Anda di halaman 1dari 32

KULIAH MUSKULOSKELETAL

SYSTEM BIOKIMIA OTOT


SYAHRIJUITA
Bagian Biokimia
FK UH
2004

BIOKIMIA OTOT
Sub pokok bahasan :
Struktur kimia, sintesis, dan hidrolisis Asetil
Kolin pada neuromuscular junction
Resistensi ATP untuk kontraksi dan
relaksasi otot
Tambahan:
Tubulin dan dieneim
Spektrim dan amkrim

1. Struktur kimia, sintesis, dan


hidrolisis Acetilkolin pada neuromuscular junction
Hubungan saraf otot-otot neuro-muscular
junction atau motor end plate.
Hubungan saraf otot ini terjadi tengah otot
sehingga aksi potensial pada serabut otot
dapat menyebar ke semua arah serabut otot
sampai ke ujungnya.
Acetilkolin (Ach) rumus kimia :
(CH3)3-N+-CH2-C2H2-O-C-CH3
O

ASETILKOLIN
Merupakan neurotransmitter 1X diisolasi
Disintesa pada terminal presinaps neuron
kolinergik.
Disimpan dalam vesikel.
Disekresi secara eksositosis.

6 Tahap Proses Pada Neuronmuscular junction


1.
2.
3.

4.
5.

6.

Sintesis Ach di sitosol terminal saraf sebagai kolinesetil transferase


Asetil-KoA + Kolin Ach + KoA
Ach disimpan dalam vesikel sinaps
Pelepasan Ach dari vesikel ke celah sinaps dgn eksositosis
menghasilkan potensial end plate miniatur ( depolarisasi) membuka
saluran Ca2+ Ca2+ keruang sinaps.
Ach terikat pada reseptor menuju aliran kation melintasi membran.
Na+ influks K+ efluks depolarisasi potensial aksi-kontraksi otot.
Ach dihidrolisis setelah saluran reseptor menutup sbb:
Asetilkolin
Ach + H2O Asetat + Kolin
Kolin didaur ulang dalam terminal saraf untuk sintesis Ach kembali.

Manifestasi klinis = miastenia gravis : Antibodi yang menyerang


reseptor Ach pada NMJ : dibentuk autoantibodi terhadap reseptor
Ach

Kerusakan reseptor (lisis lokal) oleh autoantibodi menghasilkan


ikatan silang dan endositosis

Pengurangan jumlah reseptor yang jelas

Tanda klinis : kelemahan episudik otot-otot yang dipersarafi oleh


saraf-saraf kranial
R/: Inhibitor kolinesterase meningkatkan jumlah Ach pada NMJ

2. STRUKTUR ELEMENT
KONTRAKTIL DARI OTOT
Otot : transuder (mesin) biokimiawi utama
potensi energi kimia energi kinetik/mekanis
Tiga (3) tipe otot :
Otot rangka / skeletal volunter
Otot jantung striata
Otot polos non striata involunter

Gambaran mikroskop elektron dari protein


kontraktil otot rangka terdiri dari pita gelap dan
pita terang silih berganti.

Otot lurik : sel serabut otot yang berinti banyak


Berkas otot : myofibril
Membran : sarkolemma
Sarkomer : Unit fungsional otot regio antara 2
garis Z.
Pita I : jarak antara pita tebal (miosis)
Pita A : pita tebal
Pita H (zona H) : jarak antara pita tipis (aktin)

PROTEIN KONTRAKTIL
Otot lutik : 4 protein utama :
Miosin
Aktin
Protomiosin
troponin I,T,C

Otot polos : 3 protein utama tanpa troponin


Kalmodulin

AKTIN
B.M. 45.000 Dalton
Awal sintesis bulat aktin 6 (globuler)
Sesudah mengikat ATP dan 1 mol Ca2+
mmbentuk serat aktin F
Bentuk heliks ganda superkoil

MIOSIN-MIOSIN II
Protein trbanyak dalam otot jenis apapun kurang lebih 55%
B.M. : 460.000 Dalton
T.a : 3 pasang protein
1 pasang rantai panjang 200.000 Dalton
2 pasang rantai pendek 20.000 Dalton

Struktur sekundernya alfa heliks dengan residu prolin


Rantai pendek mempunyai kegiatan ATPase
penting untuk kontraksi otot
Molekul heksamer asimetrik

Miosin + tripsin 2 meromiosin


LMM heliks tidak larut
tidak mempunyai aktivitas ATPase
Tidak terikat F-aktin
HMM fibrosa + globuler
mempunyai aktivitas ATPase
terikat F-aktin
+ Papain fragmen S1 dan S2
Tidak mempunyai aktivitas ATPase
Tidak terikat F-aktin

PROTEIN MINOR - PENTING


Tropomiosin :
Molekul fibrosa
terdiri atas 2 rantai dan
melekat pada heliks aktin F
Troponin : terdiri atas 3 polipeptida
Tp. T : mengikat molekul tropomiosin
Tp. I : mencegah interaksi miosin aktin
Tp. C : mengikat ion Ca2+ untuk memulai
kontaksi.

PROTEIN OTOT TAMBAHAN


Protein

Tempat

Fungsi

Titin

Menjangkau garis ZM

Protein tersebar
dalam tubuh
relaksasi otot

Nebulin

Dari garis Z
sepanjang filamen
aktin

Mengatur pembentukan
dan panjang filamen
aktin

Aktinin

Pengait aktin ke
filamen aktin

Menstabilkan filamen
aktin

Desmin

Disamping filamen
aktin

Melekat pada
plasmalemma

Distrofin

Melekat pada
plasmalemma

Defesiensi pada
distrofi muscular tipe
Dhucene

Hidrolisis ATP gerakan


Kejadian biokimia selama satu siklus kontraksi
dan relaksasi otot.
Autin

H 2O

ATP Miosin
1

Aktin-Miosin
ATP
ATP

ADP-PiMiosin

Aktin-Miosin

2
3

ATP + Pi

Aktin-Miosin
ADP-Pi

Autin

KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.

Fase relaksasi, kaput S, miosin menhidrolisis


ATP ADP + Pi
Pembentukan kompleks aktin-miosin ADP-Pi
Pelepasan ADP + Cetusan kekuatan (Pi)
aktin-miosin energi rendah
Molekul ATP yang lain terikat pada kaput S,
membentuk kompleks aktin-miosin ATP
Kompleks miosin ATP afinitas rendah terhadap
aktin dilepas sehingga otot kembali dalam
keadaan pengikatan ATP-miosin saja.

3. Resistensi ATP untuk


Kontraksi dan Relaksasi
ATP sebagai sumber energi konstan
untuk siklus kontraksi dan relaksasi
dapat dihasilkan 4 cara:
1. Glikolisis, yaitu glukosa darah menjadi
glikosa otot
2. Fosforilasi oksidatif
3. Kreatin fosfat
4. Dari 2 mol ADP yang dikatalisasi enzim
adenilaktinase

OTOT SKELET
MENGANDUNG PASOKAN
GLIKOSA YANG BESAR
Sarkoplasma otot skeletal glikogen besar dalam granul dekat
pita I
Pelepasan dlukosa dari glikogen bergantung pada enzim
glikogen fosfolase otot spesifikyang dapat diaktifkan oleh ion
Ca2+, epinephrin, dan AMP
Glukosa 6 fosfat glikolisis stelah terjadinya fosforilase oleh
enzim fosforolase-b-kinase mengaktifkan fosforilase dari
fosforilase a.
Ion Ca2+ meningkatkan interaksi dan aktifkan lintasan energi.
Epinephrin aktifkan glikogenolisis otot.
ADP diproduksi di pemecahan ADP tanpa fosforilase.
Penyakit Mc Ardle enzim glikogen fosforilase otot inaktif

FOSFORILASI OKSIDATIF
TERUTAMA AEROB
Perlu pasokan O2
O2 terikat oleh mioglobin
Mioglobin >> otot merah
<< otot putih
Glukosa Glukosa darah
Glikogen endogen
AL Tg (Adiposa)

Substrat utama bagi metabolisme aerob dari otot

KERATIN FOSFAT
Simpana energi dalam otot
Kreatin fosfat ATP + Kreatin
(otot relaksasi)
Kreatin Kinase
Mencegah deplesi ATP yang cepat
dengan penyediaan fosfat berenergi tinggi
untuk menghasilkan ATP dari ADP

Adenilatkinase Interkonversi
AMP, ADP, ATP
Adenilatkinase mengkatlisis pembentukan 1
mol ATP dan 1 mol AMP dari 2 mol ADP
AMP + ADP ATP + AMP
AMP + H2O IMP + NH3
AMP + H2O Adenosin + Pi
Adenosin + H2O Miosin + NH3
AMP, Pi, NH3 mengaktifkan
fosfofruktokinase (PFK-1) peningkatan
kecepatan glikolisis otot pada sprinter.

Pelari cepat menggunakan kreatin fosfat (4-5


detik pertama) + glikolisis anaerob dimana
glikolisis otot sebagi sumber glukosa
Pelari marathon menggunakan fosforilase
oksidatif dan metabolisme aerob untuk sumber
ATP
Glukosa darah dan asam lemak bebas dari
trigliserida (adiposa) sebagai bahan bakarnya.

TUBULIN DAN DIENEIN


Sel bukan otot : sperma flagel/silia

bergerak sistem mikrotubulus tubulus


tubulin
Tubulin : protein dimer yang berbentuk tabung
berongga yang
Dienein : protein berupa sepasang lengan yang
terletak sepanjang mikrotubulus
Neksin : protein berupa pita yang elastis yang
menghubungkan tubulus ganda bagian luar

PERGERAKAN BIOLOGIK
Aktin-Miosin
kontraksi otot
Pergerakan amuboid
Aliran sitoplasma
Debar mikrovilii usus
Pembelahan sel pada
miosis

Tubuin-Dienein
debaran silia dan
flagella eukariotik
Pergerakan kromosom
pada mitosis
Pergerakan vesikel
sekretonik

SPEKTRIN DAN ANIKRIN


Keduanya membantu menentukan bentuk serta fleksibilitas sel
darah merah
Spektrin : protein utama pada sitoskeleton terdiri atas 2
polipeptida (rantai dan ) tersusun antiparalel, terjalin
longgar, berbentuk dimer dgn IOG asam amino
Ankirin : protein berbentuk piramid yang mengikat spektrum
sensitif terhadap proteolitik
Abnormalitas spektrum epiptositosis herediter
Abnormalitas ankirin sperorositosis herediter
Abnormalitas spektrin dan ankirin menyebabkan anemia
hemolitik.

PERBEDAAN OTOT RANGKA,


JANTUNG, DAN POLOS
Otot Rangka

Otot Jantung

Otot Polos

- Lurik

- Lurik

- Polos

- Tidak bersinsitium

- Bersinsitium

- Bersinsitium

- Tubulus T kecil

- Tubulus T besar

- Biasanya tubulus T

- RS berkembang

- RS ada dan pompa

baik

Ca++

- Plasmalemma

memiliki berbagai
reseptor (misal :
banyak memiliki
adrenergik dan )
reseptor hormon
- Memiliki irama
- Rangsangan berat
mengawali kontraksi intrinsik
- Plasmalemma tidak

rudimeter
- RS sering rudimeter
dan pompa Ca++
bekerja lambat
- Plasmalemma a
memiliki berbagai
reseptor (misal :
adrenergik dan
- Kontraksi awali
dengan rangsangan
saraf, hormon

Otot Rangka

Otot Jantung

- Ca++ cairan

- Ca++ cairan

- Kaldesmon tidak

- Kaldesmon tidak

- Siklus cross-brigde

- Siklus cross-brigde

ekstraseluler tidak
penting untuk
kontaksi
- Sistem troponim
ada

terlibat

yang sangat cepat

ekstraseluler
penting untuk
kontraksi
- Sistem troponim
ada

terlibat

relatif cepat

Otot Polos
- Ca++ cairan

ekstraseluler
penting untuk
kontraksi
- Tidak ada sistem
troponim;
menggunakan
kepala pengaruh
dari miosin
- Kaldesmon
merupkan protein
pengatur yang
penting
- Siklus cross-brigde
lambat;
menimbulkan
kontraksi

INTERAKSI AKTIN MIOSIN DALAM


OTOT LURIK
Otot Lurik

Otot Polos

Protein pada filamen


otot

Aktin, miosin
(heksaner),
tropomiosin, troponim
(TpL, TpT, TpC)

Aktin, miosin,
tropomiosin

Aktin, miosin
(heksaner),
tropomiosin, troponim
(TpL, TpT, TpC)

Ya

Tidak

Inhibitor interaksi Faktin-miosin (inhibitor


aktivasi ATPase yang
memerlukan F-aktin)

Sistem troponim (TpI)

Rantai ringan p-miosin


yang tidak mengalami
fosfolirasi

Kontraksi yang
diaktifkan oleh

Ca++

Ca++

Otot Lurik
Efek langsung

Efek Ca++ terikat


protein

Otot Polos

4 Ca++ terikat dengan


TpC

4 Cu++ terikat dengan


kalmodulin

TpC, 4 Ca++
mengantagonisir
inhibisi interaksi Faktin-Miosin
(memungkingkan
aktivasi F-aktin pada
ATPase)

Kalmodulin Ca++
mengaktifkan kinase
rantai ringan miosit
yang melakukan
fosforilasi rantai ringan2 miosin. Rantai ringanp yang telah
mengalami fosforilasi
tidak lagi menghambat
interaksi F-aktin-miosin
(memungkinkan
aktivasi F-aktin pada
ATPase)

Rangkuman Gambaran Utama


Biokimia Otot Rangka
1.

2.
3.

4.
5.

Otot rangka berfungsi dalam keadaan aerob (istirahat dan


anaerob mis: lari sprint), sehingga glikolisis aerob dan anaerob
keduanya beroperasi tergantung kondisi.
Otot rangka mengandung mioglobin sebagai reservoar oksigen
Otot rangka mengandung berbagai tipe serabut yang berbeda
terutama sesuai dengan keadaan anaerob (serabut kedup cepat)
dan aerob (serabut kedap lambat)
Aktin, miosin, trpomiosin, kompleks troponim (TpT, TpI, dan TpC),
ATP dan Ca++ merupakan kunci hubungan timbulnya kontraksi
Ca++ ATPase, saluran pelepasan Ca++, dan kalsakuestrin adalah
protein yang ikut dalam berbagai aspek metabolisme Ca++ dalam
otot.

6.
7.

8.
9.
10.

11.

Insulin bekerja pada otot rangka untuk menignkatkan ambilan


glukosa
Dalam keadaan kenyang, sebagian besar glukosa digunakan
utnuk mensintesis glikogen, yang bekerja sebagai tempat
penyimpanan glukosa untuk latihan fisik, preloading dengan
glukosa digunakan oleh beberapa atlet lari jarak jauh untuk
membangun cadangan glikogen.
Epinefrin menstimulir glikogenesis dalam otot rangka,
sedangkan glukagon tidak karena tidak ada reseptornya.
Otot rangka tidak dapat berperan langsung pada glukosa
darah karena tidak memiliki glukosa 6-fosfatase.
Laktat yang dihasilkan metabolisme anaerob pada otot
rangka akan dibawa ke hati, dan digunakan untuk
mensintesis glukosa, dan kemudian kembali ke otot (siklus
Cori)
Otot rangka mengandung fosfokreatin yang bekerja sebagai
cadangan energi untukkeperluan jangka pendek (kedua)

12.
13.
14.
15.

Asam lemak bebas dalam plasma merupakan sumber energi


utama khususnya pada lari marathon dan kelaparan lama.
Otot rangka adalah tempat utama metabolisme asam amino
rantai bercabang, yang digunakan sebagai sumber energi.
Proteolisis otot selama kelapran mensuplai asam amino
untuk glukoneogenesis.
Asam amino utama dari otot adalah alanin dan glutamin.

Anda mungkin juga menyukai