PARAMITA DEWI
06101010025
DOSEN PENGASUH :
Prof. Dr. H. Fuad. Abd. Rachman, M.Pd
Dr. Hartono, MA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa syukur atas Rahmat dan Hidayah dari Allah SWT sehingga
penyusun dapat menyelesaikan ringkasan materi ini, sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Penelitian Pendidikan.
Dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan Penelitian Pendidikan untuk menilai semua
aspek di dunia pendidikan serta guna memperbaiki metode pengajaran untuk guru serta
meningkatkan minat serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tingkat
keberhasilan siswa dalam pembelajaran meningkat. Dengan demikian maka tujuan pendidikan
pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya akan tercapai.
Dalam pembuatan review materi ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada
berbagai pihak yang telah membantu, pada orang tua yang selalu memberikan doanya untuk
keberhasilan penyusun, pada bapak Prof.Dr.H.Fuad Abd. Rachman, MPd dan bapak Dr.
Hartono, MA selaku dosen pengasuh mata kuliah Penelitian Pendidikan yang telah
mengarahkan serta kepada teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam menyusun
ringkasan materi ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam ringkasan materi ini masih terdapat kelemahan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik konstruktif serta saran-saran para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan dalam pembuatan ringkasan materi yang akan datang.
Semoga ringkasan materi ini akan bermanfaat, khususnya bagi para calon pendidik, pendidik
serta masyarakat pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 2
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Hakikat Penelitian Pendidikan....................................................................................1
Proposal Penelitian.....................................................................................................11
Variabel penelitian.....................................................................................................24
Tinjauan Pustaka .......................................................................................................30
Populasi dan Sampel.................................................................................................. 37
Hipotesis Penelitian....................................................................................................43
Teknik Pengumpulan, pengolahan dan Analisa Data..................................................49
Penelitian Tindakan Kelas..........................................................................................66
Penelitian Pengembangan...........................................................................................80
Daftar Pustaka............................................................................................................iii
1.
Pengalaman
2.
Otoritas
3.
Penalaran deduktif
4.
Penalaran induktif
5.
Metode ilmiah
Sesuai
dengan
hasil
penginderaan/pengalaman empiris
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan sacara
ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru
yang bertujuan untuk mendapatkan pengertain baru dan menaikkan tingkat ilmu serta
teknologi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian seperti disebut dalam
definisi ini sesuai dengan langkah-langkah berpikir ilmiah Adapun langkah-langkah berpikir
ilmiah ialah :
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 4
6. Lingkungan rumah
7. Lingkungan kawan sebaya
8. Lingkungan masyarakat
Sehubungan dengan penelitian pendidikan dan hasilnya Tyler mengemukkan lima
fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan pada masa kini. Kelima fungsi penelitian
itu mencakup :
1. Menunjukkan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan sekolah.
2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukkan hasil pendidikan yang
telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan dan keadaan hasil-hasil
yang dicapai.
3. Membentuk suatu bdan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat dalam
penyusunan kebijakan dua pengambilan keputusan.
4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk pembaruan
pendidikan.
5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses pendidikan
serta pengoperasian usaha.
C. TUGAS DAN JENIS PENELITIAN
Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan adalah dua kegiatan terpadu erat.
maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula sebagai
berikut :
1. Mameriksa Keadaan
Tugas menyandra atau mengadakan deskripsi yaitu memaparkan dengan gambling hal-hal
yang dipermasalahkan.
2. Menerangkan kondisi yang mendasari peristiwa-peristiwa
3. Menyusun teori
Tugas ini mencari dan merumuskan hukum-hukum yang menjelaskan hubungan antara
peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada kaitannya.
4. Meramalkan
Tugas ini memberikan perkiraan-perkiraan, atau proyeksi di masa dating atas peristiwa
yang diduga bakal terjadi.
5. Melakukan pengendalian
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 6
D. JENIS-JENIS PENELITIAN
a.
b.
Menurut penggunaannya
1.
4. Penelitian Evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan suatu
kegiatan yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan
dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu system.
5. Penelitian Assesmen.
Penelitian Assesmen yaitu, penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan
atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu treatmen tertentu selama
jangka waktu tertentu dan menurut suatu program tertentu.
c.
Berdasarkan Penggunaannya
1.
2.
d.
Berdasarkan Waktu
1.
2.
3.
e.
Penelitian Bidang
Penelitian Bidang
Sosial
f.
3.
4.
5.
1. Penelitian histories
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 8
2. Penelitian filosofis
3. penelitian observasional
4. penelitian eksperimental
g.
Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung
melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.
Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta
aktual dan sifat populasi tertentu.
Kekhususan
-
3. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi
dari waktu.
Kekhususan
-
Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.
Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga
terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya,
yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus.
5. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih. Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan
prestasi anak mereka.
6. Penelitian hubungan sebab-akibat
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara factor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap santai
siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan
tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan
-
Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa
faktor pada masa lampau.
7. Penelitian eksperimental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur secara
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 10
Kekhususan
-
Di
dalam
eksperimen
terhadap
kelompok
yang
dikenai
perlakuan
8. Penelitian tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meniliti
keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
E. TUJUAN PENELITIAN PENDIDIKAN
Didalam penelitian pendidikan, tujuan yang akan dicapai adalah :
a. Menemukan fakta baru dan menguji fakta lama tentang pendidikan.
b. Mengadakan analisis tentang urutan, interelasi dan penjelasan tentang fakta yang
muncul dalam kerangka teoritis yang berhubungan dengan pendidikan.
c. Mengembangkan alat, konsep dan teori ilmiah baru dalam bidang pendidikan yang
memberi kemungkinan bagi studi tentang tingkah laku manusia dalam situasi
pendidikan yang valid dan reliable.
Secara khusus pelaksanaan penelitian kependidikan mempunyai tujuan yang berbeda
beda dengan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap
komponen atau elemen penelitian lain, terutama metode, tekhnik, alat maupun generalisasi
yang diperoleh. Oleh karena itu, ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian
pendidikan akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena
tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Itu sebabnya tujuan setiap kegiatan
penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas terperinci dan operasional.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 11
kesamaan,
walaupun
dalam
beberapa
hal
sering
terjadi
modifikasi
pelaksanaannya oleh peneliti sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, tanpa mengabaikan
prinsip prinsip umum yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar fase fase yang
ditempu dalam melaksanakan penelitian adalah :
a. Fase Perencanaan; kegiatan yang dilakukan dalam fase ini meliputi :
1.
Merumuskan masalah.
Setelah peneliti menemukan masalah yang akan diteliti, selanjutnya membuat
perumusan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya, terutama untuk
menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti, juga agar batas batas yang menjadi
ruang lingkup penelitian tidakbersifat kabur dan menyulitkan usaha pemecahannya.
2.
menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang
diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi pendahuluan dapat dilakukan
melalui studi documenter, yaitu mempelajari berbagai dokumen baik resmi maupun
tidak; studi kepustakaan (literature-bibliografi), yiatu mempelajari berbagai buku; dan
studi lapangan; sehingga masalah benar benar dipahami.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 12
3. Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti yang
bersifat sementara dan masih memerlukan pembuktian. Hipotesisi ini sangat penting
dalam penlitian sebab melalui hipotesis tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data
untuk dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan
penelitian.
4. Menentukan sample penelitian.
5. Menyusun rancangan penelitian yang akan dijadikan pedoman selama melaksanakan
penelitian. Suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal hal yang
berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal hak sebagai
berikut :
6.
Kepentingan penelitian
Pada tahap ini ditentukan jenis alat atau tekhnik pengumpulan data yang digunakan
kemudian dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian sebagai
alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
b. Fase Pelaksanaan Penelitian.
1. Pengumpulan data. Kegiatan ini didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan
dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat sekali hubungannya dengan metoda
penelitian yang digunakan, seperti metode diskriptik, sejarah. Data yang sudah
dikumpulkan pada kegiatan ini selanjutnya dijadikan dasar dalam menguji hipotesis
yang diajukan.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 13
2. Pengolahan atau analisis data. Tekhnik pengujian disesuaikan dengan jenis data dan
metoda penelitian yang digunakan.
3. Laporan penelitian. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel
ilmiah, laporan , skripsi, thesis atau disertasi. Hal ini disesuaikan dengan tujuan
dilakukannya penelitian sebagaimana terumuskan dalam rancangan penelitian.
PROPOSAL PENELITIAN
A. PENGERTIAN PROPOSAL
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam penyusunan rancangan
penelitian , perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk
mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permaslahan. Masalah merupakan
penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi , penyimpangan antara rencana dan
pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan
dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.
Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga
dapat
dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut
proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan
Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian.
Proposal merupakan usulan skripsi yang dapat disusun oleh mahasiswa paling cepat
bersamaan pada saat mengikuti Metodologi Penelitian dan mata kuliah yang cukup.
Proposal penelitian dibuat dengan maksud :
1.
2.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi pasa suatu objek penelitian. Dalam latar belakang peneliti harus melakukan analisis
masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti harus
dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dengan
menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian ini
dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
yang melandasi topik penelitian. Selanjutnya uraian bagian ini diarahkan untuk mencari
jawaban atas pertanyaan:
masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah
yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap
masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
variabel.
Merupakan rumusan masalah dalam bentukpertanyaan yang dapat diteliti secara
jelas dan diuji melalui mengumpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang
digunakan dalam penelitian dikemukakan di bagian ini. Rumusan masalah harus spesifik
dan tidak terlalu umum.
Misalnya,
motivasi (terlalu umum), lebih tepat jika menggunakan motivasi kerja lebih
fokus),sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan
C. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian
dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 16
dilaksanakan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan
variabel satu dengan variabel yang lain.
D. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu akan ditentukan (variabel apa saja yang akan
diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah
dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara
spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir
dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan.
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada sampul skripsi atau tesis,
tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan
masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A?. Maka tujuan
penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah A.
Kalau rumusan masalahnya : Apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja
pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui apakah pengaruh latihan
terhadap produktivitas kerja pegawai, dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah
dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau
tujuan penelitian dapat tercapai, dalam rumusan masalah dapat terjawa secara akurat,
maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :
a. Kegunaan untuk mengembangkan limu atau kegunaan teoritis.
b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada
pada objek yang akan diteliti.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PNGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 17
Deskripsi teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusuna instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat
penguasa, tetapi teori yang betul-betul teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga
diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya
dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada
variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori juga ada
lima.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel
dependen dan independen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening,
maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.
Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk paradigma
penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan
pada kerangka berfikir.
Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif
atau hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat : Jika begini akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka
produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dnegan
baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).
C. Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan
kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi pegawai, kerangka berfikirnya Jika kepemimpinan baik
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 18
maka motivasi kerja akan tinggi maka hipotesisnya : Ada pengaruh yang tinggi atau
rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
Hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini (Indriantoro dan Supomo, 1999):
o Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
o Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.
o Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat
dibanding dnegan hipotesis rivalnya.
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam salah satu dari berbagai bentuk hipotesis
berikut ini: Pernyataan jika-maka (if-then statement) atau proposisi.
III.PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode
penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan
digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.
Metodologi Penelitian, terdiri atas:
a) Rancangan penelitian
Disusun berdasarkan karakteristik masalah atau tujuan penelitian. Misalnya untuk
penelitian korelasional, rancangan penelitian menjelaskan struktur penelitian yang
menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.
b) Obyek penelitian.
Bagian ini menjelaskan obyek penelitian beserta karakteristik, unit analisi, horizon
waktu penelitian dan metode pengambilan sampel yang digunakan.
c) Definisi operasional variabel dan pengukurannya, menguraikan tentang penentuan
construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional variable
menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat diklasifikasikan beradasarkan fungsi
variable dalam hubungan antar variable serta skala pengukuran variabel yang
digunakan.
d) Teknik pengumpulan data, berisi uraian data-data yang digunakan dan disebutkan jenis
data penelitian, data primer atau data sekunser serta bagaimana cara memperoleh data
tersebut.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 19
e) Uji kualitas data, berisi uraian tentang metode dan batasan yang digunakan dalam uji
kualitas data penelitian yang meliputi:
a. Uji normalitas, untuk data primer dan sekunder.
b. Uji outlier, dilakukan jika data tidak terdistribusi secara normal.
c. Uji reliabilitas dan validitas, untuk data primer.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data
sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai
sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari
populasi secara random sampai jumlah tertentu.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan
instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada
variavbel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima maka akan
menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja
yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis
instrumen, prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Yang diperlukan di sini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga betul-betul didapatkan data yang valid dan reliabel. Jangan semua
tehnik pengumpulan data (angket, observasi dan wawancara) dicantumkan kalau
sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga
tehnik pengumpulan data itu adalah : setiap tehnik pengumpulan data dicantumkan
harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif
penggunaan berbagai tehnik sangat diperlukan. Tetapi bila satu tehnik dipandang
mencukupi maka tehnik yang lain akan mejadi tidak efisien.
E. Tehnik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitaif maka tehnik analisis data ini berkenaan
dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 20
diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan tehnik statistik
mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka tehnik analisis data ini
telah ditentukan. Bila penelitia tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah
penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,
maka sulit untuk membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya
dapat berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat belaku untuk populasi.
Hipotesis alternatif (alternative hypothesis).
F. Interpretasi
Menarik makna dari hasil hasil pengolahan statistic,secara bagian (hasil satu
perhitungan) dan hubungan /keterkaitan antar bagian (beberapa hasil perhitungan).
G. Daftar Pustaka
Salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah peneliti terhadap apa yang telah
dikutipnya.
Setiap pustaka yang ada dalam dapat minimal satu kali dikutip dalam tulisan.
B. MASALAH PENELITIAN
1.
a.
Sumber Masalah
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan
penelitian. Bagi orang-orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukan atau
memilih masalah bukanlah pekerjaan mudah, dan bahkan boleh dikatan sulit. Dari
mana masalah diperoleh ? yang jelas, masalah mesti merupakan bagian dari kebutuhan
seseorang untuk dipecahkan. Orang ingin mengadakan penelitian, karena ia ingin
mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal
yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja. Masalah
juga dapat diperoleh dari membaca buku. Dapat juga masalah diberi oleh orang lain.
Akan tetapi yang paling baik apabila dating dari dirinya sendiri karena didorong oleh
kebutuhan memperoleh jawabannya. Dengan demikian maka penelitian akan berjalan
sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan mendalami masalahnya.
b.
demikian biasanya factor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu
keahlian. Bagi peneliti yang bukan mahasiswa atau pemula, selain minat secara etis
dipersyaratkan bahwa masalah yang sedang diteliti harus sesuai dengan bidang
keahliannya. Disamping hasilnya akan lebih baik, manfaat lain adalah pertanggung
jawaban ilmiah.
2.
3.
4.
c.
Jenis Permasalahan
Secara garis besar permasalahan penelitian ada 3 macam :
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehubungan
dengan jenis permasalahan ini terjadilah penelitian deskriptif (termasuk dalam
survei), penelitian histories dan filosofis.
2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema komparasi).
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan perbedaan
fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan
perbedaan yang ada.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi) ada
dua problema korelasi, yaitu berikut ini:
-
2.
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul
selengkapnya, namun demikian walaupun tampaknya masalah sudah dituangkan
dalam bentuk judul, pembaca dapat menafsirkan dengan arti yang berbeda-beda
dengan maksud peneliti.
a. Penegasan Judul
Sehubungan dengan kurang lengkapnya rumusan judul penelitian, maka
mahasiswa melengkapinya dengan penegasan judul. Dengan demikian menjadi jelas
apa yang akan diteliti, dari mana data diperoleh, bagaimana mengumpulkan data,
bagaimana menganalisis data dan sebagainya. Kadang kadang penegasan judul ini
dikemukakan sebagai pembatasan masalah.
Penegasan / pembatasan masalah / judul
a. Definisi Istilah
b. Definisi operasional
c. Judul mencerminkan masalah
d. Masalah tergambar dari judul
e. Ada kata kata kunci (key word)
f. Sifat, tempat, waktu, instrumen penelitian sudah tergambar dari judul
g. Judul setiap waktu bisa berubah, masalah / topik tidak boleh berubah.
h. Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan / penjelasan masalah
b. Alasan Pemilihan Judul
Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain :
-
peneliti, karena peneliti menyadari bahwa barangkali sudah ada penelitian serupa
yang dikerjakan oleh orang lain tetapi laporannya tidak terbaca oleh peneliti.
Penegasan/Pembatasan Masalah/Judul
1. Definisi Istilah
2. Definisi operasional
3. Judul mencerminkan masalah
4. Masalah tergambar dari judul
5. Ada kata-kata kunci (key word)
6. Sifat,tempat, waktu, instrumen penelitian sdh tergambar dari judul
7. dul setiap waktu bisa berubah, masalah/topik tidak boleh berubah.
8. Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan/penjelasan masalah
c.
Problematik
Problematik penelitian adalah bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian.
Tujuan Penelitian
Apakah problematik penelitian dikemukakan dalam kalimat pertanyaan, maka
tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan. Tujuan penelitian adalah rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.
Kesalahan-kesalahn yang seringkali dilakukan oleh para mahasiswa yang kadang-kadang
menyusun skipsi atau tesis adalah rumusan-rumusansebagai berikut :
1.
Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana
muda/sarjana.
2.
d. Bab II
e. Bab III, dan
f. Daftar Referensi
Catatan: ketentuan umum untuk setiap bagian proposal mengacu pada Bab IV poin
D, Bagian Isi.
2. Proposal disusun dengan memperhatikan Buku Pedoman Format Penulisan
Karya ilmiah.
3. Penyusunan proposal harus berdasarkan jurnal ilmiah/replikasi jurnal, dengan
melakukan pengembangan (antara lain: variabel penelitian, obyek penelitian,
tahun penelitian, metode analisis data, dll.).
4. Pemahaman mengenai teori/konsep harus jelas.
5. Penentuan dan kedalaman obyek penelitian dilakukan dengan cara
memperhatikan model penelitian serta metode statistik yang digunakan dalam
analisis data.
VARIABEL PENELITIAN
A.
PENGERTIAN VARIABEL
Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti hanya laki-laki
dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Sutrino Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis
kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki perempuan; berta badan, karena
ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel
adalah objek penelitian yang bervariasi.
B. JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatf
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel
kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.
Lebih jauh variabel kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu
variabel diskrit dan variabel kontinum.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 27
1.
Variabel Diskrit
Variabel diskrit disebut juga sebagai variabel nominal atau variabel kategori kare
na hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakin ya dan tidak.
Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain ya dan tidak. Misalnya ya
wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: wanita pria hadir tidak hadir, atas
bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung, yaitu
banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan dalam
frekuensi.
2.
juga penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan menjadi variabel diskrit.
Tinjauannya adalah karena nomor telepon tidaak menujukkan lebih kurang, jarak, atau
sekian kali.
Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat di ubah menjadi variabel diskrit dengan
cara mengklasifikasikannya menjadi ya dan tidak.
Cara yang ditempuh adalah:
1.
Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata: diberi
ya, rata-rata ke bawah diberi tidak
2.
Mangambil satu nilai diberi ya, dan selain nilai itu diberi tidak.
Contohnya: Nilai bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel internal), variabel ini
dapat dibuat diskrit dengan mengabil isalnya nilai 7 sebagai ya, dan selain
itu (di atas atau di bawahnya) di beri tidak.
Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.
Data adalah hasil pencatatan [eneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari
sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data
adalah segala data dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,
sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga
mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Demikianlah maka:
-
menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang.
Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 29
mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran
p4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal. Tetapi lingkungan belajar
merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.
Menurut pendapat Kerlinger selanjutnya tentang variabel:
It is possible, by definition, for a variable to have only one value. It is then called a constant.
We deal almost exclucively with variable that have two or mare values.
D. PENTINGNYA MEMAHAMI VARIABEL
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel tidak mudah, karenanya
membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.
Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut dengan kategirisasi
yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh
peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh
kesadaran bermasyarakat, jika akan memngatur apakah seseorang cukup besar atau tidak
kesadarannya bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, buktibuktinya.
Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan
hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian
yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori, akanmenghasilkan kesimpulan yang besar
(jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).
Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar-besaran. Ini berarti bahwa
peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian
variabel, datanya semakin luas, dan gambaran hasil penelitian semakin menjadi teliti.
Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub-variabel adalah
disebutnya sub-variabel akibat daru variabel terikat, misalnya naik kelas; disebutnya variabel
bebas. Misalnya cita-cita orang tua guru (yang berpengaruh terhadap minat guru menjadi
guru).
Ada lagi kesalahan lagi yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab
terpengaruhinya variabel terikat. Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar, dan sebagainya.
Variable ini bukan merupakan variabel bagian dari guru tetapi mempengaruhi timbulnya
kejadian pada variable terikat. Variabel-variabel semacam ini disebut dengan intervening
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 31
variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel pengganggu, karena mengotori
pengaruh guru terhadap prestasi belajar.
Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas
permasalahan yang diteliti.
Karlinger dalam hal ini menjelaskan pendapatnya sebagai berikut:
The must define the variables they use in hyphothesis so that the hyphothesis can be tested.
They do this by using are as known as operatianal definition.
E.Memahami Variabel yang Bermakna
Dibagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan
penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil penelitian harus memiliki
kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Bermanfaat tidaknya hasil
penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh peneliti. Tentang
variabel ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: (1) sifat variabel, dan (2) status variabel.
a.
Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
i.
ii.
b. Status Variabel
Dalam membicaraka status variabel ini kita perlu melihat satu variabel dalam
hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun jika
dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih
bermakna dalam penelitian.
i. Kebiasaan hidup sehari-hari motivasi berprestasi
ii. Motivasi berprestasi etos kerja
iii. Etos kerja keberhasilan kerja
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 32
Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat
dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain
tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai menfaat yang cukup besar.
pendidikan
tidak
pernah
dapat
dipisahkan
dengan
pengetahuan
kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru
yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang telah ada. Oleh
karena itu, agar dapat mengetahui bagaimana hubungan dan di mana posisi pengetahuan yang
telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan bahan pustaka yang relevan dengan topik
masalah yang diangkat.
Tinjauan kepustakaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan cakrawala nya
dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan kepustakaan sering juga disebut rasional
penelitian karenamemberikan landasan rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu
dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Ulasan kepustakaann ini tidak
hanya sekedar untuk menghasilkan anotasi atau catatn bibliografi tentang masalah yang
diangkat (Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).
Tinjauan terhadap bahan kepustakaan yang berkaitan dengan toipik penelitian tersebut
juga bukan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah penelitian yang diangkat belum
pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Tujuan utama dari penulisan ulasan kepustakaan adalah
untuk mengorganisasikan penemuan penemuan penelitian yang pernah dilakukan sehingga
pembaca akan memahami mengapa masalah yang diangkat mempunyai nilaipenting serta
menunjukkan bagaimana masalah tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian dan pengethauan
yang lebih luas )McMillan dan Schumacher, 1989; Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).
Dengan mengetahui hasil hasil penting dari penelitian yang ernah dilakukan, peneliti
dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya akan dapat sihubungkan
dengan hasil penentuan penelitian lain dan bagaimana kombinasi penemuan tersebut dan
penemuannya dapat membantu memberikan gambaran atau potret pengrahuan yang lebih utuh
dan komplit tentang bidang tersebut. Ulasan kepustakaan juga dapat dipandang sebagai
kontribusi terhadap penyusunan teori penelitian.
Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya kerangka
teori yang dijadaikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka teori dalam bidang
tersebut mungkinterjadi karena kompleksnya hubungan hubungan yang ada dalam masalah
yang harus dikaji. Untukmenyusun kerangka tersebut, peneliti dapat melakukan dengan cara
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 34
menyusun hasil hasil penelitian yang telah ada, menunjukkan bagaimana hasil hasil
tersebut saling berhubunhan sehingga memberikan suatu organisasi pengetahuan yang telah
ada.
Dengan cara ini peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di mana masalah
penelitiannya akan dapat mengisi kekuramgan dalam pengetahuan yang ada. Hal ini akan
memberikan alasan logis maanfaat dari masalah yang diangkat dan menunjukkan bagaimna ia
dapat membantu melengkapi hasil pneleitian lain untuk memperluas pengetahuan dalama
bidangnya. Lebih lanjut kepustakaan tersebut berguna untuk menunjukkan signifikansi
masalah, mengembangkan desaian mendahului serta rekomendasi untuk penelitian lebih
lankut. Secara rinci hal tersebut dijelaskan :
a. Menentukan dan membatsi permasalahan penelitian
b. Meletakkan penelitian pada prespektif sejarah dan asosiaonal.Menghindari replikasi yang
tidak disengaja dan tidak perlu
c. Memilih metodologi yang tepat
d. Menghubungkan penemuan dengan pengtahuan yang ada usulan untuk penelitian lebih
lanjut.
Kepustakaan adalah bahan bahan yangh secara nyata relevan dengan permasalahan
sepeti hasil penelitian yang pernah dilakukan yang menyelidiki pertanyaan yang serupa atau
variabel yang sama; rujukan terhadap teori dan pengujian empiris terhadap teori; dan kajian
dari bidang lain, seperti penelitian sosiologi tentang interaksi kelompok kecil, penelitian
psikologi tentang perkembangan intelektual pada anak.
Banyak sedikitnya kepustakaan ini bergantung pada topik dan tujuan penelitian.
Dalam topik yang sudah banyak dilakukan penelitian, ulasan kepustakaan biasanya berisi
sumber hasil penelitian yang secara langsung berhubungan dengan penelitian yang diangkat
yakni menyelidiki masalah yang serupa.
B.
juga dapat dijadikan sumber informasi yang sangat berharga. Ada tiga macam kategori ulasan
kepustakaan yang telah diklasifkasikan, antara lain :
a.
Sumber Primer
Sumber primer adalah hasil hasil penelitian atau tulisan tulisan karya peneliti atau
teoritis yang orisinil. Sumber ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan yang
dibuat oleh individu yang melakukan pengamatan atau menyaksikan kejadian atau oleh
individu yang mengemukakan teori yangn pertama kali. Dalam penelitian pendidikan, ini
berarti deskripsi penyelidikan oleh peneliti sendiri atau dskripsi teori oleh penemunya.
Sumber ini berisi teks laporan hasil penelitian atau teori secara penuh atau lengkap, detil, dan
teknis. Oleh karena itu, ia dapat memberika informasi yang detil tentang penelitian, teori dan
metodologi yang digunakan untuk menyelidiki masalah.
b.
Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipubl;ikasikan oleh penulis
yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berprastisipasi dalam kenyataan yang
ia deskripsikam atau bahan penemu teori. Sumber ini berisi tentang hasil sintesis bahan
bahan yang berasal dari sumber utama, baik secara empiris maupun teoritis. Disamping itu,
sumber ini juga mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber primer ke
dalam satu kesatuan kerangka kerja sehingga memberikan ulasan secara ringkas tentang
perkembangan penelitian dalam topik tertentu. Kebanyakan sumber sekunder ini memuat
dafgtar pustka yang menjadi sumber pengambilan bahan bahan yang dijadikan sehingga
daftar ini juga dapat dipergunakan untuk menemukan sumber primernya.
c.
Sumber Preliminer
Sumber preliminer adalah bahan bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu
sesorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer atau sekunder. Dengan kata lain,
sumber preliminer berisi informasi tentang sumber primer dan sekunder. Sumber ini sangat
bermaanfaat untuk menunjukkan jenis jenis tertentu yang diperlukan dalam beberapa ulasan
kepustakaan untuk mencari subjek tertentu. Dengan demikian, peneliti akan menghemat
waktu, biaya, dan tenaga karena sumber preliminer informai tentang dimana artikel artikel,
buku buku, laporan laporan, dan dokumen dokumen lain tentang suatu subjek tertentu
dapat ditemukan dalam sumber primer atau sekunder. Ada dua macam sumber preliminer
yakni abstraks dan indeks. Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan
pustaka primer atau sekunder yakni penulis, judul, dan tempat pnerbitan. Sedangkan, abstrak
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 36
berisi rangkuman singkat tentang laporan penelitian baik yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala.
C. LANGKAH
LANGKAH
DALAM
MEMBUAT
TINJAUAN
PUSTAKA
Beberapa langkah yang dapat ditempuh peneliti dalam membuat tinjauan pustaka,
yaitu:
1. Analisis Pernyataan Masalah
Pernyataan masalah berisi konsep konsep atau variabel yang membentuk petunjuk
tentang topik kepustakaan, misalnya pembeajran, sikap, evaluasi, dan interaksi belajar
mengajar. Kata kunci ini dapat memudahkan untuk mencari bahan bahan pustaka yang
sesuai dengan masalah.
2. Mencari dan membaca sumber sekunder
Bacaan bahan bahan yang ada dalam sumber kedu akan memberikan ulasan dan
pandangan sekaligus tentang topik dan kan membentu peneliti untuk membatasi masalah
sehinga lebih cepat.
3. Memilih sumber preliminer yang sesuai
Sumber priliminer baik berupa indeks maupun abstrak akan membentu peneliti
untuk mendapatkan informasi di mana sumber primer dapat diperoleh.
4. Membaca sumer primer yang terkait
Setelah mendapatkan sumber primer, peneliti membaca dan mencatat hasil analisis
singkat terhadap sumber primer yang sesuai dan relevan dengan masalah penelitiannya
disertai catatan bibliografinya secara lengkap.
5. Mengorganisasi catatan
Hasil catatan yang dibuat pada langkah kekempat dapat diklasifikasikan
berdasarkan
beberapa
cara,
misalnya
krono;ogi,
kesamaan
wawasan
terhadap
permasalahan, dan metodologi dan kemudian disusun berdasarkan ide umum yang dapat
meliputinya.
6. Menulis ulasan
Dalam membuat ulasan peneliti hanya mengutip hasil penelitian teori dan praktek
yang relevan dengan masalah penelitian. Banyak sedikitnya ulasan serta kedalamannya
sangat tergantung pada jenis penelitian serta banyaknya penelitian yang pernah dilakukan.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 37
Pendahuluan
Bagian ini mempunyai maksud untuk mengenalkan
tujuan damn cakupan ulasan kepustakaan. Tujuan dan cakupan tersebut harus dinyatakan
dengan jelas sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikut alur penyajian bagian
berikutnya. Tujuan tersebut mungkin hanya sebagai ulasan preliminer atau pengantar
untuk menyatakan masalah atau mengembangkan proposal. Ulasan yang demikian ini
biasanya diunakan dalam penelitian ekspolarasi, dimana sulit ditemukan sumber pustaka
atau laporan peneliti tentang topikyang diangkat sehingga belum ada pijakan teoritis yang
kuat.
2.
Ulasan kritis
Seringkali pengetahuan dari hasil penelitian yang lalu itu bertentangan satu sama
lain. Karena tidak semua pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang lalu dapat
memberikan landasan yang utuh dan menyakinan , peneliti harus secara kritis
mengevaluasi terlebih dahulu bahan pustaka yang diperolehnya untuk memutuskan hasil
penelitian mana yang dapat diterima sebagai landasan. Evaluasi atau kritik terhadap bahan
pustaka tersebut merupakan inti dari ulasan kepustakaan. Karena berfungsi sebagai
penjelas pengetahuan yang telah ada, kritik tersebut harus membahas kelebihan dan
kelemahan kepustakaan yang diulas.
Hasil kritik atau ulasan tersebut harsu disajikan secara logis dalam kaitannya
dengan pemelihan dan nilai maanfaat dari masalah penelitian. Menyajikan ulasan secara
dengan cara meringkas masing masing bahan pustaka atau penelitian yang lalu tidak
memberikan
ulasan
kepustakaan
yang
informatif.
Hasil
penelitian
hendaknya
diklasifikasikan sesuai dengan isinya, dibandingkan dan dipertentangkan satu sama lain
dalam hal kontribusinya terhadap pengetahuan atau kegagalannya untuk memberikan
kontribusi, disamping kritik terhadap desain dan metodoligi yang digunakan.
Penyajian berdasarkan variabel atau perlakuan eksperimen dilakukan dengan
membahas bahan kepustakaan yang berkenaan dengan masing masing variabel. Ulasan
terhadap kepustakaan tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih mendlam tentang
karakteristik masing maisng variabel dalam kaitannya dengan faktor faktor lain.
Cara penyajian yang dimulai dari ulasan kepustakaan yang sifatnya umum
kemudian mengarah ke kepustakaan paling relevan. Dlam hal ini, pertama tama peneliti
menyajikan prinsip prinsip secara umum yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
dengan memberikan dasar dasar prespektif, sepeti pendapat para pakar, asumsi fisofolis,
secara teori. Selanjutnya ulasan
berupa hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dengan cara membandingkan
dan mempertentangkan satu sama lain.
3.
Kesimpulan
Dalam bagian kesimpulan ini, peneliti perlu merangkum ulasan kepustakaan
sebagaimana yang diuraikan pada bagian seelumnya dan menyatakan pengethauan topik
penelitiannya. Ia juga prlu mengidentifikasi kekurangan yang ada., yang mungkin timbul
karena kesulitan kesulitan metodologis, terbatasnya penelitian dalam topik yang menjadi
konsen, atau bervariasinya hasil hasil penelitian sehingga tidak memberikan kesimpulan
yang jelas. Dengan demikian, kesimpulan tersebut memberikan suatu landasan untuk
menyatakan pernyataan khusus, pertanyaan, atau hipotesis penelitiannya.
E.
khusus atau hipotesis, serta signifikasi penelitinya. Untuk mengetahui apakah cukup memadai
dijadikan sebagai landasan teoretis dan empiris, ulasa kepustakaanya yang disajikan dalam
proposal atau laporan perlu dievalusi. Evalusi tersebut tidak didasarkan oleh panjang
pendeknya ulasan atau banyak sedikitnya sumber pustaka yang digunakan.
Akan tetapi, ia didasarkan pada apakah ulasan yang disajikan memberikan sumbangan
untuk memperluas pemahaman tentang status pengetahuan yang berkaitan dengan masalah,
disamping memberikan landasan rasional tentang perlunya penelitian masalah yang menjadi
konsen. Lebih lanjut, McMillan dan Schacher juga mengajukan beberapa pertanyaan untuk
masing maisng kriteria untuk membantu pembaca proposal atau laporan penelitian dalam
menentukan kualitas ulasan kepustakaan yang disajikan oleh peneliti.
POPULASI
Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.
Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan heterogenitas
populasi.
-
B. SAMPEL
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasandana, tenaga dan waktu,maka
penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambildari populasi harus betul betul representative (mewakili). Persyaratan yang harus
dipenuhi sample yang akan digunakan,yaitu:
1. Representative; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan karakteristik
populasi.
2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.
3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.
Agar smapel yang dipakai dapat memenuhi persyaratan diatas maka sangatlah
diperlukan beberapa tahapan atau langkah langkah dalam pengambilan sampel,diantaranya:
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 41
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random
sampling,atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel secararandom / acak dapat dilakukan dengan bilangan
random,computer, maupun dengan undian.bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka
setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas
peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor
satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya
menjadi tidak sama lagi. Missal nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang
berikutnya menjadi 1 : (100 1) = 1 / 99. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil
tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak sah dan dikembalikan
lagi.
100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila
jumlah populasi 1000 dan hasil penenlitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut
tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi
tersebutyaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian ?
jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan yang
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 42
dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin
besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan
sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel
yang diperlukan.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%. Rumus
untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai
berikut :
Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel.
a.
Sistematik random
b.
c.
d.
Clusteriarea Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini sering digunakan melalui dua
tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Sampling berdasarkan pada kelompok masyarakat :
-
Quota Sampling
Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
b.
Accidental Sampling
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
-
Tidak representative
Mudah dilakukan
Digunakan untuk menemukan suatu issu / hal hal yang menjadi topic
pembicaraan msyarakat
c.
Purposive Sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok
digunakan untuk penenlitian kualitatif.
-
d.
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,pertama tama dipilih satu
atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman temannya untuk
dijadikan sampel.
-
Masing masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)
untuk dijadikan sampel,
e.
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 45
relative kecil,kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.
Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor
1 sampai dengan nomor 100.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang
diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, danseterusnya sampai 100.
Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu ditempuh dalam memilih teknik sampling
yang akan digunakan,yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
HIPOTESIS PENELITIAN
A. PENGERTIAN HIPOTESIS
Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam
proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan
kenyataan yang ada atau fakta atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.
Hipotesis dikatakan sebagai dugaan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji
dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesi juga juga penting perananya karena dapat
menunjukkan harapan dari sipeneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel
dalam permasalahan penelitian. Oleh karena itu hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti
terjun ke lapangan mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum
peneliti ke lapangan (Ary, dkk, 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu :
a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang
cukup dalam kaitannya dengan permasalahan
b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data
dan proses interprestasinya.
Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik mempunyai
beberapa tujuan penting. Diantara tujuan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel yang dapat diuji
kebenarannya.
3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi.
Syarat-syarat hipotesis
1. Hipotesis harus menghubungkan atau membandingkan dua atau lebih variabel.
2. Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
3. Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya
4. Hipotesis harus didukung oleh teori teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
5. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangatlah penting. Bila hipotesis
dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk
analisis. Hipotesis dalam posisinya sebagai salah satu unsure penelitian dapat dimisalkan
seperti kompas bagi nakhoda kapal. Kompas dapat dipergunakan sebagai penentu arah dalam
perjalanan ditengah lautan sehingga mencapai pelabuhan yang dituju. Dengan hipotesis,
peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah atas dasar pernyataan hipotesis yang
telah dibuat sebelumnya.
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis penelitian
pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan
dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis
penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian yang hendak
dilakukan. Dilihat dari posisinya hipotesis penelitian biasanya ditempatkan dalam bab kedua,
yaitu studi kepustakaan setelah landasan teori dan atau setelah kerangka berfikir tersusun.
Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika. Karena
memang fungsinya yang utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu
tindakan selanjutnya di lapangan. Berikut ini diberikan beberapa contoh hipotesis penelitian
a. Ada korelasi positif dan signifikan antara usaha peningkatan belajar di sekolah dengan
hasil pencapaian belajar siswa.
b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya kepemimpinan dalam
organisasi terhadap produktivitas lembaga.
c. Ada hubungan yang negative dan tidak signifikan antar besarnya gaji yang diterima para
guru dengan keinginan bekerja sambilan di luar lembaga tempat bekerja.
B. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS PENELITIAN
1. Hipotesis Teoritis (Hipotesis didalam menjawab rumusan permasalahan)
2. Hipotesis Statistik
a. Hipotesis nol ( Ho )
-
b. Hipotesis alternatif ( Ha )
-
a.
b.
y (Variabel terikat)
X3
4. Hipotesis Minor (Hipotesis yang pecahan, yang farsial, yang kecil)
X1 y
X2 y
X3 y
Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan
data sampel. Dimana ada 2 cara menaksirkan taraf kesalahan dalam pengujian hipotesis,
yaitu :
1. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu
nilai data simple.
2. Interval estimate (convidence interval) adalah suatu taksiran parameter populasi
berdasarkan nilai interval data sample.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point estimate) akan
mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan
interval estimate.
Kesalahan Tipe 1 merupakan kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alpha ().
Kesalahan Tipe 2 merupakan suatu kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dalam beta ().
Ho : 1 <= 2
Ho : 1 >= 2
Ha : 1 = 2
Ha : 1 <= 2
Ha : 1 >= 2
Ho : 1 = 2
Ha : 1 = 2
Ho : 1 <= 2
Ha : 1 >= 2 (Memiliki 1 arah, 1 ekor, 1 ujung)
Keterangan :
: besaran untuk populasi (parameter) (rata-rata, simpangan baku, variasi)
2. Hipotesis yang menyatakan Hubungan
Ho : 1 xy = 0
Ho : 1 xy <= 0
Ho : 1 xy >= 0
Ha : 1 xy = 0
Ha : 1 xy > 0
Ha : 1 xy < 0
Kesalahan perhitungan
Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda tanda bahwa data yang trerkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian berlangsung )
1. Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar
didalam memunculkan hipotesis
2. Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis
3. Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian
4. Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan
Asumsi Dasarnya:
siswa
penelitian deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . sedangkan hipotesis hanya dibuat
jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
terstruktur jika peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner
dengan pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu
dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara
tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur. Ketiga, metode
koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data.
Metode Pengumpulan Data Primer secara Pasif
Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan oleh manusia atau mesin. Jika
dilakukan oleh manusia dapat berbentuk 1) terstruktur dan bersifat rahasia, 2) terstruktur
dan bersifat terbuka, 3) tidak terstruktur dan bersifat rahasia, dan 4) tidak Metode
pengumpulan data yang dilaksanakan oleh manusia:
a. Terstruktur dan Bersifat Rahasia
Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur
atau resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang
dilakukan.
b. Terstruktur dan Bersifat Terbuka
Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur
atau tingkat keformalannya tinggi dan responden biasanya diberi informasi mengenai
tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuannya ialah agar responden memberikan jawaban
yang sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan
bias hasil penelitian dikarenakan tidak cocoknya data yang diperoleh.
c. Tidak Terstruktur dan Bersifat Rahasia
Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak
terstruktur atau kurang resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan
penelitian yang dilakukan. Perbedaan dengan metode pertama ialah terletak pada sifat
keformalan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Hal ini akan berdampak secara
psikologis memberikan keleluasaan pada responden dalam memberikan jawaban-jawaban
pertanyaan yang diberikan.
d. Tidak Terstruktur dan Bersifat Terbuka
metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak
terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak peneliti memberikan informasi secara terbuka
mengenai tujuan penelitiannya sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah
penelitiannya dan ini kan mempengaruhi repsonden dalam memberikan jawaban setiap
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Metode Pengumpulan Data Primer secara Aktif
Metode pengumpulan data primer secara aktif meliputi beberapa diantaranya:
a) wawancara secara langsung dengan repsonden.
b) wawancara dengan responden melalui telepon.
c) wawancara dengan menggunakan surat.
d) wawancara dengan menggunakan surat elektronik.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber
asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena
sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi
perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah; maka data primer harus
secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang kita
jadikan responden dalam penelitian kita.
boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan
tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:
a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita tentukan sebelumnya.
b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada kualitas dan
kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan
menggunakannya.
Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer; oleh karena itu
kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder sebagai satu-satunya
sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian kita.
a.
Pemahaman Masalah.
Penjelasan Masalah.
Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih
operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita
dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal
ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan
diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalamanpengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti.
c.
d.
Solusi Masalah:
Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan
dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi
permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan
jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.
a.
sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia dalam
suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang paling
efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang
sesuai dengan persoalan yang akan diteliti.
b. Pencarian Secara Online
Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang
menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh
sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis
maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan
pengguna lainnya dalam mencari data.
Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya
ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan
komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat mengakses
secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c) Kesesuaian:
peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai dengan mudah dan
cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat dalam memperoleh informasi
yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya.
Kriteria dalam Mengevaluasi Data Sekunder
Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:
a.
b.
c.
Ketepatan:
Apakah
kita
dapat
mengetahui
sumber-sumber
kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data
dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut.
d.
B.
Interview (Wawancara)
a. Pengertian
Esterberg (2002) mendifinisikan interview berikut a meeting of two person to
exchange information ang idea through question andb responses, resulting in
communication and joint construction of meaning about a particular topic, Wawancara
adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
topik tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahuii hal hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit / kecil.
b. Langkah Langkah Wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatis,
yaitu
1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2) menyiapkan pokok pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3) mengawali atau membuka alur wawancara.
4) melangsungkan alur wawancara.
5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7) Mengidentifikasikan tidak lanjutr hasil wawancara yang telah diperoleh.
c. Jenis Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang
saling berkaitan yaitu :
keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul betul melakukan
pengumpulan data.
Kelebihan Wawancara
Kelemahan Wawancara
Masalah bahasa.
2.
Kuesioner (Angket)
Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara seperangkat
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat
menggunkan kalimat positif atau negatif.
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk
menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat dan juga
memudahkan peneliti dalam melakuakn analisis data terhadap seluruh angket yang
telah terkumpul.
d. Pertanyaan tidak mendua.
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan
responden untuk memberikan jawaban.
e. Tidak menanyakan yang lupa.
Sebaiknya tidak menanyakan hal hal yang sekiranya responden sudah lupa,
atau pertanyaan yang memerlukan jawaban yang berfikir berat.
f. Pertanyaan tidak menggiring.
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang
baik saja atau ke yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan
Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30
pertanyaan.
2) Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian,
yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
3) Penampilan Fisik
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpuil data akan mempeengaruhi respon
atau keseriusan responden daalam mengisi angket.
Kelebihan Angket :
Sederhana
Jangkauan luas
Kelemahan Angket :
3.
Asal jawab
Terlalu formalistic
Obsevasi
Observasi
dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kueisoner yakni observasi tidak
ternatas pada orang tetapi juga objek objek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi
digunakan bila penelitian berkenaaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Jenis-Jenis observasi
2.
Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Peneliti dapat melihat hal hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu.
4.
Peneliti dapat menemukan hal hal yang sedianya tidak akan terungkapkan
oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat
merugikan nama lembaga.
5.
Peneliti dapat menemukan hal hal yang di luar persepsi responden, sehingga
peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif
6.
Peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh
kesan kesan pribadi, dan merasakan suasana sosial yang diteliti.
Kelebihan Observasi
Data diperoleh secara langsung, sehingga lebih bersifat obyektif dalam melukiskan
aspek-aspek kepribadian seseorang menurut keadaan yang sebenarnya.
Kepribadian dari obserber atau evaluator sering mewarnai atau mempengaruhi hasil
evaluasi.
Data yang diperoleh dari observasi baru merupakan kulit luarnya saja, karena itu
biasanya kegiatan observasi harus diiringi dengan wawancara.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya monumental dari seseorang.
-
Kelebihan Dokumentasi
-
Mudah diperoleh.
Kelemahan Dokumentasi
Data dibuat-buat dan sulit menemui pihak-pihak yang menyimpan dokumen tersebut.
Secara umum, seperti halnya kegiatan-kegiatan yang lain, harus ada persiapan untuk
berlanjut ke tahap berikutnya. Setiap metode analisis harus diawali dengan tahapan
persediaan data. Tahapan persiapan data ini dilakuakn dengan tujuan:
1. Mengetahui karakteristik umum dari data yang dimiliki, misalnya peubah apa saja yang
dimiliki, tipe-tipe data dari setiap peubah dan sebagainya. Pengetahuan ini dibutuhkan
untuk menentukan metode apa yang nanti bisa digunakan.
2. Menyaring data yang akan digunakan dalam analisis. Sebelum dilakukan analisis lebih
jauh, kita harus bisa menyaring data yang ada. Mungkin saja tidak semua data yang
digunakan, tapi hanya sebagian. Misalkan hanya untuk yang berjenis kelamin laki-laki,
atau hanya data dari kelompok yang berpendidikan SMA, dan sebagainya. Atau mungkin
suatu saat kita hanya akan menganalisis sebagian pertanyaan saja dalam kuesioner, misal
pertanyaan berhubungan dengan keadaan demografi responden.
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada data. Bukan hal yang jarang terjadi jika
terdapat kesalahan pada data yang kita miliki. Misalnya pada peubah jenis kelamin yang
harusnya hanya laki-laki atau perempuan, tertulis pria. Kesalahan ini dalam analisis akan
berujung pada ditemukannya tiga kelompok jenis kelamin. Sehingga pada tahapan
persiapan data, harus dipastikan kesalah-kesalah ini tidak terjadi.
Semakin besar atau semakin banyak data yang dimiliki, maka waktu yang diperlukan
pada tahapan persiapan data ini akan semakin lama. Antisipasi yang bisa dilakukan untuk
mempersingkat atau mempermudah tahapan ini antara lain:
1.
Menyiapkan program pemasukan data yang baik. Pada saat penelitian dilakukan,
seyogyanya kita membuat suatu sistem pemasukan data (entry data) yang memiliki
kemampuan untuk memeriksa kemungkinan-kemungkinan kesalahan.
2.
3.
Sebelum kita masuk ke berbagai macam metode dan teknik analisis, ada baiknya kita
mempelajari teknik-teknik penyajian data. Teknik-teknik ini diperlukan untuk memberikan
gambaran umum informasi yang terkandung data. Di samping itu, teknik penyajian ini
dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian.
Penyajian data yang umum digunakan adalah:
o Tabel
o Grafik
Penyajian dalam bentuk tabel memiliki beberapa jenis:
1. Tabel Ringkasan Data
Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok. Misalkan jika kita
memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata
pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya. Dari tabel ini
ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Bentuk
tabelnya mungkin sebagai berikut:
Pendidikan
Keluarga
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma
S1/S2/S3
Kepala Pendapatan
Keluarga
Dalam penyajian menggunakan tabel ringkasan ini, mungkin informasi akan lebih lengkap
jika tidak hanya menampilkan rata-rata (ukuran pemusatan data) saja.
2.
Tabel Frekuensi
Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada berbagai
kelompok.
3.
3. Teknik Analisis untuk Melihat Hubungan Dua atau Lebih Peubah. Yang termasuk di
dalamnya adalah Korelasi Pearson, Korelasi Peringkat Spearman, Regresi Linear, Regresi
Logistik, Tabel Kontingensi (Uji Khi-Kuadrat), ANOVA.
4. Teknik Analisis untuk Melakukan Pendugaan. Yang termasuk didalamnya adalah segala
bentuk analisis regresi.
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Pada bagian ini akan dibicarakan 3 (tiga) hal pokok, yaitu cara mengolah data,
menganlisa dan menentukan teknik analisa statistiknya.
1.
Pengolahan Data
Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap sebagai
berikut:
a)
lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak
yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data
tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software SPSS?
Contoh pemberian kode data ialah, misalnya pertanyaan di bawah ini yang
menggunakan jawaban ya dan tidak dapat diberi kode 1 untuk ya dan 2 untuk
tidak
Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini?
Jawaban: a. ya
b. tidak
Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka
jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan setuju sekali
dapat diberi kode 1,2,3,4 dan 5 untuk masing-masing jawaban.
Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara mengenai tariff telepon saat ini?
Jawaban: a. sangat tidak setuju b. tidak setuju c. netral d. setuju e. setuju sekali
Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan sebesar
Rp. 3,500.000;00 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per bulan; pengkodean
tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric.
d)
e)
f)
2.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3.
Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sma dari seorang guru.
Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pembelajran dikelas/ lapangan/ laboraturium/ bengkel, ketika sedang
asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari , ataun sedang megikuti kerja bakti di
luar sekolah.
2.
Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas,
sedang membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan
kunjungan ke rumah siswa.
3.
Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan
yang ditugaskan kepada siswa.
4.
Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar,
dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa atau
keduanya.
5.
6.
Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi
siswa di rumahnya.
7.
Pengelolaan,
merupakan
kegiatan
yang
sedang
diterapkan
dan
dapat
2.
3.
4.
5.
6.
Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media, perpustakaan
dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
7.
Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah
evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument asesmen berbasis
kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.
8.
D. TUJUAN PTK
Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjaidi di dalam kelas
dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan
tindakan yang dilakukan.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:
1.
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.
2.
3.
4.
2.
3.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar
dan sumber belajar lainnya.
4.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
5.
6.
peningkatan
PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan
masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
2.
Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari ahsil
penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan actual yang
terjadi dalm pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada masalah
praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.
3.
PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai
hal-hal yang terjadi d idalam kelas.
4.
Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan
lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan(action).Kerja sama (kolaborasi)
anatar guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali mengkaji permasalahan
nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan,
melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekan data, evaluasi dan
reflaksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyususn laporan akhir.
5.
Judul Penelitian
Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya
ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk
tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya di bawah judul
dituliskan pula subjudul. Subjud ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci
tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lainlain. Berikut ini beberapa contoh judul PTK:
1.
2.
3.
4.
b.
Pendahuluan
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk
itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang
penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di
sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari pengamatan dan kajian
(diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah,
maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupkan sebuah masalah penting dan mendesak untuk
dipecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat, dari sgi ketersediaan waktu, biaya, dan
daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab
dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi)
bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
c.
2.
3.
4.
d.
Kajian pustaka
Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan, dan
bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan
penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyususn kerangka berpikir atau konsep
yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis
tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan.
e.
PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan.
b.
c.
Prinsip PTK:
tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang,
tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru
dan seterusnya.
2. Siklus Kegiatan PTK
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat
tahapan, yaitu
berikut
1.
Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru
hasil refleksi
Siklus II
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II
Pelaksanaann
tindakan I
Pengamatan
/pengumpulan
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan
/pengumpulan data II
b)
c)
d)
e)
f)
b.
Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan tindakan
tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario tindakan yang akan
dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu
menjelaskan tentang :
a)
b)
c)
d)
Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara
menggunakannya
e)
Pada tahap ini, peneliti ( atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b. rubrik,c. lembar observasi, dan
catatan yang dipakai untuk memeperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam
melalui lembar observasi, seperrti aktifitas sisiswa di dalam kelas selama peemberian
tindakan berlangsung.
Data yang telah dihibungkan hendaknya di cek untuk mengetahui keabsahannya.
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah penggunaan
maupun dalam penarikan kesimpulan.
Untuk hal berbagai teknik.analisis statistika dapat digunakan.
No
Indikator
keberhasilan PTK
Siswa mampu.
Semakin
efektifnya menggunakan waktu konsultasi dengan dosen
waktu
belajar
oleh
mahasiswa
secara
teratur.
Semakin
efektifnya
kegiatan
belajar
mahasiswa
dengan
pihak lain
melalui
media
(internet,perpustakan
dan
pembelajaran
lain-lain)
lain
dalam
Semakin
kegiatan
efektifnya
PBM
yang
oleh
dilakukan
mahasiswa.
yang lain
mengkonstruksi,
konstibusi,
dan
melakuakn
sintesis informasi.
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri
sendiri
4
Meningkatnya
waktu
penyelesaian
tugas
yang
telah
d. Refleksi
Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan atas
tindakan yang dilakukan
Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Proses penysusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin
mencatat apa saja yang telah dilakukan. Pada umumnya keranbgka penulisan KTI yang
berupa hasil penelitian adalah sebagai berikut
Ciri khusus
KTI merupakan
hasil
penelitian
laporan
hasil
Kerangka penulisan
KTI laporan hasil
penelitian
1. Bab
pendahuluan
permasalahn,
yang
atau
berisi
pembelajaran
pekmbahasan pustakaan
3. Bab 3 Metode penelitian
4. Bab 4 hasil penelitian dan diskusi
hasil penenlitian
5. Bab 5 kesimpilan dan saran.
Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :
Abstrak
Pendahuluan
Kajian pustaka
Pelaksanaan penelitian
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada KTI
telah tersaji dengan bail dan benar.
PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1) tumbuhnya rasa memiliki
melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat
interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK; (3) dalam kerja sama ada saling
merangsang untuk berubah; dan (4) meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis
dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985).
PTK Anda juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyakberurusan dengan halhal praktis, (2) rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk
terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin ; (3) konsepsi
proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan
tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi
tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.
K. Persyaratan Keberhasilan PTK
Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (Hodgkinson, 1988): (1)
kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadai untuk menemukan
sesuatu yang baru; (3) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia
untuk melakukan percobaan; (5) kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat;
dan (6)pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian.
L. Penelitian Tindakan Kolaboratif
Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang
dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999).
Beberapa butir penting tentang PTK kolaboratif Kemmis dan McTaggart (1988: 5; Hill &
Kerber, 1967, disitir oleh Cohen & Manion, 1985, dalam Burns, 1999: 31): (1) penelitian
tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh
sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, (2) penelitian kelompok tersebut
dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara
kritis melalui refleksi demokratik dan dialogis; (3) optimalisasi fungsi PTK kolaboratif
dengan mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam
situasi terkait; (4) pengaruh langsung hasil PTK pada Anda sebagai guru dan murid-murid
Anda serta sekaligus pada situasi dan kondisi yang ada.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 82
Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan
dengan: mahasiswa; sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari
lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru
dan pendidik guru, antara guru dan peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin
ilmu yang berbeda (misalnya antara guru bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di
negara lain (Wallace, 1998).
M. Prinsip-prinsip penelitian tindakan kolaboratif
Tiga tahap PTK kolaboratif adalah: prakarsa, pelaksanaan, dan diseminasi (Burns,
1999: 207-208). Butir-butir tentang prakarsa yang perlu dipertimbangkan dalam PTK Anda
(Burns, 1999: 207):
1. Sejauh dapat dilakukan, agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhan
kebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak Anda
sendiri, sejawat, kepala sekolah, murid-murid, dan/atau orangtua murid) yang terlibat
dalam konteks pembelajaran/kependidikan di kelas/sekolah Anda;
2. PTK Anda hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan
keterlibatan Anda sebagai guru dan sejawat;
3. PTK Anda hendaknya terpusat pada masalah-masalah pembelajaran kelas Anda, yang
ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK Anda dapat juga
memberikan masukan untuk pengembangan teori pembelajaran bidang studi Anda;
4. Metodologi PTK Anda hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan
pembelajaran kelas Anda yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan murid-murid
sebagai sasaran penelitian.
5. PTK Anda hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif.
Tujuan, metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Anda negosiasikan
dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama penelitian Anda, sejawat,
murid-murid, dan kepala sekolah (yang mungkin diperlukan dukungan kebijakannya).
6. PTK Anda hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh
wawasan dan pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 83
ilmu jiwa, antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Anda dapat mencari masukan
dari teman-teman guru atau dosen LPTK yang relevan.
Dalam PTK, butir-butir pelaksanaan di bawah harus dipertimbangkan (Burns, 1999:
207-208):
1. Anda sebagai pelaku PTK hendaknya berupaya memperoleh keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Upayakan mendapatkan dari
pemimpin dukungan dan bantuan secara terus menerus dalam tahap-tahap
pelaksanaan, diseminasi, dan tindak-lanjut penelitiannya.
2. PTK Anda selayaknya dilakukan dalam kelas sendiri.
3. PTK Anda akan berjalan dengan baik jika terkait dengan program peningkatan guru
dan pengembangan materi di sekolah atau wilayah sendiri.
PENELITIAN PENGEMBANGAN
dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti
dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan alternatif
pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu yang dipilih sebagai cara
pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.
3. TUJUAN PENGEMBANGAN
Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan dengan
menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke
pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.
4.
produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua
identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks,
alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalahmasalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang
berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi yang
berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya
dapat ditemukan komponen yang sama.
5. PENTINGNYA PENGEMBANGAN
Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan
mengungkapkan upaya pencapaian kondisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan
mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal.
Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada
perlu dan mendesak untuk dipecahkan.
Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan masalah
dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengkaitan ini dimaksudkan untuk
menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-benar dapat
memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain yang konteksnya lebih luas.
7. DEFINISI ISTILAH
Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam
pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan
dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu
diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai
produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin
operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh
pembaca atau pemakai.
8. SISTEMATIKA PENULISAN
a. Model Pengembangan
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model
teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan
langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah
model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan
dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan
pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan
perubahan antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan
sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari
model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponenkomponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.
Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap
mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu
diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam
pengembangan produk.
b. Prosedur Pengembangan
3) Jenis Data
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang
dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data
secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan,
pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau
hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada
pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya
tarik, atau ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang
efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan
atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan
dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan
pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 91
tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi
dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar
kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai
produk.
1.
nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar
akademik,
2.
tahun penerbitan
3.
4.
5.
nama penerbit.
Metode Pengembangan
Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu :
(1) Model pengembangan,
(2) Prosedur pengembangan, dan
(3) Uji coba produk.
Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
1. Model pengembangan
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan
dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan
model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan
langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah
model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis
komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan
dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir yang
didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam model pengembangan, peneliti memperhatikan 3 hal:
3. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi,
dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan
dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya data tentang
pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang daya tarik
produk yang dihasilkan.
Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba
tertentu. Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok
kecil, atau ketiganya. Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi,
ketepatan metode, ketapatan desain produk, dsb.
4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau
pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan
responden penelitian.
a. Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner.
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 94
b. Analisis konseptual
c. Revisi I
d. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai
pengguna produk.
e. Revisi II
f. Uji Coba Lapangan (field testing)
g. Telaah Uji Lapangan
h. Revisi III
i. Produk Akhir dan Diseminasi
5 . Subyek Uji Coba.
Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih
sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih sampel.
a. Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan
tahapan penelitian pengembangan.
b. Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan,
terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai
produk.
c. Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test)
menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan
produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Sebagai contoh Prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall (1983)
mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 10 langkah:
1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian
pustaka,
pengamatan
kelas),
identifikasi
permasalahan
yang
dijumpai
dalam
4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan
6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi,
wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.
5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil
uji lapangan awal
6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80
subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah
proses pembelajaran.
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran
hasil uji lapangan utama.
8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.
9. Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan
produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk
sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan dengan
lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
2. Mengembangkan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
6. Uji Coba Model atau Produk
Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
model atau produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan
atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat
mencapai sasaran dan tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu :
-
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. 2001. Metoda Statistika.Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2008.
Bandung : Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta