PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dari evaluasi setelah
proses pembelajaran dilakukan. Menurut Winkel (1991:28) belajar adalah bukti
keberhasilan dan usaha yang dilakukan serta merupakan kecakapan yang diperoleh
melalui kegiatan pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan angka.
Selanjutnya Soemantri (2001:1) hasil belajar merupakan suatu indikator dari
perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar. Guru
biasanya mengungkapnya menggunakan suatu alat penilaian yang ditetapkan. Pada
dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh
siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu yang dinyatakan dengan angka.
Hasil belajar yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran produktif atau
standar kompetensi kejuruan di SMK terdiri dari pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Hasil belajar mata pelajaran produktif ini di SMK Negeri 1 Kinali
masih perlu ditingkatkan karena belum sesuai dengan harapan. Salah satu mata
pelajarannya adalah Memahami Prinsip Pembuatan Master (MPPM) , dimana setelah
dilaksanakan ulangan harian teori ketuntasan siswa secara klasikal hanya mencapai
30 % . Nilai ketuntasan minimal setiap individu yang harus dicapai (kkm) adalah 75
sedangkan ketuntasan klasikal minimal 80%. Hasil belajar siswa ini masih jauh dari
tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai pendidikan yang bermutu.
Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa merupakan masalah penting yang
harus dicarikan solusinya dan perlu penanganan khusus. Guru harus mampu
mencarikan solusi agar masalah ini dapat segera diatasi. Jika masalah tersebut tidak
segera diatasi dikuatirkan dapat menpengaruhi mutu pendidikan di SMK Negeri 1
Kinali.
untuk
3.
4.
5.
6.
MPPM
7. Apakah dengan tes lisan pada mata pelajaran MPPM dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah peneliti membatasi masalah pada penelitian ini
hanya pada hasil belajar siswa yang rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah Penerapan Tes lisan dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Siwa Kelas X TAV 1 pada Mata Pelajaran MPPM .
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan tes lisan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TAV 1 mata pelajaran MPPM.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Meningkatkan hasil belajar bagi siswa khususnya pada pelajaran teori Memahami
Prinsip Pembuatan Master.
2. Memotivasi siswa untuk mencapai hasil belajar melalui usaha sendiri
3. Menanamkan sifat (karakter) jujur pada siswa yang berguna untuk mencapai
sukses yang bertahan dalam persaingan hidup dimasa depan
4. Memberikan masukan kepada penulis agar siswa dapat mencapai hasil belajar
yang optimal dalam proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Kinali
5. Pengembangan diri bagi penulis untuk belajar terus sehingga dapat lebih
meningkatkan kemampuan membantu siswa untuk mencapai hasil pembelajaran.
6. Memberikan masukan kepada SMK Negeri 1 Kinali dalam usaha meningkatkan
kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TENTANG HASIL BELAJAR
1. Definisi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu akan
dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan
mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang
yang belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Beberapa pendapat dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar
sebagai berikut: Sntrock dan Yussen (sugihartono,2007:74) mengemukakan
bahwa belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen karena
adanya pengalaman. Sugihartono (2007:74) mengemukakan bahwa belajar
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi iidu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Morgan (Ngalim
Purwanto, 2002:84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman.
Skinner ( Dimyanti dan Mudjiono, 2006 : 9) mengemukakan belajar adalah
suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik,
sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Gagne (dimyati dan Mujiono, 2006:10) mengemukakan belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah orang belajar
orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
dalam belajar.
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu ( Nurkanca dan Sunartana,1990: 1). Selain
itu Rasyid
dan Mansyur
(2008:3) mendefinisikan
evaluasi
adalah
kegiatan
pengukuran
(pengumpulan
data
dan
informasi),
menguji siswa. Sebaliknya denganteknik non tes evaluasi hasil belajar dilakukan
tanpa menguji peserta didik.
2. Teknik Lisan sebagai salah satu bentuk tes
a. Pengertian Tes
Tes adalah suatu cara mengdakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak anak
lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana dan sunartana,
1990 : 34).
Pendapat lain dikemukakan oleh Rasyid dan Mansur (2008:11), bahwa tes
merupakan salah satu cara menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia
secara langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus
atau pertanyaan. Oleh karena itu agar diperoleh informasi yang akurat
dibutuhkan tes yang handal.
Teknis tes menurut Arikunto (2002:32) adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematis dan objektif
keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat
dan tepat.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah
suatu cara, prosedur atau alat yang sistematis dan objektif untuk mengevaluasi
tingkah laku (kognitif, afektif dan psikomotor) siswa atau sekelompok siswa
berdasarkan nilai standar yang ditetapkan.
perintah yang diberikan. Tes lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf
siswa untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif yaitu pengetahuan dan
pemahaman. Tes lisan dapat berupa individual dan kelompok. Tes individual
yaitu suatu tes yang diberikan kepada kelompok siswa bersamaan. Jadi teknik
evaluasi lisan adalah cara pelaksanaannya dengan tanya jawab secara langsung
antara bahasa didik dan peserta didik. Thoha (2003 : 61) menjelaskan bahwa
tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya
menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan dan cara bertannya, tes lisan
ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Tes lisan bebas, yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada siswa tanpa
menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis;
pada siswa.
5. Siswa dapat mengemukakan argumentasi
6. Mengevaluasi kemampuan penalaran dan kemampuan berbahasa lisan
7. Ujian dapat luas dan mendalam
Kelemahan tes lisan adalah:
1. Subjektif pendidik sering mencemari hasil tes
2. Waktu yang pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama
3. Jiika siswa memiliki sikap gugup dapat mengganggu kelancaran menjawab,
4. Sangat memungkinkan ketidak adilan
Siapkan terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang
diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan
sampai terkecoh oleh jawaban yang ngelantur dari murid murid.
4. Balikan, pertanyaan siswa dijawab guru selanjutnya guru bertanya lagi kepada
siswa yang bertanya
5. Terusan, pertanyaan peserta dibalikkan untuk dijawab oleh peserta lainnya.
Manfaat pertanyaan dengan teslisan adalah sebagai berikut
1. Mengembangkan pemahaman siswa
2. Mengembangkan kemampuan berfikir dan membuat keputusan
3. Mengaktifkan kedua belah pihak guru dan siswa
4. Menghindari kecurangan.
Adapun pengembangan tes lisan pada dasarnya sama dengan tes uraian.
Perbedaanya selain dengan pelaksanaanya juga keragaman dari aitem yang diberikan
kepada responden. Pada tes uraian satu aitem untuk seluruh responden, sementara
pada tes lisan satu format aitem hanya dapat diberikan pada seorang responden.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan aitem tes lisan adalah
sebagai berikut :
1. Buatlah format aitem dengan beberapa kemungkinan jawaban serta bobot dan
skornya. Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel : Format Aitem Tes Lisan
No
Pertanyaan
Kunci Jawaban
Skor
1.
2.
3.
2. Siapkan beberapa format aitem yang paralel untuk beberapa orang responden,
3. Untuk memenuhi persyaratan parallel maka setiap aitem harus memiliki isi, derajat
kesukaran, dan waktu untuk menjawab yang sama.
4. Dalam mengajukan pertanyaan penguji dapat melakukan pendalaman untuk
mengetahui tingkat penguasaan yang sebenarnya.
D. Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kinali yang terletak dijalan
Tengku Umar kilometer 1 Kapundung Kinali Pasaman Barat. Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas X TAV 1 SMK Negeri 1 Kinali yang berjumlah 30 orang
. Penelitian dilakukan dengan sistem siklus satu siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi dilakukan diakhir siklus.
Refleksi dilakukan diakhir siklus untuk melihat ketercapaian tujuan penelitian . Jika
tujuan tercapai penelitian ini dilakuakan dengan duasiklus saja, kalau belum tercapai
maka dilanjutkan kesiklus berikutnya, dengan tahapan seperti siklus satu.
B. Tahapan Tahapan Penelitian
Siklus 1
1. Perencanaan
Persiapan, guru menyusun RPP, persiapan bahan ajar, persiapan test yang akan
diberikan pada siswa setelah PBM berlangsung
2. Pelaksanaan Tindakan
Penyajian materi ajar sesuai RPP, pelaksanaan Ujian Harian dengan tes lisan.
Masing- masing siswa di panggil, dan berpedoman kepada soal yang sudah
dipersiapkan . Kegiatan siswa yang lain yang belum mendapat panggilan bisa
melanjutkan peraktek bergiliran.
3. Observasi
Kegiatan ini di observasi dan dibuat catatan kegiatan apa kelemahan, hambatanhambatan, kelebihan yang terjadi untuk mencapai tujuan penelitian.
4. Refleksi
Pada tahap ini hasil evaluasi yang dilakukan dengan tes lisan menjadi
pertimbangan untuk masuk kesiklus selanjutnya. Hasil tes lisan menjadi bahan
pertimbangan, apakah hasil penelitian ini sudah mencapai hasil dimana 80%
siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan kkm 75. Nilai rata- rata klasikal
sudah diatas nilai kkm. Jika belum tercapai dilanjutkan ke siklus berikutnya.
b. % ketuntasan siswa