I. PENDAHULUAN
Pelaksanaan konstruksi Optimalisasi TPA Natar ini harus mengacu pada perencanaan teknis (DED)
yang terdiri dari gambar teknis, spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya, jadwal dan tahapan
pelaksanaan pekerjaan, serta dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya. Pada saat konstruksi
berlangsung, harus mengacu pada Rencana Mutu Kontrak Kegiatan (RMK), Rencana K3
Kontrak/Kegiatan (RK3K) yang telah disusun dan mempertimbangkan Dokumen Lingkungan
(AMDAL/UKL-UPL).
Pekerjaan-pekerjaan pada tahap pra-konstruksi terdiri dari pekerjaan pengecekan, persiapan,
pengukuran dan sosialisasi kepada masyarakat. Pekerjaan pada saat pelaksanaan konstruksi terdiri
dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanggul, dinding penahan tanah, landfill, perkerasan jalan,
drainase dan rehabilitasi IPL. Pada penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi, terdapat kontrak
pelaksanaan, pekerjaan pengawasan, pengujian/commisioning, pembuatan as built drawing, masa
pemeliharaan, penyusunan SOP (standar operasional dan prosedur), serta serah terima pekerjaan.
Ruang Lingkup
1. Pembersihan Lokasi
2. Pengukuran Ulang
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
Metode Pelaksanaan
1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan persiapan yang pertama dikerjakan adalah pembersihan lapangan, adapun hal-hal yang
bisa dilakukan dalam tahapan ini adalah:
▪ Sebelum pengukuran/dimulainya pekerjaan, tapak proyek harus dibersihkan dari sisa-sisa
bangunan lama, rumput, semak, lumpur, akar pohon, tanah humus, puing-puing, dan segala
sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
▪ Khusus untuk penebangan pohon, Kontraktor harus meminta persetujuan Tim
Supervisi/DIREKSI sebelumnya.
▪ Segala macam barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari tapak proyek,
selambat-lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, dan tidak diperkenankan untuk
menimbunnya di luar pagar proyek.
A Mobilisasi Fasilitas
- Base Camp dan Gudang Ls 1,00 - -
- Kantor,direksi keet, staff Ls 1,00 - -
B Peralatan
- Excavator Unit 1,00 - -
- Crawler Crane 15-25 Ton + Hammer Unit 1,00 - -
- Concrate Mixer 5 M3 Unit 1,00 - -
- Welding Set Unit 1,00 - -
- Generator Set Unit 2,00 - -
- Dumptruck 3,5 Ton Unit 5,00 - -
C Mobilisasi Fasilitas Labolatorium
- Uji Mutu Beton, Tulangan dll Set 1,00 - -
- Uji Kepadatan Tanah Set 1,00 - -
- Commisioning Test Set 1,00 - -
D Papan Nama Proyek Unit 1,00 - -
E Demobilisasi Ls 1,00 - -
III.3. PEKERJAAN SMK3
Penyiapan RK3K terdiri atas: Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja dan
1 a 1,00 Set
Ijin Kerja
2 a Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas Induksi K3 (Safety Induction ); khusus 20,00 Org
untuk pekerja baru
Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
b 20,00 Org
dan/atau Tool Box Meeting) ; setiap hari
c Pelatihan K3
- Bekerja di Ketinggian 10,00 Org
- K3 Peralatan Konstruksi & Penggunaan bahan Kimia (MSDS) 10,00 Org
- Analysis Keselamatan Pek. 30,00 Org
- Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3) 20,00 Org
d Simulasi K3 20,00 Org
e Spanduk (banner) ; 2,00 Lb
f Poster 5,00 Lb
g Papan Informasi K3. 2,00 Bh
3 a Tali Keselamatan (Life Line); 1,00 Ls
b Penahan Jatuh (Safety Deck); 1,00 Ls
c Pagar Pengaman (Guard Railling); 1,00 Ls
d Pembatas Area (Restricted Area ). 1,00 Ls
4 Alat Pelindung Diri terdiri atas:
a Topi Pelindung (Safety Helmet) ; 35,00 Bh
b Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); 20,00 Psg
c Tameng Muka (Face Shield); 2,00 Bh
d Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker); 30,00 Bh
e Sarung Tangan (Safety Gloves); 5,00 Psg
f Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk Staf 5,00 Psg
g Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) 20,00 Psg
h Rompi Keselamatan (Safety Vest); 30,00 Bh
5 Asuransi perijinan terdiri atas:
Metode Pelaksanaan
1. Penyiapan RK3K
Kontraktor harus membuat Buku Manual, Prosedur, Instruksi Kerja dan Ijin Kerja dan Kartu
Identitas Pekerja (KIP)
2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas Induksi K3 (Safety Induction )
- Petugas K3 Konstruksi harus memberikan sosialisasi kepada pekerja terhadap pekerjaan
yang dilaksanakan dan resiko yang mungkin terjadi dan pengendalian resikonya.
- Petugas K3 Konstruksi harus melakukan safty briefing setiap hari sebelum memulai
pekerjaan
- Petugas K3 Konstruksi harus melakukan pelatihan K3 terkait bekerja pada ketinggian, K3
peralatan konstruksi dan penggunaan bahan kimia, analisis keselamatan pekerjaan, budaya
K3, simulasi K3
- Membuat spanduk/banner dan poster terkait rambu-rambu, peringatan, dan pengumuman
- Membuat papan informasi K3
3. Alat Pelindung Diri
- Seluruh pekerja dilingkungan proyek sesuai dengna jenis pekerjaan yang sedang
dilaksanakan harus menggunakan alat pelindung diri seperti topi pelindung/helm, peindung
mata, tameng muka, pelindung pernafasan dan mulut, sarung tangan, sepatu keselamatan,
dan rompi keselamatan.
- Seluruh tamu yang berada dilingkungan proyek harus menggunakan alat pelindung diri.
- Pekerja yang bekerja diketinggian harus menggunakan tali keselamatan (life line) dan
penahan jatuh (sefty deck).
- Kontraktor juga wajib menyiapkan sarana/prasarana pencegahan/penyebaran virus covid 19
dilingkungan proyek dan memberlakukan sosial distancing.
4. Asuransi
Kontraktor harus memastikan seluruh pekerja menjadi anggota BPJS atau asuransi kesehatan
lainnya. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja; (BERDASARKAN KEPMENAKER
NOMOR : KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga harian Proyek);
5. Fasilitas Sarana Kesehatan
- Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor.
- Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut
kebutuhan, termasuk sarana dan prasarana pencegahan penyebaran virus Covid 19 dengan
seorang petugas yang telah terlatih dalam soal –soal mengenai pertolongan pertama.
- Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
- Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
- Sehubungan dengan butir – butir diatas pada Kontraktor diwajibkan menyediakan alat
pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah – galah
secukupnya serta pemeliharaannya.
- Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya, khususnya
terhadap penyebaran virus Covid 19.
- Sejauh tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis ini maka Kontraktor harus mengikuti semua
ketentuan peraturan dan perundang-undngan yang berlaku.
6. Rambu-rambu
Kontraktor harus membuat dan memasang rambu-rambu K3 dalam area proyek yang terdiri dari
rambu petunjuk, rambu larangan, rambu peringatan, rambu kewajiban, rambu informasi, rambu
pekerjaan sementara, dll. Terbuat dari bahan yang tahan cuaca dan diletakkan pada area yang
mudah terlihat.
7. Pengendalian Risiko K3
Petugas K3 konstruksi harus melakukan pengendalalian resiko selama masa pelaksanaan
pekerjaan. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah : alat pemadam kebakaran ringan 10 kg, sirine,
Bendera K3, Jalur evakuasi, lampu darurat, program inspeksi dan audit internal, pelaporan dan
penyelidikan insiden.
Ruang Lingkup
1. Pembersihan
2. Pematokan
3. Galian dan timbunan tanah
4. Pemadatan
Metode Pelaksanaan
1. Pembersihan
a. Area pekerjaan harus dibersihkan, batang-batang pohon, akar-akar dan sebagainya harus
dibongkar pada kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di permukaan tanah asli atau
permukaan akhir/final grade (ditentukan oleh permukaan yang lebih rendah) dan
bersama-sama dengan seluruh sampah dalam segala bentuknya, harus dibuang pada
tempat yang telah ditetapkan oleh direksi/konsultan supervisi.
b. Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada tanah milik perorangan tanpa
izin khusus dari pemiliknya dan Kontraktor atas tanggungjawabnya menyingkirkan
pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula, asal ada persetujuan tertulis
dari pemiliknya.
c. Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran.
d. Pekerjaan dianggap selesai apabila hasilnya sudah diketahui dan disetujui oleh
Direksi/konsultan supervisi.
2. Pematokan
a. Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai, Kontraktor melakukan pematokan untuk
menetapkan as dan peil rencana serta batas.
b. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark yang
ada.
c. Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian diperiksa kembali bersama oleh
Kontraktor, konsultan supervisi dan Direksi.
d. Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8 cm dan panjang 60 cm ditancapkan
sedalam 50 cm dan bagian yang muncul diatas permukaan tanah setinggi 10 cm.
e. Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh pekerjaan, harus dibuat patok-patok referensi
pada tempat yang aman dan mudah terlihat.
3. Galian tanah
a. Pekerjaan galian tanah ini dilakukan pada daerah galian yang telah ditentukan oleh
konsultan supervisi/direksi pekerjaan yang akan digunakan untuk timbunan tanggul. Proses
penggalian menggunakan alat excavator yang dimasukkan kedalam dump truck dan
langsung dibawa menuju lokasi tanggul, ditumpahkan, diratakan menggunakan alat.
b. Tanah hasil galian yang tidak dipakai/terpakai untuk urugan dibuang ke tempat yang akan
ditetapkan oleh Direksi.
4. Tanah didatangkan
a. Tanah didatangkan dari luar lokasi proyek menggunakan dump truk langsung dibawa
menuju lokasi tanggul, ditumpahkan, diratakan menggunakan alat.
b. Material untuk urugan, harus material yang sesuai untuk itu dan disetujui konsultan
supervisi/direksi.
5. Pemadatan Tanah
a. Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, Kontraktor harus
melakukan percobaan pemadatan atas petunjuk konsultan psupervisi/direksi, pada jalur
dengan panjang dan lebar tertentu, dengan alat-alat dan material seperti yang sama yang
akan digunakan pada pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya. Tujuan dari percobaan
ini adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan dipakai dan hubungan
antara jumlah penggilasan dan kepadatan yang dapat dicapai untuk rencana material
urugan tertentu. Seluruh pembiayaan untuk percobaan ini ditanggung oleh Kontraktor.
b. Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah peil permukaan sub grade, harus dipadatkan
sampai 90% dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat dicapai dengan test
(AASHO T.99-70. Untuk mencapai kepadatan CBR 4% lapisan berikutnya tidak
boleh dihampar sebelum lapisan yang terdahulu disetujui oleh konsultan supervisi/direksi.
c. Lapisan dibawah permukaan sub grade kurang dari 30 cm harus dipadatkan hingga
mencapai 100% dari kepadatan (kering) maksimum menurut AASHO T.99-70 untuk
mencapai kepadatan CBR 4%.
d. Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot
(sprinker) dan dicampur/diaduk sampai merata (homogen). Material urugan yang
mempunyai kadar air lebih tinggi dari seharusnya tidak boleh dipadatkan
sebelum cukup di keringkan dan disetujui oleh Direksi untuk dipakai. Pekerjaan
pemadatan tanah urugan tadi harus dilakukan pada kadar air optimum sesuai
dengan sifat alat-alat pemadatanyang tersedia. Pada pelaksanaan, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang perlu agar pada pekerjaan tersebut air hujan
dapat mengalir dengan lancar.
e. Apabila konsultan supervisi/direksi meragukan hasil pemadatan, maka Kontraktor wajib
membuktikan hasil pemadatan lapis per lapis dengan test langsung di lapangan dan
dilaboratorium atas biaya Kontraktor. Laboratorium yang dipakai adalah laboratorium
mekanika tanah yang mempunyai izin usaha dan izin operasi resmi pada bidangnya.
f. Semua hasil pekerjaan akan dicek kembali terhadap patok-patok referensi.
g. Pekerjaan pengurugan tangguldianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari
konsultan supervisi/direksi.
Ruang Lingkup
1. Pekerjaan pasangan batu belah adk. 1:4
2. Pipa Drain/ Suling dia. 1 inch
3. Pekerjaan Plesteran
4. Pekerjaan beton; bagian ini meliputi seluruh tahapan/proses pekerjaan beton seperti :
pondasi beton, lantai/plat lantai beton, dinding beton, kolom dan sloof beton mutu K-100 s/d K-
300, termasuk pembesian/penulangan, bekisting dan perancah.
5. Finishing dan perawatan beton persyaratan yang telah ditentukan.
6. Pekerjaan Pembongkaran Beton Bertulang Eksisting
7. Pekerjaan handrill pipa galwanis dan pengecatan
Bahan
a. Batu yang digunakan adalah batu kali/batu belah hitam dengan ukuran 15-20 cm yang keras
tidak retak dengan permukaan kasar dan bersih dari lumpur/tanah.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh konsultan pengawas/Direksi dan memenuhi standard SK SNI T-15
1991.
e. Besi Beton
▪ Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu. U-32 tegangan Leleh
karakteristik minimum 3200 kg/cm2). Untuk Besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD)
U-24 tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2). Untuk besi Diameter 8 mm
s/d Diameter 19 mm (Besi Ulir) (BJTD).
▪ Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
konsultan supervisi/Direksi terlebih dahulu.
▪ Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat dengan ukuran gambar rencana.
Harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton
dipadatkan.
▪ Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran
garis tengah minimal 1 mm.
f. Bahan Campuran (additive) jika diperlukan
▪ Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture), kecuali yang
disebutkan tegas di dalam RKS dan gambar harus mendapat izin tertulis dari
konsultan supervisi/direksi. Untuk itu kontraktor diharuskan mengajukan permohonan tertulis
dengan menyertakan analisa kimiawinya dan bukti pemakaian di Indonesia selama 5
tahun terakhir. Bahan campuran tambahan beton yang dipakai harus sesuai dengan
iklim tropis dan memenuhi persyaratan ASTM C-494 jenis B dan D sekaligus
sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
▪ Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Pemakaian additive ini
tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.
▪ Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal sama sekali tidak boleh
dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah tidak boleh mempergunakan
waterproofer yang mengandung garam.
h. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan didalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Balok sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1,5 cm
i. Mutu Beton
▪ Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah : mutu beton fc’ = 7,4 Mpa (K-
100), mutu beton fc’ = 9,8 Mpa (K-125), beton m utu fc’ = 14,5 Mpa (K-175), fc’ = 19,23
Mpa (K-225), fc’ = 21,7 Mpa (K-250). Untuk mutu dab volume beton yang digunakan
masing-masing mengacu pada Bill of Quantity (BoQ) Sebelum dilaksanakanya pekerjaan
beton harus ada perhitungan mix disain untuk komposisi campuran mutu beton yang
akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton tersebut.
2. Campuran Beton
▪ Dibuat dengan perbandingan volume sbb :
Campuran Penggunaan
B1 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap air seperti plat atap,
luifel dan bak-bak air.
▪ Beton harus dibentuk dari campuran semen Portland (PC), pasir beton, kerikil dan
air seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
▪ Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan
dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh
konsultan supervisi/Direksi Teknik. Adukan beton dan Pengangkutan Pengadukan harus
dilakukan dengan mesin pengaduk (Mixer). Komposisi campuran dari masing masing
material seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran yang sudah
disetujui konsultan pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix.
▪ Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, beton masih
mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi dan tidak terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Kontraktor
harus mendapat persetujuan konsultan supervisi/Direksi atas pengaturan yang
direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
▪ Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada
Tabel 5.35.3 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan- pekerjaan tersebut harus
diperbaiki. Konsultan supervisi/Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-
cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik,
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk
dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
▪ Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan bahan yang bisa menyebabkan
perobahan nilai slump.
▪ Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan
maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis
tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis
alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan harus dengan
persetujuan konsultan supervisi/Direksi.
▪ Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan,
Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan dan terik sinar matahari sebelum
pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35° C Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan konsultan supervisi/Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan
kurang dari 35 °C, misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari
matahari atau menyemprot air pada bahan batuan dan bekisting
3. Perawatan Beton
▪ Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang dari 7 hari, Kontraktor
harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah
pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau
tumbukan dan air tanah yang merusak.
▪ Jika tidak ditentukan lain oleh konsultan supervisi/Direksi, permukaan beton yang kelihatan
harus dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari. Permukaan seperti
itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus segera ditutup dengan goni yang
dibasahkan atau pasir atau lain bahan yang mungkin disetujui konsultan supervisi/Direksi.
4. Pengujian Beton
▪ Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI – 1971. Kekuatan tekan dari
beton ditetapkan konsultan Pengawas dengan silinder berukuran 15x30 cm atau
kubus berukuran 15x15 cm.
▪ Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna keperluan guna pengujian yang
representative, frekwensi pengujian ditetapkan konsultan Pengawas berdasarkan
tingkat pengecoran dan struktur.
▪ Meskipun hasil pengujian kubus- kubus beton seperti diuraikan diatas memuaskan,
konsultan Pengawas berhak menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut : Konstruksi beton yang sangat keropos, Bentuk dan posisi beton tidak sesuai
dengan yang tidak ditunjukkan dalam gambar, Konstruksi yang tidak tegak lurus atau
rata, seperti yang direncanakan.
▪ Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cm.
6. Pembongkaran Begisting/Cetakan/Acuan
▪ Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk
konsultan Pengawas.
▪ Beton yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan
dibongkar, permukaan beton diperiksa. Jika terdapat kemungkinan yang cacat, harus
segera diperbaiki, diplester dengan campuran sedemikian rupa hingga sesuai dengan
warna, tekstur dan rupanya dengan permukaan beton yang berdekatan. Hal ini perlu
diperhatikan, terutama untuk beton exposed.
▪ Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan dan
disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Ruang Lingkup
▪ Pekerjaan galian tanah
▪ Pekerjaan pasangan batu
▪ Pekerjaan plesteran dan acian
▪ Pekerjaan bekisting
▪ Pekerjaan pembesian
▪ Pekerjaan beton
▪ Pekerjaan handling dan pemancangan sheet piles
▪ Pembobokan top sheet pile beton
▪ Pembesian Capping Beam
Bahan
1. Untuk pekerjaan pasangan batu, plesteran, bekisting, pembesian dan pasangan beton, bahan
yang digunakan sebagaimana poin III.4.2 diatas
3. Alat yang digunakan adalah crawler crane + hammer dan truck pengangut sheet piles.
Metode Pelaksanaan
Ruang Lingkup
- Pengadaan dan pemasangan geomembrane
- Pengadaan dan pemasangan geotextile
- Penghamparan batu pecah 5/7
- Penataan sel sampah eksisting
- Perbaikan Pipa Gas Venting
Bahan
1. Geomembrane
Material HDPE Geomembrane harus memiliki gambaran umum sebagai berikut :
- Material Geomembrane terbuat dari lembaran HDPE (High Density Polyethylene).
- Material diproduksi dengan cara flat extrusion (flat die).
- Material geomembrane memiliki lapisan / lembaran film selebar 125 mm disepanjang tepi
overlap, dengan tujuan untuk menjaga kebersihan dan kualitas pengelasan.
Nilai fisik / data teknis yang harus dipenuhi oleh material HDPE Geomembrane :
Material non woven geotextile – proteksi terbuat dari bahan polypropylene (PP) yang diproduksi
dengan menggunakan proses needle punch / mechanical bonded.
Material Non-Woven Geotextile – Filtrasi terbuat dari bahan polypropylene (PP) atau Polyester
(PES) yang diproduksi dengan menggunakan proses needle punch / mechanical bonded.
Material Non-Woven Geotextile harus memiliki sertifikat Filter Stabil / resistant dari lembaga
independen international.
4. Spesifikasi Khusus
- Surat pernyataan GARANSI dari Pabrikan (bukan supplier) (ASLI) untuk seluruh material
tersebut diatas selama 10 (sepuluh) tahun.
- Pabrikan (bukan supplier) harus memiliki sertifikat standar produksi ISO 9001 (2000). (copy)
- Surat dukungan ASLI dari supplier serta aplikator kepada kontraktor peserta tender, dan
suplier tersebut harus melampirkan surat penunjukan resmi dari Pabrikan (bukan supplier)
(ASLI) untuk mensuplai dan mengerjakan proyek ini (nama proyek disebutkan).
- Kontraktor wajib melampirkan semua teknikal data dan spesifikasi ASLI yang dikeluarkan
oleh Pabrikan (bukan supplier) (dalam bentuk surat resmi dari Pabrikan (bukan supplier))
dari setiap material seperti tersebut diatas pada saat pemasukan tender dokumen.
- Kontraktor tidak dibenarkan untuk melakukan pembelian material sebelum ada persetujuan
dari pemberi tugas. Kontraktor harus mengajukan proposal pengajuan barang kepada
Direksi dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum barang dipesan
kepada suplier.
- Dalam pengajuan persetujuan material, kontraktor harus memberikan waktu yang cukup
untuk prosedur pengajuan tersebut dan juga harus mempertimbangkan waktu pengadaan
barang (impor), waktu produksi hingga waktu pengiriman ke lapangan. Keterlambatan yang
disebabkan karena masalah persetujuan dan pengadaan barang akan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari kontraktor.
- Pada saat pemasukan dokumen tender, peserta tender harus sudah menentukan dengan
jelas JENIS, MEREK, PABRIKAN (Bukan Supplier) dan SPESIFIKASI MATERIAL yang
sesuai dan mencantumkan nama supplier / aplikator.
- Dokumen-dokumen yang wajib dilampirkan oleh Peserta Tender adalah sebagai berikut :
• Surat Penunjukan dari Pabrikan (bukan supplier) kepada supplier (harus ASLI) sebagai
supplier dan aplikator resmi untuk pekerjaan Optimalisasi TPA Natar Pabrikan (bukan
supplier))
• Surat ASLI dari Pabrikan (bukan supplier) menyatakan beberapa hal seperti :
- Nama semua material yang disuplai dan pernyataan bahwa semua material
geosynthetics tersebut berasal dari satu pabrik.
- Atau surat persetujuan dari Pabrikan (bukan supplier) untuk perhitungan analisa
stabilitas dengan material geosynthetics lain.
- Pernyataan akan jaminan/garansi setiap material minimal 10 (sepuluh) tahun
• Surat ASLI dari Pabrikan (bukan supplier) yang mengkonfirmasikan nilai / data teknis dari
masing masing material ( Isi form sesuai item spesifikasi yang diminta)
• Copy sertifikat ISO 9001 : 2000 Pabrikan (bukan supplier)
• Copy sertifikat dari lembaga independen antara lain dari :
- BBA sertifikat untuk material GCL.
• Pernyataan dari Pabrikan (bukan supplier) (ASLI) bahwa material HDPE Geomembrane
yang akan disuplai ke proyek Optimalisasi TPA Natar adalah dengan proses FLAT (DIE)
EXTRUSION, bukan blown sheet.
• Surat Pernyataan ASLI dari Pabrikan (bukan supplier), bahwa pada saat awal
pemasangan akan ada wakil resmi dari Pabrikan (bukan supplier), yang akan datang di
lokasi proyek dan mengkonfirmasi tentang keaslian material yang telah disuplai tersebut.
Apabila jumlah Pabrikan (bukan supplier) lebih dari satu, maka surat konfirmasi harus
dari setiap Pabrikan (bukan supplier).
- Suplier / Aplikator harus memiliki surat penunjukkan resmi dari Pabrikan (bukan supplier)
untuk proyek Optimalisasi TPA Natar (ASLI).
- Suplier harus memberikan surat dukungan / kerjasama kepada peserta tender (ASLI).
- Suplier harus melampirkan foto-foto / gambar peralatan serta alat testing, dan brosur untuk
mesin yang akan digunakan.
- Supplier harus melampirkan copy bukti kepemilikan pembelian mesin dan alat testing untuk
pemasangan HDPE Geomembrane dan peralatan testing sesuai dengan yang tercantum
pada persyaratan Peralatan di bawah.
Metode Pelaksanaan
1. Penghamparan Lembaran Geomembrane.
- Lembaran Geomembrane dihamparkan pada permukaan yang akan dilapis Geomembrane
dengan menggunakan balok penghampar yang dipasang pada excavator atau
menggunakan alat lain yang disetujui oleh Engineer.
- Peralatan-peralatan yang digunakan tidak menyebabkan kerusakan pada Geomembrane
selama pengangkatan, pengangkutan dan penghamparan.
- Pelaksana instalasi yang bekerja diatas Geomembrane tidak diperkenankan merokok dan
menggunakan alas kaki yang dapat merusak Geomembrane.
- Metode yang digunakan untuk penghamparan lembaran Geomembrane tidak menyebabkan
penggoresan atau lipatan di lembaran Geomembrane dan tidak menyebabkan kerusakan
tanah pendukungnya
- Pemberat (e.g : kantong berisi pasir atau yang semacam yang tidak merusak
Geomembrane) diletakkan diatas lembaran Geomembrane untuk mencegah lembaran
tersebut terangkat oleh angin (pada kasus dimana kekuatan angin sangat besar, pemberat
disarankan diletakan menerus di sepanjang bagian tepi panel lembaran Geomembrane
untuk mengurangi resiko angin bertiup di bawah panel).
- Pada penghamparan Geomembrane dengan cara manual menggunakan tenaga manusia
maka diperlukan penyiapan lahan untuk penggelaran pada yang berdekatan dengan kolam.
Tanah dasar untuk penghamparan dan pemotongan material Geomembrane permukaannya
harus rata dan bersih dari obyek-obyek yang tajam, dan segala bentuk puing-puing yang
dapat menyebabkan kerusakan pada material Geomembrane.
2. Sistem penyambungan.
- Proses penyambungan yang diijinkan adalah menggunakan sistem Hot Shoe dan sistem
Extrusion welding.
- Cara ‘Extrusion’ yaitu cara penyambungan dengan mempergunakan batangan HDPE dan
alat pemanas seperti halnya metode las (pemanasan).
- Cara ‘Fusion’ yaitu cara penyambungan dengan alat Hot shoe yang memanaskan dua
lembar Geomembrane (overlaping) sehingga menyatu.
- Perlu menjadi perhatian dalam penempatan arah sambungan pada penyambungan di
bagian lereng yaitu dari atas ke bawah dan bukan arah melintang lereng. Dibagian sudut
dan pada geometris yang tidak beraturan penyambungan harus sesedikit mungkin.
- Sambungan T tidak boleh lebih dekat dari 5 ‘ (feet) dari ujung bagian kaki lereng.
Penyambungan ditempatkan dan harus dihindari kerutan dan ‘mulut ikan’. Apabila terdapat
kerutan dan ‘mulut ikan’ (fish mouth) maka harus dipotong dan ditutup dengan lembaran
Geomembrane (cap-stripped).
3. Overlap.
- Panel Geomembrane menggunakan overlap minimum 4“ (inches) pada penyambungan
dengan cara Hot Shoe dan 3" (inches) pada penyambungan dengan cara Extrusion.
- Cairan pembersih tidak boleh digunakan pada saat membersihkan bagian overlap pada
proses penyambungan.
- Peralatan yang digunakan pada penyambungan Geomembrane dan assesorisnya.
- Alat penyambung yang diijinkan adalah alat penyambung Hot Shoe dan alat Extrusion.
4. Penghamparan Geotextile
- Di tahap ini,geotextile harus digelar secara melintang dijalan.
- Setelah itu,geotextile harus dihampar ditanah tanpa gelombang/kerutan. Pada lahan yang
luas geotextile bisa dipasang fleksibel (melintang atau memanjang)
- Geotextile bisa dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Ini tujuannya untuk
lokasi yg sulit dilakukan pemotongan dan penyambungan.
5. Penyambungan Geotextile
- Penyambungan geotextile yang satu dengan yang lain bisa dilakukan dengan cara saling
melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (sewn)
- Dengan metode overlapp,jarak minimal adalah 30-100 cm.
- Penjahitan panel geotextile bisa dilakukan dilapangan memakai mesin jahit portable atau
tenaga generator
Ruang Lingkup
- Pekerjaan timbunan tanah
- Pekerjaan paving block
- Lantai kerja
- Perkerasan jalan beton K-100 dan K-250
- Pekerjaan bekisting dan pembesian
Bahan
- Tanah timbunan
- Untuk pekerjaan bekisting, pembesian, lantai kerja dan beton, bahan yang digunakan
sebagaimana poin III.4.2
- Paving block t = 8 cm, K-175
Metode Pelaksanaan
1. Pekerjaan timbunan tanah peninggian elevasi lantai jalan inspeksi kolam lindi
Untuk pekerjaan ini dapat dilihat pada metode pelaksanaan poin III.4.1 diatas
Ruang Lingkup
- Pekerjaan galian tanah
- Pekerjaan Lantai Kerja
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan bekisting dan pembesian
- Pekerjaan pasangan batu
- Pekerjaan plesteran dan acian
- Pekerjaan pasangan buis beton
Bahan
- Tanah timbunan
- Untuk pekerjaan pasangan batu, plesteran, bekisting, pembesian, lantai kerja dan beton, bahan
yang digunakan lihat metode pelaksanaan poin III.4.1 dan III.4.2 spesifikasi teknis ini.
- Buis beton dia. 80 cm
Metode Pelaksanaan
1. Untuk pekerjaan saluran drainase ini lihat metode pelaksanaan poin III.4.1 dan III.4.2 spesifikasi
teknis ini.
Ruang Lingkup
- Pekerjaan dewatering dan Pembersihan dinding kolam
- Pembersihan acian dinding kolam
- Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE 12’
- Pengadaan dan pemasangan elbow 90 pipa HDPE 12’
- Pekerjaan pasangan batu bata, Plesteran dan acian
- Bekisting, pembesian dan beton
- Pekerjaan pengecatan dinding
Bahan
- Cat dinding luar (exterior) + kuas
- Pipa HDPE dia.12”
- Elbow 90 Pipa HDPE dia.12”
- Batu bata, dan
- Untuk pekerjaan galian, pasangan batu, plesteran, bekisting, pembesian, lantai kerja dan beton,
bahan yang digunakan lihat metode pelaksanaan poin III.4.1 dan III.4.2 spesifikasi teknis ini.
Metode Pelaksanaan
1. Dewatering dan Pembersihan Dinding Kolam
Metode dewatering yang digunakan pada IPL dengan metode open pumping. Metode open
pumping yakni metode yang dilakukan dengan mengumpulkan air permukaan di bagian tepi
dengan menggunakan kolektor. Air kemudian dipompa keluar melalui sumur/selokan yang
mengarah ke badan air terdekat, adapun metode pelaksanaannya sebagai berikut :
- Siapkan saluran untuk mengalirkan air yang dipompa, sejak sebelum pemompaan dilakukan
- Gunakan pompa berjenis pompa lumpur berjenis submersible drainage dikarenakan material
yang akan dipompakan pada dasar IPL sudah terjadi pengendapan (lumpur)
- Letakkan posisi pompa pada bagian terendah dasar kolam IPL
- Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil/ selokan tandon air untuk tempat pompa isap.
- Bila area dewatering sangat luas, dapat dilakukan secara bertahap atau menggunakan lebih
dari 1 unit pompa untuk mengefisiensi waktu pelaksanaan pekerjaan
2. Untuk pekerjaan galian, pasangan batu, plesteran, bekisting, pembesian, lantai kerja dan beton,
bahan yang digunakan lihat metode pelaksanaan poin III.4.1 dan III.4.2 spesifikasi teknis ini.
Ruang Lingkup
- Pekerjaan pasangan batu belah
- Pekerjaan beton, pembesian dan bekisting
- Pekerjaan Plesteran + Acian
- Pekerjaan Tangga Inspeksi
- Pekerjaan Pengecatan Tangga
Bahan
- Bahan untuk pasangan batu belah dan pekerjaan pembetonan, pembesian dan bekisting bahan
yang digunakan dapat lihat metode pelaksanaan poin III.4.2 spesifikasi teknis ini.
- Bahan yang digunakan untuk tangga inspeksi sebagai berikut :
• Ralling Pipa : Pipa Galvanis 1,5”
• Tiang Ralling : Pipa Galvanis 1,5”
• Tiang Utama : Pipa Baja Diameter 4”
• Profil Baja Siku
• Plat Boardess
• Cat Besi + kuas
Metode Pelaksanaan
1. Untuk pekerjaan pasangan batu, plesteran, bekisting, pembesian dan pasangan beton ini lihat
metode pelaksanaan poin III.4.1 dan III.4.2 spesifikasi teknis ini.