reza Fahlefi
Dewi Anggraini
Bonita Ashari
Cut Noviana
Rezky Muttaqin
Satria Mauliza
Guntara

(11171156 )
(1117)
(11171035)
(11171062)
(11171059)
(11171032)
(11171068)
(11171153)
(11171134)
(11171016)
(1117)
(11171008)
(1117)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNUVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR 2014-2015

Judul Praktikum

: Membandingkan obat golongan beta blocker dengan golongan


digitalis yang bekerja pada system kardiovaskuler.

Tanggal Praktikum

: 23 Januari 2015

Tujuan Praktikum

: Mempelajari efek farmakodinamik digitalis dan propanolol terhadap


frekuensi denyut jantung.

A. Tinjauan Kepustakaan
1. Jantung
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia. Jantung
berfungsi untuk memompa darah ke suluruh tubuh, sehingga kebutuhan tubuh (nutrisi
dan O2) dapat terpanuhi. Jantung terdiri dari 4 ruangan yaitu 2 ventrikel (kiri dan
kanan) dan 2 atrium (kiri dan kanan). Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong
darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membrane sel-sel otot.
Petensial aksi pada jantung terjadi akibat perpindahan molekul-molekul seperti Ca++, K+
dan Na+. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat dari potensial aksi
yang ditimbulkannya sendiri, yang disebut otoritmisitis.
Sel-sel otot jantung yang mampu mengalami otoritmisitas dapat di temukan di
lokasi: Nodus sinoatrium (SA), nodus atrioventrikel (AV) dan berkas His (berkas
atrioventrikal).
Jantung dapat mengalami gangguan (penyakit jantug) sehingga denyutannya
bisa menjadi lemah ataupun terlalu kuat Penyakit jantung adalah salah satu penyakit
yang mematikan nomor satu didunia, dimana hampir setiap bulan bahkan setiap hari
selalu merenggut nyawa seseorang. Beberapa obat-obatan yang dapat mengatasi
penyakit jantung ini adalah obat golongan beta blocker (-blocker) dan golongan
digitalis.
2. Obat Golongan -Blocker

Obat beta blokcker atau beta-adrenergic blocking agents merupakan obat yang
menghambat norepineprin dan epineprin (adrenalin) agar tidak bersatu dengan reseptorreseptor beta. Zat-zat ini mengikat diri secara reversibel pada reseptor -adrenoreseptor
dan dengan demikian memblok reaksi atas impuls saraf simpatik atau katekolamin
(nor/adrenalin, serotonin, dan sebagainya) dari sirkulasi.
Adrenergic (Sympathomimetic) merupakan zat-zat yang dapat menimbulkan
efek yang mirip dengan impuls yang ditransmisikan oleh serabut pascaganglion
adrenergic dari system saraf simpatis (SS).
Ada beberapa tipe reseptor beta dan masing-masing mengontrol beberapa fungsi
berdasarkan lokasinya di dalam tubuh, yaitu:
1. Beta-1 reseptor: ditemukan di jantung (memperkuat daya dan frekuensi kontraksi
jantung), otak, mata, neuron adrenergik perifer dan ginjal.
2. Beta-2 reseptor: ditemukan di paru-paru (bronchodilatasi), saluran pencernaan, hati
(stimulasi metabolisme glikogen), rahim, pembuluh darah dan otot rangka.
3. Beta-3 reseptor: ditemukan pada sel-sel lemak.
Obat golongan -blocker secara kimiawi bekerja dengan cara memblok reseptor
beta adrenergik dan tidak mempengaruhi reseptor alfa adrenergik. Sehingga dapat
menimbulkan efek pada tubuh, diantaranya yaitu:
a. Pada kardiovaskuler : mengurangi denyut jantung, kontraktilitas miokard dan
memperlambat kecepatan penyaluran AV.
b. Saluran nafas: bronkokontriksi.
c. Metabolisme: menghambat proses glikogenosis di sel hati dan otot rangka,
menghambat aktivasi enzim lipase dalam sel lemak dan menghambat sekresi rennin
dari ginjal.
d. Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatism perubahan pada
sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergic perifer dan
peningkatan biosintesis prostasikilin.

Obat golongan ini larut dalam lemak dan air. Metabolisme dihati dan
diekskresikan melalui hati dan ginjal. Waktu paruh untuk propanolol berkisar 4 jam.
Pemberian obat ini dapat menimbulkan efek samping yaitu gagal jantung, bradiaritmia,
hipoglikemi, brokospasme, efek sentral (depresi, mimpi buruk, halusinasi), gangguan
fungsi seksual. Obat beta blockers diindikasikan untuk merawat irama jantung yang
abnormal, tekanan darah tinggi,

gagal jantung,

angina (nyeri dada),

tremor,

pheochromocytoma dan pencegahan migrain. Kontraindikasi pemberian obat ini


biasanya pada penyakit paru obstruktif (PPOK), diabetes militus (hipoglikemia),
penyakit vaskuler, disfungsi jantung. Adapun obat-obat yang termasuk dalam golongan
-Blocker adalah sebagai berikut:
Dosis awal
(mg/hari)
1. Kardioselektif
a. Asebutolol
b. Atenolol
c. Bisoprolol
d. Metoprolol
- Biasa
- Lepas lambat
2. Nonselektif
a. Alprenolol
b. Karteolol
c. Nadolol
d. Oksprenolol
- Biasa
- Lepas lambat
e. Pindolol
f. Propanolol
g. Timolol
h. Karvedilol
i. labetalol

Dosis maksimal Frekuensi


(mg/hari)
pemberian

Sediaan

200
25
2,5

800
100
10

1-2 kali
1 kali
1kali

Cap. 200 mg, tab. 400 mg


Tab. 50 mg, 100 mg
Tab. 5 mg

50
100

200
200

1-2 kali
1 kali

Tab. 50 mg, 100 mg


Tab. 100 mg

100
2,5
20

200
10
160

2 kali
2-3 kali
1 kali

Tab. 50 mg
Tab. 5 mg
Tab. 40 mg, 80 mg

80
80
5
40
20
12,5
100

320
20
40
160
40
50
300

2 kali
1 kali
2 kali
2- 3 kali
2 kali
1 kali
2 kali

Tab 40 mg, 80 mg
Tab 80 mg, 160 mg
Tab 5 mg, 10 mg
Tab 10 mg, 40 mg
Tab 10 mg, 20 mg
Tab 25 mg
Tab 100 mg

3. Obat golongan Digoxin


Digoksin merupakan glikosida jantung yang berasal dari daun foxglove
(Digitalis,sp). Efek digoksin pada pengobatan jantung gagal jantung:

1. Inotropik positif:
Digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase pada membrane sel otot jantung
sehingga meningkatkan kadar Na+ intra sel. Hal ini menyebabkan berkurangnya
pertukaran Na+ dan Ca++ selama repolarisasi dan relaksasi otot jantung sehingga Ca2+
tertahan dalam sel, kadar Ca2+ intrasel meningkat dan ambilan Ca2+ ke dalam
reticulum sarkoplasma (SR) meningkat. Sehingga kontraktilitas sel otot jantung
meningkat.
2. Kronotopik negative dan mengurangi aktivitas saraf simpatis:
Pada dosis terapi, digoksin meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas
simpatis d nodus SA dan AV, sehingga menimbulkan bradikardi sinussampai henti
jantung dan perpanjangan konduksi AV.
Digoksin diindikasikan kepada pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrium
(memperlambat kecepatan ventrikel karena hambatan AV) dan pasien gagal janutng
dengan aritmia yang masih simtomatik (untuk lini kedua). Waktu paruh obat ini
berkisar antara 36-48 jam, sehinga diberikan sekali sehari. Obat ini dieksresi melalui
ginjal, efek toksik obat ini berupa efek proaritmik (karena panurunan potensian istirahat
akibat hambatan pompa Na dan pengikatan automatisitas), anoreksia, muntah, nyeri
lambung, penglihatan berwarna kuning, malaide, bingung dan mimpi buruk. Dosis
digoksin 0,125-0,25 mg sehari. Kontra indikasi penggunaan obat ini pada bradikardi,
blok AV derajar 2 dan 3, sindrom sick sinus, sindrom wolff-parkinson-white,
kardiomiopati obstruktif hipertrofik dan hipokalemia.
4. Alat dan Bahan
a. Hewan coba: kelinci.
b. Bahan: propanilol 10 mg tab, digoksin 0,25 mg tab dan Aqua proinjection 15 ml.
c. Alat: stetoskop, arloji, lumping dan alu, spuit 1 cc, Com, sarung tangan dan masker.
5. Cara Kerja
a. Menyiapkan 2 ekor kelinci
b. Ukur denyut janutng kelinci sebelum minum obat.
c. Gyrus obat yang akan digunakan dengan menggunakan lumping fiksasi dengan air.
d. kemudian minumkan propanolol pada kelinci 1 dan minumkan digoksin pada
kelinci 2.

e. Setelah 10 menit pemberian obat, maka nilai dan ukur frekuensi denyut janutng
pada kelinci. Lanjutkan pengukuran denyut jantung setelah pengukuran yang
pertama. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali.
6. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Denyut Jantung (HR) per menit
Nama obat
Sebelum minum obat

10

20

30

40

50

Propanolol

159 kali

Digoksin

155 kali

168
kali
175
kali

172
kali
198

188
kali
240
kali

195
kali
220
Kali

199
kali
183
kali

kali
Grafik Hasil Pengamatan
300
250
200
Propanolol

150

Column1
100
50
0
HR sebelum Minum obat

20'

40'

7. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan efek dari
propanolol tidak dapat terlihat karena hasil praktikumnya gagal dimana

efek

propanolol terhadap kelinci mengakibatkan denyut jantung kelinci menjadi lebih cepat
(takikardi). Hal ini mungkin disebabkan beberapa hal, yaitu: salah pemberian obat
(bukan obat beta blocker), kelinci mengalami stress karena lingkungan sekitar terlalu

bising, cara pemberian obat yang kurang tepat sehingga obat tidak semuanya masuk ke
dalam mulut kelinci dan metabolisme lintas pertama yang dapat menurunkan
bioavailabilitasnya (derajat untuk mencapai organ target menurun) menjadi 25%.
Berdasarkan teori, seharusnya efek propanolol dapat menurunkan denyut jantung, cara
kerja obat ini yaitu berikatan dengan adrenoreseptor-beta pada otot jantung (nodus AV)
sehingga epineprin ataupun norepineprin tidak dapat berikatan dengan reseptor
tersebut, hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan refractoriness nodus AV.
Sedangkan hasil pengamatan pengaruh digoksin terhadap denyut jantung kelinci
menghasilkan peningkatan denyut jantung. Hal ini sesuai dengan teori, karena digoksin
merupakan obat yang dapat meningkatkan denyut jantung dengan cara menghambat
pompa natrium-kaliun-ATPase dan peningkatan arus masuk ion kalsium ke intra sel
pada membrane sel otot jantung, meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas
simpatis di nodus SA maupun AV.
8. Kesimpulan
Tidak ditemukan efek proponolol terhadap kelinci percobaan. Hal ini
dikarenakan oleh beberapa hal: pemberian obat yang salah, kelici mengalami
stress, obat yang tumpah saat pemberian melalui oral dan metabolisme lintas

pertama.
Ditemukan adanya efek obat digoksin terhadap denyut jantung kelinci yaitu
berupa peningkatan denyut jantung.

9. Daftar Pustaka
Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. FK-UI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai