Definisi
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Integument berasal dari bahasa yunani yaitu integumentum
yang artinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit ,rambut ,kuku, dan kelenjar.
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang
ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah
barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
B. Anatomi Sistem integument
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau
korium) dan lapisan subkutan/hipodermis
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 m untuk
kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit
selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga
tersusun atas lapisan:
a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.
Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis
dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis
anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH).
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak
melanin, semakin gelap warnanya.. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dengan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran
cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang
masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis ,
yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel
Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.
kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian,
sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami
gesekan seperti telapak kaki.
5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis
(berbatasan dengan dermis), tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal ,
berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan
basal ini terdapat sel-sel mitosis.
Ket :
A: Melanosit
B: Sel Langerhans
C: Sel Merkel
D:Nervanda
Stratum Korneum
Stratum Lucidum
Stratum Granulosum
Stratum Spinosum
Basal membran
Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis(kira-kira
0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisan
epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini terbagi atas:
a. Lapisan papilari
Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan sel
makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang menembus
lapisan dermis. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan
ini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman
nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah.
b. Lapisan Retikular,
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat dengan
susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi
kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak
struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :
1) Kelenjar sebaceous/sebasea (kelenjar lemak)
Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida bertujuan untuk
melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung
banyak lipid. pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya
lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debu
atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi pembengkakan.
pada gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah
kanannya terdapat kelenjar keringat)
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta
aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang
khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan
hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi
dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin
melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
b)
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.
Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme.
Kadar pH-nya berkisar 4.0 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah
mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta
melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
Subkutan
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam.
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan
kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari
folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas tubuh. Lemak atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis
kelamin seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki
dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di
bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor
penting dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis
dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan
melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu
yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak
yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan
bentuk tubuh terutama pada wanita.
bibir, telinga luar dan dasar kuku yang tidak mengandung kelenjar keringat. Kelenjar
keringat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu :
1) Kelenjar merokrin
Kelenjar merokrin ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya
bermuara langsung ke permukaan kulit.
2) Kelenjar apokrin
Kelenjar apokrin terdapat di daerah aksila, anus, skrotum dan labiya mayora.
Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu dan diuraikan
oleh bakteri untuk menghasilkan bau ketiak yang khas. ( Lewis, 2000 ).
Fungsi kulit yaitu :
a) Proteksi
Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki ketebalan sekitar 1 atau 2
mm yang memberikan perlindungan yang sangat efektif terhdapa trauma fisik,
kimia dan biologi dari invasi bakteri.
b) Sensasi
Ujung ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan tubuh untuk
memantau secara terus menerus keadaan lingkungan sekitarnya. Fungsi
utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindra suhu, rasa nyeri, sentuhan
yang ringan dan tekanan ( sentuhan yang berat ).
c) Termoregulasi
Peran kulit dalam pengaturan suhu meliputi penyekat tubuh, vasokontriksi ( yang
mempengaruhi aliran darah dan hilangnya panas ke kulit ) dan sensasi suhu.
( Potter, 2006 ).
Pengaturan dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit dan
paparan terhadap lingkungan secar konstan, pengeluaran panas secara normal
melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke
permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan. Panas berpindah melalui
gelombang elektromagnetik. Adanya aliran darah dari organ internal inti
membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah permukaan. Sampai ke
permukaan tubuh menyebarkan panas ke lingkungan.
Konduksi
Konduksi merupakan pengeluaran panas dari satu objek ke objek lain melalui
kontak langsung. Perawatan peningkatan kehilangan panas konduktif ketika
memberikan kompres es atau memandikan pasien dengan air dingin.
Konveksi
Konfeksi merupakan suatu perpindahan panas akibat adanya pergerakan
udarayang secara langsung kontak dengan kulit. Contohnya kipas angin
Evaporasi
Evaporasi adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah manjadi
gas. Dengan mengatur perspirasi atau berkeringat, tubuh meningkatkan
kehilangan panas evaporatif tambahan.
1.
terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk
c.
rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat,
pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut
germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik
(puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. Bagian
sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex.
Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar dalam dan
selubung akar luar.
Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3 lapisan
yaitu lapisan kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek rambut terdiri
dari sel-sel pipih. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle, yaitu
lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel
selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut granula
trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan.
Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix,
hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel
terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis. Selubung Jaringan Ikat merupakan
dermis yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel rambut. Dipisahkan dari
selubung akar luar oleh membran basales. Musculus Erector Pili merupakan otot polos
yang melekat pada pertengahan selubung jaringan ikat, ujung lainnya berakhir pada
stratum papillare dermis, dengan arah miring ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan :
rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea keluar. Inervasinya
berasal dari serabut saraf simpatis.
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit /
kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).
Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada
matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan
terdorong ke atas.
Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya
menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit
yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu
erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan
kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku
sebgai epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah
lapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang
hidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku jaringan
tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 18 bulan.
Bagian dari kuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas, badan kuku yang
merupakan bagian yang besar. dan akar kuku (radik).
.
3.
4.
5.
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari
tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
6.
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Perawatan Luka Bakar.
http://bedahumum.wordpress.com/2008/12/06/perawatan-luka-bakar/. 16 Juni 2011
Anonim. 2010. Manajemen Luka Bakar. http://tbm110.0rg/artikel-medis/manajemen-luka-bakar.
16 Juni 2011
Carpenito,J,L. 1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan).
Jakarta: EGC
Dahlan, Ishandono dan M. Rosadi Siswandana. 2002. Penggunaan Propanolol Untuk
Menghambat Proses Katabolisme Pada Pasien Luka Bakar, Jurnal Berkala Ilmu
Kedokteran XXXVI (1) UGM. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/tipejurnal.php/. 16 Juni 2011
Doenges M.E.1989. Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). F.A.
Davis Company. Philadelpia.
Finn Geneser. Buku teks Histologi. Jilid 2, terjemahan Arifin Gunawijaya. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1994 : 1-32.
Kartini, Monica. 2009. Efek Penggunaan Madu dalam Manajemen Luka Bakar, Jurnal
Kesehatan, Volume 2 No. 2. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22091720.pdf. 16 Juni
2011
Khan et al. 2007. Review Article: Honey: Nutritional and Medicinal Value, International Journal
of Clinical Practice. Volume 61, Number 10. http://www.blackwell-synergy.com. Tanggal 16
Juni 2011
Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta: Salemba Medika
Subrahmanyam, M. 1998. A Prospective Randomised Clinical and Histological Study of
Superficial Burn Wound Healing with Honey and Silver Sulfadiazine, Journal of The
International Society for Burn Injuries, Volume 24, Issue 2.