Lampiran 4 Pelaksanaan Konstruksi
Lampiran 4 Pelaksanaan Konstruksi
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
LAMPIRAN
NOMOR
TANGGAL
:
:
PERMEN PU TENTANG
PENYELENGGARAAN
PENGEMBANGAN SPAM
18/PRT/M/2007
6 JUNI 2007
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................
PENDAHULUAN ..............................................................................
1.
Ruang Lingkup........................................................................
2.
3.
4.
4.1
4.2
4.4
4.6
5.
6.
6.1
Kontrak .................................................................................... 33
6.2
1 dari 81
7.
Konstruksi SPAM.................................................................... 70
7.1
7.3
7.4
7.5
Pengawasan ............................................................................. 79
2 dari 81
KATA PENGANTAR
2. Lampiran II : Pedoman
Penyusunan
Pengembangan SPAM
3. Lampiran III : Pedoman
Penyusunan
Pengembangan SPAM
Studi
Kelayakan
Perencanaan
Teknis
3 dari 81
PENDAHULUAN
4 dari 81
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan SPAM
meliputi:
a. Pendahuluan, meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan
definisi.
b. Tahapan pelaksanaan konstruksi SPAM perpipaan; meliputi
persiapan pelaksanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi dan
pengawasan, uji coba, uji coba instalasi pengolahan air
(commisioning test), masa pemeliharaan, dan serah terima
pekerjaan.
c. Pelaksana kegiatan konstruksi SPAM;
d. Kontrak dan pelaksanaan kontrak; dan
e. Konstruksi SPAM, meliputi pekerjaan sipil, pekerjaan perpipaan,
pekerjaan mekanikal, pekerjaan elektrikal, dan pengawasan.
2. Acuan Normatif
Landasan hukum yang memayungi kegiatan pelaksanaan konstruksi ini
antara lain:
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan
Daerah;
Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen Kimpraswil No. 362 Tahun 2004 tentang sistem manajemen
mutu Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah;
SNI 15-2530-1991 tentang Metode Pengujian Kehalusan Semen
Portland;
5 dari 81
6 dari 81
7 dari 81
8 dari 81
9 dari 81
Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan,
cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2.
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
3.
4.
5.
10 dari 81
7.
8.
9.
10. Prasarana dan sarana air minum siap beroperasi adalah kondisi
dimana prasarana dan sarana air minum sudah dilakukan uji coba
dan hasilnya memenuhi standar kaidah teknik yang berlaku.
11. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau
penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan
pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana
pembawa serta perlengkapannya.
12. Unit produksi adalah adalah sarana dan prasarana yang dapat
digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui
proses fisik, kimiawi an/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan
dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
13. Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa
transmisi sampai unit pelayanan.
14. Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung
oleh masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum,
dan hidran kebakaran.
15. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku adalah ruas pipa pembawa air
dari sumber air sampai unit produksi;
11 dari 81
16. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum adalah ruas pipa pembawa air
minum dari unit produksi/bangunan penangkap air sampai reservoir
atau batas distribusi;
17. Penyedia barang/jasa
perseorangan
yang
barang/layanan jasa.
atau orang
menyediakan
12 dari 81
yang
dipersiapkan
oleh
penyedia
barang/jasa
a. organisasi kerja;
b. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk rencana
pengalihan lalu lintas dan perencanaan pelaksanaan Keamanan dan
Keselamatan Kerja (K3);
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pengadaan bahan; mobilisasi peralatan, termasuk papan
pengumuman proyek, rambu-rambu pengamanan/peringatan,
peralatan K3, dan mobilisasi personil;
e. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;
f. pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja;
g. penyusunan perencanaan mutu proyek sesuai dengan Permen
Kimpraswil No. 362 Tahun 2004 tentang sistem manajemen mutu
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah dan/atau Peraturan
Pemerintah lainnya yang mengatur tentang sistem manajemen mutu;
h. penyusunan rencana K3 Kontrak/Kegiatan.
4.2 Pelaksanaan Konstruksi, Pengawasan dan Uji Material
4.2.1 Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi terdiri dari:
a. Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil meliputi persyaratan bahan dan syarat pelaksanaan.
13 dari 81
b. Pekerjaan Perpipaan
Pekerjaan perpipaan meliputi semua bahan, peralatan,
pelaksanaan dan pemasangan pekerjaan perpipaan.
cara
c. Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan mekanikal adalah pengadaan dan pemasangan alat-alat
penggerak yang mencakup pompa, kompresor, blower, generator,
termasuk alat-alat pendukung dan aksesorisnya.
d. Pekerjaan Elektrikal
Pekejaan elektrikal meliputi semua bahan, peralatan,
pelaksanaan dan pemasangan pekerjaan elektrikal.
cara
JIS
BS
- British Standard
DIN
ANSI
4.2.2 Pengawasan
Pengawasan meliputi pengawasan pelaksanaan pembangunan atau
koordinasi administrasi teknis SPAM.
14 dari 81
- SNI 15-2531-1991
- SNI 03-6825-2002
- SNI 03-6826-2002
- SNI 03-6827-2002
- SNI 03-1750-1990
- SNI 03-2417-1991
- SNI 03-6764-2002
- SNI 03-6861.2-2002
- SNI 03-1972-1990
- SNI 03-2847-1992
- SNI 07-2529-1991
- ISO 2531
- AWWA C 500
15 dari 81
- SNI 06-2550-1991
- SNI 06-2551-1991
- SNI 06-2552-1991
- SNI 06-2553-1991
- SNI 06-2554-1991
- SNI 06-2555-1991
- SNI 06-2556-1991
- SNI 06-2548-1991
- SNI 06-2549-1991
- SNI 19-6778-2002
- SNI 19-6779-2002
- SNI 19-6780-2002
16 dari 81
berwarna
pada
Sambungan;
Pipa
PE
dan
- SNI 19-6781-2002
- SNI 19-6778-2002
- SNI 06-4821-1998
Metode
Pengujian
Dimensi
Polietilen (PE) Untuk Air Minum;
- ISO 6964-1986
Polyolefin
pipes
and
fittings
- ISO 6259/1985
- ISO 3126:1974
Plastic pipe
dimension;
- ISO 1167:1996
- ISO 1133:1991
- ISO 3607:19977/E
- AS / NZS 4130:97
Polyethylene
aplication;
measurement
pipes
for
Pipa
:
of
pressure
17 dari 81
- SNI 0039-1987
- SNI 07-0242-1989
- SNI 07-0822-1989
- SNI 07-1338-1989
- SNI 07-0949-1991
- SNI 07-1769-1990
- SNI 07-1969-1991
- SNI 07-2255-1991
- SNI 07-3080-1991
- SNI 07-3073-1992
- SII 2527-90
- ISO 7/1
- ISO 1459
- ISO 1461
- ASTM A 283F
- ASTM A 570
- AWWA C 200
18 dari 81
- AWWA C 203
- AWWA C 205
- AWWA C 210
- JIS G 3101
- JIS G 3452
- JIS G 3457
- JIS B 2311
Steel Butt-Welding
Ordinary Use;
- JIS G 3451
- JIS G 550
- JIS G 5702
- JIS G 3454
Carbon Steel
Service;
- JIS K 6353
Pipe
Pipes
Fitting
for
for
Pressure
Pipa Ductile
- ISO 2531
- BS 4772
4.3 Uji Coba
Uji coba meliputi uji coba terhadap:
a. Konstruksi baik sipil, mekanikal, maupun perpipaan untuk
memastikan bahwa tidak ada masalah pada pengoperasian dan
pemeliharaan nantinya.
b. Kinerja sistem, untuk memastikan bahwa spesifikasi dan ukuran yang
dipasang sudah sesuai dengan perencanaan.
Ketentuan teknis untuk melaksanakan uji coba SPAM adalah:
1. Uji coba sistem dilakukan terhadap:
19 dari 81
Unit yang akan dikomisi merupakan unit IPA yang baru selesai di
konstruksi dan akan mulai dioperasikan/difungsikan.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
20 dari 81
A. Ketentuan Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a) Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
b) Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun
waktu 7 hari sebelum pelaksanaan uji coba.
c) Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU, maka air baku
dialirkan terlebih dahulu ke bak pengendap pendahuluan.
d) Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian
dihentikan.
B. Kriteria Kualitas Air
Air baku yang dapat diolah dengan unit paket Instalasi Pengolahan Air
harus memenuhi ketentuan baku mutu air baku Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kelestarian dan
Pengelolaan Pencemaran air.
Air hasil olahan memenuhi ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002 atau perubahannya
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.
C. Kriteria Unit Operasi
Unit Operasi IPA untuk air minum terdiri dari:
1) Unit Pengaduk cepat;
2) Unit Pengaduk lambat;
3) Unit Pengendap atau flotasi;
4) Unit Penyaring cepat;
5) Unit Pertukaran Ion (sesuai kebutuhan lapangan);
6) Unit Reverse Osmosis
7) Unit pembubuhan desinfektan.
D. Kriteria Bahan
21 dari 81
a. Bahan Koagulan
Pengolahan Air
dan
Densifektan
Untuk
Proses
dalam
1) Koagulan
Koagulan harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Jenis koagulan yang dapat digunakan:
(1) Aluminium Sulfat, Al2(SO4)3 14 (H20), dibutuhkan dalam
bentuk cair konsentrasi sebesar 5 - 10%;
(2) PAC, Poly Aluminium Chloride (Al(OH)3 CH)m, kualitas PAC
ditentukan oleh kadar Aluminium Oxide (Al2O3) yang terikat
sebagai PAC dengan kadar 10-11%.
b) Dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil percobaan jar test
terhadap air baku.
2) Netralisan
Netralisan harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Berupa bahan alkalin:
(1) Soda abu (Na2CO3), dibubuhkan dalam bentuk larutan,
dengan konsentrasi larutan 5 sampai dengan 20%;
(2) Soda api (NaOH), dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan
konsentrasi larutan maksimum 20%;
b) Dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan percobaan;
c) Pembubuhan bahan alkalin secara gravitasi atau pemompaan,
dibubuhkan sebelum dan atau sesudah pembubuhan koagulan.
3) Desinfektan yang digunakan:
a) Gas khlor (Cl2); kandungan khlor aktif minimal 99%
b) Kaporit atau kalsium hipoklorit, (CaOCl2) x H2O kandungan
khlor aktif 60 70%;
c) Sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan khlor aktif 15%;
d) Ozon O3;
e) Ultraviolet.
Dosis khlor ditentukan berdasarkan Daya Pengikut Chlor (DPC)
yaitu jumlah khlor yang dikonsumsi air besarnya tergantung dari
kualitas air minum yang diproduksi serta ditentukan dari sisa khlor
di instalasi 0,3 0,5 mg/L.
b. Bahan kimia
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
22 dari 81
23 dari 81
5) sney
6) tracker
d) Peralatan mekanik listrik
1)
phase meter
2)
tang
3)
ampere
4)
avometer
5)
6)
meger
7)
tachometer
8)
9)
24 dari 81
G. Cara Pengerjaan
G.1 Persiapan Pelaksanaan
Persiapan Pelaksanaan terdiri dari:
1) Tersediannya bahan kimia
2) Tersedianya peralatan penunjang
3) Tersedianya bahan bakar dan pelumas
4) Tersedianya suku cadang
5) Siapkan brosur pompa aliran balik (backwash), pompa penyadap
(intake pump) atau pompa transmisi, pompa penakar (dosing pump)
dan motor pengaduk sesuai penawaran dan buat kurva sesuai
dengan brosur untuk melakukan analisa kesesuain spesifikasinya
G.2 Pengujian di Lapangan
Pengujian di lapangan terdiri dari:
1) Pengujian Penyadap Air Baku
a) periksa skala penunjuk tinggi muka air baku dan catat dalam buku
harian
b) periksa saringan penyadap
c) periksa pompa air baku
2) Pengujian Tenaga Pembangkit
a) menggunakan diesel generator, periksa dan pastikan hal-hal
sebagai berikut:
(1) kencangkan semua sekrup dan baut
(2) jumlah bahan bakar solar tangki harian
(3) jumlah minyak pelumas cukup setiap kali akan menjalankan
mesin, dan setiap 10 jam operasi apabila kurang tambahkan
dan catat penambahannya dan jam operasinya
(4) oli dalam alat pengatur (governor) dan dalam saringan udara
cukup sesuai dengan ketentuan untuk mesin yang
menggunakan oli dalam alat pengatur (governor) dan saringan
udara
(5) air radiator penuh
25 dari 81
26 dari 81
27 dari 81
e) ambil contoh air yang keluar dari unit filter/bak penyaring, periksa
pH, kekeruhan dan warna
f) ambil contoh air dari bak penampung/reservoir setelah dilakukan
desinfeksi, periksa ph, kekeruhan, warna, CO2, HCO3, NH4, NO2 ,
sisa chlor, dan bakteriologi
6) Pengujian sifat hidrolis dilakukan sebagai berikut:
a) Ukur debit aliran masuk dan keluar
b) Cek penyebaran aliran
c) Ukur ketinggian muka air dari setiap komponen (dituangkan dalam
gambar)
7) Pengujian Filter dan pencucian filter dilakukan sebagai berikut:
a) Tutup semua katup aliran balik (backwash) dan katup udara
b) Buka katup dari sedimentasi/clarifier yang menuju filter dan outlet
filter ke reservoir/balance tank dalam posisi tertutup
c) Isi masing-masing bak sand filter secara bergantian
d) Operasikan filter selama 1 hari (24 jam)
e) Setelah beroperasi 1
menghilangkan kotoran
hari,
lakukan
pencucian
untuk
28 dari 81
a) Cek semua putaran valve dengan cara buka tutup, dapat dengan
menggunakan otomatis dan atau manual
b) Cek frekuensi generator, apakah sudah mencapai 50 Hz
c) Periksa voltage pada generator
d) Periksa tegangan generator dengan batasan 380400 volt
(RS,RT, TS) dan untuk batasan tegangan 220 volt (RO, SO, TO)
e) Untuk energi yang berasal dari PLN, periksa voltage yang keluar
dari travo dengan batasan 380400 volt (RS, RT, TS)
f) Kemudian pindahkan saklar yang akan menghidupkan pompa
g) Sebelum dihidupkan, periksa semua panel listrik yang terpusat,
apakah semua panel berfungsi dengan baik
h) Cek voltage disetiap panel apakah sesuai dengan batasan 380
400 volt (RS, RT, TS) dan batasan tegangan 220 volt (RO,SO,
TO)
i) Hidupkan MCB, kemudian nyalakan pompa dengan posisi katup
dalam keadaaan tertutup
j) Setelah pompa di hidupkan, katup di buka, dan cek ampermeter di
panel, besaran ampermeter harus sesuai dengan data di motor
pompa besaran minimal 80% dari data motor pompa
k) Periksa putaran pompa di kopling apakah besarannya di pompa
dan di motor pompa sama
l) Presisikan posisi pompa dan motor pompa, agar beban motor
merata. Tes dapat dilakukan memutar motor dengan tangan
29 dari 81
30 dari 81
31 dari 81
32 dari 81
pihak
telah
sepakat
untuk
33 dari 81
pihak
untuk
34 dari 81
35 dari 81
36 dari 81
b.
Meminta
laporan-laporan
secara
periodik
mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
c.
d.
Menangguhkan pembayaran.
e.
f.
g.
h.
i.
37 dari 81
38 dari 81
39 dari 81
40 dari 81
41 dari 81
42 dari 81
3. Penyesuaian harga
a. Hasil perhitungan penyesuaian harga (untuk kontrak jangka
panjang lebih dari 12 (duabelas) bulan) harus dituangkan dalam
amandemen kontrak yang dibuat secara berkala selambatlambatnya setiap 6 (enam) bulan.
b. Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh pengguna jasa
apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data. Pengguna jasa dalam kurun waktu
7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat permiantaan
pembayaran.
4. Ganti rugi dan kompensasi
a. Ganti rugi dan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak
kepada penyedia jasa harus dituangkan dalam amandemen
kontrak.
b. Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh
pengguna jasa apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan
disertai perhitungan dan data-data. Pengguna jasa dalam kurun
waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran.
5. Pengguna jasa harus sudah membayar kepada penyedia jasa
selambat-lambatnya dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari
sejak penyedia jsa telah mengajukan tagihan yang telah disetujui
oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan. Apabila pengguna jasa
terlambat membayar, maka dikenakan bunga keterlambatan
pembayaran berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada
saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.
I. Penyerahan Lapangan
1. Pengguna jasa wajib menyerahkan seluruh/sebagian lapangan
kepada penyedia jasa sebelum diterbitkannya surat perintah mulai
kerja.
2. Sebelum penyerahan lapangan, pengguna jasa bersama-sama
penyedia jasa melakukan pemeriksaan lapangan berikut
bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik pengguna
jasa yang akan menjadi tanggungjawab penyedia jasa, untuk
dimanfaatkan, dijaga dan dipelihara.
3. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah
terima lapangan yang ditandatangani kedua belah pihak.
43 dari 81
Pelaksanaan
Kontrak
(Pre
Construction
44 dari 81
45 dari 81
mengurangi
jenis
pekerjaan/mata
46 dari 81
47 dari 81
harga
kontrak
akibat
adanya
perubahan
48 dari 81
49 dari 81
5. Personil
a. Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang
tercantum dalam daftar personil inti atau menugaskan
personil lainnya yang disetujui oleh direksi pekerjaan. Direksi
pekerjaan hanya akan menyetujui usulan penggantian
personil inti apabila personil inti yang ada dalam daftar
personil inti.
b. Apabila direksi pekerjaan meminta penyedia jasa untuk
memberhentikan
personilnya
dengan
alasan
atas
permintaan tersebut, maka penyedia jasa harus menjamin
bahwa personil tersebut sudah harus meniggalkan lapangan
dalam waktu 7 (tujuh) hari dan harus diganti selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
6. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
Pengguna jasa direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia jasa
harus mentaati prosedur pelaksanaan pekerjaan yang telah
disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
7. Hari kerja
a. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya
disimpan oleh penyedia jasa. Daftar pembayaran
ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat
diperiksa oleh pengguna jasa.
b. Penyedia jasa harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga kerjanya setelah formulir upah ditandatangani.
c. Jam kerja dan waktu cuti untuk karyawan harus dilampirkan.
d. Penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi teknis
sebelum bekerja diluar jam kerja.
8. Keselamatan kerja
a. Penyedia jasa bertanggungjawab atas keselamatan kerja di
lapangan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak.
b. Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja
sebanyak 100 (seratus) orang atau lebih dan/atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
keabakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
menetapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Sistem manajemen wajib dilaksanakan oleh
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
50 dari 81
51 dari 81
persetujuan
untuk
melaksanakan
realisasi
52 dari 81
c. Laporan bulanan
1) laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta
catatan yang dianggap perlu.
2) laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh
direksi teknis dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
3) laporan bulanan dibuat sekurang-kurangnya dalam 5
(lima) rangkap untuk didistribusikan kepada:
Asli untuk direksi pekerjaan
Tindasan pertama untuk atasan pengguna jasa
Tindasan kedua untuk atasan langsung untuk
pengguna jasa
Tindasan ketiga untuk penyedia jasa
Tindasan ke empat untuk direksi teknis
d. Laporan direksi teknis
1) Direksi teknis wajib membuat laporan bulanan yang akan
digunakan sebagai dasar pembayaran meliputi:
Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan
Hasil kualitas pekerjaan
Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan
Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan
Laporan lain yang dianggap perlu
2) Laporan direksi teknis dibuat sekurang-kurangnya dalam
4 (empat) rangka untuk didistribusikan kepada:
53 dari 81
54 dari 81
atas
hasil
55 dari 81
56 dari 81
57 dari 81
untuk
diproses
menjadi
58 dari 81
59 dari 81
60 dari 81
61 dari 81
62 dari 81
lagi
melaksanakan
keputusan
akhir
63 dari 81
fasilitas
yang
dibiayai
oleh
64 dari 81
Hn
Ho
65 dari 81
b,c,d
2)
66 dari 81
67 dari 81
68 dari 81
69 dari 81
7. Konstruksi SPAM
7.1 Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil dalam pelaksanaan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Persyaratan bahan
b.
Syarat pelaksanaan
konstruksi
SPAM
perlu
70 dari 81
71 dari 81
72 dari 81
73 dari 81
b.
c.
d.
e.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 Pipe threads where
pressure tight joint are made in the thread.
f.
g.
Badan katup dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B (ASTM Designation A 126) atau ductile iron
(ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-B 2213.
h.
B. Pipa Baja
a.
b.
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI07-0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
c.
d.
74 dari 81
e.
mm
atau
lebih
kecil
f.
g.
h.
b.
D. Pipa Ductile
a. ISO 2531
b. BS 4772
E. Pengujian pipa air minum mengacu pada standard yang digunakan
sesuai sub bab 4.2.3.
F. Pengujian kebocoran dilaksanakan selama dua jam dimana pipa
harus beroperasi pada tekanan normal, dan pemasangan pipa dapat
diterima bila nilai kebocoran lebih kecil atau sesuai dengan nilai
kebocoran yang ditetapkan standar AWWA.
G. Bila pada pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran
lebih besar dari standard AWWA, penyedia barang/jasa
pemborongan harus memperbaiki sambungan hingga kebocoran
terjadi dalam batas yang dikehendaki.
H. Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan
lalu lintas atau keperluan lainnya, penyedia barang/jasa
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
75 dari 81
76 dari 81
77 dari 81
78 dari 81
kemajuan
atau
keterlambatan
pelaksanaan
79 dari 81
80 dari 81
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2007
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DJOKO KIRMANTO
81 dari 81