Amavat ryate rabhadhvam, uttisthata pra tarat sakhyah. Atrjahma ye asan aev, ivan
arembhi vjn. gveda X.53.8. Wahai teman-teman, dunia yang penuh dosa dan duka ini berl
alu bagaikan sebuah sungai yang alirannya dirintangi oleh batu besar dan berat.
Tekunlah, bangkit dan seberangilah. Tinggalkanlah persahabatan dengan orang-oran
g yang tercela (pelaku dosa). Seberangilah sungai kehidupan untuk mencapai kesej
ahtraan dan kebahagiaan
Filsafat Hindu percaya akan adanya orde moral yang kekal abadi (Sanatana) dalam al
am semesta ini, kecuali dalam Carvaka yang menganut aliran materialisme. Ini dap
at dibuktikan oleh aliran Mimamsa yang mempunyai konsep Apurva, yaitu hukum yang
menjamin adanya Hasil yang dapat dinikmati dimasa-masa mendatang dari upacara-u
pacara yang dilaksanakan kini, aliranaliran Nyaya Vaisesika dengan konsep pemiki
ranya tentang adrista, yaitu prinsip tak nyatayang meliputi atom benda materi dan
mengatur segala obyek dan kejadian (relativitas umum) menurut prinsip-prinsip mo
ral dan dengan konsepsi Hukum karma yang umum, yang diterima oleh semua aliran f
ilsafat Hindu .
Hukum karma adalah hukum konservasi nilainilai moral, baik (mulia) maupun buruk
(rendah) perbuatan manusia . Hukum konservasi nilainilai moral ini berati, bahwa
sanya tidak ada hasil kerja yang hilang begitu saja (Krita pranasa) dan tidak ad
a apa-apa yang terjadi pada seseorang akibat perbuatannya sendiri (akritabhyupag
ama) . Karena aliran filsafat Hindu (Sankhya, Yoga,Nyaya, Vaisesika, Mimamsa, Ve
danta) yang orthodoks, termasuk pula aliran Buddha dan Jaina, menerima konsep Hu
kum Karma ini .
Bentuk hukum karma yang paling sederhana adalah segala perbuatan, baik atau buru
k, membuahkan akibatnya masing-masing pada hidup seseorang yang melakukan perbua
tan tersebut, asalkan perbuatan dimaksud dilakukan dengan keinginan untuk memper
oleh hasilnya. Hukum karma ini membantu kita untuk menerangkan, mengapa individu
-individu manusia berbeda satu sama lain dan tidak ada yang sama, yang tidak bis
a dijelaskan dengan keadaan kehidupan yang ada. Sering kita jumpai, bahwa orangorang yang terlahir dalam keadaan yang sama dan dibesarkan dalam lingkungan yang
sama, tetapi sangat berbeda dalam kesenangan dan sukses hidupnya : ada yang bah
agia ada yang sengsara, ada yang pandai ada yang bodoh, ada yang kaya ada yang m
iskin, ada yang baik ada yang jahat dan seterusnya .
Namun hukum karma menjelaskan bahwasanya semua perbuatan di masa lalu, kini dan
nanti pasti membuahkan hasil yang wajar, baik dalam masa hidup sekarang ini, mau
pun kehidupan nanti . Prinsip waktu memegang peranan penting dalam filsafat Hind
u sebagai saksi-saksi dalam sejarah hidup manusia . Waktu adalah waktu, waktu ad
alah peristiwa, waktu adalah sejarah . Hanya waktu yang dapat mengisahkan masa l
alu, masa kini dan masa yang akan datang . Hukum karma bergulir bersama-sama wak
tu .
TEORI Spinoza (Benedict De atau Barch yang hidup di abad XVII (1632 1677) Tentan
g metafisika dan etika, tentang substansi yang dia namakan akal dan materi bila
terpisah tidak akan ada interaksi . Akal dan materi hanya merupakan atribut subs
tansi, yaitu Tuhan. Hal ini telah terungkap dalam kitab-kitab suci Veda sejak 30
00 tahun lampau dengan istilah-istilah Purusha sebagai akal (jiwa) dan Prakriti
sebagai materi (benda-benda lahiriah) sebagai atribut Atman, Tuhan dalam teori S
pinoza. Dia diusir dari tanah kelahirannya karena pandangannya bertentangan deng
an gereja .
Juga teori Darwin ( Carles Robert yang hidup di abad XIX = 1809 1882) seorang sa
rjana Inggris yang dikenal dengan teori evolusi dimuat dalam bukunya berjudul The
origin of species, sudah dirumuskan 3000 tahun lampau dalam filsafat Hindu diken
al dengan indung telur alam semesta yang disebut Hirinyagarbha yang membiakkan a
tom-atom, sel-sel, gumpalan awan, membeku menjadi ganggang lalu lumut yang kemud
ian dalam evolusinya tumbuh menjadi binatang yang paling sederhana, satwa, mamal
dan seterusnya manusia paling purba sampai ke manusia sekarang ini . Teori Spin
oza maupun Darwin adalah merupakan suatu titik puncak gunung es di lautan antart
ika ilmu pengetahuan terungkap dalam kitab-kitab suci Veda sejak 3000 tahun lamp
au . Demikianlah sejak zaman dahulu itu teori-teori metafisika dan etika telah d
igeluti oleh para ahli dan orang arif bijaksana, termasuk teori hukum karma ini
yang menyangkut kehidupan di zaman paling purba sampai di zaman kita sekarang in
i .
Para Rsi merumuskan bahwa Karma terbagi atas : yang belum mulai memberikan hasil
disebut Anarabdha Karma, yang sudah memberikan hasil disebut Arabdha atau Prara
bdha Karma. Anarabdha Karma dibagi lagi menjadi dua : akumulasi dari hidup masa
lampau Praktana atau Sancita Karma Yang dikumpulkan dalam hidup sekarang ini, Kr
iyamana atau Sancityamana Karma . Status hukum karma ini menurut beberapa aliran
(seperti Nyaya, Vaisiseka ) ada dibawah pengawasan dan kontrol Tuhan Yang Maha
Kuasa, sedangkan aliran-aliran filsafat lainnya (seperti Jaina, Baudha, Sankhya,
Mimamsa) memandang bahwa hukum karma ini otonom sifatnya dan bekerja bebas dari
kehendak Tuhan . Namun betapapun status hukum karma ini didudukkan, ia berlaku
atas dunia perbuatan yang dilakukan berdasarkan pengaruh nafsu dan keinginan hid
up duniawi yang biasa yang diuraikan seperti berikut : segala perbuatan yang ber
motif keinginan akan memperoleh hasil dalam hidup ini dan hidup nanti terkena ol
eh hukum karma ini .
Perbuatan yang dilakukan tanpa motif keinginan akan hasilnya dan tanpa nafsu, ti
dak memberi hasil yang mengikat, seperti biji bibit yang digoreng tidak bisa tum
buh . Hukum karma ini mengajarkan orang agar bekerja tanpa mementingkan diri sen
diri, yang menyebabkan ia tidak saja terbebas dari ikatan hasil perbuatannya, te
tapi juga memusnahkan akumulasi hasil-hasil perbuatannya di masa lampau : Ia ter
bebas dari pengaruh yang mengikat, terbebas dari rasa senang dan benci, harapan
dan kecemasan, yang membawa ia menuju ke kecemasan. Orang yang mencapai kelepasa
n tidak lagi terikat oleh hukum karma. Hukum karma ini membuat manusia menjadi p
enguasa tujuan hidupnya sendiri. Hukum karma membuat manusia berpikir tentang ke
jelekkannya sekarang sebagai akibat perbuatanya sendiri dan mengharapkan masa de
pan yang lebih baik dengan jalan memperbaiki perbuatannya sendiri.
Selain hukum karma, pandangan yang umum diterima oleh aliran-aliran dalam filsaf
at Hindu, yaitu tentang hakekat bahwasanya ketidaktahuanlah yang menyebabkan man
usia terbelenggu oleh kesengsaraan yang berkepanjangan . Belenggu ini adalah pro
ses lahir dan lahir kembali (Numitis = Inkarnasi) serta konsekwensi kesengsaraan
-nya yang mengikat seseorang. Maka itu manusia harus berusaha untuk mencapai kel
epasan (Mukti atau Moksa) . Ini berarti berhentinya proses lahir dan lahir kemba
li .
Tetapi perbuatan yang benar tidak bisa lahir tanpa adanya pengendalian diri send
iri, sebab perkataan dan perbuatan kita tidak selamanya mengikuti keyakinan inte
lektual kita, didorong oleh degupan rasa (impuls), seperti rasa cinta dan benci
(Raga dan Dvesa), yang merupakan pendorong otomatis perbuatan kita. Indera kita
selalu menjadi alat yang buta dari degupan rasa ini. Maka itu, indra (pikiran, p
endengaran, penglihatan, penciuman, pencicipan, dan penyentuhan) harus selalu te
rkontrol dengan upaya yang terus menerus, diulang-ulang menuju yang benar (Abhya
sa) .
Terkecuali aliran carvaka, semua aliran filsafat Hindu percaya pada adanya kemun
gkinan kelepasan ( Mukti atau Moksa ) sebagai kebijakan yang tertinggi, dimana k
esengsaraan yang dibawakan oleh hidup di dunia ini dapat dimusnahkan seluruhnya,
dan hukum karma tidak berlaku lagi .
OM SANTIH,SANTIH,SANTIH OM SAHIY
TERIMA KASIH