Akut
Kronis/Menahun
Konjungtivitis
Akut
oleh
Streptokokus,
Corynebacterium
diphtherica,
Pseudomonas, Neisseria, dan Hemophilus.
Manifestasi
klinis
dapat
berupa
mukopurulen dan purulen.
Biasanya terjadi dari satu mata yang
berpindah melalui mekanisme fomite.
Konjungtivitis bakterial akut terjadi tidak
lebih dari 14 hari dan biasanya dapat
sembuh sendiri.
sekret:
Pewarnaan metilen biru diplokok di dalam sel
Keterlambatan
pengobatan
dapat
menyebabkan kerusakan kornea dan kebutaan
Terapi dapat berupa penisilin salep dan injeksi:
Bayi 50.000 U/kgBB selama 7 hari
Sekret dibersihkan terlebih dahulu menggunakan
Konjungtivitis Bakterial
Mukopurulen (Kataral) Akut
Disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Str.
Pemeriksaan
disebabkan
oleh
beberapa
jenis
virus.
Manifestasi klinis beragam, mulai dari yang
ringan (dapat sembuh sendiri), hingga
berat.
Demam Faringokonjungtiva
Disebabkan oleh adenovirus tipe 3,4 dan 7.
Masa inkubasi 5-12 hari; menular selama
Keratokonjungtivitis
Disebabkan oleh adenovirus 8 dan 19.
Mudah
Konjungtivitis Herpetik
Herpes Simpleks
Disebabkan oleh virus Herpes Simplex;
sering dijumpai pada anak usia di bawah 5
tahun.
Manifestasi klinis: injeksi, iritasi, discar
mukoid, nyeri, fotofobia ringan, tampak lesi
herpetik pada kelopak mata, tampak
pembengkakan kelenjar preaurikuler.
Dapat
sembuh sendiri
infeksi mengenai
kornea. 7-14 hari tanpa
pengobatan; namun diberikan antivirus
untuk mencegah
Konjungtivitis Alergi
Disebabkan oleh reaksi alergi non infeksi,
Konjungtivitis Alergi
a. Konjungtivitis Vermal
Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas
tipe I; bersifat rekuren.
Merupakan
penyakit
rekuren
yang
mengenai pasien usia muda: 3-25 tahun,
rata-rata 10 tahun.
Pada mata ditemukan papil besar dengan
permukaan rata pada konjungtiva tarsal,
rasa gatal berat, sekret gelatin yang berisi
eosinofil atau granula eosinofilik, dapat
menyebabkan keratitis, neovaskularisasi,
dan tukak indolen.
Konjungtivitis Alergi
b. Konjungtivitis Akibat Obat
Dapat berupa iatrogenik atau Sindroma Steven
Johnson.
Iatrogenik merupakan efek samping obat.
Biasanya terjadi pada penggunaan dipivefrin,
miotics, idoxuridine, neomycin jangka panjang.
Sindroma Steven Johnson merupakan penyakit
eritema
multiform
berat,
disebabkan
hipersensitivitas terhadap obat-obatan tertentu.
Manifestasi klinis: lesi eritema kulit, mata
merah, demam, nyeri sendi, vesikel kulit, bula,
stomatitis ulseratif, dapat terjadi penurunan
visus.