SK SNIT - 13 - 1990 - F
TATA CARA
PENGELOLAAN TEKNIK
SAMPAH PERKOTAAN
b.
bahwa standardisasi bidang pekerjaan umum yang termaktub dalam lampiran keputusan ini
telah disusun berdasarkan konsensus semua pihak dengan memperhatikan syarat-syarat
kesehatan dan keselamatan umum serta perkiraan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan umum,
sehingga dapat disahkan sebagai Standar Konsep SNI Bidang Pekerjaan Umum;
c.
bahwa untuk maksud tersebut, perlu ditentukan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
tentang Pengesahan 18 Standar Kons ep SNI Bidang Pekerjaan Umum.
Mengingat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PENGESAHAN
18
STANDAR KONSEP SNI BIDANG PEKERJAAN UMUM.
Kesatu :
Kedua :
Standar Konsep SNI Bidang Pekerjaan Umum, yang dimaksudkan dalam diktum
Kesatu, berlaku bagi unsur aparatur pemerintah bidang pekerjaan umum dan dapat
digunakan dalam perjanjian kerja antar pihak-pihak yang bersangkutan dengan
bidang konstruksi, sampai ditetapkan menjadi Standar Nasional Indonesia.
Ketiga :
Keempat :
Kelima :
DITETAPKAN DI : J A K A R T A
PADA TANGGAL :16 April 1990
MENTERI PEKERJAAN UMUM
RADINAL MOOCHTAR
8
9
10
11
12
13
1
2
1
2
3
JUDUL STANDAR
Metode Pengujian Daktilitas Bahan-bahan
Aspal
Metoda Pengujian Titik Nyala dan Titik
Bakar dengan Cleveland Open Cup
Metoda Pengujian Titik Lembek Aspal dan
Ter
Metoda Pengujian Penetrasi Bahan-bahan
Bitumen
Metoda Pengujian Laboratorium tentang
Kelulusan Air untuk Contoh Tanah
Metoda Pencatatan dan Intepretasi Hasil
Pemboran Inti
Metoda Pengujian Laboratorium untuk
menentukan Parameter Sifat Fisik Pada
Contoh Batu
Metoda Pengujian Agregat untuk Beton
Penahan Radiasi
Metoda Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar
Metoda Pengujian Kadar Aspal
Metoda Pengujian Kelekatan Agregat
Terhadap Aspal
Metoda Pengujian Kehilangan Berat
Minyak dan Aspal Dengan Cara A
Metoda Pengujian Berat Jenis Aspal Padat
Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur
Resapan Air Hujan untuk Lahan
Pekarangan
Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah
Perkotaan
Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan
untuk Lahan Pekarangan
Spesifikasi Abu Terbuang Sebagai Bahan
Tambahan untuk Campuran Beton
Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton
Struktural
NOMOR STANDAR
SK SNI M - 18 - 1990 - F
SK SNI M - 19 - 1990 - F
SK SNI M - 20 - 1990 - F
SK SNI M - 21 - 1990 - F
SK SNI M - 22 - 1990 - F
SK SNI M - 23 - 1990 - F
SK SNI M - 24 - 1990 - F
SK SNI M - 25 - 1990 - F
SK SNI M - 26 - 1990 - F
SK SNI M - 27 - 1990 - F
SK SNI M - 28 - 1990 - F
SK SNI M - 29 - 1990 - F
SK SNI M - 30 - 1990 - F
SK SNI T - 12 - 1990 - F
SK SNI T - 13 - 1990 - F
SK SNI S - 14 - 1990 - F
SK SNI S - 15 - 1990 - F
SK SNI S - 16 - 1990 - F
Halaman
i
Daftar Isi
iv
BAB I DESKRIPSI
1.1
1.2
Ruang Lingkup
1.3
Pengertian
2.1
Umum
2.1.1. Teknik Operasional
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengolahan
Sampah Perkotaan
3
3
3
2.2
Daerah Pelayanan
2.2.1. Penentuan Daerah Pelaya nan
2.2.2 Perencanaan Kegiatan Operasional Daerah Pelayanan
4
4
5
2.3
Tingkat Pelayanan
2.3.1 Strategi Pelayanan
2.3.2 Frekuensi Pelayanan
2.3.3 Kriteria Penetuan Kualitas Operasional Pelayanan
5
5
5
6
2.4
Pewadahan Sampah
2.4.1 Persyaratan Bahan
2.4.2 Penentuan Ukuran Volume
2.4.3 Pola Pewadahan
6
2.4.4 Jenis Pewadahan
2.4.5 Penempatan Wadah
6
6
6
Pengumpulan Sampah
2.5.1 Pola Pengumpulan
2.5.2 Perencanaan Operasional Pengumpulan
2.5.3 Pelaksana Pengumpulan Sampah
8
8
11
11
2.5
7
8
2.6
Pemindahan Sampah
2.6.1 Tipe Pemindahan
2.6.2 Lokasi Pemindahan
2.6.3 Cara Pemindahan
12
12
12
12
2.7
Pengangkatan Sampah
2.7.1 Pola Pengangkutan
2.7.2 Perlatan
13
13
16
2.8
Pengolahan
16
2.9
Pembuangan Akhir
2.9.1 Persyaratan Akhir
2.9.2 Metoda Pembuangan Akhir
2.9.3 Peralatan
17
17
17
17
18
19
SK SNI T - 13 - 1990 - F
BAB I
DESKRIPSI
1.1
1.1.1
Maksud
Tata Cara ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencana dan pelaksanaan yang
bergerak di dalam pengelolaan sampah perkotaan.
1.1.2
Tujuan
Tujuan tata cara ini adalah untuk memberikan dasar-dasar dalam perencanaan pengelolaan
teknik operasional sampah perkotaan.
1.2
Ruang Lingkup
Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk
kegiatan-kegiatan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
pewadahan sampah;
pengumpulan sampah;
pemindahan sampah;
pengangkutan sampah;
pengolahan sampah;
pembuangan akhir sainpah.
1.3
Pengertian
2)
3)
4)
sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan;
sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota (tidak termasuk sampah yang
berbahaya dan beracun);
timbunan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan per orang per hari
dalam satuan volume maupun berat;
pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara disumbernya baik
individual maupun komunal;
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS
2.1
Umum
2.1.1
Teknik Operasional
Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan pewadahan
sampai dengan pembuangan akhir harus bersifat terpadu.
Skema teknik operasional pengelolaan persampahan dapat dilihat pada Gambar 1.
SK SNI T - 13 - 1990 - F
TIMBULAN SAMPAH
PEWADAHAN/
PEMILIHAN
PENGUMPULAN
PEMINDAHAN
DAN
PENGANGKUTAN
PENGOLAHAN
PEMBUANGAN
AKHIR SAMPAH
GAMBAR 1
SKEMA TEKNIK OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
2.1.2
8)
9)
10)
11)
2.2
Daerah Pelayanan
2.2.1
NO
PARAMETER
BOBOT
1.
2.
3.
4.
5.
NILAI
KERAWANAN POTENSI
SANITASI
EKONOMI
3
4
3
5
4
4
2
4
3
1
5
2
1
5
5
3
1
4
3
1
1
1
4
5
3
1
3
c. Tinggi
1
5
6.
Topografi
1
a. Datar/rata (kemiringan <5%)
2
4
b. Bergelombang (kemiringan 5 - 15
3
3
%)
c. Berbukit/curam (kemiringan > 15
3
1
%)
Keterangan : angka tertinggi dalam bobot dan nilai merupakan pelayanan pertama, angka-angka
berikut-berikut dibawahnya merupakan pelayanan selanjutnya.
SK SNI T - 13 - 1990 - F
2)
2.2.2
Hasil perencanaan daerah pelayanan berupa identifikasi masalah dan potensi yang tergambar
dalam peta-peta sebagai berikut :
1)
peta problem minimal menggambarkan kerawanan sampah, tingkat kesulitan
pelayanan, kerapatan timbulan sampah, tata guna lahan;
2)
peta pemecahan masalah menggambarkan pola yang digunakan, kapasitas
perencanaan (meliputi alat dan personil), jenis sarana dan prasarana, potensi
pendapatan jasa pelayanan serta rute dan penugasan, contoh peta dapat dilihat pada
Lampiran C.
2.3
Tingkat Pelayanan
2.3.1
Strategi Pelayanan
Frekuensi Pelayanan
Berdasarkan hasil penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, frekuensi pelayanan dapat
dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut :
1)
wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat kota,
kawasan pemukiman tidak teratur dan daerah komersial;
2)
wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan pemukiman teratur;
3)
wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran kota.
2.3.3
7)
8)
9)
2.4
Pewadahan Sampah
2.4.1
Persyaratan Bahan
Pola Pewadahan
TABEL 2
POLA DAN KARAKTERISTIK PEWADAHAN SAMPAH
NO POLA PEWADAHAN/
KARAKTERISTIK
1
Bentuk/jenis
INDIVIDUAL
KOMUNAL
Sifat
Bahan
Volume
Pengadaan
Kotak, silinder,
kontainer, bin (tong),
semua bertutup
Ringan, mudah
dipindahkan dan
dikosongkan
Logam, plastik,
fiberglass (GRP),
kayu,bambu, rotan
Pinggir jalan dan taman
= 30 40 lt
Untuk pemukiman dan
pasar = 100 1000 lt
Instansi, pengelola
2.4.4
Jenis Pewadahan
TABEL 3
JENIS PEWADAHAN
NO
JENIS
WADAH
KAPASITAS
PELAYANAN
1
2
3
4
5
6
7
Kantong
Bin
Bin
Bin
Kontainer
Kontainer
Bin
10 40 l
40 l
120 l
240 l
1,000 l
500 l
30 40 l
1 KK
1 KK
2 3 KK
4 6 KK
80 KK
40 KK
Pejalan kaki taman
2.4.5
UMUR
WADAH/
LIFE TIME
2 3 hari
2 3 tahun
2 3 tahun
2 3 tahun
2 3 tahun
2 3 tahun
2 3 tahun
KETERANGAN
Komunal
Komunal
Penempatan Wadah
2)
2.5
tidak mengambil lahan trotoar (kecuali bagi wadah sampah pejalan kaki);
tidak dipinggir jalan protokol;
sede kat mungkin dengan sumber sampah;
tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya;
ditepi jalan besar, pada suatu lokasi yang mudah untuk pengoperasiannya,
Pengumpulan Sampah
2.5.1
Pola Pengumpulan
Diagram pengumpulan dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3 sedangkan contoh peralatan dapat
dilihat pada Tabel 2 Lampiran C.
Pola pengumpulan sampah terdiri dari : .
1)
2)
3)
4)
(5)
2.5.2
3)
4)
5)
GAMBAR 2
DIAGRAM JENJANG PELAYANAN
MASING-MASING POLA OPERASIONAL PERSAMPAHAN
2.5.3
GAMBAR 3
KONSEPSI RUANG PENJAGAAN MASING-MASING
POLA OPERASIONAL PERSAMPAHAN
Pelaksanaan Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilaksanakan oleh petugas kebersihan kota atau
swadaya masyarakat (pribadi, institusi, badan swasta atau dikelola oleh RT/RW).
2.6
Pemindahan Sampah
2.6.1
Tipe Pemindahan
Tipe pemindahan sampah dapat dilihat pada Tabel 4, dan contoh dapat dilihat pada
Tabel 2 Lampiran C.
TABEL 4
TIPE PEMINDAHAN (TRANSFER)
No
1
2
URAIAN
Luas Lahan
Fungsi
Transfer Tipe I
> 200 m2
- Tempat pertemuan
pengumpul dan
pengangkutan sebelum
pemindahan
- Tempat penyimpanan
alat kebersihan
- Bengkel sederhana
- Kantor
wilayah/pengendali
Transfer Tipe II
60 200 m2
- Tempat pertemuan
peralatan pengumpul
dan pengangkut
sebelum pemindahan
- Tempat parkir gerobak
Daerah
Pemakaian
2.6.2
10 m3)
Daerah yang
sulit
mendapat
lahan yang
kosong dan
daerah
protokol
Lokasi Pemindahan
letak harus memudahkan bagi sarana pengumpul dan pengangkut untuk masuk dan
keluar dari lokasi pemindahan;
letak tidak jauh dari sumber sampah;
berdasarkan sifat lokasi pemindahan terdiri dari :
(1)
terpusat (transfer depo);
(2)
tersebar (transfer tipe II atau tipe III).
2.7
Pengangkutan Sampah
2.7.1 Pola Pengangkutan
Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan
sampah, yaitu sebagai berikut :
1)
POOL KENDARAAN
TRANSFER DEPO
TPA
GAMBAR 4
POLA PENGANGKUTAN SISTEM TRANSFER DEPO
(1)
(2)
2)
kendaraan angkutan ke luar dari pool langsung menuju lokasi pemindahan/ transfer
depo untuk mengangkut sampali langsung ke TPA;
dari T'PA kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada rit
berikutnya;
untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer, pola pengangkut sebagai berikut :
1)
sistem pengosongan kontainer cara 1 dapat dilihat pada Gambar 5, dengan proses :
a)
b)
c)
d)
e)
ISI
KOSONG
4
1
5
POOL
Ke POOL
2
TPA
GAMBAR 5
SISTEM PENGOSONGAN KONTAINER CARA 1
2)
Isi
TPA
DARI POOL
KE LOKASI
KONTAINER
GAMBAR 6
SISTEM PENGOSONGAN KONTAINER CARA 2
a)
kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkat sampah ke
TPA;
dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju kelokasi kedua untuk
menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk diangkut ke TPA;
demikian seterusnya sampai pada rit terakhir;
pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari TPA menuju ke lokasi kontainer
pertama;
b)
c)
d)
(3)
Kosong
Isi
DARI POOL
TPA
7
Ke Pool
GAMBAR 7
SISTEM PENGOSONGAN KONTAINER CARA 3
a)
b)
c)
(4)
ISI
sistem kontainer tetap biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut
berupa truk compactor dapat dilihat pada Gambar 8, dengan proses :
KOSONG
TRUK
PEMADAT
DARI POOL
TPA
GAMBAR 8
SISTEM KONTAINER TETAP
a)
c)
kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke dalam titik
compactor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong;
kendaraan menuju ke kontainer berikutnya sehingga truk penuh, untuk kemudian
latigsung ke TPA;
demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir;
2.7.2
Peralatan
b)
(10)
perahu;
Pengolaban
Teknik-teknik pengolahan sampah dapat berupa
1)
pengomposan;
2)
pembakaran;
3)
daur ulang;
4)
pemadatan;
5)
dan lain-lain.
6)
teknik-teknik pengolahan diatas satu persatu akan dijelaskan dalam spesifikasi
tersendiri
2.9
Pembuangan Akhir
2.9.1
Persyaratan Umum
2.9.2
7)
8)