Anda di halaman 1dari 12

Pengakuan Penghasilan

di beberapa negara

•World Wide Income-global tax


system digunakan di Indonesia,
Amerika Serikat, Inggris, Jepang

•Territorial tax system digunakan di


Perancis, Swiss, Hongkong, Belgia
dan Belanda
Pengurangan pajak berganda
dapat dilakukan,dengan :
• Tax Credit, adalah sesuatu yang memungkinkan WP mengurangi jumlah pajak yang
terutang diluar negeri dari jumlah pajak yang terutang berdasarkan perhitungan ketentuan
UU perpajakan domestik.
• Tax Treaty, adalah sesuatu yang mengatur hubungan antar negara yang bersangkutan
sehubungan dengan penghasilan yang dipajaki dan tidak dipajaki oleh otoritas negara
dimana penghasilan diperoleh.
• Tax haven, adalah adalah suatu negara dimana tarif pajak penghasilannya sangat
rendah atau tidak ada sama sekali pengenaan pajak atas penghasilan. Pada umumnya
negara tax haven digunakan oleh perusahaan untuk investasi atau transfer
penghasilannya.Negara tax haven juga digunakan oleh perusahaan multinasional untuk
menggeser penghasilan dari negara dengan tarif pajak tinggi ke negara ini, melalui harga
transfer.
• The exemption, adalah suatu keadaan yang memungkinkan perusahaan tertentu tidak
perlu membayar pajak penghasilan atas suatu penghasilan tertentu pula.
• The deferal principle,adalah semacam penundaan pajak sedemikian rupa, sehingga
perusahaan induk tidak dipajaki ataspenghasilan luar negerinya sampai dengan
perusahaan induk benar-benar memperoleh deviden dari penanaman luar negerinya.
Kredit Pajak dalam UU Nasional
• Undang –Undang No.32 tahun 20008 pasal 24 mengatur mengenai besarnya kredit pajak luar negeri
bagi wajib pajak dalam negeri yang memiliki usaha diluar negeri, dengan ketentuan sebagai berikut :
• Ayat 1, pajak yang terutang diluar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau
diperoleh WP DN boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan UU DN dalam tahun
pajak yang sama.
• Ayat 2, besarnya kredit pajak adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di LN
tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU ini.
• Ayat 3, dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, penentuan penghasilan adalah
sebagai berikut :
1. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badab yang menerbitkan saham
atau sekuritas tsb berkedudukan.
2. Penghasilan berupa bunga , royalty dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah
negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalty atau sewa tersebut bertempat
kedudukan .
3. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara tempat
harta tersebut terletak.
4. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan adalah negara tempat
pihak yang membayar imbalan tersebut berkedudukan
5. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat BUT tersebut menjalankan usaha.
Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terhutang
diluar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak
yang terutang di DN hanyalah pajak langsung.
• Contoh :
• PT ABC berkantor pusat di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari DEF
Inc. dinegara XX. PT.DEF tersebut dalam tahun 1995 memperoleh keuntungan
sebesar US$ 100,000.00. Pajak penghasilan yang berlaku di negara XX adalah 48%
dan pajak deviden 38%.
• Perhitungan pajak atas deviden tersebut adalah :
• Keuntungan PT.DEF US$ 100,000.00
• Pajak Penghasilan /corporate income tax
48% US$ 48,000.00
--------------------
US$ 52,000.00
Pajak atas deviden 38% US$ 19,760.00
--------------------
Deviden yang dikirim ke Indonesia US$ 32,240.00
Pajak penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh PPh yang terhutang atas
penghasilan PT.ABC adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghailan yang
diterima di LN , yaitu sebesar $ 19,760.00
Penggabungan Penghasilan

• Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan


sebagai berikut :
• Penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya
penghasilan tersebut
• Penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya
penghasilan tersebut
• Penghasilan berupa deviden dilakukan pada tahun pajak saat perolehan
deviden tersebut ditetapkan dengan KMK
• Kerugian yang diderita diluar negeri tidak boleh digabungkan dalam
penghasilan kena pajak, sedangkan rugi usaha didalam negeri dapat
dikompensasikan dengan penghailan dari usaha diluar negeri
• PPh terhutang di luar negeri > Kredit pajak yang diperkenankan
1. tidak dapat diperhitungkan dengan PPh terhutang tahun berikutnya
2. Tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan
3. Tidak dapat dimintakan restitusi
Pada dasarnya penghitungan MKPLN /foreign tax
credit limitation di Indonesia tidak berbeda dengan
metode yang dianut Amerika dan Jepang yang disebut
“a world wide limitation “, sedangkan Jerman ,
Denmark dan Canada menganut “a country – by-
country limitation”.Penghitungan Amerika
menggunakan rumus sebagai berikut :
foreign-source income
--------------------------- x US tax on worldwide income
World wide income
Pajak Penghasilan Pasal 26
• Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP LN dari
Indonesia, UU menganut 2 sistem pengenaan pajak,yaitu :
• Pemenuhan sendiri kewajiban perpajakannya bagi WP LN
yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
BUT di Indonesia.
• Pemotongan oleh yang wajib membayar bagi WP LN
• Pemotongan pajak berdasarkan ketentuan ini oleh badan
pemerintah, subjek pajak dalam neger, penyelenggara kegiatan,
BUT, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yang
melakukan pembayaran kepada WP LN selain BUT di
Indonesia dengan tarif 20% dari jumlah bruto.
Jenis-jenis penghasilan yang wajib dilakukan pemotongan dapat digolongkan
dalam :
1.penghasilan yang bersumber dari modal dalam bentuk deviden, bunga
termasuk premium, diskonto, premi swap sehubungan dengan interst swap
dan imbalan karena jaminan pengembalian hutang ,royalty dan sewa serta
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
2.Imbalan sehubungan dengan jasa,pekerjaan atau kegiatan
3.hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun
4.pensiun dan pembayaran berkala lannya

ilustrasi
suatu badan Subjek Pajak DN membayarkan royalty sebesar Rp.
500.000.000,--kepada WP LN , maka SP DN tersebut berkewajiban
memotong PPh pasal 26 sebesar 20% x Rp. 500.000.000,--

suatu badan usaha BUT di Indoesia memperoleh PKP sebesar Rp.


17.500.000.000,--maka Pphnya sbb :
PPh terhutang BUT :
28% x Rp. 17.500.000.000,-- = Rp. 4.900.000.000,--
Sambungan
Penghasilan Kena Pajak Rp. 17.500.000.000,--
PPh terhutang Rp. 4.900.000.000,--
---------------------------
Penghasilan setelah PPh Rp. 12.600.000.000,--
PPh pasal 26 terhutang :
20% X Rp. 12.600.000.000,-- Rp. 2.520.000.000,--
catatan : namun apabila setelah dikurangi pajak sebesar
Rp. 12.600.000.000,--tersebut ditanamkan kembali di
Indonesia dengan Keputusan Menteri Keuangan, maka
atas penghasilan tersebut tidak dipotong pajak
penghasilan pasal 26.
Contoh : PPh Pasal 26 Pribadi

Tn. Takasihmurah warga negara Jepang, melakukan kontrak


kerja dengan PT.ABC dalam bidang jasa teknik. Masa kontrak
mulai tanggal 2 Mei - 2 Agustus 2008. PT.ABC membayar
honorarium sebesar US $ 5,000/bulan. Takasihmurah K/2. Kurs
yang berlaku berdasarkan KMK US$ 1 = Rp.8.000,--
hitung besarnya PPh pasal 26.

Besarnya PPh pasal 26 atas penghasilan Tn.Takasihmurah


adalah 20% x ( US $ 5,000 x Rp. 8.000,-- ) = Rp. 8.000.000,--
PPh tersebut dipotong oleh PT.ABC saat pembayaran
honorarium.
Contoh : A sebagai tenaga asing orang pribadi membuat
perjanjian kerja dengan PT B sebagai WP DN untuk bekerja
di Indonesia dalam jangka waktu 5 bulan terhitung mulai
tanggal 1 Januari 2002. Pada tanggal 20 April 2002 perjanjian
kerja tersebut diperpanjang menjadi 8 bulan sehingga
berakhir pada tanggal 31 Agustus 2002.
solusi perpajakannya :
Jika perjanjian tersebut tidak diperpanjang maka atatus A
adalah tetap sebagai WP LN.
Dengan diperpanjangnya perjanjian kerja tersebut maka
status A berubah menjadi WP DN terhitung tanggal 1 januari
2002, selama bulan januari sampai dengan maret 2002 atas
penghasilan bruto dipotong PPh pasal 26 oleh PT.B
Berdasarkan ketentuan ini, maka untuk menghitung PPh
yang tehutang atas penghasilan A masa Januari sampai
dengan Agustus 2002, PPh pasal 26 yang telah dipotong
dan disetor PT.B atas penghasilan A sampai dengan maret
2002 tersebut, dapat dikreditkan terhadap pajak A sebagai
WP DN.
PERENCANAAN PAJAK PERUSAHAAN
MULTINASIONAL

• Perencanaan pajak terkait dengan perencanaan strategi/strategic planning


yang dimiliki perusahaan dan juga terkait dengan sistem pengendalian
manajemen dan sistem pengendalian ini terkait dengan tujuan manajemen
perusahaan, pada umumnya meliputi :
• Pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan
• Tercapainya efesiensi perusahaan
• Keseragaman penilaian prestasi unit-unit perusahaan

Hal tersebut akan sangat berpengaruh ,terhadap:


1. Dimana akan dilakukan investasi
2. Bagaimana dan dimana pemasaran produksinya
3. Bagaimana bentuk organisasi bisinisnya
4. Kapan dan dimana dapat dilakukan pengiriman barang
5. Pilihan harga transfer

Anda mungkin juga menyukai