Anda di halaman 1dari 7

Cara Mengatasi Takut Dalam Gelap

March 22nd, 2011 Huteri Manza 0 Comments

novels
email
film
pet adoption
online shop
tips
mattress

Ternyata bukan hanya anak kecil yang takut gelap. Banyak orang dewasa yang
mengalaminya. Bahkan riset yang diadakan oleh Warwick Castle, puri abad pertengahan
di Warwickshire, Inggris, menunjukkan bahwa 10 persen dari orang dewasa di Inggris
(jumlahnya diperkirakan 5 juta orang) tak mau ditinggalkan sendiri dalam kegelapan
Buka
Angka ini sungguh di luar dugaan Warwick, apalagi 25 persen dari responden mengaku
takut gelap sejak masih anak-anak. Setelah dewasa, mereka tetap tak mampu tidur lelap
kecuali ditemani lampu meja sepanjang malam.
Bahkan, 60 persen responden mengaku tidak mematikan lampu ketika keluar dari rumah
karena takut ketika pulang nanti rumahnya terlihat gelap dan sunyi.
Rasa takut gelap ini oleh para psikolog sering disebut Nyctophobia. Kadang-kadang
penyakit ini menguasai seseorang, dan membuatnya merasa lemas dan ketakutan.
Bagi sebagian orang, rasa takut ini membuatnya merasa lumpuh, sehingga tak dapat
menikmati aktivitas yang mengharuskannya sendirian, berjalan malam hari, kemping,
atau eksplorasi alam. Dan, ini tak cuma dialami kaum perempuan, lho.
Ketika Anda berada di dalam kegelapan, pikiran Anda bisa memanipulasi Anda, begitu
kata juru bicara dari Warwick Castle. Tidak heran, dari penelitiannya terlihat juga bahwa
20 persen orang dewasa mengalami panik luar biasa ketika lampu tiba-tiba mati tanpa
pemberitahuan.

Tentu, tak mungkin kita menghindari kegelapan, karena kita akan menemuinya setiap
hari. Maka, sebaiknya setiap orang berusaha mengatasi rasa takutnya ini. Adakah cara
yang memungkinkan kita melenyapkan penyakit ini secara berangsur-angsur?
1. Dahulukan logika.
Kebanyakan rasa takut itu tidak logis, dan secara alamiah emosional. Menerapkan logika
dalam masalah emosional tampaknya berlawanan, tapi sebenarnya tidak.
Misalnya Anda sedang berbaring di tempat tidur, ingin ke kamar mandi tapi takut keluar
karena ada bayangan gelap di sudut ruangan. Segera nyalakan lampu ruang tidur, dan
amati apa sebenarnya bayangan itu.
Begitu Anda mulai merasakan bahwa rasa takut menguasai Anda, mulailah berpikir
rasional dengan mengatasi takut itu dengan fakta-fakta. Lihat apa yang mengganggu
Anda. Mungkin itu hanya bayangan pakaian yang digantung di belakang pintu.
2. Melatih penglihatan pada malam hari.
Ketika kita baru masuk dari ruangan yang terang ke ruangan yang gelap, kita pasti tidak
dapat melihat apa-apa. Tetapi perlahan, mata kita akan mulai dapat menangkap obyekobyek di dalam ruangan.
Cobalah menyebutkan benda-benda yang Anda lihat. Dengan mampu menggambarkan
apa yang Anda lihat, indera penglihatan malam hari ini akan meningkat, dan rasa takut
akan berkurang.
3. Bacalah artikel yang inspiratif.
Film horor konon sering ditonton oleh orang-orang yang penakut. Sebab, dengan
demikian ia bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila ia mengalami seluruh teror
itu.
Tetapi daripada nonton atau membaca novel horor sebelum tidur, lebih baik pilih bacaan
yang inspiratif. Entah itu buku-buku agama, spiritual, movitasi, apapun yang akan
menghangatkan hati Anda. Bacaan itu akan membuat Anda rileks dan mengantuk.
4. Meditasi, visualisasi, dan berdoa.
Meditasi sebelum tidur dirasakan banyak orang dapat membuat tubuh dan pikiran jadi
rileks, serta membantu melepaskan ketegangan dan mengatasi takut.
Berdoa juga membantu kita merasa dilindungi dari lingkungan sekitar, sedangkan
visualisasi bisa menjadi cara yang baik untuk menyiapkan pikiran selama pagi hari untuk
menerima malam hari.

Saat Anda duduk atau berbaring di tempat tidur, bayangkan Anda berada di suatu tempat
yang Anda inginkan. Lihatlah bagaimana Anda berjalan dan menikmati tempat tersebut.
Pandanglah langit yang cerah, dan rasakan hangatnya sinar matahari. Kemudian,
bayangkan juga indahnya langit yang dihiasi bintang dan bulan pada malam hari.
5. Ajak teman jalan-jalan malam hari.
Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut adalah menghadapinya. Berjalan di kegelapan
ditemani beberapa orang membuat Anda akan melangkah dengan percaya diri dan berani.
Tak perlu banyak berbicara, nikmati saja suara-suara alam di sekitar seperti suara
jangkrik atau hembusan angin yang menerpa pepohonan. Akan sempurna jika bulan
sedang purnama, karena Anda akan menikmati indahnya malam hari.
Kebanyakan orang jadi takut gelap karena pernah mengalami kejadian buruk. Jika hal ini
terjadi pada Anda, cobalah berdamai dengan kejadian tersebut. Lalu, terapkan lima
langkah di atas.
Anda akan merasa lebih rasional dan tidak lemas lagi. Ingatlah, pemberani bukanlah
orang yang tidak punya rasa takut sama sekali, melainkan orang yang sanggup mengatasi
rasa takutnya.
Sumber :
ovalezoval.blogspot.com
Popularity: unranked [?]
Kata Kunci Yang Masuk:

bagaimana cara melihat dalam gelap (2), cara menghilangkan takut saat
tidur sendirian (2), cara mengatasi takut tidur (2), mengatasi takut tidur
(1), mengatasi takut tidur sendirian (1), menghadapi anak takut masuk wc
(1), menghilangkan rasa takut tidur sendirian (1), menikmati indahnya
malam hari (1), orang dewasa takut tidur sendirian? (1), Penyakit selalu
takut dibelakang (1)

Post Yang Terkait Dg Cara Mengatasi Takut Dalam


Gelap

Bagaimana Caranya Mengatasi Susah Tidur


Jika kamu termasuk orang yang susah tidur, atau kata lainnya ga bisa tidur. Inilah
rahasianya agar kamu bisa tidur dengan nyenyak. Anda memiliki masalah sulit ...

Penyebab Gangguan Menakutkan Saat Tidur


Tidur seharusnya menjadi waktu yang damai dan rileks. Tapi bagi sebagian orang
yang mengalami gangguan tidur, tidur bisa menjadi hal yang menakutkan. Apa
saja gangguan ...

Kenapa Remaja Sulit Bangun Pagi


Apakah anda termasuk seorang remaja atau anak muda yang sulit bangun pagi
sehingga kadang orang tua kadang harus berteriak-teriak atau bolak-balik
membangunkan di pagi hari ...

Jangan Palingkan Muka Saat Disuntik


Ini adalah tips bagian kalian yang mungkin takut disuntik tetapi harus disuntik,
ketika disuntik jangan palingkan muka, kenapa? Secara naluriah, kebanyakan
orang akan memalingkan muka ...

Sudah Tidur Lama Tapi Masih mengantuk?


Ada sebab kenapa sudah tidur lama tetapi masih mengantuk, dan sebab2 itu
adalah sebagai berikut Jika Anda sudah tidur berjam-jam tapi masih terasa
ngantuk, maka ...

Bakteri di Susu Formula


2Share

Susu formula dan makanan bayi tercemar bakteri? Pertanyaan itu masih menggelayut di
benak para orang tua di Indonesia hingga kini. Hal itu setelah pihak Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia enggan melaksanakan keputusan Kasasi Mahkaman

Agung beberapa waktu lalu untuk mengumumkan hasil penelitian Institut Pertanian
Bogor tentang produk susu formula dan makanan bayi yang tercemar bakteri.
Pencemarnya adalah bakteri Enterobacter sakazakii yang tergolong ganas. Efeknya bisa
menyebabkan penyakit enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi
peredaran darah), dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan
otak).
Informasi tentang bakteri dalam susu formula dan makanan bayi ini bersumber dari
penelitian yang dilakukan tim Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian
Bogor (IPB) dengan judul Potensi Kejadian Meningitis Pada Neonatus Akibat Infeksi
Enterobacter Sakazakii yang Diisolasi dari Makanan dan Susu Bayi. Anggota tim
peneliti antara lain DR. Sri Estuningsih, Drh. Hernomoadi Huminto, MVS, DR. I Wayan
T Wibawan, dan DR. Rochman Naim.
Penelitian ini menggunakan 22 sampel susu formula dan 15 sampel makanan bayi yang
merupakan produk lokal. Uji coba dilakukan dalam dua tahap dengan objek bayi mencit.
Pertama tahap isolasi dan identifikasikan E. sakazakii dalam semua sampel susu formula
dan makanan bayi. Kedua, tahap menguji E. sakazakii dari hasil isloasi dan melihat
kemampuannya menghasilkan enteroksin (racun) melalui uji sitolisis (penghancur racun).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di Indonesia terdapat susu formula (22,73% dari
sampel) dan makanan bayi (40% dari sampel) yang terkontaminasi E. sakazakii.
Kontaminasi ini menghasilkan enterotoksin tahan panas dan menyebabkan enteritis,
sepsis, dan meningitis pada bayi mencit.
Penelitian Tahun 2003
Satu hal yang digarisbahwahi, penelitian ini menggambarkan kondisi market susu
formula dan makanan bayi pada tahun 2003. Penelitian tim FKH IPB ini berlangsung
tahun 2003 atas biaya Departemen Pendidikan nasional (Depdiknas). Tahun 2006,
penelitian itu telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi Food
Processing. Ketentuan yang berlaku, sebagai penerima dana dari Depdiknas, tim peneliti
wajib membuat seminar. Dan kewajiban itu baru diadakan akhir 2007 kemudian dimuat
dalam situs resmi IPB, www.ipb.wc.id pada 15 Februari 2008. Kehebohan terjadi setelah
media massa ramai-ramai memberitakannya ke publik.
Jangan Panik
Melihat perkembangan yang ada, masyarakat dihimbau untuk tidak terlalu khawatir. Tak
perlu takut, kata Dr. Soedjatmiko, SpA (K) MSi, konsultan tumbuh kembang pediatrik
sosial dan magister sains psikologi perkembangan dari FKUI/RSCM. membahas
permasalahan yang menghebohkan ini. Agar Anda tenang, Soedjatmiko mengemukakan
beberapa catatan:
Pertama, sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah produk-produk
yang beredar tahun 2003. Semua produk susu formula dan makanan bayi yang beredar
tahun itu sudah tidak ada lagi di pasar.

Kedua, sejak tahun 2003, belum ditmukan adanya laporan kasus infeksi E. sakazakii
di lapangan. Hal ini boleh jadi karena bakteri tersebut (kalau ada) bisa mati dalam proses
penyajian.
Ketiga, Di dunia, selama 40 tahun hanya ditemukan 46 kasus infeksi E. sakazakii pada
anak-anak. Itu terjadi pada anak-anak yang memiliki latar belakang fisik bermasalah,
seperti bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, dan kekebalan tubuh rendah.
Catatan Soedjatmiko itu menegaskan walau penelitian membuktikan sejumlah sampel
susu formula terpapar bakteri E. sakazakii, tidak ditemukan kasus di lapangan yang bisa
dijadikan saksi bahwa susu formula berbahaya.
Selain ketiga catatan di atas, perkembangan dan kemajuan teknologi produksi pangan
juga dapat dipertimbangkan sebagai faktor yang meminimalkan terjadinya kontaminasi
bakteri pada produk makanan bayi. Sri Estuningsih, anggota tim peneliti FKH, dalam
situs IPB, mengungkapkan bahwa ia pernah melihat secara langsung fasilitas produksi
milik salah satu perusahaan pembuat susu formula dan makanan bayi dengan omset
terbesar di Indonesia. Menurut Estuningsih, sebagian besar fasilitas tersebut telah
memenuhi standar operasional prosedur perusahaan susu formula bayi, dan masih terus
melakukan upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri ke dalam produkproduknya. Namun Sri Estuningsih juga mengingatkan, susu formula bukan produk yang
steril. Jadi, penting bagi orang tua memperhatikan cara penggunaan dan
penyimpanannya untuk menghindari kejadian infeksi pada si kecil.
Kembali ke ASI
Di tengah kesimpangsiuaran informasi, ada pihak yang sama sekali tidak terpengaruh
dengan berita ini. Mereka adalah para orang tua yang memberikan ASI pada anakanaknya. Hanya ASI-lah makanan yang benar-benar aman bagi bayi. Kualitas gizinya
tidak terkalahkan, benefit bagi si bayi tidak terbantahkan, dan biaya yang dikeluarkan
sangat ekonomis bisa dipenuhi oleh siapa saja. Kejadian ini bisa menjadi momentum baru
untuk mempertegas gerakan kembali ke ASI di seluruh nusantara.
Cara Aman Melindungi Bayi dari Infeksi Bakteri
1. Berikan ASI (air susu ibu) secara eksklusif selama 6 bulan dan teruskan sampai
anak berusia 2 tahun. Terutama untuk anak-anak yang lahir prematur. ASI
menjadi nutrisi yang paling aman dan steril bagi organ pencernaannya.
2. Perhatikan proses penyajian dan penyimpanan susu formula serta perangkatnya.
Pastikan botol susu yang digunakan telah steril dari kuman.
3. Ketika menyajikan susu, gunakan air mendidih. Tuang air ke dalam botol, biarkan
hingga suhu air turun menjadi 70 derajat celscius, kemudian campurkan dengan
bubuk susu. Dinginkan dengan cara merendam botol dengan air dingin. Jangan
tambahkan air dingin ke dalam botol karena kemungkinan air tersebut tidak steril
lagi.
4. Cuci tangan dengan air hangat sebelum menyiapkan susu.

5. Jangan biarkan sisa susu tersimpan dalam botol karena memberi kesempatan pada
bakteri hinggap dan berkembang biak.

Anda mungkin juga menyukai