Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

Hiperemesis Gravidarum

Penyusun:
Ratna Harumi Putri
030.08.201
Pembimbing:
dr. Irwan Kreshnamurti, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan


RSAU Dr. Esnawan Antariksa
Periode 13 Januari 2014 22 Maret 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta
2014

LAPORAN KASUS
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. Linda

Umur

: 26 tahun

Pendidikan

II.

: D3

Pekerjaan

: Guru

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Alamat Rumah

: Jl. Cendrawasih no. 5 Halim Perdanakusuma Jakarta

Tgl.Masuk RS

: 24 Februari 2014, pukul 12.05 WIB

No.CM

: 11.60.35

DATA DASAR
Diperoleh secara autoanamnesis. Tanggal 27 Februari 2014, pukul 17.00
WIB
a. Keluhan Utama :
Mual dan muntah sejak 2 minggu sebelum masuk RS
b. Keluhan Tambahan :
Lemas, nyeri kepala, sulit makan dan berat badan turun
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Obsgyn RSAU dengan keluhan utama mualmual dan muntah-muntah yang sudah berlangsung sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Muntah terjadi kurang lebih 10x dalam
sehari terutama pada pagi hari. Muntah yang keluar sekitar 50 cc sekali
muntah berisi makanan dan air kadang hanya meludah. Mual dan
muntah dirasakan setiap habis makan ataupun minum dan juga saat
mencium bau-bau yang menyengat. Muntah tidak dipengaruhi oleh
posisi tubuh dan tidak menyemprot.

Pasien mengatakan mulutnya

pahit dan tidak ada nafsu makan sama sekali kecuali untuk makan
makanan yang asam-asam. Pasien makan 3x sehari dengan porsi
kurang lebih 3 sendok sekali makan, dan mengemil makanan dan
minuman yang asam. Pasien mengeluh sempat nyeri uluhati dan
1

badannya terasa lemas serta nyeri kepala sehingga sulit untuk


melakukan aktivitas sehari-hari. BAK dan BAB normal. Pasien juga
mengaku berat badannya telah turun 2 kilogram semenjak hamil muda
ini. Pasien memeriksakan kandungannya ke dokter Obsgyn di RSAU
dan baru 2 kali melakukan antenatal care. Pemeriksaan pertama dokter
memberikan obat penguat rahim dan semenjak meminum obat tersebut
pasien menjadi mual dan muntah.
HPHT : 30 Desember 2013
Taksiran Partus : 6 September 2014
d. Perangai Pasien
- Kooperatif
e. Riwayat Haid :
- Menarche

: usia 15 tahun.

- Siklus

: 28 hari, teratur.

- Lamanya

: 5-6 hari

- Nyeri haid : tidak ada.


- Banyaknya : 3 kali ganti pembalut per hari saat sedang banyak
f. Riwayat KB :
- Belum Pernah menggunakan KB sebelumnya
g. Riwayat Pernikahan :
Perkawinan pertama dengan usia perkawinan 10 bulan
h. Riwayat Obstetri :
i. Riwayat Penyakit Dahulu
- Keluhan serupa

: Disangkal

- Riwayat Hipertensi

: Disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal


2

- Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal


- Riwayat Asma

: Disangkal

- Riwayat Alergi

: Disangkal

j. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat Penyakit serupa

: Disangkal

- Riwayat Hipertensi

: Disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal


- Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
- Riwayat Asma

: Disangkal

- Riwayat Alergi

: Disangkal

K. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok (-)
- Mengonsumsi alkohol (-)
III.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis:

Kesadaran
Kesan sakit
Status gizi
Sikap pasien
Komunikasi
Dispnoe
TB / BB

KEADAAN UMUM
Compos mentis
Sakit sedang
Kesan baik
Kooperatif
Baik
Tidak tampak
158 cm / 60 kg
TANDA2 VITAL

Tekanan darah
Nadi
Suhu
Respiratory rate

110/60 mmHg.
72 x/menit.
36,3C
18 x/menit
KULIT

Turgor kulit
Warna kulit
Kelembaban
Tekstur kulit
Sianosis
Ikterik
Bentuk kepala

Baik
Sawo matang
Baik
Flat
Tidak tampak
Tidak tampak
KEPALA
Normo cephaly

Warna
Distribusi
Kekuatan akar
rambut
Nyeri tarik

RAMBUT
Hitam
Merata
Kuat tidak mudah dicabut
Tidak ada
WAJAH

Bentuk
(simetris/asimet
ris)
Anemis / An
anemis
Nyeri tekan
sinus frontalis
Nyeri tekan
sinus maxillaaris
Nyeri tekan
sinus sphenoid

Simetris
An anemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

MATA
ALIS
Warna
Hitam
Distribusi
Merata
Kekuatan
Tidak mudah dicabut
Ketebalan
Tebal
PALPEBR
A
Oedem
Tidak ada
Ptosis
Tidak ada
Furunkel
Tidak ada
Exopthalm Tidak ada
us
Enopthalm Tidak ada
us
Konjungtiv Tidak anemis
a
BOLA MATA
Sklera
Tidak ikterik
Pupil
Isokor
Refleks cahaya
+/+
langsung
Refleks cahaya tidak
+/+
langsung

Bentuk
Nyeri tekan
tragus
Nyeri tekan

TELINGA
Normal
Tidak ada
Tidak ada

mastoid
Serumen
Membran
timpany
Deviasi septum
Sekret
Mukosa
Oedem konka
Tophi
Sadle nose
Lubang simetris
Bentuk
Labioschizis
Sianosis
Mukosa
(kering/pecahpecah)

Tidak ada
Intake
HIDUNG
Tidak ada
Tidak ada
Tidak hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
BIBIR
Simetris
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

MULUT
Gusi merah
mudah
Lidah fetor
UVULA
Posisi
Deviasi
Hiperemis
Tonsil
Karies
Infected
Plak
Stent
Gigi hilang
Pembesaran
kelenjar
Deviasi trakea
Kaku kuduk
Kelenjar tiroid
JVP
Pergerakan dada
saat statis /
dinamis
Retraksi
Hiperpigmentasi
Benjolan
Pelebaran vena
superficial
Spidernevi

Tidak ada
Tidak ada
Tenang
Sentral
Tidak ada
Tidak ada
T1-T1 tenang
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
LEHER
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak teraba
THORAK DEPAN
Simetris
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

ada
ada
ada
ada

Tidak ada

Ginekomastia

Perkusi
Auskultasi

Tidak ada
PARU
Bentuk normal, simetris dalam stasis dan
dinamis
Fremitus taktil sama di kedua lapang paru.
Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru hepar pada IC VI garis mid
clavicula kanan
Batas paru lambung pada IC VIII garis
axillaris anterior kiri
SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-.
JANTUNG
Ictus cordis tidak terlihat
Ictus cordis teraba di ICS IV, tidak kuat
angkat
Batas kiri jantung di ICS V garis mid
clavicularis kiri
Batas kanan jantung di ICS V garis mid
sternal kanan
Batas atas jantung di ICS III garis para
sternal kiri
S1 S2 Reguler murmur tidak ada, gallop
tidak ada
TORAKS BELAKANG
Tidak ada benjolan
Fremitus taktil sama di kedua lapang paru
Batas bawah paru kanan belakang setinggi
Th. IX
Batas bawah paru kiri belakang setinggi
Th.X
Sn vesikuler, Rh -/-, Wh -/ABDOMEN
Datar
Supel
Nyeri tekan (-)
TFU belum teraba
Timpani
Bising usus (+) normal

Akral
Palmar eritem
Clubbing finger
Sianosis
Ikterik
Motorik
Sensorik

EKSTREMITAS ATAS
Hangat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik
Baik

Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi

Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi
Inspeksi
Palpasi

EKSTREMITAS BAWAH

Akral
Palmar eritem
Clubbing finger
Sianosis
Ikterik
Motorik
Sensorik

Hangat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik
Baik

Status Ginekologi:
1. Pemeriksaan luar
INSPEKSI :
perut datar, tidak tampak massa, bekas operasi (-)
PALPASI :
TFU

: tidak terraba

Nyeri Tekan

: (-)

2. Pemeriksaan dalam
Dinding vagina: ruggae (+), polip (-), massa (-), septum (-), fistel (-)
Porsio: arah ke posterior, bentuk bulat, konsistensi kenyal, permukaan
licin, canalis cervicalis tidak dapat dilalui oleh jari
Parametrium & adneksa: massa (-), nyeri tekan (-)
Kavum douglas: massa (-), nyeri tekan (-)
3. Inspekulo
Dinding

vagina:

ruggae

kasar,

fluor

albus

(-),

perdarahan

pervaginam(-)
Porsio: arah ke posterior, bentuk bulat, permukan licin, warna livide

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
-

Tanggal 24 Februari 2014


Hemoglobin

: 13,4 mg/dl ( Normal: 11,7 15,5 )

Leukosit

: 11.500 /mm2 (normal : 3600-11.000)

Trombosit

: 287.000 /mm2 ( Normal: 150 440 ribu/mm2)

Hematokrit

: 40 % ( Normal : 35 47%)

USG (tanggal 24 Februari 2014)


7

Kantong gestasi (+), janin tunggal, cairan amnion berkurang


V.

DIAGNOSIS BANDING

VI.

DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 Hamil 8 Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterine dengan
Hiperemesis Gravidarum

VII.

RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnosis:
-

Observasi tanda-tanda vital


Rencana Terapi:

Tirah Baring

IVFD RL + 4 mg Ondansetron drip 20 tpm iv

Luminal 2x30 mg per oral

Mylanta sirup 3 x 1 sendok makan

VIII. PROGNOSIS
Ad vitam

: Bonam

Ad fungsionam

: Dubia ad bonam

Ad sanasionam

: Dubia ad bonam

CATATAN SOAP

Tanggal/jam

25/2/2014
05:00 WIB

26/2/2014
05.00 WIB

KU

Baik

Baik

Kesadaran

CM

CM

Keluhan

Mual (+) Muntah (-) sakit


kepala (-) minum (+) makan
(+) sedikit, BAK (+) BAB (+)

Mual (-) Muntah (-) sakit


kepala (-) minum (+) makan
(+) sedikit, BAK (+) BAB (+)

Pemeriksaan
Fisik

TD : 110/80 mmhg

TD : 110/70 mmHg

RR : 20 x/menit

RR : 20 x/menit

HR : 60 x/menit

HR : 64 x/menit

T : 36,3 0 C

T : 36,4 0 C

Abdomen

Abdomen

I: Datar, massa (-)

I: Datar, massa (-)

P: Supel, NT (-), TFU tidak


teraba, turgor kulit baik

P: Supel, NT (-), TFU tidak


teraba, turgor kulit baik

P:Timpani

P:Timpani

A: BU (+) Normal

Terapi

A: BU (+) Normal

IVFD RL + 4 mg
Ondansetron drip 16 tpm
IV

IVFD RL + 4 mg
Ondansetron drip 16 tpm
IV

Luminal 2 x 30 mg oral

Luminal 2 x 30 mg

Mylanta Syr 3 x 1 SM

Mylanta Syr 3x1 SM

Tanggal/jam

27/2/2014
05:00 WIB

28/2/2014
07.00 WIB

KU

Baik

Baik

Kesadaran

CM

CM

Keluhan

Mual (-) Muntah (-) sakit


kepala (-) minum (+) makan
(+) sedikit, BAK (+)

Mual (+), Muntah (+) 2x


volume: sedikit, Isi : makanan,
makan (+), Minum (+), BAK
(+) , Pasien meminta untuk
pulang

Pemeriksaan
Fisik

TD : 110/60 mmhg

TD : 120/80mmhg

RR : 18 x/menit

RR: 20 x/menit

HR : 72 x/menit

HR: 80x/menit

T : 36,2 0 C

T: 36,5 0 C

Abdomen

Abdomen

Terapi

I: Datar, massa (-)

I: Datar, massa (-)

P: Supel, NT (-), TFU tidak


teraba, turgor kulit baik

P: Supel, NT (-), TFU tidak


teraba, turgor kulit baik

P:Timpani

P:Timpani

A: BU (+) Normal

A: BU (+) Normal

Advis dr. Zakaria, SpOG:

Luminal 2 x 30 mg

Lepas infus

Mylanta syr 3 x1 SM

Mylanta 3x1 SM

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan keluhan berupa mual dan muntah
yang terjadi semenjak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Muntah terjadi bisa
mencapai kurang lebih 10 kali sehari dan menyebabkan pasien mengalami kesulitan
untuk makan. Hal ini dapat disebut sebagai gejala Hiperemesis Gravidarum dimana
10

muntah terjadi pada awal kehamilan yaitu kurang dari 20 minggu dan mempengaruhi
keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Selain itu pasien juga mengeluh berat badannya menurun 2 kg semenjak 1
bulan ini. Hal ini dapat dihubungkan dengan keadaan pasien dimana asupan makanan
yang kurang namun pengeluaran (muntah) terus terjadi. Pada pasien belum ditemukan
tanda-tanda dehidrasi yang dapat dinilai dari tanda-tanda vital yang masih baik, turgor
kulit baik dan Buang air kecil masih dalam batas normal. Pada pasien ini dapat
dikategorikan sebagai Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 dimana telah ditemukan
tanda-tanda seperti muntah terus menerus, timbulnya intoleransi terhadap makanan
dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium.
Penyebab terjadinya Hiperemesis Gravidarum pada pasien ini kemungkinan
karena tingginya kadar hormon HCG yang sering terjadi pada primigravida.
Kemungkinan lain yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis adalah dari faktor
psikologi dimana pada pasien mengalami kecemasan karena suami pasien tidak dapat
menemani nya dikarenakan sedang bertugas di luar kota.
Pada kasus ini sebaiknya untuk menegakan diagnosis harus dilakukan
beberapa pemeriksaan lanjutan yaitu berupa pemeriksaan kadar Hormon B-HCG,
pemeriksaan elektrolit darah dan juga pemeriksaan urinalisa untuk melihat apakah
terdapat Ketouri dan proteinuri.
Berdasarkan keluhan pasien, pasien dapat di diagnosis banding dengan
Gastritis karena memiliki keluhan yang sama yaitu mual, muntah, nyeri epigastrium
dan juga menurut pasien, pasien memiliki riwayat maag sebelumnya.
Pada pemeriksaan USG dokter mengatakan cairan amnion sudah sedikit
berkurang. Kemungkinan penyebabnya karena pasien telah kekurangan cairan
sehingga difusi cairan melalui pembuluh darah korion dan plasenta juga berkurang.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini berupa perbaikan keadaan umum
dengan menggunakan Ringer Laktat untuk menggantikan elektrolit yang telah hilang.
sedativ yaitu fenobarbital digunakan untuk menenangkan pasien dan mengurangi
gejala. Antasida dan ondasetron sebagai pencegahan terhadap nausea dan vomitus.
Pada hari keempat perawatan, karena keluhan semakin berkurang, dokter
menganjurkan untuk melepas infus namun setelah di lepas keluhan mual dan muntah
muncul kembali. Pasien dianjurkan untuk dipasang infus kembali namun pasien
menolak dan meminta untuk dapat dipulangkan.

Sebaiknya pada pasien juga

11

diberikan Vitamin B1 dan B6 untuk mengurangi gejala morning sickness dan


meningkatkan kekebalan tubuh.

TINJAUAN PUSTAKA
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
I. Pendahuluan

12

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering terdapat pada trisemester 1 kehamilan. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT) dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu (sampai 16 minggu).
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.
1 dari 1000 kehamilan, gejala gejala ini lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan
oleh karena meningkatnya hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh
fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan
dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. (1)
II. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik ataupun kelainan biokimia.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah dikemukan oleh penulis
sebagai berikut :
a. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa
dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut HCG ( hormon chronik
gonadotropin ) dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan,
ini merupakan faktor organik.
c. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
d. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut
terhadap tanggug jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keenganan menjadi hamil atau sebagi pelarian kesukaran hidup. Hubungan
psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat membantu
mengurangi frekuensi muntah.1
13

III.Patologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejalagejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan
dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.2
IV.Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan

kehilangan

karena

muntah

menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.


Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat
menyebabkan homokosentrasi sehingga aliran darah ke jantung berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang
pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss)
dengan akibat perdarahan gastro intestinal. Pada umumnya robekan ini ringan
dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau
tindakan operatif
Di dalam tubuh kita, mual (nausea) dan muntah (vomiting) diatur oleh pusat
muntah yaitu CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) di area postrema di batang otak
yaitu di Medulla Oblongata.2

14

Gambar: Pusat muntah di batang otak (courtesy: Guyton)


Area Postrema terletak di luar dari sawar darah otak (Blood-Brain Barrier)
sehingga ia sangat peka terhadap toksin dan zat kimia perangsang muntah dalam
aliran darah. Termasuk dalam hal ini adalah tingginya kadar hCG dan juga keton
dalam darah wanita hamil. Tingginya keton pada ibu hamil disebabkan karena
hipoglikemik (turunnya gula darah) karena muntah yang berkepanjangan dan tidak
terkoreksi. Sehingga keadaan muntah yang tidak diperbaiki akan menyebabkan
muntah semakin hebat. Ini disebut dengan circulus vitreosus (lingkaran setan).
CTZ akan merangsang muntah melalui syaraf Trigeminus (N V), syaraf
Fasialis (NVII), syaraf Glossofaring (N IX), syaraf Vagus (N X) dan syaraf
Hipoglossus (XII) pada saluran cerna bagian atas dan juga melalui syaraf spinal pada
otot diafragma.
Sebelum seseorang muntah, ia akan mengalami gejala peringatan (Warning Sign)
yaitu: berkeringat banyak, pupil mata melebar, mual, hipersalivasi (rasa ingin
meludah), dan pucat.4

15

Gambar: Patofisiologi muntah (courtesy: Silbernagl)


V. Gejala dan tanda
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan
hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah
memerlukan perawatan yang intensif.
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagai kedalam 3
tingkatan :
Tingkat I. Ringan
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik

menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.


Tingkat II. Sedang
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah
mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan

dalam kencing.
Tingkat III. Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
16

menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan
mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.3
VI. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula
memberikan gejala muntah.3,4
VII. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan
jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan
dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau`sangat dingin.
Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.3
VIII.Penatalaksanaan
1. Obat-obatan.
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurangi
maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah
phenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6,
antihistaminika juga dianjurkan Pada keadaan lebih berat diberikan
antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.
2. Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik
hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak
17

diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan


isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan
nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila
selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah
dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.4
IX. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjaadi akibat hiperemesis gravidarum sebagia berikut :
Kehilangan berat badan
Dehidrasi
Asidosis dari kekurangan gizi
Alkalosis
Hipokalemia
Kelemahan otot
Kejang
Gangguan psikologis
Pada janin akibat kurangnya asupan gizi ibu maka akan terjadi gangguang
pertumbuhan janin (IUGR).5
X. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang menjadi
18

pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah adanya aseton dam
urin dan berat badan sangat turun.5

DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin AB. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat.
Jakarta: BP-SP, 2010.
2. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 22.
Jakarta: EGC, 2005.
3. Roman AS, Pernoll ML. Premature rupture of membranes . In : Current
Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology 10th edition. US :
McGrawHill Companies, 2007.
4. Jazayeri
A.
Hiperemesis

gravidarum.

Diunduh

dari

www.emedicine.medscape.com 2 Maret 2014


5. Hiperemesis gravidarum. Diunduh dari www.obstetriginekolog.com 2 Maret
2012

19

20

Anda mungkin juga menyukai