Anda di halaman 1dari 63

RIPTO / BOGOR 2

006

UDIKLAT BOGOR

MATA PELAJARAN
TEKNIK LISTRIK TERAPAN
TUJUAN MATA PELAJARAN :
Diharapkan Peserta memahami Teknik
Listrik yang berhubungan dengan
Pemeliharaan dan pengoperasian
distribusi
TUJUAN POKOK BAHASAN :
Memahami pengertian listrik arus bolak
balik 3 fasa .
Memahami perhitungan Tegangan, arus
dan Daya 3 fasa
Menghitung jatuh tegangan dan rugi daya
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

LISTRIK ARUS BOLAK BALIK


PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak balik
adalah listrik ( tegangan / arus ) yang berubahubah arah dan nilainya terhadap waktu.
Arus Berkurang pada
arah Posistif

1+

Perubahan
Positif

Arus Berkurang
pada arah Posistif

Arus Bertambah
pada arah Negatif
1-

RIPTO / BOGOR 2
006

Perubahan
Negatif

UDIKLAT BOGOR

1/3

Arus Bertambah
pada arah Negatif

Frekwensi
( Hertz )
Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik
untuk kembali pada harga / nilai dan arah
yang sama disebut dengan periode ( T )
Jumlah periode dalam 1 ( satu ) detik disebut
dengan frekwensi ( F = 1 / T )

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

Karakteristik arus bolak-balik


disebut dengan sinusioda
Tegangan

Nilai sesaat :

= V sin t

Nilai maks :

= V

Nilai efektif :

Vef = V / 2

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

Arus

i = sin t
I

=I

Ief = I / 2

LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA


Adalah lisrik arus bolak balik yang terdiri
dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan
fasa, dengan bentuk sinusiode dimana
besar / nilai tegangannya sama, frekwensi
sama tetapi masing masing berbeda 1/ 3
periode ( 120 )

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

U3

+U
U1

U2

U3

U1
t

120

U2

RIPTO / BOGOR 2
006

- UBOGOR
UDIKLAT

SUMBER LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK 3 FASA


Generator arus bolak balik yang konstruksi letak
belitan induksinya masing masing berbeda sudut
120 .
M

K
U3

120

U2
M

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

TEGANGAN DAN ARUS DALAM HUBUNGAN


BINTANG

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

TEGANGAN DAN ARUS DALAM HUBUNGAN SEGITIGA


t

T
T

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

10

DAYA LISTRIK 3 FASA


Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya
fasa 3

P3

=
=

P1 + P2
+
P3
( If1 x Vf.1 x Cos 1 )
( If2 x Vf2 x Cos )
( If3 x Vf3 x Cos 3 )
-------------------------- +

Bila tegangan dan beban seimbang,maka:


P3
RIPTO / BOGOR 2
006

3 x ( If x Vf x Cos )
UDIKLAT BOGOR

11

DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN BINTANG


R
Il.1
If.3
EF

EL

EF

If.3

Il.2

EF

T
P3

EL

EL

Il.3

3 x ( If x Vf x Cos )

Diketahui bahwa :
Vf =
Maka :

Vl
------ 3

dan

3 x Vl x Il x Cos
P 3 = ------------------------ 3
Atau :
P 3 /
=
Cos BOGOR
RIPTO
BOGOR
2 3 x Vl x Il x
UDIKLAT
006

If = Il

12

DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN SEGITIGA


Il1
EF

EF
EL

EL

If2

If3
EF

Il2
EL

Il3
P3
= 3 x ( If x Vf x Cos )
Diketahui bahwa :
Il
If = ------dan
Vf = Vl
3
Maka :
3 x Vl x Il x Cos
P 3 = ------------------------ 3
Atau :
P3 =
3 x Vl x Il x Cos
RIPTO / BOGOR 2
UDIKLAT BOGOR
006

13

BEBAN
Ada 3 macam beban pada arus bolakbalik
beban resistif
beban induktif
beban kapasitif

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

14

Beban Resistip
Energi listrik diubah menjadi energi panas atau
mekanik
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya
diubah menjadi daya aktip
Ternasuk beban resistip murni adalah lampu
pijar, setrika listrik, heater
Gelombang sinusioda arus berhimpit dengan
tegangan atau sudut fasanya sama dengan nol
sehingga faktor daya sama dengan satu ( = 0
dan cos = 1 )
P. I .U

P
+

+
V
I

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

15

BEBAN INDUKTIP

Energi listrik yang diserap diubah menjadi medan


magnet
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya
diubah
menjadi daya reaktip induktip
6.2. BEBAN
INDUKTIP
- Eergi
diserap / diubahbeban
menjadi medan
magnet
yang
Ternasuk
induktip
murni adalah reaktor dan
- Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan cos = cos 90 = 0
kumparan
Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap
tegangan , atau sudut fasanya sama dengan 90
sehingga cos = 0
P.I.U

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

16

. BEBAN

KAPASITIP

Energi listrik yang diserap menghasilkan energi reaktip


Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah
menjadi daya reaktip kapasitip
Ternasuk beban reaktip murni adalah kapasitor
Gelombang sinusioda arus mendahului 90 terhadap tegangan
, atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0
P.I.U

+
-

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

17

Sifat Hambatan
L (Xl) dengan C (Xc) saling bertentangan atau
saling meniadakan
Xl = 2 . F . L
1
Xc = -----------2 . F . C
Xl dan Xc merupakan bagian imajiner dari
impedansi

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

18

Z = R + JX L

Z = R - JX C

V
Z
XL

-XC

V
R

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

19

Z = R - JXL - JXC
( JX L > J X C )

Z = R - JXL - JXC
( JXL < JXC )
XL

-XC
R

V
Z

XL

RIPTO / BOGOR 2
006

-XC

UDIKLAT BOGOR

V
20

-XC

XL

R
-XC

RIPTO / BOGOR 2
006

V
XL

UDIKLAT BOGOR

21

DAYA PADA ARUS BOLAK-BALIK


Daya aktif
Daya reaktif
Daya semu

: P (watt)
: Q (VAR)
: S (VA)

BEBAN INDUKTIP

BEBAN KAPASITIP

S
Q

RIPTO / BOGOR 2
006

SEGITIGA DAYA
UDIKLAT BOGOR

22

Rumus-rumus Daya
1 Phasa :
S = VxI
P = V x I x cos
Q = V x I j X sin

(VA)
(Watt)
(VAR)

V = Tegangan Phasa-netral
I = Arus Phasa
3 Phasa

(220 Volt)

S = V x I x 3
P = V x I x 3 x cos
Q = V x I x 3 j X sin

(VA)
(Watt)
(VAR)

V = Tegangan Phasa-phasa
I = Arus Phasa
RIPTO / BOGOR 2
006

(380 Volt)

UDIKLAT BOGOR

23

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

24

JATUH TEGANGAN
Jatuh tegangan pada saluran besarnya
sebanding dengan arus dan impedansi
penghantar serta faktor daya beban
V = I (r . Cos + x Sin ) . L
atau
V =
V

P
---- ( r + x tg ). L
V
P
= 100 ( r + x . tg ) . L ......... %
V2

Untuk P dalam satuan MW


Untuk
V dalam
satuan KV
RIPTO
/ BOGOR
2
UDIKLAT BOGOR
006

25

Daftar KHA penghantar yang dihitung atas dasar kondisi beriku

Kecepatan angin 0,6 m / detik


Suhu keliling akibat sinar matahari 300C
Suhu penghantar maksimum 800C
Bila tidak ada angin maka KHA dapat dikali
dengan 0,7

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

26

KARAKTERISTIK KABEL TANAH 20 KV

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

27

Karakteristik listrik untuk kabel udara twisted


alumunium

Penampang
Tahanan
Karakteristik
listrik untuk kabelReaktansi
udara twisted alumunium
Nominal
pada 85 C pada 50 Hz
( mm )
( / km ) ( / km )

26
25
35
50
70

RIPTO / BOGOR 2
006

2,41
1,52
1,10
0,81
0,54

0,1
0,1
0,1
0,1
0,1

Arus yang diijinkan


( Amper )

20 C

30 C

40 C

85
110
135
160
200

80
100
125
145
185

70
95
110
135
170

UDIKLAT BOGOR

28

REAKTANSI PENGHANTAR
GMD
X = 0,1447 LOG ------------- OHM / KM
GMR
Dimana : GMD - geometric mean distance, besarnya ditentukan oleh
konfigurasi jarak antar penghantar
____3___________
GMDN = a.n x b.n x c.n
____3__________
GMD = a.b x b.c x c.a
GMR = geometric mean radius, besarnya ditentukan oleh banyaknya
urat penghantar
A
GMR = 0,726 -----
GMD SUTM POLA I (PENTANAHAN NETRAL 40 OHM)

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

29

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

30

TABEL GMR UNTUK PENGHANTAR AAC DAN AAAC

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

TRAFO DISTRIBUSI
Prinsip Kerja Trafo
Trafo merupakan seperangkat peralatan /
mesin listrik statis yang berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik,
mentransformasikan tegangan dan arus
dari listrik bolak balik diantara kedua belitan
atau lebih pada frekwensi yang sama dan
pada nilai arus dan tegangan yang berbeda.
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

32

Konstruksi utama dari trafo terdiri dari


kumparan primer, kumparan sekunder dan
inti.
INTI

( SIRKIT MAGNIT)

KUMPARAN
PRIMER

RIPTO / BOGOR 2
006

KUMPARAN
SKUNDER

UDIKLAT BOGOR

33

Up

Up

Us

Io
Io

Us

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

34

Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan


tegangan .Turun atau naiknya tegangan pada sisi sekunder
tergantung pada perbandingan jumlah lilitan kumparan
Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer
= np, tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi
sekunder timbul ggl
Dengan rumus persamaan Us : Up. = ns : np.

Up

RIPTO / BOGOR 2
006

Ep

np

ns

Es

UDIKLAT BOGOR

Us

35

Perbandingan transformasi teoritis dan praktis


dianggap sama, tetapi sebenarnya ada
perbedaan, karena tidak semua flux primer
melewati kumparan sekunder, dan itu disebut
flux bocor.

L1

L1 = flux bocor pada kumparan primer.


RIPTO / BOGOR
L2 =2flux bocor pada UDIKLAT
kumparanBOGOR
sekunder.
006

L2

36

L1 menimbulkan x1 dan L2 menimbulkan x2,


kumparan primer mempunyai tahanan r1 dan
kumparan sekunder mempunyai tahanan r2.
Sehingga rangkaiannya.
R1

Up

RIPTO / BOGOR 2
006

X1

X2

Ep

Es

UDIKLAT BOGOR

R2

Us

37

Trafo tanpa
beban
U1

Io

Iex
o

E2

I he

Io

= Iex + Ihe
Ihe
Cos = --------------Io
Adanya Ihe menimbulkan rugi rugi inti = Pc
Pc = E1. Io. Cos.
atau
Pc = E1. Ihe .disebut juga rugi rugi besi
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

38

Trafo berbeban
R1

Up

I1

X1

X2

Es

Ep

R2

I2

Us

Pcu = I1. R1 + I2 . R2
Jadi trafo berbeban rugi rugi yang timbul
P total = Pc + Pcu.
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

39

Diagram
efisiensi
trafo

Trafo dengan pcu = 0,2 %


dan pc = 0,7 %
Efisiensi trafo pada beban
penuh (1/1 ) adalah pada
titik x = 99,1 %.

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

40

Pengaturan tegangan trafo


Adalah selisih tegangan belitan tanpa beban dengan tegangan pada
keadaan berbeban pada terminal tersebut pada beban dan faktor daya
yang ditentukan pada terminal tersebut

U2
n

Uz

AD + DF = rugi tegangan
Sin

Ux
sin )

U2
b

RIPTO / BOGOR 2
006

D
UR
B

= Ur. Cos + Ux
= I. ( r. Cos + x

F
E
UDIKLAT BOGOR

41

Tegangan hubung singkat = Impedansi


Adalah besarnya tegangan yang harus diberikan pada
frekwensi nominal ke terminal saluran trafo, untuk mengalirkan
arus nominal melalui terminal ini, bila terminal lainnya di
hubung singkat.

A
V

Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedans


trafo akan diparalel dengan trafo lain
untuk menentukan nilai fuse atau relai arus lebih sebagai
pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

42

Vektor group trafo =


Jam Trafo
menunjukan perbedaan
fasa antara ggl sekunder
dan tegangan primer
antara terminal yang
dengan polaritas yang
sama pada sisi primer
dan skunder

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

43

Daftar
vector
group Trafo

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

44

Spesifikasi trafo distribusi


Tegangan pengenal dan penyadapan
Tegangan primer
Tegangan primer
Penyadapan

Daya pengenal
Kelompok vektor
Tingkat isolasi dasar ( TID )
Rugi-rugi trafo
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

45

Tegangan primer
Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20
kv pada sistem distribusi fasa tiga tiga
kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20
kv pada sistem distribusi fasa tiga tiga
kawat
Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20
kv / 3 = 11,6 kv pada sistem distribusi
fasa tiga empat kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20
kv pada sistem distribusi fasa tiga empat
kawat
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

46

Tegangan sekunder
Sistem tegangan nominal pada jaringan
tegangan rendah (JTR) yang berlaku di PLN
adalah 220 untuk sistem fasa tunggal, dan
220 / 380 untuk sistem fasa tiga.

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

47

Penyadapan
Sadapan tiga langkah : 21, 20, 19 kv
Sadapan lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kv
Sadapan lima langkah : 21, 20, 5, 20, 19, 5, 19 kv

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

48

Daya pengenal
Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal
yang banyak dipakai adalah 25 dan 50 KVA.
Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa
tiga yang banyak dipakai adalah : 50, 100,
160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800,
1000, 1250 dan 1600 KVA

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

49

Kelompok vektor
Kelompok vektor Yzn 5 dipakai pada trafo
berkapasitas sampai dengan 250 KVA
Kelompok vektor Dyn 5 dipakai pada trafo
berkapasitas dari 250 KVA sampai dengan 1600
KVA. Bila tegangan sekundernya ganda, dapat
dipakai serentak
Kelompok vektor Yzn 5 dan Yyn 6 dipakai pada
trafo sampai dengan 250 KVA untuk jaringan
distribusi, diatas 250 KVA sampai 630 KVA dipakai
untuk keperluan tertentu. Bila tegangan
sekundernya ganda tidak digunakan secara
serentak. Kelompok Yzn 5 dipakai pada tegangan
sekunder 231 / 400 v.
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

50

Tingkat isolasi dasar ( TID )


Adalah kemampuan isolasi trafo terhadap
gangguan tegangan impul sesaat. Untuk
trafo distribusi ditetapkan 125 kv

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

51

Rugi-rugi trafo
Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan
tembaga pada suhu 75c, faktor daya 1,0
dan beban 100 %, nilai maksimumnya
terhadap daya pengenal

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

52

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

53

Karakteristik /
Spesifikasi
Trafo Satu
Fasa

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

54

Karakteristik / Spesifikasi Trafo Tiga Fasa

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

55

Konstruksi trafo dan peralatan bantunya


Inti trafo.
Lilitan trafo
Terminal /
bushing
Tangki trafo
Sistem
pendinginan trafo
Pengubah
sadapan ( tap
changer ) Alat
indikator

RIPTO / BOGOR 2
006

3
kumparan
yang
menerima arus listrik
(kumparan
arah
primer) (sirkit listrik)
Sirkit maknetis (besi
bagian
atas
tidak
ditunjukkan) inti kern
3 kumparan yang
mengeluarkan
arus (kumparan
sekunder)
Semuanya
itu
direndam
dalam
minyak
transformator pada
suatu bak / tangki

UDIKLAT BOGOR

56

Inti trafo.
Merupakan sirkit magnetis dibuat dari besi
silikon (grain oriented silicon steel) dengan
metode penyambungan dan membentuk
rangkaian tertutup

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

57

Lilitan trafo
Dibuat dari tembaga berkonduktivitas tinggi,
bentuk lilitan adalah konsentris, dimana
lilitan tegangan menengah (hv) di sebelah
luar dan untuk tegangan rendah (lv) di
sebelah dalam. Untuk tegangan menengah
digunakan kawat tembaga berisolasi
enamel, sedangkan untuk tegangan rendah
dipakai kawat tembaga berisolasi kertas
atau plat tembaga berisolasi enamel.
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

58

Terminal / bushing
Terminal sisi tegangan menengah dibuat
dari bahan porselen atau damar sintetis
( synthetic resin).
Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk
terminalnya seperti tusuk kontak
trafo pasangan luar (out door) bentuk
terminalnya seperti bushing isolator.

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

59

Tangki trafo
Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan
seng, berfungsi untuk tempat minyak isolasi,
sehingga harus kedap terhadap uap air.

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

60

Sistem pendinginan trafo


Trafo dengan menggunakan gas nitrogen
(N2) kontak langsung diatas minyak trafo
Trafo dilengkapi dengan konservator dan
pernapasan udara melalui silicagel
Trafo dengan tangki penuh minyak
dengan dilengkapi sirip yang fleksibel
sehingga dinamakan hermatic.

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

61

Pengubah sadapan ( tap changer )


Sebagai sarana untuk mengubah
perbandingan transformator untuk
mendapatkan tegangan operasi pada sisi
beban sesuai dengan yang diinginkan
Ada dua cara pemindahan sadapan trafo :
Pemindahan sadapan tanpa beban (off load
tap changer), dlakukan pada trafo distribusi
Pemindahan sadapan keadaaan berbeban (on
load tap changer), biasanya secara manual
atau otomatis pada trafo tenaga
RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

62

Alat indikator

Indikator suhu minyak


Indikator suhu belitan
Indikator permukaan minyak
Indikator kedudukan tap changer.

RIPTO / BOGOR 2
006

UDIKLAT BOGOR

63

Anda mungkin juga menyukai