Anda di halaman 1dari 98

DISUSUN OLEH

PARAMITA DEWI
06101010025
DOSEN PENGASUH :
Prof. Dr. H. Fuad. Abd. Rachman, M.Pd
Dr. Hartono, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 1

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa syukur atas Rahmat dan Hidayah dari Allah SWT sehingga
penyusun dapat menyelesaikan ringkasan materi ini, sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Penelitian Pendidikan.
Dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan Penelitian Pendidikan untuk menilai semua
aspek di dunia pendidikan serta guna memperbaiki metode pengajaran untuk guru serta
meningkatkan minat serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tingkat
keberhasilan siswa dalam pembelajaran meningkat. Dengan demikian maka tujuan pendidikan
pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya akan tercapai.
Dalam pembuatan review materi ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada
berbagai pihak yang telah membantu, pada orang tua yang selalu memberikan doanya untuk
keberhasilan penyusun, pada bapak Prof.Dr.H.Fuad Abd. Rachman, MPd dan bapak Dr.
Hartono, MA selaku dosen pengasuh mata kuliah Penelitian Pendidikan yang telah
mengarahkan serta kepada teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam menyusun
ringkasan materi ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam ringkasan materi ini masih terdapat kelemahan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik konstruktif serta saran-saran para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan dalam pembuatan ringkasan materi yang akan datang.
Semoga ringkasan materi ini akan bermanfaat, khususnya bagi para calon pendidik, pendidik
serta masyarakat pembaca pada umumnya.

Indralaya, 16 Juni 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 2

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Hakikat Penelitian Pendidikan....................................................................................1
Proposal Penelitian.....................................................................................................11
Variabel penelitian.....................................................................................................24
Tinjauan Pustaka .......................................................................................................30
Populasi dan Sampel.................................................................................................. 37
Hipotesis Penelitian....................................................................................................43
Teknik Pengumpulan, pengolahan dan Analisa Data..................................................49
Penelitian Tindakan Kelas..........................................................................................66
Penelitian Pengembangan...........................................................................................80
Daftar Pustaka............................................................................................................iii

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 3

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKN


A. HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN
Penelitian pendidikan merupakan upaya untuk memahami permasalahn yang dihadapi
dalam bidang pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal, serta
masalah yang bertautan dengannya : dengan mencari bukti yang muncul, dan dilakukan
dengan menempuh langkah langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis dan logis,
sehingga ditemukan jawaban atau pemecahan terhadap masalah tersebut.

Pengetahuan dapat bersumber dari :

1.

Pengalaman

2.

Otoritas

3.

Penalaran deduktif

4.

Penalaran induktif

5.

Metode ilmiah

Fungsi ilmu pengetahuan :


1. Menerangkan (explain)
2. Meramalkan (prediction)
3. Menngendalikan (control)

Ciri-ciri kebenaran ilmiah

1. Sesuai dengan akal rasio manusia berdasarkan pengetahuan yang dimiliki


2.

Sesuai

dengan

hasil

penginderaan/pengalaman empiris
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan sacara
ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru
yang bertujuan untuk mendapatkan pengertain baru dan menaikkan tingkat ilmu serta
teknologi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian seperti disebut dalam
definisi ini sesuai dengan langkah-langkah berpikir ilmiah Adapun langkah-langkah berpikir
ilmiah ialah :
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 4

1. Merasakan suatu kesulitan


Terasa kesenjangan antara alat-alat untuk mencapai suatu tujuan atau terasa kesulitan
menemukan cirri-ciri atau pola dari suatu objek, atau terasa kesukaran menerangkan
sesuatu peristiwa.
2. Menegaskan persoalan
Setelah merasakan adanya kesulitan, petlu ditegaskan apa persoalan sebenarnya.
3. Menyusun hipotesis
Bila sudah dirumuskan persoalan, disusun kemungkinan pemecahan persoalan atau
menerangkan objek atau peristiwa itu.
4. Mengumpulkan data
Data adalah bahan informasi untuk proses berpikir gambling atau eksplisit.
5. Mengambil kesimpulan
Dari data-data yang sudah diolah diambil kesimpulan untuk menerima atau menolak
hipotesis yang dirumuskan pada langkah berpikir ketiga diatas.
6. Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan
Jika pemecahan persoalan itu dapat diterima maka dipertanyakan apa kegunaannya
untuk masa mendatang atau apa nilai pemecahan persoalan itu untuk kepentingan yang
akan datang.
B. RUANG LINGKUP
Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam membantu manusia
memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan atau pemecahan atas suatu masalah. Dalam
konsteks ini maka fungsi penelitian adalah membantu manusia meningkatkan kemampuannya
untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena masyarakat yang kompleks dan kait-mengait
demi kemajuan manusia atau demi eksistensi manusia itu sendiri.
Kompleksitas masalah pendidikan memang diakibatkan oleh luasnya ruang lingkup
pendidikan itu sendiri. Di dalam hal ini Tyler menyebutkan delapan wajah yang merupakan
peta konseptual pendidikan, yaitu :
1. Mata pelajaran
2. Pelajar (kegiatan dan intelengensi mereka)
3. Cara mengajar
4. Guru
5. Sekolah sebagai lambaga social
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 5

6. Lingkungan rumah
7. Lingkungan kawan sebaya
8. Lingkungan masyarakat
Sehubungan dengan penelitian pendidikan dan hasilnya Tyler mengemukkan lima
fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan pada masa kini. Kelima fungsi penelitian
itu mencakup :
1. Menunjukkan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan sekolah.
2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukkan hasil pendidikan yang
telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan dan keadaan hasil-hasil
yang dicapai.
3. Membentuk suatu bdan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat dalam
penyusunan kebijakan dua pengambilan keputusan.
4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk pembaruan
pendidikan.
5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses pendidikan
serta pengoperasian usaha.
C. TUGAS DAN JENIS PENELITIAN
Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan adalah dua kegiatan terpadu erat.
maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula sebagai
berikut :
1. Mameriksa Keadaan
Tugas menyandra atau mengadakan deskripsi yaitu memaparkan dengan gambling hal-hal
yang dipermasalahkan.
2. Menerangkan kondisi yang mendasari peristiwa-peristiwa
3. Menyusun teori
Tugas ini mencari dan merumuskan hukum-hukum yang menjelaskan hubungan antara
peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada kaitannya.
4. Meramalkan
Tugas ini memberikan perkiraan-perkiraan, atau proyeksi di masa dating atas peristiwa
yang diduga bakal terjadi.
5. Melakukan pengendalian
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 6

Tugas ini berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa, gejala-gejala yang diperkirakan


bakal terjadi.

D. JENIS-JENIS PENELITIAN
a.

Dari Segi Tujuan Umum Penelitian Pendidikan :


1. Penelitian Exploratoris
Penelitian exploratoris yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan problematic
problematic baru dalam dunia pendidikan.
2. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan yaitu yan bertujuan untuk memperkembangkan pengetahuan
atau teori pendidikan yang sudah ada.
3. Penelitian Verifikasi
Penelitian verifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran suatu
pengtahuan atau suatu teori dalam bidang pendidikan.

b.

Menurut penggunaannya
1.

Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research)


LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu
tujuan praktis tertentu. Penelitian ini disebut juga dengna penelitian murni atau pure
research, karena dilakukan terutama untuk menemukan prinsip prinsip dan
generalisasi yang dibutuhkan untuk merumuskan suatu teori serta dasar pemikiran
ilmiah tentang pendidikan.

2. Penelitian terapan (applied research)


Batasan yang diberikan LIPI : Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Disebut juga penelitian operasional. Penelitian jenis ini dilakukan untuk memperbaiki
proses suatu atau memodofikasinya dengan menterapkan teori teori yang ada.
3. Penelitian Tindakan.
Penelitian yang dilakukan terutama untuk mencari sesuatu dasar pengetahuan
praktis dalam rangka memperbaiki keadaan atau suatu situasi yang dilakukan secara
terbatas, biasanya situasi yang sedang berlangsung. Kriterian pelaksanaan penelitian
ini adalah :
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 7

Peneliti adalah konsumen atau pemakai hasil penelitian itu sendiri.

Penelitian berlangsung pada situasi dimana pemecahan masalah perlu dilakukan


dan hasilnya diperlukan untuk mengubah tindakan atau perilaku peneliti, perilaku
orang lain maupun untuk menyusun suatu kerangka kerja atau frame work.

4. Penelitian Evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan suatu
kegiatan yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan
dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu system.
5. Penelitian Assesmen.
Penelitian Assesmen yaitu, penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan
atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu treatmen tertentu selama
jangka waktu tertentu dan menurut suatu program tertentu.
c.

Berdasarkan Penggunaannya
1.

Penelitian murni/dasar (basic Research)

2.

Penelitian Terapan (Applied Research)

d.

Berdasarkan Waktu
1.

Penelitian Sejarah (masa lalu)

2.

Penelitian Deskriptif (masa sekarang)

3.

Penelitian Eksperimen (masa depan)

e.

Berdasarkan Bidang Ilmu


1.

Penelitian Bidang

IPA / Eksakta: fisika, kimia, biologi,

pertanian, kedokteran, teknik, dst.


2.

Penelitian Bidang

Sosial

pendidikan, sosiologi, psikologi, antropologi, hukum.

f.

3.

Penelitian Bidang bahasa

4.

Penelitian bidang Agama

5.

Penelitian Bidang Ekonomi


Menurut Metodenya

1. Penelitian histories
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 8

(sikap dan perilaku manusia):

2. Penelitian filosofis
3. penelitian observasional
4. penelitian eksperimental
g.

Menurut Sifat Permasalahannya


1. Penelitian Histories
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.
Kekhususan

Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain..

Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.

Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung
melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.

Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.

2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta
aktual dan sifat populasi tertentu.
Kekhususan
-

Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah actual yang dihadapi sekarang.

Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan


dan dianalisis.

3. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi
dari waktu.

Kekhususan
-

Memusatkan perhatian pada ubahan ubahan dan perkembangan selama


jangka waktu tertentu.

Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 9

Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka


sampel yang dipilih harus representative mewakili populasi penelitian.

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan


Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu ksus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan :

Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.

Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga
terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya,
yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus.

5. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih. Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan
prestasi anak mereka.
6. Penelitian hubungan sebab-akibat
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara factor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap santai
siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan
tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.

Kekhususan
-

Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab


akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.

Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa
faktor pada masa lampau.

7. Penelitian eksperimental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur secara
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 10

kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti keefektifan metodemetode mengajar.

Kekhususan
-

Di

dalam

eksperimen

terhadap

kelompok

yang

dikenai

perlakuan

eksperimental dan kelompok yang dikenai perlakuakn pembanding.


-

Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen


-

Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan


pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.

Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.

8. Penelitian tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meniliti
keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
E. TUJUAN PENELITIAN PENDIDIKAN
Didalam penelitian pendidikan, tujuan yang akan dicapai adalah :
a. Menemukan fakta baru dan menguji fakta lama tentang pendidikan.
b. Mengadakan analisis tentang urutan, interelasi dan penjelasan tentang fakta yang
muncul dalam kerangka teoritis yang berhubungan dengan pendidikan.
c. Mengembangkan alat, konsep dan teori ilmiah baru dalam bidang pendidikan yang
memberi kemungkinan bagi studi tentang tingkah laku manusia dalam situasi
pendidikan yang valid dan reliable.
Secara khusus pelaksanaan penelitian kependidikan mempunyai tujuan yang berbeda
beda dengan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap
komponen atau elemen penelitian lain, terutama metode, tekhnik, alat maupun generalisasi
yang diperoleh. Oleh karena itu, ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian
pendidikan akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena
tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Itu sebabnya tujuan setiap kegiatan
penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas terperinci dan operasional.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 11

F. MANFAAT PENELITIAN PENDIDIKAN


Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang keadaan
pendidikan dan melukiskan tentang kemampuan sumber daya, kemungkinan pengembangan
serta hambatan hambatan yang dihadapi atau mungkin ditemukan dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosa dalam mencari sebab
kegagalan serta masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan, sehingga dengan
mudah dapat dicari upaya untuk menanggulanginya. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana
untuk menyusun kebijakan dalam menyusun strategi pengembangan pendidikan. Hasil
penelitian dapat melukiskan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan,
serta tenaga kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi
keberhasilan dalam bidang pendidikan.
G. LANGKAH LANGKAH PENELITIAN
Dalam penelitian dibidang mana-pun, pada umumnya langkah langkah itu
mempunyai

kesamaan,

walaupun

dalam

beberapa

hal

sering

terjadi

modifikasi

pelaksanaannya oleh peneliti sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, tanpa mengabaikan
prinsip prinsip umum yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar fase fase yang
ditempu dalam melaksanakan penelitian adalah :
a. Fase Perencanaan; kegiatan yang dilakukan dalam fase ini meliputi :
1.

Merumuskan masalah.
Setelah peneliti menemukan masalah yang akan diteliti, selanjutnya membuat
perumusan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya, terutama untuk
menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti, juga agar batas batas yang menjadi
ruang lingkup penelitian tidakbersifat kabur dan menyulitkan usaha pemecahannya.

2.

Mengadakan studi pendahuluan atau preliminary study.


Pengetahuan

yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk

menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang
diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi pendahuluan dapat dilakukan
melalui studi documenter, yaitu mempelajari berbagai dokumen baik resmi maupun
tidak; studi kepustakaan (literature-bibliografi), yiatu mempelajari berbagai buku; dan
studi lapangan; sehingga masalah benar benar dipahami.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 12

3. Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti yang
bersifat sementara dan masih memerlukan pembuktian. Hipotesisi ini sangat penting
dalam penlitian sebab melalui hipotesis tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data
untuk dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan

akhir atau generalisasi hasil

penelitian.
4. Menentukan sample penelitian.
5. Menyusun rancangan penelitian yang akan dijadikan pedoman selama melaksanakan
penelitian. Suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal hal yang
berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal hak sebagai
berikut :

6.

Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian.

Bentuk atau jenis data yang diperlukan

Tujuan dilakukannya penelitian.

Kepentingan penelitian

Dimana dilakukannya penelitian (masalah sample)

Jangka waktu pelaksanaan penelitian

Organisasi kegiatan dan pembiayaan

Hipotesis yang diajukan

Tekhnik pengumpulan dan pengolahan data.

Pola atau sistematik laporan yang direncanakan.


Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau tekhnik pengumpulan data.

Pada tahap ini ditentukan jenis alat atau tekhnik pengumpulan data yang digunakan
kemudian dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian sebagai
alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
b. Fase Pelaksanaan Penelitian.
1. Pengumpulan data. Kegiatan ini didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan
dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat sekali hubungannya dengan metoda
penelitian yang digunakan, seperti metode diskriptik, sejarah. Data yang sudah
dikumpulkan pada kegiatan ini selanjutnya dijadikan dasar dalam menguji hipotesis
yang diajukan.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 13

2. Pengolahan atau analisis data. Tekhnik pengujian disesuaikan dengan jenis data dan
metoda penelitian yang digunakan.
3. Laporan penelitian. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel
ilmiah, laporan , skripsi, thesis atau disertasi. Hal ini disesuaikan dengan tujuan
dilakukannya penelitian sebagaimana terumuskan dalam rancangan penelitian.

PROPOSAL PENELITIAN
A. PENGERTIAN PROPOSAL
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam penyusunan rancangan
penelitian , perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk
mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permaslahan. Masalah merupakan
penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi , penyimpangan antara rencana dan
pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan
dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.
Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga

dapat

dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut
proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan
Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian.
Proposal merupakan usulan skripsi yang dapat disusun oleh mahasiswa paling cepat
bersamaan pada saat mengikuti Metodologi Penelitian dan mata kuliah yang cukup.
Proposal penelitian dibuat dengan maksud :

1.

Memberikan pedoman kerja peneliti.

2.

Meminta bantuan dana kepada sponsor.

Ada 5 hal yang harus dijelaskan dalam desain penelitian yaitu :


1. Penegasan judul dan atau pembatasan masalah
2. Alasan pemilihan judul: karena penting, menarik, dan dan belum ada yang meneliti.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 14

3. Problematik penelitian : pertanyaan yang dicarikan jawabannya melalui penelitian.


Dirumuskan dalam dalam kalimat pertanyaan, merupakan hal yang dipertanyakan.
4. Tujuan penelitian : keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-hal yang akan
dihasilkan oleh penelitian, dirumus dalam kalimat pertanyaan merupakan jawaban
yang dicari.
5. Kesimpulan yang ditulis pada akhir laporan penelitian merupakan jawaban yang
diperoleh. Antara problematic, tujuan penelitian dan kesimpulan harus sinkron.
6. Kegunaan hasil penelitian: hasil apa yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu
pengetahuan merupakan follow up kesimpilan.

Di dalam pembuatan proposal ada beberapa bagian penting, yaitu:


1. Latar belakang
2. Permasalahan
3. Tujuan dan manfaat
4. Tinjauan pustaka
5. Hipotesis (jika ada)
6. Metodologi penelitian
7. Langkah-langkah penelitian / jadwal
8. Daftar pustaka

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi pasa suatu objek penelitian. Dalam latar belakang peneliti harus melakukan analisis
masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti harus
dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dengan
menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian ini
dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
yang melandasi topik penelitian. Selanjutnya uraian bagian ini diarahkan untuk mencari
jawaban atas pertanyaan:

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 15

i. Apakah penelitian yang akan diajukan merupakan penelitian terapan (applied


research)?
ii. Jika merupakan penelitian dasar (basic research) bagaimana kaitan antara
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya?
iii. Mengapa penelitian yang sedang dilakukan merupakan replika (pengulangan) dari
penelitian sebelumnya?
iv. Merupakan perluasan/pengembangan dari penelitian sebelumnya,sebutkan dalam
hal apa dan apa perlunya?
B. Identifikasi masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang
diteliti. Semua masalah dalam objek baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan
diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik
maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan
observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat
diindentifikasikan.

Selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan

masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah
yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap
masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
variabel.
Merupakan rumusan masalah dalam bentukpertanyaan yang dapat diteliti secara
jelas dan diuji melalui mengumpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang
digunakan dalam penelitian dikemukakan di bagian ini. Rumusan masalah harus spesifik
dan tidak terlalu umum.
Misalnya,
motivasi (terlalu umum), lebih tepat jika menggunakan motivasi kerja lebih
fokus),sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan
C. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian
dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 16

dilaksanakan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan
variabel satu dengan variabel yang lain.
D. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu akan ditentukan (variabel apa saja yang akan
diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah
dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara
spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir
dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan.
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada sampul skripsi atau tesis,
tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan
masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A?. Maka tujuan
penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah A.
Kalau rumusan masalahnya : Apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja
pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui apakah pengaruh latihan
terhadap produktivitas kerja pegawai, dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah
dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau
tujuan penelitian dapat tercapai, dalam rumusan masalah dapat terjawa secara akurat,
maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :
a. Kegunaan untuk mengembangkan limu atau kegunaan teoritis.
b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada
pada objek yang akan diteliti.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PNGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 17

Deskripsi teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusuna instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat
penguasa, tetapi teori yang betul-betul teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga
diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya
dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada
variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori juga ada
lima.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel
dependen dan independen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening,
maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.
Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk paradigma
penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan
pada kerangka berfikir.
Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif
atau hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat : Jika begini akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka
produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dnegan
baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).
C. Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan
kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi pegawai, kerangka berfikirnya Jika kepemimpinan baik
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 18

maka motivasi kerja akan tinggi maka hipotesisnya : Ada pengaruh yang tinggi atau
rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
Hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini (Indriantoro dan Supomo, 1999):
o Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
o Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.
o Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat
dibanding dnegan hipotesis rivalnya.
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam salah satu dari berbagai bentuk hipotesis
berikut ini: Pernyataan jika-maka (if-then statement) atau proposisi.

III.PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode
penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan
digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.
Metodologi Penelitian, terdiri atas:
a) Rancangan penelitian
Disusun berdasarkan karakteristik masalah atau tujuan penelitian. Misalnya untuk
penelitian korelasional, rancangan penelitian menjelaskan struktur penelitian yang
menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.
b) Obyek penelitian.
Bagian ini menjelaskan obyek penelitian beserta karakteristik, unit analisi, horizon
waktu penelitian dan metode pengambilan sampel yang digunakan.
c) Definisi operasional variabel dan pengukurannya, menguraikan tentang penentuan
construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional variable
menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat diklasifikasikan beradasarkan fungsi
variable dalam hubungan antar variable serta skala pengukuran variabel yang
digunakan.
d) Teknik pengumpulan data, berisi uraian data-data yang digunakan dan disebutkan jenis
data penelitian, data primer atau data sekunser serta bagaimana cara memperoleh data
tersebut.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 19

e) Uji kualitas data, berisi uraian tentang metode dan batasan yang digunakan dalam uji
kualitas data penelitian yang meliputi:
a. Uji normalitas, untuk data primer dan sekunder.
b. Uji outlier, dilakukan jika data tidak terdistribusi secara normal.
c. Uji reliabilitas dan validitas, untuk data primer.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data
sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai
sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari
populasi secara random sampai jumlah tertentu.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan
instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada
variavbel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima maka akan
menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja
yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis
instrumen, prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Yang diperlukan di sini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga betul-betul didapatkan data yang valid dan reliabel. Jangan semua
tehnik pengumpulan data (angket, observasi dan wawancara) dicantumkan kalau
sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga
tehnik pengumpulan data itu adalah : setiap tehnik pengumpulan data dicantumkan
harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif
penggunaan berbagai tehnik sangat diperlukan. Tetapi bila satu tehnik dipandang
mencukupi maka tehnik yang lain akan mejadi tidak efisien.
E. Tehnik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitaif maka tehnik analisis data ini berkenaan
dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 20

diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan tehnik statistik
mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka tehnik analisis data ini
telah ditentukan. Bila penelitia tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah
penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,
maka sulit untuk membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya
dapat berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat belaku untuk populasi.
Hipotesis alternatif (alternative hypothesis).
F. Interpretasi

Menarik makna dari hasil hasil pengolahan statistic,secara bagian (hasil satu
perhitungan) dan hubungan /keterkaitan antar bagian (beberapa hasil perhitungan).

Untuk penelitian kualitatif interpretasi mencakup:melihat hubungan antar unsure,


segi, aspek, bagian,variable, atau komponen, dan menarik makna dari adanya
hubungan hubungan tersebut.

G. Daftar Pustaka

Semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penelitian

Salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah peneliti terhadap apa yang telah
dikutipnya.

Setiap pustaka yang ada dalam dapat minimal satu kali dikutip dalam tulisan.

Sumber sumber masalah


a. Bacaan
b. Pertemuan ilmiah (seminar, diskusi)
c. Pernyataan dari otoritas
d. Pengamatan sekilas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan dan ilham

B. MASALAH PENELITIAN
1.

Memilih Masalah Penelitian

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 21

a.

Sumber Masalah
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan
penelitian. Bagi orang-orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukan atau
memilih masalah bukanlah pekerjaan mudah, dan bahkan boleh dikatan sulit. Dari
mana masalah diperoleh ? yang jelas, masalah mesti merupakan bagian dari kebutuhan
seseorang untuk dipecahkan. Orang ingin mengadakan penelitian, karena ia ingin
mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal
yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja. Masalah
juga dapat diperoleh dari membaca buku. Dapat juga masalah diberi oleh orang lain.
Akan tetapi yang paling baik apabila dating dari dirinya sendiri karena didorong oleh
kebutuhan memperoleh jawabannya. Dengan demikian maka penelitian akan berjalan
sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan mendalami masalahnya.

b.

Masalah dan Judul Penelitian


Penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Kegiatan ini harus betul-betul diniati.
Apabila permasalahan atau judul tidak sesuai dengan inat , maka penelitian tidak akan
bergairah melaksakannya.

Faktor minat disini bersifat sangat subjektif, namaun

demikian biasanya factor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu
keahlian. Bagi peneliti yang bukan mahasiswa atau pemula, selain minat secara etis
dipersyaratkan bahwa masalah yang sedang diteliti harus sesuai dengan bidang
keahliannya. Disamping hasilnya akan lebih baik, manfaat lain adalah pertanggung
jawaban ilmiah.

Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian :


1.

Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya


menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk
memecahkannya..

2.

Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya


asal selesai.

3.

Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan, dalam arti cukup


kuat fisiknya untuk merencanakan, menyusun alat pengumpul data, dan
menyusun laporannya.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 22

4.

Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya transportasi, alat


tulis-menulis, biaya fotokopi dan lain lain.

c.

Jenis Permasalahan
Secara garis besar permasalahan penelitian ada 3 macam :
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehubungan
dengan jenis permasalahan ini terjadilah penelitian deskriptif (termasuk dalam
survei), penelitian histories dan filosofis.
2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema komparasi).
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan perbedaan
fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan
perbedaan yang ada.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi) ada
dua problema korelasi, yaitu berikut ini:
-

Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris dan


kesetiaan ingatan.

Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar matahari dan


larisnya es mambo.

2.

Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul
selengkapnya, namun demikian walaupun tampaknya masalah sudah dituangkan
dalam bentuk judul, pembaca dapat menafsirkan dengan arti yang berbeda-beda
dengan maksud peneliti.
a. Penegasan Judul
Sehubungan dengan kurang lengkapnya rumusan judul penelitian, maka
mahasiswa melengkapinya dengan penegasan judul. Dengan demikian menjadi jelas
apa yang akan diteliti, dari mana data diperoleh, bagaimana mengumpulkan data,
bagaimana menganalisis data dan sebagainya. Kadang kadang penegasan judul ini
dikemukakan sebagai pembatasan masalah.
Penegasan / pembatasan masalah / judul
a. Definisi Istilah

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 23

b. Definisi operasional
c. Judul mencerminkan masalah
d. Masalah tergambar dari judul
e. Ada kata kata kunci (key word)
f. Sifat, tempat, waktu, instrumen penelitian sudah tergambar dari judul
g. Judul setiap waktu bisa berubah, masalah / topik tidak boleh berubah.
h. Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan / penjelasan masalah
b. Alasan Pemilihan Judul
Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain :
-

Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membawa pelaksanaan kerja


yang lebih efektif, misalnya, atau akan dicari pemecahan karena berbahaya
apabila tidak.

Menarik minat peneliti karena dari pengalamanya peneliti mendapatkan


gambaran bahwa hal itu sangat menarik.

Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah


tersbut.
Dalam mengajukan alasan ini perlu ditambahkan kata sepanjang pengetahuan

peneliti, karena peneliti menyadari bahwa barangkali sudah ada penelitian serupa
yang dikerjakan oleh orang lain tetapi laporannya tidak terbaca oleh peneliti.

Beberapa point yang harus diperhatikan dalam pemilihan udul


1. Masalah penelitian harus tercermin dalam judul
2. Judul harus jelas, mudah dipahami, singkat.
3. Tidak menggunakan bahasa sastra / puitik
4. Ditulis dalam kalimat berita
5. Ditulis dalam satu kalimat
6. Ditulis secara logis
7. Hindari singkatanGunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
8. Jumlah kata antara 10 25 kata

Penegasan/Pembatasan Masalah/Judul

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 24

1. Definisi Istilah
2. Definisi operasional
3. Judul mencerminkan masalah
4. Masalah tergambar dari judul
5. Ada kata-kata kunci (key word)
6. Sifat,tempat, waktu, instrumen penelitian sdh tergambar dari judul
7. dul setiap waktu bisa berubah, masalah/topik tidak boleh berubah.
8. Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan/penjelasan masalah
c.

Problematik
Problematik penelitian adalah bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian.

Langkahnya disebut perumusan masalah atau perumusan problematic. Didalam langkah


ini penelitian mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari
jawabnya melalui kegiatan penelitian.
d.

Tujuan Penelitian
Apakah problematik penelitian dikemukakan dalam kalimat pertanyaan, maka

tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan. Tujuan penelitian adalah rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.
Kesalahan-kesalahn yang seringkali dilakukan oleh para mahasiswa yang kadang-kadang
menyusun skipsi atau tesis adalah rumusan-rumusansebagai berikut :
1.

Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana
muda/sarjana.

2.

Tujuan penelitian adalah untuk mencari data.

Ketentuan dalam Penyusunan Proposal


Beberapa ketentuan umum dalam proses penyusunan proposal adalah sebagai
berikut:
1. Proposal terdiri atas:
a. Cover depan (lihat Lampiran 5).
b. Daftar Isi
c. Bab I

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 25

d. Bab II
e. Bab III, dan
f. Daftar Referensi
Catatan: ketentuan umum untuk setiap bagian proposal mengacu pada Bab IV poin
D, Bagian Isi.
2. Proposal disusun dengan memperhatikan Buku Pedoman Format Penulisan
Karya ilmiah.
3. Penyusunan proposal harus berdasarkan jurnal ilmiah/replikasi jurnal, dengan
melakukan pengembangan (antara lain: variabel penelitian, obyek penelitian,
tahun penelitian, metode analisis data, dll.).
4. Pemahaman mengenai teori/konsep harus jelas.
5. Penentuan dan kedalaman obyek penelitian dilakukan dengan cara
memperhatikan model penelitian serta metode statistik yang digunakan dalam
analisis data.

Proses Penyusunan Proposal


Alur penyusunan proposal dapat dilihat pada Gambar 1.1. Status proposal hasil
review adalah sebagai berikut:
1. Ditolak, maka mahasiswa harus menyusun proposal kembali.
2. Disetujui (OK), proposal yang telah disetujui (status OK) langsung dilanjutkan dengan
proses penyusunan skripsi, dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran
penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh Ketua
Jurusan
3. Disetujui dengan revisi, maka mahasiswa dengan proposal ini harus menghadap ke
Pembimbing teknis yang ditunjuk untuk melakukan proses bimbingan atau revisi
proposal. Bimbingan teknis ini dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan
penyusunan proposal sampai dengan mendapat status Disetujui (OK). Bimbingan
teknis proposal akan diberikan oleh Pembimbing Teknis yang ditunjuk oleh Jurusan.
Apabila bimbingan teknis sudah selesai, maka Pembimbing Teknis memberikan
persetujuan. Jika proposal telah disetujui, mahasiswa dapat melanjutkannya ke proses
penyusunan skripsi dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran penyusunan
skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 26

VARIABEL PENELITIAN
A.

PENGERTIAN VARIABEL
Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis

penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti hanya laki-laki
dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Sutrino Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis
kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki perempuan; berta badan, karena
ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel
adalah objek penelitian yang bervariasi.
B. JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatf
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel
kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.
Lebih jauh variabel kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu
variabel diskrit dan variabel kontinum.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 27

1.

Variabel Diskrit
Variabel diskrit disebut juga sebagai variabel nominal atau variabel kategori kare
na hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakin ya dan tidak.
Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain ya dan tidak. Misalnya ya
wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: wanita pria hadir tidak hadir, atas
bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung, yaitu
banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan dalam
frekuensi.

2.

Variabel kontinum: dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:


a.

Variabel Ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya


panjang, kurang panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel lebih kurang
karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain.
Contoh: Ani terpandai, Siti terpandai, Reni tidak pandai.
b. Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibaning dengan
variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya: suhu
udara di luar 31oC, suhu tubuh kita 37oC, maka selisih suhu adalah 6oC.
c. Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antarsesamanya merupakan sekian kali. Contoh: berat pak Karto 70 kg, sedang
anaknya 35 kg. Maka pak Karto dua kali berat anaknya.
Kembali kepada variabel diskrit, variabel diskrit bujan hanya hasil hitungan, tetapi

juga penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan menjadi variabel diskrit.
Tinjauannya adalah karena nomor telepon tidaak menujukkan lebih kurang, jarak, atau
sekian kali.
Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat di ubah menjadi variabel diskrit dengan
cara mengklasifikasikannya menjadi ya dan tidak.
Cara yang ditempuh adalah:
1.

Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata: diberi
ya, rata-rata ke bawah diberi tidak

2.

Mangambil satu nilai diberi ya, dan selain nilai itu diberi tidak.
Contohnya: Nilai bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel internal), variabel ini
dapat dibuat diskrit dengan mengabil isalnya nilai 7 sebagai ya, dan selain
itu (di atas atau di bawahnya) di beri tidak.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 28

Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.
Data adalah hasil pencatatan [eneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari
sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data
adalah segala data dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,
sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga
mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Demikianlah maka:
-

Data dari variabel diskrit disebut data


diskrit, berupa frekuensi.

Data dari variabel kontinum disebut


data kontinum, berupa tingkatan, angka berjarak atau ukuran.
Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data dengan metode statistik, maka datanta

harus berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.


Contoh:
Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek, jelek
sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4, cukup 3,
jlek 2, dan jelek sekali 1.
Ingat, 5, 4, 3, 2, 1 hanya simbol yang menunjukkan urutan tingkatan karena datanya berupa
data oridinal.
Demikian juga jika ingin mengubah data tersebut menjadi data diskrit karena akan diolah
dengan teknik tertentu, maka hanya di beri 2 macam simbol. Misalnya sangat bagus diberi
simbol 1, yang lain (tidak perlu ditingkatannya) diberi simbol 0 atau angka lain. Boleh saja
kita memberi simbol 2 untuk sangat bagus dan simbol 1 untuk yang lain, tetapi tidak berarti
bahwa 2 adalah dua kali 1. angka-angka tersebut ahnya simbol untuk memisahkan menjadi
dua bagi data yang ada.
C.

VARIABEL SEBAGAI OBJEK PENELITIAN


Apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah bahwa susu menyebabkan badan

menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang.
Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 29

Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan eksperimen.


Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan kelompok kontrol
atau kelompok pembanding adalah orang-orang yang tidak diberi minum susu. Banyaknya
susu yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar dengan ukuran liter, maka
variabelnya berbentuk variabel kontinum. Sedangkan tambah-tidaknya berat badan , di ukur
dengan ukurna kilogram, variabelnya juga variabel kontinum (ratio).
Peneliti lalu ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang yang
mendapat pendapat P4. dalam hal ini maka nilai penataran P4 dan kesadaran bermasyarakat
dapat diukur, digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan sebagai variabel interval.
Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama
melihat pengaruh sesuatu treatment, maka ada varaiabel yang mempengaruhi dan variabel
akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau
independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel
tergantung variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Dalam penelitian I, susu merupakan variabel bebas dan berat badan merupakan variabel
akibat.
Dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel bebas dan kesadaran
bermasyarakat merupakan variabel terikat.
Sehubungan dengan variabel dalam eksperimen ini Fred. N. Kerlinger berpendapat:
All experiments have one fundamental idea behind them: to test the effect of one or more
independent variables on a dependent variable (it is possible to have more than one
dependent variable in experiment)
Dalam dua contoh penelitian di ats susu dan penataran P4 sebagai independent variabel
merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran bermasyarakat,
keduanya merupakan variabel tunggal.
Sebagai contoh eksperimen lebih dari satu variabelnya adalah sebagai berikut :
Independent variabel lebih dari satu.
Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid.
Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajar di
rumah sebagai satu variabel atau sub variabel dan lingkungan belajar di sekolah sebagai
variabel (sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat memperhatikan
lingkungan belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai variabel (sub-variabel) ketiga.
Apabila demikian, maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti sebagai sesuatu yang
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 30

mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran
p4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal. Tetapi lingkungan belajar
merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.
Menurut pendapat Kerlinger selanjutnya tentang variabel:
It is possible, by definition, for a variable to have only one value. It is then called a constant.
We deal almost exclucively with variable that have two or mare values.
D. PENTINGNYA MEMAHAMI VARIABEL
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel tidak mudah, karenanya
membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.
Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut dengan kategirisasi
yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh
peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh
kesadaran bermasyarakat, jika akan memngatur apakah seseorang cukup besar atau tidak
kesadarannya bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, buktibuktinya.
Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan
hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian
yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori, akanmenghasilkan kesimpulan yang besar
(jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).
Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar-besaran. Ini berarti bahwa
peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian
variabel, datanya semakin luas, dan gambaran hasil penelitian semakin menjadi teliti.
Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub-variabel adalah
disebutnya sub-variabel akibat daru variabel terikat, misalnya naik kelas; disebutnya variabel
bebas. Misalnya cita-cita orang tua guru (yang berpengaruh terhadap minat guru menjadi
guru).
Ada lagi kesalahan lagi yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab
terpengaruhinya variabel terikat. Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar, dan sebagainya.
Variable ini bukan merupakan variabel bagian dari guru tetapi mempengaruhi timbulnya
kejadian pada variable terikat. Variabel-variabel semacam ini disebut dengan intervening
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 31

variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel pengganggu, karena mengotori
pengaruh guru terhadap prestasi belajar.
Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas
permasalahan yang diteliti.
Karlinger dalam hal ini menjelaskan pendapatnya sebagai berikut:
The must define the variables they use in hyphothesis so that the hyphothesis can be tested.
They do this by using are as known as operatianal definition.
E.Memahami Variabel yang Bermakna
Dibagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan
penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil penelitian harus memiliki
kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Bermanfaat tidaknya hasil
penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh peneliti. Tentang
variabel ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: (1) sifat variabel, dan (2) status variabel.
a.

Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
i.

Variabel Statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya,


misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal, dan lain-lain.andaikata
hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat-akibat dari variabelvariabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubah atau mengusulkan untuk mengubah
variabel yang dimaksud.oleh karena itu untuk mempermudah mengingat-ingat kita
sebut saja variabel tersebut sebagai variabel tidak berdaya.

ii.

Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadannya


berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.

b. Status Variabel
Dalam membicaraka status variabel ini kita perlu melihat satu variabel dalam
hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun jika
dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih
bermakna dalam penelitian.
i. Kebiasaan hidup sehari-hari motivasi berprestasi
ii. Motivasi berprestasi etos kerja
iii. Etos kerja keberhasilan kerja
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 32

Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat
dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain
tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai menfaat yang cukup besar.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 33

TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN


A.

PENGERTIAN DAN TUJUAN


Penelitian

pendidikan

tidak

pernah

dapat

dipisahkan

dengan

pengetahuan

kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru
yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang telah ada. Oleh
karena itu, agar dapat mengetahui bagaimana hubungan dan di mana posisi pengetahuan yang
telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan bahan pustaka yang relevan dengan topik
masalah yang diangkat.
Tinjauan kepustakaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan cakrawala nya
dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan kepustakaan sering juga disebut rasional
penelitian karenamemberikan landasan rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu
dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Ulasan kepustakaann ini tidak
hanya sekedar untuk menghasilkan anotasi atau catatn bibliografi tentang masalah yang
diangkat (Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).
Tinjauan terhadap bahan kepustakaan yang berkaitan dengan toipik penelitian tersebut
juga bukan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah penelitian yang diangkat belum
pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Tujuan utama dari penulisan ulasan kepustakaan adalah
untuk mengorganisasikan penemuan penemuan penelitian yang pernah dilakukan sehingga
pembaca akan memahami mengapa masalah yang diangkat mempunyai nilaipenting serta
menunjukkan bagaimana masalah tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian dan pengethauan
yang lebih luas )McMillan dan Schumacher, 1989; Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).
Dengan mengetahui hasil hasil penting dari penelitian yang ernah dilakukan, peneliti
dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya akan dapat sihubungkan
dengan hasil penentuan penelitian lain dan bagaimana kombinasi penemuan tersebut dan
penemuannya dapat membantu memberikan gambaran atau potret pengrahuan yang lebih utuh
dan komplit tentang bidang tersebut. Ulasan kepustakaan juga dapat dipandang sebagai
kontribusi terhadap penyusunan teori penelitian.
Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya kerangka
teori yang dijadaikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka teori dalam bidang
tersebut mungkinterjadi karena kompleksnya hubungan hubungan yang ada dalam masalah
yang harus dikaji. Untukmenyusun kerangka tersebut, peneliti dapat melakukan dengan cara
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 34

menyusun hasil hasil penelitian yang telah ada, menunjukkan bagaimana hasil hasil
tersebut saling berhubunhan sehingga memberikan suatu organisasi pengetahuan yang telah
ada.
Dengan cara ini peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di mana masalah
penelitiannya akan dapat mengisi kekuramgan dalam pengetahuan yang ada. Hal ini akan
memberikan alasan logis maanfaat dari masalah yang diangkat dan menunjukkan bagaimna ia
dapat membantu melengkapi hasil pneleitian lain untuk memperluas pengetahuan dalama
bidangnya. Lebih lanjut kepustakaan tersebut berguna untuk menunjukkan signifikansi
masalah, mengembangkan desaian mendahului serta rekomendasi untuk penelitian lebih
lankut. Secara rinci hal tersebut dijelaskan :
a. Menentukan dan membatsi permasalahan penelitian
b. Meletakkan penelitian pada prespektif sejarah dan asosiaonal.Menghindari replikasi yang
tidak disengaja dan tidak perlu
c. Memilih metodologi yang tepat
d. Menghubungkan penemuan dengan pengtahuan yang ada usulan untuk penelitian lebih
lanjut.
Kepustakaan adalah bahan bahan yangh secara nyata relevan dengan permasalahan
sepeti hasil penelitian yang pernah dilakukan yang menyelidiki pertanyaan yang serupa atau
variabel yang sama; rujukan terhadap teori dan pengujian empiris terhadap teori; dan kajian
dari bidang lain, seperti penelitian sosiologi tentang interaksi kelompok kecil, penelitian
psikologi tentang perkembangan intelektual pada anak.
Banyak sedikitnya kepustakaan ini bergantung pada topik dan tujuan penelitian.
Dalam topik yang sudah banyak dilakukan penelitian, ulasan kepustakaan biasanya berisi
sumber hasil penelitian yang secara langsung berhubungan dengan penelitian yang diangkat
yakni menyelidiki masalah yang serupa.

B.

SUMBER TINJAUAN PUSTAKA


Pada dasarnya ulasan kepustakaan dalam penelitian harus didasarkan pada sumber asli
yang ditulis oleh peneliti atau penemu teori itu sendiri secara langsungn. Nmaun demikian,
karya karya yang dibuat oleh penulis yang secara tidak langsung. Nmaun demikian, karya
karya yang dibuat oleh yang secara tidak langsung melakukan penelitian atau membuat teori
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 35

juga dapat dijadikan sumber informasi yang sangat berharga. Ada tiga macam kategori ulasan
kepustakaan yang telah diklasifkasikan, antara lain :
a.

Sumber Primer
Sumber primer adalah hasil hasil penelitian atau tulisan tulisan karya peneliti atau

teoritis yang orisinil. Sumber ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan yang
dibuat oleh individu yang melakukan pengamatan atau menyaksikan kejadian atau oleh
individu yang mengemukakan teori yangn pertama kali. Dalam penelitian pendidikan, ini
berarti deskripsi penyelidikan oleh peneliti sendiri atau dskripsi teori oleh penemunya.
Sumber ini berisi teks laporan hasil penelitian atau teori secara penuh atau lengkap, detil, dan
teknis. Oleh karena itu, ia dapat memberika informasi yang detil tentang penelitian, teori dan
metodologi yang digunakan untuk menyelidiki masalah.
b.

Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipubl;ikasikan oleh penulis

yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berprastisipasi dalam kenyataan yang
ia deskripsikam atau bahan penemu teori. Sumber ini berisi tentang hasil sintesis bahan
bahan yang berasal dari sumber utama, baik secara empiris maupun teoritis. Disamping itu,
sumber ini juga mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber primer ke
dalam satu kesatuan kerangka kerja sehingga memberikan ulasan secara ringkas tentang
perkembangan penelitian dalam topik tertentu. Kebanyakan sumber sekunder ini memuat
dafgtar pustka yang menjadi sumber pengambilan bahan bahan yang dijadikan sehingga
daftar ini juga dapat dipergunakan untuk menemukan sumber primernya.
c.

Sumber Preliminer
Sumber preliminer adalah bahan bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu

sesorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer atau sekunder. Dengan kata lain,
sumber preliminer berisi informasi tentang sumber primer dan sekunder. Sumber ini sangat
bermaanfaat untuk menunjukkan jenis jenis tertentu yang diperlukan dalam beberapa ulasan
kepustakaan untuk mencari subjek tertentu. Dengan demikian, peneliti akan menghemat
waktu, biaya, dan tenaga karena sumber preliminer informai tentang dimana artikel artikel,
buku buku, laporan laporan, dan dokumen dokumen lain tentang suatu subjek tertentu
dapat ditemukan dalam sumber primer atau sekunder. Ada dua macam sumber preliminer
yakni abstraks dan indeks. Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan
pustaka primer atau sekunder yakni penulis, judul, dan tempat pnerbitan. Sedangkan, abstrak
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 36

berisi rangkuman singkat tentang laporan penelitian baik yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala.

C. LANGKAH

LANGKAH

DALAM

MEMBUAT

TINJAUAN

PUSTAKA
Beberapa langkah yang dapat ditempuh peneliti dalam membuat tinjauan pustaka,
yaitu:
1. Analisis Pernyataan Masalah
Pernyataan masalah berisi konsep konsep atau variabel yang membentuk petunjuk
tentang topik kepustakaan, misalnya pembeajran, sikap, evaluasi, dan interaksi belajar
mengajar. Kata kunci ini dapat memudahkan untuk mencari bahan bahan pustaka yang
sesuai dengan masalah.
2. Mencari dan membaca sumber sekunder
Bacaan bahan bahan yang ada dalam sumber kedu akan memberikan ulasan dan
pandangan sekaligus tentang topik dan kan membentu peneliti untuk membatasi masalah
sehinga lebih cepat.
3. Memilih sumber preliminer yang sesuai
Sumber priliminer baik berupa indeks maupun abstrak akan membentu peneliti
untuk mendapatkan informasi di mana sumber primer dapat diperoleh.
4. Membaca sumer primer yang terkait
Setelah mendapatkan sumber primer, peneliti membaca dan mencatat hasil analisis
singkat terhadap sumber primer yang sesuai dan relevan dengan masalah penelitiannya
disertai catatan bibliografinya secara lengkap.
5. Mengorganisasi catatan
Hasil catatan yang dibuat pada langkah kekempat dapat diklasifikasikan
berdasarkan

beberapa

cara,

misalnya

krono;ogi,

kesamaan

wawasan

terhadap

permasalahan, dan metodologi dan kemudian disusun berdasarkan ide umum yang dapat
meliputinya.
6. Menulis ulasan
Dalam membuat ulasan peneliti hanya mengutip hasil penelitian teori dan praktek
yang relevan dengan masalah penelitian. Banyak sedikitnya ulasan serta kedalamannya
sangat tergantung pada jenis penelitian serta banyaknya penelitian yang pernah dilakukan.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 37

D. PENYAJIAN ULASAN KEPUSTAKAAN


Tujuan utama ulasan kepustakaan dalam penelitian kuantitatif adalah untuk membuat
landasan pengetahuan bagi penetahuan yang akan diperoleh dari penelitian yang direncanakan
atau dilakukan. Karena tujuan utama penelitian kuantitatif adalah untuk menguji teori, ulasan
tersebut harus mencerminkan pemahaman peneliti terhadap perkembangan terakhir dari topik
dan pengetahuan yang menjadi konsep penelitiannya. Lebih lanjut, ulasan tersebut harus
dapat menunjukkan dengan jelas bagaimana hubungan kepustakaan yang dipilih untuk diulas
dengan masalah penelitiannya. Berdasarkan hasil ulasan tersebut, kemudian masalah
dirumuskan secara spesifik, baik dalam bentuk hipotesi, pertanyaan, atau pernyataan tujuan
penelitian, yang penyajiannya diletakkan setelah ulasan. Untuk memberikan potret yang utuh
tentang pengetahuan bidang kajian yang menjadi konsen, ulasan kepustakaan dapat
diorganisasikan dalam tiga bagian, yaitu :
1.

Pendahuluan
Bagian ini mempunyai maksud untuk mengenalkan

kepada pembaca tentang

tujuan damn cakupan ulasan kepustakaan. Tujuan dan cakupan tersebut harus dinyatakan
dengan jelas sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikut alur penyajian bagian
berikutnya. Tujuan tersebut mungkin hanya sebagai ulasan preliminer atau pengantar
untuk menyatakan masalah atau mengembangkan proposal. Ulasan yang demikian ini
biasanya diunakan dalam penelitian ekspolarasi, dimana sulit ditemukan sumber pustaka
atau laporan peneliti tentang topikyang diangkat sehingga belum ada pijakan teoritis yang
kuat.
2.

Ulasan kritis
Seringkali pengetahuan dari hasil penelitian yang lalu itu bertentangan satu sama
lain. Karena tidak semua pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang lalu dapat
memberikan landasan yang utuh dan menyakinan , peneliti harus secara kritis
mengevaluasi terlebih dahulu bahan pustaka yang diperolehnya untuk memutuskan hasil
penelitian mana yang dapat diterima sebagai landasan. Evaluasi atau kritik terhadap bahan
pustaka tersebut merupakan inti dari ulasan kepustakaan. Karena berfungsi sebagai
penjelas pengetahuan yang telah ada, kritik tersebut harus membahas kelebihan dan
kelemahan kepustakaan yang diulas.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 38

Hasil kritik atau ulasan tersebut harsu disajikan secara logis dalam kaitannya
dengan pemelihan dan nilai maanfaat dari masalah penelitian. Menyajikan ulasan secara
dengan cara meringkas masing masing bahan pustaka atau penelitian yang lalu tidak
memberikan

ulasan

kepustakaan

yang

informatif.

Hasil

penelitian

hendaknya

diklasifikasikan sesuai dengan isinya, dibandingkan dan dipertentangkan satu sama lain
dalam hal kontribusinya terhadap pengetahuan atau kegagalannya untuk memberikan
kontribusi, disamping kritik terhadap desain dan metodoligi yang digunakan.
Penyajian berdasarkan variabel atau perlakuan eksperimen dilakukan dengan
membahas bahan kepustakaan yang berkenaan dengan masing masing variabel. Ulasan
terhadap kepustakaan tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih mendlam tentang
karakteristik masing maisng variabel dalam kaitannya dengan faktor faktor lain.
Cara penyajian yang dimulai dari ulasan kepustakaan yang sifatnya umum
kemudian mengarah ke kepustakaan paling relevan. Dlam hal ini, pertama tama peneliti
menyajikan prinsip prinsip secara umum yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
dengan memberikan dasar dasar prespektif, sepeti pendapat para pakar, asumsi fisofolis,
secara teori. Selanjutnya ulasan

kepustakaan membahas dasar dasar empiris yang

berupa hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dengan cara membandingkan
dan mempertentangkan satu sama lain.
3.

Kesimpulan
Dalam bagian kesimpulan ini, peneliti perlu merangkum ulasan kepustakaan
sebagaimana yang diuraikan pada bagian seelumnya dan menyatakan pengethauan topik
penelitiannya. Ia juga prlu mengidentifikasi kekurangan yang ada., yang mungkin timbul
karena kesulitan kesulitan metodologis, terbatasnya penelitian dalam topik yang menjadi
konsen, atau bervariasinya hasil hasil penelitian sehingga tidak memberikan kesimpulan
yang jelas. Dengan demikian, kesimpulan tersebut memberikan suatu landasan untuk
menyatakan pernyataan khusus, pertanyaan, atau hipotesis penelitiannya.

E.

EVALUASI ULASAN KEPUSTAKAAN


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ulasan terhadap hasil hasil penelitian yang lalu
atau kepustakaan lain mempunmyai peranan penting karena memberikan landasan teoritis dan
empiris bagi suatu penelitian. Ulasan kepustakan sangat dipengaruhi oleh masalah, pertanyaan
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 39

khusus atau hipotesis, serta signifikasi penelitinya. Untuk mengetahui apakah cukup memadai
dijadikan sebagai landasan teoretis dan empiris, ulasa kepustakaanya yang disajikan dalam
proposal atau laporan perlu dievalusi. Evalusi tersebut tidak didasarkan oleh panjang
pendeknya ulasan atau banyak sedikitnya sumber pustaka yang digunakan.
Akan tetapi, ia didasarkan pada apakah ulasan yang disajikan memberikan sumbangan
untuk memperluas pemahaman tentang status pengetahuan yang berkaitan dengan masalah,
disamping memberikan landasan rasional tentang perlunya penelitian masalah yang menjadi
konsen. Lebih lanjut, McMillan dan Schacher juga mengajukan beberapa pertanyaan untuk
masing maisng kriteria untuk membantu pembaca proposal atau laporan penelitian dalam
menentukan kualitas ulasan kepustakaan yang disajikan oleh peneliti.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 40

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


A.

POPULASI
Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.

Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan heterogenitas
populasi.
-

Karakteristik sempit / sedikit


Generalisasi lebih luas, lebih heterogen

Karakteristik luas / banyak


Generalisasi lebih sempit,lebih homogen

B. SAMPEL
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasandana, tenaga dan waktu,maka
penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambildari populasi harus betul betul representative (mewakili). Persyaratan yang harus
dipenuhi sample yang akan digunakan,yaitu:
1. Representative; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan karakteristik
populasi.
2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.
3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.
Agar smapel yang dipakai dapat memenuhi persyaratan diatas maka sangatlah
diperlukan beberapa tahapan atau langkah langkah dalam pengambilan sampel,diantaranya:
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 41

1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi


2. Penegasan sifat dan ciri populasi
3. Tentukan besarnya sample
4. Tentukan teknik samplingnya

Menentukan Anggota Sampel


Terdapat dua tekniksampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random
sampling,atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel secararandom / acak dapat dilakukan dengan bilangan
random,computer, maupun dengan undian.bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka
setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas
peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor
satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya
menjadi tidak sama lagi. Missal nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang
berikutnya menjadi 1 : (100 1) = 1 / 99. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil
tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak sah dan dikembalikan
lagi.

Menentukan Ukuran Sampel


Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.jumlah sampel yang

100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila
jumlah populasi 1000 dan hasil penenlitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut
tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi
tersebutyaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian ?
jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan yang
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 42

dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin
besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan
sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel
yang diperlukan.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%. Rumus
untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai
berikut :

Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel.
a.

Simpel Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
-

Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian

Penggunaan tabel bilangan random

Sistematik random

b.

Disproportionate Stratified Random Sampling


-

Strata berdasarkan usia

Strata berdasarkan jenjang pendidikan

Strata berdasarkan jenis kelamin

Strata berdasarkan status perkawinan

Strata berdasarkan status social ekonomi

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 43

Strata berdasarkan asal sekolah

Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan

c.

Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsure yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.

d.

Clusteriarea Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini sering digunakan melalui dua
tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Sampling berdasarkan pada kelompok masyarakat :
-

Berdasarkan profesi / pekerjaan

Berdasarkan tempat tinggal

Berdasarkan tempat pekerjaan

Berdasarkan area / wilayah / daerah

2. Non Probability Sampling


Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang / kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk diplih
menjadi sampel.
a.

Quota Sampling
Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.

b.

Accidental Sampling
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
-

Pengambilan sampel seketemunya saja

Tidak representative

Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 44

Mudah dilakukan

Sulit untuk diambil generalisasi

Digunakan untuk menemukan suatu issu / hal hal yang menjadi topic
pembicaraan msyarakat

c.

Purposive Sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok
digunakan untuk penenlitian kualitatif.
-

Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu

Memiliki ciri ciri yang essensial dari populasi

Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah; sampelnya dari


orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.

d.

Tidak terikat dengan jumlah sampel


Snow Ball Sampling
Snow ball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,pertama tama dipilih satu
atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman temannya untuk
dijadikan sampel.
-

Dimulai dari kelompok kecil

Masing masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)
untuk dijadikan sampel,

Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya


sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan

e.

Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang

Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang akrab


Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 45

relative kecil,kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.

Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor
1 sampai dengan nomor 100.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang
diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, danseterusnya sampai 100.

Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu ditempuh dalam memilih teknik sampling
yang akan digunakan,yaitu:
1.

Tujuan penelitian: generalisasi, kesan kesan umum dalam waktu singkat

2.

Pengetahuan tentang populasi

3.

Kesediaan seseorang untuk dijadikan sample

4.

Jumlah biaya yang tersedia

5.

Besarnya target fasilitas yang tersedia

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 46

HIPOTESIS PENELITIAN
A. PENGERTIAN HIPOTESIS
Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam
proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan
kenyataan yang ada atau fakta atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.
Hipotesis dikatakan sebagai dugaan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji
dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesi juga juga penting perananya karena dapat
menunjukkan harapan dari sipeneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel
dalam permasalahan penelitian. Oleh karena itu hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti
terjun ke lapangan mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum
peneliti ke lapangan (Ary, dkk, 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu :
a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang
cukup dalam kaitannya dengan permasalahan
b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data
dan proses interprestasinya.
Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik mempunyai
beberapa tujuan penting. Diantara tujuan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel yang dapat diuji
kebenarannya.
3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi.

Syarat-syarat hipotesis
1. Hipotesis harus menghubungkan atau membandingkan dua atau lebih variabel.
2. Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
3. Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya
4. Hipotesis harus didukung oleh teori teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
5. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 47

Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangatlah penting. Bila hipotesis
dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk
analisis. Hipotesis dalam posisinya sebagai salah satu unsure penelitian dapat dimisalkan
seperti kompas bagi nakhoda kapal. Kompas dapat dipergunakan sebagai penentu arah dalam
perjalanan ditengah lautan sehingga mencapai pelabuhan yang dituju. Dengan hipotesis,
peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah atas dasar pernyataan hipotesis yang
telah dibuat sebelumnya.
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis penelitian
pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan
dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis
penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian yang hendak
dilakukan. Dilihat dari posisinya hipotesis penelitian biasanya ditempatkan dalam bab kedua,
yaitu studi kepustakaan setelah landasan teori dan atau setelah kerangka berfikir tersusun.
Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika. Karena
memang fungsinya yang utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu
tindakan selanjutnya di lapangan. Berikut ini diberikan beberapa contoh hipotesis penelitian
a. Ada korelasi positif dan signifikan antara usaha peningkatan belajar di sekolah dengan
hasil pencapaian belajar siswa.
b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya kepemimpinan dalam
organisasi terhadap produktivitas lembaga.
c. Ada hubungan yang negative dan tidak signifikan antar besarnya gaji yang diterima para
guru dengan keinginan bekerja sambilan di luar lembaga tempat bekerja.
B. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS PENELITIAN
1. Hipotesis Teoritis (Hipotesis didalam menjawab rumusan permasalahan)
2. Hipotesis Statistik
a. Hipotesis nol ( Ho )
-

Hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel.

Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti

Asas praduga tak bersalah

Kebalikannya adalah Ha yang diuji adalah Ho

Jika Ho ditolak, maka Ha diterima, dan sebaliknya.


PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 48

b. Hipotesis alternatif ( Ha )
-

Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara variabel X dan Y, atau dengan


adanya perbedaan antara dua kelompok

a.
b.

Rumusan hipotesis kerja :


Jika ........ maka...........

Ada perbedaan antara .......... dan ........


3. Hipotesis Mayor
X1
X2

y (Variabel terikat)

X3
4. Hipotesis Minor (Hipotesis yang pecahan, yang farsial, yang kecil)
X1 y
X2 y
X3 y

Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis


1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri, tidak membuat
perbandingan atau hubungan.
Contoh : - Seberapa tinggi daya tahan lampu merk A ?
- Seberapa baik gaya kepemimpinan di Lembaga X ?
1. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dengan nilai dalam
satu variable atau lebih pada sample yang berbeda
Contoh : Adakah perbedaan daya tahan lampu merk A dan merk B ?
2. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara 2 variabel atau lebih
Contoh : Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja ?

Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 49

Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan
data sampel. Dimana ada 2 cara menaksirkan taraf kesalahan dalam pengujian hipotesis,
yaitu :
1. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu
nilai data simple.
2. Interval estimate (convidence interval) adalah suatu taksiran parameter populasi
berdasarkan nilai interval data sample.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point estimate) akan
mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan
interval estimate.

Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


Dalam menaksirkan parameter populasi berdasarkan data sample, kemungkinan akan

terdapat dua kesalahan, yaitu :


-

Kesalahan Tipe 1 merupakan kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alpha ().

Kesalahan Tipe 2 merupakan suatu kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dalam beta ().

C. LAMBANG HIPOTESIS STATISTIK


1. Hipotesis yang mengandung pengertian yang sama/tidak sama
Ho : 1 = 2

Ho : 1 <= 2

Ho : 1 >= 2

Ha : 1 = 2

Ha : 1 <= 2

Ha : 1 >= 2

Ho : 1 = 2
Ha : 1 = 2

(Uji yang tidak memiliki arah, 2 ekor, 2 ujung)

Ho : 1 <= 2
Ha : 1 >= 2 (Memiliki 1 arah, 1 ekor, 1 ujung)
Keterangan :
: besaran untuk populasi (parameter) (rata-rata, simpangan baku, variasi)
2. Hipotesis yang menyatakan Hubungan
Ho : 1 xy = 0

Ho : 1 xy <= 0

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 50

Ho : 1 xy >= 0

Ha : 1 xy = 0

Ha : 1 xy > 0

Ha : 1 xy < 0

Penerimaan dan penolakan hipotesis


Setelah diuji, hipotesis mempunyai dua kemungkinan: Diterima atau ditolak.
Jika diterima, maka hipotesis berubah menjadi tesis. Penyebab gagal ditolaknya Ho,
yaitu :
1.

Dari landasan teori

2. Kesalahan sampling, misalnya:

Kesalahan instrument penelitian

Kesalahan perhitungan

Kesalahan rancangan penelitian

Pengaruh variable luar

Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan


1

Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti


( pada akhir penelitian )

Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda tanda bahwa data yang trerkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian berlangsung )

Penelitian Tanpa Hipotesis


1. Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . Padahal hipotesis hanya
dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
2. Penelitian Evaluatif
3. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu sukar
ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.
4. Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak)
5. Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi
hipotesis

Anggapan Dasar / Asumsi Dasar

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 51

dibandingkan penelitian tanpa

1. Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar
didalam memunculkan hipotesis
2. Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis
3. Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian
4. Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan

Contoh Penggunaan Asumsi Dasar

Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar

Asumsi Dasarnya:

siswa

1. Setiap guru punya penampilan yg berbeda


2. Prestasi belajar siswa bervariasi
3. Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor

Penelitian Tanpa Hipotesis


Penelitian yang tidak menggunakan hipotetsis adalah penlitian deskriptif, karena pada

penelitian deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . sedangkan hipotesis hanya dibuat
jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 52

TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS


DATA
A. DATA PRIMER DAN DATA SEKUNDER
Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya
dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti
mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari
harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, kita sudah
mendapatkan strategi dan prosedur yang akan kita gunakan dalam mencari data di lapangan.
Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita pergunakan untuk
penelitian kita. Yang pertama ialah data sekunder dan yang kedua ialah data primer.
1. Data Primer
Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia
dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara
sumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian
atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.
Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu. Secara
prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulan data secara pasif dan
pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode tersebut ialah: yang pertama
meliputi observasi karaktersitik-karakteristik elemen-elemen yang sedang dipelajari dilakukan
oleh manusia atau mesin; sedang yang kedua meliputi pencarian responden yang dilakukan
oleh manusia ataupun non-manusia.
Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu:
kerahasiaan, struktur dan metode koleksi. Pertama, kerahasiaan mencakup mengenai apakah
tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak. Merahasiakan tujuan penelitian
dilakukan untuk tujuan agar para responden tidak memberikan jawaban-jawaban yang bias
dari apa yang kita harapkan. Kedua, struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau
pencarian data dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 53

terstruktur jika peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner
dengan pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu
dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara
tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur. Ketiga, metode
koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data.
Metode Pengumpulan Data Primer secara Pasif
Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan oleh manusia atau mesin. Jika
dilakukan oleh manusia dapat berbentuk 1) terstruktur dan bersifat rahasia, 2) terstruktur
dan bersifat terbuka, 3) tidak terstruktur dan bersifat rahasia, dan 4) tidak Metode
pengumpulan data yang dilaksanakan oleh manusia:
a. Terstruktur dan Bersifat Rahasia
Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur
atau resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang
dilakukan.
b. Terstruktur dan Bersifat Terbuka
Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur
atau tingkat keformalannya tinggi dan responden biasanya diberi informasi mengenai
tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuannya ialah agar responden memberikan jawaban
yang sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan
bias hasil penelitian dikarenakan tidak cocoknya data yang diperoleh.
c. Tidak Terstruktur dan Bersifat Rahasia
Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak
terstruktur atau kurang resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan
penelitian yang dilakukan. Perbedaan dengan metode pertama ialah terletak pada sifat
keformalan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Hal ini akan berdampak secara
psikologis memberikan keleluasaan pada responden dalam memberikan jawaban-jawaban
pertanyaan yang diberikan.
d. Tidak Terstruktur dan Bersifat Terbuka
metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak
terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak peneliti memberikan informasi secara terbuka
mengenai tujuan penelitiannya sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 54

penelitiannya dan ini kan mempengaruhi repsonden dalam memberikan jawaban setiap
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Metode Pengumpulan Data Primer secara Aktif
Metode pengumpulan data primer secara aktif meliputi beberapa diantaranya:
a) wawancara secara langsung dengan repsonden.
b) wawancara dengan responden melalui telepon.
c) wawancara dengan menggunakan surat.
d) wawancara dengan menggunakan surat elektronik.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber
asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena
sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi
perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah; maka data primer harus
secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang kita
jadikan responden dalam penelitian kita.

Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Data Sekunder


Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut kita tidak

boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan
tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:
a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita tentukan sebelumnya.
b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada kualitas dan
kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan
menggunakannya.
Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer; oleh karena itu
kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder sebagai satu-satunya
sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian kita.

Kegunaan Data Sekunder


Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a.

Pemahaman Masalah.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 55

Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami


masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan penelitian
dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data
administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami
persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai
masalah penelitian.
b.

Penjelasan Masalah.
Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih
operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita
dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal
ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan
diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalamanpengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti.

c.

Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak


Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa
alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa
alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.
Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian
masalah akan menjadi jauh lebih mudah.

d.

Solusi Masalah:
Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan
dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi
permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan
jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.

Memilih Metode Pengambilan Data


Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan, oleh karena
itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat dilakukan yaitu:

a.

Pencarian Secara Manual


Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak
mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, kita
masih perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa menjadi

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 56

sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia dalam
suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang paling
efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang
sesuai dengan persoalan yang akan diteliti.
b. Pencarian Secara Online
Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang
menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh
sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis
maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan
pengguna lainnya dalam mencari data.
Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya
ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan
komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat mengakses
secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c) Kesesuaian:
peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai dengan mudah dan
cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat dalam memperoleh informasi
yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya.
Kriteria dalam Mengevaluasi Data Sekunder

Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:
a.

Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu?


Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak
tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk
penelitian kita.

b.

Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian


berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang
sedang diteliti.

c.

Ketepatan:

Apakah

kita

dapat

mengetahui

sumber-sumber

kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data
dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 57

d.

Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder


tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu
menggunaknnya.

B.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dapat dilakjukan dengan interview (wawancara), kuisoner

(angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.


1.

Interview (Wawancara)
a. Pengertian
Esterberg (2002) mendifinisikan interview berikut a meeting of two person to
exchange information ang idea through question andb responses, resulting in
communication and joint construction of meaning about a particular topic, Wawancara
adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
topik tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahuii hal hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit / kecil.
b. Langkah Langkah Wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatis,
yaitu
1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2) menyiapkan pokok pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3) mengawali atau membuka alur wawancara.
4) melangsungkan alur wawancara.
5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7) Mengidentifikasikan tidak lanjutr hasil wawancara yang telah diperoleh.
c. Jenis Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang
saling berkaitan yaitu :

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 58

1) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman


Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang telah
dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam hidupnya, baik dalam
kehidupan pada waktu masih kanak kanak, selama disekolah, dimasyarakat,
ditempat kertja dan lain lain.
2) Pertaanyaan yang berkaitan dengan pendapat
Peneliti pertanyaan yang dilontarkan kepada informan berkenaan dengan
pendapatnya tentang data tersebut.
Contoh : Bagaimana pendapat anada terhadap kebijakan kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM).
3) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan se4seorang
menggunakan pertanyaan yang tidak langsung. Awal percakapan biasa namun
lama kelamaan digunakan untuk mengungkapkan perasaan.
Contoh : Bagaimana rasanya menjadi relawan di Aceh ?
4) Pertanyaan tentang pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu
kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui .
Contohnya : Berapa bangunan rumah penduduk dan bangunan pemerintah yang
rusak.
5) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena
bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa.
d. Alat Alat Wawancara
1) Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, nmotebook yang dapat digunakan
untuk membantu mencatat data hasil wawancara.
2) Tape recorder : berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu tahu kenapa informan apakah
dibolehkan atau tidak.
3) Camera : untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan / sumber data. Dengan adany67a foto ini, maka dapat meningkatkan
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 59

keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul betul melakukan
pengumpulan data.

Kelebihan Wawancara

Kontak langsung antara interview dan interviewer lebih akrab.

Informasi lebih mendalam.

Tidak terlalu formal.

Tuna netra dan buta huruf juga bias menjadi korespondennya.

Kelemahan Wawancara

Jumlah Responden terbatas.

Responden grogi menjawab.

Masalah bahasa.

Penyesuaian diri dengan responden

2.

Kuesioner (Angket)
Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.


Kuisoner digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuisoner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atrau internet.
Uma Sekaran (1992) mengemukaakan beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
1)

Prinsip Penulisan Angket


Prinsip ini menyangkut beberapa faktor, yaitu :
a.

Isi dan tujuan pertanyaan


Yang dimaksud adalah apakah isi pertanyaan yersebut merupakan bentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus
disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variabel yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisoner harus sesuai dengan
kemampuan berbahasa responden atau harus memperhatikan jenjang pendidikan
responden, keadeaan sosial budaya, dan frame of refenrence dari responden.
c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 60

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat
menggunkan kalimat positif atau negatif.
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk
menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat dan juga
memudahkan peneliti dalam melakuakn analisis data terhadap seluruh angket yang
telah terkumpul.
d. Pertanyaan tidak mendua.
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan
responden untuk memberikan jawaban.
e. Tidak menanyakan yang lupa.
Sebaiknya tidak menanyakan hal hal yang sekiranya responden sudah lupa,
atau pertanyaan yang memerlukan jawaban yang berfikir berat.
f. Pertanyaan tidak menggiring.
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang
baik saja atau ke yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan
Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30
pertanyaan.
2) Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian,
yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
3) Penampilan Fisik
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpuil data akan mempeengaruhi respon
atau keseriusan responden daalam mengisi angket.
Kelebihan Angket :

Sederhana

Jangkauan luas

Tidak begitu ketat waktu

Jumlah responden bisa banyak

Tidak grogi dalam menjawab

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 61

Kelemahan Angket :

3.

Asal jawab

Buta huruf tidak bisa menjawab

Terlalu formalistic

Ikut-ikutan dalam menjawab

Tunanetra tidak bisa menjawab

Obsevasi
Observasi

sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kueisoner yakni observasi tidak
ternatas pada orang tetapi juga objek objek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi
digunakan bila penelitian berkenaaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Jenis-Jenis observasi

a. Dari segi proses pelaksanaan pengunpulan data, observasi dibedakan menjadi :


1.

Observasi berperan serta.


Observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2.

Observasi tidak berperan serta


Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non partisipan peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

b. Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi :


1. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis , tentang apa yang akan diamati kapan dan dimana tempatnya. Jadi
observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang
variabel apa yang akan diamati.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 62

2. Observasi Tidak Terstruktur


Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi . Hal ini dilakukan karena peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang diamati.
Manfaat Observasi

Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai berikut :
1.

Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konbteks


data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik
atau menyeluruh.

2.

Dengan observasi makan akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga


memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif .

3.

Peneliti dapat melihat hal hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu.

4.

Peneliti dapat menemukan hal hal yang sedianya tidak akan terungkapkan
oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat
merugikan nama lembaga.

5.

Peneliti dapat menemukan hal hal yang di luar persepsi responden, sehingga
peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif

6.

Peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh
kesan kesan pribadi, dan merasakan suasana sosial yang diteliti.

Kelebihan Observasi

Data diperoleh secara langsung, sehingga lebih bersifat obyektif dalam melukiskan
aspek-aspek kepribadian seseorang menurut keadaan yang sebenarnya.

Data hasil observasi mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu


sehingga dalam pengolahannya tidak berat sebelah (hanya satu aspek saja).

Kelemahan atau Kesulitan Observasi


-

Guru dituntut kemampuan, ketrampilan dan pengalaman yang mendalam sehingga


mampu membedakan antara yang tersurat dengan yang tersirat. Ini sulit dilakukan oleh
seorang guru/dosen yang belum berpengalaman.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 63

Kepribadian dari obserber atau evaluator sering mewarnai atau mempengaruhi hasil
evaluasi.

Data yang diperoleh dari observasi baru merupakan kulit luarnya saja, karena itu
biasanya kegiatan observasi harus diiringi dengan wawancara.

Obserber tahu kalau ia diamati

4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya monumental dari seseorang.
-

Berbentuk tulisan : catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,


kebijakan.

Berbentuk gambar : foto, gambar hidup, sketsa, dll.

Berbentuk karya : karya seni, patung, film, dll.

Kelebihan Dokumentasi
-

Mudah diperoleh.

Tidak memerlukan biaya tinggi.

Bisa dilakukan kapan saja

Kelemahan Dokumentasi

Kadang-kadang datanya tidak akurat lagi.

Data dibuat-buat dan sulit menemui pihak-pihak yang menyimpan dokumen tersebut.

Informasinya kurang lengkap.

C. TEKNIK DAN METODE ANALISIS DATA


Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari
individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar.
Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan
demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk
mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.
Statistika, sebagai cabang ilmu yang memberikan berbagai macam teknik dan metode
analisis, telah menyediakan berbagai metode yang memiliki kegunaan yang berbeda-beda.
Pengetahuan tentang kegunaan dari berbagai teknik ini perlu dimiliki untuk menghindari
penggunaan yang tidak tepat. Dua macam analisis mungkin kegunaan yang sama tapi
membutuhkan tipe data yang berbeda.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 64

Secara umum, seperti halnya kegiatan-kegiatan yang lain, harus ada persiapan untuk
berlanjut ke tahap berikutnya. Setiap metode analisis harus diawali dengan tahapan
persediaan data. Tahapan persiapan data ini dilakuakn dengan tujuan:
1. Mengetahui karakteristik umum dari data yang dimiliki, misalnya peubah apa saja yang
dimiliki, tipe-tipe data dari setiap peubah dan sebagainya. Pengetahuan ini dibutuhkan
untuk menentukan metode apa yang nanti bisa digunakan.
2. Menyaring data yang akan digunakan dalam analisis. Sebelum dilakukan analisis lebih
jauh, kita harus bisa menyaring data yang ada. Mungkin saja tidak semua data yang
digunakan, tapi hanya sebagian. Misalkan hanya untuk yang berjenis kelamin laki-laki,
atau hanya data dari kelompok yang berpendidikan SMA, dan sebagainya. Atau mungkin
suatu saat kita hanya akan menganalisis sebagian pertanyaan saja dalam kuesioner, misal
pertanyaan berhubungan dengan keadaan demografi responden.
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada data. Bukan hal yang jarang terjadi jika
terdapat kesalahan pada data yang kita miliki. Misalnya pada peubah jenis kelamin yang
harusnya hanya laki-laki atau perempuan, tertulis pria. Kesalahan ini dalam analisis akan
berujung pada ditemukannya tiga kelompok jenis kelamin. Sehingga pada tahapan
persiapan data, harus dipastikan kesalah-kesalah ini tidak terjadi.
Semakin besar atau semakin banyak data yang dimiliki, maka waktu yang diperlukan
pada tahapan persiapan data ini akan semakin lama. Antisipasi yang bisa dilakukan untuk
mempersingkat atau mempermudah tahapan ini antara lain:
1.

Menyiapkan program pemasukan data yang baik. Pada saat penelitian dilakukan,
seyogyanya kita membuat suatu sistem pemasukan data (entry data) yang memiliki
kemampuan untuk memeriksa kemungkinan-kemungkinan kesalahan.

2.

Melakukan pengkodean terhadap data-data dari pertanyaan-pertanyaan yang terbuka.


Sebelum dilakukan pemasukan data, sedapat mungkin dilakukan pengkodean terhadap
jawaban-jawaban pertanyaan terbuka. Hal ini di samping menghindari pengkodean
berbeda-beda dari setiap para petugas yang memasukkan data, juga mempermudah pada
tahap analisis.

3.

Melakukan briefing kepada petugas pengentry data.

D. TEKNIK PENYAJIAN DATA


PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 65

Sebelum kita masuk ke berbagai macam metode dan teknik analisis, ada baiknya kita
mempelajari teknik-teknik penyajian data. Teknik-teknik ini diperlukan untuk memberikan
gambaran umum informasi yang terkandung data. Di samping itu, teknik penyajian ini
dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian.
Penyajian data yang umum digunakan adalah:
o Tabel
o Grafik
Penyajian dalam bentuk tabel memiliki beberapa jenis:
1. Tabel Ringkasan Data
Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok. Misalkan jika kita
memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata
pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya. Dari tabel ini
ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Bentuk
tabelnya mungkin sebagai berikut:
Pendidikan
Keluarga
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma
S1/S2/S3

Kepala Pendapatan

Keluarga

(juta per bulan)


0.5
0.8
0.9
1.1
1.3
1.8

Dalam penyajian menggunakan tabel ringkasan ini, mungkin informasi akan lebih lengkap
jika tidak hanya menampilkan rata-rata (ukuran pemusatan data) saja.
2.

Tabel Frekuensi
Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada berbagai
kelompok.

3.

Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang


Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih
peubah.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 66

Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi


menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika dibandingkan
dengan grafik. Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih menarik untuk dilihat juga
mempermudah seseorang dalam membandingkan.
1. Diagram Batang
Diagram ini berupa batang-batang yang menggambarkan nilai dari masing-masing
kategori. Diagram ini bisa diterapkan pada tabel ringkasan maupun tabel frekuensi dan
tabel kontigensi.
2. Diagram Lingkaran (Pie Chart)
Diagram ini berupa lingkaran yang terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Masingmasing bagian merupakan representasi dari berbagai kelompok, dan luas dari bagian itu
berdasarkan frekuensi masing-masing kelompok
3. Scatter Plot
Plot ini merupakan grafik yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua
buah peubah numerik. Misalkan kita ingin tahu hubungan antara usia ibu ketika menikah
dengan jarak antara menikah dan kelahiran anak pertama. Dari plot ini kita bisa melihat
apakah pasangan yang menikah pada usia lebih tua memiliki anak setelah menikah lebih
lama dibandingkan pasangan yang usia ibu ketika menikah masih lebih muda.
4.

Time Series Plot


Plot ini digunakan untuk melihat perkembangan nilai suatu peubah dari waktu ke
waktu. Misalkan kita ingin membuat gambaran perkembangan peserta KB Mandiri dari
tahun 1980 sampai 2000.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Dari berbagai macam teknik analisis data bisa dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan kegunaannya. Pengelompokan ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Analisis untuk Menguji Hipotesis tentang Nilai Tengah Populasi. Yang termasuk
di dalamnya adalah Uji t-student, Uji Tanda (Sign Test) dan Uji Peringkat Bertanda
Wilcoxon (Wilcoxon Rank Test), Uji Proporsi
2. Teknik Analisis untuk Membandingkan Nilai Tengah Dua atau Lebih Populasi. Yang
termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, ANOVA (Analysis of Variance), Uji MannWhitney-Wilcoxon dan Uji Kruskal-Wallis, Uji Beda Proporsi
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 67

3. Teknik Analisis untuk Melihat Hubungan Dua atau Lebih Peubah. Yang termasuk di
dalamnya adalah Korelasi Pearson, Korelasi Peringkat Spearman, Regresi Linear, Regresi
Logistik, Tabel Kontingensi (Uji Khi-Kuadrat), ANOVA.
4. Teknik Analisis untuk Melakukan Pendugaan. Yang termasuk didalamnya adalah segala
bentuk analisis regresi.
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Pada bagian ini akan dibicarakan 3 (tiga) hal pokok, yaitu cara mengolah data,
menganlisa dan menentukan teknik analisa statistiknya.
1.

Pengolahan Data
Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap sebagai
berikut:
a)

Editing Data: Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan


klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul.
Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang
sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti
melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau
konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga dapat menimbulkan
bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah
terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil
analisa. Konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran
yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara
lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan
dalam penelitian tersebut.

b) Pengembangan Variabel: Yang dimaksud dengan pengembangan variable ialah


spesifikasi semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data
yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variable yang diperlukan
sudah termasuk dalam data. Jika belum ini berarti data yang terkumpul belum lengkap
atau belum mencakup semua variable yang sedang diteliti.
c) Pengkodean Data: Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan
data kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk
dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa
berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 68

lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak
yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data
tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software SPSS?
Contoh pemberian kode data ialah, misalnya pertanyaan di bawah ini yang
menggunakan jawaban ya dan tidak dapat diberi kode 1 untuk ya dan 2 untuk
tidak
Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini?
Jawaban: a. ya

b. tidak

Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka
jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan setuju sekali
dapat diberi kode 1,2,3,4 dan 5 untuk masing-masing jawaban.
Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara mengenai tariff telepon saat ini?
Jawaban: a. sangat tidak setuju b. tidak setuju c. netral d. setuju e. setuju sekali
Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan sebesar
Rp. 3,500.000;00 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per bulan; pengkodean
tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric.
d)

Cek Kesalahan: Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum


dimasukkan kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya
sudah diselesikan tanpa kesalahan yang serius.

e)

Membuat Struktur Data: Peneliti membat struktur data yang mencakup


semua data yang dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer.
Penyimpanan data kedalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data disimpan
dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya? 2)apakah ada
data yang hilang / rusak dan belum dihitung? 3) bagaimana caranya mengatasi data
yang hilang atau rusak? 4) sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap?

f)

Cek Preanalisa Komputer: struktur data yang sudah final kemudian


dipersiapkan untuk analisa komputer dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan
preanalisa komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data.

g) Tabulasi: Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan


cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif
variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang. Di
bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi silang:
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 69

PENELITIAN TIDAKAN KELAS


A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus
pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi
dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau metedologi


tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3.

Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sma dari seorang guru.

B. MAKNA KELAS DALAM PTK


Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain
sebagai berikut :
1.

Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pembelajran dikelas/ lapangan/ laboraturium/ bengkel, ketika sedang
asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari , ataun sedang megikuti kerja bakti di
luar sekolah.

2.

Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas,
sedang membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan
kunjungan ke rumah siswa.

3.

Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan
yang ditugaskan kepada siswa.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 70

4.

Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar,
dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa atau
keduanya.

5.

Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait dengan


tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru ,
dan siswa itu sendiri.

6.

Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi
siswa di rumahnya.

7.

Pengelolaan,

merupakan

kegiatan

yang

sedang

diterapkan

dan

dapat

diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas merupakan


gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal
ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa
ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penetaan peralatan milik siswa dan sebagainya.
C. MASALAH YANG DIKAJI MELALUI PTK
Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang
belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut :
1.

Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan


pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain.

2.

Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan,


pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran.

3.

Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku,


teknik memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri.

4.

Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan


prosedur pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran
(misalnya penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya
penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).

5.

Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan pola


berfikir ilmiah dalam diri siswa.

6.

Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media, perpustakaan
dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 71

7.

Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah
evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument asesmen berbasis
kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.

8.

Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi pokok;


interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan belajar.

D. TUJUAN PTK
Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjaidi di dalam kelas
dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan
tindakan yang dilakukan.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:
1.

Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.

2.

Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran


dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.

3.

Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4.

Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta


sikap proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan apembelajran secara
berkelanjutan (sustainable)

E. LUARAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau
perbaikan mutu proses dan hasil pemebelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut :
1.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2.

Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar
dan sumber belajar lainnya.

4.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

5.

Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.

6.

peningkatan

atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.


PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 72

F. CIRI KHUSUS PENELITAN TINDAKAN


Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu
dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan
permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakakan dalam rangkaian
siklus kegiatan.
Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut :
1.

PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan
masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

2.

Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari ahsil
penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan actual yang
terjadi dalm pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada masalah
praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.

3.

PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai
hal-hal yang terjadi d idalam kelas.

4.

Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan
lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan(action).Kerja sama (kolaborasi)
anatar guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali mengkaji permasalahan
nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan,
melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekan data, evaluasi dan
reflaksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyususn laporan akhir.

5.

PTK dilakukan hanya apabila ada :


i. Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan.
ii. Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru.
iii. Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan.
iv. Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah masalah.

G. MENYUSUN USULAN PTK


Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya
disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu
mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah
pertamam dari kerja penelitian.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 73

Pada umumnya usulan PTK terdiri atas:


1. Judul PTK
2. Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan
masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian
(terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses,
masukan atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan ).
3. Bab kajian atau Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.
4. Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rencana dan prosedur
penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur
pelaksanaan tindkan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur reflekdi hasil
penelitian).
5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana
pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan
penelitian dan kelayakan pembiayaan).
6. Isi usulan penelitian
Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut:
a.

Judul Penelitian
Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya
ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk
tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya di bawah judul
dituliskan pula subjudul. Subjud ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci
tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lainlain. Berikut ini beberapa contoh judul PTK:
1.

Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika


melalui penerapan model pembelajaran generatif.

2.

Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan


kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika.

3.

Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata pelajaran


Fisika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 74

4.

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Fisika


melalui penerapan Cooperative Learning.

b.

Pendahuluan
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk
itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang
penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di
sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari pengamatan dan kajian
(diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah,
maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupkan sebuah masalah penting dan mendesak untuk
dipecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat, dari sgi ketersediaan waktu, biaya, dan
daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab
dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi)
bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

c.

Perumusan dan Pemecahan Masalah


Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara
pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
1.

Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan


penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi,
dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya
menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan
dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator
keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya.

2.

Pemecahan Masalah: Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk


memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab
masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara
pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab permasalahan dalam
bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 75

3.

Tujuan Penelitian: Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang


ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakakn. Tujuan
umum dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian
keberhasilannya.

4.

Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap


kualitas pendidikan dan /atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi siswa,
guru, maupun komponen pendidikan disekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan
dihasilkan dari penelitian ini. Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci halhal diatas, disarankan untuk terlebih dahulu menetapkan pokok-pokok pikirannya.

d.

Kajian pustaka
Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan, dan
bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan
penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyususn kerangka berpikir atau konsep
yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis
tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan.

e.

Rencana dan Prosedur Penelitian.


Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas.
Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan
penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus
sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun
harus diingat jugas jadwalkegiatan belajar di sekolah.

H. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


1. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga ,yaitu:
a.

PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan.

b.

Kegiatan refleksi (perenungan,pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan


pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan
perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 76

c.

Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan


segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).

Prinsip PTK:
tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang,
tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru
dan seterusnya.
2. Siklus Kegiatan PTK
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat
tahapan, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang digambarkan sebagai

berikut
1.

Siklus Kegiatan PTK

Permasalahan

Siklus I

Permasalahan baru
hasil refleksi

Siklus II

Perencanaan
tindakan I

Refleksi I

Perencanaan
tindakan II

Refleksi II

Pelaksanaann
tindakan I

Pengamatan
/pengumpulan

Pelaksanaan
tindakan II

Pengamatan
/pengumpulan data II

Apabila masalah belum terselesaikan


Dilanjutkan ke siklus berikutnya

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 77

3. Rincian kegiatan PTK


a. Perencanaan
Pada tahapan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
a)

Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat


dimengerti masalah apa yang akan diteliti.

b)

Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut


dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.

c)

Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun


kalimat pernyataan.

d)

Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa


hipotesis tindakan.

e)

Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan


indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang
dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

f)
b.

Membuat secara rinci rancangan tindakan.


Tindakan

Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan tindakan
tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario tindakan yang akan
dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu
menjelaskan tentang :
a)

Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan,

b)

Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

c)

Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.

d)

Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara
menggunakannya

e)

Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan


disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

c. Pengamatan atau observasi


PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 78

Pada tahap ini, peneliti ( atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b. rubrik,c. lembar observasi, dan
catatan yang dipakai untuk memeperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam
melalui lembar observasi, seperrti aktifitas sisiswa di dalam kelas selama peemberian
tindakan berlangsung.
Data yang telah dihibungkan hendaknya di cek untuk mengetahui keabsahannya.
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah penggunaan
maupun dalam penarikan kesimpulan.
Untuk hal berbagai teknik.analisis statistika dapat digunakan.
No

Indikator

keberhasilan PTK
Siswa mampu.
Semakin
efektifnya menggunakan waktu konsultasi dengan dosen
waktu

Rincian atau sub indikator keberhasilan :

belajar

oleh

mahasiswa

secara

teratur.

Menyelesaikan tugas tepat waktu


Menggunakan waktu secar efektif dan efisien
untuk mengerjakan tugas

Semakin

efektifnya

kegiatan

belajar

mahasiswa

dengan

pihak lain

Menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu


belajar/diskusi dengan teman tentang tugas yang
diberikan.
Belajar/diskusi dengan orang lain yang memilki
kecakapaan sesuai dengan tugas yang telah
diberikan
Belajar

melalui

media

(internet,perpustakan

dan

pembelajaran
lain-lain)

menyelesaikan tugas yang diberikan.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 79

lain
dalam

Semakin
kegiatan

efektifnya
PBM

belajar dalam kelompok

yang

mengembangkan data dan bahan secara mandiri

oleh

mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan

dilakukan
mahasiswa.

yang lain
mengkonstruksi,

konstibusi,

dan

melakuakn

sintesis informasi.
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri
sendiri
4

Bekerja secara mandiri


Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap

Meningkatnya

kemampuan melakukan target

waktu

penyelesaian

tugas

yang

telah

penilaian terhadap diri ditetapkan


sendiri

Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan


kualitas tugas yang telah dikerjakan

d. Refleksi
Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan atas
tindakan yang dilakukan
Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Proses penysusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin
mencatat apa saja yang telah dilakukan. Pada umumnya keranbgka penulisan KTI yang
berupa hasil penelitian adalah sebagai berikut
Ciri khusus
KTI merupakan

hasil

penelitian

laporan

hasil

Kerangka penulisan
KTI laporan hasil

penelitian

umumnya terdiri dari tiga bagian


utama, yaitu :

Kegiatan penelitian yang umum dilakukan Bagian pendahuluan, terdiri dari :


oleh guru adalah bidang pembelajaran di Halaman, judul, lembarr persetujuan,
kelas atau disekolahnya

kata pengan tar, daftar isi, daftar tabel,


daftar gambar dab daftar lampiaran
serta abstrak atau ringkasan.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 80

Jenis kegiatan yang dilakukan umumnya Bagian isi :


adalah :
1.

1. Bab

penelitian tindakan kelas

pendahuluan

permasalahn,

2. penelitian dibidang eksperimen dalam

yang

atau
berisi

latarbelakang masalah, rumusan

pembelajaran

masalah, tujuan kegunaan, dan


lain-lain.
2. Bab 2

kajian Teori atau

pekmbahasan pustakaan
3. Bab 3 Metode penelitian
4. Bab 4 hasil penelitian dan diskusi
hasil penenlitian
5. Bab 5 kesimpilan dan saran.
Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :

Abstrak

Pendahuluan

Kajian pustaka

Pelaksanaan penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan

Kesimpilan dan saran

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

MENILAI LAPORAN PTK


Sebelum dikirim untuk di evaluasi KTI hendaknya :

Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada KTI
telah tersaji dengan bail dan benar.

Telah didiskusikan terlebih dahulu

Menggunakan pedoman KTI yang berlaku

Secara umum KTI yang baik adalah yang APIK

J. Kelebihan dan Kekurangan PTK


PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 81

PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1) tumbuhnya rasa memiliki
melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat
interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK; (3) dalam kerja sama ada saling
merangsang untuk berubah; dan (4) meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis
dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985).
PTK Anda juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyakberurusan dengan halhal praktis, (2) rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk
terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin ; (3) konsepsi
proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan
tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi
tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.
K. Persyaratan Keberhasilan PTK
Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (Hodgkinson, 1988): (1)
kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadai untuk menemukan
sesuatu yang baru; (3) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia
untuk melakukan percobaan; (5) kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat;
dan (6)pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian.
L. Penelitian Tindakan Kolaboratif
Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang
dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999).
Beberapa butir penting tentang PTK kolaboratif Kemmis dan McTaggart (1988: 5; Hill &
Kerber, 1967, disitir oleh Cohen & Manion, 1985, dalam Burns, 1999: 31): (1) penelitian
tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh
sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, (2) penelitian kelompok tersebut
dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara
kritis melalui refleksi demokratik dan dialogis; (3) optimalisasi fungsi PTK kolaboratif
dengan mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam
situasi terkait; (4) pengaruh langsung hasil PTK pada Anda sebagai guru dan murid-murid
Anda serta sekaligus pada situasi dan kondisi yang ada.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 82

Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan
dengan: mahasiswa; sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari
lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru
dan pendidik guru, antara guru dan peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin
ilmu yang berbeda (misalnya antara guru bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di
negara lain (Wallace, 1998).
M. Prinsip-prinsip penelitian tindakan kolaboratif
Tiga tahap PTK kolaboratif adalah: prakarsa, pelaksanaan, dan diseminasi (Burns,
1999: 207-208). Butir-butir tentang prakarsa yang perlu dipertimbangkan dalam PTK Anda
(Burns, 1999: 207):
1. Sejauh dapat dilakukan, agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhan
kebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak Anda
sendiri, sejawat, kepala sekolah, murid-murid, dan/atau orangtua murid) yang terlibat
dalam konteks pembelajaran/kependidikan di kelas/sekolah Anda;
2. PTK Anda hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan
keterlibatan Anda sebagai guru dan sejawat;
3. PTK Anda hendaknya terpusat pada masalah-masalah pembelajaran kelas Anda, yang
ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK Anda dapat juga
memberikan masukan untuk pengembangan teori pembelajaran bidang studi Anda;
4. Metodologi PTK Anda hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan
pembelajaran kelas Anda yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan murid-murid
sebagai sasaran penelitian.
5. PTK Anda hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif.
Tujuan, metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Anda negosiasikan
dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama penelitian Anda, sejawat,
murid-murid, dan kepala sekolah (yang mungkin diperlukan dukungan kebijakannya).
6. PTK Anda hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh
wawasan dan pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 83

ilmu jiwa, antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Anda dapat mencari masukan
dari teman-teman guru atau dosen LPTK yang relevan.
Dalam PTK, butir-butir pelaksanaan di bawah harus dipertimbangkan (Burns, 1999:
207-208):
1. Anda sebagai pelaku PTK hendaknya berupaya memperoleh keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Upayakan mendapatkan dari
pemimpin dukungan dan bantuan secara terus menerus dalam tahap-tahap
pelaksanaan, diseminasi, dan tindak-lanjut penelitiannya.
2. PTK Anda selayaknya dilakukan dalam kelas sendiri.
3. PTK Anda akan berjalan dengan baik jika terkait dengan program peningkatan guru
dan pengembangan materi di sekolah atau wilayah sendiri.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 84

PENELITIAN PENGEMBANGAN

A. PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN


Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan
pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian
untuk memecahkan masalah.
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut
format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan
penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban
terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan
temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan

B. FORMAT PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN


1. LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam
masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi
kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak
yang ditimbulkanoleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi
kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor
penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta
rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.
2. RUMUSAN MASALAH
Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada
bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan.
Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat, jelas,
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 85

dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti
dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan alternatif
pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu yang dipilih sebagai cara
pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.
3. TUJUAN PENGEMBANGAN
Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan dengan
menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke
pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.
4.

SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN


Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik

produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua
identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks,
alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalahmasalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang
berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi yang
berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya
dapat ditemukan komponen yang sama.

5. PENTINGNYA PENGEMBANGAN
Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan
mengungkapkan upaya pencapaian kondisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan
mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal.
Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada
perlu dan mendesak untuk dipecahkan.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 86

Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan masalah
dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengkaitan ini dimaksudkan untuk
menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-benar dapat
memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain yang konteksnya lebih luas.

6. ASUMSI DAN KETERBATASAN PENGEMBANGAN


Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan
karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur
pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahih, pandangan
ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan
menggunakan produk yang akan dikembangkan.
Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih
luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini
disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi
pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.

7. DEFINISI ISTILAH
Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam
pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan
dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu
diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai
produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin
operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh
pembaca atau pemakai.
8. SISTEMATIKA PENULISAN

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 87

Paparan pada bagian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian


keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi, baik untuk Bagian I, yang memuat kajian analitis,
atau-pun Bagian II, yang memuat produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan.
9. LANDASAN TEORI
Bab ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai
konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah
yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun
berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan
upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini diharapkan
menjadi landasan teoretik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara
pengembangan produk tersebut dipilih
Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam
pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan
pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan.
Di samping itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang
kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh
oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian,
upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.

10. METODE PENGEMBANGAN


Metode Pengembangan hendaknya memuat butir-butir :
(1) model pengembangan,
(2) prosedur pengembangan, dan
(3) uji coba produk.
Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan :
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 88

(a) desain uji coba,


(b) subjek uji coba,
(c) jenis data,
(d) instrumen pengumpulan data, dan
(e) teknik analisis data.

a. Model Pengembangan
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model
teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan
langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah
model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan
dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan
pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan
perubahan antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan
sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari
model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponenkomponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.
Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap
mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu
diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam
pengembangan produk.

b. Prosedur Pengembangan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 89

Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembangan


dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan.
Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka prosedur pengembangannya
tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model
pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara
langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai ke
produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.

c. Uji coba produk


Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang
dihasilkan.
Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subyek uji coba,
jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1) Desain Uji Coba


Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga
tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan
pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji
perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji
lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba
itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian
kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah
ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau
lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara
lengkap.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 90

2) Subjek Uji Coba


Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara
pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk
, ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang
ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untuk skripsi), S2
(untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan
harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam
kaitannya dengan produk yang dikembangkan.
Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah
menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.

3) Jenis Data
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang
dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data
secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan,
pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau
hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada
pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya
tarik, atau ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang
efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan
atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan
dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan
pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 91

tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi
dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar
kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai
produk.

4) Instrumen Pengumpulan Data


Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti
yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah
ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai
keshahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri,
maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.

5) Teknik Analisis Data


Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganali-sis data uji coba
dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan
sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut
belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.

11. DAFTAR RUJUKAN


Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Tatacara penulisan daftar rujukan.
Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 92

1.

nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar
akademik,

2.

tahun penerbitan

3.

judul, termasuk subjudul

4.

kota tempat penerbitan, dan

5.

nama penerbit.

Metode Pengembangan
Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu :
(1) Model pengembangan,
(2) Prosedur pengembangan, dan
(3) Uji coba produk.
Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
1. Model pengembangan
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan
dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan
model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan
langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah
model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis
komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan
dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir yang
didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam model pengembangan, peneliti memperhatikan 3 hal:

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 93

a. Menggambarkan Struktur Model yang digunakan secara singkat, sebagai dasar


pengembangan produk.
b. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka perlu
dijelaskan alasan memilih model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan
serta kelemahan model dibanding model aslinya.
c. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai
komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan
2. Prosedur penelitian pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh
peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model
pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam
prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam
pengembangan.

3. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi,
dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan
dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya data tentang
pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang daya tarik
produk yang dihasilkan.
Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba
tertentu. Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok
kecil, atau ketiganya. Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi,
ketepatan metode, ketapatan desain produk, dsb.
4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau
pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan
responden penelitian.
a. Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 94

b. Analisis konseptual
c. Revisi I
d. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai
pengguna produk.
e. Revisi II
f. Uji Coba Lapangan (field testing)
g. Telaah Uji Lapangan
h. Revisi III
i. Produk Akhir dan Diseminasi
5 . Subyek Uji Coba.
Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih
sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih sampel.
a. Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan
tahapan penelitian pengembangan.
b. Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan,
terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai
produk.
c. Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test)
menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan
produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Sebagai contoh Prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall (1983)
mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 10 langkah:
1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian
pustaka,

pengamatan

kelas),

identifikasi

permasalahan

yang

dijumpai

dalam

pembelajaran, dan merangkum permasalahan


2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan,
penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert
judgement
3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran,
penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 95

4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan
6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi,
wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.
5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil
uji lapangan awal
6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80
subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah
proses pembelajaran.
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran
hasil uji lapangan utama.
8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.
9. Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan
produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk
sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan dengan
lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
2. Mengembangkan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
6. Uji Coba Model atau Produk
Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
model atau produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan
atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat
mencapai sasaran dan tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu :
-

kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan

kriteria penampilan (presentation criteria).

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 96

Ujicoba dilakukan 3 kali:


(1) Uji-ahli
(2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk;
(3) Uji-lapangan (field Testing)
Dengan uji coba kualitas model atau produk yang dikembangkan betul-betul teruji
secara empiris

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 97

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. 2001. Metoda Statistika.Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2008.

Metoda Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif).

Bandung : Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 98

Anda mungkin juga menyukai