STUDY KASUS
DIAMOND PET FOOD AND TOXIC DOG FOOD: ACT 1
(BUKU ONGOING CRISIS – CHAPTER 8 HAL.135)
No. Halaman
2/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
STUDY KASUS
Pet Diamon Makanan dan Beracun Dog Food: Act 1
Pada akhir tahun 2005, ada laporan yang mulai naik ke permukaan,
dimana terdapat laporan anjing peliharaan menderita aflatoxin dalam
makanan mereka dan sedikitnya 76 anjing peliharaan sekarat dari itu.
Aflatoxin adalah suatu jamur pada jagung yang dapat merusak hati anjing.
Food and Drug Administration menemukan bahwa semua anjing terserang
akibat makan makanan hewan product Diamond. perusahaan kemudian
menguji semua pengiriman jagung untuk pengiriman aflatoxin dan
menolak tes itu terlalu tinggi. Diamond Pet Foods telah memutuskan untuk
menarik ulang produk makanan anjing yang terkait. Pertanyaannya: Jenis
informasi apa yang akan konsumen butuhkan?, apa pesan lain yang akan
Anda masukkan dalam krisis respons Anda dan mengapa?, apa yang
akan Anda lakukan untuk membantu memastikan bahwa pemilik hewan
peliharaan mendengar ”penarikan ulang” ini? apa mungkin kelompok lain
bersedia untuk membantu menyampaikan pesan Anda ke pemilik?
3/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
Pengantar study mengenai Respon terhadap krisis, secara garis
besar membahas bagaimana mesiasati / membuat strategi terhadap
sebuah kondisi krisis, dalam dua hal, yaitu: aspek verbalnya (berupa
susunan kata – kata), dan aspek non verbal (berupa sikap).
Salah satu kondisi permasalahan yang dihadapi oleh manajemen
perusahaan adalah situasi krisis yang melanda perusahaan, yang
berimplikasi pada banyaknya pengangguran yang akan terjadi, dan sekian
banyak produk yang tidak laku dijual.
Berikut ini beberapa ciri krisis yang dihadapi perusahaan adalah :
1) Masalah pencemaran lingkungan oleh pabrik.
2) Masalah unjuk rasa oleh pekerja.
3) Masalah produk yang tidak bisa dipasarkan.
4) Masalah kericuhan dengan pemerintah dalam hal peraturan yang
berkaitan dengan izin usaha.
4/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
• Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa,
atau informasi dari mulut ke mulut.
• Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
• Masalah menganggu nama baik perusahaan.
• Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan
perusahaan secara keseluruhan.
• Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi
panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.
5/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
(2) Masa Krisis Akut (acute crisis stage)
Bila pre-krisis tidak dideteksi dan tidak diambil tindakan yang
sesuai maka masa yang paling ditakuti akan terjadi. Kasus sekaratnya 76
anjing peliharaan akibat memakan produk Diamond Pet Foods yang
ternyata mengandung Aflatoxin yang menyebabkan kerusakan hati pada
hewan peliharaan (anjing), misalnya cepat sekali mendapat sorotan media
massa sebagai suatu berita yang hangat dan masuk halaman pertama.
Keadaan yang demikian akan menimbulkan suasana yang paling kritis
bagi perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang produknya tercemar
racun. Informasi tersebut berkembang dengan cepat dikalangan
masyarakat dari mulut ke mulut. Setelah itu berkembang masalah baru
berupa ‘rumor’ bahwa banyak produk makanan lain yang sejenis yang ikut
tercemar. Hal ini disebut dengan proses generalisasi. Fenomena
generalisasi ini juga terjadi pada pabrik yang mempunyai cabang di
tempat lain, atau pabrik yang memproduksi barang yang hampir sama.
Strategi terbaik pada masa krisis akut ini, dimana tugas utama
perusahaan adalah menarik produk secepat mungkin agar tidak ada lagi
korban yang menjadi korban produknya. Pada masa ini tugas perusahaan
bukanlah diprioritaskan untuk mencari penyebab kenapa masalah itu
terjadi. Tetapi tugas pokoknya adalah mengontrol semaksimal mungkin
agar jatuhnya korban dapat ditekan.
Masa krisis akut ini jika dibandingkan dengan masa krisis kronis
jauh lebih singkat. Tetapi masa akut adalah masa yang paling
menegangkan dan paling melelahkan anggota tim yang menangani krisis.
6/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
perusahaan. Bagi mereka yang bisa menangani krisis dengan baik ini
adalah masa yang menenangkan.
Masa kronis berlangsung panjang, tergantung pada jenis krisis.
Masa kronis adalah masa pengembalian kepercayaan publik terhadap
perusahaan.
RESPON KRISIS
BAGIAN DARI
EKSTERNAL KOMUNIKASI
1. BENTUK 2. CONTENT
3. STRATEGI
REKOMENDASI (ISINYA)
7/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
Upaya merespon kasus Diamond Pet Foods, dapat dilakukan
dengan 3 bentuk rekomendasi – respon terhadap krisis. Dimana, respon
terhadap krisis merupakan bagian dari komunikasi eksternal. Dan bentuk
rekomendasi (form) dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya:
• Respon secara cepat dan segera (responding quickly)
• Berbicara dengan satu suara (consistency)
• Bangun kejujuran dengan cara keterbukaan (openness)
8/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
suara yang sama (konsisten) jika ditanyakan oleh pihak diluar perusahaan
terkait dengan krisis ini nantinya.
Setelah komunikasi internal selesai dilakukan, maka tim
peyelesaian krisis barulah menyampaikan informasi terkait krisis
keracunan Aflatoxin ini kepada pihak luar, seperti masyarakat dan media
massa (komunikasi eksternal) dengan satu suara (konsistensi), Menurut
(Clampitt. 1991; Garvin. 1996) dalam Coombs (2007 : 131), dimana
tujuannya agar penyampaian informasi yang dilakukan secara konsisten,
akan lebih mudah dipercaya oleh masyarakat dan media, daripada
informasi yang disampaikan secara tidak konsisten (masing-masing punya
penjelasan yang sifatnya berdiri sendiri-sendiri).
9/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
termakan isu yang disebarkan oleh orang tertentu yang ingin merugikan
perusahaan.
10/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
Image perusahaan yang baik dapat pula dibentuk dengan
menciptakan ”rule of conduct” bagi setiap karyawan perusahaan yang
selalu ramah dan mudah menolong dalam berhubungan dengan
masyarakat. Tentu saja ”rule of conduct” yang baik ini akan besar
kemungkinannya untuk dilakukan para karyawan bila perusahaan
memberikan suasana kerja yang menyenangkan bagi para karyawan.
11/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
memberikan hasil, perusahaan dapat melihat ke hal lain
yang kiranya dapat mengurangi dampak krisis.
12/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat tidak mungkin Sangat mungkin
13/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
menangani krisis adalah seseorang yag sangat sibuk dan memegang
jabatan vital di perusahaannya, maka kesibukannya menangani krisis
akan mengganggu fungsi utamanya menjalankan perusahaan. Jika
pemegang jabatan vital harus menangani krisis maka tugasnya harus
dialih-tugaskan kepada orang lain.
Menangani krisis menuntut waktu, tenaga, dan pikiran yang amat
besar. Krisis walaupun melanda perusahaan, tetapi individu di dalam
perusahaan lah yang menghadapinya. Bagaimanapun menghadapi krisis
perlu adanya persiapan mental dan fisik. Di saat krisis berada dalam masa
akut, seringkali anggota tim harus bekerja keras, kurang tidur, dan dilanda
stress yang amat sangat. Keadaan lelah, kurang tidur dan stress yang
tinggi ini akan menyebabkan keputusan yang diambil dalam menangani
krisis menjadi kurang didasari oleh logika yang tepat. Oleh karena itu
sangat disarankan agar anggota Tim krisis dipilih orang-orang yang kuat
menghadapi stress dan semua kelelahan ini. Bila anggota Tim tidak kuat
dengan ‘pressure’ situasi yang begitu besar, baik dari media-massa
maupun pihak lain, sebaiknya dia diganti dengan anggota yang lebih kuat.
Selain itu anggota Tim perlu menyisihkan waktu untuk rileks guna
menurunkan kelelahan dan stress. Bila seseorang harus menangani krisis
disamping menjalankan fungsi vitalnya menjalankan perusahaan, sangat
besar kemungkinan semuanya akan menjadi kacau. Krisis tidak
terpecahkan dan jalan perusahaan menjadi kacau. Agar keadaan seperti
ini tidak terjadi, beberapa perusahaan yang terkena krisis maka hanya
menugaskan sejumlah kecil staf perusahaan untuk menjadi angota Tim
yang menangani krisis. Sedangkan sejumlah besar staf lainnya
melaksanakan kegiatan perusahaan sehari-hari. Tim ini selalu
mengkomunikasikan kepada staf lainnya apa-apa yang terjadi di dalam
penanganan krisis.
14/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
Bila Tim manajemen krisis Diamond Pet Foods sudah dibentuk dan
sudah berhasil mengidentifikasikan krisis, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis untuk menentukan tindakan apa yang harus
diambil.
Untuk membuat keputusan yang tepat diperlukan informasi yang
lengkap dan teknik pengambilan keputusan yang baik, serta sikap mental
yang mendukung. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan yang
memadai dalam hal teknik pengambilan keputusan. Pengalaman yang
diperoleh melalui training ‘pengambilan keputusan’ akan sangat
bermanfaat di dalam menghadapi krisis.
Begitu cepatnya perubahan terjadi di masa krisis, pengambilan
keputusan pun berada dalam suasana yang mudah pula berubah. Di
masa krisis memang keputusan yang dibuat harus fleksibel sehingga
dapat mengakomodasi keadaan. Perlu diingat bahwa menangani krisis
adalah menangani keputusan dengan cara yang baik.
Di masa krisis, sering terjadi perusahaan (Diamond Pet Foods)
mendapat sorotan negatif dari media masa. Ketertutupan akan media
masa akan membuat perusahaan semakin menjadi sorotan. Upaya
menghindari media masa akan menimbulkan kesan bahwa perusahaan
menyembunyikan sesuatu. Hal ini akan merugikan ‘image’ perusahaan di
mata masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya keterbukaan dan
kejujuran tim krisis di dalam memberikan informasi tentang hal-hal yang
terjadi .
Agar pemberian informasi kepada media masa menguntungkan
pihak perusahaan Diamond Pet Foods, sangat dianjurkan untuk menunjuk
seorang juru bicara yang bisa tenang menghadapi pertanyaan dari pihak
wartawan. Selain itu apa-apa yang perlu dikomunikasikan perlu
dibicarakan lebih dahulu agar tidak menimbulkan kerugian (berbicara
dengan satu suara – konsistensi). Keterlibatan pakar komunikasi,
psikolog, dan ahli di bidang ‘public relations’ sangat disarankan dalam
penyusunan informasi yang akan disampaikan kepada media masa.
15/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
STRATEGI PASCA KRISIS
Jika kondisi krisis telah berhasil ditangani (setelah penarikan
produk di pasaran) dan memproduksi ulang produk yang lebih sehat,
maka tugas perusahaan Diamond Pet Foods, antara lain:
• (Apology) Meminta maaf kepada masyarakat atas
ketidaknyamanan atas krisis terdahulu (upaya membangun citra
positif kembali).
• (Compensation) Memberikan kompensasi, berupa santunan atau
”gift” kepada konsumen yang mengalami musibah Aflatoxin
terdahulu.
• Ketiga adalah, Upaya pemulihan nama baik dan citra, melalui
media iklan & publikasi, dan menunjukkan bahwa produk Diamond
Pet Foods yang baru, kini tidak lagi terdapat Aflatoxin, dan aman
untuk dikonsumsi oleh hewan peliharaan kesayangan anda.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
16/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
17/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©
2. Karya tulis / Makalah / Paper yang dihasilkan ini telah
mempergunakan sumber ilmiah dengan tata cara pengutipan
sumber yang benar sebagaimana berlaku dikalangan ilmiah
3. Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan, kesalahan, dan
ditemukan praktek penjiplakan disengaja ataupun tidak, maka
karya ilmiah tersebut dapat dibatalkan sepihak oleh pihak
program dan segala konsekuensinya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab siswa yang bersangkutan.
18/18
STUDY KASUS: CHAPTER 8 – CRISIS RESPONSE (HAL 135)
MANAGEMENT KOMUNIKASI KORPORASI – 2010 ©